hand out sapi perah lengkap

148
PRODUK Program Hib Pro FAK UNIV KSI TERNAK PE bah Penulisan Buku Ajar Tahun Penyusun of. Dr. Ir. Ambo Ako, M.Sc. AKULTAS PETERNAKAN VERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011 i ERAH n 2011

Upload: khoirotur-rohmah

Post on 22-Oct-2015

130 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hand Out Sapi Perah Lengkap

PRODUKSI TERNAK PERAH

Program Hibah Penulisan Buku Ajar Tahun 2011

Prof. Dr. Ir. Ambo Ako, M.Sc.

FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS HASANUDDIN

PRODUKSI TERNAK PERAH

Program Hibah Penulisan Buku Ajar Tahun 2011

Penyusun

Prof. Dr. Ir. Ambo Ako, M.Sc.

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2011

i

PRODUKSI TERNAK PERAH

Program Hibah Penulisan Buku Ajar Tahun 2011

Page 2: Hand Out Sapi Perah Lengkap

ii

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar, 90245 (Gedung Perpustakaan Unhas Lantai Dasar)

Telp. (0411) 586 200, Ext. 1064 Fax. (0411) 585 188 e-mail : [email protected]

HALAMAN PENGESAHAN

HIBAH PENULISAN BUKU AJAR BAGI TENAGA AKADEMIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2011

Judul Buku Ajar : Produksi Ternak Perah Nama Lengkap : Prof. Dr. Ir. Ambo Ako, M.Sc N I P : 19641231 198903 1 026 Pangkat/Golongan : Pembina Utama Muda/ IV.c Jurusan/Bagian/Program Studi : Produksi Ternak Fakultas/Universitas : Peternakan/Univesitas Hasanuddin Alamat e-mail : [email protected] Biaya : Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah) Dibiayai oleh dana DIPA BLU Universitas

Hasanuddin tahun 2011 Sesuai SK Rektor Unhas Nomor: ......../H4.2.KU.10/ 2011 Tanggal.................

Makassar, November 2011 Dekan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin,

Penulis,

Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc. NIP. 19520923 197903 1 002

Prof. Dr. Ir. Ambo Ako, M.Sc. NIP. 19641231 198903 1 026

Mengetahui:

Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan (LKPP) Universitas Hasanuddin,

Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc NIP. 19630501 198803 1 004

Page 3: Hand Out Sapi Perah Lengkap

iii

KATA PENGANTAR

Setiap perguruan tinggi termasuk Universitas Hasanuddin, diperhadapkan pada

tantangan untuk melakukan transformasi, baik dalam metode maupun substansi

pembelajaran demi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mewujudkan

penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan, yaitu memiliki sistem

pendidikan yang handal melalui penyelenggaraan proses pembelajaran berbasis pada

pendekatan learning.

Dalam upaya meningkatkan kapasitas belajar mahasiswa sangat ditentukan oleh

keaktifan dan kemampuan untuk memanfaatkan literaratur dari berbagai sumber,

termasuk literatur yang mudah diperoleh berupa buku ajar setiap mata ajaran. Pada

Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin masih menunjukkan proses pembelajaran

(mahasiswa dituntut aktif) belum optimal karena salah satunya adalah belum maksimal

terlaksananya penyusunan buku ajar sebagai salah satu bentuk proses pendekatan

metode pembelajaran learning.

Mata Kuliah Produksi Ternak Perah merupakan mata kuliah wajib pada Fakultas

Peternakan yang menjelaskan tentang menganalisis dan mengaplikasikan proses

produksi pada ternak perah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta penanganan

dan pemasaran hasil produksi. Dalam penyajian mata kuliah ini memerlukan penjelasan

yang lebih atraktif, detail, jelas dan mudah dimengerti. Oleh karena itu, sistem

pembelajaran matakuliah Produksi Ternak Perah dengan pendekatan SCL ini

memungkinkan mahasiswa lebih aktif berdiskusi, lebih atraktif dan reflektif dalam

penyajian, cepat dan jelas dalam mengakses materi dan literatur perkuliahan, sehingga

proses pembelajaran dengan metode learning dapat tercapai.

Penyediaan buku ajar pada mata kuliah Produksi Ternak Perah bagi mahasiswa

mutlak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dalam proses pembelajaran yang

optimal. Perubahan dan pembaruan materi pembelajaran akan menjamin keberlanjutan

minat dan motivasi mahasiswa Fakultas Peternakan untuk terus memperluas

wawasannya dengan cara yang lebih aktif.

Penyusun,

Page 4: Hand Out Sapi Perah Lengkap

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. ii

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. iii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. iv

DAFTAR TABEL ………………..………………………………………. v

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. vi

BAB. 1 PENDAHULUAN ……….…….……………………………… Viii

BAB. 2 PENDIRIAN USAHA TERNAK PERAH ………..…………… 1

BAB.3 BANGSA-BANGSA TERNAK PERAH .................................

BAB. 4 KOMPONEN DAN NILAI GIZI SERTA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN KUALITAS AIR SUSU ……….....……………………...

9 31

BAB. 5 KEBUTUHAN ZAT-ZAT MAKANAN PADA TERNAK PERAH ………………………………………………………….

BAB. 6 BAHAN MAKANAN (PAKAN) PADA TERNAK PERAH … BAB. 7 SISTEM PENCERNAAN PADA TERNAK PERAH .............. BAB. 8 BANGUNAN KANDANG DAN PERLENGKAPAN PADA TERNAK PERAH ……....……………………………..

44 51 65 71

BAB. 9 METODE PEMERAHAN .....................................................

85

BAB. 10 PENYAKIT PADA TERNAK PERAH DAN PENGENDALIANNYA …………………..............………...…

92

BAB. 11 PENANGANAN DAN PEMASARAN AIR SUSU ………….

108

BAB. 12 BETERNAK KERBAU PERAH ….………………………….. 115

Page 5: Hand Out Sapi Perah Lengkap

v

DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 1. Efisiensi Berbagai Jenis Ternak dalam Merubah Makanan

Ternak Menjadi Protein Hewani dan Kalori ……………….. 3 Tabel 2. Komposisi Susu Berbagai Spesies ……………………….. 33

Tabel 3. Komposisi Susu Berbagai Bangsa Sapi ……………………. 37

Page 6: Hand Out Sapi Perah Lengkap

vi

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Gambar 1. Sapi Friesian Holstein/Fries Holland (FH) …………………… 10

Gambar 2. Sapi Yersey ….…………………………………………………. 11

Gambar 3. Sapi Guernsey .………………………………………………… 11

Gambar 4. Sapi Ayrshire ……………………………………………………. 12

Gambar 5. Sapi Brown Swiss ……………………………………………… 13

Gambar 6. Sapi Red Sindhi ……………………………………………….. 13

Gambar 7. Sapi Sahiwal ……………………………………………………. 14

Gambar 8. Kambing Nubian ……………………………………………….. 15

Gambar 9. Kambing Maradi ……………………………………………….. 16

Gambar 10. Kambing Somali Arab …………………………………………. 16

Gambar 11. Kambing Damascus …………………………………………… 17

Gambar 12. Kambing Mamber ……………………………………………… 18

Gambar 13. Kambing Jamnapari (Kambing Ettawa) ……………………… 18

Gambar 14. Kambing Beetal ………………………………………………… 19

Gambar 15. Kambing Osmenabad …………………………………………. 20

Gambar 16. Kambing Barbari ………………………………………………. 20

Gambar 17. Kambing Malabar ………………………………………………. 21

Gambar 18. Kambing Kamori ……………………………………………….. 21

Gambar 19. Kambing Ma Tou ……………………………………………….. 22

Gambar 20. Kambing Saanen ……………………………………………….. 22

Gambar 21. Kambing Alpen …………………………………………………. 23

Gambar 22. Kambing Tuggenburg ………………………………………….. 24

Gambar 23. Kerbau Murrah …………………………………………………… 24

Gambar 24. Kerbau Nili – Ravi ………………………………………………. 25

Gambar 25. Kerbau Mehsana ………………………………………………. 26

Gambar 26. Kerbau Surti …………………………………………………….. 27

Gambar 27. Kerbau Zaffarabadi atau Jafarabadi …………………………. 28

Gambar 28. Pasture untuk Ternak Perah ………………………………….. 53

Gambar 29. Pemotongan Rumput untuk Soilage ………………………….. 55

Gambar 30. Poses Pembuatan Silase ……………………………………… 56

Gambar 31. Budidaya Jagung untuk Pakan Ternak ………………………. 56

Gambar 32. Budidaya Sorgum untuk Pakan Ternak ………………………. 57

Gambar 33. Penyimpanan Hay ………………………………………………. 58

Page 7: Hand Out Sapi Perah Lengkap

vii

Gambar 34. Kandang yang Ideal untuk Sapi Perah ……………………….. 73

Gambar 35. Kandang Sapi Dewasa …………………………………………. 77

Gambar 36. Kandang Pedet Sapi Perah ……………………………………. 78

Gambar 37. Tipe Kandang Sapi Perah ……………………………………… 79

Gambar 38. Peralatan Susu ………………………………………………….. 81

Gambar 39. Metode Pemerahan dengan Menggunakan Mesin ………….. 86

Gambar 40. Bentuk Air Susu untuk Dipasarkan ………………………........ 111

Page 8: Hand Out Sapi Perah Lengkap

viii

BAB 1 PENDAHULUAN

PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI

1. Knowledgeable and skilful graduate (lulusan berpengetahuan dan trampil) 2. Manager 3. Enterpreneur

KOMPETENSI LULUSAN

Profil Utama Pendukung Lainnya

Knowledgeable and skillful worker (lulusan berpengetahuan dan trampil)

1. Menguasai dan mampu menerapkan IPTEKS peternakan

2. Mampu menganalisis, menginterpretasi dan memecahkan masalah di bidang peternakan

3. Mampu mengikuti perkembangan IPTEKS

4. Mampu bekerjasama dan beradaptasi dalam lingkungan kerja

1. Berkarakter dan memiliki wawasan kebangsaan

2. Mampu memanfaatkan dan menggunakan Teknologi Informasi dan komunikasi

1. Memiliki kemampuan berbahasa asing

Manager

1. Mampu berkomunikasi secara efektif

2. Mampu mengelola dan memimpin usaha peternakan

3. Mampu memotivasi dan menggerakkan masyarakat dalam pengembangan peternakan

1. Memahami dan toleransi terhadap budaya lokal

1. Mampu mengorganisasi dan mengembangkan kelembagaan peternakan

Page 9: Hand Out Sapi Perah Lengkap

ix

Enterprenuer

1. Mampu memulai dan mengembangkan bisnis berbasis teknologi

2. Mampu membangun jaringan usaha/ interkoneksitas

1. Mampu mengevaluasi usaha bisnis

2. Mampu memasarkan hasil usaha

1. Memiliki moralitas, etika, akhlak.

2. Mampu mencari pendanaan usaha

Page 10: Hand Out Sapi Perah Lengkap

x

RANCANGAN PEMBELAJA

RAN BERBASIS SCL

MATAKULIAH : PRODUKSI T

ERNAK PERAH

Kompetensi Utama

: Menguasai dan mampu menerapkan IPTEKS peternakan.

Kompetensi Pendukung

: Mampu memanfaatkan dan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.

Kompetensi Lainnya (Institusial) : Mampu mengorganisasi dan mengembangkan kelembagaan peternakan.

Sasaran Belajar

: Mampu menganalisis dan mengaplikasikan proses produksi pada ternak perah dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya serta penanganan dan pemasaran hasil produksi.

Page 11: Hand Out Sapi Perah Lengkap

xi

(1)

Minggu

ke:

(2)

Sas

aran

Pem

belajaran

(3)

Materi

Pem

belajaran

(4)

Strateg

i Pem

belajaran

(5)

Kriteria

Pen

ilaian

(6)

Bobot

Nila

i (%)

1 Menjelaskan kontak belajar dan bentuk

pembelajaran yang diterapkan dalam

proses pembelajaran, serta kriteria

penilaian

Menjelaskan syarat-syarat seorang

peternak Sapi perah.

Menjelaskan faktor-faktor yang

menguntungkan pada peternakan sapi

perah.

Menjelaskan bagaimana merencanakan

suatu usaha peternakan sapi perah.

Kontrak Pembelajaran

Pendirian usaha ternak perah

- Syarat-syarat seorang

peternak sapi perah.

- Faktor-faktor yang

menguntungkan pada

peternakan sapi perah

- Perencanaan usaha

peternakan sapi perah

- Kuliah

- Diskusi

- Kuliah

- Diskusi

2

Menjelaskan ciri-ciri dan asal beberapa

bangsa-bangsa sapi perah

Menjelaskan ciri-ciri dan asal beberapa

bangsa-bangsa kambing perah

Menjelaskan ciri-ciri dan asal beberapa

bangsa-bangsa kerbau perah.

B Bangsa-bangsa sapi perah

Bangsa-bangsa kambing

perah

Bangsa-bangsa kerbau perah

- Kuliah

- Tugas

mandiri

- Presentase

- Diskusi

Ketepatan waktu

penyetoran

tugas,

Kemutahiran isi

paper (tugas),

Keaktifan dalam

diskusi,

Kehadiran

5

Page 12: Hand Out Sapi Perah Lengkap

xii

3 s/d 4

Menjelaskan komponen-komponen dan

nilai gizi yang terkandung pada air susu

Menjelaskan faktor-faktor internal yang

mempengaruhi produksi dan kualitas air

susu.

Menjelaskan faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi produksi dan kualitas air

susu.

Komponen dan nilai gizi air

susu

Faktor-faktor internal yang

mempengaruhi produksi dan

kualitas air susu

Faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi produksi dan

kualitas air susu

- Kuliah

- Tugas

mandiri

- Presentase

- Diskusi

Ketepatan waktu

penyetoran

tugas,

Kemutahiran isi

paper (tugas),

Keaktifan dalam

diskusi,

Kehadiran

10

5 Menjelaskan kebutuhan zat-zat makanan

pada ternak ternak perah.

Menjelaskan kegunaan zat-zat makanan

pada ternak ternak perah.

Kebutuhan zat-zat makan

pada ternak perah

Kegunaan zat-zat makanan

pada ternak perah

- Kuliah

- Tugas

mandiri

- Presentase

- Diskusi

- Praktikum

Ketepatan waktu

penyetoran

tugas,

Kemutahiran isi

paper (tugas),

Keaktifan dalam

diskusi,

Kehadiran

5

6 Menjelaskan fungsi bahan pakan ternak

perah.

Menjelaskan sumber bahan pakan

utama pada ternak perah.

Menjelaskan sumber bahan pakan

tambahan (konsentrat) pada ternak

perah.

Bahan makanan (pakan) pada

ternak perah

Sumber bahan pakan utama

pada ternak perah

Sumber bahan pakan

tambahan (konsentrat) pada

ternak perah

- Kuliah

- Tugas

mandiri

- Presentase

- Diskusi

- Praktikum

Ketepatan waktu

penyetoran

tugas,

Kemutahiran isi

paper (tugas),

Keaktifan dalam

diskusi,

Kehadiran

5

Page 13: Hand Out Sapi Perah Lengkap

xiii

Menjelaskan jenis-jenis ransum pada

ternak perah.

Jenis-jenis ransum pada

ternak perah.

7

Menjelaskan tentang perkembangan

lambung ternak ruminansia.

Menjelaskan susunan alat pencernaan

dan pengaturan kebutuhan zat makanan

dalam tubuh hewan.

Menjelaskan proses fermentasi bahan

makanan dalam rumen.

Perkembangan lambung

ternak ruminansia.

Susunan alat pencernaan dan

pengaturan kebutuhan zat

makanan dalam tubuh hewan

Proses fermentasi bahan

makanan dalam rumen

- Kuliah

- Tugas

mandiri

- Presentase

- Diskusi

Ketepatan waktu

penyetoran

tugas,

Kemutahiran isi

paper (tugas),

Keaktifan dalam

diskusi,

Kehadiran

5

8 s/d 9

Menjelaskan fungsi kandang pada

peternakan sapi perah.

Menjelaskan bagaimana menentukan

lokasi dan syarat-syarat kandang pada

peternakan sapi perah.

Menjelaskan bagian-bagian kandang

dan peralatannya.

Menjelaskan jenis dan tipe kandang

pada peternakan sapi perah.

Fungsi Kandang

Penentuan lokasi dan syarat-

syarat kandang

Bagian-bagian kandang dan

peralatannya

Tipe-tipe kandang

- Kuliah

- Tugas

mandiri

- Presentase

- Diskusi

- Praktikum

Ketepatan waktu

penyetoran

tugas,

Kemutahiran isi

paper (tugas),

Keaktifan dalam

diskusi,

Kehadiran

10

Page 14: Hand Out Sapi Perah Lengkap

xiv

Menjelaskan kegunaan dan manfaat

kamar susu dan peralatan - peralatan

yang berkaitan dengan pengelolaan air

susu.

Kamar susu dan peralatannya.

10

Menjelaskan syarat-syarat dalam

melaksanakan pemerahan.

Menjelaskan persiapan-persiapan dalam

melaksakan pemerahan.

Menjelaskan bagaimana teknik

pemerahan yang baik.

Syarat-syarat pemerahan.

Persiapan dalam pemerahan.

Teknik pemerahan

- Kuliah

- Tugas

mandiri

- Presentase

- Diskusi

Ketepatan waktu

penyetoran

tugas,

Kemutahiran isi

paper (tugas),

Keaktifan dalam

diskusi,

Kehadiran

5

11 s/d

12

Menjelaskan; penyebab, cara penularan,

gejalah-gejalah, cara pencegahan dan

cara pengobatan terhadap beberapa

penyakit menular pada ternak sapi

perah.

Menjelaskan; penyebab, cara penularan,

gejalah-gejalah, cara pencegahan dan

cara pengobatan terhadap beberapa

penyakit kelamin pada ternak sapi perah.

Menyebutkan beberapa jenis parasit luar

dan parasit dalam yang biasa

menyerang pada ternak perah serta

tindakan-tindakan pengendalian

penyakit.

Jenis-jenis penyakit menular

pada sapi perah yang

diakibatkan oleh bakteri dan

virus.

Jenis-jenis penyakit pada sapi

perah yang diakibatkan oleh

parasit.

Model perawatan dan

pengendalian penyakit pada

ternak perah.

- Kuliah

- Tugas

mandiri

- Presentase

- Diskusi

Ketepatan waktu

penyetoran

tugas,

Kemutahiran isi

paper (tugas),

Keaktifan dalam

diskusi,

Kehadiran

10

Page 15: Hand Out Sapi Perah Lengkap

xv

13

Menjelaskan cara penanganan dan cara

mempertahankan kesehatan air susu.

Menjelaskan berbagai jenis/bentuk air

susu untuk dipasarkan.

Penanganan / kesehatan air

susu

Bentuk pemasaran air susu

- Kuliah

- Tugas

mandiri

- Presentase

- Diskusi

- Praktikum

Ketepatan waktu

penyetoran

tugas,

Kemutahiran isi

paper (tugas),

Keaktifan dalam

diskusi,

Kehadiran

5

14 s/d

15

Menjelaskan asal usul kerbau dan

komposisi susunya.

Menjelaskan sistem pemeliharaan pada

anak kerbau, kerbau dara, kerbau

bunting, kerbau beranak (laktasi), kerbau

kering, kerbau pejantan, anak kerbau

jantan dan pemeliharaan kerbau secara

umum.

Asal usul kerbau dan

komposisi air susunya

Sistem pemeliharaan kerbau

- Kuliah

- Tugas

mandiri

- Presentase

- Diskusi

Ketepatan waktu

penyetoran

tugas,

Kemutahiran isi

paper (tugas),

Keaktifan dalam

diskusi,

Kehadiran

10

16

Uji Kompetensi

Semua materi pembelajaran di

atas.

Ujian Test

(Ujian tertulis)

Ketepatan dan

kejelasan uraian,

deskripsi dan

contoh

30

Page 16: Hand Out Sapi Perah Lengkap

xvi

KONTRAK PEMBELAJARAN

Nama Mata Kuliah : Produksi Ternak Perah

Kode Mata Kuliah : 382I113

Pembelajar : Prof. Dr. Ir. Ambo Ako, M.Sc.

Semester : V dan VI

1. Manfaat Mata Kuliah

2. Deskripsi Mata Kuliah

3. Sasaran Pembelajaran

4. Strategi Pembelajaran

5. Materi/Bahan Bacaan

6. Tugas-tugas

7. Kriteria Penilaian

8. Norma Akademik

9. Jadwal Pembelajaran

Page 17: Hand Out Sapi Perah Lengkap

xvii

KONTRAK PEMBELAJARAN

Nama Mata Kuliah : Produksi Ternak Perah

Kode Mata Kuliah : 382I113

Pembelajar : Prof. Dr. Ir. Ambo Ako, M.Sc. (Koordinator)

Semester : V dan VI

1. MANFAAT MATA KULIAH

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah inti program studi Produksi Ternak

berdasarkan kurikulum kompentensi tahun 2011 yang berlaku pada Jurusan Produksi

Ternak Fakultas Peternakan, dan wajib bagi semua mahasiswa Fakultas Peternakan.

Matakuliah ini juga merupakan kelanjutan dari beberapa kelompok mata kuliah Ilmu

dan Keterampilan, yang mengintegrasikan pengetahuan tentang Anatomi Ternak,

Fisiologi Ternak, Manajemen Ternak Perah. Manfaat mata kuliah ini menjadi solusi

untuk menganalisis dan mengaplikasikan proses produksi pada ternak perah dan

faktor-faktor yang mempengaruhinya serta penanganan dan pemasaran hasil produksi

2. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini membahas tentang pentingnya ternak perah sebagai penghasil susu,

bangsa-bangsa sapi perah, kambing perah dan kerbau perah, produksi dan nilasi gizi

air susu serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, kebutuhan zat-zat makanan,

bahan pakan, sistem pencernaan, perkandangan, metode pemerahan, penyakit,

penanganan dan pemasaran air susu, serta beternak kerbau perah.

3. SASARAN PEMBELAJARAN

1. Menjelaskan kontak belajar dan bentuk pembelajaran serta metode penilaian

yang diterapkan dalam proses pembelajaran

2. Menjelaskan syarat-syarat seorang peternak sapi perah.

3. Menjelaskan faktor-faktor yang menguntungkan pada Peternakan sapi perah

4. Menjelaskan bagaimana merencanakan suatu usaha Peternakan sapi perah.

5. Menjelaskan ciri-ciri dan asal beberapa bangsa-bangsa sapi perah

Page 18: Hand Out Sapi Perah Lengkap

xviii

6. Menjelaskan ciri-ciri dan asal beberapa bangsa-bangsa kambing perah.

7. Menjelaskan ciri-ciri dan asal beberapa bangsa-bangsa kerbau perah.

8. Menjelaskan komponen-komponen dan nilai gizi yang terkandung pada air susu.

9. Menjelaskan faktor-faktor internal yang mempengaruhi produksi dan kualitas air

susu.

10. Menjelaskan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi produksi dan kualitas air

susu.

11. Menjelaskan kebutuhan zat-zat makanan pada ternak ternak perah.

12. Menjelaskan kegunaan zat-zat makanan pada ternak ternak perah.

13. Menjelaskan fungsi bahan pakan ternak perah.

14. Menjelaskan sumber bahan pakan utama pada ternak perah.

15. Menjelaskan sumber bahan pakan tambahan (konsentrat) pada ternak perah.

16. Menjelaskan jenis-jenis ransum pada ternak perah.

17. Menjelaskan tentang perkembangan lambung ternak ruminansia.

18. Menjelaskan susunan alat pencernaan dan pengaturan kebutuhan zat makanan

dalam tubuh hewan.

19. Menjelaskan proses fermentasi bahan makanan dalam rumen.

20. Menjelaskan fungsi kandang pada Peternakan sapi perah.

21. Menjelaskan bagaimana menentukan lokasi kandang dan syarat-syarat kandang

pada Peternakan sapi perah.

22. Menjelaskan bagian-bagian kandang dan peralatannya.

23. Menjelaskan jenis dan tipe kandang pada Peternakan sapi perah.

24. Menjelaskan kegunaan dan manfaat dari pada kamar susu dan peralatan-

peralatan yang berkaitan dengan pengelolaan air susu.

25. Menjelaskan; penyebab, cara penularan, gejalah-gejalah, cara pencegahan dan

cara pengobatan terhadap beberapa penyakit menular pada ternak sapi perah.

26. Menjelaskan penyebab, cara penularan, gejalah-gejalah, cara pencegahan dan

cara pengobatan terhadap beberapa penyakit kelamin pada ternak sapi perah.

27. Menyebutkan beberapa jenis parasit luar dan parasit dalam yang biasa

menyerang pada ternak perah.

28. Menjelaskan cara penanganan dan cara mempertahankan kesehatan air susu.

29. Menjelaskan berbagai jenis/bentuk air susu untuk dipasarkan.

30. Menjelaskan asal usul kerbau dan komposisi susunya.

Page 19: Hand Out Sapi Perah Lengkap

xix

31. Menjelaskan sistem pemeliharaan pada anak kerbau, kerbau dara, kerbau

bunting dan beranak (laktasi), kerbau kering, kerbau pejantan, anak kerbau

jantan, dan pemeliharaan kerbau secara umum.

32. Menjelaskan aspek-aspek yang harus dipenuhi dalam mendirikan usaha ternak

perah.

4. STRATEGI PEMBELAJARAN Mata kuliah ini menggunakan metode Kuliah interaktif yang dipadu dengan metode

Cooperative/Collaborative Learning pada topik yang menuntut keterampilan bekerja

secara Tim seperti pada penyelesaian tugas kajian pustaka dan penyusunan

Portfolio/laporan praktikum. Sedang, pada tugas-tugas yang bersifat kerja individu

digunakan metode kombinasi kuliah interaktif, dan atau Studi Kasus. Perkembangan

kemajuan peserta dipantau melalui aktivitas Tutorial dan presentasi di depan kelas.

5. ANALISIS KEBUTUHAN

PENDAHULUAN

BANGSA-BANGSA TERNAK PERAH

KOMPONEN DAN NILAI GIZI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN

KUALITAS AIR SUSU

PENDIRIAN USAHA TERNAK PERAH

KEBUTUHAN ZAT-ZAT MAKANAN PADA TERNAK PERAH

Page 20: Hand Out Sapi Perah Lengkap

xx

BAHAN MAKANAN (PAKAN) PADA TERNAK PERAH

SISTEM PENCERNAAN TERNAK PERAH

PENYAKIT PADA TERNAK PERAH DAN PENGENDALIANNYA

PENANGANAN DAN PEMASARAN AIR SUSU

ILMU PRODUKSI KERBAU PERAH

BANGUNAN KANDANG DAN PERLENGKAPAN PADA TERNAK PERAH

METODE PEMERAHAN

Page 21: Hand Out Sapi Perah Lengkap

1

BAB 2 PENDIRIAN USAHA TERNAK PERAH

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk menjadi peternak sapi perah yang baik dan berhasil dalam usahanya,

maka peternak harus mengetahui sifaf-sifat yang harus dimiliki oleh seseorang

peternak.

Berusaha dibidang ternak perah mempunyai keunggulan-keunggulan dan

keuntungan-keuntungan dibandingkan dengan usaha peternakan lainnya atau usaha

dibidang pertanian lainnya.

Faktor yang terpenting untuk sukses dalam peternakan sapi perah adalah

peternaknya sendiri. Mereka harus tahu bagaimana dalam menanam modal untuk

usaha peternakannya serta dapat menentukan keuntungan-keuntungan apa yang yang

didapat untuk tiap-tiap investment.

Peternak harus dapat mengetahui tatalaksana yang baik dan menentukan lokasi

peternakan yang baik, besarnya usaha peternakan, sapi-sapi yang dapat berproduksi

tinggi, pamakaian peralatan yang tepat, lahan yang subur/sesuai untuk tanaman hijauan

pakan serta pemasaran yang baik.

B. RUANG LINGKUP ISI

- Syarat-syarat seorang peternak sapi perah.

- Faktor-faktor yang menguntungkan pada peternakan sapi perah.

- Perencanaan usaha peternakan sapi perah

C. KAITAN BAB

Bab ini merupakan bab kedua sebagai pengantar bab-bab berikutnya. Dalam bab

ini akan membahas syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang peternak sapi perah,

beberapa factor yang menguntungkan dalam beternak sapi perah, serta faktor-faktor

yang penting diketahui dalam perencanaa usaha Peternakan sapi perah.

D. SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Menjelaskan syarat-syarat seorang peternak sapi perah.

2. Menjelaskan faktor-faktor yang menguntungkan pada peternakan sapi perah

3. Menjelaskan bagaimana merencanakan suatu usaha peternakan sapi perah.

Page 22: Hand Out Sapi Perah Lengkap

2

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

A. SYARAT-SYARAT SEORANG PETERNAK SAPI PERAH

Untuk menjadi peternak sapi perah yang baik dan berhasil dalam usahanya,

maka peternak harus memiliki sifaf-sifat sebagai berikut:

1. Mempunyai rasa sayang pada hewan. Hewan yang disayangi akan menjadi jinak

dan mudah pemeliharaannya, demikian pula bila hewan sakit secepatnya diobati.

2. Mempunyai ketekunan bekerja dari hari ke hari dalam waktu yang lama. Ketekunan

bekerja adalah syarat yang sangat perlu dalam beternak sapi perah.

3. Mempunyai pengetahuan tentang dasar-dasar pemuliaan sapi perah(system

perkawinan dan seleksi), pemberian makanan dan tatalaksana pemeliharaan sapi

perah yang baik. Seorang peternak harus mengetahui sapi mana yang baik

dijadikan bibit, dan mana yang harus diafkir. Demikian pula halnya sapi mana yang

harus diberi makanan secara ekonomis, dan menghasilkan susu yang maksimal.

4. Mengetahui hal-hal mengenai rumput atau hijauan pakan lainnya, cara-cara

menanam rumput dan tanaman pakan lainnya. Disamping itu memperhatikan hasil-

hasil pertanian yang dibutuhkan oleh sapi perah, misalnya dedak, jagung, bungkil

kelapa, bungkil kedelei dan lain-lain, sehingga dapat mengetahui bahan makanan

ternak mana yang ekonomis dipakai dalam ransum sapi perah.

5. Mempunyai jiwa atau semangat kerja sama serta hubungan yang baik dengan

peternak-peternak sapi perah lainnya. Dengan adanya sifat ini maka peternak akan

mudah bertukar pengalaman dan pengetahuan dalam beternak sapi perah.

Disamping itu, kerja sama akan memudahkan dalam pemasaran susu, pembelian

bahan-bahan pakan dan lainnya.

6. Dapat mengatasi kekecewaan. Suatu usaha peternakan tidak selalu berhasil dan

kegagalan merupakan pelajaran pada usaha yang akan datang. Seorang peternak

sapi perah yang baik akan cepat bangun dari kegagalan dan mencoba

mendapatkan keuntungan dari pengalamannya dan bila perlu berusaha untuk

mendapatkan kesuksesan dalam peternakannya.

7. Dapat mengambil keputusan –keputusan yang baik.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MENGUNTUNGKAN PADA PETERNAKAN SAPI PERAH Dibandingkan usaha peternakan lainnya, maka keuntungan-keuntungan

peternakan sapi perah adalah:

1. Peternakan sapi perah adalah suatu usaha yang tetap. Produksi susu dalam suatu

peternakan sapi perah tidak banyak bervariasi dari tahun ke tahun dibandingkan hasil

Page 23: Hand Out Sapi Perah Lengkap

3

pertanian lainnya dan biasanya tidak lebih dari 2 %. Konsumsi susu tidak banyak

berubah tiap harinya, tidak ada musiman dan harga susu dari tahun ke tahun tidak

banyak perubahan.

2. Sapi perah tidak ada bandingannya dalam efisiensi merubah makanan ternak

menjadi protein hewani dan kalori sebagaimana tertera dalam tabel di bawah ini:

Tabel 1. Efisiensi Berbagai Jenis Ternak dalam Merubah Makanan Ternak Menjadi Protein Hewani dan Kalori.

No Jenis Ternak Persentase Efisiensi

Protein Kalori

1

2

3

4

5

6

7

Sapi Perah

Ayam Broiler

Ayam Petelur

Babi

Kalkun

Sapi Daging

Biri-biri

33,6

16,7

15,6

12,7

12,3

8,5

5,4

25,8

5,8

10,4

4,6

5,6

2,6

2,1

Sumber: Ensminger, M. E. Dairy Cattle Science (1980).

Parameter lain bahwa sapi perah lebih efisien dari sapi daging adalah dapat

menghasilkan susu 4.500 liter per tahun, dimana dapat menyediakan zat-zat

makanan bagi manusia setara dengan dua ekor sapi jantan kebiri yang beratnya

masing 500 kg.

3. Jaminan pendapatan (income) yang tetap. Petani penghasil palawija, sayur-sayuran

mendapatkan hasil secara musiman, peternak sapi daging hasilnya sekali setahun,

sedangkan peternak sapi perah memperoleh pendapatan 2 minggu sekali atau

sebulan sekali secara tetap sepanjang tahun.

4. Penggunaan tenaga kerja yang tetap. Usaha ternak sapi perah menggunakan tenaga

kerja secara terus menerus sepanjang tahun, tidak ada waktu menganggur, sehingga

dapat memilih pekerja yang baik dan mengurangi pengangguran serta menambah

pendapatan seseorang, sedangkan pertanian menggunakan tenaga kerja musiman

dimana tergantung pada kegiatannya (pengolahan lahan, penanaman dan panen).

5. Sapi perah dapat menggunakan berbagai jenis hijauan yang tersedia atau sisa-sisa

hasil pertanian misalnya jerami jagung, dedak, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah,

ampas tahu, ampas bir, ampas kecap dan lain-lain.

Page 24: Hand Out Sapi Perah Lengkap

4

6. Kesuburan tanah dapat dipertahankan. Dengan memanfaatkan kotoran sapisebagai

pupuk maka fertilitas dan kondisi fisik tanah dapat diperhankan/ditingkatkan. Pupuk

kandang asal sapi perah lebih baik nilainya dari pada pupuk kandang sapi potong,

karena sapi perah banyak menggunakan biji-bijian.

C. PERECANAAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH Faktor yang terpenting untuk sukses dalam peternakan sapi perah adalah

peternaknya sendiri. Mereka harus tahu bagaimana dalam menanam modal untuk

usaha peternakannya serta dapat menentukan keuntungan-keuntungan apa yang yang

didapat untuk tiap-tiap investment.

Peternak harus dapat mengetahui tatalaksana yang baik dan menentukan lokasi

peternakan yang baik, besarnya usaha peternakan, sapi-sapi yang dapat berproduksi

tinggi, pamakaian peralatan yang tepat, lahan yang subur/sesuai untuk tanaman hijauan

pakan serta pemasaran yang baik.

Faktor-faktor yang penting dalam perencanaan usaha peternakan sapi perah

antara lain:

1. Mencari Pemasaran yang Baik

Untuk mendapatkan keuntungan yang baik dari penjualan susu, maka peternak

harus mencari tempat dimana pengangkutan/transport yang mudah atau mudah

memasarkan susu yang dihasilkan secara ekonomis dan cepat, karena susu merupakan

produk yang mudah/cepat busuk. Peternak harus dapat menyalurkan susu ke

konsumen atau membentuk koperasi distribusi penjualan susu. Dalam hal lain mereka

harus mencari pasaran pada tingkat harga yang lebih tinggi serta mempunyai reputasi

menjual hasil yang berkualitas tinggi.

Di suatu daerah, dimana permintaan akan susu segar sedikit, maka sebagian

produksi susu harus diolah menjadi suatu produk olahan seperti mentega, keju,

condensed milk, ice cream dan lain-lain. Usaha peternakan sapi perah harus dikerjakan

secara efisien dan efektif atau dapat dikombinasikan dengan jenis peternakan lain

seperti unggas, dan umumnya dapat dikombinasikan dengan komudi pertanian seperti

palawija.

2. Lahan dan Ketersediaan Air

Tipe lahan dimana peternakan akan didirikan merupakan hal yang penting dan

harus diselidiki tingkat kesuburan lahan tersebut. Dimana lahan yang subur dapat

menghasilkan produksi hijauan pakan yang melimpah untuk ketersediaan pakan sapi

perah tersebut secara kontinyu. Pada dasarnya lahan harus cocok untuk ditanami

Page 25: Hand Out Sapi Perah Lengkap

5

jagung, rumput-rumputan dan leguminosa. Disamping itu tipologi iklim (curah hujan dan

temperatur) perlu diperhatikan.

Hal penting yang tidak dapat diabaikan adalah tersedianya air bersih dalam

jumlah yang banyak, karena peternakan sapi perah selalu membutuhkan air untuk

minum, pembersihan kandang, sapi dan kamar susu serta pengairan tanaman pakan di

musim kemarau. Untuk setiap liter susu yang dihasilkan sapi membutuhkan air minum

sebanyak 3,5 – 4 liter.

3. Besarnya Usaha Peternakan

Besarnya usaha peternakan sapi perah tergantung pada luasnya lahan yang

tersedia dan daerah dimana peternakan tersebut didirikan. Di Indonesia, pada sekitar

kota-kota besarrata-rata sapi perah yang dipelihara 25 ekor, sedangkan pada daerah

pegunungan rata-rata sapi perah yang dipelihara 75 ekor per peternakan.

Di negara yang telah maju peternakannya dimana telah banyak memanfaatkan

peralatan mesin, seorang peternak dapat memelihara 40 – 50 ekor sapi perah tanpa

bantuan tenaga orang lain. Dengan system pemeliharaan yang baik, penambahan

jumlah sapi perah yang dipelihara dalam suatu peternakan pada umumnya akan

meningkatkan efisiensi perusahaan.

4. Tenaga Kerja

Usaha peternakan sapi perah modern harus mempunyai tenaga yang terampil dan

berpengalaman, karena itu diperlukan fasilitas perumahan untuk dapat menarik tenaga

tersebut dan bekerja dengan baik di perusahaan peternakan.

Guna mengukur efisiensi perusahaan peternakan, beberapa tahun yang lalu

dipakai ukuran produksi rata-rata per ekor sapi, tetapi akhir-akhir ini karena ongkos

produksi untuk tenaga kerjaberkisar 20 – 30 %, maka ukuran efisiensi dikaitkan dengan

produksi susu per hrktar tanah per tahun atau per orang pertahun. Di suatu negara

bagian di A.S., suatu peternakan sapi perah dengan 10 ekor sapi perah maka maka

seorang tenaga kerja yang produktif membutuhkan waktu 21 menit sehari per sapi,

tetapi suatu peternakan dengan 330 ekor sapi yang diperah dibutuhkan hanya 13 menit

per ekor per hari. Di Indonesia menurut Adisulistijo (1970) di Kotamadya Semarang dan

Kecamatan Ungaran seorang tenaga kerja menggunakan waktu untuk memelihara

seekor sapi 22,2 menit per hari pada golongan peternak kecil; 18,6 menit pada golongan

peternak sedang, dan pada golongan peternak besar 20,1 menit. Menurut Yapp dan

Nevans (1955) dengan sistem pemberian rumput “cut and carry”, maka seorang tenaga

kerja harus mampu melayani 10 – 12 ekor sapi perah dewasa.

Page 26: Hand Out Sapi Perah Lengkap

6

5. Sapi yang Berproduksi Tinggi

Walaupun perhatian banyak dicurahkan pada efisiensi penggunaan lahan dan

tenaga kerja, tetapi rata-rata produksi susu yang tinggi setiap sapi masih merupakan

faktor yang amat penting. Hendaknya sapi-sapi berproduksi tinggi yang seragam,

jangan sangat bervariasi, sebab usaha peternakan dengan produksi tinggi merata dan

menggunakan pejantan unggul yang baik, maka produksi susu dapat ditingkatkan dan

dipertahankan dari generasi ke generasi. Sebaliknya dengan produksi susu yang

bervariasi, maka sulit diharapkan produksi tinggi pada generasi yang akan datang. Pada

umumnya keuntungan yang diperoleh akan meningkat dengan meningkatnya produksi

susu, walaupun kebutuhan pakan untuk sapi-sapi yang berproduksi tinggi akan

bertambah.

6. Penggunaan Tanaman Pakan

Penggunaan tanaman pakan yang diproduksi sendiri perlu dimaksimumkan,

karena itu usaha peternakan sapi perah sangat memerlukan lahan untuk ditanami

tanaman pakan. Efisiensi produksi tergantung pada cara pemberian pakan yang

ekonomis, dan pakan hijauan, hay dan silase harus berasal dari tanaman sendiri,

sedangkan pakan konsentrat dapat dibeli dari luar. Grassland Farming dalam hal ini

penting dengan menggunakan pasture, hay dan silase secara maksimum sebagai

pakan sapi perah, sedangkan penggunaan pakan konsentrat secara minimum. Program

ini secara umum akan menurunkan biaya pakan, mempertahankan produksi susu

secara optimum dan mempertahankan kesuburan lahan. Rencana kerja ini sangat

menguntungkan untuk daerah atau tempat dimana iklim dan topografinya tidak

memungkinkan biji-bijian dapat ditanam di daerah tersebut. Bila biji-bijian dapat

ditanam/diproduksi sendiri secara ekonomis, maka pertama-tama hijauan yang

dibutuhkan harus ditanam/diproduksi trlebih dahulu. Sesudah itu sebagian dari biji-bijian

yang dibutuhkan ditanam, sebab pada umumnya lebih baik sebagian pakan konsentrat

yang dibeli dari pada hijauan. Kerena harga zat-zat makanan dari hijauan pada

umumnya mahal, sulit dan biaya angkut besar serta kualitasnya rendah, sedangkan zat-

zat makanan dari hijauan pakan yang ditanam sendiri akan jauh lebih murah dari pada

yang berasal dari lain tempat.

Page 27: Hand Out Sapi Perah Lengkap

7

PENUTUP

Untuk mencapai keberhasilan dalam usaha beternak sapi perah maka seorang

peternak minimal memiliki sifaf-sifat seperti; sayang terhadap hewan, tekun bekerja,

mempunyai pengetahuan beternak, bersemangat, dapat mengatasi kekecewaan dan

dapat mengambil keputusan.

Berusaha dibidang ternak perah mempunyai keunggulan-keunggulan dan

keuntungan-keuntungan dibandingkan dengan usaha peternakan lainnya atau usaha

dibidang pertanian lainnya.

Kesuksesan dalam usaha peternakan sapi perah sangat tergantung pada

peternaknya sendiri. Mereka harus tahu bagaimana dalam menanam modal untuk

usaha peternakannya serta dapat menentukan keuntungan-keuntungan apa yang yang

didapat untuk tiap-tiap investment. Peternak harus dapat mengetahui tatalaksana yang

baik dan menentukan lokasi peternakan yang baik, besarnya usaha peternakan, sapi-

sapi yang dapat berproduksi tinggi, pamakaian peralatan yang tepat, lahan yang

subur/sesuai untuk tanaman hijauan pakan serta pemasaran yang baik.

Indikator penilaian pada materi ini adalah sebagai berikut:

1. Ketepatan penyajian pada tugas mandiri, tugas kelompok dan presentasi sesuai

sasaran akhir pembelajaran dan nilai kuis (40%)

2. Kreatifitas dalam memperoleh informasi yang sesuai dengan materi atau pokok

bahasan (30%)

3. Penguasaan materi dalam memaparkan, cara menjawab/menanggapi, serta

penampilan (30%)

SOAL SEBAGAI BAHAN EVALUASI

1. Kemukakan syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang peternak sapi perah.

2. Kemukakan faktor-faktor yang menguntungkan pada peternakan sapi perah

dibandingkan dengan usaha lain di bidang peternakan maupun di bidang

pertanian.

3. Kemukakan faktor-faktor yang penting diperhatikan dalam perencanaan usaha

pendirian peternakan perah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Alim, A. F. dan T. Hidaka. 2002. Teknologi Sapi Perah di Indonesia: Pakan dan

Tatalansana Sapi Perah. Proyek Peningkatan Teknologi Sapi Perah. JICA-Dairy Technology Improvement Project. Bandung.

Page 28: Hand Out Sapi Perah Lengkap

8

2. Anonim. 1995. Beternak Sapi Perah. Kanisisus. Yogyakarta.

3. Ensminger, M. E. 1980. Dairy Cattle Science. Clovis, California. (Chapter 20; 490 – 515).

4. Foley, R. C., D. L. Bath, F. N. Dickinson and H. A. Tucker. 1980. Dairy Cattle:

Principles, Practices, Problems, Profits. Lea and Febiger-Philadelphia. (Part I; 3 – 90).

5. Moran, J. 2005. Tropical Dairy Farming: Feeding Management for Small Holder

Dairy Farmers in the Humid Tropics. Landlinks Press. Australia.

6. Prihadi, S. dan Adiarto. 2008. Ilmu Ternak Perah. Fakultas Peternakan, Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

7. Sudono, A. 1999. Ilmu Produksi Ternak Perah. Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. (Bab I; 1 – 6, Bab II; 7 – 12).

Page 29: Hand Out Sapi Perah Lengkap

9

BAB 3 BANGSA-BANGSA TERNAK PERAH

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk menjadi peternak ternak perah yang baik dan berhasil dalam usahanya,

maka peternak harus mengenal ciri dan watak terhadap jenis dan bangsa ternak yang

akan dipelihara sesuai dengan lingkungan setempat untuk memperoleh produksi yang

maksimal dan efisien.

B. RUANG LINGKUP ISI

- Bangsa-bangsa sapi perah

- Bangsa-bangsa kambing perah.

- Bangsa-bangsa kerbau perah.

C. KAITAN BAB

Bab ini merupakan bab ke tiga setelah mahasiswa memahami bab kedua dan

sebagai pengantar bab-bab berikutnya. Dalam bab ini akan membahas ciri-ciri dan asal

dari beberapa bangsa-bangsa sapi perah, kambing perah dan kerbau perah.

D. SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Menjelaskan ciri-ciri dan asal beberapa bangsa-bangsa sapi perah.

2. Menjelaskan ciri-ciri dan asal beberapa bangsa-bangsa kambing perah.

3. Menjelaskan cirri-ciri dan asal beberapa bangsa-bangsa kerbau perah.

Page 30: Hand Out Sapi Perah Lengkap

10

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

A. BANGSA-BANGSA SAPI PERAH SUBTROPIS Beberapa jenis sapi perah subtropis antara lain:

1. Sapi Friesian Holstein/Fries Holland (FH)

Gambar 1. Sapi Friesian Holstein/Fries Holland (FH)

Asal : Belanda

Ciri-ciri Umum :

- Warna belang hitam putih.

- Pada dahi terdapat warna putih segi tiga.

- Dada, perut bawah, kaki dan ekor berwarna putih.

- Tanduk kecil pendek, menjurus ke depan.

- Tenang, jinak.

- Tidak tahan panas, namun mudah beradaptasi

- Produksi susu 4500 – 5500 liter per satu masa laktasi

- Berat badan jantan mencapai 1000 kg, betina 650 kg.

Page 31: Hand Out Sapi Perah Lengkap

11

2. Sapi Yersey

Gambar 2. Sapi Yersey (Anonim, 2011a)

Asal; Pulau Yersey, Inggeris Selatan.

Ciri-ciri Umum :

- Warna bervariasi; mulai kelabu-keputihan, coklat muda, coklat kekuningan, coklat

kemerahan sampai merah gelap dan pada bagian tertentu ada warna putih.

- Warna mulut hitam

- Ukuran tanduk sedang, lebih panjang dari pada FH menjurus ke atas.

- Produksi susu 2500 liter per satu masa laktasi.

- Berat badan jantan 625 kg, betina 425 kg.

3. Sapi Guernsey

Gambar 3. Sapi Guernsey (Anonim, 2011a)

Asal; Pulau Guernsey, Inggeris Selatan.

Ciri-ciri Umum :

- Warna kuning tua dengan belang-belang hitam putih.

Page 32: Hand Out Sapi Perah Lengkap

12

- Warna putih pada umumnya terdapat pada muka dan sisi perut serta pada

keempat kaki.

- Tanduk menjurus ke atas, agak condong ke depan dengan ukuran sedang.

- Produksi susu 2750 liter per satu masa laktasi.

- Berat badan jantan mencapai 700 kg, betina 475 kg.

4. Sapi Ayrshire

Gambar 4. Sapi Ayrshire (Anonim, 2011a)

Asal; Scotlandia Selatan.

Ciri-ciri Umum :

- Warna belang merah atau belang coklat dan putih.

- Tanduk agak panjang, menjurus ke atas.

- Produksi susu 3500 liter per satu masa laktasi

- Berat Badan jantan mencapai 725 kg, betina 550 kg.

Page 33: Hand Out Sapi Perah Lengkap

13

5. Sapi Brown Swiss

Gambar 5. Sapi Brown Swiss (Anonim, 2011a)

Asal: Switzerland

Ciri-ciri Umum:

- Warna bervariasi, coklat muda keabuan, coklat hitam dan pada umumnya coklat

sawo matang.

- Hidung dan kaki warna hitam.

- Ukuran badan besar mendekati FH.

- Jinak, mudah dipelihara

- Produksi Susu mendekati FH

- Berat Badan jantan 970 kg, betina 630 kg.

B. BANGSA-BANGSA SAPI SUBTROPIS Beberapa jenis sapi perah tropis antara lain:

1. Sapi Red Sindhi

Gambar 6. Sapi Red Sindhi (Anonim, 2011a)

Page 34: Hand Out Sapi Perah Lengkap

14

Asal : India.

Ciri-ciri Umum :

- Tubuh kuat, kokoh, kaki pendek.

- Warna merah-coklat, bulu lembut.

- Ambing besar, produksi susu 2000 liter per masa laktasi.

- Berat badan jantan 500 kg, betina 350 kg.

2. Sapi Sahiwal

Gambar 7. Sapi Sahiwal (Anonim, 2011a)

Asal : India

Ciri-ciri Umum :

- Tubuh besar.

- Bulu halus, warna coklat kemerahan.

- Ambing besar bergantung, produksi susu 2500 – 3000 liter per masa laktasi.

Page 35: Hand Out Sapi Perah Lengkap

15

C. BANGSA-BANGSA KAMBING PERAH

1. Kambing Nubian

Gambar 8. Kambing Nubian (Anonim, 2011b)

Asal; Afrika Timur Laut, sepanjang jalur pantai Laut Tengah.

Ciri-ciri Umum :

- Kakinya besar, telinga panjang dan menggantung.

- Produksi susu; 1 – 1,5 kg/hari, kadang-kadang 2 kg/hari.

- Produksi susu per tahun + 120 – 140 kg dalam 2 masa laktasi.

- Jantan dan betina tidak bertanduk.

- Jantan berjenggot

- Warna bulu; hitam, merah, dan putih.

- Berat badan; 27 – 60 kg

- Tinggi bahu; 70 – 80 cm.

- Betina mempunyai ambing yang sangat besar.

Page 36: Hand Out Sapi Perah Lengkap

16

2. Kambing Maradi

Gambar 9. Kambing Maradi (Anonim, 2011b)

Asal; Sokoto, Nigeria Utara.

Ciri-ciri Umum :

- Kambing padang pasir, tahan panas dan lingkungan kering.

- Produksi susu; 0,5 kg/hari di musim kemaraudan 1,5 kg/hari di musim hujan.

- Jantan dan betina bertanduk pendek.

- Bulu berwarna merah atau coklat tua dan sangat halus.

- Berat badan; 20 – 30 kg

- Masa laktasi 100 hari.

- Kelahiran anak 3 – 4 kali dalam 2 tahun.

3. Kambing Somali Arab

Gambar 10. Kambing Somali Arab (Anonim, 2011b)

Page 37: Hand Out Sapi Perah Lengkap

17

Asal; Arab.

Ciri-ciri Umum :

- Produksi susu; 1 – 2 kg/hari.

- Ukuran tubuh kecil.

- Berambut panjang, berbulu coklat.

4. Kambing Damascus

Gambar 11. Kambing Damascus (Anonim, 2011b)

Asal; India, banyak dipelihara di Libanon, Syria dan pulau Cyprus.

Ciri-ciri Umum :

- Cocok untuk dataran rendah dengan penggembalaan yang subur, tidak cocok

untuk dataran tinggi (pegunungan).

- Produksi susu; 2 – 6 liter/ekor/hari.

- Satu kali masa laktasi (8 bulan) bisa menghasilkan susu antara 300 – 800

liter/ekor.

- Warna bulu; merah atau merah putih.

- Berat dewasa; 40 – 60 kg

- Tinggi badan; 70 – 75 cm.

- Telinga menggantung

Page 38: Hand Out Sapi Perah Lengkap

18

5. Kambing Mamber

Gambar 12. Kambing Mamber (Anonim, 2011b)

Asal; Syria (kambing pegunungan).

Ciri-ciri Umum :

- Bulunya hitam dan panjang.

- Telinga menggantung.

- Berat badan; 20 – 40 kg

- Produksi susu 1,5 kg/ekor/hari, satu kali laktasi sekitar 500 kg/ekor.

- Melahirkan satu kali per tahun dan jarang kembar.

6. Kambing Jamnapari (Kambing Ettawa)

Gambar 13. Kambing Jamnapari (Kambing Ettawa) (Anonim, 2011b)

Asal; India.

Ciri-ciri Umum :

- Telinga panjang (+ 30 cm) dan menggantung berbulu lebat.

Page 39: Hand Out Sapi Perah Lengkap

19

- Hidung melengkung cembung.

- Jantan berjenggot dan rahang bawah menonjol.

- Kaki panjang dan berambut panjang pada garis belakang kaki.

- Warna bulu; putih, coklat dan hitam.

- Berat jantan; 68 - 91 kg. Tinggi badan; 91 - 127 cm.

- Induk melahirkan sekali setahun dan umumnya satu anak.

- Produksi susu 3,8 kg/ekor/hari maximum 568 kg/ekor/laktasi, rata-rata 235

kg/ekor/laktasi selama 261 hari/laktasi.

- Berat karkas 44 – 45 % dari berat badan.

- Di Indonesia disilangkan dengan kambing kacang atau Jawa Randu.

7. Kambing Beetal

Gambar 14. Kambing Beetal (Anonim, 2011b)

Banyak di India dan Pakistan.

Ciri-ciri Umum :

- Hampir sama dengan Kambing Jamnapari, hanya telinganya lebih pendek dan

hidungnya lebih melengkung.

- Warna bulu merah dengan bercak-bercak putih.

- Jantan berjenggot sedang betina tidak.

- Produksi susu maksimum 4,5 kg/ekor/hari rata-rata 195 kg/ekor/laktasi selama

224 hari/laktasi.

- Melahirkan sekali setahun dan sering kembar.

Page 40: Hand Out Sapi Perah Lengkap

20

8. Kambing Osmenabad

Gambar 15. Kambing Osmenabad (Anonim, 2011b)

Asal; India.

Ciri-ciri Umum :

- Berat badan jantan 40 kg

- Produksi susu 2 kg/ekor/hari.

- Induk sering melahirkan kembar.

9. Kambing Barbari

Gambar 16. Kambing Barbari (Anonim, 2011b)

Asal; India Utara dan Pakistan Barat.

Ciri-ciri Umum :

- Warna bulu bercak-bercak putih dan coklat muda.

- Tinggi bahu pada jantan 66 – 76 cm, pada betina 60 – 71 cm.

- Berat dewasa; 27 – 36 kg

- Betina melahirkan kembar 2 dan 3, dan dalam 2 tahun bisa melahirkan 3 kali.

- Produksi susu 144 kg/ekor/laktasi selama 235 hari/laktasi.

Page 41: Hand Out Sapi Perah Lengkap

21

10. Kambing Malabar

Gambar 17. Kambing Malabar (Anonim, 2011b)

Asal; Malabar Utara dan India Barat bagian Selatan.

Ciri-ciri Umum :

- Warna bulu; hitam, coklat, putih atau campuran dari warna tersebut.

- Berat dewasa; 36 – 40 kg

- Produksi susu rata-rata 105 kg/ekor/laktasi selama 185 hari/laktasi.

11. Kambing Kamori

Gambar 18. Kambing Kamori (Anonim, 2011b)

Asal; Pakistan.

Ciri-ciri Umum :

- Telinga menggantung.

- Warna bulu; coklat dan hitam bercak-bercak abu-abu.

- Ambingnya bagus bisa menghasilkan susu 2 – 4 kg/ekor/hari.

- Sering melahirkan kembar.

Page 42: Hand Out Sapi Perah Lengkap

22

12. Kambing Ma Tou

Gambar 19. Kambing Ma Tou (Anonim, 2011b)

Asal; Cina Tengah.

Ciri-ciri Umum :

- Berat badan jantan + 37 kg, betina antara 20 – 45 kg.

- Produksi susu 1,5 kg/ekor/hari.

- Jantan dan betina bertanduk.

- Warna bulu putih.

- Bisa melahirkan 2 kali setahun.

- Sering melahirkan kembar 2 atau 3.

13. Kambing Saanen

Gambar 20. Kambing Saanen (Anonim, 2011b)

Page 43: Hand Out Sapi Perah Lengkap

23

Asal; Swiss.

Ciri-ciri Umum :

- Produksi susu + 800 kg/ekor/laktasi selama 250 hari/laktasi.

- Di Indonesia produksi susu mencapai 3 – 5 liter/ekor/hari.

- Kepala kecil lancip, leher panjang dan halus.

- Warna bulu; putih, krem pucat dan bercak-bercak hitam pada hidung, telinga dan

ambing, dan bulunya pendek.

- Kaki lurus dan kuat.

- Telinga kecil dan pendek, tegak ke arah depan dan samping.

- Sering tidak bertanduk. Ambing dan putting besar.

- Sering melahirkan kembar.

- Di Indonesia baik dipelihara di daerah pegunungan yang hawanya dingin karena

cukup peka terhadap matahari.

14. Kambing Alpen

Gambar 21. Kambing Alpen (Anonim, 2011b)

Asal; Alpen di Australia, dikembangkan di Inggeris.

Ciri-ciri Umum :.

- Produksi susu rata-rata 4,5 kg/ekor/hari.

Page 44: Hand Out Sapi Perah Lengkap

15. Kambing Toggenburg

Gambar

Asal; Swiss.

Ciri-ciri Umum :

- Jantan dan betina tidak bertanduk.

- Warna bulu; coklat atau coklat kelabu kuning dengan bercak

krem.

- Leher tegak, tipis dan panjang.

- Telinga berujung ke muka.

- Berjenggot

- Ambing besar, bentuknya simetris.

- Produksi susu rata-rata 3 liter/ekor/hari.

D. BANGSA-BANGSA KERBAU PERAH

1. Kerbau Murrah

Gambar

Kambing Toggenburg

Gambar 22. Kambing Tuggenburg (Anonim, 2011b)

Jantan dan betina tidak bertanduk.

Warna bulu; coklat atau coklat kelabu kuning dengan bercak

Leher tegak, tipis dan panjang.

berujung ke muka.

Ambing besar, bentuknya simetris.

rata 3 liter/ekor/hari.

BANGSA KERBAU PERAH

Gambar 23. Kerbau Murrah (Anonim, 2011c)

24

(Anonim, 2011b)

Warna bulu; coklat atau coklat kelabu kuning dengan bercak-bercak putih atau

(Anonim, 2011c)

Page 45: Hand Out Sapi Perah Lengkap

Bangsa kerbau ini termasuk paling penting di India dan beberapa negara,

terdapat pula di Indonesia yang dipelihara di Sumatra Utara oleh orang

keturunan Sikh, India. Terdapat pula peranakan kerbau Murrah di Jawa Tengah

hasil persilangan dengan kerbau

Asal; India di negara bagian Haryana, Punyab dan Delhi.

Ciri-ciri Umum :

- Efisien menghasilkan susu yaitu 1400

dengan kadar lemak 7

- Kepalanya relatif kecil dibandingkan dengan badannya yang relatif

- Bentuk badan pada betina kecil dibandingkan dengan jantan yang besar dan

kasar.

- Bobot badan pada jantan dewasa 450

- Tinggi pundak pada jantan dewasa 142 cm dan betina 133 cm.

- Telinga kecil, tipis dan tergantung.

- Tanduk pendek melingkar ke arah atas dan ke belakang.

- Leher pada jantan panjang sedangkan pada betina ramping.

- Dada lebar, kaki pendek, lurus dan kuat dengan kuku besar dan hitam.

- Ambing pada betina besar, dan bertuknya baik serta mempunyai pembuluh darah

balik (vena) yang menonjol.

- Puting ambing bentuknya simetris dan panjang serta jaraknya baik.

- Ekor panjang dan ramping sampai mencapai persendian tarsus (pergelangan

kaki) dan biasanya ujung rambut ekornya berwarna putih.

- Kulit umumnya berwarna hitam, tipi

rambut/bulu sedikit pada saat kerbau dewasa.

2. Kerbau Nili – Ravi

Gam

Bangsa kerbau ini termasuk paling penting di India dan beberapa negara,

terdapat pula di Indonesia yang dipelihara di Sumatra Utara oleh orang

keturunan Sikh, India. Terdapat pula peranakan kerbau Murrah di Jawa Tengah

hasil persilangan dengan kerbau rawa.

Asal; India di negara bagian Haryana, Punyab dan Delhi.

Efisien menghasilkan susu yaitu 1400 – 2000 kg/ekor/laktasi selama 9

dengan kadar lemak 7 – 8 %.

Kepalanya relatif kecil dibandingkan dengan badannya yang relatif

Bentuk badan pada betina kecil dibandingkan dengan jantan yang besar dan

Bobot badan pada jantan dewasa 450 – 800 kg dan betina 350

Tinggi pundak pada jantan dewasa 142 cm dan betina 133 cm.

Telinga kecil, tipis dan tergantung.

duk pendek melingkar ke arah atas dan ke belakang.

Leher pada jantan panjang sedangkan pada betina ramping.

Dada lebar, kaki pendek, lurus dan kuat dengan kuku besar dan hitam.

Ambing pada betina besar, dan bertuknya baik serta mempunyai pembuluh darah

lik (vena) yang menonjol.

Puting ambing bentuknya simetris dan panjang serta jaraknya baik.

Ekor panjang dan ramping sampai mencapai persendian tarsus (pergelangan

kaki) dan biasanya ujung rambut ekornya berwarna putih.

Kulit umumnya berwarna hitam, tipis, lunak dan mudah dilipat dengan

rambut/bulu sedikit pada saat kerbau dewasa.

Gambar 24. Kerbau Nili - Ravi (Anonim, 2011

25

Bangsa kerbau ini termasuk paling penting di India dan beberapa negara,

terdapat pula di Indonesia yang dipelihara di Sumatra Utara oleh orang-orang

keturunan Sikh, India. Terdapat pula peranakan kerbau Murrah di Jawa Tengah

2000 kg/ekor/laktasi selama 9 – 10 bulan

Kepalanya relatif kecil dibandingkan dengan badannya yang relatif besar.

Bentuk badan pada betina kecil dibandingkan dengan jantan yang besar dan

800 kg dan betina 350 – 700 kg.

Tinggi pundak pada jantan dewasa 142 cm dan betina 133 cm.

Dada lebar, kaki pendek, lurus dan kuat dengan kuku besar dan hitam.

Ambing pada betina besar, dan bertuknya baik serta mempunyai pembuluh darah

Puting ambing bentuknya simetris dan panjang serta jaraknya baik.

Ekor panjang dan ramping sampai mencapai persendian tarsus (pergelangan

s, lunak dan mudah dilipat dengan

, 2011c)

Page 46: Hand Out Sapi Perah Lengkap

26

Sebelum tahun 1938 Nili dan Ravi dianggap sebagai bangsa yang berbeda

serta merupakan varietas bangsa kerbau Murrah, tetapi sejak tahun 1960 dua

bangsa kerbau tersebut karena memiliki ciri-ciri yang sama dianggap satu bangsa

yaitu Nili-Ravi. Bangsa kerbau ini merupakan salah satu kerbau yang terbaik

produksi susunya setelah kerbau Murrah. Produksi susu kebau Nili-Ravi hampir

sama dengan produksi susu kerbau Murrah.

Asal; .

Ciri-ciri Umum :

- Kepala panjang, cungur yang baik dan lubang hidung yang lebar.

- Kepala bulat dan cembung bagian atasnya, berlekuk diantara kedua matanya,

dengan tulang hidungnya yang menonjol.

- Tanduk kecil tetapi lebar, tebal dan melingkar lebih rapat dari kerbau Murrah.

- Pada kepala dan mukanya terdapat rambut yang lebih kasar dari rambut bagian

badan lainnya dan dagunya menonjol.

- Leher pada jantan padat dan kuat, sedang pada betina panjang, ramping dan

baik.

- Ekornya panjang sampai rambut ekornya mencapai tanah.

- Warna kulit hitam tetapi didapatkan pula yang berwarna coklat.

- Terdapat warna putih pada dahi, muka, cungur, kaki dan rambut ekor.

- Bobot badan jantan dewasa rata-rata 600 kg dan pada betina 450 kg.

- Ambing besar dan bentuknya simetris, putting panjang dan berjarak sama.

- Pembuluh darah ambing panjang berkelok-kelok dan menjolok.

- Produksi susu + 1600 kg/laktasi selama 250 hari/laktasi.

3. Kerbau Mehsana

Gambar 25. Kerbau Mehsana (Anonim, 2011c)

Page 47: Hand Out Sapi Perah Lengkap

Kerbau Mehsana adalah hasil perkawinan silang antara kerbau Surti dan

Murrah, karena ciri-cirinya sama seperti kedua bangsa kerbau tersebut.

Asal; Daerah Gujarat dan bagian dari Maharashtra, India.

Ciri-ciri Umum :

- Bobot badan dewasa berkisar 350

pendek. Jantan lebih berat dari pada betina.

- Tanduk melengkung bervariasi dari bentuk sabit sampai melingkar.

- Leher panjang dan ramping.

- Ambing pada betina bentuknya simetris, putting sedikit tebal, panjang.

- Produksi susu bervariasi dari 1300

- Kulit tipis, lunak dan mudah dilipat serta warna umumnya hitam.

- Jinak mudah diprlihara dalam kanadang maupun di padang penggembalaan.

4. Kerbau Surti

Kerbau Surti dikrnal pula dengan nama Desi, Nadiadi, Deccani atau Gujarati.

Asal; Di Daerah Negara bagian Gujarat yang terletak antara sungai Sabarmati dan

sungai Mahi di India.

Ciri-ciri Umum :

- Bentuk badannya baik dan besarnya medium.

- Tanduk berbentuk sabit, pada betina lebih kecil sedang pada jantan besar dan

kuat. Didapat pula tanduk yang memanjang ke belakang sejajar dengan leher

atau tanduknya mengarah ke bawah dank e belakang dengan ujung membelok

ke atas membentuk ka

Kerbau Mehsana adalah hasil perkawinan silang antara kerbau Surti dan

cirinya sama seperti kedua bangsa kerbau tersebut.

Asal; Daerah Gujarat dan bagian dari Maharashtra, India.

Bobot badan dewasa berkisar 350 – 550 kg, badannya dalam dan kaki relatif

pendek. Jantan lebih berat dari pada betina.

Tanduk melengkung bervariasi dari bentuk sabit sampai melingkar.

Leher panjang dan ramping.

Ambing pada betina bentuknya simetris, putting sedikit tebal, panjang.

Produksi susu bervariasi dari 1300 – 1800 kg/laktasi selama 300 hari/laktasi.

Kulit tipis, lunak dan mudah dilipat serta warna umumnya hitam.

Jinak mudah diprlihara dalam kanadang maupun di padang penggembalaan.

Gambar 26. Kerbau Surti (Anonim, 2011c)

Kerbau Surti dikrnal pula dengan nama Desi, Nadiadi, Deccani atau Gujarati.

Asal; Di Daerah Negara bagian Gujarat yang terletak antara sungai Sabarmati dan

Bentuk badannya baik dan besarnya medium.

Tanduk berbentuk sabit, pada betina lebih kecil sedang pada jantan besar dan

kuat. Didapat pula tanduk yang memanjang ke belakang sejajar dengan leher

atau tanduknya mengarah ke bawah dank e belakang dengan ujung membelok

tuk kait.

27

Kerbau Mehsana adalah hasil perkawinan silang antara kerbau Surti dan

cirinya sama seperti kedua bangsa kerbau tersebut.

g, badannya dalam dan kaki relatif

Tanduk melengkung bervariasi dari bentuk sabit sampai melingkar.

Ambing pada betina bentuknya simetris, putting sedikit tebal, panjang.

1800 kg/laktasi selama 300 hari/laktasi.

Kulit tipis, lunak dan mudah dilipat serta warna umumnya hitam.

Jinak mudah diprlihara dalam kanadang maupun di padang penggembalaan.

(Anonim, 2011c)

Kerbau Surti dikrnal pula dengan nama Desi, Nadiadi, Deccani atau Gujarati.

Asal; Di Daerah Negara bagian Gujarat yang terletak antara sungai Sabarmati dan

Tanduk berbentuk sabit, pada betina lebih kecil sedang pada jantan besar dan

kuat. Didapat pula tanduk yang memanjang ke belakang sejajar dengan leher

atau tanduknya mengarah ke bawah dank e belakang dengan ujung membelok

Page 48: Hand Out Sapi Perah Lengkap

- Kepala panjang sedikit lebar dan bulat di antara ke dua tanduk.

- Ekor agak panjang, ramping dan lentur, kerapkali rambut ekornya berwarna putih.

- Ambing bentuknya baik, puting medium dan terletak dalam segi empat, pembuluh

darah ambing banyak dan menjolok.

- Kulit agak tebal, tetapi masih dapat dilipat, lunak dan licin dengan rambut yang

jarang.

- Kulit ambing lebih lunak dan berwarna merah muda.

- Warna kulit badan hitam atau cokat tembaga.

- Produksi susu bervariasi antara 1590

- Kadar lemak susu tinggi 7,8

5. Kerbau Zaffarabadi atau Jafarabadi

Gambar 27

Kerbau ini merupakan hewan yang kuatdan padat.

Asal; Pada mulanya didapatkan dihutan Gir daerah negarabagian Gujarat sekitar

kotaZaffarabad.

Ciri-ciri Umum :

- Dahi cembung.

- Tanduknya panjang dan berat, berkerut serta tergantung, ujung melengkung ke

atas. Bentuk tanduk ini merupakan cirri khas kerbau

- Telinga besar dan tergantung.

- Leher tebal dan lebar.

- Badan panjang, lebar dan gemuk.

- Bergelambir dan dada padat.

- Bobot badan dewasa pada jantan rata

- Badan umumnya berwarna hitam, tetapi kadang

putih pada muka dan kaki di bawah lutut.

- Ambing bentuknya baik dan lebar, produksi susu bervariasi antara 1800

kg/laktasi.

panjang sedikit lebar dan bulat di antara ke dua tanduk.

Ekor agak panjang, ramping dan lentur, kerapkali rambut ekornya berwarna putih.

Ambing bentuknya baik, puting medium dan terletak dalam segi empat, pembuluh

darah ambing banyak dan menjolok.

agak tebal, tetapi masih dapat dilipat, lunak dan licin dengan rambut yang

Kulit ambing lebih lunak dan berwarna merah muda.

Warna kulit badan hitam atau cokat tembaga.

Produksi susu bervariasi antara 1590 – 1730 kg/laktasi selama 10 bulan.

emak susu tinggi 7,8 – 10,5 % dengan rata-rata 8,9 %.

Kerbau Zaffarabadi atau Jafarabadi

27. Kerbau Zaffarabadi atau Jafarabadi (Anonim, 2011c)

Kerbau ini merupakan hewan yang kuatdan padat.

Asal; Pada mulanya didapatkan dihutan Gir daerah negarabagian Gujarat sekitar

Tanduknya panjang dan berat, berkerut serta tergantung, ujung melengkung ke

atas. Bentuk tanduk ini merupakan cirri khas kerbau Jafarabadi.

Telinga besar dan tergantung.

Leher tebal dan lebar.

Badan panjang, lebar dan gemuk.

Bergelambir dan dada padat.

Bobot badan dewasa pada jantan rata-rata 590 kg, dan betina 454 kg.

Badan umumnya berwarna hitam, tetapi kadang-kadang didapatkan t

putih pada muka dan kaki di bawah lutut.

Ambing bentuknya baik dan lebar, produksi susu bervariasi antara 1800

28

panjang sedikit lebar dan bulat di antara ke dua tanduk.

Ekor agak panjang, ramping dan lentur, kerapkali rambut ekornya berwarna putih.

Ambing bentuknya baik, puting medium dan terletak dalam segi empat, pembuluh

agak tebal, tetapi masih dapat dilipat, lunak dan licin dengan rambut yang

1730 kg/laktasi selama 10 bulan.

rata 8,9 %.

(Anonim, 2011c)

Asal; Pada mulanya didapatkan dihutan Gir daerah negarabagian Gujarat sekitar

Tanduknya panjang dan berat, berkerut serta tergantung, ujung melengkung ke

Jafarabadi.

rata 590 kg, dan betina 454 kg.

kadang didapatkan tanda-tanda

Ambing bentuknya baik dan lebar, produksi susu bervariasi antara 1800 – 2700

Page 49: Hand Out Sapi Perah Lengkap

29

PENUTUP

Untuk mencapai keberhasilan dalam usaha beternak perah maka seorang

peternak harus mengenal ciri dan watak terhadap jenis dan bangsa ternak yang akan

dipelihara agar sesuai dengan lingkungan setempat untuk memperoleh produksi yang

maksimal dan efisien.

Indikator penilaian pada materi ini adalah sebagai berikut:

1. Ketepatan penyajian pada tugas mandiri, tugas kelompok dan presentasi sesuai

sasaran akhir pembelajaran dan nilai kuis (40%)

2. Kreatifitas dalam memperoleh informasi yang sesuai dengan materi atau pokok

bahasan (30%)

3. Penguasaan materi dalam memaparkan, cara menjawab/menanggapi, serta

penampilan (30%)

SOAL SEBAGAI BAHAN EVALUASI

1. Sebutkan bangsa-bangsa sapi perah tropis dan sub-tropis.

2. Jelaskan ciri-ciri bangsa sapi perah Fries Holland (FH).

3. Sebutkan bangsa-bangsa kambing perah.

4. Jelaskan ciri-ciri bangsa kambing perah Ettawa.

5. Sebutkan bangsa-bangsa kerbau perah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 1995. Beternak Sapi Perah. Kanisisus. Yogyakarta.

2. Anonim. 2011a. Bangsa-bangsa Sapi Perah Tropis dan Subtropis. http://www.google.co.id/search?q=gambar+sapi+sahiwal&oq=gambar+sapi+sahiwal&aq=f&aqi=&aql=&gs_sm=e&gs_upl=41364l45050l7l45325l19l14l1l7l0l2l222l1153l0.4.2l6l0&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.,cf.osb&fp=ae28467fb8b6472e&biw=1024&bih=649. Akses 17 November 2011.

3. Anonim. 2011b. Bangsa-bangsa Kambing Perah. http://www.google.co.id/search?q=gambar+kerbau+murrah&hl=id&biw=1024&bih=649&prmd=imvns&source=lnms&tbm=isch&ei=Qi3DTpTDA-uWiQe4huHyAQ&sa=X&oi=mode_link&ct=mode&cd=2&ved=0CA8Q_AUoAQ#hl=id&tbm=isch&sa=1&q=gambar+kambing+perah&oq=gambar+kambing+perah&aq=f&aqi=&aql=&gs_sm=e&gs_upl=2559l2559l2l3047l1l1l0l0l0l0l183l183l0.1l1l0&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.,cf.osb&fp=ae28467fb8b6472e&biw=1024&bih=649. Akses 17 November 2011.

Page 50: Hand Out Sapi Perah Lengkap

30

4. Anonim. 2011c. Bangsa-bangsa Kerbau Perah. http://www.google.co.id/search?q=gambar+kerbau+murrah&hl=id&biw=1024&bih=649&prmd=imvns&source=lnms&tbm=isch&ei=Qi3DTpTDA-uWiQe4huHyAQ&sa=X&oi=mode_link&ct=mode&cd=2&ved=0CA8Q_AUoAQ. Akses 17 November 2011.

5. Prihadi, S. dan Adiarto. 2008. Ilmu Ternak Perah. Fakultas Peternakan, Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

6. Sudono, A. 1999. Ilmu Produksi Ternak Perah. Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. (Bab X; 72 – 73).

Page 51: Hand Out Sapi Perah Lengkap

31

BAB 4 KOMPONEN DAN NILAI GIZI SERTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN KUALITAS AIR SUSU

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Air susu merupakan jenis makanan yang paling mendekati kesempurnaan,

karena semua zat gizi yang dibutuhkan oleh manusia maupun anak sapi semua

terkandung pada air susu.

Untuk memperoleh produksi dan kualitas air susu yang optimal maka perlu

seorang peternak atau pengusaha dibidang ternak perah mengetahui faktor-foktor yang

mempengaruhi produksi dan kualitas air susu.

B. RUANG LINGKUP ISI

- Komponen dan nilai gizi air susu.

- Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas air susu

C. KAITAN BAB

Bab ini merupakan bab ke empat yang membahas tentang komponen dan nilai

gizi air susu serta faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas air susu. Bab

ini merupakan pengantar menuju bab-bab berikutnya.

D. SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Menjelaskan komponen-komponen dan nilai gizi yang terkandung pada air

susu.

2. Menjelaskan faktor-faktor internal yang mempengaruhi produksi dan kualitas

air susu.

3. Menjelaskan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi produksi dan kualitas

air susu

Page 52: Hand Out Sapi Perah Lengkap

32

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

A. KOMPONEN DAN NILAI GIZI AIR SUSU

Pada perinsipnya komponen dari pada air susu terdiri dari:

1. Air

2. Lemak

-Trigliserida

- Vitamin yang larut dalam lemak

- Carotein

3. Zat padat tanpa lemak (solids non fat) yang terdiri dari:

- Protein:

- Kasein

- Protein Whey

- Lactose

- Mineral

- Vitamin yang larut dalam air

4. Beberapa tipe sel antara lain:

- Bactericid

- Leoucosit

- Sel-sel yang dikeluarkan oleh kelanjar susu

Belahan-belahan sel dari pada sel-sel yang dikeluarkan oleh kelenjar air susu

adalah :

- Nucleus

- Endoplasmic Reticulum

- Mitochondria

- Lysosome

- Cellular membran

- Cytoplasma.

Page 53: Hand Out Sapi Perah Lengkap

33

Tabel 2. Komposisi Susu Berbagai Spesies

Spesies Air

(%)

Lemak

(%)

Protein

(%)

Laktosa

(%)

Abu

(%)

Manusia

Sapi

Kambing

Domba

Kuda

Kerbau

Rusa

Unta

88,30

87,25

87,88

80,82

90,70

76,89

67,20

87,61

3,11

3,80

3,82

6,86

1,20

12,48

17,09

5,38

1,19

3,50

3,20

6,52

2,00

6,03

9,89

2,98

7,18

4,80

4,54

4,91

5,70

3,74

2,82

3,26

0,21

0,65

0,55

0,89

0,40

0,89

1,49

0,70

Air

Sebagian besar air susu terdiri dari air yaitu sekitar 87 %. Air tersebut mempunyai

fungsi penting yaitu untuk melarutkan semua zat-zat makanan yang ada dalam susu.

Lemak

Seringkali lemak susu disebut dengan lemak mentega (butter fat). Lemak susu

mempunyai peranan penting dalam menentukan aroma susu dan produk-produk lain

yang berasal dari susu. Kandungan lemak air susu adalah sangat penting, karena

merupakan faktor penentu harga dari pada air susu tersebut.

Karakteristik dari pada susu sapi yaitu mempunyai porsi asam lemak yang tinggi.

Asam lemak pada ransum ternak sapi merupakan penentu langsung dari pada

kandungan asam lemak pada air susu. Asam lemak ini hampir semuanya berbentuk

rantai panjang, karena kandungan asam lemak tanaman yang dikonsumsi oleh ternak

sapi berasal dari asam lemak berantai panjang yang tak jenuh.

Kadar lemak susu rata-rata 3,45 %. Keadaan ini tergantung dari bangsa sapi,

waktu laktasi dan jenis pakan yang diberikan. Dalam susu, lemak berbentuk globula-

globula yang menyebar secara emulsi. Titik cair pada lemak susu berkisar antara 29o C

– 36o C dengan rata-rata 33o C. Lemak susu banyak mengandung Vitamin A, Vitamin D

dan Carotein. Sifat lain dari lemak susu yaitu mudah menyerap bau.

Page 54: Hand Out Sapi Perah Lengkap

34

Protein

Protein susu mengandung lebih banyak amino acid dari pada zat-zat makanan

lainnya. Jadi kandungan dari pada air susu pada umumnya terdiri dari protein, sehingga

bisa dikatakan bahwa susu adalah makanan alami yang paling mendekati

kesempurnaan.

Susu mengandung protein yang terdiri dari 85 % kasein dan 15 % protein whey.

Kasein merupakan protein istimewa yang terdapat pada susu. Pada susu yang normal

molekul-molekul kasein dilapisi oleh mantel air, merupakan larutan koloid, sehingga

tidak mungkin saling melekat ataupun mengendap. Kasein murni tidak akan mengendap

dengan pemanasan, tetapi bila susu segar dipanaskan pada suhu 100o selama 12 jam

akan terjadi pengendapan kasein. Kasein akan mengendap bila di dalam susu

ditambahkan alkohol dengan konsentrasi tinggi, asam atau enzim renet.

Albumin dalam susu terdapat dalam keadaan larut berbeda dengan kasein,

albumin akan mengendap dengan pemanasan. Pada penambahan renet, albumin tidak

turut mengendap bersama kasein tetapi memisah di dalam whey. Kadar albumin dalam

kolostrum dapat meningkat sampai 20 %. Hal inilah yang menyebabkan kolostrum

mudah pecah bila dipanaskan.

Laktosa

Laktosa adalah gula yang hanya terdapat pada susu, karena itu sering juga

disebut gula susu dimana kadarnya di dalam susu + 4,6 %. Suatu hal yang penting dari

laktosa ini adalah mudah difermentasikan oleh sejenis bakteri tertentu menjadi asam

laktat. Asam laktat ini dapat memberikan aroma yang khas pada hasil olahan susu.

Laktosa juga meningkatkan pertumbuhan beberapa bakteri yang berbentuk lactic

acid pada usus kecil anak sapi. Lactic acid ini berfungsi untuk meningkatkan proses

penyerapan/absorpsi Ca da P untuk pembentukan tulang dan gigi pada anak sapi.

Mineral

Semua mineral yang diperlukan oleh tubuh terdapat dalam susu dengan

komposisi yang sempurna. Mineral tersebut antara lain K, Na, Ca, Mg, Cl, P dan S.

Selain mineral-mineral tersebut terdapat juga mineral-mineral lain dalam jumlah kecil

(trace mineral) yaitu Fe, Cu, Zn, Al, Mn, Co dan J. Kandungan mineral dalam susu yang

normal + 0,8 %, sedangkan dalam kolostrum dapat mencapai 1,5 %.

Page 55: Hand Out Sapi Perah Lengkap

35

Vitamin

Vitamin-vitamin yang terdapat dalam air susu antara lain: vitamin A, vitamin B

(thiamin), vitamin B2 (niacin), vitamin B6 (pirydoxin), asam phanthotenat, vitamin C

(asam askorbat), vitamin D, vitamin E (alphatocopherol) dan vitamin K. Sebagian dari

vitamin-vitamin ini larut dalam lemak misalnya vitamin A dan D dan sebagian lainnya

larut dalam air. Kandungan vitamin dalam kolostrum lebih tinggi dari susu yang normal.

Enzim

Beberapa enzim yang terdapat pada air susu diantaranya amylase, peroxidase,

lipase dan phosphatase. Enzim yang terdapat dalam air susu berasal dari darah induk,

dari sel-sel kelenjar susu dan dari kuman-kuman yang terdapat dalam susu. Susu yang

tidak mendapat perlakuan yang baik dan susu yang sudah disimpan lama akan

mengandung banyak enzim.

Komponen lain

Selain dari bahan-bahan tersebut di atas ada beberapa komponen yang dapat

ditemukan di dalam air susu, misalnya pigmen, sell antibody, bactericid (bahan

pembunuh kuman). Di dalam kolostrum banyak ditemukan bactericid dibandingkan susu

biasa.

Nucleus

Sel nucleus yang dihasilkan oleh kelenjar susu berfungsi untuk membawa gen-

gen untuk mensintesa protein susu dan enzim-enzim tertentu yang mengkatalisa

beberapa reaksi biokimia pada sel kelenjar air susu.

Endoplasmic Reticulum

RNA dari nucleus bergerak menuju ke endoplasmic reticulum menggabung

bersama dengan amino acid untuk membentuk protein susu dan enzim pada sel

kelenjar air susu.

Mitochondria

Mitochondria banyak terdapat pada jaringan metabolisme yang aktif. Jadi sel-sel

kelenjar susu pada sapi yang sedang laktasi mengandung banyak mitochondria, dimana

kurang terdapat pada kelenjar susu sapi yang tidak laktasi. Mitochondria sering terpusat

pada sel, karena itu dapat menghasilkan energi untuk mensintesa berbagai sel dalam

memproduksi lemak dan protein susu.

Page 56: Hand Out Sapi Perah Lengkap

36

Lysosome

Lysosome adalah partikel membran pembatas yang dapat membentuk enzim.

Lysosom merupakan partikel yang aktif selama jaringan kelenjar susu berfungsi dengan

baik dimana dapat menjadikan sapi lebih cepat masa berproduksinya.

Cellular membran

Membran ini dapat memperlancar penyaluran reaksi kimia be berbagai bagian

sel-sel.

Cytoplasma

Cytoplasma atau sel cair merupakan bagian yang panjang pada sel kelenjar

susu. Cytoplasma memproduksi beberapa enzim, zat-zat makanan dan makromolekular

yang dapat larut.

B. FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN KUALITAS AIR SUSU

1. Bangsa/Rumpun/Breed

Umum diketahui bahwa tiap-tiap bangsa sapi mempunyai sifat-sifat sendiri dalam

menghasilkan susu yang berbeda dalam jumlah yang dihasilkan, kadar lemak susu

dan warna susu. Perbedaan komposisi dan produksi air susu bervariasi sesuai

dengan breed ternak itu sendiri. Breed yang mempunyai produksi susu tertinggi yaitu

Fries Holland (FH) kemudian Shorthorn, Ayrshire, Guernsey, Shorthorn, Jersey.

Lemak sangat menentukan unsur pokok pada air susu sedangkan mineral dan

lactose hanya sedikit menentukan dari unsure pokok air susu tersebut. Kadar lemak

susu menurut breed berturut-turut dari tertinggi sebagai berikut: Jersey, Guernsey,

Ayrshire, Shorthorn, Fries Holland (FH). Telah diketahui pula bahwa susu yang

banyak mengandung lemak akan banyak mengandung vitamin A dan D per volume

susu, karena vitamin-vitamin tersebut berhubungan dengan lemak susu.

Bangsa sapi menentukan kualitas susu seperti tertera di bawah ini;

Page 57: Hand Out Sapi Perah Lengkap

37

Tabel 3. Komposisi Susu Berbagai Bangsa Sapi

Bangsa

Sapi

Air

(%)

Lemak

(%)

Protein

(%)

Laktosa

(%)

Abu

(%)

BK

(%)

Jersey

Guernsey

Ayrshire

Shorthorn

Friesh Holland

85,27

85,45

87,10

87,43

88,01

5,14

4,98

3,85

3,63

3,45

3,80

3,84

3,34

3,32

3,15

5,04

4,98

5,02

4,89

4,65

0,75

0,75

0,69

0,73

0,68

14,73

14,55

12,90

12,57

11,93

Telah diketahui pula bahwa susu yang banyak mengandung lemak akan banyak

mengandung vitamin A dan D per volume susu, karena vitamin-vitamin tersebut

berhubungan dengan lemak susu.

2. Keturunan

Bangsa sapi yang telah mengalami seleksi dengan baik mampu menghasilkan

produksi susu yang lebih tinggi. Sifat-sifat yang diturunkan yaitu kesanggupan untuk

mengubah sejumlah zat-zat makanan yang diperoleh dari bahan maknan menjadi air

susu.

3. Masa Laktasi

Masa laktasi yaitu masa sapi berproduksi susu (antara waktu beranak sampai

masa kering). Masa laktasi itu berlangsung selama 10 bulan atau sekitar 305 hari,

sedangkan masa kering itu biasanya berlangsung selama 2 bulan atau 60 hari.

Dengan pemeliharaan yang layak produksi maksimum tercapai pada minggu ke 3

sampai minggu ke 6 setelah melahirkan. Setelah itu beransur-ansur turun sampai

bulan ke 10. Kadar lemak susu mulai menurun setelah 1 – 2 bulan masa laktasi, dan

setelah 2 – 3 bulan masa laktasi maka kadar lemak susu mulai konstan dan naik

sedikit.

4. Umur

Sapi yang beranak pada umur yang tua (3 tahun) akan menghasilkan susu yang

lebih banyak dari pada sapi yang beranak umur muda (2 tahun). Produksi susu akan

terus meningkat dengan bertambahnya umur sampai sapi berumur 7 atau 8 tahun,

walaupun ini sangat ditentukan oleh breed ternak dan kemudian setelah umur

Page 58: Hand Out Sapi Perah Lengkap

38

tersebut produksi susu akan menurun sedikit demi sedikit sampai sapi berumur 11

atau 12 tahun produksi susunya akan rendah sekali. Meningkatnya produksi susu tiap

laktasi dari umur 2 tahun sampai 7 tahun itu disebabkan bertambah besarnya sapi

karena pertumbuhan, jumlah tenunan-tenunan dalam ambing juga bertambah.

Turunnya produksi susu pada sapi yang tua disebabkan aktivitas-aktivitas kelenjar-

kelenjar ambing sudah berkurang. Kemampuan sapi untuk berproduksi susu tidak

hanya dipengaruhi oleh pertumbuhan badannya, tetapi juga pertumbuhan ambingnya

yang mencapai maksimum pada laktasi ke 3 atau ke 4.

Pada saat sapi mencapai kematangan berproduksi susu (pada saat dewasa

tubuh) produksi susunya lebih tinggi sekitar 25 % dibandingkan dengan sapi yang

masih berumur 2 tahun.

Kandungan lemak susu menurun sekitar 0,2 % antara tahun pertama sampai

tahun ke lima periode laktasinya.

5. Kondisi/Besarnya Ternak

Beberapa hasil penelitian telah menunjukkan bahwa sapi yang badannya besar

mempunyai produksi susu yang lebih tinggi dibandingkan sapi yang berbadan kecil

dalam bangsa dan umur yang sama. Hal ini disebabkan karena sapi yang badanya

besar akan makan lebih banyak, sehingga menghasilkan susu yang lebih banyak,

karena metabolismenya tinggi. Akan tetapi produksi susu tersebut komposisinya (nilai

gizinya) tidak dipengaruhi oleh besarnya sapi.

6. Siklus Estrus (Berahi)

Estrus biasanya menurunkan produksi susu, tetapi dari beberapa hasil penelitian

mengemukakan bahwa itu tidak selanya terjadi. Pada waktu sapi berahi terdapat

perubahan-perubahan faali yang mempengaruhi volume dan kualitas air susu yang

dihasilkan. Beberapa sapi menunjukkan gejalah nervous (gelisah) dan mudah terkejut

sehingga tidak mau makan atau makannya sedikit sehingga mengakibatkan produksi

susu turun. Terdapat juga sapi yang tidak banyak dipengaruhi oleh masa berahi. Bila

produksi susu menurun banyak, maka kadar lemak dan kualitas susu akan berubah.

Selama berahi berlangsung produksi susu dan kadar lemak susu mengalami

penurunan yang cukup berarti.

Page 59: Hand Out Sapi Perah Lengkap

39

7. Kebuntingan

Peternak telah mengetahui bahwa sapi yang telah dikawinkan dan bunting akan

menghasilkan susu lebih sedikit dari pada sapi yang tidak bunting. Pengaruh

kebuntingan terhadap produksi susu hanya sedikit sampai bulan ke 5, tetapi dari

bulan ke 5 produksi susu menurun lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak

bunting. Ini mungkin disebabkan karena keseimbangan hormon yang berubah.

Suatu hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan yang diperuntukkan untuk

foetus dan selaputnya adalah equivalent dengan 55 – 85 kg susu pada sapi Jersey

atau 100 – 135 kg susu pada sapi FH. Sedangkan penelitian lain pada sapi FH

menunjukkan angka yang lebih besar yaitu 240 – 400 kg susu. Dalam hal ini

kebuntingan mempunyai pengaruh terhadap produksi susu.

C. FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN KUALITAS AIR SUSU

1. Musim

Sapi yang melahirkan di musim dingin atau musim gugur umumnya produksi

susunya lebih tinggi dibandingkan yang melahirkan di musim panas. Jadi pada cuaca

yang panas produksi susu sapi umumnya menurun.

Pada sapi yang digembalakan, umumnya produksi susunya menurun pada

musim kemarau dibandingkan pada musim hujan, ini hubungannya dengan

ketersediaan hijauan makanan ternak.

2. Frekuensi Pemerahan

Pada umumnya sapi diperah 2 kali sehari ialah pagi dan sore hari. Pemerahan

yang dilakukan lebih dari 2 kali sehari hanya dilakukan pada sapi yang dapat

berproduksi susu tinggi, misalnya pada sapi yang produksi susunya 20 liter per hari

dapat diperah 3 kali sehari; sedangkan sapi yang berproduksi susu 25 liter atau lebih

per hari dapat diperah 3 kali sehari.

Pada sapi yang berproduksi tinggi bila diperah 3 – 4 kali sehari produksi susunya

lebih tinggi dibandingkan dengan yang hanya diperah 1 – 2 kali sehari. Pemerahan 3

kali sehari akan meningkatkan produksi susu sebanyak 10 – 25 % dibandingkan

dengan pemerahan 2 kali sehari. Peningkatan produksi susu tersebut karena

pengaruh hormon prolaktin yang lebih banyak dihasilkan dari pada yang diperah 2

kali sehari.

Bila sapi diperah dua kali sehari dengan selang waktu yang sama antara

pemerehan tersebut, maka sedikit sekali terjadi perubahan kualitas air susu. Bila sapi

Page 60: Hand Out Sapi Perah Lengkap

40

diperah 4 kali sehari, kadar lemak akan tiggi pada besok paginya pada pemerahan

pertama. Makin sering sapi diperah, produksi susu akan naik seperti yang ditunjukkan

oleh penelitian dari Kendrik (1953).

Umur Sapi 3 kali sehari diperah 4 kali sehari diperah

2 tahun 20 % > dari 2 kali diperah 35 % > dari 2 kali diperah

3 tahun 17 % > dari 2 kali diperah 30 % > dari 2 kali diperah

4 tahun 15 % > dari 2 kali diperah 26 % > dari 2 kali diperah

Kenaikan hasil susu itu tergantung pada kemampuan sapi itu untuk berproduksi,

makanan dan manajemen.

3. Pergantian Pemerah

Sapi perah lebih suka diperah secara teratur oleh pemerah yang sama. Dengan

sistem pemerahan tangan (manual), pergantian pemerah dapat menyebabkan stress,

dimana sapi perah sangat peka terhadap perubahan-perubahan pada dirinya

termasuk pergantian pemerah.

4. Masa Kering

Produksi susu pada laktasi ke 2 dan berikutnya dipengaruhi oleh lamanya masa

kering yang lalu. Untuk tiap individu sapi betina produksi susu akan naik dengan

bertambahnya masa kering sampai 7 atau 8 minggu, tetapi dengan masa kering yang

lebih lama lagi produksi susu tidak akan bertambah.

5. Calving Interval

Calving interval yang optimal adalah 12 dan 13 bulan. Bila calving interval

diperpendek akan menurunkan produksi susu 3,7 – 9 % pada laktasi yang sedang

berjalan atau yang berikutnya. Sedangkan bila calving interval diperpanjang sampai

450 hari, maka laktasi yang sedang berjalan dan laktasi yang akan datang akan

meningkatkan produksi susu 3,5 %, tetapi bila ditinjau dari segi ekonomis akan rugi,

karena tidak sesuai susu yang dihasilkan dibandingkan dengan makanan yang

diberikan kepada sapi.

6. Obat-obatan

Dalam usaha meningkatkan produksi dan kadar lemak susu biasa dilakukan

dengan pemberian obat dalam dosis tertentu pada ransum selama periode laktasi.

Page 61: Hand Out Sapi Perah Lengkap

41

Jenis obat yang biasa digunakan adalah Thyroprotein, tetapi dalam penggunaan obat

ini harus dibarengi dengan pemberian ransum yang baik. Pemberian Thyroprotein ini

dapat meningkatkan produksi susu sampai 20 %. Kekurangan dari pada obat ini yaitu

apabila tidak dilanjutkan pada periode laktasi berikutnya maka produksi susu

menurun secara derastis.

7. Hormonal

Hormon lactogen, prolactin dan luteotropin yang disekresi oleh kelenjar pituitary

anterior mempunyai peranan penting dalam produksi susu. Sapi yang sedang laktasi

disuntikkan lactogen ternyata dapat meningkatkan produksi susu, begitu juga hormon

lainnya seperti thyroxin.

8. Penyakit

Penyakit ternak memiliki pengaruh yang sangat merugikan. Pada sapi perah,

penyakit sangat mempengaruhi produksi susu seperti misalnya penyakit mastitis dan

lain-lain.

9. Makanan/Nutrisi

Pada umumnya variasi dalam produksi susu dan lemak pada beberapa

peternakan sapi perah disebabkan oleh perbedaan dalam makanan dan

tatalaksananya. Makanan yang terlalu banyak konsentrat akan menyebabkan kadar

lemak susu rendah.

Ternak sapi yang kekurangan makanan menyebabkan menurunnya produksi

susu dan persentase lactose susu, tetapi meningkatkan kandungan lemak air susu,

sebaliknya bila mendapat makanan yang secukupnya dapat meningkatkan produksi

susu dan umumnya persentase lemak susu menurun.

Pemberian makanan yang banyak pada seekor sapi yang kondisinya jelek pada

waktu sapi itu sedang dikeringkan dapat menaikkan produksi susu sebesar 10 – 30

%.

Perubahan tipe lemak dalam ransum ternak sapi perah tidak konsisten merubah

kandungan lemak air susu. Akan tetapi tingginya minyak ikan dan minyak tak jenuh

lainnya dalam ransum nyata menurunkan persentase lemak susu dengan tanpa

mempengaruhi produksi susu. Kandungan lemak susu yang normal adalah sekitar 3

– 4 %.

Ada beberapa cara pemberian makanan untuk menekan peningkatan kandungan

lemak susu dan merangsang peningkatan produksi susu seperti:

Page 62: Hand Out Sapi Perah Lengkap

42

1. Membatasi bahan makanan yang banyak mengandung serat kasar. Apabila

serat kasar ransum dikurangi sampai 30 % dari bahan kering dapat menurunkan

persentase lemak susu sekitar 2 %. Pemberian hay pada batas 1,5 pon per 100

pon berat badan masih dapat mencegah peningkatan kandungan lemak air

susu.

2. Meningkatkan ransum biji-bijian.

3. Mencincang hijauan makanan ternak dengan halus (+ 0,125 inch).

4. Meningkatkan komposisi jagung dalam ransum.

5. Sapi digembalakan pada padang rumput yang baik.

Vitamin A dan D tidak disintesa dalam tubuh ternak sapi, oleh karena itu level

vitamin A dalam susu dipengaruhi oleh kandungan bahan makanan. Untuk vitamin D

dipengaruhi oleh seringnya ternak dikena sinar matahari.

Pemberian air adalah penting untuk produksi susu, karena susu terdiri atas 87 %

air dan 50 % dari badan sapi terdiri atas air. Jumlah air yang dibutuhkan tergantung

pada produksi susu yang dihasilkan sapi, suhu sekelilingnya dan jenis makanan yang

diberikan. Perbandingan antara susu yang dihasilkan dan air yang dibutuhkan adalah

1 : 3,6. Air yang dibutuhkan setiap hari bagi sapi minimal untuk setiap satu liter susu

yang dihasilkan dibutuhkan air minum sebanyak 4 liter. Sebaiknya sapi diberi air

minum secara ad libitum.

PENUTUP

Komponen dan zat gizi pada air susu antara lain; Air, Lemak (Trigliserida, Vitamin

yang larut dalam lemak, carotein), Protein (Kasein, Protein whey), Lactose, Mineral,

Vitamin yang larut dalam air.

Faktor internal yang mempengaruhi produksi dan kualitas`air susu antara lain;

Breed, Keturunan, Masa laktasi, Umur, Kondisi ternak, Siklus estrus dan Kebuntingan,

sedangkan faktor eksternal antara lain; Musim, Frekuensi pemerahan, Pergantian

pemerah, Masa kering, Calving interval, Obat-obatan, Hormon, Penyakit dan

Makanan.Nutrisi.

Indikator penilaian pada materi ini adalah sebagai berikut:

1. Ketepatan penyajian pada tugas mandiri, tugas kelompok dan presentasi sesuai

sasaran akhir pembelajaran dan nilai kuis (40%)

2. Kreatifitas dalam memperoleh informasi yang sesuai dengan materi atau pokok

bahasan (30%)

3. Penguasaan materi dalam memaparkan, cara menjawab/menanggapi, serta

penampilan (30%)

Page 63: Hand Out Sapi Perah Lengkap

43

.

SOAL SEBAGAI BAHAN EVALUASI

1. Kemukakan komponen-komponen nilai gizi yang terkandung pada air susu.

2. Kemukakan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi produksi dan

kualitas air susu.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ensminger, M. E. 1980. Dairy Cattle Science. Clovis, California. (Chapter 1; 2 – 19).

2. Foley, R. C., D. L. Bath, F. N. Dickinson and H. A. Tucker. 1980. Dairy Cattle: Principles, Practices, Problems, Profits. Lea and Febiger-Philadelphia. (Part IV; 372 – 389, Part VI; 510 - 550).

3. Schmidt, G. H., L. D. Van Vleck and M. F. Hutjens. 1988. Principles of Dairy Science. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. (Chapter 5; 63 – 73).

4. Sudono, A. 1999. Ilmu Produksi Ternak Perah. Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. (Bab V; 28 – 35).

Page 64: Hand Out Sapi Perah Lengkap

44

BAB 5 KEBUTUHAN ZAT-ZAT MAKANAN PADA

TERNAK PERAH

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebutuhan akan zat-zat makanan bagi ternak perah merupakan salah satu faktor

yang penting dan turut menentukan berhasil tidaknya usaha ternak perah, dimana

kebutuhan zat-zat makanan merupakan asupan gizi untuk meningkatkan produksi susu.

Zat-zat makanan dibutuhkan ternak perah untuk proses, pertumbuhan,

kebuntingan atau reproduksi, dan produksi daging/susu. Sedangkan kebutuhan zat-zat

nutrisi pada ternak perah antara lain energi, protein, mineral, vitamin dan air. Apabila

zat-zat makanan tersebut tidak terpenuhi pada ternak perah maka akan mengakibatkan

penurunan tingkat produktivitas dan juga akan berdampak pada kesehatan ternak.

B. RUANG LINGKUP ISI

- Kebutuhan zat-zat makanan pada ternak perah

- Nutrisi zat-zat makanan pada ternak perah

- Kegunaan zat-zat makanan pada ternaka perah.

C. KAITAN BAB

Bab ini merupakan bab ke lima dan lanjutan dari bab-bab sebelumnya yang

membahas tentang kebutuhan zat-zat makanan pada ternak perah dan nutrisi zat-zat

makanan serta kegunaan zat-zat makanan tersebut. Bab ini merupakan pengantar

menuju bab-bab berikutnya.

D. SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Menjelaskan kebutuhan zat-zat makanan pada ternak ternak perah.

2. Menjelaskan nilai nutrisi zat-zat makanan pada ternak ternak perah.

3. Menjelaskan kegunaan zat-zat makanan pada ternak ternak perah.

Page 65: Hand Out Sapi Perah Lengkap

45

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN Zat-zat makanan dibutuhkan ternak sapi untuk:

- Maitenance

- Pertumbuhan

- Kebuntingan atau reproduksi

- Produksi daging/susu

Kebutuhan zat-zat nutrisi pada sapi al:

- Energi

- Protein

- Mineral

- Vitamin

- Air

1. Energi

Sumber energi yang paling utama :

- Karbohidrat

- Lemak

Karbohidrat mempunyai kelebihan dibanding lemak sebagai sumber energi yaitu:

- Mudah dicerna

- Mudah diserap

- Mudah ditransformasi untuk produksi susu/daging dan lemak tubuh

Tujuan energi untuk proses kehidupan seperti :

- Aktivitas jantung

- Peredaran darah

- Aktivitas otot

- Aktivitas system saraf

- Sintesa protein dan lemak

- Sekresi air susu

- Pertumbuhan foetus

- Pertumbuhan pada anak sapi

Akibat kekurangan energi :

- Pertumbuhan terhambat

Page 66: Hand Out Sapi Perah Lengkap

46

- Terlambat pubertas

- Menurunkan berat badan

- Produksi susu menurun

Sistem pengeluaran energi pada ternak:

- Gross Energi (GE): Feces (30 %) + Urine (5 %) + Gas (5 %) + Temp. tubuh (20 %) +

Maintenace (20 %) + Prod. susu dan pertumbuhan (20 %).

- Digestible Energi (DE): Urine + Gas + Temp. tubuh + Maintenace + Prod. susu dan

pertumbuhan.

- Metabolisme Energi (ME): Gas + Temp. tubuh + Maintenace + Prod. susu dan

pertumbuhan.

- Net Energi (NE): Maintenace + Prod. Susu/daging dan pertumbuhan.

2. Protein

Protein kasar adalah semua komponen nitrogen (N) pada makanan. Kandungan N

makanan x 6,25 itulah protein kasar (Kandungan N pada protein rata-rata 16 %).

Protein dibutuhkan oleh ternak untuk:

- Pertumbuhan

- Memperbaiki jaringan yang sudah tua

- Produksi susu/daging

- Perkembangan ternak terutama yang baru lahir

- Keseimbangan protein protein dalam tubuh

Protein penting pada ternak yang sedang laktasi, karena zat padat pada susu

mengandung sekitar 27 % protein. Dan juga dapat mengaktifkan mikroorganisme di

dalam rumen.

Akibat kekurangan protein :

- Pertumbuhan terhambat

- Pertahanan tubuh menurun

- Menurunkan berat lahir

- Produksi susu/daging menurun

- Kandungan solid non fat pada susu menurun

Sumber protein yang paling utama :

- Tanaman

- Hewan

Page 67: Hand Out Sapi Perah Lengkap

47

Pada umumnya hewan mengandung lebih banyak protein dibandingkan denga

tanaman . Kadar protein secara keseluruhan pada hewan (10 – 20 %), sedang pada

tanaman (6 – 8 %).

Pada bagian tanaman umumnya mengandung protein lebih tinggi pada biji,

kemudian daun baru batang.

3. Mineral

Fungsi Mineral secara umum :

1. Menguatkan dan mengeraska struktur tulang

2. Mengaktifkan system enzim

3. Mengontrol keseimbangan pengeluaran air dan gas dalam tubuh ternak

4. Mengatur keseimbangan asam yang dibutuhkan

5. Meransang aktivitas otot dan urat saraf.

Kebutuhan makro mineral pada ternak perah :

- NaCl (garam dapur)

- Calsium

- Phosphor

- Magnesium

- Sulfur

Kebutuhan mikro mineral pada ternak perah :

- Besi - Tembaga

- Mangan - Cobalt

- Yodium dll.

-

Ca dan P merupakan susunan mineral yang terbesar dalam tulang, gigi dan air

susu. Kekurangan Ca dan P akan mengakibatkan produksi susu/daging menurun,

tulang dan gigi lemah, serta pertumbuhan terganggu. Kebutuhan Ca pada ternak perah

sekitar : 0,30 – 0,45 %, sedang P: 0,25 – 0,35 %.

Sapi yang kekurangan NaCl mengakibatkan :

- Bulu kusam

- Produksi menurun.

Ternak perah yang sedang laktasi membutuhkan 20 – 25 g NaCl/hari. Unsur

mikro mineral apabila kadarnya berlebihan bisa menimbulkan keracunan, sehingga tidak

Page 68: Hand Out Sapi Perah Lengkap

48

perlu ditambahkan secara khusus pada ransum. Sedang Ca, P dan NaCl memang

dibutuhkan tambahan khusus pada ransum.

4. Vitamin

Vitamin yang dibutuhkan pada ternak perah adalah; Vitamin, A, B, C, D, E dan K.

Di dalam tubuh hewan vitamin dibutuhkan untuk kesehatan dan kekuatan tubuh. Di

dalam makanan biasanya unsur-unsur vitamin tersedia asalkan ternak memperoleh

pakan yang terjamin. Mikroorganisme di dalam perut hewan ruminansia dapat

mensintesa banyak vitamin terutama vitamin B kompleks, yang penting rumen berfungsi

normal. Sedangkan vitamin C dapat dibentuk dalam jaringan tubuh hewan.

Vitamin-vitamin yang diperlukan oleh hewan ruminansia hanya yang larut dalam

lemak seperti Vitamin A, D, E dan K.

Vitamin A

Hijauan banyak mengandung Carotein, jadi dalam hijauan cukup tersedia pro-

vitamin A dalam bentuk carotein dan dapat dirubah menjadi vitamin A dalam tubuh

hewan. Apabila hijauan yang diberikan tidak cukup maka perlu diberikan vitamin A

suplemen.

Gejalah kekurangan Vitamin A

- Rabun mata - Bulu kusam

- Mata berair - Kulit bersisik

- Diare - Keguguran

- Infeksi cepat menjadi parah

- Anak yang lahir lemah atau mati

Vitamin B

Vitamin B complex kesemuanya dapat dibentuk di dalam tubuh ruminansia. Oleh

karena itu kemungkinan terjadinya kekurangan vitamin B sangat kecil, kecuali ternak

kekurangan pakan.

Vitamin D

Vitamin D dibentuk (disintesa) dalam jaringan tubuh dengan bantuan sinar

matahari, karena jaringan di bawah kulit terdapat pro-vitamin D yang apabila dikena

sinar matahari maka akan terbentuk vitamin D.

Page 69: Hand Out Sapi Perah Lengkap

49

Ternak-ternak di daerah tropis jarang terjadi kekurangan vitamin D. Ternak yang

kekurangan vitamin D akan kerdil. Sumber vitamin D juga terdapat pada hijauan yang

selalu kena sinar matahari.

Vitamin E

Semua makanan hijauan dan padi-padian mengandung vitamin E. Ternak yang

diberi hijauan segar tidak akan terjadi kekurangan vitamin E. ternak yang kekurangan

hijauan segar sebaiknya diberikan sumber vitamin E seperti padi-padian.

5. Air

Ternak lebih menderita terhadap kekurangan air dibandingkan dengan kekurangan

zat-zat makanan lainnya. Ternak yang sedang laktasi sangat membutuhkan air, karena

di dalam susu terdapat 85 – 87 % air, begitu pula di dalam tubuh ternak terdiri dari 60 –

70 % air.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi air pada ternak:

- Umur

- Berat badan

- Tingkat produksi

- Cuaca

- Jenis ransum

Di dalam tubuh air berfungsi :

- Mengatur suhu dalam tubuh

- Membantu proses pencernaan

- Membantu proses metabolisme

- Membantu proses pelepasan kotoran

- Pelumas pada persendian.

PENUTUP

Zat-zat makanan dibutuhkan oleh ternak perahi untuk: (1) maintenance, (2)

pertumbuhan, (3) kebuntingan atau reproduksi, dan (4) produksi daging/susu.

Kebutuhan zat-zat nutrisi pada ternak perah antara lain: (1) energy, (2) protein, (3)

mineral, (4) vitamin dan (5) air.

Indikator penilaian pada materi ini adalah sebagai berikut:

1. Ketepatan penyajian pada tugas mandiri, tugas kelompok dan presentasi sesuai

sasaran akhir pembelajaran dan nilai kuis (40%)

Page 70: Hand Out Sapi Perah Lengkap

50

2. Kreatifitas dalam memperoleh informasi yang sesuai dengan materi atau pokok

bahasan (30%)

3. Penguasaan materi dalam memaparkan, cara menjawab/menanggapi, serta

penampilan (30%)

.

SOAL SEBAGAI BAHAN EVALUASI

1. Kemukakan zat-zat makan yang dibutuhkan pada ternak perah agar dapat

berproduksi secara maksimal.

2. Jelaskan fungsi mineral pada tubuh ternak perah.

3. Kemukakan akibat yang ditimbulkan apabila ternak perah terjadi kekurangan

protein.

4. Kemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi air pada ternak

perah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 1995. Beternak Sapi Perah. Kanisisus. Yogyakarta.

2. Ensminger, M. E. 1980. Dairy Cattle Science. Clovis, California. (Chapter 1; 2 –

19).

3. Foley, R. C., D. L. Bath, F. N. Dickinson and H. A. Tucker. 1980. Dairy Cattle: Principles, Practices, Problems, Profits. Lea and Febiger-Philadelphia. (Part IV; 372 – 389, Part VI; 510 - 550).

4. Moran, J. 2005. Tropical Dairy Farming: Feeding Management for Small Holder Dairy Farmers in the Humid Tropics. Landlinks Press. Australia.

5. Prihadi, S. dan Adiarto. 2008. Ilmu Ternak Perah. Fakultas Peternakan, Universitas Gajah Mada. Yogyakarta

6. Schmidt, G. H., L. D. Van Vleck and M. F. Hutjens. 1988. Principles of Dairy Science. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. (Chapter 5; 63 – 73).

7. Sudono, A. 1999. Ilmu Produksi Ternak Perah. Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. (Bab V; 28 – 35).

Page 71: Hand Out Sapi Perah Lengkap

51

BAB 6 BAHAN MAKANAN (PAKAN)

PADA TERNAK PERAH PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahan makanan (pakan) merupakan salah satu hal pokok penting dan turut

menentukan berhasil tidaknya usaha ternak perah, dimana bahan makanan merupakan

sumber nutrisi bagi ternak dan apabila bila tidak tercukupi baik kualitas maupun

kuantitas maka tidak akan berproduksi secara maksimal.

Bahan pakan pada ternak perah digolongkan atas 2 kategori utama yaitu (1)

bahan pakan yg berserat kasar (makanan utama), (2) konsentrat (makanan tambahan).

B. RUANG LINGKUP ISI

- Bahan makanan (pakan) pada ternak perah

- Sumber bahan pakan utama pada ternak perah

- Sumber bahan pakan tambahan (konsentrat) pada ternak perah

- Jenis-jenis ransum pada ternak perah.

C. KAITAN BAB

Bab ini merupakan bab ke enam dan lanjutan dari bab-bab sebelumnya yang

membahas tentang bahan pakan dan sumber-sumber bahan pakan (pakan utama dan

pakan tambahan) pada ternak perah. Bab ini merupakan pengantar menuju bab-bab

berikutnya.

D. SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Menjelaskan fungsi bahan pakan ternak perah.

2. Menjelaskan sumber bahan pakan utama pada ternak perah.

3. Menjelaskan sumber bahan pakan tambahan (konsentrat) pada ternak perah.

4. Menjelaskan jenis-jenis ransum pada ternak perah.

Page 72: Hand Out Sapi Perah Lengkap

52

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN Pakan merupakan faktor penentu dalam keberhasilan peternakan sapi. Ternak sapi

yang dapat berproduksi tinggi, bila tidak mendapat pakan yang cukup, baik kualitas

maupun kuantitas, maka tidak akan menghasilkan secara optimal. Untuk menghindari

kerugian, pemberian pakan harus diperhitungkan dengan cermat dan harus dilakukan

secara efisien.

Bahan pakan pada ternak sapi digolongkan atas 2 kategori utama yaitu:

1. Bahan pakan yg berserat kasar (makanan utama).

2. Konsentrat (makanan tambahan)

Komposisi dalam ransum dari 2 kategori tersebut berubah-ubah sesuai dengan

kebutuhan, bahan yang tersedia, musim dan lain-lain.

Bahan yang berserat kasar ini umumnya:

1. Porsinya dalam ransum lebih banyak

2. Berserat kasar tinggi

3. Rendah kandungan energinya.

Contoh: 1. Hijauan pasture,

2. Rumput potong (Soilage),

3. Hay

4. Silase

5. Jenis hijauan lainnya

6. Jenis bahan pakan yang berserat kasar tinggi lainnya

Bahan yang berserat kasar dibedakan atas 2 yaitu:

1. Bahan pakan yang mempunyai kadar air tinggi seperti:

- Hijauan pasture

- Rumput potong (soilage)

- Silase dan lain-lain.

2. Bahan pakan dalam bentuk kering seperti:

- Hay

- Jerami dan lain-lain

Konsentrat adalah:

- Pakan tambahan bila zat-zat gizi dari makanan utama kurang terpenuhi

- Merupakan sumber energi dan protein

- Mengandung serat kasar yang rendah

- Mudah dicerna

Page 73: Hand Out Sapi Perah Lengkap

53

Konsentrat ini umumnya berasal dari :

- Biji-bijian

- Sisa bahan pangan

- Limbah industri

- Tambahan vitamin

- Tambahan mineral

- Bahan makanan tambahan lainnya

A. BAHAN PAKAN YANG BERSERAT KASAR (PAKAN UTAMA)

Sumber bahan pakan yang berserat kasar pada ternak perah antara lain:

I. Pasture

Gambar 28. Pasture untuk Ternak Perah

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan pasture antara lain:

1. Tipe Pasture

Tipe pasture umumnya digolongkan atas 3 yaitu:

a. Rumput

b. Legum

c. Kombinasi rumput dan legum

Legum mengandung protein dan mineral yang lebih tinggi dibanding rumput pada

tingkat pertumbuhan yang sama. Bakteri pada bintil akar legum dengan fiksasi N dari

udara akan meningkatkan protein tanaman. Ternak yang digembalakan pada pasture

legum dapat menyebabkan kembung perut (bloat). Pasture kombinasi rumput dan

legum sangat baik karena dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas pasture dan

juga dapat dihindari terjadinya bloat pada ternak.

Page 74: Hand Out Sapi Perah Lengkap

54

2. Sistem Grazing pada Pasture

Pengaturan sistem grazing bertujuan antara lain:

- Dapat diatur umur rumput/legum yang tepat untuk digembalakan

- Rumput/legum tdk terlalu tua atau muda pada saat digembalakan

- Tingkat produktivitas pasture tetap tinggi tetapi nilai gizi dan palatabilitasnya tetap

dipertahankan.

Rumput/legum yang terlalu tua memang produktivitasnya tinggi tetapi nilai gizi dan

palatabilitasnya menurun. Sebaliknya rumput/legum yang terlalu muda gizi dan

palatabilitasnya tinggi tetapi produktivitasnya menurun dan perakatannya belum kuat

serta batang bagian bawah belum matang sehingga kemampuan untuk tumbuh kembali

menurun.

Rotational grazing merupakan sistem yang tepat karena dapat diatur umur

rumput/legum untuk digembalakan.

Kontinue grazing mengakibatkan ternak memilih-milih rumput/legum yang

disukainya, sehingga ada rumput/legum yang tidik termakan (terlalu tua) pada saat

under grazing dan sebaliknya rumput/legum secara beransur-ansur berkurang pada

saat over grazing.

3. Stocking Rate

Stocking rate yang tinggi dapat meningkatkan produktivitas ternak per satuan luas

pasture, tetapi menurunkan produksi ternak per ekor, sebagitu juga sebaliknya. Stocking

rate yang tepat adalah memaksimalkan produksi ternak per satuan luas pasture dan

produksi per ekor sapi.

Page 75: Hand Out Sapi Perah Lengkap

55

II. Soilage (Rumput Potong)

Gambar 29. Sistem Pemotongan Rumput untuk Soilage

Soilage merupakan rumput tambahan atau pengganti dari grazing seperti: Jagung,

Sorgum, Rumput gajah dan lain-lain. Soilage harus diatur sistem pemotongannya agar

rumput tersedia sepanjang waktu dan mengatur umur pemotongan yang tepat sehingga

tingkat produktivitas dan kualitasnya dapat dipertahankan.

Rumput potong membutuhkan biaya dan tenaga untuk memotong dan

mengangkutnya dibandingkan dengan rumput grazing. Apabila soilage dipotong saat

terlalu tua maka dapat menurunkan produktivitas ternak sapi.

Rumput potong yang terlalu tua masih lebih baik dibandingkan dengan rumput

grazing, karena lebih selektif pada sistem grazing dibandingkan dengan pada rumput

potong, karena dapat tercampur antara bagian rumput yang mudah dan tua pada saat

dicincang atau dicopper.

Page 76: Hand Out Sapi Perah Lengkap

III. Silase.

Gambar 30. Poses Pembuatan Silase

Silase adalah hijauan pakan yang difermentasikan pada kondisi anaerob dan bisa

disimpan dalam jangka waktu yang lama.

Hijauan pakan yang umum dibuat silase:

1. Jagung

Gambar 31. Budidaya Jagung untuk Pakan Ternak

- Sumber energi yang tinggi

- Kandungan protein dan mineralnya dari legum

- Kadar proteinnya 7

- Pada pembuatan silase dapat ditambahkan urea 10 lb per ton berat basa (30 %

BK) sehingga proteinnya bisa mencapai 12 %.

- Namun disarankan tidak menggunakan urea karena dapat menurunkan

palatabilitas dan produksi ternak.

- Jagung ditambah legum dalam pembuatan silase dapat meningkatkan kadar

protein menjadi 14 %

Gambar 30. Poses Pembuatan Silase

adalah hijauan pakan yang difermentasikan pada kondisi anaerob dan bisa

disimpan dalam jangka waktu yang lama.

Hijauan pakan yang umum dibuat silase:

Gambar 31. Budidaya Jagung untuk Pakan Ternak

Sumber energi yang tinggi

n protein dan mineralnya dari legum

Kadar proteinnya 7 – 8 %

Pada pembuatan silase dapat ditambahkan urea 10 lb per ton berat basa (30 %

BK) sehingga proteinnya bisa mencapai 12 %.

Namun disarankan tidak menggunakan urea karena dapat menurunkan

palatabilitas dan produksi ternak.

Jagung ditambah legum dalam pembuatan silase dapat meningkatkan kadar

di 14 %.

56

adalah hijauan pakan yang difermentasikan pada kondisi anaerob dan bisa

Gambar 31. Budidaya Jagung untuk Pakan Ternak

Pada pembuatan silase dapat ditambahkan urea 10 lb per ton berat basa (30 %

Namun disarankan tidak menggunakan urea karena dapat menurunkan

Jagung ditambah legum dalam pembuatan silase dapat meningkatkan kadar

Page 77: Hand Out Sapi Perah Lengkap

2. Sorgum

Gambar 32. Budidaya Sorgum untuk Pakan Ternak

Kelebihannya dibandingkan dengan jangung dimana sorgum dapat

kembali setelah didefoliasi. Nilai gizinya lebih rendah dari pada jagung terutama kadar

energinya.

3. Gandum

Silase gandum mengandung kadar protein, energi dan calcium serta palatabilitas

yg rendah dibanding silase jagung. Sebaiknya dicampur dengan

penanaman dikombinasi dengan legum sehingga dapat meningkatkan produksi dan

kualitas.

4. Legum

Pembuatan silase legum sebaiknya dicampur dengan rumput, dimana merupakan

silase yang baik karena kandungan protein dan mineralnya tinggi

menghindari terjadinya bloat pada ternak.

5. Bahan Silase lainnya

- Pucuk tebu

- Ampas jeruk

6. Haylage

Haylage adalah rumput atau legum yang bahan keringnya sekitar 50 % untuk

dibuat silase.

Gambar 32. Budidaya Sorgum untuk Pakan Ternak

Kelebihannya dibandingkan dengan jangung dimana sorgum dapat

kembali setelah didefoliasi. Nilai gizinya lebih rendah dari pada jagung terutama kadar

Silase gandum mengandung kadar protein, energi dan calcium serta palatabilitas

yg rendah dibanding silase jagung. Sebaiknya dicampur dengan legum atau pada waktu

penanaman dikombinasi dengan legum sehingga dapat meningkatkan produksi dan

Pembuatan silase legum sebaiknya dicampur dengan rumput, dimana merupakan

silase yang baik karena kandungan protein dan mineralnya tinggi

menghindari terjadinya bloat pada ternak.

- Ampas tebu

- Ampas kentang dan lain-lain.

adalah rumput atau legum yang bahan keringnya sekitar 50 % untuk

57

Gambar 32. Budidaya Sorgum untuk Pakan Ternak

Kelebihannya dibandingkan dengan jangung dimana sorgum dapat tumbuh

kembali setelah didefoliasi. Nilai gizinya lebih rendah dari pada jagung terutama kadar

Silase gandum mengandung kadar protein, energi dan calcium serta palatabilitas

legum atau pada waktu

penanaman dikombinasi dengan legum sehingga dapat meningkatkan produksi dan

Pembuatan silase legum sebaiknya dicampur dengan rumput, dimana merupakan

silase yang baik karena kandungan protein dan mineralnya tinggi dan juga dapat

adalah rumput atau legum yang bahan keringnya sekitar 50 % untuk

Page 78: Hand Out Sapi Perah Lengkap

IV. Hay

Hay adalah bahan pakan yang dikeringkan sampai kadar airnya mencapai 10

%. Cara pengeringannya yaitu: dengan sinar matahari atau pengering buatan.

sebaiknya disimpan dalam bentuk packing.

Jenis bahan pakan untuk Hay:

- Rumput-

- Padi-padian

- Leguminosa

Cara meningkatkan kualitas Hay

1. Jumlah daun lebih banyak dari pada batang, karena kandunga protein, mineral

(calcium, dan phospor) dan vitamin (carotein) lebih tinggi pada daun diban

batang

2. Tanaman dipotong sebelum matang, karena tanaman yang matang kandungan

protein, mineral, vitamin dan palatabilitasnya menurun sedang serat kasar

meningkat.

3. Jenis bahan pakan yang dibuat hay

4. Waktu dan sistem pengeringan

V. Jenis Hijauan Lainnya

1. Daun-daunan (daun nangka, mangga, kelapa, waru dan lain

2. Pucuk tebu dan lain

Gambar 33. Penyimpanan Hay

adalah bahan pakan yang dikeringkan sampai kadar airnya mencapai 10

Cara pengeringannya yaitu: dengan sinar matahari atau pengering buatan.

sebaiknya disimpan dalam bentuk packing.

bahan pakan untuk Hay:

-rumputan

padian

Leguminosa

Cara meningkatkan kualitas Hay

1. Jumlah daun lebih banyak dari pada batang, karena kandunga protein, mineral

(calcium, dan phospor) dan vitamin (carotein) lebih tinggi pada daun diban

2. Tanaman dipotong sebelum matang, karena tanaman yang matang kandungan

protein, mineral, vitamin dan palatabilitasnya menurun sedang serat kasar

3. Jenis bahan pakan yang dibuat hay

4. Waktu dan sistem pengeringan

daunan (daun nangka, mangga, kelapa, waru dan lain

2. Pucuk tebu dan lain-lain.

58

adalah bahan pakan yang dikeringkan sampai kadar airnya mencapai 10 – 15

Cara pengeringannya yaitu: dengan sinar matahari atau pengering buatan. Hay

1. Jumlah daun lebih banyak dari pada batang, karena kandunga protein, mineral

(calcium, dan phospor) dan vitamin (carotein) lebih tinggi pada daun dibanding

2. Tanaman dipotong sebelum matang, karena tanaman yang matang kandungan

protein, mineral, vitamin dan palatabilitasnya menurun sedang serat kasar

daunan (daun nangka, mangga, kelapa, waru dan lain-lain)

Page 79: Hand Out Sapi Perah Lengkap

59

VI. Bahan pakan yg berserat kasar tinggi lainnya

1. Jerami

2. Batang pisang

3. Tongkol jagung

4. Dedak

5. Biji kapok dan lain-lain

6. Bahan pakan ini kandungan protein dan energinya sangat rendah, sehingga

tidak dapat meningkatkan produksi ternak.

B. KONSENTRAT (PAKAN TAMBAHAN)

Konsentrat adalah jenis pakan yang mengandung energi dan protein yang tinggi

dan serat kasarnya rendah. Sumber bahan konsentrat dapat berupa :

1. Biji-bijian seperti :

a. Biji jagung

b. Biji kedelei

c. Biji Gandum

d. Padi-padian dan lain-lain

2. Limbah Pangan dan Industri seperti :

a. Kulit padi (bekatul)

b. Limbah pabrik gula (molases)

c. Limbah pabrik jus

d. Limbah pengolahan biji-bijian (bungkil kelapa, bungkil kacang tanah,

bungkil kedelei dan lain-lain).

e. Limbah pembuatan alcohol

f. Limbah pabrik roti

g. Limbah pembuatan keju

h. Limbah pembuatan tahu dan lain-lain.

3. Tambahan Mineral

Poses pembuatan konsentrat dibutuhkan tambahan mirenal yang cukup.

Bahan mineral pada umumnya tidak mengandung energy dan protein. Tambahan

mineral yang dibutuhkan seperti:

a. NaCl (garam dapur)

b. Calcium

c. Phospor

Page 80: Hand Out Sapi Perah Lengkap

60

Dimana porsinya dalam ransum sekitar 0,5 – 1 %, calcium dan phosphor

biasanya bersumber dari tepung tulang dan kerang.

4. Tambahan Vitamin

Biasanya vitamin yang ditambahkan pada pembuatan konsentrat seperi

vitamin A, B, D dan E.

Perlakuan terhadap pembuatan konsentrat umumnya seperti :

a. Penggilingan

b. Pellet

c. Butiran

d. Pemasakan

e. Kandungan air sekitar 10 – 15 %.

C. RANSUM PADA TERNAK PERAH

1. Ransum Pedet

Makanan utama pada pedet adalah air susu. Pedet yang sehat dibiarkan

menyusui pada induknya selama 2 – 3 hari. Pedet yang menyusui pada induknya

secara terus menerus kurang menguntungkan karena:

- Susu yang diberikan susah dikontrol.

- Dapat mengakibatkan induk sapi terlambat birahi.

Setelah pedet disapih perlu diajari minum sendiri. Pemberian air susu

pada pedet yaitu 10 -15 % dari berat badannya per ekor per hari selama 3,5

bulan. Pada umur 2 minggu pedet bisa diajari makan rumput segar yang masih

mudah sedikit demi sedikit. Sebelum pedet mencapai umur 6 bulan pemberian

rumput tidak lebih dari 5 kg/ekor/hari. Setelah anak sapi berumur 6 bulan sudah

bisa diberikan hijauan sebanyak yang bisa dihabiskan.

Pada umur 1 bulan pedet mulai diberikan makanan penguat untuk

pengganti air susu seperti:

– Umur 1 bulan 0,25 kg/ekor/hari

– Umur 2 bulan 0,50 kg/ekor/hari

– Umur 6 bulan 1,50 kg/ekor/hari

Page 81: Hand Out Sapi Perah Lengkap

61

2. Ransum Pengganti Air Susu

Sapi yang belum berumur 4 bulan alat pencernaannya belum sempurna,

karena pencernaan makanan oleh bakteri dan protozoa dalam rumen belum

berarti. Bahan makanan pengganti air susu harus yang mudah dicerna dan

kandungan proteinnya tinggi. Air susu mengandung protein dapat dicerna (Prdd):

3,5 % dan martabak pati (MP): 15%, berarti imbangan protein (IP) = 3,5 : 15 (IP =

+ 1 : 4). Jadi ransum pengganti air susu IP-nya sekitar 1 : 4.

Ransum pengganti air susu biasanya berupa:

1. - Bungkil kelapa : 67 %

- Bungkil kacang tanah : 33 %

2. - Jagung : 72 %

- Bungkil kacang tanah : 28 %

3. - Bekatul : 25 %

- Bungkil kacang tanah : 75 %

Ransum pengganti air susu harus ditambahkan bahan mineral berupa:

– Garam (NaCl) : 2 %

– Tepung tulang/kerang : 1 %

– Tepung karang (kapur) : 1 %

3. Ransum Anak Sapi (4 – 8 bulan)

Pada umur 4 – 8 bulan biasanya anak sapi tidak diberikan lagi air susu.

Anak sapi pada umur seperti ini kemampuannya mencerna serat kasar (SK)

belum sempurna. Jumlah hijauan yang diberikan pada anak sapi masih terbatas

yaitu kurang dari 10 kg/ekor/hari, selebihnya diberikan dari makanan penguat

(konsentrat).

Pada umur 4 – 8 bulan ini kebutuhan akan energi relatif lebih tinggi dari

pada umur sebelum 4 bulan. Ransum yang diberikan adalah: IP = 1 : 6, yaitu

berupa:

– Hijauan 10 kg/ekor/hari

– Makanan penguat 2 – 2,5 kg/ekor/hari

– Ditambah: NaCl 2%, tepung tulang 1%, dan kapur 1%.

Page 82: Hand Out Sapi Perah Lengkap

62

4. Ransum Sapi Dara (8 bulan – dewasa)

Sapi yang telah berumur 8 bulan ke atas daya cernanya sudah sempurna,

sehingga mampu mencerna bahan makanan yang SK-nya tinngi. Pada umur ini

sapi banyak membutuhkan makanan kasar, sedangkan makanan penguat hanya

pelengkap dari kekurangan zat-zat makanan pada hijauan (pakan utama). Sapi

yang diberikan makanan kasar berupa jerami (yang kandungan nutrisinya lebih

rendah), maka kebutuhan makanan penguat/konsentrat akan lebih banyak untuk

menutupi kekurangan akan nilai nutrisi tersebut.

Makanan penguat yang diberikan pada umur ini tidak perlu terlalu baik

seperti ransum pedet, karena mikroba rumennya dapat merubah Non Protein

Nitrogen (NPN) menjadi protein. Biasanya kebutuhan protein diberikan bahan

berupa NPN seperti Urea. Ransum yang diberikan pada periode ini adalah IP-nya

1 : 8 yaitu dapat berupa:

– Hijauan 20 kg/ekor/hari

– Makanan penguat 2 – 3 kg/ekor/hari

5. . Ransum Sapi Dewasa Laktasi

Ransum sapi dewasa laktasi terdiri dari 2 yaitu

– Makanan yang berserat kasar

– Makanan penguat

Makanan yang berserat kasar ini berupa hijauan (rumput, leguminosa,

daun-daunan dan lain-lain), dimana bisa dalam bentuk segar, silase atau hay.

Makanan yang berserat kasar ini merupakan pakan utama bagi sapi perah.

Sedangkan makanan penguat, berupa konsentrat yang serat kasarnya rendah

dan mudah dicerna, hanya merupakan pakan tambahan untuk menutupi

kekurangan zat makanan pada makanan utama.

Pada sapi dewasa alat pencernaannya sudah sempurna, sehingga

dengan bantuan mikiroorganisme rumen maka:

– Mampu membentuk asam amino esensial dan beberapa vitamin dari

makanan yang berserat kasar.

– Mampu membentuk protein dari NPN seperti Urea

Page 83: Hand Out Sapi Perah Lengkap

63

Protein terdiri dari 16 % N, Kadar N Urea = 45 %. Jadi 1 kg urea dapat

dirubah menjadi 45/100 x 100/16 kg protein.

Beberapa alternatif dosis pemakaian urea:

1. Tidak lebih dari 30 % dari kebutuhan protein

2. Tidak lebih dari 3 % dari kebutuhan makan penguat

3. Tidak lebih dari 1 % dari seluruh ransum

4. Sekitar 20 gr/100kg Berat Badan.

Pemberian urea pada ransum ternak perah harus disertai dengan

pemberian karbohidrat yg mudah dicerna, untuk mencegah terjadinya keracunan.

Bahan yang banyak mengandung karbohidrat yang mudah dicerna seperti;

tepung tapioka, tepung onggok dan lain-lain.

PENUTUP

Bahan makanan merupakan kebutuhan nutrisi bila tidak tercukupi baik kualitas

maupun kuantitas tidak akan menghasilkan secara optimal karena bahan pakan

merupakan salah satu hal pokok penting dan turut menentukan berhasil tidaknya usaha

ternak perah. Bahan pakan pada ternak perah digolongkan atas 2 kategori utama yaitu

(1) bahan pakan yg berserat kasar (makanan utama), (2) konsentrat (makanan

tambahan).

Indikator penilaian pada materi ini adalah sebagai berikut:

1. Ketepatan penyajian pada tugas mandiri, tugas kelompok dan presentasi sesuai

sasaran akhir pembelajaran dan nilai kuis (40%)

2. Kreatifitas dalam memperoleh informasi yang sesuai dengan materi atau pokok

bahasan (30%)

3. Penguasaan materi dalam memaparkan, cara menjawab/menanggapi, serta

penampilan (30%).

SOAL SEBAGAI BAHAN EVALUASI

1. Bahan pakan pada ternak perah digolongkan atas 2 gategori utama, jelaskan ketua

kategori tersebut.

2. Kemukakan cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas hay sebagai

pakan ternak perah.

Page 84: Hand Out Sapi Perah Lengkap

64

3. Kemukakan bahan-bahan yang dapat dibuat dalam penyusunan konsentrat (pakan

tambahan) untuk ternak perah.

4. Kemukakan beberapa alternative dosis penggunaan urea pada ransum ternak perah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 1995. Beternak Sapi Perah. Kanisisus. Yogyakarta.

2. Ensminger, M. E. 1980. Dairy Cattle Science. Clovis, California. (Chapter 1; 2 – 19).

3. Foley, R. C., D. L. Bath, F. N. Dickinson and H. A. Tucker. 1980. Dairy Cattle:

Principles, Practices, Problems, Profits. Lea and Febiger-Philadelphia. (Part IV; 372 – 389, Part VI; 510 - 550).

4. Moran, J. 2005. Tropical Dairy Farming: Feeding Management for Small Holder

Dairy Farmers in the Humid Tropics. Landlinks Press. Australia.

5. Prihadi, S. dan Adiarto. 2008. Ilmu Ternak Perah. Fakultas Peternakan, Universitas Gajah Mada. Yogyakarta

6. Schmidt, G. H., L. D. Van Vleck and M. F. Hutjens. 1988. Principles of Dairy Science. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. (Chapter 5; 63 – 73).

7. Sudono, A. 1999. Ilmu Produksi Ternak Perah. Jurusan Ilmu Produksi Ternak,

Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. (Bab V; 28 – 35).

Page 85: Hand Out Sapi Perah Lengkap

65

BAB 7 SISTEM PENCERNAAN PADA TERNAK PERAH

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem pencernaan pada ternak perah sebagai ternak ruminansia berbeda

dengan ternak non ruminansia khususnya pada lambung, dimana lambung pada ternak

ruminansia ganda yang terdiri atas bagian-bagian sepeti; Rumen, reticulum, omasum

dan abomasum.

Pada rumen ternak ruminansia terjadi proses penghancuran dan fermentasi

bahan pakan sehingga pada ternak ruminansia mampu mencerna bakam pakan yang

berserat kasar tinggi.

B. RUANG LINGKUP ISI

- Perkembangan lambung ternak perah sebagai ternak ruminansia

- Susunan alat pencernaan serta pengaturan kebutuhan zat gizi makanan dalam

tubuh hewan.

- Proses fermentasi bahan makanan dalam rumen.

C. KAITAN BAB

Bab ini merupakan bab ke tujuh yang membahas tentang perkembangan

lambung ternak ruminansia, susunan alat pencernaan dan pengaturan kebutuhan zat

makanan dalam tubuh hewan, dan proses fermentasi bahan makanan dalam rumen.

Bab ini merupakan pengantar menuju bab-bab berikutnya.

D. SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Menjelaskan tentang perkembangan lambung ternak ruminansia.

2. Menjelaskan susunan alat pencernaan serta pengaturan kebutuhan zat makanan

dalam tubuh hewan.

3. Menjelaskan proses fermentasi bahan makanan dalam rumen

Page 86: Hand Out Sapi Perah Lengkap

66

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

A. PERKEMBANGAN LAMBUNG RUMINANSIA

Sistem pencernaan pada ternak ruminansia berbeda dengan ternak non

ruminansia. Seperti misalnya unggas, kuda, babi dan lain- lain sistem

pencernaannya tunggal (sederhana), tetapi pada ternak ruminansia seperti sapi,

kerbau, kambing, domba dan lain-lain system pencernaannya cukup panjang dan

sempurna. Sapi mempunyai lambung ganda yang terdiri atas bagian-bagian sebagai

berikut:

1. Rumen, bagian yang tonjolannya seperti bulu (handuk).

2. Reticulum, bagian yang berbentuk seperti sarang laba-laba.

3. Omasum, bagian yang berbentuk seperti lembaran buku.

4. Abomasum, bagian yang terdiri dari lipatan-lipatan.

Perkembangan dan fungsi keempat komponen lambung ruminansia

berlangsung sejalan dengan umur ternak. Pada ternak ruminansia yang baru lahir

hanya abomasum yang sudah berfungsi. Ransum berupa air susu disalurkan

langsung ke abomasum melalui oesophagus. Sebelum umur satu bulan hanya

ransum yang berbentuk cairan yang dapat dimanfaatkan. Perkembangan dan fungsi

komponen lambung ruminansia menjadi sempurna setelah sapi berumur satu tahun.

B. SUSUNAN ALAT PENCERNAAN SERTA PENGATURAN KEBUTUHAN ZAT MAKANAN DALAM TUBUH HEWAN

Sistem pencernaan pada sapi mulai dari saluran saluran mulut sampai anus

sebagai berikut:

1. Mulut (Gerakan Mekanis)

Proses penghancuran makanan dengan gerakan mekanis yang diawali pada

bagian mulut, kemudian dilanjutkan dengan proses fermentasi di dalam perut. Mula-

mula makanan masuk ke dalam mulut dan dikunya dengan gigi geraham belakang.

2. Rumen dan Reticulum

Dari mulut makanan masuk ke rumen melalui oesophagus. Rumen salah satu

bagian dari ke empat bagian perut yang paling besar. Kemudian dari rumen masuk

ke reticulum yang merupakan bagian perut yang terkecil.

Rumen dan reticulum sama sebagai tempat utama berlangsungnya proses

fermentasi. Kedua bagian ini berisi jutaan mikroba yang terdiri dari bakteri dan

protozoa yang kegiatannya melakukan fermentasi terhadap makanan. Makanan

Page 87: Hand Out Sapi Perah Lengkap

67

yang berupa sekat kasar seperti cellulose dan hemicellulosa dicerna atau

dihancurkan menjadi bagian-bagian yang halus sampai berwujud cairan dan

mensintesa beberapa vitamin seperti vitamin B compleks, vitamin K dan membentuk

protein. Di dalam tubuh sapi dapat dibentuk vitamin-vitamin dan protein, tetapi

unsur-unsur mineral tidak dapat disintesa oleh tubuh. Oleh karena itu dalam

penyusunan ransum sapi perlu penambahan mineral.

Makanan yang telah dicerna disalurkan melalui dinding alat pencernaan masuk

ke dalam aliran darah langsung ke bagian-bagian tubuh seperti; masuk ke dalam

ambing untuk pembentukan air susu. Sedangkan bagian-bagian makanan yang

masih kasar dikembalikan ke mulut dalam bentuk bolus-bolus untuk proses

memamah biak. Oleh karena itu, pada saat sapi telah merumput biasanya berbaring

dan mengunyah-ngunyah rumput/hijauan yang dikeluarkan kembali dalam bentuk

bolus-bolus dari rumen ke mulut. Setelah itu masuk kembali ke rumen dan

mengalami proses fermentasi. Di dalam rumen ini juga non protein nitrogen (NPN)

yang terdapat dalam ransum dirubah menjadi asam-asam amino esensial.

Dengan adanya rumen dan mikroorganisme di dalamnya sehingga ternak

ruminansia mampu mencerna sejumlah besar hijauan atau serat kasar dan bahkan

merupakan makanan pokoknya.

Di dalam rumen senyawa-senyawa NPN dapat dirubah menjadi protein

microbial. Oleh karena itu, kandunga protein pada ransum ternak ruminansia tidak

perlu setinggi atau selengkap kandungan protein pada ternak non ruminansia.

Sebagian dari vitamin dan protein yang telah diperoses di dalam rumen

digunakan sendiri oleh microba rumen, namun microba tersebut akan mati dan

dicerna menjadi zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia.

3. Omasum

Omasum adalah bagian perut sapi yang memiliki jaringan yang mirip dengan

lembaran buku. Bagian ini berfungsi melepaskan dan membuang kelebihan air

sebelum behan-bahan tersebut dikirim ke abomasum. Pada bagian ini bahan

makanan terjadi proses awal biokimia yang utama.

4. Abomasum

Di dalam abomasum dikeluarkan sebagian besar asam gastric-juice yang

dapat membunuh mikroba dan memulai proses pencernaan protein. Dinding

abomasum mengeluarkan getah lambung yang mengandung asam hidroklarik serta

enzim pepsin dan renin. Pepsin berfungsi memecah protein menjadi pepton dan

Page 88: Hand Out Sapi Perah Lengkap

68

protease. Sedangkan renin yang berfungsi mengentalkan susu dan mempunyai

peranan penting pada ternak ruminansia yang sedang menyusui. Tanpa renin air

susu tidak tercerna dan akan berlalu saja di dalam saluran pencernaan anak sapi.

Proses pencernaan ransum di dalam abomasum sama dengan proses

pencernaan di dalam perut ternak non ruminansia. Selanjutnya bahan makanan

masuk ke deudenum yang berbentuk U dan pada bagian ini bahan makanan

menerima enzim dari pancreas dan empedu untuk menetralkan keasaman sisa

gastrice-juice.

5. Usus Halus

Usus halus ukurannya cukup panjang dan merupakan daerah utama protein

diabsorpsi serta tempat untuk memproduksi glukosa dari hasil pencernaan

karbohidrat. Di dalam usus halus, ransum yang semula bereaksi asam dirubah

menjadi alkalis. Ransum yang telah mengalami proses pencernaan yang sempurna

akan diserap oleh pembuluh darah di dalam usus dan didistribusikan berupa zat-zat

makanan ke seluruh bagian-bagian tubuh yeng membutuhkan.

Sebenarnya yang dibutuhkan ternak ruminansia dari protein adalah asam-

asam amino. Asam amino ini sebagian diperoleh dari protein mikroba di dalam

rumen dan sebagian lagi dari protein ransum yang lolos dari fermentasi di dalam

rumen yang dikenal dengan protein by-pass.

6. Colon (Usus Besar)

Usus besar tidak sepanjang dengan usus halus, akan tetapi memiliki diameter

yang lebih besar. Pada bagian ini air yang berlebihan dikeluarkan dari isi perut dan

pada bagian ini pula bahan makanan yang tidak tercerna terkumpul berupa kotoran

(foeses). Pada usus besar ini ada beberapa micro-organisme yang bekerja dimana

dapat melanjutkan dan menyempurnakan proses fermentasi serat kasar.

7. Organ Lain yang Berfungsi sebagai Alat Pencernaan

Hati, berfungsi menyimpan energi, sejumlah ammonia dalam darah dan

mengubah berbagai bahan kimia menjadi bahan yang lebih sederhana yang

kemudian dapat dimanfaatkan oleh tubuh.

Ginjal, berfungsi mengambil sisa bahan makanan dari dalam darah yang

kemudian dilepas dalam bentuk air kencing.

Page 89: Hand Out Sapi Perah Lengkap

69

C. PROSES FERMENTASI DALAM RUMEN

Fermentasi adalah suatu proses penghancuran makanan yang berlangsung

secara terus menerus di dalam rumen. Proses ini memerlukan air luda (saliva) yang

jumlahnya cukup besar. Saliva diproduksi oleh suatu kelenjar di dalam mulut sapi.

Selama proses fermentasi berlangsung, diproduksi pula gas carbon dioksida

dan methan. Bagi sapi yang sehat gas tersebut dapat keluar dengan sendirinya atau

terbuang pada saat sapi memamah biak. Jika gas tersebut tidak dapat keluar maka

menimbulkan gangguan yakni kembung perut (bloat). Tetapi dengan pemberian

makanan yang berserat kasar tinggi akan dapat mencegah terjadinya bloat.

Keuntungan dengan terjadinya fermentasi sebelum ransum sebelum sampai

ke usus antara lain:

- Produk fermentasi mudah diserap oleh usus.

- Dapat mencerna sellulosa

- Dapat menggunakan NPN seperti urea pada ransum

- Dapat memperbaiki kualitas protein pakan yang nilai hayatinya rendah.

PENUTUP

Sistem pencernaan pada ternak ruminansia mempunyai kelebihan dibandingkan

dengan ternak non ruminansia khususnya pada lambung, dimana lambung pada ternak

ruminansia ganda yang terdiri atas bagian-bagian sepeti; Rumen, reticulum, omasum

dan abomasum.

Dengan adanya rumen pada ternak ruminansia dan di dalam rumen tersebut

terjadi proses penghancuran dan fermentasi bahan pakan sehingga pada ternak

ruminansia mampu mencerna bakam pakan yang berserat kasar tinggi.

Indikator penilaian pada materi ini adalah:

1. Ketepatan penyajian pada tugas mandiri, tugas kelompok dan presentasi sesuai

sasaran akhir pembelajaran dan nilai kuis (40%)

2. Kreatifitas dalam memperoleh informasi yang sesuai dengan materi atau pokok

bahasan (30%)

3. Penguasaan materi dalam memaparkan, cara menjawab/menanggapi, serta

penampilan (30%)

Page 90: Hand Out Sapi Perah Lengkap

70

SOAL SEBAGAI BAHAN EVALUASI

1. Jelaskan susunan alat percernaan pada ternak perah sebagai ternak ruminansia.

2. Kemukakan keuntungan dengan terjadinya proses fermentasi ransum di dalam

rumen ternak perah sebelum sampai ke usus.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 1995. Beternak Sapi Perah. Kanisisus. Yogyakarta.

2. Ensminger, M. E. 1980. Dairy Cattle Science. Clovis, California. (Chapter 11; 206 - 249).

3. Foley, R. C., D. L. Bath, F. N. Dickinson and H. A. Tucker. 1980. Dairy Cattle:

Principles, Practices, Problems, Profits. Lea and Febiger-Philadelphia. (Part III; 189 - 203).

4. Moran, J. 2005. Tropical Dairy Farming: Feeding Management for Small Holder

Dairy Farmers in the Humid Tropics. Landlinks Press. Australia.

5. Schmidt, G. H., L. D. Van Vleck and M. F. Hutjens. 1988. Principles of Dairy Science. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. (Chapter 17; 271 - 280).

Page 91: Hand Out Sapi Perah Lengkap

71

BAB 8 BANGUNAN KANDANG DAN

PERLENGKAPAN PADA TERNAK PERAH PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kandang merupakan salah satu sarana pokok penting dan turut menentukan

berhasil tidaknya usaha ternak sapi perah, dimana kandang merupakan tempat tinggal

sapi, tempat perlindungan ternak, tempat pengawasan kesehatan dan memudahkan

tatalaksana.

Pembuatan kandang membutuhkan bebepapa pertimbangan antara lain; Lokasi

kandang, Tipe kandang, syarat-syarat kandang, bagian-bagian kandang dan peralatan

kandang.

Untuk memperoleh produksi susu yang baik dan sehat maka perusahaan

peternakan sapi perah membutuhkan kamar susu sebagai tempat mengelolah dan

menyimpan air susu yang diproduksinya.

B. RUANG LINGKUP ISI

- Fungsi kandang

- Penentuan lokasi dan syarat-syarat kandang

- Bagian-bagian kandang dan peralatannya

- Tipe kandang

- Kamar susu dan peralatannya.

C. KAITAN BAB

Bab ini merupakan bab ke delapan dan lanjutan dari bab-bab sebelumnya yang

membahas tentang fungsi kandang, penentuan lokasi kandang dan syarat-syarat

kandang pada Peternakan sapi perah, bagian-bagian kandang dan peralatannya, jenis

dan tipe kandang pada ternak perah serta kegunaan dan manfaat dari pada kamar susu

dan peralatan-peralatan yang berkaitan dengan pengelolaan air susu. Bab ini

merupakan pengantar menuju bab-bab berikutnya.

D. SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Menjelaskan fungsi kandang pada ternak perah.

Page 92: Hand Out Sapi Perah Lengkap

72

2. Menjelaskan bagaimana menentukan lokasi kandang dan syarat-syarat

kandang pada ternak perah.

3. Menjelaskan bagian-bagian kandang dan peralatannya.

4. Menjelaskan jenis dan tipe kandang pada ternak perah.

5. Menjelaskan kegunaan dan manfaat dari pada kamar susu dan peralatan-

peralatan yang berkaitan dengan pengelolaan air susu.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

A. FUNGSI KANDANG

1. Kandang merupakan tempat tinggal ternak dan tempat bekerja bagi

pemelihara/peternak yang mengurus ternak setiap hari.

2. Kandang merupakan salah satu sarana pokok penting, yang langsung maupun

tidak langsung setiap saat turut menentukan berhasil tidaknya usaha ternak perah.

3. Kandang merupakan tempat perlindungan ternak yang memberikan keamanan dari

gangguan binatang buas dan pencuri maupun gangguan alam, misalnya angin

kencang, terik matahari, air hujan suhu dingin di malam hari dan lain-lain.

4. Kandang merupakan tempat pengawasan kesehatan bagi ternak perah.

5. Untuk memudahkan tatalaksana seperti; kontrol, pemberian pakan, pengawasan,

pemerahan, memandikan sapi, penanganan kotoran, pengobatan dan lain-lain.

Kadang-kadang fungsi kandang disesuaikan dengan tatalaksana dan cara

pemeliharaan yaitu:

1. Ternak tinggal di dalam kandang siang dan malam dan segala kebutuhannya

dipenuhi ddi dalam kandang. Ternak tidak perlu berjalan dari kandang ke padang

rumput dan sebaliknya. Cekaman sinar matahari dapat dihindari sehingga ternak

tidak banyak kehilangan energi. Kelemahannya yaitu membutuhkan waktu, modal

investasi, biaya pemeliharaan yang tinggi. Birahi kadang-kadang tidak nyata,

sehingga perkembang biakan kurang dan angka kelahiran rendah.

2. Ternak tinggal di dalam kandang pada siang hari, kemudian pada malam hari

berada di luar kandang. Untuk daerah tropis yang suhu di malam hari rendah,

cara ini cocok untuk bangsa sapi FH. Dengan cara ini sapi terhindar dari

cekaman sinar matahari, sehingga kehilangan banyak energi dapat terhindar dan

ternak dapat berkembang biak dengan baik. Kelemahannya adalah modal

investasi kandang dan biaya pemeliharaan yang tinggi.

3. Siang malam ternak berada di luar kandang, kandang untuk tempat tinggal ternak

tidak diperlukan, selain dari bangunan kecil tempat pemerahan, yang sekaligus

dilengkapi dengan tempat pemberian ransum berupa makanan penguat.

Page 93: Hand Out Sapi Perah Lengkap

73

Kemudian di padang penggembalaan/ kebun rumput ditanamai pohon-pohonan

sebagai pelindung ternak dari terik matahari pada siang hari. Pengaruh jelek dari

iklim bagi sapi yang selalu hidup bebas dapat diabaikan karena kemampuannya

beradaptasi terhadap lingkungan. Biaya investasi dan perawatan rendah. Cara ini

membutuhkan tanah untuk padang penggembalaan yang cukup luas.

B. LOKASI DAN SYARAT-SYARAT KANDANG

Gambar 34. Kandang yang Ideal untuk Sapi Perah

1. Lokasi Kandang

Lokasi kandang harus memberikan keuntungan ekonomis bagi peternak dan

menjamin kesehatan bagi ternaknya. Dalam mendirikan usaha ternak perah, perlu

diperhatikan lokasi/tempat/daerah di mana usaha itu akan dilaksanakan.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi kandang antara

lain:

a. Sumber air. Air bagi peternakan sapi perah sangat vital untuk kebutuhan air

minum, memandikan ternak, satitasi kandang, pengairan pada tanaman pakan dan

lain-lain.

b. Mudah transportasi ke pemasaran. Lokasi usaha ternak perah hendaknya tidak

jauh dari daerah konsumen dengan transportasi yang mudah dan murah, sehingga

tidak memperbesar biaya.

c. Sumber pakan. Sumber pakan penguat/konsentrat mudah didapat dan murah,

sebab 70 – 80 % biaya produksi merupakan biaya pakan. Bahan pakan yang

mudah dan murah dapat menekan biaya produksi.

Page 94: Hand Out Sapi Perah Lengkap

74

d. Tidak berdekatan perumahan rakyat. Lokasi yang dekat dengan perumahan

akan menimbulkan masalah social yang berhubungan dengan kehidupan

masyarakat, seperti kesehatan masyarakat sekelilingnya dan kesehatan air susu.

e. Tidak terkena kemungkinan adanya perluasan kota, sebab kalau hal ini terjadi

akan timbul berbagai masalah sosial.

f. Keadaan iklim dan jenis tanah. Iklim yang kering merugikan bagi sumber air dan

hijauan pakan. Tanah harus subur bagi pertumbuhan hijauan pakan, sebab tanah

yang tidak dapat ditanami hijauan akan mempersulit penyediaan hijauan pakan.

2. Syarat-syarat Kandang

Bangunan kandang hendaknya didasarkan pada keperluan usaha peternakan

sapi perah dengan tujuan mengurangi penggunaan waktu dalam pemeliharaan serta

efisiensi kerja dan tenaga kerja. Besarnya bangunan kandang harus disesuaikan

dengan rencana jumlah ternak yang akan dipelihara dan keadaan iklim setempat.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembengunan kandang antara lain:

a. Cahaya matahari. Kandang harus dapat diterangi secara langsung maupun tidak

langsung oleh sinar matahari. Jadi kandang harus selalu terang guna mencegah

berkembangnya mikroorganisme yang akan mengganggu ternak di dalam

kandang serta memudahkan pembersihan.

b. Ventilasi. Ventilasi berfungsi untuk memperlancar keluar masuknya udara dari

dalam dan luar kandang. Jika ventilasi sempurna, maka ruangan kandang tidak

akan pengap, lembeb, kotor, berdebu, berbau dan panas. Jadi pengaturan

ventilasi yang baik merupakan kunci dalam menciptakan ruangan kandang yang

sehat. Konstruksi kandang diusahakan sedapat mungkin memudahkan

pertukaran udara segar. Di Indonesia, ventilasi kandang dapat dengan mudah

diatur sepanjang waktu, karena kandang dapat dibuat dengan dinding setengah

terbuka sehingga memungkinkan pertukaran udara yang lancar.

c. Tidak terlindung oleh pepohonan. Kandang yang terlindung oleh banyak

pepohonan yang rimbun akan menghalangi sirkulasi udara dan sinar matahari.

d. Letak kandang. Tidak tergenang air dan kandang harus berdekatan dengan

tempat/rumah petugas supaya dapat mempermudah pengawasan terhadap

kesehatan, keamanan, tatalaksana dan lain-lain. Kandang harus ditempatkan

lebih tinggi dari pada lokasi padang rumput, sehingga kotoran-kotoran dari

kandang dapat dengan mudah dialirkan ke kebun rumput.

Page 95: Hand Out Sapi Perah Lengkap

75

C. BAGIAN-BAGIAN KANDANG DAN PERALATANNYA

1. Bagian-Bagian Kandang

a. Dinding kandang. Dinding kandang dibedakan atas 2 yaitu:

- Dinding pembatas sekeliling kandang.

- Dinding penyekat.

Dinding pembatas tergantung dari keadaan setempat yaitu

- Terbuka, hanya terdiri dari sekat-sekat kayu (tanpa dinding).

- Semi terbuka, tertutup setinggi 1,5 m.

- Tertutup.

Semi terbuka dan terbuka mempunyai keuntungan antara lain:

- Terjamin keluar masuknya (pertukaran) udara.

- Terjamin masuknya sinar matahari terutama sinar matahari pagi.

Tujuan sinar matahari pagi yaitu:

- Sinar ultraviolet sangat menunjang pembasmian kuman.

- Membantu proses pembentukan vitamin d pada ternak.

- Mempercepat proses pengeringan lantai kandang.

Dinding penyekat untuk per ekor sapi bias terbuat dari tembok, pipa besi

atau kayu. Seekor sapi membutuhkan tempat seluas 1,2 x 1,75 m. Guna dinding

penyekat ini adalah supaya sapi tidak saling terganggu antara satu dengan yang

lainnya. Ukuran dinding penyekat; pada bagian depan dekat tempat makan

setinggi 1,25 m sedang bagian belakang setinggi 0,75 m.

b. Atap kandang. Atap berfungsi untuk:

- Melindungi ternak dari terik matahari dan dari air hujan.

- Menjaga kehangatan ternak pada malam hari serta menahan panas yang

dihasilkan oleh tubuh hewan.

Sudut kemiringan atap diusahakan sekitar 30 % untuk memperlancar jalannya air

hujan.

Bahan atap bias terbuat dari; asbes, genteng, seng dan bahan lain yang tersedia.

Namun yang paling baik adalah dari genteng, karena tidak terlalu panas,

sedangkan seng dapat mengakibatkan kepanasan di siang hari dan pada malam

hari menjadi sangat dingin. Bahan lain seperti daun kelapa atau daun rumbia

memang harganya relatif murah tetapi banyak resiko yaitu; mudah terbakar, tidak

tahan lama dan mudah menjadi sarang tikus.

Page 96: Hand Out Sapi Perah Lengkap

76

c. Lantai kandang. Syarat-syarat lantai kandang antara lain:

- Keras (tahan terhadap injakan)

- Mempunyai kemiringan, kemiringan lantai kandang 2 – 3 cm ke arah selokan.

- Tidak licin, lantai yang licin memudahkan ternak tergelincir/jatuh.

- Tidak mudah lembab, lantai yang lembab dan becek dapat menjadi saran

kuman.

- Tidak kasar, lantai yang kasar dapat mengakibatkan kulit ternak menjadi lecet.

d. Tempat makan dan tempat air minum. Tempat makan dan tempat air minum

bias terbuat dari beton, ember atau papan yang berbentuk kotak. Kandang yang

disekat-sekat dengan pembatas tempat makan dan tempat air minum disediakan

secara individu. Ukuran tempat makan 80 x 50 cm dan tempat minum 40 x 50 cm

dengan tinggi sebelah dalam 40 cm, sebelah luar 80 cm dan dasarnya cekung,

permukaannya halus.

e. Parit/selokan/drainase. Air pembersih kandang dan air mandi ternak agar

mudah mengalir ke lubang pembuangan maka bagian belakang lantai kandang

dan sekeliling kandang harus dilengkapi selokan dengan ukuran 20 cm dengan

kedalaman 15 cm. Dengan adanya selokan maka air pembersih kandang, air

mandi ternak, air kencing dan kotoran sapi mudah mengalir untuk dikumpulkan di

dalam bak pembuangan kotoran.

f. Gang. Gang tengah lebarnya antara 2 – 3 m, rata-rata 2,5 m. Untuk deretan

ternak yang bertolak belakang, gang tengah lebarnya 3 m sedang yang

berhadapan lebarnya 2 m. Permukaan gang dibuat kasar dan miring sedikit ke

arah selokan. Gang pinggir lebarnya antara 1 – 1,5 m. Gang ini gigunakan untuk

tempat persediaan hijauan pakan. Di sepanjang gang pinggir dibuat parit kecil

selebar 10 cm untuk keperluan drainase.

g. Lubang pembuangan kotoran. Lubang pembuangan ini sekurang-kurangnya

sejauh 10 m dari kandang. Lubang ini jika penuh harus segera dikeluarkan isinya

untuk diperoses sebagai pupuk organik.

2. Peralatan Kandang

Peralatan kandang yang selalu dipakai antara lain:

a. Skop. Untuk mengambil/membuang kotoran, ada juga yang dipakai untuk

mengaduk/mencampur makanan penguat.

Page 97: Hand Out Sapi Perah Lengkap

77

b. Sapu. Untuk membersihkan kandang, sebaiknya yang dibuat dari lidi daun pohon

kelapa.

c. Ember. Untuk mengangkat air, makanan penguat, memandikan ternak. Ember

yang digunakan sebaiknya anti karat, seperti ember plastik.

d. Sikat. Untuk menggosok badan ternak waktu dimandikan, juga untuk menggosok

lantai waktu membersihkan kandang. Sikat yang baik terbuat dari ijuk.

e. Gerobak dorong. Untuk mengangkut kotoran, sampah, sisa-sisa rumput ke

tempat pembuangan.

f. Tali. Untuk mengikat dan keperluan lain; tali pengikat hendaknya jangan terlalu

kecil, karena mudah putus, juga dapat melukai kulit ternak.

g. Parang. Untuk memotong dan mencincang hijauan makanan ternak

h. Bangku kecil. Diperkunakan pemerah waktu pelakukan pemerahan.

D. JENIS DAN TIPE KANDANG

3. Jenis-jenis Kandang

a. Kandang sapi dewasa (sapi laktasi)

Gambar 35. Kandang Sapi Dewasa

Ukuran kandang 1,75 x 1,2 m, masing-masing dilengkapi tempat makan dan

tempat air minum dengan ukuran masing-masing 80 x 50 cm dan 50 x 40 cm.

Kandang sapi dewasa dapat juga dipakai untuk sapi dara.

b. Kandang pedet

Page 98: Hand Out Sapi Perah Lengkap

78

Gambar 36. Kandang Pedet Sapi Perah

Kandang pedet ada 2 macam yaitu individual dan kelompok. Untuk kandang

individual sekat kandang sebaiknya tidak terbuat dari tembok supaya sirkulasi

udara lancar, tinggi sekat + 1 m. Ukuran kandang untuk 0 – 4 minggu 0,75 x 1,5 m

dan untuk 4 – 8 minggu 1 x 1,8 m. Pada kandang kelompok adalah untuk anak

sapi yang telah berumur 4 – 8 minggu dengan ukuran 1 m2/ekor dan pada umur 8

– 12 minggu 1,5 m2/ekor dengan dinding setinggi 1 m. Dalam satu kelompok

sebaiknya tidak dari 4 ekor. Tiap individu harus dilengkapi tempat makan dan

tempat air minum.

c. Kandang pejantan. Sapi pejantan pada umumnya dikandangkan secara khusus.

Ukuran lebih besar dari pada kandang induk dan konstruksinya lebih kuat. Bentuk

yang paling baik untuk kandang pejantan adalah kandang yang berhalaman atau

Loose Box. Lebar dan panjang untuk kandang pejantan minimal 3 x 4 m dengan

ukuran halaman 4 x 6 m. Tinggi atap hendaknya tidak dijangkau sapi yaitu 2,5 m,

tinggi dinding kandang dan pagar halaman 180 cm atau paling rendah 160 cm.

Lebar pintu 150 cm dilengkapi dengan beberapa kayu penghalang. Pagar halaman

terbuat dari tembok setinggi 1 m, di atasnya dipasang besi pipa dengan diameter 7

cm, disusun dengan jarak 20 cm. Lantai kandang dibuat miring ke arah pintu,

perbedaan tinggi paling tidak 5 cm. Lantai halaman lebih baik dari beton.

Perlengkapan lain yang diperlukan sama seperti pada kandang yang lain.

Pemberian ransum harus dilakukan dari luar kandang/dinding demi untuk

keamanan.

d. Kandang kawin. Tempat kawin dibuat pada pada bagian yang berhubungan

dengan pagar halaman kandang pejantan yang diatur dengan pintu-pintu agar

perkawinan dapat berlangsung dengan mudah dan cepat. Ukuran kandang kawin;

Page 99: Hand Out Sapi Perah Lengkap

79

panjang 110 cm, lebar bagian depan 55 cm, lebar bagian belakang 75 cm, tinggi

bagian depan 140 cm dan tinggi bagian belakang 35 cm. Bahan kandang kawin

sebaiknya digunakan balok berukuran 20 x 20 cm. Tiang balok ditanam ke dalam

tanah sedalam 50 – 60 cm dan dibeton supaya kokoh.

e. Kandang isolasi/Kandang darurat. Kandang ini dibangun sebagai tempat

pengobatan sapi yang sakit. Pada tempat ini sapi yang sakit dapat diobati dengan

mudah dan sapi tidak sukar ditangani. Ukuran kandang yaitu; panjang 150 cm,

lebar 55 cm dan tinggi 150 cm. Letaknya terpisah dengan kandang sapi yang sehat

dengan tujuan penyakit tidak mudah menular.

f. Kandang melahirkan. Ukurannya 6 x 6 m, perlengkapannya sama dengan

kandang sapi dewasa. Lantainya miring ke arah pintu tiap 1 m turun 1 cm dan

dibuat kasar. Sebaiknya kandang melahirkan ini tidak dekat dengan kandang

pedet. Selokan pembuangan terpisah dari selokan kandang dewasa. Sudut-sudut

dinding dibuat melengkung agar mudah dibersihkan.

4. Tipe Kandang

Gambar 37. Tipe Kandang Sapi Perah

a. Kandang tipe tunggal. Tipe kandang ini terdiri dari satu baris sapi dengan

kepala satu arah. Bentuk ini tepat untuk jumlah ternak tidak lebih dari 10 ekor.

Page 100: Hand Out Sapi Perah Lengkap

80

b. Kandang tipe ganda. Tipe kandang ini terdiri dari dua baris yang sejajar yang

terdiri dari 3 model yaitu:

1. Gang di tengah, kepala sapi berlawanan arah. Model ini pandangan sapi

luas dan terbuka serta mudah dalam pengawasan. Ternak tenang di dalam,

tidak mudah terganggu oleh ternak yang lain dalam sekandang. Model ini

digemari oleh peternak dan cocok untuk pemeliharaan sapi lebih dari 20

ekor.

2. Gang di tengah, kepala sapi saling berhadapan. Gang di tengah agak lebar.

Model ini kurang disenangi karena pengawasan membutuhkan waktu dan

tenaga yang banyak.

3. Gang di tengah, kepala sapi saling berhadapan dengan gang ditengah

sempit. Model ini sangat padat, lebih banyak menimbulkan gangguan pada

sapi, susah melakukan pengawasan.

c. Kandang berhalaman. Tipe kandang ini adalah kandang beratap yang

dilengkapi dengan halaman untuk gerak badan. Dengan sistem ini ternak tidak

diikat. Tempat makan dan tempat air minum berada di halaman kandang.

Perbandingan luas kandang antara beratap dengan halaman adalah 1 : 2.

Kandang berhalaman cocok untuk pemeliharaan sapi yang masih muda, sapi

bunting, sapi kering dan pejantan yang memerlukan banyak gerak dan

membutuhkan sinar matahari yang cukup. Cara ini dapat pula diterapkan untuk

pemeliharaan sapi yang sedang laktasi.

Keuntungan tipe ini antara lain:

1. Pemakaian tenaga kerja sedikit

2. Ternak hidup dengan nyaman

3. Kebutuhan penerangan lebih sedikit

4. Gangguan terhadap kekakuan kaki, kebengkakan lutut , lecet pada paha, luka

pada pundah dapat dikurangi.

5. Kelemahan tipe ini antara lain:

6. Pekerja kandang lebih banyak terkena panas matahari.

7. Ternak saling terganggu terutama kalau ada yang nakal, sehingga untuk

mencegah hal ini harus dilakukan pemotongan tanduk atau ternak yang nakal

dipisahkan.

8. Lahan yang dibutuhkan untuk kandang lebih luas.

Page 101: Hand Out Sapi Perah Lengkap

81

5. Kamar Susu dan Kegunaannya

Pada usaha Peternakan sapi perah harus mempunyai kamar susu, yang

digunakan untuk menyimpan dan membagi air susu untuk keperluan pemasaran.

Untuk itu diperlukan kamar susu kamar susu yang bersih. Kamar susu harus

memenuhi beberapa pensyaratan antara lain:

1. Kamar susu tidak berhubungan langsung dengan kandang, untuk mencegah

kontaminasi kotoran dan bau dari kandang.

2. Bagian dalam pada kamar susu harus berdinding ubin porselin, berlantai beton

dan mudah dibersihkan.

3. Ventilasi kamar susu harus baik, sehingga udara segar selalu terjamin, dan cukup

terang.

6. Peralatan Susu

Semua peralatan susu yang digunakan dalam perawatan susu harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Halus

b. Rata

c. Mudah dibersihkan

d. Tidak berkarat

e. Tidak mengisap air

f. Tidak merusak susu

Gambar 38. Peralatan Susu

Page 102: Hand Out Sapi Perah Lengkap

82

Peralatan yang banyak dipakai antara lain:

1. Botol susu, mulut dan leher botol sebaiknya lebar supaya mudah dibersihkan.

Botol susu mempunyai bermacam-macam ukuran yaitu; 0,25 liter, 0,5 liter dan 1

liter. Sebagai pengganti botol susu, sekarang ini banyak dipakai kertas yang

dilapisi dengan zat yang tidak tembus air, yang hanya dipakai sekali saja. Botol

bekas minuman lain seperti botol limon, bir atau kecap tidak diperkenankan

dipakai untuk melayani langganan.

2. Takaran susu/literan dan corong, harus terbuat dari aluminium atau logam

yang dilapisi dengan email atau timah untuk mencegah karatan. Alat ini dipakai

untuk memasukkan susu ke dalam botol susu. Pada perusahaan susu yang

telah maju memakai alat mekanis untuk memindahkan susu ke dalam botol

susu, sehingga tidak diperlukan lagi corong.

3. Ember susu, sebaiknya terbuat dari aluminium karena yang terbuat dari seng

mudah berkarat. Ember susu untuk pemerahan hendaknya mempunyai mulut

yang bulat lonjong dan mempunyai telinga pada tempat yang gepeng. Telinga

ember dimaksudkan untuk menempatkan ember di atas lutut si pemerah agar

tidak merosot ke bawah. Ukuran ember dari 8 sampai 10 liter. Ember plastik

dapat juga dipakai, akan tetapi tidak tahan lama.

4. Kaleng susu atau drum susu, juga harus terbuat dari aluminium. Apabila

terbuat dari logam tembaga/besi harus dilapisi dengan email. Kaleng susu ini

bermulut lebar dan bertutup rapat dengan ukuran 5 – 40 liter. Kaleng susu ini

banyak dipakai untuk menyimpan dan mengangkut susu.

5. Alat penyaring,

6. Perlengkapan lain, yaitu alat pasteurisasi dan sterilisasi.

PENUTUP

Kandang mempunyai tujuan yang sangat penting dalam usaha ternak perah,

dimana kandang merupakan tempat tinggal ternak, tempat perlindungan ternak, tempat

pengawasan kesehatan dan memudahkan tatalaksana.

Bebepapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penempatan dan pembuatan

kandang perah perah antara lain; Lokasi kandang, tipe kandang, syarat-syarat kandang,

bagian-bagian kandang dan peralatan kandang.

Page 103: Hand Out Sapi Perah Lengkap

83

Kamar air susu dan peralatannya merupakan sarana penting dalam pengelolaan

perusahaan peternakan sapi perah dalam upaya menghasilkan air susu yang baik dan

sehat.

Indikator penilaian pada materi ini adalah sebagai berikut:

1. Ketepatan penyajian pada tugas mandiri, tugas kelompok dan presentasi sesuai

sasaran akhir pembelajaran dan nilai kuis (40%)

2. Kreatifitas dalam memperoleh informasi yang sesuai dengan materi atau pokok

bahasan (30%)

3. Penguasaan materi dalam memaparkan, cara menjawab/menanggapi, serta

penampilan (30%)

SOAL SEBAGAI BAHAN EVALUASI

1. Kemukakan fungsi-fungsi kandang seara umum.

2. Jelaskan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi kandang

untuk peternakan sapi perah.

3. Sebutkan jenis-jenis kandang untuk ternak perah.

4. Kemukakan jenis-jenis peralatan yang digunakan dalam pengolahan air susu.

5. Jelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada kamar susu sebagai tempat

pengolahan air susu.

Page 104: Hand Out Sapi Perah Lengkap

84

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 1995. Beternak Sapi Perah. Kanisisus. Yogyakarta.

2. Alim, A. F. dan T. Hidaka. 2002. Teknologi Sapi Perah di Indonesia: Pakan dan

Tatalansana Sapi Perah. Proyek Peningkatan Teknologi Sapi Perah. JICA-Dairy Technology Improvement Project. Bandung.

3. Ensminger, M. E. 1980. Dairy Cattle Science. Clovis, California. (Chapter 16; 410 – 428).

4. Foley, R. C., D. L. Bath, F. N. Dickinson and H. A. Tucker. 1980. Dairy Cattle:

Principles, Practices, Problems, Profits. Lea and Febiger-Philadelphia. (Part V; 411 – 425).

5. Schmidt, G. H., L. D. Van Vleck and M. F. Hutjens. 1988. Principles of Dairy

Science. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. (Chapter 27; 428 – 444).

6. Maton, A., J. Daelemans and J. Lambrecht. 1985. Housing of Animals. Elsevier, Amsterdam-Oxford-New York- Tokyo.

Page 105: Hand Out Sapi Perah Lengkap

85

BAB 9 METODE PEMERAHAN

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk menjadi peternak sapi perah yang baik dan berhasil dalam usahanya,

maka peternak harus mengetahui metode pemerahan yang baik dan benar, dimana

sistem pemerahan merupakan pekerjaan yang memerlukan keterampilan dan

kelembutan dalam menangani ternak.

Salah satu faktor yang terpenting untuk sukses dalam peternakan sapi perah

adalah bagaimana melaksanakan pemerahan yang baik sehingga memperoleh susu

yang bersih dan sehat.

B. RUANG LINGKUP ISI

- Syarat-syarat pemerahan.

- Persiapan dalam pemerahan.

- Teknik pemerahan

C. KAITAN BAB

Bab ini merupakan bab ke sembilan dan lanjutan dari bab-bab sebelumnya yang

membahas tentang syarat-syarat pemerahan, persiapan dalam pemerahan dan teknik

pemerahan. Bab ini merupakan pengantar menuju bab-bab berikutnya.

D. SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Menjelaskan syarat-syarat dalam melaksanakan pemerahan.

2. Menjelaskan persiapan-persiapan dalam melaksakan pemerahan.

3. Menjelaskan bagaimana teknik pemerahan yang baik.

Page 106: Hand Out Sapi Perah Lengkap

86

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

Proses pemerahan bukanlah pekerjaan yang sederhana, akan tetapi pemerahan

adalah pekerjaan yang memerlukan keterampilan dan kelembutan dalam menghadapi

ternak.

Teknik pemerahan turut mempengaruhi kelangsungan produksi susu. Teknik

pemerahan terdiri dari dua cara yaitu :

a. Menggunakan mesin pemerah

b. Secara manual dengan menggunakan tangan

Gambar 39. Metode Pemerahan dengan Menggunakan Mesin

A. SYARAT-SYARAT PEMERAHAN

Untuk mendapatkan susu yang bersih dan sehat pemerah harus memperhatikan

hal-hal sebagai:

1. Kesehatan Sapi

Sapi yang akan diperah harus diperiksa dan bebas penyakit menular (terutama

yang zoonosis) seperti:

- Tuberculosis

- Brucellosis

- Mastitis, dan lain-lain.

2. Kesehatan Petugas

Petugas pemerah harus dalam kondisi sehat dan bersih. Sebelum melakukan

pemerahan yang perlu diperhatikan antara lain:

Page 107: Hand Out Sapi Perah Lengkap

87

- Mencuci tangan dengan bersih, kemudian dilap sampai kering

- Kuku tidak boleh panjang, sehingga tangan terjaga kebersihannya dan tidak

melukai puting susu.

3. Kebersihan Tempat dan Peralatan

• Tempat dan peralatan yang kotor dan berbau busuk akan mencemari air susu

• Mempercepat proses pembusukan

• Air susu menjadi asam atau rusak

• Tempat dan peralatan yang akan dipakai harus bersih dan higienes

4. Kebersihan Sapi

• Sapi yang akan diperah harus dimandikan terlebih dahulu atau dibersihkan

terlebih dahulu pada bagian-bagian tertentu seperti: lipatan paha, ambing,

putting, ekor, dan lain-lain.

• Kotoran yang melekat pada tubuh sapi akan mencemari air susu

• Air susu yang tercemar akan mudah rusak.

5. Kebersihan Kamar Susu

Kamar susu harus selalu mendapat perhatian agar:

- Selalu dalam keadaan bersih

- Terhindar dari lalat

- Jauh dari timbunan sampah

- Mendapatkan ventilasi yang sempurna

- Mempunyai drainase yang baik di sekitarnya

- Sebaiknya terpisah dengan kandang

6. Pemerahan yang Teratur

Sebaiknya pemerahan mempunyai jadwal yang teratur, sehingga tidak

menimbulkan stress pd sapi yang diperah. Sapi memiliki kebiasaan kapan diperah,

dimandikan dan diberi makan.

B. PERSIAPAN DALAM PEMERAHAN

Persiapan yang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum melakukan proses

pemerahan antara lain:

Page 108: Hand Out Sapi Perah Lengkap

88

1. Menenangkan Sapi

Cara yg dilakukan untuk menenangkan sapi antara lain:

- Memberikan makanan konsentrat terlebih dahulu

- Memegang-megang tubuh sapi secara perlahan-lahan

- Menghindari terjadinya kegaduhan pada sapi

2. Membersihkan Kandang dan Sapi

Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

- Memcuci lantai kandang dan membersihkan kandang dari bau-bauan (dari

kotoran sapi, silase, dan lain-lain), karena air susu mudah menyerap bau

yang dapat mempengaruhi kualitas air susu.

- Memandikan sapi

- Mencuci lipatan paha dan bagian belakang sapi, ambing dan puting susu

dibersihkan dengan air hangat lalu dikeringkan dengan lap halus.

- Satu atau dua pancaran pada pemerahan awal (stripping) dari setiap puting

dibuang.

3. Mengikat Sapi

Sapi diikat dengan tali pada tempat tertentu seperti pada kaki belakang dan

begitu juga ekor.

4. Mencuci Tangan

• Sebelum melakukan pemerahan, tangan pemerah dicuci bersih dengan

menggunakan sabun dan air hangat.

• Tangan dilap sampai kering lalu diolesi dengan minyak kelapa agar

pemerahan lebih lembut dan tidak terasa sakit

5. Melicinkan puting

• Puting yang akan diperah diolesi dengan minyak kelapa atau vaselin agar

licin, sehingga memudahkan proses pemerahan dan tidak terasa sakit.

• Air susu tidak boleh tercemar dengan pelicin puting (minyak kelapa atau

vaselin).

6. Meransang Keluarnya Air Susu

Sapi yang pertama kali diperah kadang-kadang sulit keluar air susunya. Hal

yang perlu dilakukan antara lain:

Page 109: Hand Out Sapi Perah Lengkap

89

- Menyusukan pedet pada induknya sebagai langkah awal, sehingga proses

pemerahan selanjutnya bisa lebih lancar

- Melakukan pemerahan bertahap, sapi diperah sedikit demi sedikit, dan

lama kelamaan sapi sudah terbiasa diperah.

- Bagian belakang dan depan pada ambing dan puting perlu dipijat-pijat

untuk melancarkan turunnya air susu.

7. Perlengkapan dan Peralatan

Perlengkapan dan peralatan tersebut antara lain: ember, milk can,

(penampungan air susu), kain penyaring dan lain-lain. Semua perlengkapan dan

peralatan sebelum dan sesudah dipakai harus dalam keadaan steril, yaitu dicuci

dengan sabun dan dibilas dengan air panas kemudian dijemur.

C. TEKNIK PEMERAHAN

Di negara maju pemerahan telah dilakukan dengan mesin pemerah. Di

negara berkembang seperti Indonesia, petani peternak pada umumnya dilakukan

secara alami (menggunakan tangan).

Teknik pemerahan dengan tangan ada 2 cara yaitu:

1. Menggunakan 2 jari

Teknik pemerahan dengan menggunakan 2 jari adalah sebagai berikut :

- Memegang pangkal puting susu antara ibu jari dengan jari tengah.

- Kedua jari ditekan dan sedikit ditarik ke bawah sampai air susu terpencar

keluar.

- Teknik ini dilakukan pada sapi yang memiliki puting susu yang pendek.

2. Menggunakan 5 jari

Teknik pemerahan dengan menggunakan 5 jari adalah sebagai berikut :

- Putting dipegang antara ibu jari dengan ke 4 jari lainnya.

- Ke 4 jari tersebut ditekan dan diawali pada jari yang paling atas kemudian

diikuti oleh jari lain yang ada di bawahnya sampai air susu terpencar keluar.

Pada awal pemerahan harus dilakukan dengan hati-hati, lembut dan pelan-pelan,

kemudian dilanjutkan bisa lebih cepat, sehingga sapi yang diperah tidak terkejut atau

takut.

Page 110: Hand Out Sapi Perah Lengkap

90

PENUTUP

Proses pemerahan memerlukan keterampilan dan kelembutan dalam

menghadapi ternak karena menentukan produksi susu yang dihasilkan.

Teknik pemerahan turut mempengaruhi kelangsungan produksi susu. Teknik

pemerahan terdiri dari dua cara yaitu (1) menggunakan mesin pemerah, (2) secara

manual dengan menggunakan tangan.

Indikator penilaian pada materi ini adalah sebagai berikut:

1. Ketepatan penyajian pada tugas mandiri, tugas kelompok dan presentasi sesuai

sasaran akhir pembelajaran dan nilai kuis (40%)

2. Kreatifitas dalam memperoleh informasi yang sesuai dengan materi atau pokok

bahasan (30%)

3. Penguasaan materi dalam memaparkan, cara menjawab/menanggapi, serta

penampilan (30%)

SOAL SEBAGAI BAHAN EVALUASI

1. Kemukakan sayarat-sayarat pemerahan yang harus diperhatikan untuk

meperoleh susu yang bersih dan sehat

2. Jelaskan persiapan-persiapan yang perlu diperhatikan dalam persiapan proses

pemerahan.

3. Jelaskan 2 teknik pemerahan secara manual.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 1995. Beternak Sapi Perah. Kanisisus. Yogyakarta.

2. Ensminger, M. E. 1980. Dairy Cattle Science. Clovis, California. (Chapter 16; 410

– 428).

3. Foley, R. C., D. L. Bath, F. N. Dickinson and H. A. Tucker. 1980. Dairy Cattle:

Principles, Practices, Problems, Profits. Lea and Febiger-Philadelphia. (Part V; 411 – 425).

4. Hidayat, A., P. Effendi, A. A. Fuad, Y. Patyadi, K. Tagucghi dan T. Sugiwaka.

2002. Teknologi Sapi Perah di Indonesia: Kesehatan Pemerahan. Proyek Peningkatan Teknologi Sapi Perah. JICA-Dairy Technology Improvement Project. Bandung.

Page 111: Hand Out Sapi Perah Lengkap

91

5. Schmidt, G. H., L. D. Van Vleck and M. F. Hutjens. 1988. Principles of Dairy Science. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. (Chapter 27; 428 – 444).

6. Maton, A., J. Daelemans and J. Lambrecht. 1985. Housing of Animals. Elsevier,

Amsterdam-Oxford-New York- Tokyo.

Page 112: Hand Out Sapi Perah Lengkap

92

BAB 10 PENYAKIT PADA TERNAK PERAH

DAN PENGENDALIANNYA

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Beberapa penyakit menular yang acute dan chronic yang biasa menyerang pada

sapi perah yang pada umumnya diakibatkan oleh bakteri, virus dan beberapa jenis

parasit. Jenis-jenis penyakit ini perlu diketahui penyebabnya, proses penularannya,

faktor-faktor kepekaannya, gejalah-gejalahnya, cara pencegahan dan pengobatannya,

sehingga peternak sapi perah dapat menlakukan pencegahan terhadap penyakit

tersebut dan melakukan tindakan pengobatan apabila ternak terserang penyakit.

B. RUANG LINGKUP ISI

- Jenis-jenis penyakit menular pada sapi perah yang diakibatkan oleh bakteri dan

virus

- Jenis-jenis penyakit pada sapi perah yang diakibatkan oleh parasit

- Metode perawatan dan pengendalian penyakit pada ternak perah.

C. KAITAN BAB

Bab ini merupakan bab ke sepuluh dan lanjutan dari beberapa bab sebelumnya

yang membahas tentang cara penularan, gejalah-gejalah, cara pencegahan dan cara

pengobatan terhadap beberapa penyakit menular dan penyakit kelamin pada ternak

sapi perah. Membahas juga tentang beberapa jenis parasit luar dan parasit dalam yang

biasa menyerang pada ternak perah, serta tindakan-tidakan pengendalian penyakit

pada ternak perah. Bab ini merupakan pengantar menuju bab-bab berikutnya.

D. SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Menjelaskan; penyebab, cara penularan, gejalah-gejalah, cara pencegahan dan

cara pengobatan terhadap beberapa penyakit menular pada ternak sapi perah.

2. Menjelaskan penyebab, cara penularan, gejalah-gejalah, cara pencegahan dan

cara pengobatan terhadap beberapa penyakit kelamin pada ternak sapi perah.

3. Menyebutkan beberapa jenis parasit luar dan parasit dalam yang biasa menyerang

pada ternak perah.

Page 113: Hand Out Sapi Perah Lengkap

93

PEMBAHASAN

A. PENYAKIT MENULAR

Beberapa penyakit menular yang acute dan chronic pada sapi perah yang pada

umumnya diakibatkan oleh bakteri dan virus.

1. Mastitis

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri :

- Steptococcus agalactiae

- Steptococcus dysgalactiae

- Steptococcus cocci

- Steptococcus uberi

- Staphylococcus cocci

- Staphylococcus aureus

- Escherechia coli

Penularan / Transmisi:

- Dengan perantaraan kontak puting

- Dengan perantaraan lalat

- Proses pemerahan yang tidak hygienis

Proses penularannya yaitu bakteri masuk melalui putting kemudian

berkembang biak di dalam kelenjar susu. Ini terjadi karena puting yang habis

diperah terbuka kemudian kontak dengan lantai atau tangan pemerah yang

terkontaminasi bakteri.

Faktor Kepekaan:

- Sapi yang sudah tua lebih peka.

Gejalah-gejalah:

- Nafsu makan menurun, buluh kusam dan kasar.

- Suhu badan tinggi dan ambing terasa panas.

- Terjadi pembekuan fibrin dan leukosit dalam susu.

- Sewaktu pemerahan merasa tidak senang dan ambing membengkak.

- Air susu encer dan bergumpal kadang bercampur darah atau nanah.

Pencegahan:

- Sebelum dan sesudah pemerahan puting harus dihapus hamakan.

- Tangan pemerah harus dihapus hamakan.

Page 114: Hand Out Sapi Perah Lengkap

94

- Lantai kandang harus selalu dibersihkan.

- Pedet betina jangan diberi air susu yang terserang mastitis.

- Menghindari ambing dan puting terhadap luka-luka.

- Setiap pemerahan diusahakan tidak ada air susu yang tertinggal dalam

puting.

- Pemisahan antara sapi yang sehat dengan yang sakit.

Pengobatan:

- Disuntikkan antibiotik seperti penicillin

- Diberikan Sulfamethazine melalui oral (mulut)

- Diberikan penicillin mastitis ointment atau oxytetracylin mastitis ointment.

2. Brucellosis (Keguguran)

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri :

- Brucella abortus

- Brucella melitensis

- Brucella suis

Bakteri tersebut merusak alat reproduksi terutama pada dinding uterus,

selaput lendir, foetus dan ambing, sehingga kandungan menjadi tidak sehat,

akhirnya mengakibatkan abortus (biasanya abortus pada umur kandungaan 6 – 9

bulan).

Penularan / Transmisi:

- Melalui makanan dan air minnum yang tercemar dengan getah radang vagina.

- Melalui luka pada kulit dan selaput lendir pernapasan.

- Melalui kelenjar mamae dan coitus.

- Dari hewan ke hewan dengan perantaraan serangga, caplak dan kutu.

Faktor Kepekaan:

- Sapi yang baru melahirkan dan sapi yang sudah tua lebih peka.

Gejalah-gejalah:

- Kondisi badan berkurang dan laktasi menurun.

- Kelenjar supra mammair membesar.

- Abortus, biasanya terjadi pada triwulan ke tiga masa kebuntingan dan diikuti

infertilitas, anak yang lahir biasanya mati atau sangat lemah.

Page 115: Hand Out Sapi Perah Lengkap

95

Pencegahan:

- Vaksinasi Strain 19.

- Penghapus hamaan pada kandang.

- Penyediaan kandang untuk beranak.

- Sebaiknya lebih banyak kawin IB.

- Pemisahan antara sapi yang sehat dengan yang sakit.

Pengobatan:

- Belum ada yang berhasil.

3. Tuberculosis (TBC)

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri :

- Mycobacterium tuberculosis

Penularan / Transmisi:

- Melalui alat pernapasan dan pencernaan.

- Melalui makanan dan air minum yang tercemar tuberculose.

- Pada pedet melalui susu induk yang menderita tuberculose.

Faktor Kepekaan:

- Sapi yang masih muda lebih peka.

Gejalah-gejalah:

- Alat pernapasan dan pencernaan tersangkut.

- Suhu badan tetap normal.

- Frekuensi pernapasan bertambah.

- Batuk.

- Bulu kusam dan kering.

Pencegahan:

- Vaksinasi BCG.

- Menghindari pemberian susu dari induk yang terinfeksi TBC.

- Petugas harus bebas penyakit TBC, penyakit ini dapat menular dari manusia

ke sapi dan sebaliknya (Zoonosis).

- Pemisahan antara sapi yang sehat dengan yang sakit.

Page 116: Hand Out Sapi Perah Lengkap

96

Pengobatan:

- Diberikan Streptomycin, Penstrep, INH.

4. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) / Apthae epizootica

Penyakit ini disebabkan oleh Virus :

Penularan / Transmisi:

- Melalui makanan, air minum dan peralatan yang terkontaminasi.

- Melalui hubungan langsung antara sapi yang sehat dengan sapi yang

menderita atas kena infeksi.

Gejalah-gejalah:

- Suhu badan meningkat, lesuh dan nafsu makan hilang.

- Peradangan kulit di sekitar kuku.

- Sapi pincang sehingga lebih banyak berbaring.

- Peradangan pada selaput lendir mulut, bibir dan gusi dan pada bagian

tersebut nampak lepuh-lepuh berwarna merah, kuning dan terasa panas.

- Keluar lendir dari mulut.

Pencegahan:

- Vaksinasi.

- Sanitasi kandang, tempat minum dan tempat makan secara kontinyu.

- Pemisahan antara sapi yang sehat dengan yang sakit.

Pengobatan:

- Diinjeksi antibiotik, sulfa dan pemberian vitamin A untuk memulihkan jaringan-

jaringan kulit yang rusak.

5. Anthrax (Radang Limpa)

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri :

- Bacillus anthracis

Bakteri ini hidup di dalam tanah dan membentuk spora dan bertahan sampai

puluhan tahunn. Apabila spora tersebut masuk ke dalam tubuh sapi maka

dapat berkembang biak. Jadi untuk memusnahkan bekteri tersebut, sapi yang

mati terserang anthrax harus dibakar.

Page 117: Hand Out Sapi Perah Lengkap

97

Penularan / Transmisi:

- Melalui makanan dan air minum

- Dengan perantaraan debu yang mengandung spora masuk melalui

pernapasan.

Gejalah-gejalah:

- Suhu badan meningkat, lemah dan gemetar.

- Selaput lendir merah.

- Pernapasan terganggu.

- Terjadi bisul-bisul.

- Mulut, telinga, anus dan vagina mengeluarkan darah.

- Pertama beraknya tertahan, kemudian encer dan kadang-kadang bercampur

darah.

- Limpah membengkak/membesar.

Pencegahan:

- Sanitasi kandang dan lingkungan.

- Vaksinasi.

- Pemisahan antara sapi yang sehat dengan yang sakit.

Pengobatan:

- Diberikan Streptomycin, Oxytetracylin dan Penicillin

B. PENYAKIT KELAMIN

Penyakit kelamin yang sering menyerang pada ternak sapi perah yaitu :

1. Vibriosis

- Vibriosis adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh Vibrio foetus

dan menyebabkan sapi menjadi infertilitas, abortus atau kematian foetus.

Penularan / Transmisi:

- Melalui coitus

- Pejantan bersaama.

Faktor Kepekaan:

Sapi dara dan dewasa lebih peka.

Page 118: Hand Out Sapi Perah Lengkap

98

Gejalah-gejalah:

- Tidak ada kelainan yang nampak pada jantan dan sperma tetap normal.

- Akut pada sapi betina.

- Siklus cetrus tidak teratur dan kadang lebih lama.

- Abortus dapat terjadi setiap waktu dan biasanya sekitar bulan ke 5.

- Fertlitas rendah.

Pencegahan:

- Vaksinasi.

- Suntikkan vibrio foetus hidup pada subkutan.

2. Vaginitis

- Penyakit ini terdapat pada kulit vulva dan penis sapi.

Gejalah-gejalah:

- Jaringan pada vagina kemerah-merahan, keras dan kelihatan berbintik-bintik.

- Pertumbuhan dan produksi susu menurun.

Pencegahan:

- Vaksinasi.

C. PENYAKIT PARASIT

Parasit terdiri dari :

a. Parasit Luar

Parasit luar ini menyebabkan penyakit kulit. Parasit luar yang biasa

menyerang pada ternak perah antara lain:

1. Kutu, Caplak, Tuma (Lice)

Ada 3 jenis caplak yang sering menyerang pada ternak perah yaitu:

- Bovicola bovis

- Haematopinus eurysternus

- Lignognathus vituli.

2. Kudis (Mange)

Ada 4 macam yang sering menyerang pada ternak perah yaitu:

- Chorioptic mange (Chorioptes bovis)

- Sarcoptic mange (Sarcoptes scabiei)

Page 119: Hand Out Sapi Perah Lengkap

99

- Psoroptic mange (Psoroptes communis)

- Demodectic mange (Demodex Sp.)

3. Kurap (Ring worm)

Yang sering menyerang pada ternak perah yaitu:

- Trychophyton verrucosum

b. Parasit dalam

Parasit dalam yang umum menyerang pada ternak perah yaitu cacing. Pada

umumnya ternak perah terserang cacing diakibatkan karena faktor manajemen

yang kurang baik.

Cacing pada umumnya menyerang pada alat pencernaan seperti: hati, usus

lambung dan lain-lain. Jenis species cacing yang biasa menyerang pada ternak

perah antara lain:

1. Cacing Pita (Tape worm atau Plat worm)

- Bentuknya panjang dan agak besar

- Cacing ini menyerang pada usus ternak.

2. Cacing Gelang (Round worm) / Nematodes

- Bentuknya selinder dan kedua ujungnya meruncing, ukurannya kecil seperti

rambut, panjang + 12 –22 mm.

- Cacing ini menyerang pada usus ternak.

- Umumnya menyerang pada sapi muda.

- Menyebabkan ternak diare.

- Nafsu makan menurun, berat badan menurun.

- Apabila menyerang pada sapi dewasa, cacing tersebut mengisap darah pada

jaringan pencernaan dan akhirnya menyebabkan anemia.

- Siklus Hidup :

Kedua spesies tersebut di atas mempunyai sistem penyebaran yang

sama. Bila telur sudah matang/dewasa, dia meninggalkan tubuh sapi

kemudian keluar melalui saluran pembuangan. Apabila ternak digembalakan

di padang rumput, telur tesebut menetas menjadi larva kemudian melekatkan

dirinya pada helai rumput dan termakan oleh ternak yang sedang

digembalakan.

Page 120: Hand Out Sapi Perah Lengkap

100

- Pembasmian :

Pemberian obat cacing secara teratur.

Jangan digembalakan ternak pada saat rumput masih basa.

3. Cacing Hati (Fasciola hepatica)

- Cacing ini berbentuk pipih.

- Menyerang pada saluran empedu dan juga menyerang pada jaringan hati.

- Penularan yaitu melalui makanan berupa rumput yang terkontaminasi larva

yang keluar dari induk semangnya.

- Gejalah-gejalahnya :

a. Berat badan menurun, pertumbuhan terhambat.

b. Anemia, lesuh dan pucat.

c. Produksi susu menurun

d. Kadang-kadang sapi menceret.

- Pencegahan/Pengobatan

a. Pembasmian siput dan bekicot yang menjadi induk semangnya.

b. Melakukan pemberian obat cacing secara teratur.

c. Menggunakan obat pembasmi fasciola berupa Bilevon,

Hexachlorphene.

- Siklus Hidup:

Telur cacing keluar dari tubuh ternak bersama kotoran dan

menempel pada helai rumput yang basah. Kemudian menetaas menjadi larva

lalu pindah ke tubuh siput yang hidup di tempat basah. Dalam tubuh siput

cacing berkembang dengan pembelahan, setelah perkembangannya

sempurna dia keluar dari tubuh siput dan menempel pada rumput atau daun-

daunan lalu termakan oleh ternak. Di dalam pencernaan (usus) muncullah

cacing, kemudian menembus dinding usus pindah ke hati bersama aliran

darah, setelah dewasa pindah ke saluran empedu dan di situ bertelur. Telur-

telur tersebut menuju ke saluran pencernaan melalui saluran darah dan

akhirnya keluar bersama foeces.

Page 121: Hand Out Sapi Perah Lengkap

101

4. Cacing Perut (Stomach worm)

- Cacing ini dapat menyebabkan anemia, radang alat pencernaan dan

gangguan pencernaan.

- Sasaran utama cacing ini adalah pedet. Sapi dewasa yang lebih dari 2 tahun

tahan terhadap serangan cacing ini.

- Penularan yaitu melalui makanan dan air minum yang tercemar dengan larva

cacing.

- Gejalah-gejalahnya :

a. Berat badan menurun, pertumbuhan terhambat.

b. Anemia, lesuh dan pucat.

c. Kurus dan bulu kusam

d. Menceret.

- Pencegahan/Pengobatan

a. Pedet dan sapi dewasa tidak digembalakan secara bersama-sama.

b. Mutu makanan harus terjamin, sehingga sapi tahan terhadap infeksi

cacing.

c. Pengobatan dengan pemberian Anthelimintic.

- Siklus Hidup:

Telur cacing keluar dari tubuh ternak bersama foeces dan jatuh ke

tanah. Lima hari kemudian telur menetaas menjadi larva dan menempel pada

rumput. Jika cuaca panas larva yang menetas setelah beberapa hari

kemudian dia akan mati.

5. Cacing Paru-paru

- Cacing ini bersarang dan bertelur di dalam paru-paru dan telurnya per hari

mencapai ribuan.

- Penularan yaitu melalui makanan dan air minum yang tercemar larva.

- Gejalah-gejalahnya :

a. Paru-paru membengkak karena kerusakan jaringan pada paru-paru.

b. Sapi batuk.

c. Frekuensi pernapasan cepat dan sulit bernapas.

d. Kondisi menurun dan kurus.

Page 122: Hand Out Sapi Perah Lengkap

102

- Pencegahan/Pengobatan

a. Sapi digembelakan pada padang rumput yang drainasenya baik,

tidak berair.

b. Hindari pemupukan pada padang rumput dengan pupuk kandang

yang berasal dari sapi yang terserang cacing.

c. Pemberian makanan yang baik.

d. Pengobatan dengan pemberian Anthelmintic.

- Siklus Hidup:

Telur cacing masuk ke saluran pencernaan pada saat sapi batuk,

dimana telur-telur tersebut terlempar keluar dan masuk ke dalam mulut,

bersama makanan masuk ke alat pencernaan. Kemudian telur menetaas

menjadi larva lalu keluar bersama kotoran sapi jatuh ke tanah. Larva tersebut

dapat bertahan pada tanah selama 1 bulan. Larva masuk ke tubuh pedet

bersama makanan dan tinggal dalam usus halus lalu menembus dinding usus

kemudian masuk ke paru-paru melalui aliran darah. Setelah 28 hari larva

menjadi cacing dewasa dan bertelur di dalam paru-paru.

D. TINDAKAN PENGENDALIAN PENYAKIT

Usaha pencegahan terhadap penyakit dilakukan dengan tujuan agar

peternak selalu menjaga ternaknya tetap dalam keadaan sehat, sebagaimana

pepatah yang mengatakan bahwa sediakan payung sebelum hujan, lebih baik

melakukan pencegahan dari pada mengobati penyajit.

Kelihatannya dalam melaksanakan pencegahan penyakit cukup

menghabiskan biaya, tetapi peternak harus mengetahui bahwa ada penyakit kalau

menyerang ternak dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar dan dapat

mengakibatkan usaha Peternakan bangkrut.

Berjangkitnya penyakit dalam suatu perusahaan biasanya disebabkan

karena pengelolaan yang kurang baik. Parasit dan kuman-kuman penyakit selalu

hidup subur di tempat-tempat yang kotor.

Untuk menjaga ternak supaya selalu sehat perlu dilakukan usaha-usaha

sebagai berikut:

1. Perawatan Kuku

Perawatan kuku dititik beratkan pada pemotongan kuku, agar kuku tidak

terlalu panjang. Sapi yang hidupnya lebih banyak di luar kandang kukunya cepat aus

Page 123: Hand Out Sapi Perah Lengkap

103

sehingga bertambah panjangnya kuku kelihatan lebih lambat. Rata-rata pertambahan

panjang pada kuku 1 cm per bulannya. Kuku yang terlalu panjang dapat

mengakibatkan:

- Kuku mudah retak dan pecah-pecah, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya

penyakit kuku pada ternak.

- Otot-otot pada kaki menjadi tegang terus menerus, hal ini dapat menimbulkan

rasa sakit dan ternak tidak tahan berdiri lama, ternak menjadi pincang

jalannya, bahkan kadang-kadang menjadi lumpuh.

- Ternak betina yang sedang bunting mudah jatuh, hal ini dapat menyebabkan

keguguran.

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam perawatan kuku antara lain:

a. Pemotongan kuku.

Alat yang dapat dipergunakan untuk memotong kuku pada ternak yaitu

- Kakatua yang berukuran besar

- Gergaji besi

- Pahat atau pisau pemotong

- Renet sepasang kanan kiri

- Kikir kuku

Pemotongan kuku bisa dilakukan pada sapi yang sedang berdiri atau

berbaring. Jika memakai alat pemotong kakatua sebaiknya sapi pada posisi

berbaring. Jika memakai pisau atau gergaji besi pemotongan kuku dilakukan

pada posisi sapi sedang berdiri. Pemotongan dengan menggunakan pisau

biasanya menakutkan sapi, sehingga susah melakukannya. Pemotongan dengan

gergaji besi dapat mengurangi rasa tahut pada sapi.

Pelaksanaan pemotongan kuku:

- Pemotongan pada tempat yang berlantai tanah atau kayu

- Kuku dibersihkan terlebih dahulu agar terlihat jelas jika ada perubahan-

perubahan pada kuku.

- Tentukan bagian kuku yang akan dipotong.

- Bagian kuku yang dipotong adalah pada bagian muka dan samping muka dan

bagian belakang sama sekali tidak dipotong.

- Setelah pemotongan dihaluskan dengan menggunakan kikir.

Page 124: Hand Out Sapi Perah Lengkap

104

b. Pencegahan penyakit kuku

Bakteri penyebab kerusakan atau penyakit kuku berasal dari Lumpur di

lapangan atau di padang rumput dan dari sekeliling tempat makan tempat air

minumdi dalam kandang.

Untuk mencegah gangguan bakteri ini perlu dibuat bak yang dangkal dari

beton yang berukuran 200 x 100 x 15 cm. Bak tersebut ditempatkan di muka pintu

masuk kandang agar sapi yang keluar masuk melewati bak tersebut. Bak ini diisi

dengan cairan pembasmi bakteri.

2. Perawatan Kulit

Salah satu fungsi kulit adalah mengatur panas badan. Kulit yang sehat

bebas dari penyakit parasit, mengkilat lentur atau elastis. Rambut yang tumbuh pada

kulit yang sehat adalah halus, tidah mudah rontok dan mengkilat. Ada 4 cara merawat

kulit yaitu:

a. Perawatan basah.

Yang dimaksud dengan perawatan basah adalah memandikan sapi sambil

menggosok kulitnya dengan sikat secara merata di seluruh tubuh. Gerakan

menyikat hendaknya berputar-putar, bolak-balik dengan menggunakan sikat yang

tidak terlalu kasar. Disamping kebersihan, kulit yang tergerak dengan gerakan

sikat akan meransang aliran darah di permukaan kulit sehingga menyehatkan

kulit. Sapi dimandikan setiap hari sebelum diperah.

b. Perawatan kering.

Yang dimaksud dengan perawatan kering adalah menggosok seluruh

permukaan kulit dengan sikat kering. Perinsip penyikatan sama dengan perawatan

basah, hanya tidak memakai air. Dengan penyikatan banyak debu dan kotoran

terlepas bertaburan, juga beberapa helai rambut ikut rontok. Penggosokan

dihentikan setelah tidak ada lagi debu yang keluar dari sela-sela rambut. Setelah

itu badan ternak dilap dengan kain pel yang kering. Dengan perawatan ini rambut

mengkilat, perawatan kering ini cukup dilakukan 2 kali seminggu.

c. Pemotongan rambut.

Ada tempat-tempat tertentu banyak ditumbuhi rambut seperti pada ujung

leher, diantara paha, ambing, bagian dalam daun telinga dan lain-lain. Rambut ini

perlu dipotong menjadi agak tipis, supaya tidak menjadi tempat bersarangnya

kutu.

Page 125: Hand Out Sapi Perah Lengkap

105

d. Memberantas dan mencegah parasit.

Untuk menghindari kulit dari serangan caplak, lalat dan kutu digunakan

Asuntol atau Neguvon. Perawatan kulit yang baik akan menjadikan ternak tenang,

tidak banyak gerakan ekor, nafsu makan baik, proses produksi tidak terganggu.

3. Gerak Badan

Gerak badan pada sapi perah perlu dilakukan, terutama pada sapi yang

dikandangkan secara pull yaitu sapi dilepaskan setiap hari dilapangan eksesais yang

sudah disiapkan. Sapi yang tiap hari digembalakan tidak ada lagi istilah gerak badan,

karena dengan merumput sapi sudah cukup gerak badannya.

Luas tempat yang dibutuhkan untuk gerak badan yaitu + 50 m2 per ekor,

semakin luas semakin baik, karena kecil kemungkinan terjadinya becek. Waktu yang

dibutuhkan gerak badan sapi per hari + 2 jam yaitu pada pagi hari.

Manfaat gerak badan antara lain:

1. Peredaran darah menjadi lancar, metabolisme lebih baik, sapi segar dan

sehat.

2. Nafsu makan baik, birahi bisa lebih teratur.

3. Pembentukan lemak susu tidak terganggu.

4. Sapi bunting bisa lebih lancar melahirkan.

5. Bentuk/posisi kaki dan kuku menjadi lebih baik.

6. Pedet dan sapi darah pertumbuhannya lebih baik.

7. Pejantan nafsu kawinnya lebih baik, karena badan sehat otot-ototnya

padat.

4. Pengendalian Penyakit Mastitis secara Sederhana

Strategi pengendalian penyakit mastitis secara sederhana antara lain:

1. Pengaturan kelembaban dan ventilasi kandang

2. Mencegah diare yang diakibatkan oleh pakan yang berkualitas rendah.

3. Merawat luka sapi secara teratur.

4. Alas kandang senantiasa kering dan setiap hari dibersihkan.

5. Terapi antibiotika sewaktu kering kandang.

6. Puting senantiasa dibersihkan sebelum pemerahan dan puting dicelupkan ke

dalam larutan desinfektan setelah pemerahan.

7. Pemberian pakan hijauan yang segar dan pemberian konsentrat setelah

pemerahan.

8. Pemerahan yang baik dan benar.

Page 126: Hand Out Sapi Perah Lengkap

106

9. Mencuci tangan sebelum memerah, sebaiknya dalam larutan desinfektan.

10. Tidak ada air susu yang tersisa dalam pting pada waktu pemerahan.

11. Melakukan pemeriksaan rutin secara teratur.

PENUTUP

Penyakit menular yang acute dan chronic yang biasa menyerang pada sapi perah

diakibatkan oleh bakteri dan virus seperti; Mastitis, Brucellosis, Tuberculosis, penyakit

Mulut dan Kuku, Anthrax, Vibriosis dan Vaginitis dan jenis penyakit yang diakibatkan

oleh parasit seperti; Kutu, caplak, tuma, kudis, kurapdan cacing.

Tindakan yang dilakukan dalam pengendalian penyakit pada ternak perah

seperti; Vaksinasi, kebersihan kandang, pemisahan ternak yang sakit, Perawatan kuku,

perawatan kulit, gerak badan dan pengendalian penyakit mastitis secara sederhana.

Indikator penilaian pada materi ini adalah sebagai berikut:

1. Ketepatan penyajian pada tugas mandiri, tugas kelompok dan presentasi sesuai

sasaran akhir pembelajaran dan nilai kuis (40%)

2. Kreatifitas dalam memperoleh informasi yang sesuai dengan materi atau pokok

bahasan (30%)

3. Penguasaan materi dalam memaparkan, cara menjawab/menanggapi, serta

penampilan (30%)

SOAL SEBAGAI BAHAN EVALUASI

1. Jelaskan uapaya pencegahan penyakit mastitis pada ternak perah.

2. Kemukakan jenis-jenis penyakit yang diakibatkan oleh bakteri dan virus.

3. Kemukakaan jenis-jenis penyakit yang diakibatkan oleh parasit luar dan parasit

dalam.

4. Jelaskan silkus hidup pada cacing pita.

5. Kemukakan upaya-upaya yang harus dilakukan agar ternak perah selalu

kondisinya sehat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 1995. Beternak Sapi Perah. Kanisisus. Yogyakarta.

2. Ensminger, M. E. 1980. Dairy Cattle Science. Clovis, California. (Chapter 15; 357

- 384).

Page 127: Hand Out Sapi Perah Lengkap

107

3. Foley, R. C., D. L. Bath, F. N. Dickinson and H. A. Tucker. 1980. Dairy Cattle: Principles, Practices, Problems, Profits. Lea and Febiger-Philadelphia. (Part V; 478 - 495).

4. Hidayat, A., P. Effendi, A. A. Fuad, Y. Patyadi, K. Tagucghi dan T. Sugiwaka.

2002. Teknologi Sapi Perah di Indonesia: Kesehatan Pemerahan. Proyek Peningkatan Teknologi Sapi Perah. JICA-Dairy Technology Improvement Project. Bandung.

5. Schmidt, G. H., L. D. Van Vleck and M. F. Hutjens. 1988. Principles of Dairy Science. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. (Chapter 8; 115 – 132, Chapter 22; 350 - 363).

Page 128: Hand Out Sapi Perah Lengkap

108

MODUL 11 PENANGANAN DAN PEMASARAN

AIR SUSU

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Air susu sapi mengandung semua zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan anak sapi. Susu juga sebagai bahan minuman manusia yang sempurna,

karena mengandung zat gizi dengan perbandingan yang optimal dan mudah dicerna.

Air susu adalah salah satu sumber protein hewani yang sangat baik untuk

kesehatan. Disamping itu air susu juga sangat baik sebagai media pertumbuhan bakteri.

Oleh karena itu untuk mempertahankan kualitas air susu perlu pencegahan terhadap

kerusakan dan juga bergabai bentuk produk olahan untuk dipasarkan.

B. RUANG LINGKUP ISI

- Penanganan/kesehatan air susu

- Bentuk pemasaran air susu.

C. KAITAN BAB

Bab ini merupakan bab ke sebelas dan lanjutan dari beberapa bab sebelumnya

yang membahas tentang tata cara penanganan dan tata cara mempertahankan

kesehatan air susu, serta berbagai jenis/bentuk air susu untuk dipasarkan.

D. SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Menjelaskan cara penanganan dan cara mempertahankan kesehatan air susu.

2. Menjelaskan berbagai jenis/bentuk air susu untuk dipasarkan.

PEMBAHASAN

A. PENANGAN/KESEHATAN AIR SUSU

Susu sapi mengandung semua bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

anak sapi. Susu juga sebagai bahan minuman manusia yang sempurna, karena

mengandung zat gizi dengan perbandingan yang optimal dan mudah dicerna.

Air susu adalah salah satu sumber protein hewani yang sangat baik untuk

kesehatan. Disamping itu air susu juga sangat baik sebagai media pertumbuhan

Page 129: Hand Out Sapi Perah Lengkap

109

bakteri. Oleh karena itu untuk mempertahankan kualitas air susu perlu pencegahan

terhadap kerusakan.

Air susu sapi perah yang baik harus memenuhi criteria sebagai berikut:

1. Bebas dari bakteri patogen.

2. Bebas dari zat-zat yang berbahaya ataupun toxin seperti insektisida.

3. Tidak tercemar oleh debu, foeces dan kotoran lainnya.

4. Memiliki rasa yang normal; khas rasa susu, manis dan segar.

Air susu yang normal dan sehat memiliki sifat-sifat tertentu yang dapat

diamati seperti:

1. Warna air susu

Warna air susu yang sehat adalah putih kekuning-kuningan dan tidak tembus

cahaya. Kekuning-kuningan berarti memiliki kandungan vitamin A yang tinggi.

Air susu yang warnanya agak merah atau biru, dan encer seperti air, berarti

air susu tersebut tidak normal.

1. Air susu yang kemerah-merahan mungkin berasal dari sapi yang terserang

penyakit mastitis dan tidak boleh dikonsumsi.

2. Air susu yang kebiru-biruan menunjukkan bahwa air susu tersebut telah

dicampur air yang banyak.

3. Air susu yang berlendir dan bergumpal menunjukkan air susu tersebut telah

rusak atau asam.

2. Bau dan rasa

1. Air susu yang berbau asam menunjukkan bahwa susu tersebut telah basi.

2. Air susu yang busuk berarti rusak sama sekali.

3. Air susu yang rasanya agak asin atau asam dan pahit susu tersebut sudah

mulai rusak.

4. Air susu yang hambar memberi tanda bahwa susu tersebut telah dicampur

dengan air yang banyak.

5. Air susu yang masih murni/segar rasanya enak, gurih, sedikit manis dan agak

berlemak .

6. Berat jenis air susu yang normal adalah 1,027 – 1,031 pada suhu kamar.

Page 130: Hand Out Sapi Perah Lengkap

110

Faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan dalam mempertahankan

kesehatan air susu antara lain:

1. Kesehatan sapi

Air susu sapi yang akan dijual ke konsumer harus benar-benar bebas dari

penyakit menular terutama penyakit Tuberculosis (TBC), Brucellosis, Mastitis dan

sapi harus dalam keadaan bersih.

2. Pegawai atau petugas harus bersih dan sehat

Sebelum petugas melakukan pemerahan, tangan harus dicuci hamakan

dengan sabun atau desinfektan lalu dikeringkan dengan lap yang bersih. Disamping

itu, petugas harus dalam kondisi sehat tidak terserang suatu penyakit menular dan

penyakit infeksi.

3. Lingkungan Peternakan yang bersih

Kebersihan kandang harus senantiasa diperhatikan untuk mencegah

pencemaran kotoran pada air susu di waktu pemerahan. Karena susu merupakan

bahan yang sangat peka terhadap bau yang ada disekitarnya.

4. Peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih

Semua peralatan seperti alat penampungan, tempat penyimpanan air susu dan

lain-lainnya harus terbuat dari bahan dan bentuk yang mudah dibersihkan dan tidak

dilapisi cat. Sisa-sisa air susu yang masih melekat pada peralatan harus dibersihkan,

karena dapat menjadi tempat berkembangbiaknya kuman-kuman. Peralatan harus

dicuci dengan air biasa kemudian air panas, setelah itu dijemur di bawah sinar

matahari.

5. Ruangan air susu harus terpisah

Tempat pengolahan dan penanganan air susu harus dilakukan dalam ruangan

khusus yang terpisah dengan ruangan lainnya. Seperti terpisah dengan kandang sapi

dan kamar petugas, untuk mencegah pencemaran terhadap air susu.

Sebaiknya ruang air susu ini harus berdinding dan berlantai dari bahan yang

berlapiskan porselin sehingga tahan air, mudah dibersihkan dan tidak berdebu.

6. Tersedia alat pendingin dan cara pengolahan yang tepat

Air susu merupakan media pertumbuhan kuman, dan dalam waktu yang

singkat akan berkembangbiak dengan cepat. Perkembangbiakan kuman akan

terhenti pada suhu 10o C dan pada suhu kamar akan berkembangbiak dengan baik.

Page 131: Hand Out Sapi Perah Lengkap

111

Untuk itu harus menggunakan alat pendingin. Kalau tidak ada alat pendingin air susu

harus secepatnya diantar ke konsumen dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 jam.

7. Pasturisasi air susu

Pasturisasi adalah proses pembasmian bakteri patogen yang mungkin masih

terdapat di dalam air susu. Pasturisasi dapat dilakukan dengan cara memasak air

susu pada suhu tertentu. Psturisasi ada 2 macam yang bisa dilakukan yaitu:

1. Temperatur rendah (72o C) selama 30 menit.

2. Temperatur tinggi (80o C) selama 3 detik.

B. Bentuk Pemasaran Air Susu

Berbagai jenis/bentuk air susu untuk dipasarkan sebagai berikut:

Gambar 40. Bentuk Air Susu untuk Dipasarkan

1. Susu segar

Susu segar adalah air susu dari hasil pemerahan yang tidak dikurangi atau

ditambah apapun. Air susu yang sudah direbus, dicampur gula, dicampur dengan

susu hasil pemerahan sebelumnya sudah tidak bias lagi dikategorikan sebagai susu

segar. Begitu pula susu sapi yang berasal dari sapi yang tidak sehat seperti sapi

yang terserang penyakit mastitis.

2. Whole milk

Whole milk sebenarnya adalah susu segar yang memiliki kandungan lemak

+ 3,25 %, bahan kering tanpa lemak (solid non fat) 8,25 %. Whole milk ini kemudian

Page 132: Hand Out Sapi Perah Lengkap

112

dipasturisasi dengan maksud untuk membasmi bakteri yang dapat mendatangkan

penyakit.

3. Susu skim

Susu skim adalah susu segar yang sudah dikurangi lemaknya menjadi 0,1 %.

Sehingga susu skim ini cocok untuk bayi.

4. Fortified milk

Fortified milk adalah susu segar yang ditambah dengan vitamin-vitamin dan

mineral. Vitamin yang ditambahkan biasanya vitamin D, vitamin ini sangat penting

untuk pembentukan tulang pada bayi. Sedangkan air susu sudah kaya akan unsur

Ca dan P maka tidak perlu lagi ditambahkan unsur tersebut.

5. Susu konsentrat

Susu konsentrat adalah susu segar yang dipanaskan dengan maksud untuk

mengurangi kadar airnya sehingga menjadi susu yang kental. Susu konsentrat ini

dapat dibedakan atas 2 yaitu:

a. Susu kental tanpa gula, adalah air susu segar yang separuh airnya telah

diuapkan di dalam ruang hampa pada suhu 125o – 130o F. Kemudian susu

tersebut dimasukkan ke dalam kaleng tertutup dan disterilkan pada suhu 140o F

selama 15 menit.

b. Susu kental manis, adalah susu segar yang langsung ditambah gula terlebih

dahulu lalu diuapkan seperti pada susu kental tanpa gula. Kadar gula yang

ditambahkan adalah sebagai bahan pengawet sebanyak 40 – 44 % sedangkan

kadar lemaknya minimal 8,5 % dan bahan kering tanpa lemak 28 %. Susu

kental ini tidak baik untuk bayi karena kandungan lemaknya tinggi.

Kedua jenis susu ini banyak didapatkan di pasaran lebih-lebih susu kental

manis. Susu kental untuk menjadikan susu siap dikonsumsi diperlukan tambahan air

2 kali lipat dari susu kental (perbandingan susu kental dengan air yaitu 1:2), dengan

ini agar diperoleh susu cair yang sama nilainya dengan susu segar.

6. Susu kering (susu tepung)

Susu tepung ini terdiri dari 2 yaitu:

a. Susu tepung whole, adalah susu segar yang kandungan airnya diuapkan

sehingga menjadi tepung (dengan kadar air tinggal 2 %).

Page 133: Hand Out Sapi Perah Lengkap

113

b. Susu tepung skim, adalah susu segar yang kadar lemaknya telah dikurangi

sehingga tinggal 0,1 % dan kadar airnya diuapkan hingga tinggal 3 %. Susu

tepung skim ini kandungan proteinnya tinggi dan kadar lemaknya rendah

sehingga cocok untuk bayi atau anak-anak yang sedang bertumbuh.

Air susu dapat diproses atau dipabrik dalam berbagai jenis untuk dipasarkan

seprti :

1. Cream (es cream)

Kadar lemaknya tinggi yaitu 40 %. Biasa dicampur dengan Coklat sebanyak

18 – 20 % dan titambahkan gula sebanyak 12 %.

2. Butter (mentega)

Kadar lemaknya sekitar 80 – 82 %, kadar air sekitar 14 – 16 %, Kadar

garam sekitar 1 – 4 %.

3. Cheese (keju)

4. Yogurt

PENUTUP

Air susu adalah salah satu sumber protein hewani yang sangat baik untuk

kesehatan. Disamping itu air susu juga sangat baik sebagai media pertumbuhan bakteri.

Oleh karena itu ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam

mempertahankan kesehatan air susu antara lain: Kesehatan sapi, peternak harus bersih

dan sehat, lingkungan peternakan yang bersih, peralatan yang digunakan dalam

keadaan bersih, ruangan air susu harus bersih, tersedia alat pendingin dan cara

pengolahan yang tepat serta pasteurisasi air susu.

Ada berbagai jenis dan bentuk air susu untuk dipasarkan, seperti; susu segar,

whole milk, susu skim, fortified milk, susu konsentrat, susu kental susu kering dan juga

bergabai bentuk produk olahan seperti; es cream, mentega, keju, yogurt dan lain-lain.

Indikator penilaian pada materi adalah sebagai berikut:

1. Ketepatan penyajian pada tugas mandiri, tugas kelompok dan presentasi sesuai

sasaran akhir pembelajaran dan nilai kuis (40%)

2. Kreatifitas dalam memperoleh informasi yang sesuai dengan materi atau pokok

bahasan (30%)

3. Penguasaan materi dalam memaparkan, cara menjawab/menanggapi, serta

penampilan (30%)

Page 134: Hand Out Sapi Perah Lengkap

114

SOAL SEBAGAI BAHAN EVALUASI

1. Kemukakan faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan dalam mempertahankan

kesehatan air susu.

2. Kemukakan berbagai jenis dan bentuk air susu untuk dipasarkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 1995. Beternak Sapi Perah. Kanisisus. Yogyakarta.

2. Ensminger, M. E. 1980. Dairy Cattle Science. Clovis, California. (Chapter 19; 464

- 487).

3. Foley, R. C., D. L. Bath, F. N. Dickinson and H. A. Tucker. 1980. Dairy Cattle:

Principles, Practices, Problems, Profits. Lea and Febiger-Philadelphia. (Part VI; 551 - 570).

Page 135: Hand Out Sapi Perah Lengkap

115

BAB 12 BETERNAK KERBAU PERAH

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kerbau merupakan ternak ruminansia penghasil air susu yang penting setelah

sapi perah di daerah tropis, karena menghasilkan susu, daging, sebagai tenaga

kerja, disamping cara pemeliharaannya lebih sederhana dari pada sapi.

B. RUANG LINGKUP ISI

- Asal usul kerbau dan komposisi air susunya.

- Sistem pemeliharaan kerbau

C. KAITAN BAB

Modul ini merupakan modul ke delapan dan lanjutan dari modul ke dua yang

membahas tentang asal usul kerbau dan komposisi susunya, sistem pemeliharaan

pada anak kerbau, kerbau dara, kerbau bunting dan beranak (laktasi), kerbau kering,

kerbau pejantan, anak kerbau jantan, dan pemeliharaan kerbau secara umum.

D. SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Menjelaskan asal usul kerbau dan komposisi susunya.

2. Menjelaskan sistem pemeliharaan pada anak kerbau, kerbau dara, kerbau

bunting dan beranak (laktasi), kerbau kering, kerbau pejantan, anak kerbau

jantan, dan pemeliharaan kerbau secara umum.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

Kerbau merupakan ternak ruminansia yang penting setelah sapi perah di

daerah tropis, karena menghasilkan susu, daging, sebagai tenaga kerja, disamping cara

pemeliharaannya lebih sederhana dari pada sapi. Kerbau terdapat di daerah tropis dan

sub tropis antara garis 30o Lintang Utara dan garis 30o Lintang selatan yaitu di Asia,

Afrika (Mesir, Tunisia), Eropah (Yunani, Italia, Hongaria, Rumania, Bulgaria, Yugoslavia,

Albania, Azerbayan), Amerika Latin (Trinidad, Brazilia, Peru, Equador) dan Australia

bagian Utara.

Page 136: Hand Out Sapi Perah Lengkap

116

A. Asal Usul Kerbau

Domestikasi kerbau di India dimulai 5000 tahun yang lalu di lembah sungai

Indus dan di Cina kira-kira 1000 tahun selah di India. Kerbau yang telah dijinakkan

termasuk anggota sub-famili Bovinae di dalam genus Bubalus yang dibagi dalam 4

sub genus yaitu:

a. Bubalus caffer (Kerbau Afrika)

b. Bubalus bubalis (Kerbau Asia)

c. Bubalus mindonensis (Kerbau Mindora)

d. Bubalus depressicornis (Kerbau mini Sulawesi = Anoa)

Bangsa-bangsa kerbau yang terdapat sekarang berasal dari kerbau liar

(Bubalus arni) yang terdapat di bagian timur laut India dan Cina Selatan. Kerbau

yang ada sekarang dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu: Kerbau Sungai (River

buffalo) dan Kerbau Rawah (Swamp buffalo).

Kerbau Sungai (tipe perah) didapatkan di tanah-tanah kering terutama di

India, misalmya; Murrah, Surti, Nili/Ravi, Mehsana, Nagpuri, Jafarabadi dan lain-

lain. Kerbau sungai mempunyai jumlah kromosom50, sedangkan sapi jumlah

kromosomnya 60. Kerbau sungai terdapat juga di Mesir dan Eropah. Warna kulit

umumnya hitam atau kelabu kehitam-hitaman, tanduk sedikit melingkar atau

tergantung lurus, Kerbau Mediterranea (Yunani dan Italia) termasuk tipe sungai

berbentuk gemuk pendek dan dapat berproduksi susu yang tinggi. Kerbau tipe

sungai disebut pula tipe perah, karena berproduksi susu yang tinggi dibandingkan

dengan tipe rawa.

Kerbau Rawa, terdapat di daerah yang berawa-rawa atau di daerah yang

banyak terdapat rawa-rawa, misalnya; Muangthai, Malaysia, Indonesia dan Filipina.

Warna kerbau rawa umumnya kelabu, hitam belang putih dan mirip bulai (albinoid),

jumlah kromosom 48. Bentuk badan seperti sapi, tanduk panjang dan berat, di

Sumba kerbau bertanduk besar dan panjang, di Sulawesi Tenggara terdapat kerbau

rawa yang berwarna totol-totol/belang hitam putih.

B. Susu Kerbau

Susu kerbau lebih banyak mengandung lemak dan protein dari susu sapi.

Rasa susu kerbau lebih pekat karena mengandung lebih 16 % bahan kering (total

solid) dibandingkan susu sapi hanya 12 – 14 %. Kadar lemak susu kerbau 50 – 60

% lebih banyak dari susu sapi (6 – 8 % vs 3 – 5 %). Protein susu kerbau lebih

banyak mengandung casein dan sedikit lebih albumin dan globulin dari susu sapi.

Page 137: Hand Out Sapi Perah Lengkap

117

Susu kerbau kurang mengandung carotene (pro-vitamin A) dan warna susu

kerbau lebih putih dari susu sapi. Kandungan vitamin A dalam susu kerbau hampir

sama dengan susu sapi. Tampaknya kerbau telah merubah carotene makanan

menjadi vitamin A di dalam susu. Susu kerbau mengandung vitamin B kompleks

dan vitamin C sama dengan pada susu sapi, hanya kadar riboflavin susu kerbau

lebih sedikit dari susu sapi.

Susu kerbau sama halnya dengan susu sapi dapat diolah menjadi

bermacam-macam makanan, yaitu: Mentega (butter), minyak mentega (butter oil),

ghee, keju lunak dan keras, susu kental manis, es krim, yoghurt dan krim. Di India,

susu kerbau dicampur dengan susu skim menjadi susu tone (toned milk). Susu

kerbau lebih ekonomis jika diolah menjadi keju dan mentega dari susu sapi, yaitu:

1. Untuk membuat 1 kg keju dibutuhkan 5 kg susu kerbau, sedangkan dengan susu

sapi dibutuhkan 8 kg.

2. Untuk membuat 1 kg mentega dibutuhkan 10 kg susu kerbau, sedangkan

dengan susu sapi dibutuhkan 14 kg.

3. Keju yang berasal dari susu kerbau berwarna putih sangat digemari masyarakat

di beberapa negara, misalnya: Italia, Irak, Mesir, Bulgaria dan Venezuella.

C. Pemeliharaan Anak Kerbau

Pemeliharaan anak kerbau jantan harus dilakukan untuk kelak menjadi

pejantan, sedangkan pemeliharaan anak kerbau betina untuk dibesarkan guna

kelak menjadi pengganti induk. Mortalitas kerbau pada umur muda tinggi dan untuk

mengurangi kematian anak, perlu dilakukan pemeliharaan anak yang baik.

Tatalaksana anak kerbau untuk mengurangi mortalitas adalah sebagai

berikut:

1. Segera setelah anak kerbau lahir, hidung dan mulut dibersihkan dari lendir

untuk memudahkan anak kerbau bernapas.

2. Setelah hidung dan mulut dibersihkan, dibiarkan bersama dengan induknya

agar dijilat sehingga badannya menjadi kering.

3. Tinctura yodium dioleskan pada tali pusarnya untuk mencegah terjadinya

infeksi. Pada tali pusar yang belum putus, perlu dipotong dengan gunting yang

steril dengan jarak sekitar 6 – 8 cm dari pusar. Sebelum tali pusar digunting

perlu diberi yodium terlebih dahulu. Tetapi pada umumnya tali pusar sudah

putus.

4. Anak kerbau yang baru lahir biasanya sulit bernapas, maka perlu ditolong

dengan pernapasan buatan yaitu ditiupkan udara ke mulut anak kerbau atau

Page 138: Hand Out Sapi Perah Lengkap

118

dengan mangangkat kedua kaki belakang anak kerbau tersebut secara

sekonyong-konyong.

5. Kandang induk dan anak sebelum dipakai harus dibersihkan dan dibebas

hamakan dan diberi alas kandang (jerami kering, rumput kering, serutan kayu

dan lain-lain).

6. Anak kerbau yang berumur beberapa minggu sering didapatkan menderita

ascariasis, oleh karena itu pada minggu pertama perlu diberi obat cacing secara

oral 10 gr piperazin dosis tunggal.

7. Anak kerbau yang baru lahir mengeluarkan meconium (feces pertama) dalam

waktu 4 – 6 jam sesudah pemberian colostrums yang pertama. Feces yang

pertama warna dan kepekatannya seperti ter, yang kemudian diikuti dengan

feces yang berwarna kuning selang 6 – 8 jam.

8. Sampai pada umur 3 – 4 minggu harus dipelihara terpisah secara individual,

sehingga mendapat perhatian secara individual dan untuk menghindari peluang

saling menghisap pusar. Pada umur satu bulan anak kerbau dapat dipelihara

secara kelompok 20 – 30 ekor.

9. Pada Peternakan kerbau yang jumlahnya banyak perlu diberi tanda pada anak

kerbau sedini mungkin, karena warna kulitnya sama-sama hitam sehingga sulit

dibedakan. Pemberian tanda tato dilakukan pada bagian dalam daun telinga

atau bagian ventral pangkal ekor, karena pada tempat-tempat tersebut kurang

pigmentnya.

10. Bobot badan anak kerbau ditimbang pada waktu lahir, kemudian setiap minggu

untuk menghitung kebutuhan susu yang harus diberikan dan guna mengetahui

pertumbuhan anak kerbau tersebut.

11. Vaksinasi terhadap penyakit menular, misalnya; Penyakit mulut dan kuku,

penyakit ngorok, radang limpa, radang paha, Brucellosis dan lain-lain.

12. Antibiotik sebagai penjaya makanan (feed additive) baik sekali diberikan pada

anak kerbau pada minggu pertama melalui air susu/makanannya.

Beberapa perinsip penting pada pemberian pakan anak kerbau adalah

sebagai berikut:

1. Pemberian makanan disesuaikan dengan berat badan.

2. Pemberian makanan dengan waktu yang teratur.

3. Yang berhubungan dengan peralatan makanan harus dalam keadaan higinies.

4. Susu yang diberikan harus dipanaskan terlebih dahulu pada suhu 39o C.

Page 139: Hand Out Sapi Perah Lengkap

119

5. Pemberian susu dilakukan 3 – 4 kali sehari sampai umur satu minggu, kemudian

menjadi 2 kali perhari pada akhir umur 2 minggu, dan dilanjutkan sampai umur

60 atau 90 hari.

6. Pemberian susu/makanan harus sesuai dengan kebutuhan untuk mencegah

kelebihan makanan selama umur satu bulan.

7. Air minum disediakan secara ad libitum dan alas kandang harus senantiasa

dalam keadaan kering untuk mencegah terserang radang paru-paru

(pneumonia).

8. Anak kerbau diberi makanan hijauan kering (hay) yang berkualitas tinggi

misalnya dari leguminosa.

9. Pemberian feed additive yang mengandung antibiotika dalam susu atau

campuran konsentrat.

10. Anak kerbau disapih pada umur 60 – 90 hari dengan cara pemberian susu

sedikit demi sedikit sebelum umur tersebut. Pada umur 3 bulan anak kerbau

diberi calf starter 1,5 – 2 kg per hari.

D. Pemelihataan Kerbau Dara

Kerbau dara perlu mendapat perhatian karena sangat mempengaruhi

penampilan produksi. Kerbau dara yang mendapat pemeliharaan yang baik dapat

dikawinkan pada umur sekitar 30 – 36 bulan dengan bobot badan 300 – 350 kg.

Akan tetapi pada kondisi pemeliharaan dan makanan yang tidak baik perkawinan

pertama baru bisa dilakukan pada umur di atas 44 bulan.

Beberapa faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan kerbau dara

antara lain :

1. Sumber Hijauan

Dengan pemberian pakan hijauan yang ditambahkan legum,

pertumbuhan kerbau dara bisa mencapai + 370 gram per hari. Jika ditambahkan

sedikit pakan konsentrat yang kaya energi dapat memperbaiki laju

pertumbuhannya yaitu + 465 gram per hari.

2. Penyemperotan Air

Sebaiknya kerbau diberi banyak kesempatan untuk berkubang atau

semprotan air pada badannya. Pada peternakan kerbau yang memelihara

sampai 5 ekor tidaklah ekonomis untuk membuat suatu tempat kubangan.

Page 140: Hand Out Sapi Perah Lengkap

120

Sebagai gantinya kerbau dimandikan sekali atau dua kali sehari tergantung pada

kondisi lingkungan atau badan kerbau disemprot dengan air. Penyemprotan

dengan air dapat mempengaruhi pertambahan bobot badan kerbau dara yang

berumur 6 – 12 bulan yaitu lebih dari 15 %.

3. Faktor lain

Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan kerbau dara / jatan muda

yaitu; bangsa, jenis kelamin, keadaan iklim, susunan ransum dan jumlah

pemberian pakan dan lain-lain.

E. Pemeliharaan Kerbau Bunting dan Beranak (Laktasi)

Perhatian khusus dalam pemeliharaan kerbau bunting adalah penting, begitu

juga pada waktu beranak supaya kerbau dalam keadaan menyenangkan. Pada

Peternakan kerbau perah yang mendapat pemeliharaan yang baik, berahi pertama

dicapai pada umur 30 – 36 bulan dan lama bunting 310 + 5 hari.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan pada kerbau yang sedang

bunting, menyelang beranal antara lain:

1. Hitung perkiraan tanggal melahirkan dan pindahkan kerbau tersebut ke

kandang beranak kira-kira 3 – 5 hari sebelum melahirkan.

2. Kandang beranak harus dalam keadaan steril dan diberi alas berupa jemi

kering.

3. Kerbau yang beranak ke dua ke atas harus dikeringkan (tidak diperah) selama

6 – 8 minggu sebelum melahirkan. Selama 4 – 5 hari sebelum pemerahan

dihentikan, kerbau tidak diberikan konsentrat dan diberi hijauan yang

berkualitas rendah. Pada waktu tersebut kerbau hanya diperah satu kali sehari

yang sebelumnya diperah dua kali sehari dan kemudian tidak diperah sama

sekali pada hari ke 7 – ke 10. Hal ini dilakukan pada kerbau yang produksi

susunya tinggi.

4. Pada kerbau yang kering kandang selama 6 – 8 minggu harus diberi makanan

yang berkualitas baik, supaya pada waktu melahirkan kondisi badannya tetap

baik. Makanan yang diberikan adalah hijauan yang berkualitas baik secara ad

libitum dan konsentrat sebanyak 2 – 3 kg per hari.

5. Pada 10 – 15 hari sebelum melahirkan, kerbau diberi makanan yang bersifat

laksatif yaitu hijauan segar bukan silase. Jika diberi pakan hijauan yang kering

maka perlu diberi konsentrat (campuran dedak padi dan bungkil kacang tanah

dengan perbandingan 2 : 1) sebanyak 1 kg per ekor per hari.

Page 141: Hand Out Sapi Perah Lengkap

121

Kerbau yang baru melahirkan umumnya merasa haus maka perlu disediakan

air minum. Dalam keadaan dingin air minum perlu dihangatkan pada suhu 39oC.

Makanan yang bersifat laksatif yang diberikan sebelum beranak harus diteruskan

beberapa hari setelah melahirkan dan makanan tersebut secara perlahan-lahan

diganti makanan untuk berproduksi susu dalam masa 7 – 10 hari.

Biasanya placenta keluar dalam waktu 6 jam setelah melahirkan, tetapi

kadang agak lama. Jika 20 – 24 jam setelah melahirkan placenta tidak keluar, maka

perlu dipanggilkan dokter hewan atau mantri hewan. Jika placenta dibiarkan dalam

uterus lebih dari waktu tersebut di atas maka dapat menyebabkan pembusukan dan

keracunan, dan produksi susu menurun secara drastis serta menyebabkan

gangguan reproduksi (infertilitas). Anak yang baru lahir harus diusahakan agar

mendapat kolostrum dari induknya. Anak kerbau yang lemah dan sukar untuk

menyusu pada induknya harus dibantu.

Biasanya pemerahan kerbau yang baru pertama kali melahirkan

membutuhkan suatu perhatian khusus dalam penanganan dan pendekatannya dari

tukang perah. Sebenarnya kerbau lebih mudah dilatih dari pada sapi, dan kerbau

perah dapat diperah di kandang atau dimana saja di tempat yang bersih. Hal-hal

yang perlu dilakukan pada kerbau yang bunting pertama kali antara lain:

1. Kerbau harus diajar masuk kandang pemerahan secara berderet, dimana kerbau

tersebut digiring bersama-sama 3 – 4 ekor kerbau yang telah berpengalaman.

2. Sekitar 15 – 20 hari sebelum melahirhan, tukang perah tiap hari mendekati

secara pelan-pelan dengan menepuk-nepuk punggung dan pinggang kerbau

bunting tersebut. Selanjutnya ambingnya digosok-gosok dan putingnya ditarik

pelan-pelan.

3. Ambing pada kerbau yang pertama melahirkan sangat peka, karena itu harus

ditangani secara perlahan-lahan agar tidak merasa sakit pada waktu pemerahan.

4. Sesudah pemerahan kerbau dikeluarkan dari kandang pemerahan dengan hati-

hati.

5. Puting yang pendek dapat diperbaiki dengan menarik secara teratur tiap hari

selama beberapa menit. Hal ini dilakukan pada 3 – 4 bulan sebelum melahirkan

dan dihentikan 2 – 3 minggu sebelum melahirkan untuk mencegah pembentukan

air susu secara dini pada ambing.

Kerbau bunting (8 – 8,5 bulan) perlu dipisahkan dari kelompok kerbau kering

lainnya dan perlu mendapat makanan berdasarkan produksi yang lalu atau produksi

susu yang diharapkan. Cara ini dimaksudkan untuk mendapatkan produksi susu

yang tinggi.

Page 142: Hand Out Sapi Perah Lengkap

122

F. Pemeliharaan Kerbau Kering

Lama laktasi kerbau perah bervariasi dari 8 – 10 bulan dan selang beranak

12 – 18 bulan. Jadi kerbau kering harus dipelihara dengan baik selama 2 – 8 bulan

atau rata-rata 5 bulan sebelum melahirkan. Dengan pastura yang baik, kerbau yang

mengalami masa kering tidak perlu diberikan makanan konsentrat. Pada pastura

yang baik lama kerbau merumput setiap hari cukup 6 – 8 jam dimana kerbau

bunting (masa kering) tersebut telah terpenuhi kebutuhannya, tetapi pada keadaan

pemberian rumput yang berkualitas rendah, maka perlu diberi pakan tambahan

(konsentrat) sebanyak 2 – 3 kg per ekor per hari.

Kerbau kering yang tidak bunting dan kerbau dara yang hendak dikawinkan

perlu mendapat tempat untuk berteduh dari terik matahari dan disemprot air atau

kalau ada tempat untuk berkubang. Keadaan ini untuk menjaga fertilitas dan

perkembangbiakan kerbau tersebut terutama pada musim panas, dan mencegah

terjadinya kelambatan kebuntingan.

G. Pemeliharaan Kerbau Pejantan

Pejantan harus dipelihara dalam kondisi tatalaksana yang optimum sejak dari

lahir agar pejantan tersebut jinak dan baik pertumbuhannya. Setelah berumur 9 – 10

bulan pejantan yang terpilih dikandangkan secara individual pada kandang

pejantan.

Secara alamiah kerbau jantan itu jinak, tetapi ada beberapa yang bersifat

ganas. Pejantan yang ganas perlu mendapat perhatian khusus. Kandang pejantan

dewasa yang beratap ukurannya 10 – 12 m2 per ekor. Kandang tersebut harus

berhubungan langsung dengan lapangan terbuka dan berpagar yang terbuat dari

pipa besi, balok kayu, kawar berduri atau tembok dengan tinggi 2 – 2,5 m.

Ukuran lapangan (pedok) per ekor kerbau pejantan sekitar 15 – 20 m2 dan

kandang kerbau pejantan dilengkapi dengan rantai pengikat atau pasung kepala

(tasnchion) guna mengikat pejantan selama kandang dibersihkan dan kerbau

dimandikan. Kerbau pejantan dilepas di kandang kecuali kandang dibersihkan atau

kerbau dimandikan. Jadi kerbau bebas keluar masuk dari kandang beratap ke

lapangan (pedok) dan kalau bisa setiap pejantan dipasangi pengikat leher.

Lantai kandang terbuat dari beton yang agak kasar dan miring agar drainase

lebih mudah, lantai tetap kering dan tidak tergenang air.

Pejantan harus dilepas pada pasture agar mendapat sinar matahari dan

latihan gerak selama 50 – 60 menit per hari, agar pejantan aktif dan sehat. Kerbau

Page 143: Hand Out Sapi Perah Lengkap

123

pejantan dewasa harus diberi makanan sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan

bobot badannya. Jika merumput pada pasture yang berkualitas baik selama 6 – 8

jam per hari cukup untuk mempertahankan ketegaran (vigor) dan kesehatannya.

Kerbau pejantan yang diberi makanan di kandang perlu mendapat hijauan

atau silase sebanyak 20 – 30 kg, 6 – 8 kg jerami padi dan 2 – 2,5 kg konsentrat. Air

minum diberikan secara ad libitum dan tempat minum harus dibersihkan tiap hari.

Kerbau pejantan dapat dipakai untuk perkawinan alam atau diambil

semennya setelah berumur lebih dari 2 tahun dan bobot badannya 300 – 350 kg.

Penggunaan pada pejantan yang masih muda harus dibatasi 2 kali seminggu baik

kawin alam maupun pengambilan sperma, tetapi pada pejantan yang telah dewasa

tubuh (umurnya lebih dari 3 tahun) dapat dipakai kawin alam sekali sehari atau

pengambilan sperma sekali 2 hari, tetapi sebaiknya kawin alampun sekali 2 hari.

Pejantan yang terlalu sering dipakai untuk kawin dalam jangka waktu yang

lama dapat menyebabkan aspermia atau spermanya tidak bergerak dimana tidak

dapat membuahi sel telur pada betina. Selama musim kawin pejantan harus dijaga

ketat pemakaiannya. Perkawinan dengan cara melepaskan pejantan dalam

kelompok betina akan mengurangi ketegarannya, sulit dicatat tanggal perkawinan

dan identitas kerbau betina yang dikawini pejantan tersebut. Jika akan

memproduksikan anak kerbau bibit maka perlu diadakan pencatatan perkawinan

dan pejantan tidak dilepas bersama-sama kerbau betina di padang penggembalaan.

H. Pemeliharaan Anak Kerbau Jantan

Dalam kedaan normal anak kerbau jantan dibiarkan bebes menyusui pada

induknya selama 3 – 5 hari setelah lahir, selanjutnya anak kerbau diberi

kesempatan menyususi pada induknya hanya 2 – 3 menit pada saat sebelum

diperah untuk merangsang keluarnya air susu. Bobot lahir pada anak kerbau jantan

rata-rata 30 kg, dengan pemeliharaan yang kurang baik bobot badan pada umur 1

tahun hanya mencapai 100kg. Tetapi pada anak kerbau jantan yang akan dipakai

sebagai bibit dipelihara dan diberi makanan yang baik sesuai dengan kebutuhannya

sehingga dapat mencapai bobot badan 250 – 300 kg pada umur 24 bulan, dan

dapat diambil semennya untuk I.B. Pada umumnya pengambilan semen kerbau

jantan dimulai pada umur 30 bulan.

Tujuan pembesaran anak kerbau jantan adalah :

1. Anak kerbau jantan yang terseleksi (terpilih) unggul yang hendak dipakai untuk

pejantan baik digunakan untuk kawin alam ataupun untuk inseminasi buatan.

Page 144: Hand Out Sapi Perah Lengkap

124

2. Anak kerbau jantan dipelihara untuk kelak dipakai sebagai hewan penarik bajak

atau gerobak.

3. Untuk digemukkan sebagai penghasil daging.

Anak kerbau jantan bibit maupun untuk yang lainnya perlu mendapat

pemeliharaan dan makanan yang baik. Pada umur 5 – 6 bulan anak kerbau jantan

dipisahkan dari anak kerbau betina dan tidak boleh disatukan dengan kerbau dara

dan kerbau betina dewasa yang tidak bunting. Pada umur tersebut anak kerbau

jantan perlu dilatih untuk dibawah ke tempat pengambilan semen dengan tali kepala

(halter).

Anak kerbau jantan dapat dipelihara dalam kelompok 10 – 15 ekor sampai

umur 2 tahun dalam kandang lepas dengan tempat terbuka yang cukup luas. Anak

kerbau jantan harus diberi ransum konsentrat dan hijauan yang berkualitas baik

agar mendapatkan pertambahan bobot badan per hari 500 – 700 gram dengan

demikian diharapkan akan mencapai bobot badan 300 – 350 kg pada umur 2 tahun

untuk dipakai sebagai pejantan.

Untuk memudahkan pengawasan dan penanganan pejantan, maka kerbau

jantan perlu dipasangi cincin hidung dengan cara memasukkan metal atau tali pada

hidung. Cincin hidung mulai dipasang pada anak kerbau jantan yang telah berumur

8 – 12 bulan. Cincin hidung dibuat dari metal yang tidak dapat berkarat seperti:

tembaga, kuningan atau stainless steel. Diameter cincin hidung untuk pejantan

muda umur 8 – 12 bulan adalah 5 – 6 cm dan pada umur 2 tahun cincin hidung

diganti dengan diameter 6 – 8 cm.

Pembuatan lubang pada sekat hidung dapat dilakukan dengan mudah yaitu

menggunakan jarum besar yang sebelumnya disterilkan dulu. Bagian dari sekat

hidung yang ditusuk letaknya sedikit di atas bagian bawah lubang hidung. Setelah

jarum tusuk dilepas, cincin hidung dimasukkan dan diperkuat dengan skrup. Setelah

pemasangan cincin hidung tersebut, lukanya akan sembuh dalam waktu 8 – 10 hari,

karena itu anak kerbau harus diikat di kandang sampai luka tersebut sembuh.

I. Manajemen Pemeliharaan Secara Umum

1. Pembersihan

Kebersihan badan pada hewan perlu untuk menjaga kesehatannya. Pada

pagi hari, muka, mata dan lubang hidung semua dibersihkan dengan kain lap,

sedangkan badannya dibersihkan dengan sikat atau jerami padi. Sudut-sudut

badan, daerah inguinal, paha, ambing dan celah-celah antar kuku harus

dibersihkan secara menyeluruh.

Page 145: Hand Out Sapi Perah Lengkap

125

2. Pekerjaan Rutin

Pekerjaan rutin sehari-hari yang perlu dikerjakan secara teratur yaitu;

pembersihan badan, pemberian makanan, air minum, latihan gerak dan lain-lain.

Pekerjan-pekerjaan tersebut harus dilakukan sesuai dengan jadwal masing-

masing secara teratur.

3. Penanganan yang Baik

Ternak adalah hasil penjinakan hewan liar, dan telah menjadi jinak, maka

penanganan hewan tersebut tidak boleh kasar. Tindakan penanganan yang

kasar, teriakan, pemukulan pada kerbau yang sedang laktasi dapat menurunkan

produksi susu, sehingga merugikan peternak.

4. Berkubang/Pemandian

Kerbau suka berkubang dalam air segar, kerbau berkubang dalam sungai

secara berkelompok 5 – 10 ekor. Di musim panas (udara panas) dimana air

tebatas, kerbau suka berguling-guling dalam air yang berlumpur untuk menjaga

agar badannya tetap dingin. Pada usaha Peternakan kerbau yang besar perlu

dibuatkan tangki atau kolam tempat kerbau berkubang, sedangkan bagi

Peternakan kerbau dengan jumlah ternak sedikit, kerbau dimandikan sekali atau

dua kali per hari.

5. Atap Peneduh

Kerbau tidak tahan terhadap terik panas matahari dan udara yang dingin

sekali. Kerbau perah lebih cepat menyesuaikan diri pada suhu lingkungan

tersebut dari pada kerbau rawa. Walaupun demikian tempat berteduh untuk

menahan sinar matahari langsung kepada kerbau sangat penting untuk

meningkatkan daya reproduksi kerbau betina dan seks libido kerbau jantan.

6. Penyingkiran (Culling)

Kerbau-kerbau yang tidak ekonomis (produksi susunya rendah), kerbau

jantan yang bukan bibit dan betina yang steril perlu ditandai dan dikeluarkan

untuk dijual atau dipotong.

Page 146: Hand Out Sapi Perah Lengkap

126

7. Pengawasan Terhadap Lalat

Banyak lalat di kandang akan mengganggu kerbau, karena itu kandang

harus dijaga supaya tetap bersih untuk menghindarkan adanya banyak lalat.

8. Penentuan Berahi

Penentuan berahi pada kerbau agak sulit, karena itu diperlukan bantuan

pejantan untuk mendeteksi kerbau betina yang berahi. Cara untuk menentukan

kerbau berahi yaitu dengan melepaskan pejantan pada kelompok betina dewasa

yang tidak bunting selama kurang lebih satu jam dalam kandang atau di padang

penggembalaan.

Biasanya kerbau betina berahi pada malam hari, lebih dari 60 % kerbau

berahi pada waktu malam hari. Siklus berahi kerbau sama dengan sapi yaitu 21

hari, tetapi sering didapatkan bervariasi. Kerbau perah berahi kembali sekitar 40

hari sesudah melahirkan, sedangkan kerbau rawa lebih lambat yaitu 65 – 98 hari

sesudah melahirkan. Gejalah berahi pada kerbau lebih lemah dibandingkan pada

sapi, dan akan lebih lemah lagi pada musim panas. Lama berahi pada kerbau

sekitar 48 jam.

Untuk kerbau betina yang dikawinkan secara I.B. hendaknya diketahui betul

saat kerbau betina itu menunjukkan tanda-tanda berahi, karena saat itulah yang

paling tepat untuk inseminasi.

9. Pengguntingan Rambut

Pengguntingan rambut yang panjang pada kerbau perlu dilakukan guna

menjaga gangguan kutu dan caplak. Pengguntingan rambut memudahkan

pengamanan gangguan segala macam ekto parasit yang terdapat pada badan

kerbau.

10. Pengawasan Terhadap Kebiasaan Buruk

Kebiasaan buruk yang perlu diawasi pada kerbau adalah :

a. Menyepak. Kadang-kadang kerbau yang pertama kali beranak tidak mau

dipegang atau diperah, dan kerbau akan menyepak tukang perah. Tukang

perah yang berpengalaman diperlukan untuk melatih kerbau diperah.

Supaya kerbau tidak menyepak, maka kedua kaki belakang perlu diikat

dengan tali berbentuk angka delapan.

Page 147: Hand Out Sapi Perah Lengkap

127

b. Mengisap puting. Kadang-kadang kerbau mengisap putingnya sendiri atau

putting kerbau lain untuk mendapatkan air susu. Keadaan ini akan

mengurangi produksi susu dan merugikan. Ini dapat dicegah dengan

menggunakan alat anti hisap yang dipakaikan secara terus-menerus pada

hewan yang bersangkutan.

c. Menjilat. Menjilat-jilat adalah normal dari induk yang menjilat-jilat anaknya

yang baru lahir atau pada saat anak sedang menyusu pada induknya.

Terdapat pula hewan (baik jantan maupun betina) yang mempunyai

kebiasaan menjilat-jilat temannya. Hal ini dapat menyebabkan rambut

tertelan dan terkumpul dalam perut membentuk bola rambut dan

mengganggu pencernaan dan lambung yang terganggu. Kebiasaan

menjilat-jilat dapat dicegah dengan memberi garam dapur yang ditempatkan

pada lidah untuk beberapa hari atau garam jilat yang digantung di kandang.

d. Menghisap pusar. Kejadian ini sering didapatkan pada anak-anak kerbau

yang disapih pada umur muda dan ditempatkan dalam satu kandang yang

dilepas dalam kelompok. Kebiasaan menghisap pusar dapat dicegah

dengan mengandangkan anak kerbau secara individual atau mengoleskan

pasta pada pusar anak kerbau.

e. Mengunyah tali. Dipedesaan tali digunakan untuk menambat kerbau.

Kadang-kadang didapatkan kerbau yang mempunyai kebiasaan

mengunyah-ngunyah tali. Hal ini dapat dicegah dengan mengganti tali

tersebut dengan sebuah rantai pengikat kerbau.

11. Penyemprotan

Seringkali didapatkan banyak kutu pada kerbau yang selalu dikandangkan,

tetapi jarang pada kerbau yang dilepas di padang penggembalaan. Untuk

memberantas kutu kerbau dapat disemprotkan 0,1 % AZUNTOL atau 0,1 %

LINDANE dengan hasil memuaskan. Kubangan atau tempat berkubang

mengurangi infestasi ektoparasit pada badan kerbau.

12. Penanpungan, Penyimpanan dan Penggunaan Feces

Kualitas dan komposisi feces (kotoran) kerbau tergantung pada umur,

status faali dan jenis makanan yang dimakan. Kerbau dewasa mengeluarkan

feces 3 – 5 kg bahan kering tiap hari dan mengandung 50 – 100 gram nitrogen

disamping kalium dan zat-zat mineral lainnya yang bernilai untuk pupuk.

Page 148: Hand Out Sapi Perah Lengkap

128

Kotoran kerbau dikumpulkan sekali atau dua kali sehari tergantung pada

kondisi cuaca. Selama musim kemarau sebagian besar kotoran tercampur

dengan sisa-sisa jerami atau batang rumput dan sering digunakan sebagai bahan

bakar setelah dikeringkat dengan panas matahari untuk memasak di pedesaan.

Selain kotoran kerbau dipakai untuk kompos (pupuk kandang), dapat pula untuk

menghasilkan gas bio.

PENUTUP

Kerbau merupakan ternak ruminansia penghasil air susu yang penting setelah

sapi perah di daerah tropis, karena menghasilkan susu, daging, dan juga sebagai

tenaga kerja, dimana tatacara pemeliharaannya mencakup sebagai berikut :

Pemeliharaan anak kerbau, pemeliharaan kerbau dara, pemeliharaan kerbau bunting

dan laktasi, pemeliharaan kerbau kering kandang dan pemeliharaan kerbau jantan.

Indikator penilaian pada materi adalah sebagai berikut:

1. Ketepatan penyajian pada tugas mandiri, tugas kelompok dan presentasi sesuai

sasaran akhir pembelajaran dan nilai kuis (40%)

2. Kreatifitas dalam memperoleh informasi yang sesuai dengan materi atau pokok

bahasan (30%)

3. Penguasaan materi dalam memaparkan, cara menjawab/menanggapi, serta

penampilan (30%)

SOAL SEBAGAI BAHAN EVALUASI

1. Kemukakan sistem pemeliharaan pada kerbau yang sedang bunting dan yang

telah beranak(Laktasi).

2. Jelaskan keunggulan-keunggulan pada susu kerbau dibandingkan dengan susu

sapi.

3. Kemukakan perinsip-perinsip pemberian pakan pada anak kerbau.

4. Kemukakan manajemen pemeliharaan secara umum pada ternak kerbau perah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudono, A. 1999. Ilmu Produksi Ternak Perah. Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. (Bab X; 72 – 73).