hand out 13 etika keluarga kristen

Upload: ressa-dwi-kurnia

Post on 10-Mar-2016

24 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hand

TRANSCRIPT

Hand Out Materi KuliahUniversitas Lampung 2015

Pengampu: Pdt. Lukas Supandi, S.ThPertemuan: #13Pokok Bahasan: Etika Keluarga KristenTIK: Mahasiswa dapat menjelaskan konsep

1. Tujuan perkawinan2. Penyimpangan seksualitas3. Sikap gereja terhadap perkawinan

Materi:1. Tujuan Perkawinan2. Pandangan terhadap lembaga perkawinan3. Homoseksual, penyimpangan seksualualitas4. Sikap dan peranan gereja

PembahasanMeskipun semua masyarakat menjunjung tinggi perkawinan sebagai lembaga manusiawi yang diatur dalam undang-undang perkawinan, tetapi perkawinan bukanlah temuan manusia. Ajaran Kristen tentang perkawinan dan keluarga selalu didasari pada ajaran yang tegas bahwa perkawinan adalah gagasan Allah, kelurga adalah lembaga ciptaan Allah.

Ajaran Theologi OrtodoksDengan mengikuti apa yang dinyatakan Allah di dalam kitab Kejadian, ada 3 tujuan perkawinan. Tujuan ini diurutkan sesuai dengan urutan kitab Kejadian, tetapi bukan urutan kepentingan.1. Beranak cucu dan bertambah banyaklah (Kej 1:28). Pada awal dunia dijadikan, hal ini tentu menjadi prioritas. Hal yang penting dicatat adalah bahwa memiliki anak harus diimbangi dengan perlindungan dan pendidikan terhadap anak2. Tidak baik kalau manusia seorang diri saja (Kej 2:18). Perkawinan merupakan wahana menyatakan kasih sayang timbal balik, saling memperhatikan, menghibur, baik suka maupun duka. Hal ini akan merangsang pertumbuhan emosi yang matang masing-masing pribadi3. Menjadi satu daging (Kej 2:24). Perkawinan merupakan wahana timbal balik menyatakan kasih sayang dalam wujud penyatuan seksual

Sikap yang berubahSemakin tinggi konsep perkawinan, apabila tidak diimbangi dengan disiplin laki-laki dan perempuan dalam perkawinan, akan menimbulkan kejatuhan dalam bentuk perceraian. Perwakinan ditetapkan Allah sejak sebelum manusia jatuh dalam dosa. Tetapi kejatuhan manusia ke dalam dosa membuat lembaga perkawinan ikut merasakan akibatnya.Survey di Inggris tahun 1980 terdapat 409 ribu perkawinan, 35% merupakan perkawinan kedua. Terdapat 159 ribu perceraian. Sampai dengan tahun 2000, angka perceraian meningkat 600%. Ada banyak penyebab perceraian, baik dari segi emansipasi wanita, perubahan pola kerja, tekanan keluarga, dsb. Tetapi di atas segalanya itu, penyebab utama perceraian adalah mundurnya iman Kristen.

George dan Nena ONeill (dalam buku Open Marriage), menyatakan bahwa perkawinan monogami sudah kadaluarsa. Mereka mengatakan bahwa perkawinan haruslah bebas, dinamis, jujur, spontan dan kreatif. Mereka menolak bahwa seorang wanita harus menjadi ibu, tetapi harus menjadi pasangan yang sederajat, independen dan tidak terkekang.

John H. Adam dan Nancy Williamson (dalam buku Divorce), menulis bahwa perkawinan seseorang bisa menjadi usang. Wajar jika seseorang ingin berganti gaya hidup dan pengalaman-pengalaman yang baru. Perceraian merupakan langkah positif untuk melepaskan perkawinan yang sudah usang, bersifat menyelesaikan masalah dan berorientasi masa depan.

Hal-hal inilah yang banyak terjadi karena gereja telah kehilangan peran di dalam masing-masing individu yang menuntut hidup sekularisme. Akibatnya banyak sekali orang Kristen kehilangan dimensi perkawinan.

Video Polyamory

Ajaran Perjanjian LamaRumusan Alkitabiah bisa dilihat di dalam Kejadian 2:24 yang juga dipakai oleh Yesus untuk menegaskan mengenai perkawinan:Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

Dari ayat di atas dapat dirumuskan bahwa perkawinan adalah:1. Kalau seorang laki-laki memisahkan diri dari orang tuanya dan menyatu dengan istrinya. Maknanya menjadia. Pemisahan hubungan anak dari orang tuanya, menjadib. Ikatan laki-laki dengan perempuanc. Pemisahan dan ikatan ini mengandung unsur fisik, emosianal dan sosial2. Seorang laki-laki... dan... istrinya. Ini adalah ikatan eksklusif dan heteroseksual. a. Tidak ada unsur lain yang masuk dan mengganggu ikatan ini, termasuk anak dan orang tua masing-masing. b. Heteroseksual mengindikasikan bahwa masing-masing gender akan saling melengkapi satu dengan lainnya

Ajaran Yesus Ajaran ini ditemukan pada saat Yesus menjawab pertanyaan orang Farisi tentang perkawinan dan perceraian, di dalam Markus 10:1. Perkawinan adalah untuk selamanya. Hal ini tidak dikatakan dengan jelas oleh Yesus tetapi merujuk kepada Kejadian:a. Seksualitas adalah ciptaan ilahib. Perkawinan adalah peraturan ilahic. Yesus menambahkan: tidak boleh diceraikan manusia2. Perceraian adalah konsesi yang bersifat sementara terhadap dosa manusia. a. Perceraian terpaksa diijinkan karena perzinahanb. Perceraian bukan kehendak Allah3. Perkawinan kedua sesudah perceraian disebut sebagai zinah. Karena perceraian tidak pernah diijinkan, maka perkawinan kedua yang menyusul akibat perceraian itu juga bukan kehendak Allah4. Yesus mengijinkan perceraian dan perkawinan kedua hanya karena satu-satunya alasan yaitu zinah (Matius 5:32; 19:9)

HomoseksualitasHal yang perlu dimengerti adalah bahwa kita harus bisa membedakan antara tindakan dosa dan tindakan yang melanggar hukum. Perhatikan 3 pembedaan yang diperlukan dalam membahas homoseksualitas1. Perbuatan zinah (seks diluar pernikahan) selalu dianggap sebagai dosa, tetapi bukan pelanggaran hukum kriminal. Lain halnya dengan pemerkosaan yang berdosa sekaligus tindak pidana. Homoseksual yang berlangsung suka sama suka di antara orang dewasa (21 tahun) di dalam ruang pribadi tidak merupakan tindak pidana. Meskipun demikian hukum ini juga tidak berarti melegalkan hubungan homoseksual (beberapa negara sudah melegalkan hal itu)2. Orientasi homoseksual adalah perangai seseorang yang berhubungan dengan krisis jati diri dan kecenderuangan seksual. Hal ini berbeda dengan inversi homoseksual yang merupakan praktek hubungan homoseksual3. Praktik homoseksual bukanlah kekerasan seksual atau dengan pasangan yang berganti-ganti. Pasangan homoseksual rata-rata juga merupakan pasangan yang setia. Saat ini gerakan gay hanya menuntut persamaan hak perkawinan gay/homo sebagaimana perkawinan heteroseksual.

Dasar Larangan AlkitabAda 4 bagian utama Alkitab yang merujuk kepada pertanyaan homoseksual1. Kisah Sodom dan Gomora (Kejadian 19:1-13)Banyak orang berpikir bahwa istilah sodomi berasal dari perilaku orang Sodom. Pandangan tradisional ini merujuk kepada perilaku orang-orang Sodom dan Gomora ketika Lot kedatangan tamu (malaikat) yang ingin memakai tamu tersebut. Istilah diduga sebagai istilah perlakuan sodomi. Jadi ketika orang berpikir bahwa alasan Sodom dan Goroma dihukum karena dosa homoseksual tidak sepenuhnya benar. Kesalahan mereka bukan hanya tentang perilaku seksual, namun juga perilaku yang lain

2. Nats Imamat (Imamat 18:22; 20:3)Di dalam nats ini jelas sekali penolakan terhadap hubungan homoseksual:a. Imamat 18:22, Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian.b. Imamat 20:13, Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian, pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri.

3. Lukisan Paulus tentang kemerosotan iman (Roma 1:18-32)Paulus menyoroti perilaku penyembah berhala yang menggunakan hubungan homoseksual sebagai bagian dari ritual. Hal ini berakibat hilanya kasih sayang hubungan suami istria. Ayat 26 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar.b. Ayat 27 Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.

4. Daftar Paulus tentang pendosa (1 Korintus 6:9-10; 1 Timotius 1:8-10)Paulus memaparkan 2 daftar dosa yang menjijikkan. Dalam daftar itu disebut malakhoi (banci), arsenokhoitai (pemburit). Malakhoi adalah sikap pasif dan lembut dari seorang yang berperan sebagai pasangan homoseksual. Sedangkan arsenakhoitai adalah sifat aktif dan hubungan homoseksual

Peran Gereja Dari beberapa masalah yang dihadapi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan gereja:1. Memberikan pemahaman yang jelas mengenai ajaran Alkitab tentang perkawinan dan rekonsiliasi. Ketika Yesus ditanya tentang perceraian, Dia berbicara tentang hal essensi perkawinan, sehingga orang bisa memutuskan yang terbaik2. Persiapan matang bagi pasangan yang akan melangsungkan perkawinan. Biasanya pasangan calon pengantin memiliki harapan yang terlalu tinggi dalam pernikahan. Untuk hal itu pendeta dan gereja dapat menolong mereka dalam konseling pranikah untuk membicarakan bukan hanya seksual, tetapi juga tanggung jawab dalam perkawinan3. Pelayanan khusus rekonsiliasi. Dengan alasan ketidakcocokan banyak orang bercerai. Gereja dapat membantu mereka melakukan rekonsiliasi sebelum perceraian terjadi dengan memberikan beberapa konseling post nikah dan juru damai hubungan suami istri4. Pelayanan pastoral bagi mereka yang sudah bercerai. Meski manusia sudah bercerai, tujuan pernikahan tetaplah sama. Namun demikian bukan berarti gereja harus membuang orang-orang yang sudah bercerai. Gereja harus memberikan pelayanan apabila mereka ingin menikah lagi dengan dasar perijinan sebagaimana disebutkan di dalam Alkitab mengenai pernikahan kedua. Dalam hal ini kita harus mengamini bahwa Injil menitikberatkan penebusan termasuk orang yang sudah bercerai