hama pala

17
KAMIS, 15 SEPTEMBER 2011 Hama Gudang pada Biji Pala MENGENAL HAMA GUDANG PADA BIJI PALA DI HILA-AMBON PENDAHULUAN Penyimpanan hasil tanaman Pala merupakan tahap pasca panen yang cukup penting karena pada tahap ini dimungkinkan adanya infestasi serangga hama gudang yang dapat merugikan secara kuantitas maupun kualitas. Hasil pala ini di kumpulkan sehingga mencapai jumlah tertentu untuk ekspor Hasil tanaman pala berupa Biji pala, fully dan tempurung yang akan di ekspor merupakan media pembawa OPT/OPTK. Sehingga perlunya melakukan pemeriksaan atas permintaan pemilik untuk sertifikasi komoditi yang hendak di ekspor dan meng identifikasi terhadap serangga yang ditemukan untuk mengetahui ada tidaknya OPTK di daerah Maluku sebagai syarat ekspor hasil pertanian. tujuan dari penulisan ini untuk menambah literatur di dunia ilmu pengetahuan Adapun metode yang digunakan adalah metode survey mengambil sampel pala dan mengumpulkan hama yang selalu dilakukan pada setiap pemeriksaan tindak karantina , hama yang ditemukan di foto, dan di identifikasikan dengan mencocokan specimen dengan banner serangga hama gudang di situs bug guide net, Wikipedia bebas, buku Dr.L.G.E. Kalshoven ; The Pest of Crops in Indonesia dan buku hama gudang lainnya 1.Sejarah Tanaman Pala Pala berasal dari Maluku khususnya Kepulauan Banda , Pada bulan Agustus 1511, Afonso de Albuquerque menaklukkan Malaka an. Raja Portugal secara paksa merekut pelayar malayu membimbing mereka melalui Jawa, Nusa Tenggara dan Ambon lalu ke Banda, tiba di awal 1512. inilah orang Eropa pertama yang mencapai Banda, ekspedisi itu tetap di Banda selama sekitar sebulan, pembelian dan mengisi kapal mereka dengan pala dan cengkeh sejak inilah terjadi perebutan orang- orang eropa untuk menguasai P. Banda. Pala kini ditanam di negara- negara tropis, dan di kepulauan Antillia

Upload: geraldi-ayub-fujiwan-tombe

Post on 21-Jan-2016

180 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hama Pala

KAMIS, 15 SEPTEMBER 2011

Hama Gudang pada Biji Pala

MENGENAL HAMA GUDANG PADA BIJI PALADI HILA-AMBON

PENDAHULUANPenyimpanan  hasil tanaman Pala merupakan tahap pasca panen yang cukup penting

karena pada tahap ini dimungkinkan adanya infestasi serangga hama gudang yang dapat merugikan secara kuantitas maupun kualitas. Hasil pala ini di kumpulkan sehingga mencapai jumlah tertentu untuk ekspor

Hasil tanaman pala berupa Biji pala, fully dan tempurung yang akan di ekspor merupakan media pembawa OPT/OPTK. Sehingga perlunya melakukan pemeriksaan  atas permintaan pemilik untuk sertifikasi komoditi yang hendak di ekspor dan meng identifikasi terhadap serangga yang ditemukan  untuk mengetahui ada tidaknya OPTK di daerah Maluku sebagai syarat ekspor hasil pertanian.

tujuan dari penulisan ini untuk menambah literatur di dunia ilmu pengetahuan

Adapun metode yang digunakan adalah metode survey mengambil sampel pala dan mengumpulkan hama yang selalu dilakukan pada setiap pemeriksaan tindak karantina , hama yang ditemukan di foto, dan di identifikasikan dengan mencocokan specimen dengan   banner serangga hama gudang di situs bug guide net, Wikipedia bebas,  buku Dr.L.G.E. Kalshoven ; The Pest of Crops in Indonesia dan buku hama gudang lainnya

1.Sejarah Tanaman Pala

Pala berasal dari Maluku khususnya Kepulauan Banda , Pada bulan Agustus 1511, Afonso de Albuquerque menaklukkan Malaka an. Raja Portugal secara paksa merekut pelayar malayu membimbing mereka melalui Jawa, Nusa Tenggara dan Ambon lalu ke Banda, tiba di awal 1512. inilah orang Eropa pertama yang mencapai Banda, ekspedisi itu tetap di Banda selama sekitar sebulan, pembelian dan mengisi kapal mereka dengan pala dan cengkeh sejak inilah terjadi perebutan orang-orang eropa untuk menguasai P. Banda. Pala kini ditanam di negara-negara tropis, dan di kepulauan Antillia

2. Profil Tanaman Pala.           Tumbuhan Pala berbatang sedang ini memiliki tinggi sekitar 18 m. Daunnya berbentuk bulat-telur atau lonjong-panjang dimana kaki dan ujungnya tajam. Bagian belakang daun berwarna biru-hijau, sedang bagian atas daun berwarna hijau-tua, berukuran 15 x 7 cm dan berbau wangi aromatis. Bunganya berwarna kuning; sebagian besar adalah bunga jantan dan sebagian lagi bunga betina.Bunga berbulu. Bunga jantan berbentuk buyung, besarnya antara 7-9 mm, dengan tiang benang-sari sedangkan bunga betina agak lebih besar dan tidak mempunyai tiang benang sari. Tanaman pala berbuah bundar, dengan kerut menurut panjangnya buah dan terbagi dalam dua belah. Biji paIa yang diperdagangkan berwarna merah, tertutup oleh mantel berdaging berupa daun (fuli atau arillus, dengan corak merah tua halus); daging buah keras, berwarna keputih-putihan, mengandung getah putih.

Page 2: Hama Pala

Tanaman ini biasa ditanam di kebun dan tempat lain pada ketinggian sekitar 0 m.dpl - 1000 m dari permukaan laut.

3. Kandungan dan Kegunaan biji pala

Biji pala dikenal sebagai Myristicae Semen yang mengandung biji Myristica Fragrans dengan lapisan kapur, setelah fulinya disingkirkan. Bijinya mengandung minyak terbang, dan memiliki wangi dan rasa aromatis yang agak pahit. Sebanyak 8 - 17% minyak terbang yang ditawarkan merupakan bahan yang terpenting pada fuli.Kandungan kimia buah pala yaitu : minyak terbang (myristin, pinen, kamfen (zat membius), dipenten, pinen safrol, eugenol, iso-eugenol, alkohol), gliseda (asam-miristinat, asam-oleat, borneol, giraniol), protein, lemak, pati gula, vitamin A, B1 dan C. Minyak tetap mengandung trimyristinDari India sampai Irian dan Eropa, biji PaIa dan fulinya digunakan sebagai bumbu dan obat. PaIa merupakan tumbuhan obat-obatan yang seringkaIi disebut di Farmakope, Ramuan obat-obatan Nasional atau ditulis sebagai resep resmi, serta dipergunakan sekurang-kurangnya di 23 negara.PaIa dikenal sebagai obat pelepas kelebihan gas di usus dan sebagai obat perut. Kulit dan daunnya mengandung minyak terbang dengan wangi pala yang menyenangkan.Pala Irian dipakai sebagai obat pencahar sedangkan pala jantan dipakai sebagai obat rnencret dan obat perangsang. Bunga kering (kembang Pala) dipakai pada pelbagai campuran jamu. Getah segar yang berwarna kehijau-hijauan dari buahnya (beserta air) dipakai sebagai obat kumur untuk mengobati sariawan. Sabun Pala beguna untuk mengobati encok.Kegunaan khusus dari biji Pala, yarig dikenal sebagai Nux moschata M.moschata adalah sebagai obat homoeo-pathi. Biji kerasnya setelah dicuci untuk menghilangkan kapurnya, dibuat menjadi tinktur (direndam dalam alkohol) atau tepung. Obat homoeopathis berguna untuk mengobati sakit histeri, sembelit, mencret dan penyakit sulit tidur atau perut kembung.4. Pala sebagai komoditi eksporSebagai daerah penghasil pala , pala Ambon laku untuk di ekspor. Bagian-bagian yang di ekspor meliputi biji pala kering, Fuly (bunga pala/kulit ari biji pala), kulit tempurung. Negara yang menjadi tujuan ekspor adalah Belanda.HAMA HAMA YANG MENYERANG PALA SIMPANAN di DESA HILA-AMBON

1.    Araecerus fasciculatus -

Phylum Arthropoda - Class Insecta - Order Coleoptera - Superfamily Curculionoidea - family Anthribidae -Genus Araecerus Species fasciculatus –

Nama Ilmiah LainnyaCurculio fasciculatus De Geer, Araecerus coffeae (Fabricius), Anthribus coffeaeFabriciuis, Amblycerus japonicus Thunberg 

Nama umumcocoa weevil, areca nut weevil, coffee bean weevil, nutmeg weevil pala kumbangInang lainnya : jagung, kokoa, biji kopi, buah-buahan kering,  jahe, dll.

literatur identifikasi di ambil dari  situs bug guide .netKlik di sini Araecerus fasciculatusZilker Nature Preserve, Austin, Travis County, Texas, USAJuly 3, 2009

Page 3: Hama Pala

Hasil Identifikasi  (foto by  tariyani,2011)

Imago panjang 3-6 mmWarna coklat  berbecak coklat tua agak abu-abu. Memiliki kaki panjang dengan sayap membrane bagian terakhir keluar, terlihat di bagian akhir elytra. Elytra menutup hampir seluruh abdomen. Kepala  menghadap ke bawah memiliki moncong. Seluruh tubuh tertutup bulu-bulu halus

Antena panjang dengan 3 segmen  akhir membesar. Antenna ini mirip antenna stegobium namun antenna hama ini lebih panjang(  Ozanimal.com ) Australia margasatwa 

larva Araeceus fasciculatus  

 Pupa Araecerus Fasciculatus

Page 4: Hama Pala

Biologi dan Ekologi

Kumbang ini, di gudang pala di desa hila-Ambon termasuk hama yang paling menonjol jumlahnya. Kumbang ini  adalah hama lapang yang terikut dalam penyimpanan, hama ini menyerang pada pala  muda yang  sudah pecah (karena terserang penyakit), kumbang meletakkan telurnya pada biji pala, sehingga pada saat di panen terikut ke tempat penyimpanan.

menurut jurnal International QOB Lama hidup Imago yaitu  27-28 hari pada kelembaban 50 persen Rh. Dan 86-134 hari pada kelembaban 80 persen Rh. Peletakkan telur satu persatu di celah-celah biji, setelah berumur 5-8 hari telur menetas, Larva berwarna bening membengkok dan berambut, tumbuh hingga panjangnya 5-6 mm.masuk kedalam biji dan membuat terowongan-terowongan.  Larva tidak berkaki , Umur larva bervariasi pada suhu 27 derajat Celcius dengan kelembaban 50 persen mencapai 57 hari sementara pada kelembaban 100 persen mencapai umur 29 hari. dan menjadi pupa, pupa dapat bertahan dengan kelembaban dibawah 60 persen di dalam biji

2.    Lasioderma serricorne

Kingdom: Animalia Phylum: Arthropoda Class: Insecta Order: Coleoptera family:Anobiidae Genus: Lasioderma Species: Lasioderma serricorneNama Ilmiah lain : non

Nama Umum: Tobbaco beetle, kumbang daun tembakau

Page 5: Hama Pala

Inang lainnya : Tembakau, bungkil, minyak sayur, sereal sage, buah kering dan beberapa produk hewan lainnya (cosmopolit)

literatur identifikasi  dari situs bug guide .netBeetle dan -  Lasioderma serricorne   Baton Rouge, East Baton Rouge Parish, Louisiana, USAFebruary 16, 2006,    Size: 2.4 mm. (curled position) 

Hasil Identifiksi (foto:tariyani,2011)

Imago panjang  2-2,5mm  berwarna coklat dengan elytra yang halus mengkilap. Kepala membengkok kebawah membentuk sudut lancip

antena mempunyai 11 segmen yang sama besar,

Page 6: Hama Pala

Biologi dan Ekologi :

Kumbang ini, pada gudang pala di Maluku termasuk hama yang menonjol  apabila pala yang  kualitas jelek di simpan terlalu lama , Imago mempunyai ukuran 2-3mm berwarna coklat bisa terbang dan hidup selama 2-6 minggu dan selama hidup mereka mampu hidup tanpa  makan.

Imago dapat melepaskan telur 100 butir dalam hidupnya  dan dapat hidup selama 26 hari pada suhu 37 ° C dan 120 hari pada 20 ° C . L serricorne tidak bisa mentolerir dingin; Imago mati dalam waktu 6 hari pada suhu 4 ° C, dan telur bertahan 5 hari pada 0-5 ° C.

Telur menetas setelah 4-6 hari setelah peletakannya. Larva dapat hidup selama 5-10 minggu dengan mengalami 4-6 instar. Kepompong berlangsung selama 4-5 hari.

Hama ini mampu bertahan hidup tanpa makan karena membawa jamur  (ragi) Symbiotaphrina kochii yang dapat bersimbiosis dengan pencernaannya (usus) yang diturunkan  ke generasi berikutnya menempel  pada cangkang telur dan dilakukan secara internal di larva dan imago di mycetome, sebuah organ khusus yang dihubungkan dengan usus. Sel-sel ragi membantu pencernaan makanan kurang bergizi, mampu menghasilkan pasokan vitamin B-dan sterol, dan memberikan ketahanan terhadap racun tertentu.

3.    Cryptolestes pusillus SchonKingdom: Animalia Phylum: Arthropoda Class: Insecta Order: Coleoptera family:Cucujidae Genus: Cryptolestes  Species: Cryptolestes pusillus Schon

Nama ilmiah lain : Cryptolestes Ganglbauer , 1899

Page 7: Hama Pala

Nama Umum : flat grain beetle

Inang lainnya : beras, jagung, bungkil, gaplek , pisang sale dan lain-lain (produk pertanian yang hancur dan telah berjamur)

sumber gambar dari jarmo holopainem at pbase.com

Hasil Identifikasi (foto:tariyani.2011)

  

 

   Imago ukuran 2-3 mm dengan antena panjang mencapai 2/3 atau lebih dari panjang tubuhnya. Berwarna coklat dengan elytra mempunyai garis-garis halus.

Antena kumbang jantan 2/3 atau 2 kali panjang tubuhnya. pronotum tampak dengan jelas melebar ( Ir. A.G. Kartasapoetra)

Biologi dan Ekologi :

menurut hasil penelitian Agricultural   Research  Council,   Pest   Infestation   Laboratory,   London  Road, Slough.Kumbang ini  banyak didapat pada materi pala yang kualitas buruk lembab,  dan, berjamur. Kemampuan bertelur  pada kedua suhu tinggi dan kelembaban tinggi.oviposisi rata-rata dapat melebihi 7 butir / ♀ / hari Telur menetas setelah berumur 8,5 hari pada suhu 33 ° C  pada kelembaban 90 persen. RH. Larva  tumbuh cepat besar pada kelembaban 90 persen  dari pada 70 persen.  dan suhu optimal  sekitar 37 ° C.umur   larva 33-35 pada suhu panas dapat mencapai umu 63 hari.  , Pupa 1-2 minggu .

4.    Tribolium castaneum herbst

Kingdom: Animalia Phylum: Arthropoda Class: Insecta Order: Coleoptera family: Tenebrionidae Genus: Tribolium  Species: Tribolium castaneum herbst

Nama Umum :  Red floor beetle, Kumbang tepung merahInang lainnya : beras, jagung, bungkil, gaplek , pisang sale dan lain-lain (produk pertanian yang patah-patah atau halus

                    

Page 8: Hama Pala

antena Tribolium castaneum .Herbsttiga segmen terakhir membesar

Antenna Tribolium confusum  Jacquelin du ValAntenna :  membesarnya bertahap (antara segmen ke 3 dan ke 4 )

(morfologi tribolium menurut  http://old.padil.gov.au/pbt/index.php?q=node/15&pbtID=201 ) 

      

(Gambar : Bug guide net)  kiri Tribolium castaneum herbst kepala tak berparuh, sisi thoraks melengkung Kanan  ;Tribolium confusum   Jacquelin du Val,   kepala berparuh  sisi thoraks lebih pararel,

Hasil Identifikasi (foto;tariyani ,2011)

Tribolium castaneum. Panjang 4-5 mm, 3 segmen antenna membesar, Berwarna coklat kemerahan  dengan elytra mempunyai garis-garis halus. Hama ini dapat terbang, sisi thorak melengkung.

Biologi dan ekologi.

Kumbang ini dapat berkembang biak sepanjang tahun di daerah yang hangat.  Siklus hidup selama  40-90 hari, dan dewasa dapat hidup selama tiga tahun. bertelur dapat mencapai 300-400 butir selama hidupnya . Semua bentuk siklus hidup dapat ditemukan dalam produk semua biji-bijian pada waktu yang sama. Menyukai suhu yang hangat. Kumbang ini hama sekunder

Page 9: Hama Pala

serangan terjadi bila produk telah ada yang bertepung/ remah-remah.Larva mengalami beberapa instar, dengan instar terakhir berwarna coklat putih hingga panjang 12mm

Hama ini di dapat pada komoditi pala yang pecah-pecah

Daftar  Pustaka :

1.    Dr.L.G.E. Kalshoven ; The Pest of Crops in Indonesia2.    Ir.A.G.Kartasaputra; Hama Hasil Tanaman dalam Gudang3.    http://www.asiamaya.com/jamu/isi/pala_myristicafragrans.htm4.    http://www.cabicompendium.org/NamesLists/FC/Full/ARAEFA.htm5.    Jurnal International QOB. Biologi dari Araecerus fasciculatus de Geer. Dengan referensi khusus

atas dampak variasi kelembaban dan sifat makanan6.    Lasioderma Serricorne :Wikipedia ensiklopedia bebas7.    http://www.ozanimals.com/Insect/Coffee-Bean-Weevil/Araecerus/fasciculatus.html Margasatwa8.    The life and eproductive potential of Cryptolestes pusillus ( Schonherr) at higt temperatures and

humidities ; Journals Onlie;Buletin of Entomological Research9.    Rebecca Baldwin dan Thomas R. Fasulo; University of Florida institute of Food and Agricultural

Science; Tribolium spp ; Featured Creatures.com

THRIPS PENYEBAB KERITING DAUN PADA TANAMAN PALA

 Monday, 14 January 2013 22:47 |     

BBP2TP Ambon, Thrips sp (Thysanoptera: Thripidae) merupakan hama pada tanaman pala yang baru-baru ini dilaporkan telah menyerang daun muda pada pala. Serangan hama tersebut banyak ditemukan dipembibitan tanaman pala. Seperti halnya kelompok thrips fitofag lainnya, serangga ini merusak daun dengan cara memarut-menghisap. Serangan berat terjadi pada musim kemarau. Kerusakan yang ditimbulkan berupa bercak keperakan dan daun mengeriting dengan arah ke atas.

 

Gejala Serangan

Pada permukaan daun terdapat bercak-bercak berwarna perak, yang disebabkan akibat masuknya udara ke dalam jaringan sel yang telah dihisap cairannya oleh hama thrips tersebut. Apabila bercak tersebut saling berdekatan dan akhirnya bersatu, maka seluruh daun akan memutih. Lama kelamaan warna bercak akan berubah menjadi coklat dan akhirnya daun akan mati. Daunpala yang terserang hebat tepinya akan menggulung ke dalam dan kadang-kadang terdapat bisul. Kotoran dari hama ini akan menutup permukaan daun, sehingga daun menjadi hitam. Thrips menyerang daun pala saat nimfa sampai imago, maksudnya setelah telur menetas

Page 10: Hama Pala

menjadi nimfa,maka akan langsung menghisap cairan daun. Nimfa biasanya bergerak lebih lambat daripada imago.

 

Penyebaran

Kelangsungan hidup thrips sangat dipengaruhi oleh faktor abiotik. Thrips dapat berpindah tempat dari satu bagian tanaman ke bagian tanaman lainnya dengan cara berlari, meloncat, atau terbang. Kemampuan terbang Thrips sangat lemah, sehingga untuk berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain sangat dipengaruhi oleh faktor luar seperti angin. Suhu dan curah hujan merupakan faktor iklim yang sangat mempengaruhi populasi thrips. Pada daerah dengan kelembapan yang relatif rendah dan suhu relatif tinggi perkembangan thrips dari pupa menjadi imago menjadi cepat.Populasi hama ini tinggi pasa musim kemarau dan populasinya akan berkurang apabila terjadi hujan lebat. Dalam 1 tahun terdapat 8-12 generasi. Pada musim kemarau, perkembangan telur sampai dewasa berlangsung 13-15 hari dan lama hidup thrips berkisar 15-20 hari. Thrips berkembang sangat cepat bila suhu disekitar tanaman meningkat.

 

Morfologi Thrips

Tubuh Thrips terdiri dari 3 bagian yaitu caput, toraks, dan abdomen. Bagian toraks dibagi menjadi protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Bagian abdomen terdiri dari 11 ruas. Serangga berukuran kecil, bertubuh langsing dengan panjang antara 0,5-5 mm. Serangga jantan tidak bersayap, sedangkan betina bersayap duri (umbai). Apabila sayap berkembang sempurna akanberjumlah empat. Tipe mulut peraut-pengisap, terdapat 3 buah stilet dan satu mandibel. Antena pendek terdiri dari 4-9 ruas. Tarsi satu atau dua ruas. Metamorfosis bersifat pertengahan antara sederhana dan sempurna yaitu terdiri tahapan telur-larva (nimfa)-prepupa-pupa-imago. Thrips jantan dan betina mirip, tetapi umumnya yang jantan lebih kecil. Beberapa jenis trips berkembang biak secara partenogenesis. Thrips meletakkan telurnya dalam jaringan daun dengan ovipositornya.

 

Biologi dan ekologi

Telur Thrips berbentuk oval atau ginjal berukuran kecil. Telur diletakkan secara terpisah-pisah dipermukaan bagian tanaman atau ditusukkan ke dalam jaringan tanaman dengan alat peletak telur. Telur yang dihasilkan berkisar antara 80-120 butir. Telur akan menetas dalam beberapa hari atau lebih dari satu minggu. Thrips meletakkan telur pada tanaman muda yang berumur 10-15 hari atau pada sepal dan petal. Telur diletakkan satu per satu pada jaringan daun muda bagian bawah.

Page 11: Hama Pala

Nimfa berwarna keputih-putihan atau kekuning-kunigan, tidak bisa terbang tetapi hanya meloncat-loncat saja. Nimfa instar pertama keluar berwarna putih transparan, mempunyai tiga pasang kaki dan berukuran 0,5 mm. Fase instar pertama berlangsung 2-3 hari. Setelah mengalami ganti kulit, nimfa instar kedua muncul dan berwarna kuning tua keruh yang semakin lama warnanya menjadi kecoklatan dan berukuran sekitar 0,9 mm. Nimfa instar dua berlangsung selama 3-4 hari.

Prapupa muncul setelah berganti kulit dengan ciri terbentuknya kerangka sayap yang belum sempurna dan gerakannya pasif. Pada proses selanjutnya kerangka sayap menjadi sempurna, tetapi bulu sayap yang berumbai-umbai belum terbentuk.

Pupa Thrips berwarna coklat muda dengan beberapa garis melintang berwarna coklat tua. Setelah ganti kulit yang terakhir, panjang tubuh menjadi sekitar 2 mm. Pada fase imago, semua organ telah terbentuk sempurna dan serangga siap bertelur.

 

Inang alternatif : Tembakau, Kopi, Kapas dan Teh.

 

Pengendalian :1.     Pemantauan (monitoring) populasi pada saat fase kritis yaitu daun muda

dipembibitan pada umur 2-3 bulan saat suhu disekitar pertanaman meningkat, maka pengendalian dilakukandengan menjaga lingkungan tajuk tanaman tidak terlalu rapat dengan tujuan agar sinar mataharidapat menerobos sampai ke bagian dalam tajuk.

2.     Memanfaatkan musuh alami Thrips seperti kumbang Coccinellidae sebagai predator.

3.     Pengendalian kimia dilakukan dengan insektisida berbahan aktif imidaklopid.

Dengan mengetahui informasi diatas, bahwa Thrips sp. dapat menyerang tanaman pala dengan menyebabkan daun keriting pada pembibitan dan dilapang, sehingga perlu diwaspadai. Pengendalian dapat dilakukan sejak dini yaitu pada saat pembibitan. Untuk itu, pengamatan secara kontinu perlu terus dilakukan untuk mengetahui populasinya, serta faktor pendukung lainnya seperti ketersediaan pakan, pergerakan angin, suhu, dan kelembapan

 

ReferensiBorror. D. J. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Gajah Mada University Press.

Yogyakarta.

Pracaya. 2009. Hama Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Yogyakarta. 

Page 12: Hama Pala

olehBibit Bakoh, SP.

Last Updated ( Monday, 14 January 2013 22:59 

 

    

Page 13: Hama Pala

   

 

Page 14: Hama Pala