hama pada tan. perkebunan
TRANSCRIPT
-
Tugas
Agribisnis Tanaman Perkebunan
HAMA PADA TANAMAN PERKEBUNAN
OLEH
NAMA : MUSAWIRA
NIM : G111 13 521
KELAS : A
PROGRAM STUDI AGROTEKNLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
-
HAMA PADA TANAMAN KAKAO
Hama yang menyerang tanaman kakao
1. Penggerek Buah Kakao (PBK atau Pod Borer)
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Penggerek buah kakao (PBK) umumnya menyerang buah kakao yang masih
muda dengan panjang sekitar 8 cm. Stadium yang menimbulkan kerusakan adalah
stadium larva. Larva PBK memakan daging buah dan saluran makanan yang
menuju biji, tetapi tidak menyerang biji. Gejala serangan baru tampak dari luar
saat buah ,masak berupa kulit buah berwarna pudar dan timbul belang berwarna
kuning hijau atau kuning jingga dan terdapat lubang gerekan bekas keluar larva
serta jika dikocok tidak berbunyi , jika dibelah, daging buahnya akan tampak
berwarna hitam, biji-biji melekat satu sama lain dengan wana hitam, keriput, dan
ringan. Akibat serangan hama ini kerugian yang ditimbulkannya bisa mencapai
80% biji kakao kering.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Daerah Bebas PBK
Daerah yang masih bebas dari serangan PBK disarankan melakukan
pencegahan dengan melaksanakan karantina dan monitoring PBK. Sebagai
strategi penanggulangan hama PBK secara nasional, pelaksanaan karantina
sebaiknya memenuhi standar peraturan domestik dan internasional. Tindakan
karantina tersebut antara lain tidak memasukkan bahan tanaman kakao dari daerah
terserang, membatasi lalu lintas manusia dan kendaraan dari dan daerah terserang
PBK, tidak mengizinkan masuknya kendaraan atau bahan-bahan yang dapat
dihinggapi oeh PBK dari daerah terserang PBk, serta memeriksa ada tidaknya
PBK di kendaraan atau manusia yang memasuki kebun.
Sementara itu, dalam penerapan konsep pengendalian hama terpadu
dengan monitoring, terdapat tiga kegiatan pokok yang harus dilakukan yaitu
pengamatan, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan pengendalian. Kegiatan
tersebut merupakan satu kesatuan yang harus dilaksanakan secara
berkesinambungan.
-
Teknik pengamatan PBK dilakukan saat panen di tempat pengumpulan
hasil (TPH). Setiap TPH diambil 100 buah contoh untuk diamati serangan PBK-
nya, pengamatan dilakukan dengan cara membelah buah kakao dan menghitung
jumlah buah yang menunjukkan gejala serangan PBK. Terdapat tiga katagri
serangan yaitu : serangan rigan (jika kurang dari 10% biji tidak dapat dikeluarkan
dari kulit buah), serangan sedang (jika 10-50 % biji tidak dapat dikeluarkan dari
kulit buah), dan serangan berat (jika lebih dar 50% biji tidak dapat dikeluarkan
dari kulit buah).
Di samping itu, perlu juga dilakukan pngaturan sanitasi disekitar TPH
dengan cara membuat lubang sanitasi di dekat TP, memesukkan kulit buah,
plasenta buah bususk, dan semua sisa panen ke dalam lubang pada hari itu, lalu
menutupnya dengan tanah setebal 20 cm. Tiga bulan kemudian, kompos dapat
diangkat untuk digunakan sebagai pupuk dan lubangnya digunakan lagi.
b. Daerah Serangan PBK
Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan bentuk bertujuan membatasi tajuk tanaman kakao tidak lebih dari 4
m. Hal ini benrtujuan untuk memudahkan pemanenan dan penyemprotan
insektisida. Seharusnya penagturan tinggi tajuk ini dilakukan sejak awal
pertumbuhan kakao.
Pembatasan dilakukan dengan memotong semua cabang yang arahnya ke atas di
luar batas 3-4 m. Pada tanaman dewasa yang sebelumnya jenis pangkasan ini
tidak dilaksanakan, dengan terpaksa cabang-cabang yang diameternya besar harus
dipotong. Alat potong adalah gergaji yang tajam dan luka potongan ditutup
dengan ter (asal cair) atau obat penutup luka lain. Perlu diperhatikan, jorket
menghindari lapuk dan pecahnya bagian ini. Karenanya, cabang-cabang kecil
yang menutup jorket tersebut perlu dipertahankan. Pemangkaasan berat ini
dilakukan setahun dua kali, yaitu pada awal musim hujan dan akhir musim hujan.
Pemangkasan pemeliharaan dilakukan lebih sering misanya dua bulan sekali.
Metode Panen Sering
Panen sering saat buah masak awal yang diikuti sanitasi dapat menekan populasi
PBK. Rotasi panen dianjurkan satu minggu dan diajurkan agar buah segera
-
dipecah pada hari itu juga untuk mencegah keluarnya ulat dari buah untuk
berkepompong. Kulit buah, buah busuk, plasenta dan sisa-sisa panen segera
ditanam dan ditimbun dengan tanah setebal 20 cm untuk membunuh ulat yang
terdapat didalam kulit buah dan plasenta.
Pegendalian Hayati
Pengendalian hayati pBK dapat dilakukan dengan memanfaatkan jamur
entomopatogen ( Beauveria basiana dan Phaecilomyces fumosoroseus) dan semut
hitam (Dolichodeus thoracicus). Pemanfaatan semut hitam ini sudah banyak
dilakukan untuk pengendalian Helopeltis spp. Populasi semut hitam yang
berlimpah di perkebunan kakao dapat menurunkan persentase serangan PBK di
malaysia dan Indonesia. Peningkatan populasi semut hitam dapat dilakukan
dengan cara menyediakan sarang yang terbuat dari lipatan daun kelapa atau daun
kakao.
Penyemprotan jamur Beauveria bassiana isolat Bby 725 padabuah kakao muda
dan cabang horiontal mampu melindungibuah tersebut dari serangan PBK hingga
54-60,5 % (juniantoda Sulityowati, 2000). Dosis yang digunakan 50-100 gram
spora/ha menggunakan knapsack sprayer dengan volume semprot 250 ml/ph atau
250 l/ha.
Sanitasi
Sanitasi bisa dilakukan seperti yang dilakukan di daerah bebas PBK.
Penyemprotan Insektisida
Jenis insektisida yang dianjurkan adalah dari golongan sintetik piretroid, sperti
deltametrin (Decis 2,5 EC, Decis Tablet), Fipronil (Regent EC), sihalotrin
(Matador 25 EC) dan Esfenvalerat (Sumialpha 25 EC) d3engan konsentrasi
formulasi 0,06-0,12 % atau sesuai dengan anjuran. Alat semprot yang digunakan
adalah knapsack sprayer dengan volume semprot 250 ml/pohon atau 250 l per
hektar. Jika pohon sudah terlalu tinggi, tangkai penyemprot dimodifikasi dengan
PVC yang panjangnya 2 m.
-
Penyarungan Buah
Selain telah diuraikan, masih ada cara penangggulangan yang bertujuan untuk
menyelamatkan sebagian buah dari serangan PBK. Cara tersebut adalah
penyarungan buah dengan kantong plastik dengan metode sebagai berikut :
a. Panjang buah yang disarungi 8-10 cm.
b. Kantong plastik yang digunakan berukuran 30 x 15 cm dengan ketebalan 0,02
mm dan kedua ujungnya terbuka.
c. Cara menyarungi adalah dengan mengikat bagian atas plastik ke tangkai buah.
d. Buah dibiarkan terselubung hingga saat panen.
2. Kepik Penghisap Buah
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Serangga muda (nimfa) dan imago Helopeltis dapat menimbulkan
kerusakan terhadap tanaman kakao dengan cara menusukkan alat mulutnya
(stylet) kedalam jaringan tanaman untuk mengisap cairan sel-sel di dalamnya.
Bersamaan dengan tusukan stylet itu, Helopeltis akan mengeluarkan cairan yang
bersifat racun dari dalam mulutnya yang dapat mematikan disekitar tusukan.
Akibatnya, timbul bercak-bercak cekung berwana cokelat kehitaman dengan
ukuran bercak relatif kecil (2-3 mm) dan letaknya cenderung di ujung buah.
Serangan pada buah muda dapat menyebabkan buah kering dan mati.
Bercak pada buah yang terserang berat akan menyatuk, sehingga jika buah dapat
berkembang terus, permukaan kulit buah menjadi retak dan terjadi perubahan
bentuk (malformasi) yang dapat menghambat perkembangan biji di dalam buah.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Pemanfaatan musuh alami berupa semut hitam.
b. Pemanfaatan ekstrak limbah tembakau.
c. Dengan memanfaatkan musuh alami dari kepik penghisap buah kakao ini.
3. Penggerek Batang atau Cabang (Red Branch Borer)
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Serangannya terutama pada cabang-cabang muda yang lembek, misalnya
di sudut tangkai daun. Ulat hama ini akan melubangi kulit kayu kemudian ulat
masuk ke dalamnya dan merusak xylem dan floem. Ulat di dalam kayu mampu
-
menggerek sampai sepanjang 9-30 cm dan mengeluarkan sisa gerekan berupa
serbuk kayu bercampur lender. Cabang yang diserang mengalami kekeringan dan
lentiselnya akan membesar sehingga akhirnya kulit kayunya retak dan pecah.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Memotong cabang terserang sepanjang 30 cm dari lubang tempat masuknya.
Cabang dikumpul lalu dibakar.
b. Dengan mengintroduksi musuh alami dari hama ini, misalnya dengan
menggunakan cendawan Beauveria bassiana, atau agen hayati lain.
4. Ulat Api
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Serangannya mengakibatkan rontoknya daun kakao. Pada awal serangan
daging daun dimakan sehingga warna daun menjadi kuning. Sambil memakan
daun, ulat api mengeluarkan cairan. Serangannya tidak hanya pada beberapa helai
daun, tetapi juga meliputi seluruh daun kakao.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Meningkatkan sanitasi di bawah pohon kakao.
b. Pengendalian dengan cara hayati merupakan cara yang amat penting, dan akan
berjalan sendiri jika musuh alami tersedia dan dilestarikan. Jika menggunakan
lamtoro sebagai tanaman pelindung, lakukan pemangkasan ranting-ranting
lamtoro pada waktu ulat masih kecil, kemudian dimusnahkan.
5. Ulat Jengkal/Ulat Kilan
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Larva mulai menyerang sejak mulai menetas, terutama pada daun yang muda.
Daun-daun nampak berlubang-lubang dan pada serangan yang berat tanaman
menjadi gundul. Hal ini dapat mengganggu proses fotosintesa sehingga
pertumbuhan tanaman terhambat. Bila daun-daun muda telah habis maka hama ini
akan meningkatkan serangannya ke daun-daun tua. Dengan demikian bila hama
ini menyerang tanaman bibit maka tanaman tersebut akan menjadi gundul (tak
berdaun) sama sekali.
-
Pengendalian hama :
Pengendalian dilakukan dengan sanitasi kebun, mekanis (ulat dan
kepompong dimusnahkan), dan menggunakan pestisida nabati (jika memang
diperlukan). Pengendalian dengan cara hayati merupakan cara yang amat penting,
dan akan berjalan sendiri jika musuh alami tersedia dan dilestarikan (lihat
halaman 30-57). Jika menggunakan lamtoro sebagai tanaman pelindung, lakukan
pemangkasan ranting ranting lamtoro pada waktu ulat masih kecil, kemudian
dimusnahkan.
6. Apogonia sp.
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Serangannya berlangsung pada malam hari. Apogonia sp. merusak daun
kakao muda sehingga kelangsungan fotosintesis terhambat. Apogonia sp.
menggerek mulai dari bagian pinggir daun. Tingkat serangan Apogonia sp.
tampaknya berhubungan dengan kerapatan pohon pelindung. Pada areal yang
penanaman pohon pelindungnya sangat intensif, tingkat serangan Apogonia sp.
tinggi. Tingkat serangan juga dipengaruhi oleh keadaan gulma di areal
pertanaman kakao.
Pengendalian dilakukan dengan cara mekanis dan sanitasi kebun.
7. Tikus (Rat)
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Buah kakao yang terserang akan berlubang dan akan rusak atau busuk karena
kemasukan air hujan dan serangan bakteri atau jamur.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara melepas musuh alami seperti ular
dan burung hantu untuk mengurangi jumlah hama ini.
HAMA PADA TANAMAN TEBU
1. Penggerek pucuk
Hama ini berupa ulat yang menyerang pucuk tanaman sehingga
mematikan titik tumbuh. Usaha pemberantasannya menggunakan insektisida
carbofulan yang dapat diberikan dengan suntikan atau taburan.
-
2. Penggerek batang
Hama berupa ulat ini merusak ruas-ruas batang tebu sehingga pada
serangan yang parah dapat merobohkan tanaman. Usaha pengendaliannya dapat
dilakukan secara hayati dengan menggunakan parasit karawai Trichograma spp.,
dan parasit lalat Diatraeophaga striatalis.
3. Kutu bulu putih
Pada daun-daun yang mulai Nampak ada kutu bulu putih segera
dipangkas, dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk dimusnahkan atau
dibakar. Pada serangan yang sudah luas, pemberantasannya dapat menggunakan
parasit Encarsia flavosculetan atau menggunakan insektisida sistemik misalnya
fornation 825 gr/ha atau dimetroat 1000 gr/ha.
4. Uret
Hama ini menyerang akar dan pangkal tanaman tebu. Tanaman yang
terserang menampakkan gejala kelayuan daun. Pemberantasan uret dengan
insektisida disarankan menggunakan carbofuran 3% sebanyak 50 kg/ha.
Penggunaan insektisida yang mengandung senyawa BHC hanya diperbolehkan
pada lahan yang tidak ditanami tanaman pangan. Disamping secara kimiawi,
pengendalian hama uret dapat dilakukan secara mekanis dengan cara
mengumpulkan uret dan imagonya. Penangkapan imago harus dilakukan sebelum
imago sempat kawin. Berdasarkan siklus kehidupan uret, penangkapan imago
dapat dilaksanakan pada bulan Oktober hingga Desember. Di daerah dengan
serangan hama uret kuat, dianjurkan penggunaan insektisida yang berformulasi
"slow release", antara lain dursban 14 S sebanyak 28 kg/ha yang diberikan di
dasar juringan sebelum tebu ditanam. Insektisida ini dapat mengendalikan uret
selama tiga tahun tanpa merusak perakaran tebunya.
5. Tikus
Serangan tikus di daerah-daerah tertentu terjadi hanpir setiap tahun,
sehingga kemungkinan kerugian sangat besar. Pada daerah-daerah yang
berbatasan dengan sawah perlu adanya kerjasama dengan petani padi untuk
mengamati adanya serangan tikus pada tanaman padi. Segera setelah panen,
-
dilakukan gropyokan dan pengasapan pada lubang-lubang persembunyian maupun
pemasangan umpan beracun.
HAMA PADA TANAMAN KOPI
1. Nematoda Parasit
Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis merupakan nematoda
endoparasit yang berpindahpindah. Daur hidup P.coffeae sekitar 45 hari dan
R.similis sekitar 1 bulan.
Gejala:
Tanaman kopi yang terserang kelihatan kerdil, daun menguning dan gugur.
Pertumbuhan cabangcabang primer terhambat sehingga hanya menghasilkan
sedikit bunga, bunga prematur dan banyak yang kosong. Bagian akar-akar serabut
membusuk, berwarna coklat atau hitam. Pada serangan berat tanaman akhirnya
mati.
Pengendalian:
Pengendalian di pembibitan:
Disarankan menggunakan cara kimiawi yaitu dengan fumigasi media bibit
menggunakan fumigan pra tanam, misalnya Basamid G dan Vapam L. Untuk
nematisida sistemik dan kontak a.l.: Curaterr 3G, Vydate 100 AS, Rhocap 10G
dan Rugby 10G.Vydate diaplikasikan dengan cara disiramkan pada bibit dengan
konsentrasi 1,0% dan dengan dosis 250 ml/bibit.
Pengendalian di pertanaman:
Penggunaan jenis kopi tahan nematoda parasit. Digunakan sebagai batang bawah
misalnya kopi ekselsa (Coffeae exelsa), klon Bgn 121.09 dan kopi robusta klon
BP 961. Cara kultur teknis: pembukaan lubang tanam, rotasi tanaman dan
pembuatan parit barier.
Pengendalian hayati:
Untuk menekan populasi nematoda menggunakan musuh alami berupa bakteri,
jamur dan nematoda predator.
-
Pengendalian kimiawi:
Beberapa nematisida sistemik maupun kontak yang disarankan a.l. karbofuran
(Curaterr 3G35 g / tanaman), oksamil (Vydate 100 AS 1,0% 1 2.5 l / tanaman)
dan etoprofos (Rhocap 10G 25 g / tanaman). Aplikasi diulang tiap tiga bulan.
2. Hama Penggerek Buah Kopi
Serangga dewasa penggerek buah kopi atau bubuk buah kopi (BBK),
Hypothenemus hampei (Coleoptera, Scolytidae) berwarna hitam kecoklatan,
panjang yang betina sekitar 2 mm dan yang jantan 1,3 mm. Telur diletakkan
dalam buah kopi yang bijinya mulai mengeras, umur stadium telur 5 9 hari.
Lama stadium larva 10 26 hari, prapupa 2 hari dan stadium pupa 4 9 hari.
Masa perkembangan dari telur sampai dewasa 25 35 hari. Lama hidup serangga
betina ratarata 156 hari dan serangga jantan maksimum 103 hari.
Gejala:
Serangga BBK masuk ke dalam buah kopi dengan cara membuat lubang di sekitar
diskus. Serangan pada buah muda menyebabkan gugur buah, serangan pada buah
yang cukup tua menyebabkan biji kopi cacat berlubanglubang dan bermutu
rendah.
Pengendalian:
Pengendalian secara kultur teknis:
Memutus daur hidup BBK, meliputi tindakan : Petik bubuk, yaitu mengawali
panen dengan memetik semua buak masak yang terserang bubuk 15-30 hari
menjelang panen besar.
Lelesan, yaitu pemungutan buah kopi yang jatuh di tanah baik terhadap buah
terserang maupun buah tidak terserang, selanjutnya buah juga direndam dalam air
panas. Racutan/rampasan, yaitu memetik seluruh buah yang ada di pohon pada
akhir panen. Semua buah hasil petik bubuk, lelesan dan racutan direndam air
panas 5 menit. Pengaturan naungan untuk menghindari kondisi pertanaman terlalu
gelap yang sesuai bagi perkembangan BBK.
Pengendalian secara biologi:
-
Menggunakan parasitoid Cephalonomia stephanoderis dan jamur patogen
(Beauveria bassiana). Aplikasi B.bassiana dianjurkan dengan dosis 2,5 kg biakan
padat per hektar selama tiga kali aplikasi per musim panen.
HAMA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT
1. Nematoda
Nematoda (Rhadinaphelenchus cocophilus) adalah sejenis hewan renik atau
bakteri.
Ciri-ciri pohon sawit yang diserang oleh nematoda ini adalah :
1. Daun yang terserang jadi menggulung dan tumbuh tegak, tidak membuka
seperti umumnya.
2. Warna daun berubah menjadi menguning dan selanjutnya mati dan mengering.
3. Tandan buah tidak membuka lalu membusuk sehingga tidak menghasilkan
buah
4. Bila batang pokok dipotong, maka akan ditemukan garis melingkar seperti
cincin berwarna merah atau kemerahan/red ring.
Cara pengendalian:
Pohon yang terserang dibongkar dan selanjutnya dibakar
Tanaman dimatikan dengan racun natrium arsenit. Caranya, lubangi, dengan
bor, batang pokok sawit sedalam 30 cm. Lubangnya miring ke atas. Lalu
masukkan 20cc Natrium Arsenit, dan tutup mulut lubang dengan tanah liat
yang pejal.
2. Tungau merah (Oligonychus sp.)
Tungau merah adalah sejenis hama pathogen yang menyerang bagian akar
pohon kelapa sawit. Ukuran tubuh tugau ini cukup kecil, hingga bila ingin
melihatnya, sebaiknya menggunakan loupe, atau lup atau kaca pembesar.
Gejala serangan :
Daun kelapa sawit yang diserang akan berubah warnanya menjadi berwarna
perunggu mengkilat (bronz).
-
Cara pengendalian tungau merah :
Pengaplikasian akasirida (akarisida adalah pestisida yang diaplikasikan pada hama
atau penyakit yang menyerang akar pohon) yang mengandung bahan aktif
tetradifon 75,2 g/l.
3. Hama Pimelephila ghesquierei.
Gejala serangan :
Serangan menyebabkan lubang pada daun muda sehingga daun banyak yang
patah.
Cara pengendalian :
Pada serangan ringan yang ditandai dengan pelepah yang diserang tidak lebih dari
dua pelepah perpohon, dapat diatasi dengan memotong bagian yang terserang.
Namun jika ada serangan berat sebaiknya dilakukan aplikasi insektisida yang
mengandung bahan aktif parathion 0,02%.
4. Oryctes rhinoceros (wawung/kumbang tanduk/kumbang badak).
Adapun ciri-ciri atau gejala pohon sawit yang terserang hama ini adalah :
Daun muda yang belum membuka (biasa disebut pupus/janur) dan pada pangkal
daun berlubang-lubang karena dimakan oleh kumbang ini.
Cara pengendalian biologis sebenarnya adalah cara yang paling baik untuk
mengatasai kumbang ini, karena tidak menyebabkan pencemaran, dan tidak perlu
dilakukan berulang kali. Misalnya dengan menggunakan parasit kumbang, seperti
jamur Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes. Betapapun,
penggunaan virus Baculovirus oryctes sebagai predator kumbang tanduk haruslah
dilakukan oleh orang yang sudah terlatih dengan baik. Selain itu, bisa juga dengan
melepaskan predator kumbang, seperti tokek, ular dan burung.
Adapun pengendalian hama kumbang dengan terapan pestisida, dalam hal
ini insektisida, bisa dengan menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran.
Karbofuran 1 persen ini dicampur dengan sekam padi atau serbuk gergajian
kemudian ditaburkan ke dalam 6-8 ketiak pelepah daun yang paling atas. Interval
penaburan dilakukan setiap dua bulan hingga gejala serangan tidak terlihat lagi.
-
5. Ngengat Tirathaba mundella
Tirathaba mundella awalnya berbentuk mirip kupu-kupu berwarna kelabu
dengan empat sayap. Ia kemudian bertelur pada tandan buah yang telah terlalu
matang atau pun buah yang telah busuk. Oleh karena itu, tidak boleh
meninggalkan TBS busuk di lahan penanaman kelapa sawit, karena juga bisa
menjadi media tumbuh kembang hama ngengat tirathaba ini.
Pengendalian : Ulat Tirathaba dapat dikendalikan dengan racun kontak
Dipterex atau Thiodan. Thiodan sendiri juga terkenal sebagai racun tikus atau
masuk golongan rottensida.