hama penting tan. utama ugukj

Upload: efritiara

Post on 13-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hfjhjbj

TRANSCRIPT

HAMA PENTING TANAMAN UTAMA

PAGE 33HPTU

HAMA PENTING TANAMAN UTAMA

BAGIAN HAMA TANAMAN SAYURANI. ULAT GRAYAK (ULAT TENTARA)

1.1. KLASIFIKASI Ordo

: Lepidoptera

Famili

: Noctuidae

Genus

: Spodoptera

Spesies: Spodoptera litura F. Nama lain hama ini adalah Prodenia litura F. Noctua dalam bahasa latin artinya burung hantu. Sifat larva dan imago S. litura pada waktu mencari makan (larva) dan kawin (imago) waktunya mirip seperti burung hantu yaitu pada waktu malam. Disebut juga ulat grayak atau ulat tentara karena larva dalam jumlah yang besar beramai-ramai menyerang tanaman pada waktu malam hari dan tanaman akan habis dimakan dalam waktu yang singkat. Larva dan imago hanya keluar pada malam hari dan pada waktu siang hari bersembunyi.

1.2. MORFOLOGIMetamorfosis sempurna

Telur berbentuk agak bulat dan terlihat seperti ada benang-benang halus pada permukaan kulitnya. Telur diletakkan secara berkelompok dan jumlah telur tiap kelompok antara 30-70 butir. Dalam tiap kelompok telur tersebut dapat tersusun sebanyak 1-3 lapis. Telur ditutupi dengan rambut-rambut halus yang berwarna cokelat muda. Pada waktu baru diletakkan telur berwarna putih kekuningan dan menjelang saat menetas menjadi kehitaman. Warna hitam ini adalah warna kepala larva yang akan keluar dari telur.

Stadium larva terdiri dari 5-6 instar. Larva instar 1 mempunyai kepala hitam dan tubuhnya berwarna hijau kekuningan. Warna tubuh menjadi semakin hijau ketika larva sudah mulai makan daun. Sepanjang tubuh larva terdapat bintik-bintik hitam yang ditumbuhi bulu-bulu halus.

Larva instar 2, kepala berwarna cokelat muda. Warna tubuh mula-mula hijau kekuningan kemudian menjadi hijau kecokelatan. Pada tubuh larva terdapat garis-garis putih memanjang dan dekat kepala terlihat garis berwarna cokelat melintang dengan 2 titik hitam pada kedua sisinya.

Larva instar 3, variasi warna tubuh larva lebih jelas, warna dasar hijau kecokelatan dengan garis-garis putih dan cokelat. Sepanjang tubuhnya terdapat bintik hitam pada setiap ruas.

Larva instar 4, Warna dasar tubuhnya abu-abu dan pada bagian dorsal terdapat 3 garis kuning memanjang. Di atas garis tersebut terlihat bintik-bintik kuning yang berbentuk setengah lingkatan dan terdapat hampir pada setiap ruas tubuhnya. Pada bagian lateral terdapat garis kuning dan putih yang memanjang. Yang paling berbahaya bagi tanaman adalah larva instar 3 dan 4.

Larva instar 5, berwarna lebih hitam, sedangkan garis kuning pada bagian dorsal berubah menjadi agak jingga. Pada ruas ke 2 dan 3 terdapat 2 bintik hitam. Pada bagian lateral terdapat garis berwarna jingga dan hitam.

Larva instar 6, Mempunyai bentuk yang sama dengan larva instar 5, hanya ukuran tubuhnya lebih besar. Panjang larva instar 6 mencapai antara 3-5 cm.

Pupa mula-mula berwarna cokelat kehijauan dan selanjutnya berwarna cokelat.

Ngengat berwarna cokelat muda, dengan panjang tubuh antara 15-20 mm. Rentang sayap 30-40 mm. Sayap depan berwarna cokelat dan mempunyai gambaran yang khas dengan beberapa garis melintang. Sayap belakang agak transparan dan berwarna kelabu.

Imago S. litura

Telur S. litura

Larva S. litura

Larva S. litura dan gejala serangannya1.3. BIOLOGI

Telur diletakkan secara berkelompok pada permukaan bawah daun, menetas setelah berumur 3 hari. Setelah menetas larva instar 1 masih tinggal berkelompok di dekat sisa-sisa kelompok telurnya. Larva memakan daun. Ngengat akan meletakkan telur pada umur 2-6 hari, dengan produksi telur tiap ngengat betina berkisar antara 2.000-3.000 butir.

Lama stadium telur 3 hari, stadium larva berkisar antara 15-30 hari dengan rata-rata 20 hari. Pendapat lain mengatakan (Noch et al, 1983), lama stadium larva 14 hari, dengan kisaran antara 13-17 hari. Stadium pupa rata-rata 9-10 hari. Total daur hidupnya rata-rata 32 hari. 1.4. GEJALA SERANGAN

Larva instar 1 memakan bagian bawah daun sehingga menyebabkan bagian daun yang tersisa hanya tulang-tulang daun dan epidermis daun pada bagian atas. Larva mulai aktif makan dengan mengkonsumsi daun yang besar setelah mencapai instar 3. Pada instar 3, larva mampu memakan tulang daun yang muda, tetapi untuk daun yang tua kadang-kadang masih ditinggalkan tulang daunnya.

Selain merusak daun, larva juga sering dijumpai memakan polong muda. Menjelang pergantian kulit, larva menjadi kurang aktif bergerak dan menghentikan aktivitas makannya. Larva instar tua aktif pada malam hari dan pada siang hari bersembunyi di dalam tanah.

Menjelang menjadi pupa (pra pupa) larva menghentikan aktivitas makannya (tidak makan). Ukuran tubuh mengecil dan berusaha mencari tempat persembunyian. Pupa berada di dalam tanah dan masa pra pupa selama 1 hari.

Cara menyerang oleh larva berlangsung sangat cepat dan banyaknya daun yang dimakan akan bertambah terus sejalan dengan perkembangan larva. Di laboratorium, seekor larva mampu menghabiskan daun kacang-kacangan sebagai berikut:

Larva instar 1: 3,20 cm2 Larva instar 2: 5,89 cm2

Larva instar 3: 22,50 cm2

Larva instar 4: 53,84 cm2

Larva instar 5: 106,90 cm2

Jadi selama hidupnya seekor larva menghabiskan daun sebanyak 192,23 cm2 yang setara dengan 2,16 g berat daun segar.

1.5. INANG

S. litura bersifat kosmopolit (terdapat hampir di setiap daerah di dunia baik di daerah tropis maupun sub tropis) dan bersifat polyfag (mempunyai inang yang banyak). Inang S. litura adalah kacang-kacangan, kubis-kubisan (Famili Bracecaceae/Cruciferae), tomat, cabai, kentang, bawang putih, jarak, tanaman sayuran, tembakau, dll.

Inang alternatif adalah genjir (Limnocharis), kangkung (Ipomoea reptans), Musa spp., Mormodica, bayem (Amaranthus sp), Passiflora foetida, Ageratum, Cleome, Clibadium, dan Trema.

1.6. PENGENDALIAN

1. Kultur teknis/ teknik budidayaa. Pengaturan pola tanam yaitu: pengaturan pergiliran tanam, waktu tanam, dan tanam serentak.

b. Pengaturan jarak tanam

c. Penggenangan

d. Sanitasi

2. Pengendalian fisik dan mekanis

Mengambil dan memusnahkan telur dan larva yang ditemukan.

3. Pengendalian dengan varietas tahan

Belum ada varietas tahan terhadap S. litura.

4. Pengendalian secara hayati

Menggunakan parasit telur Telenomus spodopteraeMenggunakan bakteri Bacillus thuringiensisMenggunakan virus, Nuclear Polyhedrosis Virus Spodoptera litura (NPVSl), Borrelinavirus litura. Masa inkubasi virus 4-7 hari, virus disemprotkan dalam bentuk larutan pada daun (pH netral). Di introduksi dari Sri Langka tahun 1957.

5. Pestisida.

Menggunakan insektisida sesuai dengan anjuran.

II. ULAT DAUN KUBIS2.1. KLASIFIKASI Ordo

: Lepidoptera

Famili

: Plutellidae

Genus

: Plutella

Spesies: Plutella xylostella L. Nama lain hama ini adalah ulat tritip, ngengat punggung berlian, Plutella maculipennis L.2.2. MORFOLOGI

Metamorfosis sempurna

Hama ini bersifat kosmopolitan (terdapat hampir di setiap daerah di dunia baik di daerah tropis maupun sub tropis).

Telur berbentuk bulat panjang, dengan lebar sekitar 0,26 mm dan panjang 0,49 mm. Larva yang baru menetas berwarna hijau pucat, sedangkan larva yang lebih dewasa warnanya lebih tua dengan warna kepala lebih pucat dengan bintik-bintik atau garis cokelat. Panjang larva 1-10 mm.

Stadium larva terdiri dari 4 instar. Untuk membedakan tiap instar berdasarkan pengukuran lebar kepala larva.

Larva instar 1: lebar kepala 0,16 mm

Larva instar 2: lebar kepala 0,24 mm

Larva instar 3: lebar kepala 0,37 mm

Larva instar 4: lebar kepala 0,59 mm

Pupa mulai terbentuk dari larva instar 4 dengan membuat kokon dari air liurnya. Kokon seperti benang sutera abu-abu putih di balik permukaan daun, untuk menghindari panas sinar matahari. Pembentukan kokon mula-mula dibuat dasarnya, sisi, kemudian tutupnya, yang masih terbuka pada bagian ujung untuk keperluan pernapasan. Pembuatan kokon diselesaikan dalam waktu 24 jam. Setelah kokon selesai dibuat maka larva berubah menjadi pupa. Mula-mula pupa berwarna hijau muda kemudian berubah menjadi hijau tua dan akhirnya menjadi ngengat (imago).

Sayap ngengat berwarna abu-abu kecokelatan, yang betina berwarna lebih pucat. Dalam keadaan istirahat 4 sayapnya menutup tubuhnya dan seakan akan terdapat gambaran seperti jajaran jenjang yang warnanya putih seperti berlian.

Imago P. xylostella

Larva P. xylostella dan gejala serangannya

Larva P. xylostella

Gejala serangan P. xylostella

Pupa P. xylostella2.3. BIOLOGI

Di daerah panas sampai ketinggian 250 m dpl, siklus hidupnya yaitu stadium telur 2 hari, larva 9 hari, pupa 4 hari dan imago (ngengat) 7 hari. Di daerah tinggi sampai ketinggian 1.100-1.200 m dpl siklus hidupnya yaitu stadium telur 3-4 hari, larva 12 hari, pupa 6-7 hari dan imago (ngengat) 20 hari.

Menurut Kalshoven (1981), siklus hidup P. xylostella adalah stadium telur 3-5 hari, larva 9-13 hari, pupa 6-7 hari, dan imago (ngengat) Di pegunungan

: 2-4 minggu

Pada ketinggian 250 m dpl: 12-15 hari

Pada ketinggian 1.100 m dpl: 20-25 hari

Faktor yang mempengaruhi siklus hidup adalah keadaan iklim terutama suhu.

Telur diletakkan di balik daun satu per satu, kadang-kadang dua-dua atau tiga-tiga. Telur mengelompok dalam satu daun atau daun yang berlainan tanaman, sehingga 1 ngengat dapat bertelur pada banyak tanaman kubis.

Larva bersembunyi di balik daun sambil makan. Apabila larva merasa terganggu maka ia menjatuhkan diri dengan mengeluarkan benang untuk menyelamatkan diri.

Ngengat (imago) mengisap madu dari bunga yang termasuk famili Cruciferae. Ngengat betina mampu bertelur 180-320 butir salama hidupnya.

2.4. GEJALA SERANGAN

Gejala serangan P. xylostella adalah khas dan tergantung pada instar larva yang menyerang. Larva instar 1 memakan daun kubis dengan jalan membuat lorong ke dalam permukaan bawah daun. Larva instar 2 keluar dari liang lorong yang transparan dan memakan jaringan daun pada permukaan bawah daun. Larva instar 3 dan 4 juga demikian dan memakan daun dalam jumlah banyak sehingga meninggalkan ciri yang khas yaitu pada daun terdapat celah berwarna putih transparan. Umumnya celah berukuran > 0,5 mm dan bentuknya tidak teratur. Sejalan dengan perkembangan jaringan daun, bekas gigitan larva akan pecah dan menimbulkan lubang besar pada daun kubis. Apabila populasi larva tinggi, maka akan terjadi kerusakan berat pada daun, hampir seluruh daun dimakan larva dan hanya tinggal tulang-tulang daun saja.2.5. INANG

Tanaman dari famili Brassicaceae (Cruciferae) yaitu: kubis, lobak, sawi, kubis bunga, kohlrabi, kubis kale, kubis tunas, brokoli, petsai, caisin.

Inang alternatif adalah Thalspi arvense, Lepidium densiflorum, Capsella bursapastoris, Brassica kaber, B. hirta, Erystenum cheiranthoides, Barbarea vulgaris.2.6. PENGENDALIAN1. Kultur teknis/ teknik budidaya

Pengaturan pola tanam yaitu tumpang sari dengan tanaman tomat, pergiliran tanaman dengan tanaman yang tidak satu famili dengan kubis-kubisan dan sanitasi (membersihkan kebun) agar tidak ada tempat persembunyian ngengat P. xylostella2. Fisik dan mekanisa. Membunuh ulat yang ditemukan

b. Memasang lampu perangkap pada malam hari.

3. Hayati

a. Predator: capung, belalang sembah, kumbang kubah (Famili Coccinellidae), lalat dari famili Syrphidae, tabuhan Polistes margines.

b. Parasit telur: Trichogramma evenesscens, T. Cacoeciae. Parasit larva: Apanteles plutellae, Tetrastichus sokolowskii, Diadegma, D. fenestralis.

Parasit pupa: Thyraella collaris (Diadromus collaris)4. Pestisida yaitu menggunakan insektisida.

III. ULAT KROP KUBIS

3.1. KLASIFIKASI Ordo

: Lepidoptera

Famili

: Pyralidae

Genus

: Crocidolomia

Spesies: Crocidolomia binotalis Zell.

3.2. MORFOLOGI DAN BIOLOGIMetamorfosis sempurna

Ngengat berwarna cokelat muda pucat. Sayap depan berwarna oker dengan bintik-bintik berwarna kelabu pucat hampir transparan dan disepanjang tepi luar sayap agak gelap.

Telur diletakkan secara berkelompok, berbentuk pipih dan menyerupai genteng rumah yang melekat pada permukaan bawah daun. Jumlah telur yang dihasilkan seekor ngengat betina bervariasi antara 55-285 butir. Lama stadium telur 4-6 hari.Pendapat lain mengatakan bahwa banyaknya telur yang diletakkan oleh seekor ngengat betina 11-18 kelompok telur dengan jumlah telur 30-80 butir per kelompok telur. Selama hidupnya ngengat dapat bertelur sampai 1.460 butir. Lama stadium telur 3 hari.Larva yang baru keluar dari telur berbentuk silindris dan tubuhnya berwarna kuning muda pucat agak transparan dengan kepala berwarna hitam. Larva terdiri dari 5 instar dan biasanya dijumpai berkelompok pada bagian bawah daun kubis. Larva instar 3 menyebar dan menyerang daun muda dan seringkali masuk ke pucuk tanaman serta menghancurkan titik tumbuh. Larva instar 1 berukuran 1-2 mm sedangkan larva instar 5 berukuran 18-20 mm. Larva yang lebih tua berwarna hijau, pada bagian dorsal terdapat garis yang berwarna hijau muda dan pada bagian lateral dan ventralnya berwarna kekuning-kuningan. Lama stadium larva 11,7 hari, pendapat lain 14 hari.

Pupa dibungkus oleh kokon yang terbuat dari partikel tanah, berwarna cokelat dengan panjang berkisar 9-10 mm. Stadium pupa berlangsung selama 9 hari. Pendapat lain 9-14 hari, atau 10-14 hari.Ngengat aktif pada malam hari dan tertarik pada cahaya. Ngengat jantan mempunyai jumbai/rambut yang berwarna gelap pada sayap depan. Warna sayap ngengat jantan kuning lebih cerah dibanding ngengat betina. Panjang tubuh ngengat 10,5-15 mm. Rentangan sayap ngengat jantan 22-25 mm, sedangkan pada sayap betina 24-26 mm. Lama stadium ngengat 16-24 hari. Total siklus hidup di Bogor 22-30 hari. Pendapat lain 38-48 hari.

Imago C. binotalis

Larva C. binotalis

Telur C. binotalis

Gejala serangan C. binotalis3.3. GEJALA SERANGAN

Larva instar 1-2 memakan daun kubis sehingga tampak bercak putih, yaitu lapisan epidermis permukaan atas daun yang biasanya tidak ikut dimakan dan kemudian berlobang setelah lapisan epidermis kering.

Larva instar 3-5 menyerang daun dan seringkali masuk ke pucuk tanaman serta menghancurkan titik tumbuh tanaman. Apabila larva menyerang tanaman yang telah membentuk krop, maka larva menggerek ke dalam krop dan merusak bagian tanaman ini. Tidak jarang terjadi pembusukan krop setelah diikuti serangan pathogen sekunder yaitu cendawan dan bakteri.

3.4. INANG

Tanaman dari famili Brassicaceae (Cruciferae) yaitu: kubis, lobak, sawi, kubis bunga, kohlrabi, kubis kale, kubis tunas, brokoli, petsai, caisin.3.5. PENGENDALIAN1. Kultur teknis/ teknik budidayaPengaturan pola tanam yaitu pergiliran tanaman dengan tanaman yang tidak satu famili dengan kubis-kubisan dan sanitasi (membersihkan kebun) agar tidak ada tempat persembunyian ngengat C. binotalis.2. Fisik dan mekanisa. Membunuh ulat yang ditemukan

b. Memasang lampu perangkap pada malam hari.

3. Hayati yaitu dengan parasitoid.

4. Pestisida yaitu menggunakan insektisida.IV. ULAT TANAH4.1. KLASIFIKASI Ordo

: Lepidoptera

Famili

: Noctuidae

Genus

: Agrotis

Spesies: Agrotis ipsilon Hufn. 4.2. MORFOLOGI DAN BIOLOGIMetamorfosis sempurna

Telur berbentuk bulat, berwarna putih yang diletakkan di atas permukaan tanah. Jumlah telur yang dihasilkan seekor ngengat betina 1.500 butir dalam sekali bertelur. Pendapat lain 500-2.500 butir.

Larva yang baru menetas dari telur berwarna abu-abu kehijauan kemudian berubah menjadi kelabu kecoklatan dan akhirnya menjadi cokelat tua kehitaman. Larva pada siang hari membuat lobang di dalam tanah dan bersembunyi disana. Pada malam hari larva tersebut keluar untuk mencari makanan. Larva yang baru keluar dari telur hidup bergerombol, tetapi setelah larva tua hidupnya menyendiri dan kadang-kadang makan temannya sendiri (kanibal). Lama stadium larva 18 hari. Pupa berwarna cokelat tua dan berada dalam tanah yang lembab. Lama stadium pupa 4-5 hari.

Sayap depan ngengat berwarna cokelat kelabu dengan bercak berbentuk ginjal di tengah dan 3 bercak hitam dan garis melintang yang samar-samar. Sayap belakang ngengat cokelat pucat. Bila dibentangkan panjang sayap mencapai 40-50 mm, sedangkan panjang ngengat 15 mm. Siklus hidup 1 generasi (telur-larva-pupa-imago) 4-6 minggu, pendapat Kalshoven 36-42 hari.

Imago A. ipsilon

Larva A. ipsilon

Larva A. ipsilon yang menyerang bibit tanaman

Gejala serangan Larva A. ipsilon

Pupa A. ipsilon4.3. GEJALA SERANGAN

Larva memotong pangkal batang tanaman yang masih muda (bibit) yang berumur 2-5 minggu sehingga menyebabkan kematian tanaman tersebut. Kerusakan tanaman kubis akibat serangan hama ini menyebabkan kerugian yang dapat mencapai 75-90% dari seluruh bibit yang ditanam.4.4. INANG

Tanaman yang masih muda yaitu jagung, kubis, kapas, rosella, bunga matahari, tunas gladiol, dll.

4.5. PENGENDALIAN1. Kultur teknis/teknik budidaya

Melakukan penggenangan lahan dengan air, pengolahan tanah, tanam serempak (tidak lebih dari 10 hari), pemakaian mulsa, pergiliran tanaman.2. Fisik dan mekanisa. Membunuh ulat yang ditemukan

b. Memasang lampu perangkap pada malam hari.

3. Hayati

a. Predator: burung, ayam, katak

b. Parasit: Apanteles ruficrus Hal, Tritaxys braueri De Mey, Cuphocera varia F

c. Pathogen: Metarrhizium anisopliae, Botrytis.

4. Pestisida

Menggunakan insektisida.

V. ULAT JENGKAL5.1. KLASIFIKASI Ordo

: Lepidoptera

Famili

: Noctuidae

Genus

: Chrysodeixis

Spesies: Chrysodeixis chalcites Esp. Hama ini dulu bernama Plusia chalcites dan bersifat polyfag5.2. MORFOLOGI DAN BIOLOGI

Metamorfosis sempurna

Sayap ngengat mempunyai tanda seperti logam. Ngengat betina dapat bertelur sampai 1.000 butir yang diletakkan satu per satu di balik daun.Setelah telur menetas, larva akan segera mencari tempat yang sesuai kemudian makan di tempat tersebut. Larva yang masih muda berwarna jernih, sedangkan larva yang sudah tua berwarna hijau. Larva kalau berjalan melengkung seperti orang mengukur panjang dengan jengkal tangan.

Pupa terlindung pada bagian tanaman.

5.3. GEJALA SERANGAN

Larva memakan daun tanaman sehingga menimbulkan kerugian.

5.4. INANG

Hama ini menyerang tanaman tomat, kentang, kacang-kacangan (buncis, kedelai, kacang panjang, dll).

Inang alternatif adalah gulma tetapi tidak pada gulma rumput-rumputan.

5.5. PENGENDALIAN

1. Kultur teknis/teknik budidaya

Dengan melakukan sanitasi dan pergiliran tanaman.

2. Fisik dan mekanisa. Membunuh ulat yang ditemukan3. Hayati

Parasit: Apanteles sp. (parasit telur), Brachymeria euploeae (parasit pupa), Litomastix truncatella.

4. Pestisida

Menggunakan insektisida.

VI. KUTU DAUN KAPAS6.1. KLASIFIKASI Ordo

: Homoptera

Famili

: Aphididae

Genus

: Aphis

Spesies: Aphis gossypii Glov.

Hama ini dulu bernama Aphis cucumeris, Aphis cucurbiti.6.2. MORFOLOGI DAN BIOLOGI

Metamorfosis sederhana

Imago dan nimfa berwarna hijau tua sampai hitam atau kuning cokelat. Imago dan nimfa menusuk dan mengisap. Imago umumnya tidak bersayap, tetapi kadang-kadang mempunyai sayap yang transparan (tembus cahaya).

Perkembangbiakan dengan cara parthenogenesis (tidak kawin) dan vivifar (ovovivifar) yaitu telurnya menetas di dalam tubuh imago betina. Ada juga fase seksual yang membentuk jantan dan betina yang telurnya menetas di luar badan (ovipar). Hal ini biasanya terjadi pada daerah pegunungan di daerah tropis. Di dataran rendah di daerah tropis Aphis sangat pesat perkembangbiakannya terutama pada waktu awal musim kemarau.

Aphis mengeluarkan kotoran embun madu, akibatnya banyak terdapat cendawan jelaga dan dikunjungi bermacam-macam semut yang mengharapkan embun madunya.

Aphis betina menjadi dewasa setelah berumur 4-20 hari dan dapat menghasilkan nimfa 20-140 ekor selama hidupnya (rata-rata setiap harinya 2-9 nimfa).

Imago dan nimfa A. gossypii

Salah satu gejala serangan A. gossypii yaitu daun menggulung ke dalam

Parasitoid Aphidius colemani pada imago A. gossypii6.3. GEJALA SERANGAN

Apabila tanaman masih muda terserang berat, pertumbuhannya menjadi kerdil dan memutar (berpilin), daun keriting ke dalam. Pada tanaman kapas, semangka dan wijen, daun tanaman keriting ke dalam. Pada tanaman rosella warna daunnya menjadi kuning dan kerdil. A. gossypii bisa menularkan lebih dari 50 virus. 6.4. INANG

Kapas, semangka, kentang, cabai, terung, kembang sepatu, jeruk, kakao, dan kopi. Inang alternatif adalah gulma berdaun lebar tetapi jarang pada rumput.6.5. PENGENDALIAN

1. Kultur teknis/teknik budidaya yaitu dengan pergiliran tanaman dan sanitasi.

2. Fisik dan mekanisa. Membunuh kutu dengan memusnahkan tanaman yang terserang.3. Hayati

a. Predator: kumbang dari famili Coccinellidae yaitu Menochilus sexmaculatus, Harmonia octamaculata, Coccinella transversalis, Coelophora inaequalis, lalat dari famili Syrphidae.

b. Parasit nimfa Aphis4. Pestisida

Menggunakan insektisidaVII. KUTU DAUN KACANG

7.1. KLASIFIKASI Ordo

: Homoptera

Famili

: Aphididae

Genus

: Aphis

Spesies: Aphis craccivora Koch.

Hama ini dulu bernama Aphis medicaginis Koch.

7.2. MORFOLOGI DAN BIOLOGI

Metamorfosis sederhana

Imago berwarna hitam dan berkilau. Bersifat polyfagus dan kosmopolit. Umumnya imago tidak bersayap, tetapi kadang-kadang mempunyai sayap yang transparan (tembus cahaya). Imago dan nimfa menusuk dan mengisap cairan tanaman. Berkembangbiak secara partenogenesis (tanpa dibuahi oleh jantan) dan 5 hari beranak.

Imago dan nimfa A. craccivora7.3. GEJALA SERANGAN

Tanaman kacang-kacangan yang terserang hama ini pertumbuhannya menjadi terhambat karena kutu menghisap cairan tanaman terutama daun, pucuk, dan bunga tanaman secara berkelompok (bergerombol). Tanaman menjadi kerdil dan layu. Dapat menularkan 30 virus tanaman, terutama Cucumber Mosaic Virus (CMV) dan Leaf Crinkle Virus (LCV).7.4. INANG

Tanaman berbunga dan kacang-kacangan (buncis, kedelai, kacang panjang, kacang tanah), ubi jalar, labu-labuan.7.5. PENGENDALIAN1. Kultur teknis/teknik budidaya yaitu dengan pergiliran tanaman dan sanitasi.

2. Fisik dan mekanisa. Membunuh kutu dengan memusnahkan tanaman yang terserang.

3. Hayati

a. Predator: kumbang dari famili Coccinellidae yaitu Menochilus sexmaculatus, Harmonia octamaculata, Coccinella transversalis, Coelophora inaequalis, lalat dari famili Syrphidae.

b. Parasit nimfa Aphis

4. Pestisida

Menggunakan insektisida bila ditemukan >50 aphis per tanaman dengan interval penyemprotan 15 hari.VIII. LALAT BUAH

8.1. KLASIFIKASI Ordo

: Diptera

Famili

: Tephritidae

Genus

: Dacus (Bactrocera)

Spesies: Dacus sp. atau Bactrocera sp.Dacus dorsalis Hend. menyerang cabai, jambu, belimbing, mangga, alpukat.

Dacus umbrosus Fab. menyerang nangka dan cempedak.Dacus caudatus Fab. menyerang timun, semangka, pare, dll.

Dacus cucurbitae Fab. menyerang tanaman dari famili Cucurbitaceae8.2. MORFOLOGI DAN BIOLOGI

Metamorfosis sempurna

Ukuran imago lalat buah sedikit lebih kecil daripada lalat rumah. Warna tubuh imago cerah dan kebanyakan mempunyai pola-pola warna tertentu yaitu warna kuning, cokelat tua, cokelat merah, hitam, dan abu-abu.

Aktivitas makan imago berlangsung antara pukul 07.30-10.00. Pakan imago lalat buah diperoleh dari cairan manis buah-buahan, eksudat bunga, nektar, embun madu yang dikeluarkan oleh serangga ordo Homoptera dan kotoran burung. Imago betina mengeluarkan atraktan pada saat kawin sehingga diterima oleh serangga jantan yang siap kawin. Atraktan dikeluarkan melalui anus secara difusi karena adanya tekanan akibat getaran rektum. Kemampuan lalat jantan untuk menerima senyawa atraktan sekitar 800 m. Perkawinan terjadi pada setengah hari sebelum senja di dekat tanaman inang. Telur lalat buah berwarna putih bening sampai krem dan berubah menjadi lebih tua mendekati saat menetas. Bentuk dan ukuran telur bervariasi tergantung pada spesiesnya. Pada umumnya berbentuk bulat panjang seperti pisang dengan ujung meruncing. Umumnya panjang telur lalat buah 1,2 mm dan lebarnya 0,2 mm. Telur-telur tersebut diletakkan di bawah kulit buah. Tempat peletakan telur ditandai dengan cekungan kecil berwarna gelap. Imago betina lalat buah mampu meletakkan telur 2-15 butir setiap periode. Setiap lalat betina mampu meletakkan 800 butir telur selama masa peletakan telur. Telur akan menetas 2 hari setelah diletakkan. Pendapat lain imago betina dapat meletakkan telur 1-40 butir/buah/hari dan dari satu ekor imago betina dapat menghasilkan telur 1.200 1.500 butir.Larva berwarna putih kekuning-kuningan dengan panjang sekitar 10 mm. Larva lalat buah berbentuk khas, bagian depan tubuhnya meruncing lebih sempit daripada bagian belakang tubuhnya yang membesar. Larva dapat bergerak dengan bantuan beberapa kaki palsu yang berbentuk tonjolan di bagian ventral tubuhnya. Larva lalat buah terdiri dari 3 instar. Lama stadium larva 7-10 hari.Pupa lalat buah terjadi di dalam tanah. Pupa berada dalam puparium yang berbentuk tong dan berwarna cokelat tua. Perkembangan pupa memerlukan waktu 18 hari. Lamanya masa pupa sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah. Pada tanah yang sangat lembab dengan aerasi baik perkembangan pupa memerlukan waktu yang lebih singkat. Pendapat lain siklus hidup lalat buah yaitu stadium telur 2 hari, larva 6 - 9 hari, pupa 4 - 10 hari dan menjadi serangga dewasa.

Imago B. dorsalis

Pupa lalat buah

Mangga terserang lalat buah

Belimbing terserang lalat buah8.3. GEJALA SERANGAN

Imago betina meletakkan telur di bawah kulit buah. Umumnya telur diletakkan pada buah setengah masak karena buah tersebut mengandung asam askorbat dan sukrose dalam jumlah maksimal.

Telur menetas menjadi larva. Larva menggunakan alat mulutnya berupa kait mengorek daging buah sambil mengeluarkan enzim pencernaan (enzim perusak). Fungsi enzim pencernaan untuk melunakkan daging buah sehingga mudah disedot dan dicerna, selain itu enzim juga mempercepat pembusukan buah dan biasanya buah jatuh ke tanah sebelum larva berubah menjadi pupa. Aktivitas larva juga menyebabkan buah menjadi cokelat, tidak menarik, dan berasa pahit. 8.4. PENGENDALIAN1. Kultur teknis/teknik budidaya yaitu:

a. pengumpulan buah busuk untuk dikubur.

b. pemungutan buah yang tidak dipanen.

c. membungkus/memblongsong buah.

d. pemanenan buah yang masih hijau.

e. penggunaan mulsa.

f. pengolahan tanah.

2. Hayati

a. Predator: cocopet (ordo Dermaptera), chrysopid (ordo Neuroptera), kumbang carabid, dan staphylinid (ordo Coleoptera).b. Parasit: Biosteres arisanus, B. hageni, B. dacusti, B. longicaudatus, B. persulcatus, B. skinneri, B. tryoni, B. vandenboschi, B. angeleti, B. deeralensis. Opius incisi, O. makii, O. manii, O. fujiensis, O. fletcheri.3. Kimiawi. a. menggunakan insektisida.

b. menggunakan senyawa pemikat (atraktan) yaitu dengan metil eugenol.

c. menggunakan senyawa pemikat pakan.

Penggunaan senyawa pemikat berupa pakan cukup efektif, karena hanya mencampurkan insektisida dengan umpan protein, kemudian disemprotkan ke lahan pertanaman. Lalat buah akan mendatangi umpan beracun tersebut, memakannya dan akhirnya mati.

d. menggunakan serangga jantan mandul.

Cara ini dilakukan dengan memandulkan pupa lalat jantan menggunakan sinar gamma. Pupa yang mandul kemudian dipelihara hingga menjadi imago jantan. Selanjutnya serangga jantan mandul dilepaskan. Bila imago jantan mandul mengawini imago betina maka telur yang dihasilkan akan steril. Cara ini sulit dilakukan dan mahal. Telur

Larva

Imago

Pupa

Telur

Imago

Nimfa

Telur

Larva

Imago

Pupa

Telur

Larva

Imago

Pupa

Telur

Larva

Imago

Pupa

Telur

Larva

Imago

Pupa

Telur

Nimfa

Imago

Telur

Larva

Imago

Pupa