ham
DESCRIPTION
Hak Asasi ManusiaTRANSCRIPT
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia memiliki hak dan kewajiban sebagai masyarakat indonesia. Hak
adalah sesuatu yang melekat pada diri masusia mulai dari lahir hingga nanti. Hak
asasi manusia sering kali dibicarakan dalam era reformasi ini. Selain itu HAM
juga lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada sebelum era reformasi.
Selain mempunyai hak asasi, setiap manusia juga mempunyai kewajiban asasi.
Kewajiban asasi manusia adalah menghormati ,menjamin, dan melindungi hak
asasi manusia lainnya. Apabila hal tersebut tidak terwujud, maka akan terjadi
pelanggaran HAM. Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah pelanggaran atau
pelalaian terhadap kewajiban asasi yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang kepada orang lain.
Pelanggaran Hak Asasi Manusia dapat diindikasikan atau ditandai dengan
munculnya ketidaksesuaian atau kondisi yang seharusnya terjadi, misalnya setiap
orang harus saling menghargai, ketika terjadi kondisi saling ejek, saling menghina
dan sebagainya, itu berarti sudah menunjukkan timbulnya pelanggaran HAM.
Pelanggaran HAM itu tidak hanya berkaitan dengan masalah pembunuhan,
penyiksaan, dan sebagainya, tetapi berkaitan juga dengan hal-hal lain dalam
kehidupan sehari-hari, seperti ketidaknyamanan, hilangnya rasa aman, munculnya
ketakutan, dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu pengetahuan lebih lanjut
mengenai bentuk, penyebab, cara mengatasi dan cara menghindari pelanggaran
HAM.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mendalami pengetahuan mengenai HAM,
2. Utuk mengetahui penyebab pelanggaran HAM,
3. Untuk memahami informasi tentang kemiskinan,
4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
1.3 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa mengetahui tentang kasus dan penyebab terjadinya
pelanggaran HAM.
2. Agar mahasiswa mengetahui mengenai ciri pokok Hakikat HAM
3. Agar mahasiswa memahami HAM sistematika HAM di Indonesia
4. Agar mahasiswa memahami mnegnai HAM dalam ruang lingkup mata kuliah
Kewarganegaraan
1.4 Rumusan Masalah
Makalah ini akan membahas tentang masalah-masalah :
1. Pengertian HAM,
2. Ciri Pokok Hakikat HAM,
3. HAM dalam perundang-undangan Nasional,
4. HAM dalam tinjauan islam
5. Pelanggaran HAM dan Pengadilan HAM.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian HAM
Hak asasi manusia merupakan hak-hak dasar yang dimilki oleh manusia,
sesuai dengan kodratnya. Hak asasi manusia meliputi hak hidup, hak
kemerdekaan atau kebebasan, hak milik dan hak-hak dasar lain yang melekat pada
diri pribadi manusia dan tidak dapat diganggu gugat oleh orang lain. Hak asasi
manusia hakikatnya semata-mata bukan dari manusia sendiri tetapi dari Tuhan
Yang Maha Esa. Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Hak Asasi Manusia
menurut Ketetapan MPR nomor XVII/MPR/1988, bahwa hak asasi manusia
adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrat, universal, dan
abadi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa (Kaelan: 2002).
Adapun pengertian Hak Asasi Manusia menurut para tokoh-tokoh lainnya,
yaitu :
1. Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching
Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa
menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia,
yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.
2. John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan
langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.
(Mansyur Effendi, 1994).
3. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM
disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi,
dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”
2.2 Ciri Pokok Hakikat HAM
Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan
tentang beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu:
HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian
dari manusia secara otomatis.
HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras,
agama, etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM
walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi atau
melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).
2.3 HAM dalam Perundang-undangan Nasional
Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk hukum
tertulis yang memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi (UUD
Negara). Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-
undang. Keempat, dalam peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti
peraturan pemerintah, keputusan presiden dan peraturan pelaksanaan lainnya.
Kelebihan pengaturan HAM dalam konstitusi memberikan jaminan yang
sangat kuat karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam konstitusi
seperti dalam ketatanegaraan di Indonesia mengalami proses yang sangat berat
dan panjang, antara lain melalui amandemen dan referendum, sedangkan
kelemahannya karena yang diatur dalam konstitusi hanya memuat aturan yang
masih global seperti ketentuan tentang HAM dalam konstitusi RI yang masih
bersifat global. Sementara itu bila pengaturan HAM dalam bentuk Undang-
undang dan peraturan pelaksanaannya kelemahannya, pada kemungkinan
seringnya mengalami perubahan.
2.4 HAM dalam Tinjauan Islam
Adanya ajaran tentang HAM dalam Islam menunjukan bahwa Islam
sebagai agama telah menempatkan manusia sebagai makhluk terhormat dan
mulia. Oleh karena itu, perlindungan dan penghormatan terhadap manusia
merupakan tuntutan ajaran itu sendiri yang wajib dilaksanakan oleh umatnya
terhadap sesama manusia tanpa terkecuali. Hak-hak yang diberikan Allah itu
bersifat permanen, kekal dan abadi, tidak boleh dirubah atau dimodifikasi (Abu
A’la Almaududi, 1998). Dalam Islam terdapat dua konsep tentang hak, yakni hak
manusia (hak al insan) dan hak Allah. Setiap hak itu saling melandasi satu sama
lain. Hak Allah melandasi manusia dan juga sebaliknya.
Konsep islam mengenai kehidupan manusia didasarkan pada pendekatan
teosentris (theocentries) atau yang menempatkan Allah melalui ketentuan
syariatnya sebagai tolak ukur tentang baik buruk tatanan kehidupan manusia baik
sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat atau warga bangsa. Dengan
demikian konsep Islam tentang HAM berpijak pada ajaran tauhid. Konsep tauhid
mengandung ide persamaan dan persaudaraan manusia. Konsep tauhid juga
mencakup ide persamaan dan persatuan semua makhluk yang oleh Harun
Nasution dan Bahtiar Effendi disebut dengan ide peri kemakhlukan. Islam datang
secara inheren membawa ajaran tentang HAM, ajaran islam tentang HAM dapat
dijumpai dalam sumber utama ajaran islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits yang
merupakan sumber ajaran normative, juga terdapat praktek kehidupan umat islam.
Dilihat dari tingkatannya, ada 3 bentuk HAM dalam Islam, yakni :
1. Hak Darury (hak dasar).
Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut dilanggar, bukan hanya
membuat manusia sengsara, tetapi juga eksistensinya bahkan hilang harkat
kemanusiaannya. Sebagai misal, bila hak hidup dilanggar maka berarti orang
itu mati.
2. Hak sekunder (hajy)
Hak-hak yang bila tidak dipenuhi akan berakibat hilangnya hak-hak elementer
misalnya, hak seseorang untuk memperoleh sandang pangan yang layak maka
akan mengakibatkan hilangnya hak hidup.
3. Hak tersier (tahsiny)
Hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan sekunder (Masdar F.
Mas’udi, 2002)
Mengenai HAM yang berkaitan dengan hak-hak warga Negara, Al
Maududi menjelaskan bahwa dalam Islam hak asasi pertama dan utama warga
negara adalah :
1. Melindungi nyawa, harta dan martabat mereka bersama-sama dengan
jaminan bahwa hak ini tidak kami dicampuri, kecuali dengan alasan-alasan
yang sah dan ilegal.
2. Perlindungan atas kebebasan pribadi. Kebebasan pribadi tidak bisa
dilanggar kecuali setelah melalui proses pembuktian yang meyakinkan
secara hukum dan memberikan kesempatan kepada tertuduh untuk
mengajukan pembelaan
3. Kemerdekaan mengemukakan pendapat serta menganut keyakinan
masing-masing
4. Jaminan pemenuhan kebutuhan pokok bagi semua warga negara tanpa
membedakan kasta atau keyakinan. Salah satu kewajiban zakat kepada
umat Islam, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan pokok warga
negara.
2.5 Pelanggaran HAM dan Pengadilan HAM
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang
secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak
didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang
berlaku (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Sedangkan bentuk
pelanggaran HAM ringan selain dari kedua bentuk pelanggaran HAM berat itu.
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan
maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok bangsa, ras, kelompok etnis dan kelompok agama. Kejahatan genosida
dilakukan dengan cara membunuh anggota kelompok, mengakibatkan penderitaan
fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok, menciptakan
kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik
baik seluruh atau sebagiannya, memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan
mencegah kelahiran di dalam kelompok, dan memindahkan secara paksa anak-
anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain (UU No. 26/2000 tentang
pengadilan HAM).
Sementara itu kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang
dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut tujukan secara langsung terhadap penduduk
sipil berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemindahan
penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan
fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok
hukum internasional, penyiksaan, perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran
secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara, penganiayaan
terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan
paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan
lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum
internasional, penghilangan orang secara paksa, dan kejahatan apartheid.
Pelanggaran terhadap HAM dapat dilakukan oleh baik aparatur negara
maupun bukan aparatur negara (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM).
Karena itu penindakan terhadap pelanggaran HAM tidak boleh hanya ditujukan
terhadap aparatur negara, tetapi juga pelanggaran yang dilakukan bukan oleh
aparatur negara. Penindakan terhadap pelanggaran HAM mulai dari penyelidikan,
penuntutan, dan persidangan terhadap pelanggaran yang terjadi harus bersifat non-
diskriminatif dan berkeadilan. Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus
yang berada di lingkungan pengadilan umum.
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Permasalahan dan Pelanggaran HAM di masyarakat
Hak asasi manusia merupakan hak-hak dasar yang dimilki oleh manusia,
sesuai dengan kodratnya. Namun pada realitanya masih banyak terjadi
pelanggaran yang terkait dengan masalah HAM. Terdapat beberapa peristiwa
yang menyalahi hak asasi, seperti penjajahan yang dilakukan oleh negara Belanda
dan Jepang terhadap Indonesia. Selain itu terdapat beberapa contoh lain yang
terjadi di Indonesia, diantaranya :
a. Peristiwa Trisakti dan Semanggi
Peristiwa di Trisakti dan Semanggi ini terjadi pada tahun 1998. Peristiwa ini
berkaitan dengan gerakan di era reformasi yang gencar disuarakan di tahun 1998.
Gerakan tersebut dipicu oleh krisis moneter dan tindakan KKN presiden Soeharto,
sehingga para mahasiswa kemudian melakukan demo besar-besaran di berbagai
wilayah yang kemudian berujung dengan bentrok antara mahasiswa dengan aparat
kepolisian. Hal ini memicu meninggalnya 4 mahasiswa dari Universitas Trisakti
dan 5 mahasiswa di Semanggi. Mereka tewas setelah terkena tembakan peluru
aparat kepolisian. Peristiwa ini menjadi salah satu sejarah kelam bagi bangsa.
b. Kasus Marsimah
Kasus Marsinah terjadi pada tanggal 3-4 Mei 1993. Peristiwa ini berawal dari
aksi mogok yang dilakukan oleh Marsinah dan buruh PT CPS. Mereka menuntun
kepastian pada perusahaan yang telah melakukan PHK mereka tanpa alasan.
Setelah aksi demo tersebut, Marsinah malah ditemukan tewas 5 hari kemudian. Ia
tewas di kawasan hutan Wilangan, Nganjuk dalam kondisi mengenaskan.
Penyelidikan masih belum menemukan titik terang hingga sekarang.
c. Aksi Bom Bali
Peristiwa bom bali menjadi salah satu aksi terorisme terbesar di Indonesia.
Peristiwa ini terjadi pada tahun 2002. Sebuah bom diledakkan di kawasan Legian
Kuta, Bali oleh sekelompok jaringan teroris. Akibat peristiwa ini, sebanyak 202
orang meninggal dunia, mulai dari turis asing hingga warga lokal yang ada di
sekitar lokasi. Kepanikan sempat melanda di penjuru Nusantara akibat peristiwa
ini. Aksi bom bali ini juga banyak memicu tindakan terorisme di kemudian hari.
d. Kasus Pembunuhan Munir
Sampai sekarang, kasus pembunuhan Munir masih belum bisa diselesaikan.
Munir merupakan seorang aktivis yang banyak menangani permasalahan hak asasi
lain. Ia kemudian meninggal dalam perjalanan di pesawat saat akan menuju kota
Amsterdam, Belanda. Kejadian ini pun membuat gempar. Banyak spekulasi yang
bermunculan jika Munir tewas diracun atau dibunuh oleh golongan tertentu.
Beberapa saksi tidak memberi keterangan yang jelas hingga akhirnya
penyelidikan dihentikan beberapa tahun berselang.
e. Peristiwa Tanjung Priok
Peristiwa ini dipicu oleh warga sekitar yang melakukan demonstrasi pada
pemerintah dan aparat yang hendak melakukan pemindahan makam keramat
Mbah Priok. Para warga yang menolak dan marah kemudian melakukan unjuk
rasa, hingga memicu bentrok antara warga dengan anggota polisi dan TNI.
Akibantnya banyak warga yang luka-luka, bahkan hingga menyebabkan kematian.
Selain kasus diatas, terdapat beberapa kasus pelanggaran HAM yang
terjadi di lingkungan masyarakat, keluarga dan sekolah, antara lain :
1. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu
jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap
anak, sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan
minat dan bakatnya.
2. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM
terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan
di pinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.
3. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu
mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada
setiap mahasiswa.
4. Tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan merupakan pelanggaran HAM
ringan terhadap pengguna jalan sehingga para pengguna jalan tidak bisa
menikmati arus kendaraan yang tertib dan lancar.
5. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih
pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.
6. Para pedagang tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan merupakan
pelanggaran HAM ringan terhadap pengguna jalan sehingga para pengguna
jalan tidak bisa menikmati arus kendaraan yang tertib dan lancar.
3.2 Sebab-sebab Pelanggaran HAM
Banyak sekali faktor faktor yang dapat menyebabkan pelanggaran HAM
disekitar kita. Pada umumnya pelanggar HAM memiliki rasa kurang hormat
terhadap hak asasi orang lain. Selain itu seorang pelanggar HAM juga tidak
mempunyai moral, etika, dan tata tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang baik. Selain itu masyarakat masih belum berdaya atau tidak
mempunyai kekuatan untuk melawan merupakan salah satu faktor penyebab
pelanggaran HAM. Contohnya saja pada kasus belanda menjajah indonesia,
karena indonesia tidak memiliki power maka dengan mudahnnya belanda
menjajah dan merampas HAM dari warga indonesia.
Faktor lain yang mempengaruhi pelanggarab HAM yaitu Interprestasi dan
penerapan yang salah dari norma–norma agama dan perintah. Setiap hukum atau
norma agama memiliki aturannya masing masing namun apabila kita salah
menafsirkan maka akan menyebabkan terjadinya pelanggaran dengan dalih
mengatasnamakan agama. Contohnya saja seperti teroris yang melakukan
tindakan terorisme dibali. Penegakan hukum HAM tak akan berjalan apabila
tidak dilakukan oleh pemerintah. Namun apabila pemerintah hanya dapat melihat
namun tidak tegas dalam menghukum pelanggar ham maka akan menyebabkan
semakin banyak para pelanggar ham yang ada pada suatu negara.
3.3 Cara-cara Penanggulangan HAM
Berikut ini adalah Cara penanggulangan pelanggaran HAM yang terjadi di
Daerah, yaitu sebagai berikut :
1. Membawa kasus–kasus pelanggaran hak asasi manusia ke pengadilan hak
asasi manusia dengan tetap menerapkan asas praduga tak bersalah.
2. Membangun budaya hak asasi manusia.
3. Berdayakan mekanisme perlindungan hak asasi manusia yang ada dan
membentuk lembaga–lembaga khusus yang mengenai masalah masalah
khusus.
4. Mempergiat sosialisasi hak asasi manusia kepada semua kelompok dan
tingkat dalam masyarakat dengan mengikut sertakan LSM dalam
kemitraan dengan pemerintah.
5. Mencabut dan merivisi semua undang–undang peraturan yang
bertentangan dengan hak asasi manusia.
6. Memberdayakan aparat pengawas.
7. Mengembangkan managemen konflik oleh lembaga–lembaga
perlindungan hak asasi manusia.
8. Memprioritaskan penyusunan prosedur pengaduan dan penanganan kasus–
kasus pelanggaran hak asasi manusia.
9. Membentuk lembaga–lembaga yang membantu korban pelanggaran hak
asasi manusia dalam mengurus kompensasi dan rehabilitasi.
10. Mengembangkan lembaga-lembaga dan program–program yang
melindungi korban dan saksi pelanggaran hak asasi manusia.
3.4 Kewajiban dan Tanggung Jawab Pemerintah
Berikut ini adalah kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah menurut UU
No. 39 Tahun 1999, yaitu sebagai berikut:
1. Pemerintah Wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi,
menegakkan dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam
undang-undang ini, peraturan peundang-undangan lain dan hukum
internasional tentang hak asasi manusia yang diterima oleh negara RI.
2. Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah sebagaimana dimaksud
meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik,
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan negara dan bidang lain.
3. Hak dan kebebasan yang diatur dalam undang-undang ini hanya dapat
dibatasi oleh dan berdasarkan undang-undang, semata-mata untuk
menjamin pengakuan dann penghormatan terhadap hak asasi manusia serta
kebebasan dasar orang lain, kesusilaan, ketertiban umum dan kepentingan
bangsa.
4. Tidak satu ketentuan pun dalam undang-undang ini boleh diartikan bahwa
pemerintah, partai, golongan atau pihak manapun dibenarkan mengurangi,
merusak atau menghapuskan hak asasi manusia atau kebebasan dasar yang
diatur dalam undang-undang ini.
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari makalah yang telah dibuat didaptkan beberapa kesimpulan,
diantaranya:
1. Hak asasi manusia merupakan hak-hak dasar yang dimilki oleh manusia,
sesuai dengan kodratnya.
2. Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian
yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut
HAM seseorang atau kelompok orang.
3. Ciri pokok HAM yaitu tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi, tidak
memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis dan politik serta tidak bisa
dilanggar.
4. Salah satu contoh pelanggaran HAM adalah Dosen yang malas masuk kelas
atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata kuliah kepada mahasiswa
merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap mahasiswa.
5. Sebab-sebab pelanggaran HAM yaitu kurangnya menghormati hak asasi
orang lain, moral, etika, dan tata tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
6. Agar pelanggaran HAM tidak terus berkelanjutan, maka harus dilakukan
penanggualangan, salah satunya dengan cara membawa kasus–kasus
pelanggaran hak asasi manusia ke pengadilan hak asasi manusia dengan tetap
menerapkan asas praduga tak bersalah.
7. Untuk menaggulangi pelanggaran HAM di indonesia seharusnya pemerintah
wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakkan dan
memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam undang-undang.
4.2 Saran
Perlu adanya tindakan tegas mengenai berbagai pelanggaran HAM di
Indonesia berdasarkan aturan-aturan yang telah di sepakati di UUD 45’.
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan, 2002, Filsafat Bahasa: Masalah dan Perkembangannya, yogyakarta:
paradikma.
Mansyur Effendi, 1994. Perkembangan Dimensi Hak Asasi Manusia dan Proses
Dinamika Penyususnan Hukum Hak Asasi Manusia. Ghalia Indonesia.
Bogor.
Mansyur, Fakih, 2003. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Undang-undang No.26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM., Lembaran Negara
Tahun 2000 Nomor 208.
Undang-undang No.39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, Lembaran
Negara Tahun 1999 No.169 TLN NO.3886.