ham

23
BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Manusia memiliki hak dan kewajiban sebagai masyarakat indonesia. Hak adalah sesuatu yang melekat pada diri masusia mulai dari lahir hingga nanti. Hak asasi manusia sering kali dibicarakan dalam era reformasi ini. Selain itu HAM juga lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada sebelum era reformasi. Selain mempunyai hak asasi, setiap manusia juga mempunyai kewajiban asasi. Kewajiban asasi manusia adalah menghormati ,menjamin, dan melindungi hak asasi manusia lainnya. Apabila hal tersebut tidak terwujud, maka akan terjadi pelanggaran HAM. Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah pelanggaran atau pelalaian terhadap kewajiban asasi yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain. Pelanggaran Hak Asasi Manusia dapat diindikasikan atau ditandai dengan munculnya ketidaksesuaian atau kondisi yang seharusnya terjadi, misalnya setiap orang harus saling menghargai, ketika terjadi kondisi saling ejek, saling menghina dan sebagainya, itu berarti sudah menunjukkan timbulnya pelanggaran HAM. Pelanggaran HAM itu tidak hanya berkaitan dengan masalah pembunuhan, penyiksaan, dan sebagainya, tetapi berkaitan juga dengan hal-hal lain dalam kehidupan

Upload: nena-och-exha-part-ii

Post on 19-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Hak Asasi Manusia

TRANSCRIPT

Page 1: Ham

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia memiliki hak dan kewajiban sebagai masyarakat indonesia. Hak

adalah sesuatu yang melekat pada diri masusia mulai dari lahir hingga nanti. Hak

asasi manusia sering kali dibicarakan dalam era reformasi ini. Selain itu HAM

juga lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada sebelum era reformasi.

Selain mempunyai hak asasi, setiap manusia juga mempunyai kewajiban asasi.

Kewajiban asasi manusia adalah menghormati ,menjamin, dan melindungi hak

asasi manusia lainnya. Apabila hal tersebut tidak terwujud, maka akan terjadi

pelanggaran HAM. Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah pelanggaran atau

pelalaian terhadap kewajiban asasi yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang kepada orang lain.

Pelanggaran Hak Asasi Manusia dapat diindikasikan atau ditandai dengan

munculnya ketidaksesuaian atau kondisi yang seharusnya terjadi, misalnya setiap

orang harus saling menghargai, ketika terjadi kondisi saling ejek, saling menghina

dan sebagainya, itu berarti sudah menunjukkan timbulnya pelanggaran HAM.

Pelanggaran HAM itu tidak hanya berkaitan dengan masalah pembunuhan,

penyiksaan, dan sebagainya, tetapi berkaitan juga dengan hal-hal lain dalam

kehidupan sehari-hari, seperti ketidaknyamanan, hilangnya rasa aman, munculnya

ketakutan, dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu pengetahuan lebih lanjut

mengenai bentuk, penyebab, cara mengatasi dan cara menghindari pelanggaran

HAM.

1.2 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :

1. Untuk mendalami pengetahuan mengenai HAM,

2. Utuk mengetahui penyebab pelanggaran HAM,

3. Untuk memahami informasi tentang kemiskinan,

4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Page 2: Ham

1.3 Manfaat

Manfaat penulisan makalah ini sebagai berikut :

1. Agar mahasiswa mengetahui tentang kasus dan penyebab terjadinya

pelanggaran HAM.

2. Agar mahasiswa mengetahui mengenai ciri pokok Hakikat HAM

3. Agar mahasiswa memahami HAM sistematika HAM di Indonesia

4. Agar mahasiswa memahami mnegnai HAM dalam ruang lingkup mata kuliah

Kewarganegaraan

1.4 Rumusan Masalah

Makalah ini akan membahas tentang masalah-masalah :

1. Pengertian HAM,

2. Ciri Pokok Hakikat HAM,

3. HAM dalam perundang-undangan Nasional,

4. HAM dalam tinjauan islam

5. Pelanggaran HAM dan Pengadilan HAM.

Page 3: Ham

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian HAM

Hak asasi manusia merupakan hak-hak dasar yang dimilki oleh manusia,

sesuai dengan kodratnya. Hak asasi manusia meliputi hak hidup, hak

kemerdekaan atau kebebasan, hak milik dan hak-hak dasar lain yang melekat pada

diri pribadi manusia dan tidak dapat diganggu gugat oleh orang lain. Hak asasi

manusia hakikatnya semata-mata bukan dari manusia sendiri tetapi dari Tuhan

Yang Maha Esa. Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Hak Asasi Manusia

menurut Ketetapan MPR nomor XVII/MPR/1988, bahwa hak asasi manusia 

adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrat, universal, dan

abadi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa (Kaelan: 2002).

Adapun pengertian Hak Asasi Manusia menurut para tokoh-tokoh lainnya,

yaitu :

1. Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching

Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa

menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia,

yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.

2. John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan

langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.

(Mansyur Effendi, 1994).

3. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM

disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat

pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha

Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi,

dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi

kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”

2.2 Ciri Pokok Hakikat HAM

Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan

tentang beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu:

Page 4: Ham

HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian

dari manusia secara otomatis.

HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras,

agama, etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.

HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk

membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM

walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi atau

melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).

2.3 HAM dalam Perundang-undangan Nasional

Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk hukum

tertulis yang memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi (UUD

Negara). Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-

undang. Keempat, dalam peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti

peraturan pemerintah, keputusan presiden dan peraturan pelaksanaan lainnya.

Kelebihan pengaturan HAM dalam konstitusi memberikan jaminan yang

sangat kuat karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam konstitusi

seperti dalam ketatanegaraan di Indonesia mengalami proses yang sangat berat

dan panjang, antara lain melalui amandemen dan referendum, sedangkan

kelemahannya karena yang diatur dalam konstitusi hanya memuat aturan yang

masih global seperti ketentuan tentang HAM dalam konstitusi RI yang masih

bersifat global. Sementara itu bila pengaturan HAM dalam bentuk Undang-

undang dan peraturan pelaksanaannya kelemahannya, pada kemungkinan

seringnya mengalami perubahan.

2.4 HAM dalam Tinjauan Islam

Adanya ajaran tentang HAM dalam Islam menunjukan bahwa Islam

sebagai agama telah menempatkan manusia sebagai makhluk terhormat dan

mulia. Oleh karena itu, perlindungan dan penghormatan terhadap manusia

merupakan tuntutan ajaran itu sendiri yang wajib dilaksanakan oleh umatnya

terhadap sesama manusia tanpa terkecuali. Hak-hak yang diberikan Allah itu

Page 5: Ham

bersifat permanen, kekal dan abadi, tidak boleh dirubah atau dimodifikasi (Abu

A’la Almaududi, 1998). Dalam Islam terdapat dua konsep tentang hak, yakni hak

manusia (hak al insan) dan hak Allah. Setiap hak itu saling melandasi satu sama

lain. Hak Allah melandasi manusia dan juga sebaliknya.

Konsep islam mengenai kehidupan manusia didasarkan pada pendekatan

teosentris (theocentries) atau yang menempatkan Allah melalui ketentuan

syariatnya sebagai tolak ukur tentang baik buruk tatanan kehidupan manusia baik

sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat atau warga bangsa. Dengan

demikian konsep Islam tentang HAM berpijak pada ajaran tauhid. Konsep tauhid

mengandung ide persamaan dan persaudaraan manusia. Konsep tauhid juga

mencakup ide persamaan dan persatuan semua makhluk yang oleh Harun

Nasution dan Bahtiar Effendi disebut dengan ide peri kemakhlukan. Islam datang

secara inheren membawa ajaran tentang HAM, ajaran islam tentang HAM dapat

dijumpai dalam sumber utama ajaran islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits yang

merupakan sumber ajaran normative, juga terdapat praktek kehidupan umat islam.

Dilihat dari tingkatannya, ada 3 bentuk HAM dalam Islam, yakni :

1. Hak Darury (hak dasar).

Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut dilanggar, bukan hanya

membuat manusia sengsara, tetapi juga eksistensinya bahkan hilang harkat

kemanusiaannya. Sebagai misal, bila hak hidup dilanggar maka berarti orang

itu mati.

2. Hak sekunder (hajy)

Hak-hak yang bila tidak dipenuhi akan berakibat hilangnya hak-hak elementer

misalnya, hak seseorang untuk memperoleh sandang pangan yang layak maka

akan mengakibatkan hilangnya hak hidup.

3. Hak tersier (tahsiny)

Hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan sekunder (Masdar F.

Mas’udi, 2002)

Page 6: Ham

Mengenai HAM yang berkaitan dengan hak-hak warga Negara, Al

Maududi menjelaskan bahwa dalam Islam hak asasi pertama dan utama warga

negara adalah :

1. Melindungi nyawa, harta dan martabat mereka bersama-sama dengan

jaminan bahwa hak ini tidak kami dicampuri, kecuali dengan alasan-alasan

yang sah dan ilegal.

2. Perlindungan atas kebebasan pribadi. Kebebasan pribadi tidak bisa

dilanggar kecuali setelah melalui proses pembuktian yang meyakinkan

secara hukum dan memberikan kesempatan kepada tertuduh untuk

mengajukan pembelaan

3. Kemerdekaan mengemukakan pendapat serta menganut keyakinan

masing-masing

4. Jaminan pemenuhan kebutuhan pokok bagi semua warga negara tanpa

membedakan kasta atau keyakinan. Salah satu kewajiban zakat kepada

umat Islam, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan pokok warga

negara.

2.5 Pelanggaran HAM dan Pengadilan HAM

Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang

termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang

secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM

seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak

didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang

berlaku (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Sedangkan bentuk

pelanggaran HAM ringan selain dari kedua bentuk pelanggaran HAM berat itu.

Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan

maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian

kelompok bangsa, ras, kelompok etnis dan kelompok agama. Kejahatan genosida

dilakukan dengan cara membunuh anggota kelompok, mengakibatkan penderitaan

fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok, menciptakan

kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik

Page 7: Ham

baik seluruh atau sebagiannya, memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan

mencegah kelahiran di dalam kelompok, dan memindahkan secara paksa anak-

anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain (UU No. 26/2000 tentang

pengadilan HAM).

Sementara itu kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang

dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang

diketahuinya bahwa serangan tersebut tujukan secara langsung terhadap penduduk

sipil berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemindahan

penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan

fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok

hukum internasional, penyiksaan, perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran

secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara, penganiayaan

terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan

paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan

lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum

internasional, penghilangan orang secara paksa, dan kejahatan apartheid.

Pelanggaran terhadap HAM dapat dilakukan oleh baik aparatur negara

maupun bukan aparatur negara (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM).

Karena itu penindakan terhadap pelanggaran HAM tidak boleh hanya ditujukan

terhadap aparatur negara, tetapi juga pelanggaran yang dilakukan bukan oleh

aparatur negara. Penindakan terhadap pelanggaran HAM mulai dari penyelidikan,

penuntutan, dan persidangan terhadap pelanggaran yang terjadi harus bersifat non-

diskriminatif dan berkeadilan. Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus

yang berada di lingkungan pengadilan umum.

Page 8: Ham

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Permasalahan dan Pelanggaran HAM di masyarakat

Hak asasi manusia merupakan hak-hak dasar yang dimilki oleh manusia,

sesuai dengan kodratnya. Namun pada realitanya masih banyak terjadi

pelanggaran yang terkait dengan masalah HAM. Terdapat beberapa peristiwa

yang menyalahi hak asasi, seperti penjajahan yang dilakukan oleh negara Belanda

dan Jepang terhadap Indonesia. Selain itu terdapat beberapa contoh lain yang

terjadi di Indonesia, diantaranya :

a. Peristiwa Trisakti dan Semanggi

Peristiwa di Trisakti dan Semanggi ini terjadi pada tahun 1998. Peristiwa ini

berkaitan dengan gerakan di era reformasi yang gencar disuarakan di tahun 1998.

Gerakan tersebut dipicu oleh krisis moneter dan tindakan KKN presiden Soeharto,

sehingga para mahasiswa kemudian melakukan demo besar-besaran di berbagai

wilayah yang kemudian berujung dengan bentrok antara mahasiswa dengan aparat

kepolisian. Hal ini memicu meninggalnya 4 mahasiswa dari Universitas Trisakti

dan 5 mahasiswa di Semanggi. Mereka tewas setelah terkena tembakan peluru

aparat kepolisian. Peristiwa ini menjadi salah satu sejarah kelam bagi bangsa.

b. Kasus Marsimah

Kasus Marsinah terjadi pada tanggal 3-4 Mei 1993. Peristiwa ini berawal dari

aksi mogok yang dilakukan oleh Marsinah dan buruh PT CPS. Mereka menuntun

kepastian pada perusahaan yang telah melakukan PHK mereka tanpa alasan.

Setelah aksi demo tersebut, Marsinah malah ditemukan tewas 5 hari kemudian. Ia

tewas di kawasan hutan Wilangan, Nganjuk dalam kondisi mengenaskan.

Penyelidikan masih belum menemukan titik terang hingga sekarang.

c. Aksi Bom Bali

Peristiwa bom bali menjadi salah satu aksi terorisme terbesar di Indonesia.

Peristiwa ini terjadi pada tahun 2002. Sebuah bom diledakkan di kawasan Legian

Kuta, Bali oleh sekelompok jaringan teroris. Akibat peristiwa ini, sebanyak 202

orang meninggal dunia, mulai dari turis asing hingga warga lokal yang ada di

Page 9: Ham

sekitar lokasi. Kepanikan sempat melanda di penjuru Nusantara akibat peristiwa

ini. Aksi bom bali ini juga banyak memicu tindakan terorisme di kemudian hari.

d. Kasus Pembunuhan Munir

Sampai sekarang, kasus pembunuhan Munir masih belum bisa diselesaikan.

Munir merupakan seorang aktivis yang banyak menangani permasalahan hak asasi

lain. Ia kemudian meninggal dalam perjalanan di pesawat saat akan menuju kota

Amsterdam, Belanda. Kejadian ini pun membuat gempar. Banyak spekulasi yang

bermunculan jika Munir tewas diracun atau dibunuh oleh golongan tertentu.

Beberapa saksi tidak memberi keterangan yang jelas hingga akhirnya

penyelidikan dihentikan beberapa tahun berselang.

e. Peristiwa Tanjung Priok

Peristiwa ini dipicu oleh warga sekitar yang melakukan demonstrasi pada

pemerintah dan aparat yang hendak melakukan pemindahan makam keramat

Mbah Priok. Para warga yang menolak dan marah kemudian melakukan unjuk

rasa, hingga memicu bentrok antara warga dengan anggota polisi dan TNI.

Akibantnya banyak warga yang luka-luka, bahkan hingga menyebabkan kematian.

Selain kasus diatas, terdapat beberapa kasus pelanggaran HAM yang

terjadi di lingkungan masyarakat, keluarga dan sekolah, antara lain :

1. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu

jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap

anak, sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan

minat dan bakatnya.

2. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM

terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan

di pinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.

3. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu

mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada

setiap mahasiswa.

Page 10: Ham

4. Tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan merupakan pelanggaran HAM

ringan terhadap pengguna jalan sehingga para pengguna jalan tidak bisa

menikmati arus kendaraan yang tertib dan lancar.

5. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih

pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.

6. Para pedagang tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan merupakan

pelanggaran HAM ringan terhadap pengguna jalan sehingga para pengguna

jalan tidak bisa menikmati arus kendaraan yang tertib dan lancar.

3.2 Sebab-sebab Pelanggaran HAM

Banyak sekali faktor faktor yang dapat menyebabkan pelanggaran HAM

disekitar kita. Pada umumnya pelanggar HAM memiliki rasa kurang hormat

terhadap hak asasi orang lain. Selain itu seorang pelanggar HAM juga tidak

mempunyai moral, etika, dan tata tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara yang baik. Selain itu masyarakat masih belum berdaya atau tidak

mempunyai kekuatan untuk melawan merupakan salah satu faktor penyebab

pelanggaran HAM. Contohnya saja pada kasus belanda menjajah indonesia,

karena indonesia tidak memiliki power maka dengan mudahnnya belanda

menjajah dan merampas HAM dari warga indonesia.

Faktor lain yang mempengaruhi pelanggarab HAM yaitu Interprestasi dan

penerapan yang salah dari norma–norma agama dan perintah. Setiap hukum atau

norma agama memiliki aturannya masing masing namun apabila kita salah

menafsirkan maka akan menyebabkan terjadinya pelanggaran dengan dalih

mengatasnamakan agama. Contohnya saja seperti teroris yang melakukan

tindakan terorisme dibali. Penegakan hukum HAM tak akan berjalan apabila

tidak dilakukan oleh pemerintah. Namun apabila pemerintah hanya dapat melihat

namun tidak tegas dalam menghukum pelanggar ham maka akan menyebabkan

semakin banyak para pelanggar ham yang ada pada suatu negara.

3.3 Cara-cara Penanggulangan HAM

Page 11: Ham

Berikut ini adalah Cara penanggulangan pelanggaran HAM yang terjadi di

Daerah, yaitu sebagai berikut :

1. Membawa kasus–kasus pelanggaran hak asasi manusia ke pengadilan hak

asasi manusia dengan tetap menerapkan asas praduga tak bersalah.

2. Membangun budaya hak asasi manusia.

3. Berdayakan mekanisme perlindungan hak asasi manusia yang ada dan

membentuk lembaga–lembaga khusus yang mengenai masalah masalah

khusus.

4. Mempergiat sosialisasi hak asasi manusia kepada semua kelompok dan

tingkat dalam masyarakat dengan mengikut sertakan LSM dalam

kemitraan dengan pemerintah.

5. Mencabut dan merivisi semua undang–undang peraturan yang

bertentangan dengan hak asasi manusia.

6. Memberdayakan aparat pengawas.

7. Mengembangkan managemen konflik oleh lembaga–lembaga

perlindungan hak asasi manusia.

8. Memprioritaskan penyusunan prosedur pengaduan dan penanganan kasus–

kasus pelanggaran hak asasi manusia.

9. Membentuk lembaga–lembaga yang membantu korban pelanggaran hak

asasi manusia dalam mengurus kompensasi dan rehabilitasi.

10. Mengembangkan lembaga-lembaga dan program–program yang

melindungi korban dan saksi pelanggaran hak asasi manusia.

3.4 Kewajiban dan Tanggung Jawab Pemerintah

Berikut ini adalah kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah menurut UU

No. 39 Tahun 1999, yaitu sebagai berikut:

1. Pemerintah Wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi,

menegakkan dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam

undang-undang ini, peraturan peundang-undangan lain dan hukum

internasional tentang hak asasi manusia yang diterima oleh negara RI.

Page 12: Ham

2. Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah sebagaimana dimaksud

meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik,

ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan negara dan bidang lain.

3. Hak dan kebebasan yang diatur dalam undang-undang ini hanya dapat

dibatasi oleh dan berdasarkan undang-undang, semata-mata untuk

menjamin pengakuan dann penghormatan terhadap hak asasi manusia serta

kebebasan dasar orang lain, kesusilaan, ketertiban umum dan kepentingan

bangsa.

4. Tidak satu ketentuan pun dalam undang-undang ini boleh diartikan bahwa

pemerintah, partai, golongan atau pihak manapun dibenarkan mengurangi,

merusak atau menghapuskan hak asasi manusia atau kebebasan dasar yang

diatur dalam undang-undang ini.

Page 13: Ham

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari makalah yang telah dibuat didaptkan beberapa kesimpulan,

diantaranya:

1. Hak asasi manusia merupakan hak-hak dasar yang dimilki oleh manusia,

sesuai dengan kodratnya.

2. Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang

termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian

yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut

HAM seseorang atau kelompok orang.

3. Ciri pokok HAM yaitu tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi, tidak

memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis dan politik serta tidak bisa

dilanggar.

4. Salah satu contoh pelanggaran HAM adalah Dosen yang malas masuk kelas

atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata kuliah kepada mahasiswa

merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap mahasiswa.

5. Sebab-sebab pelanggaran HAM yaitu kurangnya menghormati hak asasi

orang lain, moral, etika, dan tata tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara.

6. Agar pelanggaran HAM tidak terus berkelanjutan, maka harus dilakukan

penanggualangan, salah satunya dengan cara membawa kasus–kasus

pelanggaran hak asasi manusia ke pengadilan hak asasi manusia dengan tetap

menerapkan asas praduga tak bersalah.

7. Untuk menaggulangi pelanggaran HAM di indonesia seharusnya pemerintah

wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakkan dan

memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam undang-undang.

Page 14: Ham

4.2 Saran

Perlu adanya tindakan tegas mengenai berbagai pelanggaran HAM di

Indonesia berdasarkan aturan-aturan yang telah di sepakati di UUD 45’.

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: Ham

Kaelan, 2002, Filsafat Bahasa: Masalah dan Perkembangannya, yogyakarta:

paradikma.

Mansyur Effendi, 1994. Perkembangan Dimensi Hak Asasi Manusia dan Proses

Dinamika Penyususnan Hukum Hak Asasi Manusia. Ghalia Indonesia.

Bogor.

Mansyur, Fakih, 2003. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Undang-undang No.26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM., Lembaran Negara

Tahun 2000 Nomor 208.

Undang-undang No.39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, Lembaran

Negara Tahun 1999 No.169 TLN NO.3886.