ham & media
TRANSCRIPT
Mengenal HAM: Sebuah Pengantar
Muhammad Hafiz, Program UN-OIC Advocacy Human Rights Working Group (HRWG): Indonesia’s NGO Coalition for International Human Rights Advocacy
Hal-hal utamaPrinsip non-diskriminasi: pembedaan, pengecualian, pembatasan dan pengutamaan.
Prinsip anti kekerasanPrinsip universal Prinsip keadilan Hak-hak korban
Sifat Universal: karena diambil dari
berbagai nilai yang dapat diterima secara umum dengan orientasi yang tertuju pada pemanusiaan manusia. Sumber nilainya: agama, budaya, jenis kelamin, warna kulit, pandangan politik, dll.
Saling terkait/tak terpisahkan (indivisible) dan saling membutuhkan (interdependece), interrelasi saling terhubung.
Siapa yg punya kewajiban dan HAK? Dalam hak asasi manusia, skema
kewajiban dibebankan pada negara. Satu-satunya pemilik hak adalah
setiap orang atau kelompok. Konsepnya, bukan ”jika punya hak
pasti punya kewajiban” atau sebaliknya.
Satu-satunya kewajiban individu/kelompok hanya menghormati.
Kewajiban negara Obligation to ptotectObligation to respectObligation to fulfill
respect
Mengacu pada tugas negara untuk tidak melakukan intervensi terhadap pelaksanaan hak-hak asasi manusia, seperti hak atas hidup, hak-hak integritas personal, atau hak atas privasi (aspek vertikal).
protect
Kewajiban negara untuk melindungi HAM (obligation to protect) menekankan pada langkah-langkah menghadapi pelanggaran (human rights abuse) yang dilakukan oleh pihak-pihak non-negara (aspek horisontal).
fullfil
Menekankan pada upaya-upaya positif negara lewat mekanisme legislatif, yudikatif, atau administratif untuk menjamin implementasi HAM di tingkat yang paling konkrit.
Dasar Kewajiban di Indonesia “Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan
hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama Pemerintah.” Pasal 28I ayat (4) Perubahan Kedua UUD 1945
“Pemerintah wajib dan bertanggung jawab
menghormati, melindungi, menegakkan, dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam undang-undang ini dan hukum internasional tentang hak asasi manusia yang diterima oleh negara Republik Indonesia.” Pasal 71 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
“Kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah sebagai mana dimaksud dalam pasal 71, meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan negara, dan bidang lain.” Pasal 72 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Pelanggran ham Pelanggaran HAM merupakan jenis kejahatan yang secara
ekslusif berbeda dengan pelanggaran/kejahatan pidana. Pelanggaran HAM (human rights violations) adalah segala pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan oleh aparat negara (state actor) lewat sebuah penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) baik melalui tindakan langsung (by act) atau dengan pembiaran (by ommission) yang merupakan kegagalan negara untuk memenuhi tanggung jawab (responsibility) atau kewajibannya (obligation) di bawah hukum HAM internasional. Pelanggaran HAM terjadi ketika sebuah produk hukum, kebijakan, atau praktek negara secara sengaja melanggar, mengabaikan, atau gagal memenuhi standar HAM normatif.
Pelanggaran/kejahatan pidana berkaitan dengan segala pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan oleh pelaku non-negara (non-state actor), yang dalam istilah teknis hukum HAM internasional disebut sebagai human rights abuses.
Pelaku: Negara dan Non-Negara
Hak Secara umum hak-hak yang dapat dinikmati
terlihat dan diatur dalam berbagai instrument HAM internasional, hak sipil politik, hak ekonomi sosial budaya, hak perempuan , hak anak, dll.
Terdapat hak yang tidak dapat dibatasi dan hak yang dapat dibatasi.
Pembatasan hak, hanya ditujukan untuk memastikan hak-hak lain tercapai, aturan pembatasn ketat.
Jaminan hak-hak korban: reparasi, restitusi, dan konpensasi; hak atas keadilan; hak atas kebenaran.
MENGUKUR KEWAJIBAN HAM Indikator Struktural
Pembuatan kebijakan nasional Merefleksikan ratifikasi dan adopsi instrumen legal
yang diperlukan untuk merealisasikan hak Indikator Proses
Mengukur upaya-upaya yang dilakukan oleh negara untuk melaksanakan kewajibannya
Indikator Hasil Merefleksikan status atau realisasi hak-hak yang
khusus
PEMANTAUAN: MENGAPA PERLU? Membantu Negara dalam menerapkan
standar internasional dalam standar peraturan nasional.
Membantu Negara agar mengadopsi dan mengimplementasikan standar internasional.
Mendorong upaya litigasi dan pembelaan di pengadilan.
Pendidikan HAM dan Kampanye publik Pendampingan korban Peringatan dini pada wilayah yang berpotensi
menghasilkan suatu konflik berdarah.
JENIS PEMANTAUAN HAM PEMANTAUAN SITUASI
Pemantauan pelanggaran HAM Pemantauan terhadap perancangan dan pengesahan proses
legislasi Pemantauan pelaksanaan peraturan dan kebijakan Pemantauan terhadap pembentukan dan tingkat kemajuan
atau kinerja institusi HAM
PEMANTAUAN KASUS Pemantauan proses hukum yang terjadi dalam suatu kasus Pemantauan terhadap kerja bantuan kemanusiaan dan
rehabilitasi korban Pemantauan terhadap bentuk-bentuk intervensi dalam
suatu penanganan kasus
CAKUPAN PEMANTAUAN HAM PEMENUHAN HAK-HAK ATAU SUATU HAK
YANG TERCAKUP DALAM SUATU INSTRUMEN Hak atas kesehatan, hak atas pendidikan, hak kebebasan
informasi, dll. Kelompok sasaran yang sifatnya khusus.
KELOMPOK MINORITAS, ANAK, PEREMPUAN, PENGUNGSI, TAHANAN, DLL.
CAKUPAN GEOGRAFIS ATAU WILAYAH Wilayah per negara, kota/kabupaten, desa, dll. TEMATIK / BENTUK PELANGGARAN KHUSUS
YANG MENJADI KEPRIHATINAN BERSAMA Pembunuhan sewenang-wenang, penghilangan paksa,
pembantaian, konflik, dll
Freedom of Expression dan Ujaran Kebencian (1)
Pasal 19 (2) Setiap orang berhak atas kebebasan untuk menyatakan pendapat[…].
Pasal 19 (3) Pelaksanaan hak-hak yang diicantumkan dalam ayat 2 … dapat dikenai pembatasan, dengan syarat: a) Menghormati hak atau nama baik orang lain; b) Melindungi keamanan nasional atau ketertiban umum atau kesehatan atau moral umum.
Pasal 20: (1) Segala propaganda untuk perang harus dilarang oleh hukum; (2) Segala tindakan yang menganjurkan kebencian atas dasar kebangsaan, ras atau agama yang merupakan hasutan untuk melakukan diskriminasi, permusuhan atau kekerasan harus dilarang oleh hukum.
Pasal 4 (2) Pengurangan kewajiban atas pasal-pasal 6 (hak untuk hidup), 7 (penyiksaan), 8 (ayat 1 [perbudakan] dan 2 [hamba]), 11 [penjara], 15 [pidana], 16 [di hadapan hukum] dan 18 [berfikir, hati nurani, agama] sama sekali tidak dapat dibenarkan berdasarkan ketentuan ini.
Bagaimana Mengukur Hatespeech? Keparahan (keparahan ucapan, bahaya yang
dimunculkan, intensitas [frekuensi, jangkauan komunikasi, dll].
Intent (maksud atau niat) legitimasi yuridis. Isi atau bentuk dari ucapan intensitas;
dorongan; intonasi; pengucap. Jangkauan komunikasi. Kemungkinan terjadinya dampak bahaya. Kelangsungan dampak yang muncul. Konteks: author/speaker; audience; harm;
barriers; luas dan batasan yang tidak jelas; tidak adanya kecaman.
Instrument internasional 1. Konvensi Penghapusan Diskriminasi (Convention on the elimination of
Racial Discrimination - CERD 1965), - diratifikasi dengan UU 29/19992. Konvensi Hak-hak Sipil dan Politik (International Convention on Civil and
Political Rights, ICCPR 1966), diratifikasi dengan UU 12/20053. Konvensi Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (International Convensitonon
Economic, Social and Cultural Rights- IESCR (1976) – Diratifikasi dengan UU No. 11/2005
4. Konvensi Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on the Eliminition of Discrimination against Women- CEDAW, 1981) diratifikasi dengan UU No. 7/1984
5. Konvensi Hak-hak Anak (Convention on the Rights of the Child – CRC,1990).
6. Konvensi Anti Penyiksaan (Conventon Against Torture - CAT , 1987)- diratifikasi dengan UU No. 5/1998
7. Konvensi buruh migran dan keluarganya (Convention on Migrant Workers and theier Families – MWC , 2003) – ratifikasi 2012.
8. Konvensi Penghilangan Paksa. 9. Konvensi Perlindungan Disabilitas. Diratifikasi 2012.
Beberapa RujukanKomentar Umum Komite HAM No. 18: Non-Diskriminasi (paragraf 7). UN Doc. HRI/GEN/1/Rev.7.Komentar Umum Komite HAM No. 18: Non-Diskriminasi (paragraf 9). UN Doc. HRI/GEN/1/Rev.7.Manfred Nowak, “U.N. Covenant on Civil and Political Rights; CCPR Commentary”, 2nd revised edition, N.P. Engel Publisher.OHCHR, Professional Training Series No.7; Training Manual on Human Rights Monitoring, (United Nations, New York and Geneva, 2001). Dapat diakses pada: http://www.ohchr.org/english/about/publications/docs/train7_a.pdf.Komentar Umum Komite HAM No. 18: Non-Diskriminasi, paragraf 10. UN Doc. HRI/GEN/1/Rev.7.Komentar Umum Komite HAM No. 28: Pasal 3 UN Doc. HRI/GEN/1/Rev.7 (persamaan hak antara laki-laki dan perempuan).Komentar Umum Komite HAM No. 18: Non-Diskriminasi (paragraf 8 dan 13). UN Doc. HRI/GEN/1/Rev.7.
Sekian Muhammad Hafiz
Human Rights Working Group (HRWG): Indonesia’s NGO Coalition for International
Human Rights Advocacy
Gedung Jiwasraya Lantai Dasar. Jl. RP Soeroso No. 41 Gondangdia Jakarta Pusat www.hrwg.org / @hrwg_indonesia