halusinasi jiwa

6
Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Defenisi Menurut Cook dan Fontaine (1987), adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien mengalami perubahan persepsi sensori, seperti merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perubahan, atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Selain itu, perubahan sensori persepsi: halusinasi dapat diartikan sebagai persepsi sensori tentang suatu objek, gambaran, dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar meliputi semua system penginderaan (pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan, atau pengecapan). Individu menginterpretasikan stressor yang tidak ada stimulus dari lingkungan (Depkes, 2000). Jenis Halusinasi serta Data Objektif dan Subjektif Jenis DO DS Halusinasi dengar (Klien mendengar suara/bunyi yang tidak ada hubungannya dengan stimulus yang nyata/lingkun gan) Bicara atau tertawa sendiri Marah-marah tanpa sebab Mendekatkan telinga ke arah tertentu Menutup telinga Mendengar suara- suara atau kegaduhan Mendengar suara mengajak bercakap- cakap Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya Halusinasi Penglihatan (Klien melihat gambaran yang jelas/samar terhadap Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, kartun, melihat hantu atau monster

Upload: ribka-simbolon

Post on 13-Apr-2016

21 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

jiwa

TRANSCRIPT

Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Defenisi

Menurut Cook dan Fontaine (1987), adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien mengalami perubahan persepsi sensori, seperti merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perubahan, atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Selain itu, perubahan sensori persepsi: halusinasi dapat diartikan sebagai persepsi sensori tentang suatu objek, gambaran, dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar meliputi semua system penginderaan (pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan, atau pengecapan).

Individu menginterpretasikan stressor yang tidak ada stimulus dari lingkungan (Depkes, 2000).

Jenis Halusinasi serta Data Objektif dan Subjektif

Jenis DO DSHalusinasi dengar(Klien mendengar suara/bunyi yang tidak ada hubungannya dengan stimulus yang nyata/lingkungan)

Bicara atau tertawa sendiri Marah-marah tanpa sebab Mendekatkan telinga ke

arah tertentu Menutup telinga

Mendengar suara-suara atau kegaduhan

Mendengar suara mengajak bercakap-cakap

Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya

Halusinasi Penglihatan (Klien melihat gambaran yang jelas/samar terhadap adanya stimulus yang nyata dari lingkungan dan orang lain tidak melihatnya)

Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu

Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas

Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, kartun, melihat hantu atau monster

Halusinasi penciuman (klien mencium suatu bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus yang nyata)

Mengendus-endus seperti sedang membaui bau-bauan tertentu

Menutup hidung

Membaui bau-bauan seperti bau darah, urine, feses, dan terkadang bau-bau tersebut menyenangkan bagi klien

Halusinasi pengecapan (klien merasakan sesuatu yang tidak nyata, biasanya merasakan

Sering meludah muntah

merasakan rasa seperti darah, urine, atau feses

rasa makanan yang tidak enakHalusinasi perabaan (klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa ada stimulus yang nyata)

Menggaruk-garuk permukaan kulit mengatakan ada serangga di permukaan kulit

merasa seperti tersengat listrik

Halusinasi kinestetik (klien merasaa badannya bergerak dalam suatu ruangan atau anggota badannya bergerak)

Memegang kakinya yang dianggapnya bergerak sendiri

Mengatakan badannya melayang diudara

Halusinasi visceral (perasaan tertentu timbul dalam tubuhnya)

Memegang badannya yang dianggapnya berubah bentuk dan tidak normal seperti biasanya

Mengatakan perutnya menjadi mengecil setelah minum soft drink

Faktor Predisposisi-Faktor perkembanganJika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpersonal terganggu maka individu akan mengalami stress.-Faktor SosiokulturalBerbagai faktor dimasyarakat dapat menyebabkan seseorang merasa disingkirkan sehingga orang tersebut merasa kesepian dilingkungan yang membesarkannya.-Faktor BiokimiaJika seseorang mengalami stress yang berlebihan maka di dalam tubuhnya akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia seperti buffofenon dan dimethytransferase (DMP).-Faktor PsikologisHubungan interpersonal yang tidak harmonis serta adanya peran ganda bertentangan yang sering diterima oleh seseorang akan mengakibatkan stress dan kecemasan yang tinggi dan berakhir pada gangguan orientasi realitas-Faktor GenetikGen berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui tetapi hasil studi menunjukkan bahwaa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.

Pohon Masalah

Effect Risiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Core Problem Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Causa Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Kronis

Data yang Perlu Dikaji

DS:

Klien mengatakan mendengar sesuatu Klien mengatakan melihat bayangan putih Klien mengatakan dirinya seperti disengat listrik Klien mencium bau-bauan yang tidak sedap, seperti feses Klien mengatakan kepalanya melayang di udara Klien mengatakan dirinya merasakan ada sesuatu yang berbeda pada dirinya

DO Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri saat dikaji Bersikap seperti mendengarkan sesuatu Berhenti bicara ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu Disorientasi Konsentrasi rendah Pikiran cepat berubah-ubah Kekacauan alur pikiran.

Pengkajian RUFA (Respon Umum Fungsi Adaptasi)

Adalah pengkajian keperawatan yang digunakan untuk menetukan kondisi darurat pasien.

RUFA untuk setiap Diagnosa Keperawatan

Score 1-10: memerlukan tindakan intensif 1 Score 11-20: memerlukan tindakan intensif 2 Score 21-30: memerlukan tindakan intensif 3