asuhan keperawatan jiwa pada ny. i dengan halusinasi

16
ARTIKEL ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DI PUSKESMAS AMBULU KABUPATEN JEMBER Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan Oleh : PUTRI ANASARI 1701021009 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2020

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN HALUSINASI

ARTIKEL

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN

HALUSINASI PENDENGARAN DI PUSKESMAS AMBULU

KABUPATEN JEMBER

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan

Oleh :

PUTRI ANASARI

1701021009

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2020

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN HALUSINASI

i

ARTIKEL

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN

HALUSINASI PENDENGARAN DI PUSKESMAS AMBULU

KABUPATEN JEMBER

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan

Oleh :

PUTRI ANASARI

1701021009

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2020

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN HALUSINASI

ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN

HALUSINASI PENDENGARAN DI PUSKESMAS AMBULU

KABUPATEN JEMBER

Putri Anasari

1701021009

Artikel ini telah diperiksa oleh pembimbing dan telah disetujui untuk

dipertahankan dihadapan Tim Penguji Artikel Program Studi Diploma III

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

Jember, 27 Juli 2020

Pembimbing I

Ns.Komarudin, S.Kp. M.Kep., Sp.Kep.J

NPK : 93 05 384

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN HALUSINASI

iii

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN

HALUSINASI PENDENGARAN DI PUSKESMAS AMBULU

KABUPATEN JEMBER

Putri Anasari

1701021009

Dewan Penguji Artikel Pada Program Studi Diploma III Keperawatan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

Jember, 27 Juli 2020

Penguji,

Mengetahui,

1. Ketua : Ns. Yeni Suryaningsih, S.Kep., M.Kep

NPK. 19730301 1 1203368

2. Penguji I : Ns.Cahya Tribagus Hidayat.,S.Kep.M.Kes

NPK. 19860517 1 15 03 614

3. Penguji II : Komarudin.,S.Kp.,M.Kep., Sp.Kep.J

NPK. 93 05 38

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN HALUSINASI

iv

LEMBAR PENGUJI ARTIKEL

Dewan Penguji Ujian Artikel Pada Program Studi Diploma III Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Jember

Jember, 27 Juli 2020

Ketua Penguji,

Ns. Yeni Suryaningsih, S. Kep., M. Kep

NPK : 19730301 1 1203368

Penguji Anggota I

Ns. Cahya Tribagus Hidayat, S. Kep., M. Kes

NPK : 19860517 1 15 03 614

Penguji Anggota II

Ns.Komarudin, S.Kp. M.Kep., Sp.Kep.J

NPK : 93 05 384

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN HALUSINASI

v

DAFTAR ISI

Halaman

ARTIKEL JURNAL ........................................................................................... i

PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii

LEMBAR PENGUJI ARTIKEL ...................................................................... iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

ABSTRAK .......................................................................................................... 1

ABSTRACT......................................................................................................... 2

PENDAHULUAN .............................................................................................. 3

TUJUAN ............................................................................................................. 3

METODE ........................................................................................................... 3

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 4

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN HALUSINASI

1

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.I DENGAN HALUSINASI

PENDENGARAN DI PUSKESMAS AMBULU KABUPATEN JEMBER

Oleh: Putri Anasari

1), Komarudin

2)

1)Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember,

2)Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

Jl.Karimata 49 Jember Telp : (0331) 33224 Fax : (0331) 337957

Email : [email protected] Website : http://fikes.unmuhjember.ac.id

Email : [email protected]

ABSTRAK

Latar Belakang : Halusinasi merupakan terganggunya presepsi sensori

seseorang, dimana tidak terdapat stimulus. Tipe halusinasi yang paling sering

adalah halusinasi pendengaran (Auditory-Hearing Voice or Sounds), penglihatan

(Visual-seeing Persons or Things), penciuman (Gustatory-Expriencing Tastes)

Pasien dalam menghadapi stressor dan kurangnya kemampuan dalam mengontrol

halusinasi.

Metode : Tempat dan waktu Karya tulis ini menggunakan desain penelitian

deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan. Peneliti ingin menggambarkan

perawatan pada pasien gangguan jiwa mulai dari pengkajian, diagnosis,

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi di Puskesmas Ambulu. Pengambilan data

dilakukan dengan observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik.

Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan setelah 3 kali kunjungan

diperoleh 3 diagnosis, yaitu : halusinasi pendengaran, isolasi sosial, dan harga diri

rendah.

Kesimpulan : Kerjasama antara perawat, pasien dan keluarga sangat diperlukan

untuk keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien sehingga masalah

keperawatan pasien mengenai halusinasi pendengaran, isolasi sosial, dan harga

diri rendah dapat dilaksanakan dengan baik dan masalah dapat teratasi.

Kata kunci : Halusinasi pendengaran, isolasi sosial, dan harga diri rendah

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN HALUSINASI

2

A PSYCHIATRIC NURSING CARE TO NY.I WITH HALUSINATION OF

HEARING CASE IN AMBULU PUSKESMAS JEMBER DISTRIC

Putri Anasari

1701021009

(Diploma of Nursing Study Program, University of Muhammadiyah Jember)

e-mail : [email protected]

ABSTRACT

Background : Hallucinations are disturbances to one's sensory perception, where

there is no stimulus. The most common types of hallucinations are auditory-

Hearing Voice or Sounds, visual-seeing Persons or Things, Gustatory-Expriencing

Tastes Patients in dealing with stressors and lack of ability to control

hallucinations

Method : Place and time This paper uses a descriptive research design with a

nursing process approach. Researchers want to describe the treatment of mental

patients ranging from assessment, diagnosis, planning, implementation, evaluation

at Puskesmas Ambulu. Data is collected by observation, interview and physical

examination.

The Results : after nursing action after 3 visits obtained 3 diagnoses, namely:

auditory hallucinations, social isolation, and low self-esteem.

Conclusion : Cooperation between nurses, patients and families is needed for the

success of nursing care in patients so that the patient's nursing problems regarding

auditory hallucinations, social isolation, and low self-esteem can be implemented

properly and the problem can be resolved.

Keywords : auditory hallucinations, social isolation, and low self-esteem.

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN HALUSINASI

3

PENDAHULUAN

Riset Stuart & Larais (2005),

melaporkan bahwa 70% klien

skizofrenia mengalami halusinasi.

Penelitiannya juga menunjukkan

90% klien halusinasi mengalami

delusi. Pendapat tersebut sejalan

dengan pendapat Thomas (1991),

dalam (McLeod dkk (2006) yang

menyatakan bahwa halusinasi secara

umum ditemukan pada klien

gangguan jiwa termasuk skizofrenia

(Eka, 2011)

Halusinasi merupakan terganggunya

presepsi sensori seseorang, dimana

tidak terdapat stimulus. Tipe

halusinasi yang paling sering adalah

halusinasi pendengaran (Auditory-

Hearing Voice or Sounds),

penglihatan (Visual-seeing Persons

or Things), penciuman (Gustatory-

Expriencing Tastes) (Yosep, 2007)

dalam (Dermawan, 2017). Pasien

dalam menghadapi stressor dan

kurangnya kemampuan dalam

mengontrol halusinasi (Hidayati,

2014 dalam (Dermawan, 2017).

Halusinasi dapat membahayakan diri

sendiri dan orang – orang lain.

Beberapa kasus pasien yang dirawat

di rumah sakit jiwa menunjukkan

sikap perilaku yang mengancam diri

dan orang disekitarnya. Banyak

penderita yang mengaku mendengar

suara yang memerintahkannya untuk

melakukan tindak kekerasan

terhadap diri sendiri, dan orang –

orang disekitarnya demi

mewujudkan sebuah tujuan tertentu.

Biasanya mereka mengaku suara

tersebut berasal dari tuhan atau dewa

– dewa, sehingga penderita tidak

segan – segan melakukan kekerasan

terhadap orang lain, dan keluarga

dekat adalah orang yang paling

resiko (Dermawan, 2018)

TUJUAN

Penulis dapat memperoleh

pengalaman merawat klien dengan

gangguan jiwa dan menerapkan

asuhan keperawatan yang baik dan

benar pada pasien yang mengalami

Halusinasi Pendengaran di

Puskesmas Ambulu Kabupaten

Jember.

METODE

Penelitian ini merupakan

studi kasus. Pengambilan data

dilakukan di Puskesmas Ambulu

pada bulan Juli 2020.

Tempat dan waktu Karya

tulis ini menggunakan desain

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN HALUSINASI

4

penelitian deskriptif dengan

pendekatan proses keperawatan.

Peneliti ingin menggambarkan

perawatan pada pasien gangguan

jiwa mulai dari pengkajian,

diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi di Puskesmas Ambulu.

Pengambilan data dilakukan dengan

observasi, wawancara dan

pemeriksaan fisik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Penelitian pada Ny.I dengan

halusinasi pendengaran di Puskesmas

Ambulu Kabupaten Jember pada

tanggal 7 Juli 2020 didapatkan data

pengkajian sebagai berikut :

Alasan utama masuk

puskesmas ambulu yaitu yang

pertama melalui; Data Primer: Klien

mendengar suara seperti mengejek

dan bersorak, suara tersebut hilang

timbul. Data Sekunder:Klien tampak

gelisah, ketakutan, melamun, kontak

mata kurang. Dan keluhan utama

Saat Pengkajian:Klien mendengar

suara seperti mengejek dan bersorak,

suara tersebut hilang timbul.

Diagnosa Keperawatan yang

ditemukan adalah : Halusinasi

Pendengaran.

Pada pengkajian konsep diri

ditemukan: Klien berhubungan

kurang baik dengan orang lain

karena klien jarang bergaul, dan

klien merasa malu jika bertemu

dengan orang yang baru klien kenal.

Diagnosa Keperawatan yang muncul

adalah Harga diri rendah.

Dalam pengkajian hubungan

social nya ditemukan : Hambatan

dalam berhubungan dengan orang

lain : Klien sulit bergaul dengan

temannya bicara hanya seperlunya

saja dengan teman dekatnnya.

Diagnosa Keperawatan yang muncul

adalah Isolasi social

Pembahasan

Berdasarkan pengkajian pada

Ny. I diperoleh data subjektif dan

data objektif yang sesuai dengan

priortitas masalah yang dialami oleh

Ny. I yaitu Halusinasi Pendengaran,

didukung dengan data subjektif:

Klien mendengar suara seperti

mengejek dan bersorak, suara

tersebut hilang timbul. Data objektif:

Klien tampak ketakutan, Klien

tampak gelisah, Kontak mata klien

tidak mendukung.

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN HALUSINASI

5

Halusinasi merupakan gangguan

persepsi sensori dari suatu obyek

tanpa haryus adanya rangsangan dari

luar, gangguan persepsi sensori

meliputi keseluruhan panca indra.

Halusinasi yaitu sesuatu gejala

gangguan jiwa pasien mengalami

perubahan sensori persepsi, dan serta

merasakan sensasi palsu berupa suara

penglihatan, pendengaran,

pengecapan perabaan, atau

penciuman. “Pasien merasakan

stimulus yang sebelumnya tidak

pernah ada” (Yusuf, Fitriyasari, &

Nihayati, 2015).

Selanjutnya penulis dapat

menyimpulkan kebutuhan: klien

memerlukan peningkatan kesehatan,

klien hanya memerlukan

pemeliharaan kesehatan dan

penyelesaian dengan dibantu orang

terdekat seperti keluarga secara

keseluruhan. Ada masalah dengan

kemungkinan, risiko terjadi masalah

karena sudah ada faktor yang dapat

menimbulkan masalah, aktual terjadi

masalah disertai data pendukung.

Setelah melakukan asuhan

keperawatan pada Ny. I dengan 2

kali kunjungan, observasi pasien

melalui keluarga Via WhatsApp dan

melakukan pengkajian sesuai dengan

rencana tindakan keperawatan sesuai

dengan SOP (Standar Operasional

Praktek) yang sudah ditetapkan klien

mampu adaptif dan kooperatif Secara

bertahap.

Intervensi Keperawatannya

meliputi :BHSP dengan dengan

menggunakan komunikasi terapeutik,

Sapa klien dengan ramah baik verbal

maupun non verbal , Perkenalkan diri

dengan sopan, Tanyakan nama

lengkap klien dan nama panggilan

klien yang disukai , Buat kontak

interaksi yang jelas, jujur dan tepat

janji , Tunjukkan sifat empati dan

menerima klien .

Menurut WHO(2013), menetapkan

hubungan terapiutik, kontak sering

dan singkat secara bertahap, peduli,

empati, jujur, menepati janji, dan

memenuhi kebutuhan dasar

klien.pada umumnya melindungi dari

perilaku yang membahayakan, tidak

membenarkan ataupun menyalahkan

halusinasi klien, melibatkan klien

dan keluarga dalam perencanaan

asuhan keperawatan dan

mempertahankan perilaku

keselarasan verbal dan nonverbal.

Menurut penulis semua direncanakan

sesuai dengan teori, dalam

perencanaan ditetapkan prioritas

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN HALUSINASI

6

masalah, tujuan, kriteria hasil dan

evaluasi, tujuan yang ditetapkan

mengacu pada SOAP (subjektif,

objektif, assessment, planing)dan

kriteria sesuai dengan kondisi klien.

Menurut Direje (2011), intervensi

keperawatan jiwa terdiri dari 3 aspek

yaitu tujuan umum, tujuan khusus,

dan rencana tindakan keperawatan.

Tujuan umum berfokus pada

permasalahan (P) dari diagnosis

tertentu. Tujuan khusus berfokus

pada etiologi (E) pada diagnosis

tersebut. Tujuan khusus merupakan

rumusan kemampuan yang perlu

dicapai atau dimiliki klien. Menurut

penulis intervensi yang disusun telah

sesuai dengan proses keperawatan,

dan sesuai kebutuhan klien. Pasien

dengan gangguan jiwa tidak

membutuhkan intervensi yang rumit,

karena dengan membina hubungan

saling percaya klien dengan

gangguan jiwa maka permasalahan

dapat teratasi dengan mudah.

Implementasi Keperawatn

Menurut Effendy (dalam

Nurjanah,2005) implementasi adalah

pengelolaan dan perwujudan dari

rencana keperawatan yang telah

disusun pada tahap perencanaan.

Jenis tindakan pada implementasi ini

terdiri dari tindakan mandiri

(independent), saling ketergantungan

atau kolaborasi (interdependent), dan

tindakan rujukan atau

ketergantungan (dependent). Penulis

dalam melakukan implementasi

menggunakan jenis tindakan mandiri

dan saling ketergantungan.

Tindakan yang dilakukan pada klien

Ny. I adalah Membina hubungan

saling

Percaya, Mengidentifikasi jenis

halusinasi, mengidentifikasi isi

halusinasi, Mengidentifikasi waktu

halusinansi,Mengidentifikasi

frekuensi halusinasi,

Mengidentifikasi situasi yang

menimbulkan halusinasi,

Mengeidentifikasi respon halusinasi,

Mengajarkan klien menghardik

halusinasi, Menganjurkan klien cara

menghardik halusinasi dalam jadwal

kegiatan harian.

Pada tanggal 07 Juli 2020 pukul

10.00 WIB, Penulis melakukan

strategi pelaksanaan 1 yaitu membina

hubungan saling percaya dan

membantu mengenal halusinasi pada

Ny.I , tanggal 07 Juli 2020 pukul

11.00 WIB menjelaskan cara

mengontrol halusinasi, dan mengajar

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN HALUSINASI

7

cara mengontrol halusinasi dengan

cara menghardik dengan menutup

telinga. Ny. I dilatih untuk

mengatakan tidak terhadap halusinsai

yang muncul atau tidak mengikuti

halusinasi yang muncul dengan

menutup telinganya dan membaca

doa-doa. Mungkin halusinasi tetap

ada, tetapi dengan kemampuan ini,

Ny.I tidak akan larut dalam

halusinasinya. Kemudian

memberikan reinforcement positif

apabila Ny. I berhasil mempraktekan

cara menghardik halusinasi yang

diajarkan. Respon Ny.I mampu

mengenal halusinsainya dan mau

menggunakan cara menghardik saat

halusinasi muncul.

Evaluasi Keperawatan

meliputi Evaluasi pada klien Ny. I

adalah tanggal 7 Juli 2020 adalah S:

Klien mendengar suara seperti

mengejek dan bersorak, suara

tersebut hilang timbul, O: Klien

tampak ketakutan, Klien tampak

gelisah, Kontak mata klien tidak

mendukung,A:Klien mampu BHSP

dengan baik, Klien mampu

mengenali halusinasinya, Klien

mampu menghardik halusinasinya,

P:Klien memberikan program

pengobatan secara optimal, perawat

membuat strategi pelaksanaan

tindakan keperawatan II. Sedangkan

tanggal 8 Juli 2020 adalah S:Klien

mengatakan minum obat secara

teratur, Klien mengatakan tidak tau

macam macam obat yang dia minum

selama ini, O: Klien tampak bingung

ditanya macam macam obat, Kontak

mata terang, Klien mengenal

perawat, A: klien mengetahui dosis

frekuensi, cara dan manfaat serta

waktu minum obat, Klien

mendengarkan perawat dengan baik,

P: Klien melatih bercakap-cakap

dengan orang lain.

Menurut Direja (2011) evaluasi

adalah proses berkelanjutan untuk

menilai efek dari tindakan

keperawatan pada klien. Evaluasi

dilakukan terus-menerus pada respon

klien terhadap tindakan keperawatan

yang telah dilaksanakan. Evaluasi

dibagi dua, yaitu evaluasi hasil

sumatif yang dilakukan dengan

membandingkan antara respon klien

dan tujuan khusus serta umum yang

telah ditentukan.

Evaluasi sudah dilakukan penulis

sesuai keadaan klien dan kekurangan

penulis tidak mengajarkan cara

mengontrol halusinasi selain

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN HALUSINASI

8

menghardik, dikarenakan penulis

hanya mengutamakan cara

mengontrol halusininasi dengan cara

menghardik: menutup telinga serta

menginformasikan kepada perawat

yang sedang berjaga bahwa cara

mengontrol halusinasi dengan cara

menghardik; menutup telinga dapat

menurunkan frekuensi kemunculan

halusinasi yang diderita klien.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan studi kasus

asuhan keperawatan pada Ny. I

dengan Halusinasi Pendengaran yang

telah penulis lakukan, maka ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1.Pengkajian

Pada pengkajian difokuskan pada

Halusinasi pendengaran Ny. I yang

mengatakan mendengar suara seperti

mengejek dan bersorak, suara

tersebut hilang timbul.

2.Diagnosa Keperawatan

Prioritas diagnosa yang di angkat

adalah Halusinasi Pendengaran

3.Intervensi Keperawatan

Tujuan umum dilakukan tindakan

keperawatan adalah mampu

mengontrol halusinasi pada klien,

untuk tujuan khususnya adalah: klien

dapat membina hubungan saling

percaya, dan untuk kriteria hasilnya

adalah: ekspresi wajah bersahabat,

menunjukkan rasa senang , ada

kontal mata, klien mau duduk

berdampingan dengan perawat, klien

mampu mengungkapkan perasaannya

dan untuk intervensinya adalah

:BHSP dengan dengan menggunakan

komunikasi terapeutik, Sapa klien

dengan ramah baik verbal maupun

non verbal , Perkenalkan diri dengan

sopan, Tanyakan nama lengkap klien

dan nama panggilan klien yang

disukai , Buat kontak interaksi yang

jelas, jujur dan tepat janji ,

Tunjukkan sifat empati dan

menerima klien .

4.Implementasi Keperawatan

Implementasi yang dilakukan pada

tanggal 07 Juli 2020 pukul 10.00

WIB, Penulis melakukan strategi

pelaksanaan 1 yaitu membina

hubungan saling percaya dan

membantu mengenal halusinasi pada

Ny.I , tanggal 08 Juli 2020 pukul

10.00 WIB menjelaskan cara

mengontrol halusinasi, dan mengajar

cara mengontrol halusinasi dengan

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN HALUSINASI

9

cara menghardik dengan menutup

telinga.

5.Evaluasi Keperawatan

Evaluasi yang telah dilaksanakan

oleh penulis pada Ny. I di Puskesmas

Ambulu Kabupaten Jember diperoleh

data: klien dapat membina hubungan

saling percaya terbukti klien akrab

dengan mahasiswa praktik, klien

mampu mengenal halusinasi

pendengaran dengan cara

menghardik.

Saran

1.Penulis

Penulis mampu memahami karakter

dan pembelajaran dari klien dengan

halusinasi pendengaran sesuai

dengan ketentuan.

2.Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan berharap

masyarakat tidak mengucilkan klien

dengan gangguan jiwa dan keluarga

klien dengan menggunakan sistem

gangguan jiwa care peduli tehadap

petugas kesehatan.

3.Pendidikan Keperawatan

Perawat harus lebih memahami

tentang gangguan jiwa agar tidak

salah dalam membantu proses

penyembuhan dan pemulihan status

keadaan klien.

DAFTAR PUSTAKA

Ah. Yusuf, Rizky Fitriyasari PK, dan

Hanik Endang Mihayati .

(2015). Buku Ajar

Keperawatan Kesehatan Jiwa.

Jakarta: Salemba Medika.

Azizah, L. M, 2011. Keperawatan

Jiwa: Aplikasi Praktik Klinik.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Dermawan, R., & Rusdi. (2013).

Keperawatan Jiwa: Konsep

dan Kerangka Kerja Asuhan

Keperawatan Jiwa.

Yogyakarta: Gosyen

Publishing.

Direktorat Kesehatan Jiwa RI.

(2007). Kesehatan Jiwa

Remaja. Jakarta: Direktorat

Keswa RI.

Iyus, Yosep, 2007. Keperawatn Jiwa,

Edisi 1. Jakarta : Refika

Aditama

National Institute of mental health

(NIMH), 2011. The Numbers

Count Mental Disoders in

America. Diakses 28 April

2013.

Pambayun, Aglul H. 2015.

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. I DENGAN HALUSINASI

10

Stuart, Gail Wiscarz. 2007. Buku

Saku Keperawatan Jiwa Edisi

5. Jakaarta. EGC.