halim miner

8
BAB 1 PENDAHULUAN Preparat sayatan tipis digunakan untuk analisis petrografi da poles untuk analisis mineragrafi. Selain itu, untuk mengidentifika mineral radioaktif dalam batuan, dilakukan preparasi autoradiografi. Yang dimaksudkan dengan sayatan tipis adalahcontoh batuan yang diratakan dan ditipiskan pada kedua sisinya hingga mencapai ketebalan sek 0,03 mm dan direkatkan pada kaca preparat [1], sedangkan sayatan poles ad contoh batuan yang diratakan salah satu permukaannya atau lebih, dibuat cetakan dengan menggunakan !ransoptic Po"der [#]. !u$uan pembuatan sayatan tipis adalahdiperolehnya preparat untuk analisis petrografi, sedangkan pembuatan sayatan poles agar diperoleh say untuk analisis mineragrafi. Pemrosesanfilm selulosa nitrat %& '( untuk mengidentifikasi keberadaan mineral radioaktif pada contoh batuan melalui partikel alfa.

Upload: nurholis-majid

Post on 07-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dkhi

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

Preparat sayatan tipis digunakan untuk analisis petrografi dan sayatan poles untuk analisis mineragrafi. Selain itu, untuk mengidentifikasi keberadaan mineral radioaktif dalam batuan, dilakukan preparasi autoradiografi.Yang dimaksudkan dengan sayatan tipis adalah contoh batuan yang diratakan dan ditipiskan pada kedua sisinya hingga mencapai ketebalan sekitar 0,03 mm dan direkatkan pada kaca preparat [1], sedangkan sayatan poles adalah contoh batuan yang diratakan salah satu permukaannya atau lebih, kemudian dibuat cetakan dengan menggunakan "Transoptic Powder" [2].Tujuan pembuatan sayatan tipis adalah diperolehnya preparat untuk analisis petrografi, sedangkan pembuatan sayatan poles agar diperoleh sayatan untuk analisis mineragrafi. Pemrosesan film selulosa nitrat CN 85 untuk mengidentifikasi keberadaan mineral radioaktif pada contoh batuan melalui jejak partikel alfa.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

Analisis sayatan poles batuan dilakukan karena sifat-sifat fisik (tekstur dan komposisinya) serta perilaku mineral-mineral penyusun dalam batuan (beku, sedimen dan metamorf) tersebut tidak dapat diamati di lapangan secara megaskopis Contoh batuan-batuan tersebut adalah:Batuan beku yang bertekstur afanitik, seperti batuan asal gunungapi Batuan sedimen klastika, seperti batugamping, batupasir, napal, lanau dan lain-lain Batuan metamorf: sekis, filit, gneis dan lain-lainJadi mineralogi optis dan petrografi adalah suatu metode yang sangat mendasar dalam mendukng pembelajaran dan analisis data geologiAlat yang digunakan dalam praktikum ini disebut mikroskop terpolarisasi, karena data dibaca melalui lensa yang mempolarisasinya yang selanjutnya ditangkap oleh mataPembuatan Sayatan PolesPembuatan sayatan poles ini pada langkah awalnya sama dengan pembuatan sayatan tipis yakni langkah 1 sId 5, langkah berikutnya adalah sebagai berikut: Contoh (permukaan yang halus menghadap kebawah) diletakkan dalam selongsong mold assembly (cetakan) yang telah disemprotkan silicon mold release. Contoh ditimbun dengan bahan cetakan (transoptic powder), dapat juga dimasukkan label kode/nomor contoh, kemudian dimasukkan kedalam automatic heater . Hidupkan alat Spesimen Muont Press, panaskan hingga temperature 1400 - 1500 C dan berikan tekanan 4,2 KSi atau 29 Mpa, sehingga transoptic powder mencair dan setelah beberapa saat lampu indicator automatic heater padam Automatic heater dilepas, diganti dengan pendingin (Cooler replasemen split) Setelah dingin, sayatan poles dikeluarkan, rapikan dan kilapkan.

Untuk merapikan dan mengkilapkan sayatan poles tersebut dipergunakan mesin Polisher Grinder Ecomet III melalui 4 tahap sebagai berikut :Tahap pertama :Dengan piringan gerinda yang telah dilapisi/direkatkan dengan Polishing Cloths Canvas dan dibasahi dengan aquades secukupnya dan ratakan Alpha Micropolsh Alumina : No 1ukuran 5 micron, mesin Polisher Grinder kita hidupkan, dengan putaran sayatan kita polesh selama 5 - 10 menit.Tahap kedua:Kemudian kita ganti dengan piringan gerinda kedua yang telah dilapisi POLISHING CLOTHS RED FELT dan dibasahi pula secukupnya denga aquades dan ratakan Alpha Micropolish Alumina No IC ukuran I micron, mesin kita hidupkan kembali dengan tersebut sayatan kita polesh selama 5 - 10 menit.Tahap ketiga :Piringan gerinda yang telah dilapisi POLISHING CLOTHS SELVYT dan dibasahi pula secukupnya dengan aguades dan ratakan Alpha Micropolish Alumina No. 2A ukuran 0,3 micron, mesin kita hidupkan kembali dengan putaran tersebut sayatan kita polesh selama 5 - 10 menit.Tahap keempat:Tahap ini merupakan tahap terakhir dari pembuatan sayatan polesh, pada tahap inipiringan gerinda dilapisi dengan "POLISHING CLOTHS MASFERTEX" dibasahi dengan aquades secukupnya ratakan Gamma Micropolish Alumina No. 3B 0,05 micron, mesin kita hidupkan kembali, dengan putaran tersebut sayatan dipoles, pada tahap ini biasanya memerlukan waktu agak lama yakni 20 - 30 menit setiap pergantian tahap sayatandibersihkan pada "Kerry Ultrasonic Limited" yang berisi aquades agar butiran Alumina sebelumnya (yang lebih kasar dapat terlepas) sehingga tidak menimbulkan goresan.Pada tahap ini sayatan poles dikontrol dengan mikroskop refragsi (sinar pantul), bila kilapan telah memenuhi, sayatan poles diap dianalisis mineragrafiAutoradiografiKhusus untuk yang radioaktifitas tinggi (>1.000 cIs) dilakukan autoradiografi, untuk melokalisir keberadaan mineral radioaktif (pemancar partikel alfa) yang terdapat dalam contoh batuan. Sayatan tipis yang akan diautoradiografi, dilakukan sebelum ditutup cover glass. Langkah proses autoradiografi sayatan tipis dan poles adalah sebagai berikut: Menyiapkan contoh dan memotong film selulose nitrat CN 85. Film CN 85 direkatkan pada sayatan tipis Isayatan poles dengan seluse tape dan tuliskan kode contoh dengan tangkai jarum. Film CN 85 diberi tanda berupa garis sesuai dengan bentuk contoh batuan padasayatan tipis/sayatan poles. Film CN 85 dan contoh tersebut dipres agar menempel sempurna salama 1 X 24 sampai dengan 7 X 24 jam (tergantung tinggi rendahnya radiometri contoh batuan) atau permintaan. Film CN 85 setelah mencapai waktu eksposure dilepas dari contoh. Siapkan box fiber yang diisi larutan KOH atau NaOH 2,5 N serta panaskan hingga 50 - 60 C. Masukkan film CN 85 yang telah dieksposure tersebut kedalam NaOHINaOH selama 25 - 30 menit. Angkat film CN 85, bersihkanlcuci dengan air yang mengalir, kemudian dikeringkan. Film CN 85 yang telah diproses autoradiografi siap dianalisis.metode ini merupakan salah satu teknik analisis yang digunakan dalam penyelidikan mineral logam. Sumber - sumber mineral logam umumnya berasal dari endapan - endapan hidrotermal, geotermal related system dan hasil kegiatan pengolahan, seperti pada gelundung masyarakat. Jika asalnya dalam kondisi batuan, maka bagian batuan yang mengandung banyak logam (*umumnya) disayat untuk diamati kenampakannya di bawah mikroskop. Kenampakan bawah mikroskop ini menunjukkan kenampakan sifat optik masing - masing mineral hingga hubungan antar mineral tersebut yang dikenal melalui teksturnya. Teknik analisis ini sering menjadi pilihan atau bahkan mungkin sering digunakan oleh mahasiswa di jurusan Tambang Eksplorasi dan/atau Teknik Geologi yang mengambil bidang economy geology atau mereka yang berhubungan dengan genesa endapan

BAB 3PENUTUP3.1 KesimpulanUntuk melakukan determinasi terhadap mineral, dapat dilakukan dengan cara mengamati sifat fisik, kimia, dan sistem kristal. Untuk mengamati warna suatu mineral, sebaiknya menggunakan cahaya yang berwarna putih.3.2 Saran Makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Kepada pembaca jika ada kata yang kurang berkenan itu datangnya dari si penulis.agar kira nya dapat memberikan krtikan serta saran nya.

DAFTAR PUSTAKA.Ir. Setia Graha, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Nova: Bandung..Salibury Danas, Edward. 1984. A Text Book of Mineralogy. Jhon Willy and Sons, Inc: New York.