halaman judul implementasi strategi …lib.unnes.ac.id/23308/1/5302411160.pdf · peningkatan yang...
TRANSCRIPT
i
HALAMAN JUDUL
IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL
BELAJAR SISWA DALAM BIDANG STUDI TEKNIK-
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR PRODUKSI
MULTIMEDIA KELAS X JURUSAN MULTIMEDIA
(STUDI KASUS SMK N 1 CEPU)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi Informatika dan
Komputer
Oleh
Sekar Pramudita NIM.5302411160
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan
gelar akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di Universitas
Negeri Semarang (UNNES) maupun diperguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing dan masukan Tim
Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acauan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainya sesuai dengan
norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama : Sekar Pramudita
NIM : 5302411160
Program Studi : S-1 Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Judul Skripsi :―Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Dalam Mengingkatkan Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Siswa
Dalam Bidang Studi Teknik-Teknik Pengambilan Gambar Produksi
Multimedia Kelas X Jurusan Multimedia (Studi Kasus SMK N 1
Cepu)‖
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi Program Studi S-1 Teknik Elektro FT. UNNES
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini dengan judul ―Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Dalam Mengingkatkan Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Siswa Dalam
Bidang Studi Teknik-Teknik Pengambilan Gambar Produksi Multimedia Kelas X
Jurusan Multimedia (Studi Kasus SMK N 1 Cepu)‖ telah dipertahankan di depan
siding Panitian Ujian Skripsi Fakultas Teknik UNNES pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 5 November 2015
v
MOTTO & PERSEMBAHAN
Motto
1. Life is not about finding yourself but life is about creating yourself
(Penulis)
2. There is 1000 NO just for 1 YES. Keep trying (Penulis)
3. 고생 끝에 낙이 온다. Usaha akan berakhir dengan sebuah hasil (Filsafat
Kuno Korea)
Persembahan :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Skripsi ini saya persembahkan
untuk :
1. Papa, mama, dan adikku Iqbal Nur Ikhsan yang selalu
memberikan semangat, cinta, kasih serta do’a dan
dukungannya yang tak pernah berhenti hingga saat ini.
2. Keluarga besar Subari dan Ramelan, terima kasih untuk
do’a dan dukungannya hingga saat ini.
3. Sahabat-sahabatku (Esti, Ratna, Lian, Iin, Zya, Yogo,
Wahid, Udin, Riris, Reni), serta teman-teman Kost
―PINASTHIKA‖ ,sahabat-sahabat yang selalu
memberikan dukungan, waktu serta tawa untuk membuat
kenangan bersama. Terima kasih telah menghiasi hariku.
4. Teman-teman Pendidikan Teknik Infromatika dan
Komputer 2011, terima kasih untuk kenangan serta
semangatnya.
5. Super Junior, sebagai tokoh inspirasi dan pemberi
semangat selama ini melalui musiknya.
6. Almamaterku UNNES
vi
ABSTRAK
Pramudita, Sekar. 2015. ―Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Dalam Mengingkatkan Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Siswa Dalam
Bidang Studi Teknik-Teknik Pengambilan Gambar Produksi Multimedia Kelas X
Jurusan Multimedia (Studi Kasus SMK N 1 Cepu)‖.
Skripsi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing :Drs. Rafael Sri Wiyardi, M.T.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Keaktifan Belajar, Strategi Pembelajaran,
Kooperatif,
Hasil belajar dan keaktifan belajar siswa menjadi permasalahan yang
ditemukan peneliti dalam melakukan observasi sebelum dilaksanakannya
penelitian di SMK N 1 Cepu. Diperoleh data bahwa siswa yang tuntas hanya 50%
atau 15 siswa dalam satu kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan yang terjadi dalam implementasi strategi pembelajaran tipe jigsaw
terhadap hasil belajar dan keaktifan belajar siswa di SMK N 1 Cepu.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen
dengan rancangan penelitian post control group pretes-posttest pada setiap kelas
yang terdiri dari kelas kontrol dan kelas eksperimen kelas X SMK Negeri 1 Cepu
Tahun Ajaran 2014/2015 Jurusan Multimedia
Hasil menunjukan kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata adalah 7,8
dengan prosentase ketuntasan sebesar 66,67%. Metode pembelajaran jigsaw
memiliki tingkat keaktifan siswa sebesar 66%. Sedangkan kelas kontrol nilai rata-
rata adalah 7,11 dengan prosentase ketuntasan sebesar 40%. Kelas kontrol
memiliki tingkat keaktifan siswa sebesar 48%. Kesimpulan dari penelitian yang
menerapkan dua metode pada dua kelas yang berbeda adalah penerapan metode
pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa Kelas
X Jurusan Multimedia SMK Negeri 1 Cepu Tahun Ajaran 2014/2015. Pengajar
diharapkan dapat menerapkan sistem pembelajaran yang kreatif untuk menarik
minat siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan diharapkan penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan strategi pembelajaran jigsaw dapat diperbaiki
lagi.
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat beserta
salam selalu dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin.
Penulisan skripsi ini guna untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Teknologi Informatika dan
Komputer serta sebagai salah satu referensi dalam ranah penelitian yang serupa.
Judul yang peneliti ajukan adalah ―Implementasi Strategi Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Mengingkatkan Keaktifan Belajar dan Hasil
Belajar Siswa Dalam Bidang Studi Teknik-Teknik Pengambilan Gambar Produksi
Multimedia Kelas X Jurusan Multimedia (Studi Kasus SMK N 1 Cepu)‖
Skripsi ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan, bimbingan, dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Teknik
2. Drs. Rafael Sri Wiyardi, M.T, Dosen Pembimbing (Penguji III)
3. Drs. Sugiyanto,M.Pd, Kepala SMK Negeri 1 Cepu
4. Siswa-siswa SMK Negeri 1 Cepu Jurusan Multimedia Tahun Ajatran
2014/2015
5. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini kedepannya. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi pembaca untuk melakukan
penelitian lanjutan demi kemajuan dunia pendidikan Indonesia.
Semarang, 16 September 2015
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii
PENGESAHAN ..................................................................................................... iv
MOTTO & PERSEMBAHAN ................................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
A. Pembatasan Masalah .................................................................................... 6
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
C. Penegasan Istilah .......................................................................................... 7
D. Tujuan ........................................................................................................ 11
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ................................................ 13
ix
A. Landasan Teori ........................................................................................... 13
B. Kerangka Berfikir....................................................................................... 37
C. Hipotesis ..................................................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 40
A. Metode Penelitian Eksperimen .................................................................. 40
B. Populasi dan Sampel .................................................................................. 40
C. Variabel penelitian ..................................................................................... 43
D. Pengendalian .............................................................................................. 44
E. Metode dan Desain Penelitian .................................................................... 45
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 50
G. Alur Penelitian ........................................................................................... 51
H. Metode Analisis Instrumen ........................................................................ 53
1. Uji Validitas ........................................................................................... 53
2. Uji Reliabilitas Instrumen ...................................................................... 55
3. Tarif Kesukaran Soal .............................................................................. 57
4. Daya Pembeda Soal ................................................................................ 58
BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................. 61
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 61
1. Uji Coba Soal ......................................................................................... 61
2. Hasil Belajar ........................................................................................... 73
2. Hasil Observasil Keaktifan Belajar ........................................................ 79
x
B. Analisis ....................................................................................................... 80
1. Analisis Uji Soal Siswa .......................................................................... 80
2. Analisis Hasil Belajar Siswa .................................................................. 87
3. Analisis Keaktifan Belajar Siswa ........................................................... 90
C. Pembahasan ................................................................................................ 92
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 98
A. Kesimpulan ................................................................................................ 98
B. Saran ........................................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 100
xi
DAFTAR TABEL
1. Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Grup Design……………… 46
2. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal………………………………….... 57
3. Klasifikasi Daya Pembeda…..…………………………………………. 58
4. Hasil Uji Soal Kelas XI Jurusan Multimedia SMK N 1 Cepu…………. 61
5. Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol……………………………………. 71
6. Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen...…………………………………. 72
7. Hasil Uji Homogenitas Kelas Kontrol………………………………… 72
8. Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen…….………………………. 72
9. Uji Hipotesis Hasil Belajar…………………………………………….. 73
10. Uji Hipotesis Keaktifan Belajar………………………………………... 73
11. Hasil Pretest Kelas Eksperimen (Kelas X Multimedia 1)…………….. 73
12. Hasil Posttest Kelas Eksperimen (Kelas X Multimedia 1)……………. 74
13. Hasil Pretest Kelas Kontrol (Kelas X Multimedia 2)…………………. 76
14. Hasil Posttest Kelas Kontrol (Kelas X Multimedia 2)………………… 77
15. Hasil Observasi Kelas Eksperimen ………..………………………....... 79
16. Hasil Observasi Kelas Kontrol ……...………………………………… 80
17. Tabel Uji Validitas Soal………………………………………............... 81
18. Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran Soal Untuk Katagori Sukar……… 83
19. Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran Soal Untuk Katagori Sedang…….. 83
20. Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran Soal Untuk Katagori Mudah…….. 84
21. Jawaban Uji Soal Nomor 1…………………………………………….. 84
22. Kelompok Atas dan Kelompok Bawah………………………………... 86
Tabel : Halaman :
xii
23. Hasil Rekaptulasi Siswa Kelas Eksperimen (X Multimedia 1)……… 87
24. Hasil Rekaptulasi Siswa Kelas Kontrol (X Multimedia 2)…………… 88
25. Rekapitulasi Hasil Belajar …………………………………………….. 93
26. Rekapitulasi Keaktifan Belajar………………………………………… 95
xiii
DAFTAR GAMBAR
1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw…………………………………………… 31
2. Kurva Presentasi Kelompok………………………………………….. 32
3. Ilustrasi Pembagian Kelompok Asal dan Kelompok Ahli Jigsaw…… 47
4. Alur Penelitian………………………………………………………... 52
5. Histogram Perbandingan Hasil Belajar Antar Metode ……….………..... 89
6. Rekapitulasi Tingkat Keaktifan Siswa Antar Metode…………………. 89
7. Perbandingan Tingkat Keaktifan siswa antar metode ………….………… 91
8. Perbandingan Tingkat Keaktifan siswa antar metode……..................... 92
Gambar : Halaman :
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Siswa Uji Soal (Kelas XI Multimedia)…………….............. 103
2. Daftar Siswa Kelas Eksperimen (X Multimedia 1)……………...... 104
3. Uji Validitas……………………………………………….............. 105
4. Uji Reliabilitas…………………………………………………….. 112
5. Uji Daya Beda Soal……………………………………………….. 116
6. Uji Kesukaran Soal………………………………………………... 124
7. Soal Uji Validitas………………………………………………….. 131
8. Kunci Jawaban Soal Uji Validitas…………………………............ 145
9. Soal Pretest ……….………………………………………............. 146
10. Kunci Jawaban Pretest …………………………………………… 150
11. Soal Posttest ……………………………………………………… 151
12. Kunci Jawaban Soal Posttest ……………………………………... 160
13. Jurnal Mengajar……………………………………………............ 161
14. RPP Jigsaw ……………………………………………………….. 163
15. Silabus…………………………………………………………...... 176
16. Surat Izin Observasi……………………………………………….. 180
17. Surat Permohonan Penelitian……………………………………… 181
18. Surat Keterangan Selesai Penelitian………………………………. 182
19. SK Dosen Pembimbing…………………………………………… 183
20. SK Dosen Penguji…………………………………………………. 184
Lampiran : Halaman :
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pendidikan di Indonesia saat ini masih dalam tahap yang bisa
dibilang belum maksimal. Salah satu yang menyebabkan sistem pendidikan di
Indonesia masih menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi pemerintahan
Indonesia. Masalah-masalah yang sering kali dijumpai seperti bocornya soal
Ujian Nasional (UN) dalam setiap tingkatan pendidikan, kurangnya sarana
prasarana mengajar di berbagai daerah di seluruh Indonesia, masih kurangnya
pemerataan kesejahteraan sekolah, dan salah satu masalah yang sampai
sekarang masih menjadi pokok pembicaraan adalah kurikulum pembelajaran
yang selalu diganti. Pelaksanaan inilah yang harusnya diawasi oleh
pemerintah. Dalam pelaksanaannya juga pemerintah harusnya lebih banyak
lagi memberikan pelatihan-pelatihan khusus mengenai kurikulum yang
sedang berlaku sehingga guru dapat menerapkannya dengan tepat dan benar
dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Berdasarkan pada kurikulum yang berlangsung sekarang ini yaitu
Kurikulum 2013 atau biasa disebut dengan K13, siswa dituntut untuk aktif.
Guru bukan lagi menjadi satu-satu sumber ilmu dan guru bukan lagi menjadi
satu-satunya pihak yang memegang kendali penuh dalam kelas. Siswa
dituntut untuk berfikir kreatif dan aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu
mengembangkan kemampuannya dalam belajar dan membentuk sebuah
konsep tersendiri dalam suatu pembelajaran. Dalam pembelajaran ini guru
2
atau pengajar hanya bertindak sebagai pengawas dan pengendali apabila ada
siswa
yang sudah keluar batas atau alur pengajaran. Walaupun hanya bertindak
sebagai pengawas dan pengendali dalam kelas kualitas seorang pengajar juga
menjadi hal penting dalam meningkatkan kualitas KBM di kelas. Seorang
pengajar yang kompeten dan kreatif dapat meluluskan pribadi-pribadi yang
unggul sesuai dengan yang ditujukan oleh K13. Guru yang kompeten dan
kreatif memiliki kemampuan untuk membawa kelas yang diajarnya menjadi
kelas yang hidup dan kreatif dalam menyampaikan ide-ide baru.
Berdasarkan hasil observasi tentang proses pengajaran yang
berlangsung di SMK N 1 Cepu pada tanggal 19 Januari 2015 sampai dengan
tanggal 21 Januari 2015, masih dijumpai guru yang melakukan pengajarannya
dengan menggunakan sistem pengajaran yang tradisional dimana guru
menerangkan dan murid mendengarkan dan mencatat. Komunikasi yang
terbangun dalam kegiatan ini seringkali yang berlangsung sepihak, dari pihak
pengajar yang melakukan Kegitan Belajar Mengajar (KBM) dengan metode
ceramah tidak seluruh siswa yang hadir dalam kelas tersebut memperhatikan
dan paham mengenai materi yang sedang diberikan. Bahkan tak jarang siswa
banyak melamun atau bahkan bermain dengan teman lainnya dibelakang
kelas saat pembelajaran sedang berlangsung dan tidak mendengarkan materi
yang diberikan oleh pengajar. Tingkat keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan atau memecahkan suatu kasus juga masih rendah hal ini
dibuktikan dengan tidak adanya siswa yang bertanya hingga akhir Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) berlangsung. Siswa pun juga cenderung menerima
3
mentah-mentah materi yang diberikan oleh pengajar tanpa menanyakan
kenapa, dari sudut pandang ini juga dapat dilihat bahwa tingkat berfikir kritis
siswa masih rendah. Dilihat dari tingkat keaktifan siswa yang kurang juga
berdampak pada hasil belajar siswanya. Dilihat dari jumlah siswa yang tuntas
dalam satu Kompetensi Dasar (KD) sebelumnya adalah 15 siswa atau 50%.
Siswa yang kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menjadi
tidak fokus dengan materi yang sedang diajarkan sehingga siswa tersebut
tidak paham mengenai materi yang diajarkan. Menurut Tiwan (2008:4) yang
menjabarkan mengenai teori konstruktivistik adalah ―salah satu filsafat
pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi
kita sendiri. Pandangan konstruktivis dalam pembelajaran mengatakan
bahwa, anak-anak diberi kesempatan agar menggunakan strateginya sendiri
dalam belajar secara sadar, sedangkan guru yang membimbing siswa ke
tingkat pengetahuan yang lebih tinggi‖. Dari teori tersebut menyebutkan
bahwa pemahaman siswa sangat penting dalam pelaksanaan KBM.
Sedangkan menurut Natalia (2011:5) bahwa ―aktivitas belajar adalah gerakan
atau tingkah laku yang dilakukan sama-sama untuk aktif ketika belajar.
Aktivitas belajar ini dapat dilihat dari aktivitas siswanya dalam proses belajar
mengajar dan hasil belajarnya‖. Dari kutipan tersebut dapat dilihat hubungan
antara keaktifan belajar dengan hasil belajar siswa.
Jika pemahaman siswa mengenai materi yang diberikan kurang
berdampak langsung terhadap hasil belajar siswa. Dari ulasan singkat tersebut
dapat dikatakan bahwa keaktifan belajar siswa belum maksimal sehingga
4
pemahaman materi pun juga belum maksimal yang berdampak pada hasil
belajar yang kurang maksimal juga.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh
Lorentya.Y dan Mahendra.A (2012) bahwa metode pembelajaran yang dapat
mengatasi masalah ini adalah dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. Strategi pembelajaran tipe kooperatif mengajak siswa untuk belajar
kecakapan akademik sekaligus keterampilan social karena pembelajaran
dilakukan secara kelompok. Dalam jurnalnya yang berjudul ―Implementasi
Strategi Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw untuk Meningkatkan
Keaktifan Belajar Akuntasi Pada Siswa Kelas X Akuntasi 3 SMK Negeri 7
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012‖ bahwa dalam belajar setiap siswa
harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat, dan membimbing
untuk mencapai tujuan instruksional. Pemilihan metode yang digunakan
dalam pengajaran tergantung guru yang mengajarnya. Metode pembelajaran
yang tidak tepat dapat mempengaruhi tujuan diatas. Pemilihan ini disebut
dengan strategi pembelajaran. Masih banyak guru yang belum mampu untuk
memilih dan mengimplementasikan startegi pembelajaran yang tepat
sehingga hasilnya pun tidak sesuai dengan harapan. Jumlah siswa yang
banyak dalam suatu kelas pun dapat menjadi masalah tersendiri bagi
pengajaran. Semakin banyak siswa maka pengajar pun semakin sulit unruk
menguasai kelas. Materi yang diterima oleh siswa pun tidak maksimal.
. Hal ini dikemukanan oleh Lorentya.Y dan Mahendra.A(2012:68),
bahwa implikasi prinsip belajar bagi siswa agar menjadi aktif salah satunya
dengan pemberian tugas atau pemberian kesempatan untuk melaksanakan
5
eksperimen dalam kelompok. Dari sekian banyak tipe pembelajaran yang ada
dalam strategi pembelajaran kooperatif, tipe jigsaw dianggap paling tepat
karena tipe ini mengajak siswa untuk bekerja sama dalam menyelesaikan
suatu permasalahan. Kerja sama tim juga dapat meningkatkan keterampilan
bersosialisasi siswa dan juga materi yang dipahami bersama dengan teman
dapat meningkatkan pemahaman materi yang diberikan oleh guru. Setiap
anggota kelompok memiliki kewajiban untuk membagikan ilmunya kepada
anggota lainnya, sehingga siswa juga diajarkan untuk hidup bersosialisasi dan
ketergantungan dalam artian positif terhadap siswa lainnya.
Dibandingkan dengan metode pembelajaran yang masih diterapkan
dibanyak sekolah yaitu guru masih menjadi satu-satunya pusat pembelajaran
dan menjadi satu-satunya sumber ilmu. Guru menjelaskan didepan kelas dan
siswa mencatat materi yang diberikan selama jam pelajaran berlangsung. Jika
metode ini dijalankan terus menerus siswa tidak diberikan kesempatan untuk
mengembangkan rasa ingin taunya dan bereksperimen lebih lanjut karena
pembelajaran yang dilakukan hanya sebatas mendengar penjelesan guru dan
mencatat. Selain itu pula, jika sistem pembelajaran seperti ini terus
dilaksanaksn siswa juga tidak dapat bersosialisasi dengan siswa lainnya
dalam hal pembelajaran. Sistem pembelajaran seperti ini hanya berlaku untuk
siswa-siswa yang mau mendengarkan dan mencatat semua hal yang
dikemukan oleh guru, siswa dengan tipe seperti ini menganggap semua yang
dikatakan oleh guru adalah kebenaran sedangkan pada faktanya guru juga
manusia yang pastinya banyak melakukan kesalahan. Pada pelaksanaannya
dilapangan juga dalam satu kelas tidak mungkin semua siswa memiliki
6
karakter yang seperti ini, sebuah kelas yang berisikan banyak siswa yang
memiliki latar belakang yang berbeda, tingkat sosial yang berbeda, jenis
kelamin yang berbeda dan masih banyak perbedaanyaa lainnya yang
membentuk suatu kelas yang berisikan karakteristik siswa yang heterogen.
Dilihat dari aspek-aspek yang telah disebutkan seperti pemilihan
strategi pembelajaran yang tepat dalam mengatasi permasalahan keaktifan
belajar siswa yang kurang sehingga berdampak pada hasil belajar siswa maka
penulis tertarik untuk mengangkat judul ―Implementasi Strategi Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar
Siswa dalam Bidang Studi Teknik-Teknik Pengambilan Gambar Produksi
Multimedia Kelas X Jurusan Multimedia (Studi Kasus SMK Negeri 1
Cepu)‖.
A. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ini diberikan untuk lebih memfokuskan topik
masalah agar dalam pengkajiannya lebih jelas dan terarah. Untuk itu
pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Multimedia
SMK N 1 Cepu tahun ajaran 2014/2015 dan penggunaan metode
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran teknik – teknik
pengambilan gambar produksi multimedia untuk multimedia kompetensi
dasar menata kabel-kabel kamera dan pengoperasian clapperboard untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap peningkatan keaktifan belajar siswa dan
hasil belajar siswa.
7
B. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya maka dapat
dirumuskan permasalahan yaitu :
1. Adakah perbedaan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dalam meningkatan keaktifan belajar siswa kelas X Multimedia di
SMK N 1 Cepu?
2. Adakah perbedaan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dalam meningkatan dan hasil belajar kelas X Multimedia di SMK
N 1 Cepu?
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dan adanya kekeliruan dalam
memahami istilah-istilah yang digunakan peneliti dalam judul penelitian ini
maka disertakan penjelasan singkat mengenai istilah-istilah yang digunakan
dalam pemilihan judul. Istilah-istilah yang dimaksud yaitu :
1. Implementasi
Implementasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah pelaksanaan atau penerapan. Yang dimaksud
pelaksanaan atau penerapan disini adalah penerapan strategi
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan
keaktifan belajar dan hasil belajar siswa pada materi teknik-teknik
pengambilan gambar produksi.
2. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih
untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan
8
pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan bahwa strategi
pembelajaran yang dimaksudkan meliputi sikap, lingkup, dan
urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman
belajar kepada peserta didik dikutip dalam sebuah blog yang tulis
oleh Wiwin Juli (Juli, Wiwin. "Definisi Strategi Pembelajaran
Menurut Para Ahli". 22 April 2015. http: //bugurumalas.blogspot
.com/2014/03/definisi-strategi-pembelajaran -menurut. html)
Dalam penelitian ini startegi pembelajaran yang digunakan
adalah strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
3. Strategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif adalah metode atau
model pembelajaran dimana siswa belajar bersama, saling
menyumbang pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian
hasil belajar individu dan kelompok, dikutip dari sebuah blog yang
ditulis oleh Safnowandi (Safnowandi. "Model Pembelajaran
Kooperatif". 22 April 2015 .https: //safnowandi.wordpress.com/
2012/02/27/model-pembelajaran-kooperatif/)
Strategi pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe
didalamnya, dalam penelitian ini jenis strategi pembelajaran
kooperatif yang digunakan adalah strategi pembelajarn kooperatif
tipe jigsaw.
4. Strategi pembelajaran jigsaw
Strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan
srategi pembelajaran yang dikembangkan oleh Elliot Aroson.
9
Strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model
belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil
yang terdiri dari siswa-siswa yang memiliki karakteristik
heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif
dan bertanggung jawab secara mandiri, dikutip dari sebuah blog
yang ditulis oleh Haryanto (Haryanto."Model Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw".22 April 2015.
http://belajarpsikologi.com/model-pem-belajaran-kooperatif
jigsaw /)
5. Belajar
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk suatu perubahan tingkah laku yang baru
keseluruhan , sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan kesimpulan, dikutip dari sebuah blog yang
ditulis oleh Haryanto (Haryanto."Pengertian Belajar Menurut Para
Ahli". 23 April 2015. http://bela-jarpsikologi.com/pengertian-
belajar-me nurut-ahli/)
6. Keaktifan belajar
Dalam menerjemahkan keaktifan belajar akan dilakukan
perkata menurut KBBI. Keaktifan yang berasal dari kata aktif
menurut Kamu Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah giat
(bekerja,berusaha) sedangkat keaktifan berarti kegiatan atau
kesibukan.
10
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk suatu perubahan tingkah laku yang baru
keseluruhan , sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinyadengan kesimpulan, dikutip dari sebuah blog yang
ditulis oleh Haryanto (Haryanto."Pengertian Belajar Menurut Para
Ahli". 23 April 2015. http://bela-jarpsikologi.com/pengertian-
belajar-menurut-ahli/)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar
adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam rangka
memahami materi yang diberikan baik itu dilakukan sendiri atau
bersama-sama (kelompok). Dalam penelitian ini peneliti ingin
mengetahui pengaruh penggunaan strategi pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan keaktifan siswa
dikelas.
7. Hasil belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hasil adalah
sesuatu yang diadakan (dibuat, disajikan,dsb) oleh usaha (tanam-
tanaman, sawah, tanah, lading, dsb) atau bias juga hasil diartikan
sebagai pendapatan, perolehan,buah dan akibat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
nilai akhir atau hasil akhir yang didapatkan siswa dalam
memahami suatu materi. Hasil belajar dapat diketahui melalui
sebiah evaluasi atau penilaian. Dalam penelitian ini peneliti ingin
11
mengetahui pengaruh penggunaan strategi pembelajaran kooperati
tipe jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
8. Materi teknik pengambilan gambar produksi.
Materi ini merupakan salah satu materi yang berisikan
bagaimana teknik pengambilan gambar produksi beserta hal-hal
pendukungnya seperti penggunaan clapperboard serta pengenalan
editing video. Materi masuk dalam silabus pengajaran Kelas X
Jurusan Multimedia Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015.
Berdasarkan dengan penegasan istilah yang telah dijabarkan tiap
frase kata maka ditarik sebuah judul penelitian ―Implementasi Strategi
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Keaktifan
Belajar dan Hasil Belajar Siswa Dalam Bidang Studi Teknik-Teknik
Pengambilan Gambar Produksi Multimedia Kelas X Jurusan Multimedia
(Studi Kasus SMK N 1 Cepu‖. Jika diartikan secara keseluruhan maka
penelitian ini menerapkan suatu strategi pembelajaran dalam hal ini adalah
strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam suatu kelas dimana
penerapan strategi pembelajaran ini akan berpengaruh pada tingkat keaktifan
belajar siswa dan hasil belajar yang didapat oleh siswa.
D. Tujuan
Berdasarkan dengan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya,
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan yang diberikan
strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatan
12
keaktifan belajar siswa kelas X Multimedia di SMK N 1 Cepu
Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan yang diberikan
strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatan
hasil belajar siswa kelas X Multimedia di SMK N 1 Cepu Tahun
Pelajaran 2014/2015.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini dapat dispesifikasikan menjadi dua yaitu
manfaat teoretis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini nantinya diharapkan bermanfaat untuk menambahkan
wawasan tentang Seni Broadcasting dan juga dapat menjadi referensi
untuk peneliti selanjutnya yang akan mengangkat topik yang sama
yaitu tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini selain memiliki manfaat teoritis juga memiliki
manfaat secara praktis. Dilihat dari sudut pandang pengajar, penelitian
ini memiliki manfaat untuk mendapat referensi metode pembelajaran
yang dapat digunakan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangat
fleksibel sehingga dapat disesuaikan dengan materi yang diberikan
sehingga dapat digunakan disemua mata pelajaran.
Dari sudut pandang siswa, penelitian ini memiliki manfaat untuk
meningkatkan keaktifan belajar siswa, karena didalam strategi
13
pembelajaran ini siswa berperan penuh guru hanya sebagai
pendungkung sehingga bersamaan dengan meningkatnya keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran maka meningkat pula
pemahaman siswa tentang materi yang sedang dipelajari sehingga
memberi efek pula pada peningkatan hasil belajar siswa.
Sedangkan dari sudut pandang sekolah, penelitian ini memiliki
manfaat untuk menjadi salah satu strategi pembelajaran yang nantinya
dapat menjadi referensi guru pengajar dalam melaksanakan Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) di SMK N 1 Cepu
13
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
Dalam bab ini akan dibahas menganai teori-teori yang melandasi
peneliti dalam melakukan penelitian ini. Ada beberapa teori pendukung yang
melandasi strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw . Teori-teori tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Belajar
Perilaku belajar telah dilakukan oleh manusia sejak dia lahir.
Dimulai dari belajar bicara, jalan, berlari dan lain-lain. Belajar
merupakan suaru proses perubahan perilaku yang terjadi pada perilaku
atau pola pikir manusia yang relatif permanen sebagai hasil pengamatan
atau pengalaman yang dilakukan berulang-ulang. Belajar sering kali
dikaitkan dengan stimulus dan respon, jika didalam kelas yang bertindak
sebagai stimulus adalah guru dan siswa memberikan respon terhadap
materi yang disampaikan.
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan , sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinyadengan kesimpulan,
dikutip dari sebuah blog yang ditulis Haryanto (Haryanto."Pengertian
Belajar Menurut Para Ahli". 23 April 2015. http://bela-
jarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/), dalam blog yang
sama juga mengemukakan pendapatnya mengenai belajar, belajar
merupakan semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung salam
14
interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Masih didalam blog yang
sama pula, berpendapat bahwa belajar merupakan proses perbuatan yang
dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan,yang
keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.
Jika dihubungkan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw maka akan seperti yang ditulis oleh Maria Ifa (2013:716) dalam
jurnal yang mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran jigsaw
terhadap hasil belajar dikemukakan bahwa belajar dalam ranah
pendidikan disekolah adalah proses aktif siswa untuk mempelajari dan
memahami konsep yang dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajak
individu maupun kelompok baik yang baik yang mandiri maupun
dibimbing.
Perubahan perilaku yang terjadi akibat proses belajar tidak hanya
pada pengetahuan saja akan tetapi bisa terjadi perubahan perilaku dari
berbagai ranah seperti kognitif, afektif dan juga psikomotor.
Banyak konsep tentang belajar,(Achmad dan Catharina,2009:82)
mengatakan bahwa ―Konsep tentang belajar mengandung tiga usur utama
yaitu : belajar berkaitan dengan perilaku manusia (1); perubahan perilaku
itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman (2); dan perubahan
perilaku karena belajar bersifat relative permanen (3)‖. Belajar
sepenuhnya merupakan perubahan perilaku manusia kearah yang lebih
baik. Jika dalam lingkungan sekolah perubahan perilaku yang dialami
peserta didik adalah mengacu pada kemampuan mengingat dan
15
menguasai berbagai materi pembelajaran serta memiliki kecenderungan
perbaikan sikap yang diajarkan oleh pendidik. Seorang peserta didik
bibilang sudah mengalami proses belajar apabila peserta didik tersebut
mengalami perubahan sikap antara sesudah menerima pembelajaran yang
diberikan oleh pendidik dan sebelum diberikan pembelajaran. Belajar
juga merupakan proses pengalaman yang dialami oleh peserta didik.
Peserta didik mengalami secara langsung permasalahan yang ada
kemudian mencoba untuk memecahkan masalah tersebut dengan
pemahamannya yang disusun secara individu. Pemahaman yang didapat
untuk memecahkan masalah dapat berasal dari pendidij atau diskusi
dengan teman sebayanya. Setelah peserta didik mendapatkan jawaban
dari permasalahan yang sudah ada dan dapat menyelesaikannya secara
otomatis peserta didik akan mengingat bagaimana pola permasalahannya
dan bagaiman caranya menyelesaikannya. Apabila ditemui lagi masalah
yang serupa maka peserta didik dapat menggunakan pola pemecahan
masalah yang sama atau dapat dimodifikasi. Perubahan perilaku karena
belajar bagi peserta didik yang menemukan dan menyusun secara
individu pola penyelesaian masalah dan menerapkan dapat relatif lebih
permanen atau dalam jangka waktu yang cukup lama. Ini dikarenakan
peserta didik mampu untuk memahami konsep permasalahan dan mau
menerapkan.
Pemahaman yang didapat dari berbagai proses latihan dan
pengalaman yang didapat akan direkam oleh siswa untuk kemudian
membentuk suatu pemahaman materi. Proses pemahaman yang seperti
16
ini biasanya akan lebih kuat dibandingkan dengan pemahaman yang saya
berdasarkan informasi semata tanpa adanya pengalaman atau
eksperimen. Sistem seperti ini yang nantinya disebut dengan teori
konstruktivisme.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan siswa
dalam memahami suatu materi pembelajaran. Siswa dianggap memahami
materi yang diberikan apabila siswa tersebut mampu menyelesaikan soal-
soal yang terkait dalam materi pembelajaran. Hasil belajar siswa
biasanya dapat dilihat setiap semesternya dari nilai rapor per semester
ataukan berdasarkan nilai ulangan tiap akhir pembahasan materi. Hasil
belajar ini juga berguna untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi yang diberikan. Hal ini dapat diketahui dengan
melakukai evaluasi. Evaluasi ini harus sesuai dengan patokan-patokan
yang sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan
sebelumnya. Akan tetapi hasil belajar yang didapat siswa tidak
selamanya dapat dilihat dari angka yang terdapat pada laporan nilai siswa
yang didapatkan tiap semester, ada hal-hal yang tidak dapat dinilai
dengan angka seperti tingkah laku peserta didik dan kehidupan sosial
peserta didik dilingkungannya. Seperti yang dikemukan oleh Benyamin
S. Bloom seperti yang dikutip dari (Achmad dan Catharina,2009:86)
yang menyebutkan bahwa ―Terdapat tiga taksonomi yang disebut dengan
ranah belajar, yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif
(affective domain), dan ranah psikomotorik (psychomotoric domain)‖.
17
Semua hal yang berhubungan dengan pengetahuan, kemahiran, dan
kemampuan intelektual termasuk dalam ranah kognitif. Ranah ini
mencangkup semua mengenai pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan penilaian yang kemudian disebut dengan katagori
tujuan belajar peserta didik kognitif. Untuk ranah afektif berkaitan
dengan perasaan, sikap, minat dan nilai. dalam ranah afektif ini memiliki
katagori tujuan peserta didik berupa penerimaan, penanggapan,
penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup peserta didik.
Untuk ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik yang
dimiliki peserta didik seperti kemampuan motorik dan kemampuan
syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Katagori jenis perilaku
yang termasuk dalam ranah psikomotorik menurut Elizabeth Simpson
seperi dikutip dalam (Achmad dan Catharina,2009:89) ―Katagori jenis
perilaku untuk ranah psikomotorik adalah persepsi (perception), kasiapan
(set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan terbiasa
(mechanism), gerakan kompleks (complex overt response), penyesuaian
(adaptation) dan kreativitas (originality)‖.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hasil adalah
sesuatu yang diadakan (dibuat,dijasikan,dsb) oleh usaha (tanam-tanaman,
sawah, tanah, lading, dsb) atau bias juga hasil diartikan sebagai
pendapatan, perolehan,buah dan akibat.Sehingga dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah nilai akhir atau hasil akhir yang didapatkan
siswa dalam memahami suatu materi. Hasil belajar dapat diketahui
melalui sebuah evaluasi atau penilaian.
18
Penilaian juga dapat disebut dengan proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa
(Permendiknas No. 20 Tahun 2007). Yang dimaksud dengan penilaian
bukanlah hanya menyerahkan soal kepada siswa kemudian siswa
mengerjakan, akan tetapi pengajar harus mengolah data berdasarkan
informasi yang didapat dari soal yang dikerjakan siswa. Bias dibilang
bahwa penilaian ini merupakan penggambaran dari hasil belajar yang
didapat siswa.
Dalam Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
Pendidikan disinggung pula mengenai prisip-prinsip dalam penilaian.
Dalam melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa jenjang
pendidikan dasar hingga menengah harus memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut :
a. Sahih
Penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur.
b. Objektif
Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi oleh subjektivitas penilai.
c. Adil
Penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakangagama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
d. Terpadu
19
Penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponene yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
e. Terbuka
Prosedur penilaian, kriterian penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang bersangkutan.
f. Menyeluruh dan berkesinambungan
Penilaian oleh pendidik mencangkup semua aspek kompetensi
dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
g. Sistematis
Penialaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
h. Beracuan kriteria
Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang
ditetapkan.
i. Akuntabel
Penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
3. Keaktifan Belajar
Keaktifan belajar siswa menjadi salah satu faktor penting yang
perlu diperhatikan dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran
kooperatif. Dalam strategi pembelajaran kooperatif ini siswa dituntut
untuk aktif memahami materi yang ada dengan menemukan dan
20
membentuk suatu pemahaman sendiri. Siswa diakatakan aktif apabila
siswa berinisiatif sendiri untuk mncari informasi mengenai materi yang
sedang dibahas dan aktif untuk mendiskusikannya dengan anggota
kelompok lainnya.
Dalam menerjemahkan keaktifan belajar akan dilakukan perkata
menurut KBBI. Keaktifan yang berasal dari kata aktif menurut Kamu
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah giat (bekerja,berusaha) sedangkat
keaktifan berarti kegiatan atau kesibukan.
Pengertian belajar menurut Gage dan Barliner seperti yang dikutip
dalam (Achmad dan Catharina,2009:89) menyebutkan bahwa belajar
adalah proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena
hasil dari pengalaman.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar adalah
kegiatan yang dilakukan oleh organisme dalam hal ini adalah siswa
dalam rangka memahami materi yang diberikan baik itu dilakukan
sendiri atau bersama-sama (kelompok), dalam proses pemahaman ini
terjadi perubahan perilaku karena hasil dari pengalaman.
Keaktifan belajar siswa dapat dirangsang dengan cara
mengembangkan bakat yang dimiliki oleh siswa dan juga melatih siswa
untuk berfikir kritis dan kreatif. Dengan pola pikir yang seperti ini
diharapkan siswa dapat menghasilkan ide-ide baru dan pemahaman baru
dalam memahami materi.
21
Keaktifan belajar merupakan salah satu faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar. Keaktifan belajar ini masuk kedalam stimulus
yang merangsang siswa untuk meningkatkan minat belajar siswa.
Strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dianggap dapat
meningkatkan keaktifan siswa dikelas karena dalam pembelajaran ini
siswa dituntut untuk bekerja mandiri tanpa bantuan guru dalam mencari
informasi tentang materi yang sedang dipelajari. Tentu saja siswa harus
bekerja sama dengan anggota kelompok lainnya. Hal ini juga dapat
meningkatkan hubungan sosial antar siswa. Semakin sering siswa
melakukan interaksi antar anggota maka tingkat keaktifan belajar siswa
juga akan meningkat.
4. Teori Konstruktivisme
Teori konstruktivisme yang merupakan pengembangan dari
psikologi kognitif memandang bahwa belajar adalah mengembangkan
berbagai strategi untuk mencatat dan memperoleh berbagai informasi,
siswa harus aktif menemukan informasi-informasi tersebut, dan guru
bukan bertindak sebagai pengontrol stimulus, tetapi guru bertindak
sebagai patner siswa dalam menemukan informasi yang diperoleh dalam
pembelajarn yang mereka bahas dan kaji bersama.Dalam (Achmad dan
Catharina,2009:225) disebutkan bahwa ―Esensi pembelajaran
konstruktivistik adalah peserta didik secara individu menemukan dan
mentransfer informasi yang kompleks apabila menghendaki informasi itu
menjadi miliknya. Pembelajaran kontruktivistik memandang bahwa
peserta didik secara terus menerus menerima informasi baru yang
22
berlawanan dengan aturan-aturan lama dan merevisi aturan-aturan
tersebut jika tidak sesuai‖.
Dalam teori konstruktivistik ini memiliki asumsi pembelajaran.
Dimana setiap aspek yang terlibat dalam pembelajaran memiliki kondisi
khusus yang berkontribusi untuk mempengaruhi jalan dan hasil
pembelajaran. Untuk peserta didik, hakekatnya peserta didik merupakan
individu yang unik. Setiap peserta didik memiliki pola pemikiran yang
berbeda dan memiliki pandangan yang berbeda dalam melihat suatu
permasalahan. Peserta didik juga dianggap sebagai individu yang
kompleks dan dimensional yang membutuhkan informasi baru. Dalam
konstruktivisme, peserta didik secara bebas mementukan cara atau pola
pembelajaran untuk membangun suatu pemahaman atau jalan keluar dari
permasalahan yang sedang dihadapi. selain dari intern peserta didik itu
sendiri latar belakang dan kebudayaan peserta didik juga membantu
membentuk pengetahuan dan kebenaran sehingga peserta didik
menciptakan, menemukan, dan memperoleh proses belajar.
Konstruktivisme sosial mendorong siswa untuk menghindari
kebenarannya sendiri. Suatu konsep yang peserta miliki belum tentu
merupakan suatu kebenaran yang dapat memecahkan masalah. Konsep
ini nantinya akan diolah kembali dengan cara peserta didik melakukan
interaksi kelingkungannya baik dengan individu yang lebih
berpengalaman atau lebih berilmu, dengan sesama peserta didik, dan
dengan dunia fisik. Setelah konsep yang menurutnya benar tadi diolah
dan disesuaikan dengan semua informasi yang didapat barulah konsep ini
23
menjadi pemecaham masaalah yang sebenarnya. Kebenaran individu
sangat dihindari dalam hal ini karena hal yang dianggap benar oleh
sebuah individu belum berarti benar dalam lingkungan dan budayanya.
Dalam teori ini pula, setiap peserta didik harus memiliki tanggung jawab
belajar. Seberapa keras orang luar berusaha memberikan motivasi untuk
belajar apabila dari individunya sendiri tidak memiliki keinginan untuk
belajar maka akan menjadi hal yang sia-sia. Seperti yang dikemukan oleh
Von Glasefeld yang mengatakan bahwa ―Pentingnya peserta didik
membangun pemahamnya sendiri dan tidak sekedar merefleksikan bahan
belajar yang telah mereka pelajari‖(Achmad dan Catharina,2009:228).
Motivasi belajar juga merupakan hal yang sangat mempengaruhi dari
teori ini. Motivasi belajar dapat berasal dari dalam diri sendiri maupun
dari luar. Untuk motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri tergantung
dengan keyakinan peserta didik akan kemampuan belajarnya, apabila
peserta didik sudah pesimis dengan kemampuan belajarnya dan
beranggapan jika tidak mampu menguasai materi maka peserta didik
tersebut tidak dapat mengusai materi dengan maksimal. Untuk motivasi
yang berasal dari luar daoat berasal dari lingkungan belajar peserta didik.
Lingkungan yang memiliki daya saing tinggi antar peserta didik dari segi
positif dapat merangsang peserta didik untuk lebih memahami materi
pembelajaran. Akan tetapi apabila lingkungan peserta didik terdiri dari
peserta-peserta yang tidak memiliki motivasi belajar maka peserta didik
tadi juga ikut tidak memiliki motivasi belajar.
24
Dalam hakekat proses belajar yang terdapat dalam teori
kontruktivistik ini, peserta didik menganggap bahwa proses belajar
merupakan proses sosial dan aktif. Belajar merupakan proses aktif
dimana peserta didik secara aktif menemukan prinsip, konsep,dan pola
pikir yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.
belajar juga termasuk dalam proses sosial dikarenakan belajar merupakan
suatu proses pembentukan pemahaman dari lingkungan sekitas. Jadi
informasi yang didapat untuk menyelesaikan permasalahan juga dapat
didapat dari lingkungan sekitar. Hakekat proses pemebelajaran
selanjutnya adalah hubungan antara pendidik, peserta didik, dan tugas.
Peserta didik dan pendidik dalam teori ini terlibat secara bersama dalam
kegiatan pembelajaran. Pendidik bertindak sebagai fasilitator bagi peserta
didik dalam membangun pemahaman untuk memecahkan masalah yang
dihadapi. Oleh karena itu, pengalaman, latar belakang pendidikan, dan
kebudayaan peserta didik sangat berpengaruh bagi pendidik untuk
memberikan timbal balik kepada peserta didik. Dalam menghadapi
sebuah tugas, peserta didik akan mulai membandingkan kebenaran yang
mereka dapat dengan kebenaran yang dimiliki oleh pendidik untuk dapat
menghasilkan kebenaran akhir yang sesuai dengan tugas yang ada.
Teori ini dianggap mendukung karena dengan strategi
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa dituntut untuk memecahkan
permasalahan yang diberikan dengan caranya sendiri (tanpa bantuan
guru). Siswa dituntut untuk bisa menarik kesimpulan dari kasus yang
telah dipecahkan tadi. Dengan siswa dapat menemukan sendiri jalan
25
keluar dari permasalahan yang ada dan dapa menarik kesimpulan secara
individual maka pemahaman teori atau materi yang dibahas akan
maksimal, karena siswa memahami dengan caranya sendiri. Sendiri
disini dapat dimaksud sebagai bekerja sama dengan sebuah kelompok
dan tidak tergantung pada guru pengajar. Guru pengajar hanya bertindak
sebagai penyedia materi dan hanya sebatas pemdamping.
5. Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang dikembangkan dalam dunia pendidikan. Pembelajaran
kooperatif memiliki ciri pada pelaksanaannya pengajar memberikan
kesempatan pada siswanya untuk saling bekerja sama dengan siswa
lainnya dalam memecahkan kasus-kasus yang diberikan. Kelompok
belajar yang dibuat harus heterogen yang artinya terdiri dari siswa yang
memiliki kepribadian yang berbeda-beda, tingkat kecerdasan yang
berbeda, jenis kelamin yang berbeda, dsb. Jika dilihat lebih dalam lagi,
strategi pembelajaran kooperatif ini memiliki keunggulan tidak hanya
pada belajar kelompok yang dilakukan pesertanya akan tetapi peserta
didik dituntut untuk karena adanya interaksi terbuka antar anggota
kelompok untuk menyelesaikan tugas yang bersifat kooperatif sehingga
secara otomatis peserta didik dapat membentuk pemahamannya sendiri
terhadap materi dari berbagai macam perdebatan dan pertukaran
pendapat sebagaimana disebutkan dalam Teori Konstruktivisme.
Tipe pembelajaran ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kerja
sama antar siswa (1), membentuk hubungan positif antar siswa (2),
26
mengembangkan rasa percaya diri siswa (3), dan juga dapat
meningkatkan kemampuan akademis siswa (4). Didalam sistem
pembelajaran ini pula siswa diajarkan tenyang pemahaman social dimana
siswa diajarkan untuk saling bersosialisasi dengan siswa lainnya untuk
bekerja sama menyelesaikan tugas yang bersifat kooperatif pula.
Kerjasama yang sering dilakukan oleh antar siswa ini yang akan
membangun hubungan positif antar siswa, mustahil bagi siswa yang tidak
memiliki hubungan yang positif bisa melakukan kerja sama dengan baik.
Sehingga apabila ada suatu masalah yang menimpa siswa dan berakibat
pada hubungan social mereka harus segera diselesaikan dengan pengajar
sebagai penengahnya dan nantinya tidak berdampak pada pembelajaran.
Kerjasama juga dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam
mengemukakan pendapatnya didalam suatu forum. Dalam suatu diskusi
kelompok pasti sering ditemui yang namanya perbedaan pendapat. Siswa
dapat saling bertukar informasi dan saling mengemukakan pendapatnya,
kemudian didiskusikan dan ditarik kesimpulan dari semua pendapat-
pendapat awal yang dikemukan oleh siswa. Dari kegiatan ini pula dapat
meningkatkan kemampuan akademik dikarenakan seperti yang telah
disebutkan sebelumnya bahwa dalam sebuah diskusi pasti banyak terjadi
perdebatan dan siswa saling mengemukakan pendapatnya masing-
masing. Setelah saling bertukar pendapat maka siswa juga akan saling
bertukar informasi yang mereka miliki. Dalam tahap ini siswa akan
saling membantu dalam membentuk pemahamnnya sendiri tentang kasus
yang dihadapi. Karena anggota kelompok diskusi berasal dari tingkatan
27
pendidikan yang sama serta umur yang relative sama sehingga pola pikir
siswa pun secara keseluruhan sama. Apabila ada anggota kelompok yang
belum bisa membangun pemahamannya sendiri tentang materi yang
dibahas, penjelasan dari teman seumuran lebih mudah diterima oleh
siswa dibandingakn guru. Hal ini karena siswa lain yang menjelaskan
menggunakan tata bahasa yang dapat dipahami siswa tersebut. Tidak
jarang apabila guru yang menjelaskan siswa tidak dapat menerima atau
memahami 100% disebabkan oleh tata bahasa dan pola pikir siswa dan
guru yang berbeda. Aktivitas belajar siswa terpusat pada bentuk diskusi,
mengerjakan tugas bersama, saling membantu dalam memecahkan
masalah. Dengan kata lain, siswa akan lebih termotivasi, percaya diri,
mampu menggunakan strategi berpikir, dan mampu membangun
hubungan interpersonal.
Tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ini akan maksimal apa
bila memenuhi 5 unsur model pembelajaran gotong royong,yaitu : saling
ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka,
komunikasi antar anggota, evaluasi proses kelompok. Ketergantungan
secara positif dimaksudkan antar siswa harus memiliki rasa saling
membutuhkan satu sama lain untuk menyelesaikan tugas. Percaya bahwa
rekan kerjanya mampu menyelesaikan masalah bersama dengannya, tapi
bukan dalam artian ketergantungan yang percaya kalau semua pekerjaan
akan dikerjakan oleh orang lain, itu dinamakan ketergantungan secara
negative dan berdampak buruk pada perkembangan siswa. Selain rasa
percaya, siswa juga harus memiliki sifat tanggung jawab terhadap
28
pekerjaan yang diberikan kepada oleh kelompok dan mengerjakannya
secara maksimal. Tatap muka merupakan cara untuk saling berdiskusi
dan bertukar informasi serta pendapat dalam sebuah kerja kelompok yang
tentunya jika ada tatap muka maka secara otomatis aka nada komunikasi
antar anggota. Dan yang terakhir adalah evaluasi proses kelompok,
kelompok melihat kembali bagaimana kinerja mereka selama diskusi
berjalan dan memperbaiki bagian-bagian yang dianggap kurang.
Dalam model pembelajaran kooperatif harus terdapat 4
keterampilan yang dimiliki oleh kelompok diskusi agar diskusi berjalan
lancar dan maksimal, yaitu :
a. Forming (pembentukan) merupakan keterampilan yang digunakan
untuk membentuk kelompok dan membentuk sikap yang sesuai
dengan norma.
b. Functioning (pengaturan) keterampilan yang digunakan untuk
mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan
menjaga hubungan antar anggota kelompok.
c. Formatting (perumusan) keterampilan sebuah kelompok untuk
memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap materi yang
sedang dibahas serta menggali informasi lebih dalam dan
merangsang siswa untuk lebih berfikir kritis.
d. Fermenting (penyerapan) yaitu kemampuan dimana sebuah
kelompok mampu untuk memahami sebuah konsep sebelum terjadi
pembelajaran, mencari lebih banyak informasi serta
29
mengkomunikasikan semua pemikiran yang ada untuk memperoleh
sebuah kesimpulan.
Inti dari startegi pembelajaran kooperatif adalah kerjasama tim.
Pengajar hanya bertindak sebagai perantara. Menurut Jumrida Husni
dalam blognya, startegi pembelajaran yang termasuk didalam strategi
pembelajaran kooperatif, diantaranya :
a. Jigsaw
b. NHT (Number Heads Together)
c. STAD (Student Teams Achievement Divisions)
d. TAI (Team Assisted Individualization atau Team Accelerated
Instructions)
e. Think-Pair-Share
f. Picture and Picture
g. Problem Posing
h. Problem Solving
i. Team Games Tournament (TGT)
j. Cooperative Intergrated Reading and Composition (CIRC)
Kekurangan dari sistem pembelajaran ini adalah kesiapan dari
pihak guru dan pihak siswa. Apabila salah satu pihak belum siap untuk
menjalankan metode ini maka mateode tidak akan berjalan secara
maksimal. Penggunaan metode pembelajaran yang kuno pun dimana
guru menjelaskan siswa mencatat apabila dilakukan perubahan yang
secara mendadak pun akan mengakibatkan kebingunagn dikedua belah
pihak. Akan tetapi untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan
30
beberapa perbaikan ditiap pihaknya. Dari pihak guru, ketidaksiapan guru
dapat diatasi dengan secara perlahan merubah model pengajarannya serta
mendapatkan pelatihan dan mencari referensi sendiri menganai metode
pembelajaran ini. Apabila guru sudah mulai terbiasa dengan metode
pembelajaran ini maka siswa pun akan ikut terbiasa.
Sedangkan dilihat dari pihak siswa, siswa terkadang masih bingung
menentukan tujuan akhir atau hasil akhir yang diharapkan sehingga guru
hendaknya memberikan gambaran umum tentang pencapaian yang
diharapkan. Pemberian beberapa sumber yang dapat dieksplorasi yang
nantinya dapat dikembangkan sendiri oleh siswa. Kekurangan lainnya
dari sistem pembelajaran ini adalah waktu yang relatif memakan waktu
yang lebih lama dibandingkan dengan metode lain.
6. Strategi Kooperatif Tipe Jigsaw
Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran yang masuk
kedalam strategi pembelajaran kooperatif. Sama dengan tipe
pembelajaran lainnya yang masuk kedalam golongan pembelajaran
kooperatif yang menitik beratkan pembelajaran pada kerjasama tim atau
kerja kelompok. Yang membedakannya adalah dalam pembelajaran tipe
jigsaw terdapat kelompok khusus yang dinamakan kelompok ahli.
Kelompok ahli ini nantinya akan bertugas untuk membahas satu topik
khusus yang nantinya akan dibawa kembali hasil diskusinya oleh anggota
ahli untuk dipresentasikan di dalam kelompok asal.
Menurut Tiwan,MT(2008:2) menyebutkan bahwa ―Jigsaw
merupakan salah satu tipe strategi pembelajaran kooperatif paling
31
fleksibel. Banyaknya penelitian–penelitian sebelumnya yang dilakukan
semakin menguatkan fakta bahwa strategi pembelajarn ini mampu
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar siswa‖.
Menurut Tiwan,MT(2008:5) ―Strategi pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw merupakan suatu strategi pembelajaran yang mana siswa dituntun
untuk membentuk suatu kelompok yang anggotanya memiliki
karakteristik yang hetetogen dan mau untuk bekerja sama dan saling
ketergantungan secara positif dan bertanggung jawab untuk
menyelesaikan dan mempelajari tugasnya dalam kelompok dan harus
menyampaikan materi tersebut kepada anggota lainnya‖. Dan alur
pembagian kelompok asal dan kelompok ahli dalam strategi
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat ditunjukan pada Gambar 1.
Ilustrasi kelompok jigsaw.
Gambar 1. Ilustrasi kelompok jigsaw
7. Dinamika Kelompok
a. Teori Dinamika Kelompok oleh Kurt Lewin
32
Kurt Lewin beserta timnya dalam David W. dan Frank
P.(2012:20) alih bahasa oleh Theresia,SS melakukan serangkaian
penelitian yang bertujuan mengembangkan teori dinamika kelompok.
Seperti dasar ilmiah lainnya, dasar dinamika kelompok merupakan
salah satu penggabungan dari teori, penelitian, dan penerapan. Teori
menggambarkan karakteristik kelompok yang efektif, penelitian
mengesahkan dan melemahkan teori yang ada sedangkan penerapan
prosedur berdasarkan keabsahan teori yang diterapkan untuk melihat
apakah teori tersebut berjalan atau tidak. Kelompok ideal menurut Kurt
Lewin adalah suatu kelompok yang berkumpul bersama untuk
mencapai sebuh tujuan tertentu, saling ketergantungan satu dengan
yang lainnya dalam memecahkan suatu masalah, terjadi interaksi antar
individu, disetiap anggota telah tertanam pola piki kalau mereka berada
dalam satu kelompok, memiliki pengaruh positif antar kelompok, dan
saling memotivasi antar kelompok.
Penelitian yang dilakukan oleh Katzenbach & Smith pada tahun
1993 (David W. dan Frank P.,2012:20 alih bahasa oleh Theresia,SS),
jenis-jenis kelompok dapat digambarkan kedalam suatu kurva prestasi
kelompok. Seperti yang ditunjukan pada Gambar 2 mengenai jurva
prestasi kelompok, dimana kurva ini menggambarkan perbedaan
kelompok yantg efektif dan kelompok yang tidak efektif.
TIN
GK
ATA
N P
RES
TASI
JENIS-JENIS
KELOMPOK
Kelompok Pseudo
Kelompok Tradisional
Kelompok Efektif
Kelompok Prestasi Tingggi
33
Gambar 2. Kurva prestasi kelompok
Berdasarkan Gambar.2 mengenai kurva prestasi kelompok,
kelompok dibedakan menjadi beberapa bagian, seperti Kelompok
Pseudo yang merupakan kelompok yang anggotanya telah sepakat
untuk membentuk suatu kelompok akan tetapi tidak ada satu pun dari
anggota kelompok yang tertarik untuk menjalankannya. Didalam
kelompok tersebut tidak ada yang dinamakan kerja sama yang ada
hanyalah persaingan antar anggota kelompok. Mereka menganggap
kalau anggota yang lainnya adalah saingan yang harus dikalahkan, tidak
ada pertukaran informasi, mencoba untuk membingungkan anggota lain
dengan memberikan informasi palsu, dan saling mencurigai. Sehingg
tim yang seperti ini akan lebih efektif apabila mereka bekerja secara
individu. Pada kelompok ini anggota kelompok percaya bahwa
penilaian yang mereka dapat berdasarkan anggota yang berprestasi
tinggi ke anggota yang berprestasi rendah.
Kelompok tradisional adalah kelompok yang anggotanya telah
sepakat untuk membentuk sebuah kelompok dan mau menjalankan
semua kewajibannya. Semua anggota kelompok percaya bahwa
penilaian yang mereka terima berdasarkan kinerja individu, bukan
sebagai anggota kelompok. Tugas yang mereka dapatkan telah
34
terstruktur sehingga kecil kemungkinan untuk adanya diskusi. Setiap
anggota kelompok memiliki bagiannya masing-masing. Diskusi
kelompok hanya akan terjadi pada saat melaporkan hasil kerjanya saja.
anggota bekerja secara terpisah, sehingga anggota yang malas
mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan anggota yang rajin.
Anggota yang rajin merasa dimanfaatkan sehingga kinerjanya
berkurang. Jenis kelompok ini sering dijumpai dalam kelas, dimana
anggota yang rajin akan mengerjakan sebagian besar pekerjaan
kelompok sedangkan anggota yang malas tidak melakukan apapun atau
dalam instilah keseharian adalah hanya titip nama.
Kelompok yang efektif merupakan kelompok yang memiliki hasil
kelompok yang lebih besar dibandingkan dengan hasil individu.
Anggota kelompoknya memiliki komitmen yang besar untuk saling
memaksimalkan kinerja anggota kelompok dan anggota lainnya.
Anggotanya percaya bahwa keberhasilan kelompoknya didasarkan pada
keberhasilan kerja sama semua anggota kelompok. Dalam pengambilan
keputusan pada kelompok ini selalu dilakukan dengan cara berdiskusi
dimana memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk
mengemukakan pemahaman dan pendapatnya. Semua anggota
kelompok memiliki tanggung jawab yang sama dan saling bekerja sama
dalam menyelesaikan tugas yang ada.
Kelompok berprestasi tinggi adalah sebuah kelompok yang
didalamnya beranggotakan orang-orang yang memiliki tingkat
komitmen yang tinggi antar anggotanya dalam mencapai kesuksesan
35
kelompok. Seperti yang disebutkan oleh Jennifer Futernick ―Anggota
berprestasi tinggi, tim cepat tanggap di Mc Kinsey & Company,
menganggap bahwa emosi yang menyatukan kebersamaan timnya
adalah sebuah bentuk cinta dikutip dalam buku ―Dinamika Kelompok :
Teori Keterampilan, David W. Johnson & Frank P. Johnson‖. Yang
menjadi kunci dalam anggota kelompok ini tidaklah hanya dalam
kepercayaan antar kelompok akan tetapi adanya sifat saling menghargai
dan peduli terhadap anggota kelompok lainnya. Masalah yang dihadapi
oleh satu anggota kelompok akan diselesaikan bersama dengan
kelompok lainnya.
Teori ini dianggap mendukung karena dalam kelompok yang
menjadi inti dari strategi pembelajaran tipe jigsaw, siswa dituntut untuk
mengolah teori yang sudah ada. Sangat tidak dianjurkan untuk para
siswa menelan mentah-mentah teori yang sudah ada. Kemudian setelah
dilakukan penelitian yang nantinya akan menentukan kedudukan teori
tersebut, mengesahkan atau melemahkan teori, dengan demikian siswa
dapat langsung mengetahui dan menilai langsung teori yang ada.
Setelah diangdegap sah maka teori yang ada akan diterapkan. Jika
terjadi kekurangan pada teori maka akan dilakukan perbaikan ulang dan
akan dilakukan penerapan ulang sampai teori dianggap benar.
b. Penelitian Norman Triplett.
Noman Triplett (David W. dan Frank P.,2012:37 alih bahasa oleh
Theresia,SS), Psikolog Universitas Indiana yang melakukan
penelitiannya pada abad ke-19 menitik beratkan penelitiannya pada
36
berubahan prestasi seseorang ketika orang lain hadir. Triplett mengambil
sampel rekaman Liga Balap dari Para Pembalap Amerika. Triplett
mengamati bahwa para pembalap akan memacu kudanya lebih cepat
apabila ada saingan dari pada mereka sedang sendirian dengan kurun
jarak lintasan yang sama. Triplett menyimpulkan bahwa kehadiran orang
lain (yaitu pesaing) bertindak sebagai pemacu prestasi. Untuk menguji
kesimpulannya kembali Triplett meminta sekelompok anak untuk
menggulung tali pada alat pancing dan membandingkan kecepatan
mereka ketika melakukan sendiri atau bersamaan dengan anak yang
lainnya.
Penelitian ini dianggap sebagai salah satu teori yang mendukung
strategi pembelajaran tipe jigsaw dikarenakan dalam sebuah kelompok
terdiri dari berbagai macam karakteristik siswa yang mana belum tentu
semua tertarik untuk menyelesaikan suatu masalah jika sendiri. Akan
tetapi dengan adanya siswa didalam kelompok yang memiliki
karakteristik untuk memecahkan permasalahan yang diberikan menjadi
salah satu dorongan awal untuk memacu anggota kelompok lainnya
untuk ikut serta memecahkan masalah tersebut. Anggota lain akan
merasa tersaingi dan terpacu untuk ikut serta dalam pembahasan materi.
Memang keberadaan siswa dengan karakteristik seperti ini memegang
peranan penting dalam kelompok karena siswa ini bersikap sebagai
motor untuk menggerakkan anggota yang lain.
37
B. Kerangka Berfikir
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan tingkat satuan
pendidikan yang menitik beratkan pada kemampuan atau ketrampilan siswanya
dalam bidang tertentu. Siswanya telah difokuskan untuk mendalami suatu
bidang. Jenis pelajaran yang diberikan di SMK juga berbeda dengan SMA
(Sekolah Menengah Atas). Pelajaran di SMK lebih bersifat praktek. Untuk
melakukan sebuah praktek maka pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan haruslah tinggi, mana mungkin siswa akan mempraktekan suatu
materi dengan benar apabila siswa tersebut tidak memahami sepenuhnya
mengenai materi yang diajarkan.
Berdasarkan dengan observasi yang telah dilakukan sebelumnya,
pengajaran yang dilaksanakan di SMK N 1 Cepu masih tradisional dimana
pembelajaran masih terpusat di pengajar atau guru. Guru masih mmenjadi satu-
satunya sumber ilmu dan siswa hanya menerima secara mentah-mentah apa
yang diberikan oleh pengajar. Dalam kenyataannya juga, dengan metode
pembelajaran ceramah dan siswa hanya sekedar mendengarkan dan mencatat
tidak dapat menjamin siswa mengerti sepenuhnya mengenai materi yang
diberikan. Berdasarkan pengamatan justru banyak siswa yang sibuk sendiri dan
tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Guru pun tidak dapat menjangkau
semua siswa, hanya siswa-siswa yang duduk dibarisan depan dan dekat dengan
guru saja yang mendapatkan perhatian dan cenderung mendengarkan
penjelasan guru, akan tetapi bagi mereka yang duduk dibelakang dan tidak
memiliki niatan untuk belajar hanya akan membuat kegaduhan dikelas dengan
mengganggu siswa lainnya.
38
Dengan tujuan untuk membuat semua siswa terlibat dalam
pembelajaran dikelas dan secara tidak sadar siswa yang awalnya membuat
kegaduhan dikelas akan ikut berkonsertrasi dengan materi maka penggunaan
strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangatlah tepat. Dalam strategi
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa dituntut untuk bekerja sama dengan
siswa lainnya dan membagikan informasi yang dia miliki kepada siswa lainnya
dan juga siswa akan saling ketergantungan secara positif. Guru bukan lagi satu-
satunya sumber ilmu, siswa dapat mencari sumber ilmu yang lain seperti
melalui buku, internet, dan yang paling penting adalah diskusi kelompok.
Dengan cara ini maka semua siswa akan terlibat secara merata dan
juga secara tidak langsung semua siswa akan ikut aktif dalam pembelajaran.
Tingkat keaktifan belajar siswa juga meningkat. Seiring dengan semakin
meningkatnya keaktifan belajar siswa maka pemahaman siswa akan materi
yang diajarkan juga semakin meningkat. Apabila tingkat pemahaman siswa
akan materi meningkat maka hasil belajar yang didapat siswa juga meningkat.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka diduga bahwa
penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat menyelesaikan
masalah mengenai keaktifan belajar dan hasil belajar siswa. Sehingga diangkat
judul penelitian ―Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Siswa Dalam
Bidang Studi Teknik-Teknik Pengambilan Gambar Produksi Multimedia Kelas
X Jurusan Multimedia (Studi Kasus SMK N 1 Cepu)‖.
39
C. Hipotesis
Hipotesis atau yang sering disebut dengan dugaan sementara
merupakan komponen dalam penelitian yang berguna untuk menghubungkan
teori yang sudah ada dengan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti atau hal
sebaliknya. Selain itu juga hipotesis menggabungkan filsafat induktif yang
bersifat pengamatan dan filsafat deduktif yang menekankan pada penalaran
untuk menghasilkan hal baru atau dengan kata lain hipotesis terdiri dari
penggabungan fakta yang sudah ada dan diambil dari observasi dalam suatu
wilayah dan digabung dengan teori-teori oleh para ahli yang telah
dikemukakan sebelumnya.
Berdasarkan oleh observasi yang telah dilakukan oleh peneliti
dilokasi penelitian yaitu SMK N 1 Cepu dapat diambil dapat dilihat siswa lebih
banyak bermain dan tidak fokus terhadap materi pembelajaran yang diberikan.
Pengajar pun hanya terfokus oleh siswa yang masih masuk dalam
jangkauannya saja yaitu siswa-siswa yang duduk didepan kelas, sedangkan
siswa-siswa yang berada dibelakang kelas tidak mendapatkan perhatian,
sesekali memang mendapatkan teguran tetapi mereka yang berada dibelakang
kelas akan kembali tidak fokus lagi. Peneliti beranggapan bahwa penggunaan
strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa dapat berperan atau aktif
semua dalam pembelajaran dan menyelesaikan masalah yang diberikan. Hal ini
karena siswa bekerja secara berkelompok dan memiliki tanggung jawab dan
tugasnya masing-masing dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Tingkat
pemahaman siswa akan meningkat karena tiap siswa akan terlibat langsung
dalam kelompok. Seiring dengan tingkat pemahaman siswa yang meningkat
40
maka hasil belajar siswa pun akan meningkat. Keaktifan siswa pun meningkat,
siswa yang awalnya diam saja dibelakang kelas akan masuk kedalam kelompok
untuk bekerja dalam kelompoknya masing-masing.
Dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini adalah
hasil belajar dan keaktifan siswa akan lebih tinggi dengan penerapan strategi
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dibandingkan dengan kelas yang tidak
menerapkan strategi pembelajaran ini.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
Dilihat dari fokus masalah dan kaitan antara variable yang dilibatkan
maka penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian eksperimen. Hal ini
didasari oleh beberapa faktor antara lain : 1) bertujuan untuk menguji hubungan
kausal antara variable bebas dan variable terikat, 2) membandingkan kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol melalui perbedaan kondisi yang sistematis,
3) mengacu pada terjadinya inovasi yang sengaja dan bertujuan.
A. Metode Penelitian Eksperimen
Metode penelitian yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah
metode penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti memiliki tujuan
utama yaitu menguji hipotesis atau dugaan awal yang telah dimiliki. Pengujian
ini dilakukan dengan mengubah setiap variabel yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapai secara sengaja. Perubahan ini nantinya juga
berhubungan dengan variabel lainnya karena setiap variabel yang ada saling
berkesinambungan. (A.Furchan,2007:338) mengatakan bahwa ―Dalam
bentuknya yang paling sederhana, suatu penelitian memiliki tiga ciri yaitu :
suatu variabel bebas dimanipulasi (1), semua variabel lainnya, kecuali varibel
bebas, dipertahankan tetap (2), dan pengaruh manipulasi varibel bebas terhadap
variabel terkait diamati (3). ―
Penelitian eksperimen dapat dilakukan di lapangan atau di
laboraturium. Jika suatu penelitian dilakukan dilaboraturium, peneliti memiliki
kendali penuh dalam membatasi variabel bebas agar tidak terpengaruh dengan
41
variabel lainnya. Peneliti dapat mengendalikan kondisi penelitiannya secara
penuh sehingga kondisi ini nantinya dapat direplikasi atau ulang jika ingin
mengadakan penelitian lagi dengan memiliki derajat kesamaan yang tinggi.
Penelitian eksperimen yang dilakukan dilapangan memiliki
keuntungan dibandingkan dengan penelitian eksperimen yang dilakukan
dilaboraturium. Menurut (A.Furchan,2007:342) ―…eksperimen lapangan
mempunyai beberapa kelebihan. Pertama, variabel eksperimental dalam
eksperimen lapangan dapat jauh lebih kuat daripada varibel eksperimental
dalam eksperimen di laboraturium. Di laboraturium, kita sulit untuk
memberikan perlakuan (treatment) yang lebih lama, sedangkan eksperimen
dilapangan dapat mencakup pertemuan kuliah setiap hari sepanjang tahun
akademis. Kedua, karena eksperimen lapangan dilakukan dalam situasi yang
lebih realistis, hasilnya memiliki kemungkinan lebih besar utnuk dapat
memberikan pemecahan bagi persoalan-persoalan yang dihadapi pendidik
secara nyata‖. Untuk penelitian ini, peneliti jelas memilih metode penelitian
eksperimen di lapangan atau dalam kasus ini dilaksanakan didalam kelas. Jenis
penelitian eksperimen didalam kelas yang diterapkan adalah studi mengenai
metode.
Dalam sebuah penelitian eksperimen terdapat unsur-unsur yang
mendapat perhatian khusus yang nantinya hal-hal ini juga menjadi ciri-ciri
sebuah penelitian eksperimen. Unsur-unsur tersebut adalah pengendalian,
menipulasi, dan pengamatan.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan dengan metode eksperimen
selalu ada variabel yang dimanipulasi oleh peneliti. Dalam metode penelitan ini
42
manipulasi sangat penting untuk dilakukan, hal ini karena manipulasi variabel
dalam metode eksperimen menunjukan bahwa peneliti sengaja mengubah
keadaan sebuah variabel dengan kondisi-kondisi yang beragam disesuaikan
dengan kebutuhan peneliti untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Variabel
yang dimanipulasi adalah variabel bebas. Dalam penelitian ini manipulasi yang
dilakukan oleh peneliti adalah dengan menggunakan suatu metode tertentu
dalam pemberian pembelajaran didalam kelas. Satu kelas eksperimen dengan
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan dikelas yang
lain yang digunakan sebagai pembanding menggunakan strategi pembelajaran
konvensional. Karena adanya manipulasi yang dilakukan oleh peneliti dalam
variabel bebas maka akan berdampak pada variabel terikat. Dalam suatu
penelitian eksperimen varibel terikat biasanya merupakan hasil dari manipulasi
yang dilakukan terhadap variabel bebas seperti hasil belajar dan keaktifan
belajar dalam penelitian ini. Ketika adanya hasil maka akan dilakukan
pengamatan untuk memantau hasil dari manipulasi yang telah dilakukan oleh
peneliti
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan aspek yang terlibat dalam
penelitian keseluruhan aspek bisa meliputi keseluruhan pengukuran,
objek, atau individu yang sedang dikaji. Populasi yang dimaksud tidak
sebatas sekelompok atau kumpulan orang-orang melainkan juga dapat
berupa ukuran, hitungan, atau kualitas yang menjadi suatu kajian.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah seluruh siswa
43
kelas X jurusan multimedia SMK N 1 Cepu Tahun Pelajaran
2014/2015.
2. Sampel
Sampel merupakan perwakilan dari sebuah populasi. Suatu sampel
harus dapat mewakili keseluruhan aspek yang ada didalam populasi.
Sampel yang digunakan dalam penelitian siswa kelas X jurusan
Multimedia yang terdiri dari 2 kelas Tahun Ajaran 2014/2015
Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling atau
pemilihan secara acak secara sederhana. Dimana peneliti memilih
secara acak diantara 2 kelas yang ada mana yang akan dijadikan sebagai
kelas yang nantinya akan diterapkan strategi pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dan mana yang dijadikan kelas pembanding atau kelas
kontrol.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa
kelas X MM1 dan X MM2 SMK N 1 Cepu Tahun Ajaran 2014/2015
dalam mata pelajaran Teknik Pengambilan Gambar Produksi. Satu
kelas nantinya akan diberikan perlakuan khusus tentang strategi
pembelajaran ini dan nantinya akan diamati apakah metode
pembelajaran ini dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dikelas
tersebut atau tidak.
C. Variabel penelitian
Variabel adalah suatu atribut yang dianggap mancerminkan atau
mengungkapkan semua aspek dalam penelitian. Dalam sebuah penelitian
44
peneliti memberikan perhatian besar terhadap perubahan (manipulasi) dan
pengendalian (kontrol).u Hal ini disebut dengan variabel. Variabel
dibendakan menjadi dua kelompok yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas adalah suatu variabel pendahulu atau variabel yang
mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode pembelajaran yang diterapkan didalam kelas
yaitu strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Variabel terikat adalah variabel yang muncul karena pengaruh dari
variabel bebas. Vairabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
hasil belajar siswa dan tingkat keaktifan belajar siswa dikelas.
D. Pengendalian
Pengendalian dalam penelitian ini berfungsi sebagai pembatas atau
mengatur situasi sehingga pengaruh variabel dapat diselidiki. Pengendalian
juga berfungsi untuk mengendalikan dan mengarahkan penelitian variable
agar tidak keluar jalur. Dalam prakteknya banyak aspek-aspek diluar
variabel-variabel pendidikan yang dapat mempengaruhi jalannya penelitian
sehingga dibutuhkan sebuah pengendalian.
Pengendalian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
konvariansi. ―Analisa konvariansi merupakan metode untuk menganalisis
perbedaan variabel terikat diantara kelompok-kelompok eksperimen, sesudah
memperhitungkan setiap perbedaan ukuran antara Pretest atau ukuran
variabel terikat relevan lainnya yang telah ada sebelumnya diantara
kelompok-kelompok tersebut.‖ (A. Furchan,2007;350)
45
Dalam penelitian ini kelas yang sudah ditetapkan sebagai kelas
eksperimen menggunakan startegi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Untuk
menghindari faktor pembedaan guru maka peneliti bertanggung jawab atas
kelas yang digunakan untuk penelitian. Untuk menjaga materi yang diberikan
seimbang dan berbobot sama maka peneliti bertanggung jawab dalam
menyediakan bahan ajar. Untuk menjamin bobot materi sama maka peneliti
membuat materi pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
serta soal-soal yang akan digunakan pada saat pembelajara diawal, sebelum
penelitian dilakukan.
E. Metode dan Desain Penelitian
Dalam sebuah jurnal yang berjudul ― Peningkatan Kualitas Proses
dan Hasil Belajar Teknik Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model
Jigsaw‖ oleh Tiwan, MT(2008;6) disebutkan bahwa untuk melaksanakan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, disusun langkah-langkah kelompok
sebagai berikut; (1) pembagian tugas,(2) pemberian lembar ahli, (3)
mengadakan diskusi, (4) mengadakan kuis. Adapun rencana pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw ini diatur secara instruksional adalah :
1. Membaca, siswa memperoleh topik-topik ahli dan membaca materi
tersebut untuk mendapatkan informasi.
2. Diskusi kelompok ahli, siswa dengan topik-topik ahli yang sama
bertemu untuk mendiskusikan topic tersebut.
3. Diskusi kelompok asal, siswa ahli kembali ke kelompok asalnya untuk
menjelaskan topik kepada kelompok asalnya.
4. Kuis, siswa memperoleh kuis individu yang mencangkup semua topik.
46
5. Penghargaan kelompok, perhitungan skor kelompok dan menentukan
penghargaan kelompok.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan
desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain Pretest-Posttest
control grup design Pretest-Posttest. Dengan demikian desain penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Grup Design
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
KE O1 X1 O2
KK O3 X2 O4
Keterangan :
KK : Kelas Kontrol
KE : Kelas Eksperimen
O1 : Pretest yang diberikan kepada Kelas Eksperimen
X1 : KBM dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Jigsaw
O2 : Posttest yang diberikan pada Kelas Kontrol pada akhir
pembelajaran
O3 : Pretest yang diberikan kepada Kelas Kontrol
X2 : KBM dengan menggunakan Metode pengajaran konvensional
O4 : Posttest yang diberikan pada Kelas Kontrol pada akhir
pembelajaran
Pada penelitian ini, setiap kelompok pada awal kegiatan diberi
pretest (O1,O3), diberi perlakuan dan pada akhir kegiatan diukur dengan
posttest (O2,O4) yang ekuivalen dengan pretest. Sedangkan X1 dan X2
masing-masing merupakan perlakuan yang diterapkan dikelas. Untuk X2
pengajaran seperti biasa sedangkan untuk X1 yaitu Diskusi Kelompok yang
mana didalamnya terdapat Kelompok Asal dan Kelompok Ahli. Kelompok
asal yang terdiri dari 8 orang tiap kelompoknya diberi sebuah materi yang
47
didalamnya masih terdapat topik-topik tertentu, topik tersebut selanjutnya
disebut dengan topik 1, topik 2, topic 3,dst. Karena dalam satu kelas terdapat
32 siswa maka siswa akan dibagi menjadi 4 kelompok asal yaitu kelompok 1,
kelompok 2, kelompok 3, dan kelompok 4, seperti ditunjukan dalam Gambar
3. Ilustrasi pembagian kelompok asal dan kelompok ahli jigsaw
1 2 3 4
5 6 7 8
Kelompok 1
1 2 3 4
5 6 7 8
Kelompok 3
1 2 3 4
5 6 7 8
Kelompok 2
5 5
5 5
Kelompok Ahli 5
4 4
4 4
Kelompok Ahli 4
3 3
3 3
Kelompok Ahli 3
2 2
2 2
Kelompok Ahli 2
6 6
6 6
Kelompok Ahli 6
1 1
1 1
Kelompok Ahli 1
48
Gambar 3. Ilustrasi pembagian kelompok asal dan kelompok ahli jigsaw
Keterangan :
: Siswa
: Siswa yang memiliki topik sama yang nantinya
akan masuk kedalam kelompok ahli topik tersebut.
: Kelompok dengan topic yang beragam (kelompok
asal)
Kemudian setelah semua siswa mendapat topiknya masing-masing,
siswa membentuk kelompok lagi sesuai dengan topik ahli yang sama
kemudian kelompok ini disebut dengan kelompok ahli. Kelompok ahli
terdiri dari siswa-siswa yang memiliki topik yang sama. Dalam diskusi
kelompok ahli, siswa dituntut untuk memiliki catatan dan memiliki
informasi sebanyak-banyaknya tentang topik ahli yang nantinya akan
dijelaskan kembali ke kelompok asal.
1 2 3 4
5 6 7 8
Kelompok 4
8 8
8 8
Kelompok Ahli 8
7 7
7 7
Kelompok Ahli 1
1
1 1
1 1
Kelompok Ahli 1
1 2 3 4
5 6 7 8
Kelompok 4
Kelompok Asal Kelompok Ahli
49
Berdasarkan ilustrasi yang telah digambarkan mengenai proses
pembagian kelompok pada kelas eksperimen aktivitas kelompok sangatlah
penting. Aktivitas dalam kegiatan belajar adalah untuk mengemukakan
suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian mengajukan
pertanyaan, memberikan saran, mengemukakan pendapat, awawancara,
diskusi dan interupsi. Sehingga sangatlah penting bagi siswa yang
menjalankan metode pembelajaran ini untuk saling terbuka dan saling
mengemukakan pendapat. Siswa disini diajarkan untuk memiliki sifat
berfikir kritis dan tanggap dengan lingkungan sekitarnya.
Setelah terjadinya diskusi dengan kelompok ahli kemudian anggota
kelompok ahli akan kembali ke kelompok asalnya masing-masing. Pada
tahap ini setiap anak sudah memiliki materiyang cukup mengenai topic yang
menjadi tanggung jawabnya yang nantinya digunakan sebagai bekal untuk
menjelaskan ke teman lainnya. Secara bergantian siswa akan menjelaskan
mengenai topiknya masing-masing, kemudian apabila ada siswa yang
merasa tidak paham atau tidak sependapat dengan penjelasan temannya bias
dilakukan diskusi didalam kelompok asal. Akan tetapi apabila masih tidak
ditemui kesepakatan maka siswa yang memiliki tanggung jawab atas materi
yang didiskusikan lebih baik berkumpul dengan kelompok ahlinya lagi dan
berdiskusi untuk memecahkan persoalan yang ada.
Diskusi dengan kelompok asal telah selesai dan semua
permasalahan yang diajukan oleh guru dapat terselesaikan. Kemudian
selanjutnya secara keseluruhan masing-masing kelompok mengumpulkan
50
hasil diskusinya bersamaan dengan catatan individu dari tiap anggota ahli
yang terdapat didalamnya.
Pemberian postest diakhir KBM ini untuk mengukur seberapa jauh
tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan dibandingakan
dengan nilai pretest yang sudah diambil diawal si`klus tadi. Dan pemberian
penghargaan atau reward kepada kelompok yang mendapatkan nilai
tertinggi dapat merangsang siswa untuk belajar lebih giat lagi.
F. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini diantaranya adalah :
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang sumbernya
berasal dari lingkungan sekitar sehingga data yang didapat
berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti. Observasi perlu
dilakukan untuk mengamati semua perilaku yang terjadi didalam
kelas dan nantinya juga dapat menentukan tidakan mana yang tepat
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Hal yang diamati tidak
hanya tingkah laku siswanya saja melainkan juga kinerja guru
pengajar yang bertanggung jawab dalam kelas tersebut. Dalam
proses obeservasi ini nanti terlihat perubahan perilaku siswa dari
awal KBM pembelajaran sampe akhir KBM.
2. Kajian Dokumen
Kajian dokumen merupakan teknik pengumpulan informasi atau
data berdasarkan sumber-sumber data arsip sekolah atau
51
perpustakaan. Kajian dokumen ini dilakukan untuk memperoleh
informasi mengenai perangkat pembelajaran yang akan dijadikan
pedoman seperti Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dan perangkat pembelajaran lainnya. Nilai siswa pada
materi-materi sebelumnya pun dapat menjadi panduan dalam
melakukan penelitian.
3. Tes
Pada proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini telah
diberikannya tes pada awal KBM yang disebut dengan Pretest dan
poostest yang diberikan diakhir KBM. Dari tes-tes inilah peneliti
dapat mengetahui perubahan pada saat awal KBM dan saat akhir
KBM. Ada atau tidaknya perubahan dan keefektifan matode
pembelajaran dilihat dari hasil tes ini.
G. Alur Penelitian
Penyusunan instrument penelitian mejadi tahapan pertama dalam
melakukan penelitian di SMK N 1 Cepu, setelah instrument selesai disusun
dan siap untuk diujikan kemudian dilakukan pengujian dilokasi penelitian.
Pengujian instrument ini dengan uji coba soal dan uji validitas dari soal
tersebut. Pengujian dilakukan terhadap siswa kelas XI jurusan Multimedia
SMK N 1 Cepu. Setelah soal dianggap valid dan tidak ada kesalahan lagi
kemudian dilakukan implementasi strategi pembelajaran pada kelas X.
Perlakuan didalam kelas yang dijadikan kelas penelitian sama, hanya yang
berbeda adalah metode pembelajaran yang digunakan yaitu menggunakan
52
strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (kelas eksperimen). Setelah hasil
pretest dan Posttest didapat kemudian dilakukan penganalisisan data untuk
menarik kesimpulan. Untuk alur lebih jelasnya ditunjukan pada Gambar 4
Penyusunan Instrumen
Penelitian
Uji Coba Soal dan Uji
Validitas
Eksperimen I
- Pretest
- Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) dengan menggunakan
Metode Jigsaw
- Posttest
Eksperimen II
- Pretest
- Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) dengan
mengguanakan metode
pembelajaran yang biasa
dilakukan dikelas (Guru
mengajar siswa
mendengarkan)
- Posttest
Analisis Data Penelitian
Kesimpulan
53
Gambar 4. Alur Penelitian
H. Metode Analisis Instrumen
Setelah dilakukannya proses pembelajaran maka perlu
dilakukannya proses evaluasi atau penilaian. Evaluasi pendidikan dapat
diartikan melalui dua jalur, yaitu evaluasi pendidikan merupakan suatu
proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan,
dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan. Kemudian evaluasi
pendidikan juga dapat diartikan dengan melakukan usaha untuk
memperoleh informasi berupa umpan (feedback) bagi penyempurnaan
pendidikan (Anas Sudijono,2009;2).
Evaluasi pendidikan dapat dibagi menjadi dua yaitu tes dan non
tes. Tes ( sebelum adanya Ejaan Yang Disempurnakan dalam Bahasa
Indonesia ditulis dengan test) merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,
dengancara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto,2005;52).
Untuk evaluasi pendidikan dengan non tes, perbedaannya dengan tes jika
saat melakukan tes yang diuji adalah peserta didiknya langsung apabila
non tes proses pengujian dilakukan dengan cara pengamatan (Anas
Sudijono,2009;76).
1. Uji Validitas
Dalam sebuah website (http://dunia-penelitian.blogspot.com
/2011/11/cara-uji-validuitas-dan-reliabilitas.html) yang membahas
mengenai uji validitas dan rebilitas suatu penelitian dijabarkan
tentang beberapa pengertian dan teori tentang validitas penelitian.
54
Menurut Gronlund dan Linn (1990), validitas merupakan ketepatan
interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2007:64) validitas
merupakan keadaan yang menggambarkan tingkat
instrumenbersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan
diukur.
Dalam sebuah penelitian, penelitian tersebut dikatakan
absah sering kali hanya dilihat dari uji validitas dan reliabilitasnya.
Menurut Sugiyono (2012: 267), validitas merupakan derajat
ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan
daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 326), validitas butir
soal dicari dengan rumus korelasi point biserial:
√
...................................................................... . (1)
Keterangan:
rpbis : Koefisien korelasi point biserial
Mp : Skor rata-rata hitung untuk butir jawaban benar
Mt : Skor rata-rata dari skor total
Sdt : Standar deviasi skor total
p : proporsi siswa yang menjawab benar pada butir yang diuji
validasi
q : proporsi siswa yang menjawab salah pada butir yang diuji
validasi
(Suharsimi Arikunto,2008:79)
55
Hasil perhitungan rpbis selanjutnya dibandingkan
denganharga ttabel dengan taraf signifikan 5 %. Jika rpbis > rtabel
maka butir soal tersebut valid. (Sugiyono, 2012: 134).
Uji validitas instrument untuk hasil belajar siswa dilakukan
dengan kelas XI Jurusan Multimedia SMK N 1 Cepu yang terdiri
dari 2 kelas yaitu kelas MM1 dan MM2. Siswa akan mengerjakan
soal sebanyak 50 soal dalam bentuk pilihan ganda dengan empat
opsi dimasing-masing butir soal. Sedangkan untuk uji instrument
keaktifan belajar siswa akan menggunakan lembar observasi.
Peneliti akan mengisi lembar observasi mengenai keaktifan belajar
siswa tiap metodenya.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Dalam sebuah website (http://dunia-penelitian.blogspot.com
/2011/11/cara-uji-validuitas-dan-reliabilitas.html) yang membahas
mengenai uji validitas dan rebilitas suatu penelitian dijabarkan
tentang beberapa pengertian dan teori tentang reliabilitas
penelitian. Menurut Gronlund dan Linn (1990) reliabilitas adalah
ketepatan hasil yang diperoleh dalam suatu pengukuran. Sukadji
(2000) berpendapat bahwa reliabilitas bahwa reliabilitas suatu tes
adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten
sasaran yang dikur. Sedangkan Anastasia dan Susana (1997)
beranggapan bahwa sesuatu yang merujuk pada konsistensi skor
yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang
dengan tes yang sama pada kesempatan yang bersamaan, atau
56
dengan seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang
berbeda, atau dibawah kondisi pengujian yang berbeda.
Ada beberapa rumus yang dapat digunakan dalam
penentukan hubungan reliabilitas antara setiap butir soal dalam
suatu tes atau tes itu sendiri secara keseluruhan, yaitu :
1. Rumus Spearman Brown (Split Half)
2. Rumus KR 20 21 menurut Kuder-Richardson (KR 21)
3. Rumus Anova Hoyt
Menurut Arief Furchan (2007,323) diantara rumus rumus
tersebut, rumus KR 20 21 dianggap paling mudah untuk diproses
dikarenakan hanya memerlukan jumlah item instrument, mean skor
total, dan variasi total. Berikut ini rumus KR 20 yang digunakan
untuk menghitung reliabilitas suatu penelitian :
Rumusnya adalah sebagai berikut :
(
) (
)……………………………………….(2)
Keterangan :
r1 : relibitiras tes secara keseluruhan
n : banyaknya butir soal yang valid
s2 : standar deviasi tes
p : proporsi subjek yang menjawab benar
q : proporsi subjek yang menjawab salah
N : jumlah siswa
(Arief Furchan,2007:323)
Setelah nilai dari ri sudah diketahui kemudian akan dibandingkan
dengan tabel product moment. Jika nilai ri < rtabel maka instrument
57
tersebut tidak reliable tetapi jika ri > rtabel maka instrument
dinyatakan reliable.
3. Tarif Kesukaran Soal
Analisis tingkat kesukaran soal adalah suatu analisis untuk
mengetahui apakah soal tersebut tergolong soal yang susah atau
mudah. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan
tidak terlalu susah. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang
siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkan soal tersebut.
Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak semangat untuk menyoba lagi karena
diluar jangkauannya (Suharsimi Arikunto 2008:207).
Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat
kesukaran soal digunakan persamaan sebagai berikut :
Keterangan
P : indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal benar
Jx : jumlah seluruh siswa tes.
(Suharsimi Arikunto,2008:208)
Kemudian hasilnya dapat diklarifikasikan dengan tabel klarifikasi
tingkat kesukaran soal berikut :
Tabel 2. Klarifikasi Tingkat Kesungkaran Soal
Rentang Tingkat Kesukaran
0,00<p<0,30 Sukar
0,30<p<0,70 Sedang
58
0,70<p<1,00 Mudah
4. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal merupakan kemampuan suatu soal
untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi
dengan siswa yang berkemampuan rendah. Bagi sebuah soal yang
dapat dijawab benar oleh siswa yang berkemampuan tinggi dan
siswa yang berkemampuan rendah dianggap tidak baik. Hal ini
karena soal tersebut tidak memiliki daya pembeda, demikian pula
sebaliknya. Soal yang baik merupakan sebuah soal yang hanya
dapat dijawab oleh siswa yang berkemampuan tinggi. (Suharsimi
Arikunto,2008:211)
Daya pembeda butir soal dapat dihitung dengan
menggunakan rumua sebagai berikut :
Keterangan :
DP : Indeks daya pembeda
BA : Banyaknya peserta tes kelas atas yang menjawab benar
BP : Banyaknya peserta tes kelas bawah yang menjawab
benar
JA : Banyaknya peserta tes kelas atas
JB : Banyaknya peserta tes kelas bawah
(Suharsimi Arikunto,2008:213)
Kemudian setelah diketahui indeks daya pembeda maka
diklasifikasikan berdasarkat tabel berikut
Tabel 3. Klasifikasi Daya Pembeda
59
Daya Pembeda Interpretasi
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 - 1,00 Baik Sekali
(Suharsimi Arikunto,2008:218)
5. Uji prasyarat analisis
a. Uji normalitas
Dalam sebuah penelitian, uji normalitas dilakukan
untuk mengetahui apakah data penelitian tersebut
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian uji
normalitas yang dilakukan adalah Uji Kolmogorov—mirnov.
Perhitungannya menggunakan softmare SPSS untuk
mengolah datanya. Output yang dihasilkan oleh SPSS
setelah data diolah nantinya yang akan menentukan apakah
data tersebut terdistribusi normal atau tidak. Data penelitian
tersebut dinyatakan normal apabila nilai Asymp.Sig(2-tailed)
bernilai diatas level signifikansi yaitu 5% atau 0.05.
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas adalam sebuah penelitian
dilakukan untuk mengetahui apakah beberapa data populasi
variannya sama atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan
adalah uji ANOVA. Asumsi yang mendasari dalama analisis
varian (ANOVA) adalah bahwa varian dari populasi adalah
sama. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikasi lebih
dari 0.05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau
lebih kelompok data adalah sama
60
6. Uji hipotesis
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan
mengenai sesuatu yang perlu diuji kebenarannya. Untuk
mengetahui kebenarannya tersebut dilakukan penelitian dan
analisis. Metode yang digunakan dalam pengujian hipotesis
ini adalah uji t. dimana uji t digunakan untuk mengetahui
apakah variable-variabl independen secara parsial
berpengaruh nyata atau tidak terhadap variable dependen.
Derajat signifikasi yang digunakan dalah 0.05. apabila nilai
signifikasi lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita
menerima hipotesis alternative, yang menyatakan suatu
variabel independen secara parsial berpengaruh pada
variable dependen. Dalam prosesnya uji ini juga
menggunakan software SPSS.
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Uji Coba Instrumen
Uji coba soal dilakukan oleh siswa kelas XI jurusan Multimedia.
Terdiri dari 50 soal pilihan ganda.
Tabel 4. Hasil Uji Soal Kelas XI Jurusan Multimedia SMK Negeri 1 Cepu
Hasil Uji Soal NOMOR SOAL
1 2 3 4 5
Uji Validasi Soal
r hitung
0.4740
5866
0.4132
6325
0.39866
068
0.43185
885
0.49473
486
r tabel 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061
Validitas Valid Valid Valid Valid Valid
Uji Reabilitas
NP (jumlah peserta
menjawab benar) 21 25 19 12 18
p (proposi peserta
menjawab benar) 0.7
0.8333
3333
0.63333
333 0.4 0.6
q (proporsi pesserta
menjawab salah) 0.3
0.1666
6667
0.36666
667 0.6 0.4
pq 0.21
0.1388
8889
0.23222
222 0.24 0.24
N 30
n 36
s2 67.63222222
∑PQ 7.934444444
∑Y 599
∑Y
2 13989
r11 0.913119(reliabel)
Uji Kesukaran Soal
B ( jumlah soal benar) 21 25 19 12 18
Jx(Jumlah siswa) 30 30 30 30 30
P (tingkat kesukaran soal ) 0.7
0.8333
3333
0.63333
333 0.4 0.6
Hasil Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang
Daya Pembeda Soal
JA i(Banyaknya peserta
kelas atas) 15 15 15 15 15
JB i(Banyaknya peserta 15 15 15 15 15
62
Hasil Uji Soal NOMOR SOAL
1 2 3 4 5
kelas bawah)
BA (Banyak peserta kelas
atas yang menjawab
benar)
14 15 12 8 12
BB (Banyak peserta kelas
bawah yang menjawaab
benar)
7 10 7 4 6
DP (Indeks Daya
Pembeda)
0.4666
6667
0.3333
3333
0.33333
333
0.26666
667 0.4
Hasil Baik Cukup Cukup Cukup Cukup
Lanjutan Tabel 4
Hasil Uji Soal NOMOR SOAL
6 7 8 9 10
Uji Validasi Soal
r hitung
0.6342
3172
0.3860
5045
0.3986
6068
0.4470
8134
0.4433
0369
r tabel 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061
Validitas Valid Valid Valid Valid Valid
Uji Reabilitas
NP (jumlah peserta
menjawab benar) 22 17 19 10 17
p (proposi peserta
menjawab benar)
0.7333
3333
0.5666
6667
0.6333
3333
0.3333
3333
0.5666
6667
q (proporsi pesserta
menjawab salah)
0.2666
6667
0.4333
3333
0.3666
6667
0.6666
6667
0.4333
3333
pq
0.1955
5556
0.2455
5556
0.2322
2222
0.2222
2222
0.2455
5556
N 30
n 36
s2 67.63222222
∑PQ 7.934444444
∑Y 599
∑Y
2 13989
r1 0.9131 (reliabel)
Uji Kesukaran Soal
B ( jumlah soal benar) 22 17 19 10 17
Jx(Jumlah siswa) 30 30 30 30 30
P (tingkat kesukaran soal )
0.7333
3333
0.5666
6667
0.6333
3333
0.3333
3333
0.5666
6667
Hasil Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang
Daya Pembeda Soal
JA i(Banyaknya peserta
kelas atas) 15 15 15 15 15
JB i(Banyaknya peserta 15 15 15 15 15
63
Hasil Uji Soal NOMOR SOAL
6 7 8 9 10
kelas bawah)
BA (Banyak peserta kelas
atas yang menjawab
benar)
14 10 13 8 12
BB (Banyak peserta kelas
bawah yang menjawaab
benar)
8 7 6 2 5
DP (Indeks Daya
Pembeda) 0.4 0.2
0.4666
6667 0.4
0.4666
6667
Hasil Cukup Jelek Baik Cukup Baik
Lanjutan Tabel 4
Hasil Uji Soal NOMOR SOAL
11 12 13 14 15
Uji Validasi Soal
r hitung
0.4508
0617
0.533414
54
-
0.0918
681
0.3948
3029
0.6288
0379
r tabel 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061
validitas Valid Valid
Tidak
Valid Valid Valid
Uji Reabilitas
NP (jumlah peserta
menjawab benar) 11 22
16 14
p (proposi peserta
menjawab benar)
0.3666
6667
0.733333
33
0.5333
3333
0.4666
6667
q (proporsi pesserta
menjawab salah)
0.6333
3333
0.266666
67
0.4666
6667
0.5333
3333
pq
0.2322
2222
0.195555
56
0.2488
8889
0.2488
8889
N 30
n 36
s2 67.63222222
∑PQ 7.934444444
∑Y 599
∑Y
2 13989
r1
0.9131
(reliabel)
Uji Kesukaran Soal
B ( jumlah soal benar) 11 22 27 16 14
Jx(Jumlah siswa) 30 30 30 30 30
P (tingkat kesukaran
soal )
0.3666
6667
0.733333
33 0.9
0.5333
3333
0.4666
6667
Hasil Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang
Daya Pembeda Soal
64
Hasil Uji Soal NOMOR SOAL
11 12 13 14 15
JA i(Banyaknya peserta
kelas atas) 15 15 15 15 15
JB i(Banyaknya peserta
kelas bawah) 15 15 15 15 15
BA (Banyak peserta
kelas atas yang
menjawab benar)
9 14 13 11 11
BB (Banyak peserta
kelas bawah yang
menjawaab benar)
2 8 14 5 3
DP (Indeks Daya
Pembeda)
0.4666
6667 0.4
-
0.0666
667
0.4 0.5333
3333
Hasil Baik Cukup Jelek Cukup Baik
Lanjutan Tabel 4
Hasil Uji Soal NOMOR SOAL
16 17 18 19 20
Uji Validasi Soal
r hitung
0.54145
211
0.16482
213
0.5578
1018
0.4235
5278
0.6526
8699
r tabel 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061
validitas Valid
Tidak
Valid Valid Valid Valid
Uji Reabilitas
NP (jumlah peserta
menjawab benar) 17
17 7 13
p (proposi peserta
menjawab benar)
0.56666
667
0.5666
6667
0.2333
3333
0.4333
3333
q (proporsi pesserta
menjawab salah)
0.43333
333
0.4333
3333
0.7666
6667
0.5666
6667
pq
0.24555
556
0.2455
5556
0.1788
8889
0.2455
5556
N 30
n 36
s2 67.63222222
∑PQ 7.934444444
∑Y 599
∑Y
2 13989
r1
0.9131
(reliabel)
Uji Kesukaran Soal
B ( jumlah soal benar) 17 27 17 7 13
Jx(Jumlah siswa) 30 30 30 30 30
P (tingkat kesukaran
soal )
0.56666
667 0.9
0.5666
6667
0.2333
3333
0.4333
3333
65
Hasil Uji Soal NOMOR SOAL
16 17 18 19 20
Hasil Sedang Mudah Sedang Sukar Sedang
Daya Pembeda Soal
JA i(Banyaknya peserta
kelas atas) 15 15 15 15 15
JB i(Banyaknya peserta
kelas bawah) 15 15 15 15 15
BA (Banyak peserta
kelas atas yang
menjawab benar)
12 14 13 7 11
BB (Banyak peserta
kelas bawah yang
menjawaab benar)
5 13 4 0 2
DP (Indeks Daya
Pembeda)
0.46666
667
0.06666
667 0.6
0.4666
6667 0.6
Hasil Baik Jelek Baik Baik Baik
Lanjutan Tabel 4
Hasil Uji Soal NOMOR SOAL
21 22 23 24 25
Uji Validasi Soal
r hitung
0.01489
168
0.50856
741
0.35647
428
0.0567
4204
0.3229
6561
r tabel 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061
Validitas
Tidak
Valid Valid Valid
Tidak
Valid Valid
Uji Reabilitas
NP (jumlah peserta
menjawab benar)
16 7
19
p (proposi peserta
menjawab benar)
0.53333
333
0.23333
333
0.6333
3333
q (proporsi pesserta
menjawab salah)
0.46666
667
0.76666
667
0.3666
6667
pq
0.24888
889
0.17888
889
0.2322
2222
N 30
n 36
s2 67.63222222
∑PQ 7.934444444
∑Y 599
∑Y
2 13989
r1
0.9131
(reliabel)
Uji Kesukaran Soal
B ( jumlah soal benar) 18 16 7 6 19
Jx(Jumlah siswa) 30 30 30 30 30
66
Hasil Uji Soal NOMOR SOAL
21 22 23 24 25
P (tingkat kesukaran
soal ) 0.6
0.53333
333
0.23333
333 0.2
0.6333
3333
Hasil Sedang Sedang Sukar Sukar Sedang
Daya Pembeda Soal
JA i(Banyaknya peserta
kelas atas) 15 15 15 15 15
JB i(Banyaknya peserta
kelas bawah) 15 15 15 15 15
BA (Banyak peserta
kelas atas yang
menjawab benar)
9 11 6 3 11
BB (Banyak peserta
kelas bawah yang
menjawaab benar)
9 5 1 3 8
DP (Indeks Daya
Pembeda) 0 0.4 0.3333 0 0.2
Hasil Jelek Cukup Cukup Jelek Jelek
Lanjutan Tabel 4
Hasil Uji Soal NOMOR SOAL
26 27 28 29 30
Uji Validasi Soal
r hitung
0.57007
534
0.54918
781
-
0.02861
49
0.4093
5332
0.5496
3115
r tabel 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061
validitas Valid Valid
Tidak
Valid Valid Valid
Uji Reabilitas
NP (jumlah peserta
menjawab benar) 22 16
24 17
p (proposi peserta
menjawab benar)
0.73333
333
0.53333
333
0.8 0.5666
6667
q (proporsi pesserta
menjawab salah)
0.26666
667
0.46666
667
0.2 0.4333
3333
pq
0.19555
556
0.24888
889
0.16 0.2455
5556
N 30
n 36
s2 67.63222222
∑PQ 7.934444444
∑Y 599
∑Y2 13989
r1
0.9131
(reliabel)
Uji Kesukaran Soal
67
Hasil Uji Soal NOMOR SOAL
26 27 28 29 30
B ( jumlah soal benar) 22 16 26 24 17
Jx(Jumlah siswa) 30 30 30 30 30
P (tingkat kesukaran
soal )
0.73333
333
0.53333
333
0.86666
667 0.8
0.5666
6667
Hasil Mudah Sedang Mudah Mudah Sedang
Daya Pembeda Soal
JA i(Banyaknya
peserta kelas atas) 15 15 15 15 15
JB i(Banyaknya
peserta kelas bawah) 15 15 15 15 15
BA (Banyak peserta
kelas atas yang
menjawab benar)
14 12 13 14 12
BB (Banyak peserta
kelas bawah yang
menjawaab benar)
8 4 13 10 5
DP (Indeks Daya
Pembeda) 0.4
0.53333
333 0
0.2666
6667
0.4666
6667
Hasil Cukup Baik Jelek Cukup Baik
Lanjutan Tabel 4
Hasil Uji Soal NOMOR SOAL
31 32 33 34 35
Uji Validasi Soal
r hitung
0.174404
08
0.3028
414
0.38689
732
0.39876
622
0.09651
261
r tabel 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061
validitas
Tidak
Valid
Tidak
Valid Valid Valid
Tidak
Valid
Uji Reabilitas
NP (jumlah peserta
menjawab benar)
10 12
p (proposi peserta
menjawab benar)
0.33333
333 0.4
q (proporsi pesserta
menjawab salah)
0.66666
667 0.6
pq
0.22222
222 0.24
N 30
n 36
s2 67.63222222
∑PQ 7.934444444
∑Y 599
∑Y
2 13989
r1
0.9131
(reliabel)
68
Hasil Uji Soal NOMOR SOAL
31 32 33 34 35
Uji Kesukaran Soal
B ( jumlah soal benar) 7 4 10 12 13
Jx(Jumlah siswa) 30 30 30 30 30
P (tingkat kesukaran
soal )
0.233333
33
0.1333
3333
0.33333
333 0.4
0.43333
333
Hasil Sukar Sukar Sedang Sedang Sedang
Daya Pembeda Soal
JA i(Banyaknya
peserta kelas atas) 15 15 15 15 15
JB i(Banyaknya
peserta kelas bawah) 15 15 15 15 15
BA (Banyak peserta
kelas atas yang
menjawab benar)
5 4 8 9 6
BB (Banyak peserta
kelas bawah yang
menjawaab benar)
2 0 2 3 7
DP (Indeks Daya
Pembeda)
0.2 0.2666
6667 0.4 0.4
-
0.06666
67
Hasil Jelek Cukup Cukup Cukup Jelek
Lanjutan Tabel 4
Hasil Uji Soal NOMOR SOAL
36 37 38 39 40
Uji Validasi Soal
r hitung
0.36501
843
0.5242
4934
0.4234
3216
0.42128
819
-
0.23234
87
r tabel 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061
validitas Valid Valid Valid Valid
Tidak
Valid
Uji Reabilitas
NP (jumlah peserta
menjawab benar) 19 22 22 20
p (proposi peserta
menjawab benar)
0.63333
333
0.7333
3333
0.7333
3333
0.66666
667
q (proporsi pesserta
menjawab salah)
0.36666
667
0.2666
6667
0.2666
6667
0.33333
333
pq
0.23222
222
0.1955
5556
0.1955
5556
0.22222
222
N 30
n 36
s2 67.63222222
∑PQ 7.934444444
∑Y 599
69
Hasil Uji Soal NOMOR SOAL
36 37 38 39 40
∑Y2 13989
r1
0.9131
(reliabel)
Uji Kesukaran Soal
B ( jumlah soal benar) 19 22 22 20 14
Jx(Jumlah siswa) 30 30 30 30 30
P (tingkat kesukaran
soal )
0.63333
333
0.7333
3333
0.7333
3333
0.66666
667
0.46666
667
Hasil Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang
Daya Pembeda Soal
JA i(Banyaknya
peserta kelas atas) 15 15 15 15 15
JB i(Banyaknya
peserta kelas bawah) 15 15 15 15 15
BA (Banyak peserta
kelas atas yang
menjawab benar)
12 13 13 12 5
BB (Banyak peserta
kelas bawah yang
menjawaab benar)
7 9 9 8 9
DP (Indeks Daya
Pembeda)
0.33333
333
0.2666
6667
0.2666
6667
0.26666
667
-
0.26666
67
Hasil Cukup Cukup Cukup Cukup Jelek
Lanjutan Tabel 4
Hasil Uji Soal NOMOR SOAL
41 42 43 44 45
Uji Validasi Soal
r hitung 0.6223 -0.014891 0.5960 0.0256 0.02579
r tabel 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061
validitas Valid
Tidak
Valid Valid
Tidak
Valid
Tidak
Valid
Uji Reabilitas
NP (jumlah peserta
menjawab benar) 16
7
p (proposi peserta
menjawab benar)
0.53333
333
0.2333
3333
q (proporsi pesserta
menjawab salah)
0.46666
667
0.7666
6667
pq
0.24888
889
0.1788
8889
N 30
n 36
s2 67.63222222
70
Hasil Uji Soal NOMOR SOAL
41 42 43 44 45
∑PQ 7.93444444
∑Y 599
∑Y2 13989
r1
0.9131
(reliabel)
Uji Kesukaran Soal
B ( jumlah soal benar) 16 12 7 8 10
Jx(Jumlah siswa) 30 30 30 30 30
P (tingkat kesukaran
soal )
0.53333
333 0.4
0.2333
3333
0.2666
6667
0.33333
333
Hasil Sedang Sedang Sukar Sukar Sedang
Daya Pembeda Soal
JA i(Banyaknya
peserta kelas atas) 15 15 15 15 15
JB i(Banyaknya
peserta kelas bawah) 15 15 15 15 15
BA (Banyak peserta
kelas atas yang
menjawab benar)
11 6 7 5 5
BB (Banyak peserta
kelas bawah yang
menjawaab benar)
5 6 0 3 5
DP (Indeks Daya
Pembeda) 0.4 0
0.4666
6667
0.1333
3333 0
Hasil Cukup Jelek Baik Jelek Jelek
Lanjutan Tabel 4
Hasil Uji Soal NOMOR SOAL
46 47 48 49 50
Uji Validasi Soal
r hitung 0.429618 0.4596 -0.0507 -0.001 0.6221
r tabel 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061
validitas Valid Valid
Tidak
Valid
Tidak
Valid Valid
Uji Reabilitas
NP (jumlah peserta
menjawab benar) 24 17
12
p (proposi peserta
menjawab benar) 0.8
0.5666
6667
0.4
q (proporsi pesserta
menjawab salah) 0.2
0.4333
3333
0.6
pq 0.16
0.2455
5556
0.24
N 30
n 36
71
s2 67.6322222
∑PQ 7.93444444
∑Y 599
∑Y2 13989
r1
0.91311
(reliabel)
Uji Kesukaran Soal
B ( jumlah soal benar) 24 17 13 8 12
Jx(Jumlah siswa) 30 30 30 30 30
P (tingkat kesukaran
soal ) 0.8
0.5666
6667
0.4333
3333
0.2666
6667 0.4
Hasil Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang
Daya Pembeda Soal
JA i(Banyaknya
peserta kelas atas) 15 15 15 15 15
JB i(Banyaknya
peserta kelas bawah) 15 15 15 15 15
BA (Banyak peserta
kelas atas yang
menjawab benar)
15 11 6 4 11
BB (Banyak peserta
kelas bawah yang
menjawaab benar)
9 6 7 4 1
DP (Indeks Daya
Pembeda)
0.4 0.3333
3333
-
0.0666
667
0 0.66666
667
Hasil Cukup Cukup Jelek Jelek Baik
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen
72
b. Uji Homogenitas
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Kelas Kontrol
Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen
3. Uji Hipotesis
a. Uji hipotesis terhadap hasil belajar siswa
73
Tabel 9. Uji Hipotesis Hasil Belajar
b. Uji hipotesis terhadap keaktifan belajar siswa
Tabel 10. Uji Hipotesis Keaktifan Belajar
4. Hasil Belajar
a. Pretest Kelas Eksperimen (Kelas X Multimedia 1)
Tabel 11. Hasil Pretest Kelas Eksperimen ( Kelas X Multimedia 1)
NO JAWABAN
NILAI KETUNTASAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 4 TDK TUNTAS
2 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 6 TDK TUNTAS
3 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 5 TDK TUNTAS
4 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 4 TDK TUNTAS
5 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 6 TDK TUNTAS
6 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5 TDK TUNTAS
7 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 5 TDK TUNTAS
74
NO JAWABAN
NILAI KETUNTASAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
8 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 TDK TUNTAS
9 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 6 TDK TUNTAS
10 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 4 TDK TUNTAS
11 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 TDK TUNTAS
12 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7 TDK TUNTAS
13 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 TDK TUNTAS
14 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 6 TDK TUNTAS
15 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 7 TDK TUNTAS
16 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 6 TDK TUNTAS
17 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 5 TDK TUNTAS
18 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 6 TDK TUNTAS
19 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 5 TDK TUNTAS
20 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 7 TDK TUNTAS
21 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 6 TDK TUNTAS
22 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 TDK TUNTAS
23 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 TDK TUNTAS
24 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 4 TDK TUNTAS
25 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 5 TDK TUNTAS
26 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 5 TDK TUNTAS
27 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 4 TDK TUNTAS
28 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 6 TDK TUNTAS
29 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 7 TDK TUNTAS
30 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 3 TDK TUNTAS
b. Posttest Kelas Eksperimen (Kelas X Multimedia 1)
Tabel 12. Hasil Posttest Kelas Eksperimen (Kelas X Multimedia 1)
NO JAWABAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
5 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
7 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
10 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
75
NO JAWABAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
13 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
14 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
15 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1
16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
17 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
19 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
20 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
21 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
22 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
24 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
28 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
29 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1
30 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
Lanjutan Tabel 12
NO JAWABAN
NILAI KETUNTASAN 19 20 21 22 23 24 25
1 0 1 1 1 0 1 1 8.8 TUNTAS
2 0 1 1 1 0 1 0 7.2 TIDAK TUNTAS
3 0 1 1 1 0 1 1 8.4 TUNTAS
4 1 1 1 1 1 0 1 9.2 TUNTAS
5 1 1 0 0 0 1 0 6.4 TIDAK TUNTAS
6 0 1 1 1 0 1 0 8 TUNTAS
7 0 1 1 0 0 1 0 6 TIDAK TUNTAS
8 0 1 1 1 1 1 0 8.4 TUNTAS
9 0 1 1 1 0 1 0 8 TUNTAS
10 0 1 0 0 0 0 0 5.6 TIDAK TUNTAS
11 0 1 1 1 0 1 0 7.6 TUNTAS
12 0 1 1 1 0 1 0 8 TUNTAS
13 0 1 1 1 0 1 1 8.4 TUNTAS
14 0 1 1 0 0 1 0 7.2 TIDAK TUNTAS
15 0 1 1 1 0 1 0 7.2 TIDAK TUNTAS
16 0 1 0 1 0 1 0 7.2 TIDAK TUNTAS
17 0 1 1 1 0 1 0 7.6 TUNTAS
18 0 1 1 1 0 1 1 8.8 TUNTAS
76
NO JAWABAN
NILAI KETUNTASAN 19 20 21 22 23 24 25
19 0 1 0 1 0 1 0 7.2 TIDAK TUNTAS
20 0 1 1 1 0 1 0 7.6 TUNTAS
21 1 1 1 1 1 0 0 8.4 TUNTAS
22 0 1 1 1 0 1 1 8.4 TUNTAS
23 0 1 1 1 0 1 1 8.8 TUNTAS
24 0 1 1 1 0 1 1 8.4 TUNTAS
25 0 1 1 1 0 1 1 8.8 TUNTAS
26 0 1 1 1 0 1 1 9.2 TUNTAS
27 0 1 1 1 0 1 0 7.6 TUNTAS
28 0 1 1 0 0 1 0 6.4 TIDAK TUNTAS
29 0 1 1 1 0 1 0 7.2 TIDAK TUNTAS
30 1 1 1 0 1 1 1 8 TUNTAS
c. Pretest Kelas Kontrol (X Multimedia 2)
Tabel 13. Hasil Pretest Kelas Kontrol ( Kelas X Multimedia 2)
NO JAWABAN
NILAI KETUNTASAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 7 Tidak Tuntas 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 Tuntas 3 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 Tidak Tuntas
4 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 Tuntas 5 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 Tidak Tuntas 6 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 6 Tidak Tuntas 7 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 4 Tidak Tuntas 8 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 7 Tidak Tuntas 9 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 6 Tidak Tuntas 10 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 Tidak Tuntas 11 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 7 Tidak Tuntas 12 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 4 Tidak Tuntas 13 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 6 Tidak Tuntas 14 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 7 Tidak Tuntas 15 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 5 Tidak Tuntas
16 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 6 Tidak Tuntas 17 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 Tuntas 18 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 Tidak Tuntas 19 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 Tuntas 20 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 6 Tidak Tuntas 21 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 Tidak Tuntas 22 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 4 Tidak Tuntas 23 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 6 Tidak Tuntas 24 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 Tidak Tuntas
77
NO JAWABAN
NILAI KETUNTASAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
25 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 6 Tidak Tuntas 26 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 7 Tidak Tuntas 27 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6 Tidak Tuntas 28 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 7 Tidak Tuntas 29 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 Tuntas 30 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 3 Tidak Tuntas 31 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 Tuntas
32 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 7 Tidak Tuntas
d. Posttest Kelas Kontrol (X Multimedia 2)
Tabel 14. Hasil Posttest Kelas Kontrol ( Kelas X Multimedia 2)
NO.
Absen
JAWABAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
13 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
15 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
18 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
19 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1
20 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1
21 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1
22 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1
23 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1
24 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1
25 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
26 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
78
NO.
Absen
JAWABAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
27 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1
28 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1
30 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
32 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1
Lanjutan Tabel 14
NO JAWABAN
NILAI KETUNTASAN 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 7.2 TIDAK TUNTAS
2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9.2 TUNTAS
3 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 6.4 TIDAK TUNTAS
4 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 8 TUNTAS
5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8.8 TUNTAS
6 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 8 TUNTAS
7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9.2 TUNTAS
8 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8.8 TUNTAS
9 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8.8 TUNTAS
10 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8.4 TUNTAS
11 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 8.4 TUNTAS
12 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 8.4 TUNTAS
13 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 8.4 TUNTAS
14 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 6.4 TIDAK TUNTAS
15 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 6 TIDAK TUNTAS
16 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8.8 TUNTAS
17 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 7.2 TIDAK TUNTAS
18 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 6.8 TIDAK TUNTAS
19 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 6.4 TIDAK TUNTAS
20 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 4 TIDAK TUNTAS
21 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 6.8 TIDAK TUNTAS
22 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7.2 TIDAK TUNTAS
23 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 5.2 TIDAK TUNTAS
24 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 5.6 TIDAK TUNTAS
25 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5.2 TIDAK TUNTAS
26 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 6.4 TIDAK TUNTAS
27 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 6 TIDAK TUNTAS
28 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 6.8 TIDAK TUNTAS
29 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 6 TIDAK TUNTAS
79
NO JAWABAN
NILAI KETUNTASAN 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
30 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7.2 TIDAK TUNTAS
31 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 6.4 TIDAK TUNTAS
32 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 5.2 TIDAK TUNTAS
2. Hasil Observasil Keaktifan Belajar
a. Kelas Eksperimen ( X Multimedia 1)
Tabel 15. Hasil Observasi Kelas Eksperimen
No. Pertanyaan Tanggapan
Nilai NP 5 4 3 2 1
1. Siswa berpatisipasi lebih
semangat dan aktif untuk belajar. V 3 60%
2. Siswa tertarik untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran V 3 60%
3.
Siswa memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi dalam kegiatan
pembelajaran.
V 4 80%
4. Siswa memperhatikan guru saat
pembelajaran berlangsung V 4 80%
5. Siswa mandiri dalam menemukan
materi baru V 2 40%
6.
Siswa mengerjakan soal yang
diberikan guru dengan sungguh-
sungguh
V 4 80%
7. Siswa berani mengajukan
pertanyaan kepada teman V 3 60%
8. Siswa berani mengemukakan
pendapat didepan umum V 4 80%
9.
Menganalisis soal yang diberikan
oleh guru secara tepat dan cermat
(kegiatan emosional)
V 2 40%
10.
Mendengarkan ketika teman
berpendapat (kegiatan
mendengarkan)
V 4 80%
Jumlah 33 66%
b. Kelas Kontrol (X Multimedia 2)
Tabel 16 -. Hasil Observasi Kelas Kontrol
80
No. Pertanyaan Tanggapan Nilai
NP 5 4 3 2 1
1. Siswa berpatisipasi lebih
semangat dan aktif untuk belajar.
V 3 60%
2. Siswa tertarik untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran
V 3 60%
3. Siswa memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi dalam kegiatan
pembelajaran.
V 2 40%
4. Siswa memperhatikan guru saat
pembelajaran berlangsung
V 2 40%
5. Siswa mandiri dalam menemukan
materi baru
V 1 20%
6. Siswa mengerjakan soal yang
diberikan guru dengan sungguh-
sungguh
V 3 60%
7. Siswa berani mengajukan
pertanyaan kepada teman
V 2 40%
8. Siswa berani mengemukakan
pendapat didepan umum
V 1 20%
9. Menganalisis soal yang diberikan
oleh guru secara tepat dan cermat
V 3 60%
10. Mendengarkan ketika teman
berpendapat
V 4 80%
Jumlah 24 48%
B. Analisis
1. Analisis Uji Soal Siswa
1. Analisis Instrumen
Analisis instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah soal atau
instrument yang digunakan dalam penelitian sudah sesuai atau tidak.
Analisis pengolahan data yang dilakukan sebagai berikut :
1) Uji Validitas Instrumen
Uji validitas intrumen dengan menggunakan rumus korelasi
point biserial. Setelah nilai rpbis (koefisien korelasi point
biserial) diketahui kemudian dibandingkan dengan rtabel dengan
81
tingkat signifikan sebesar 5%. Dengan nilai n (peserta tes)
sebesar 30 anak sehingga nilai rtabel menjadi 0,3061. Apabila rpbis
> rtabel maka soal valid dam sebaliknya jika rpbis < rtabel maka soal
tidak valid. Berdasarkan ketentuan tersebut maka dilakukan
perhitungan dan didapatkan hasil seperti berikut ini :
Tabel 17 . Tabel Uji Validitas Soal
No. Soal rpbis Keterangan No. Soal rpbis Keterangan
1. 0.474059 Valid 26. 0.570075 Valid
2. 0.413263 Valid 27. 0.549188 Valid
3. 0.398661 Valid 28. -0.02861 Tidak Valid
4. 0.431859 Valid 29. 0.409353 Valid
5. 0.494735 Valid 30. 0.549631 Valid
6. 0.634232 Valid 31. 0.174404 Tidak Valid
7. 0.38605 Valid 32. 0.302841 Tidak Valid
8. 0.398661 Valid 33. 0.386897 Valid
9. 0.447081 Valid 34. 0.398766 Valid
10. 0.443304 Valid 35. 0.096513 Tidak Valid
11. 0.450806 Valid 36. 0.365018 Valid
12. 0.533415 Valid 37. 0.524249 Valid
13. -0.09187 Tidak Valid 38. 0.423432 Valid
14. 0.39483 Valid 39. 0.421288 Valid
15. 0.628804 Valid 40. -0.23235 Tidak Valid
16. 0.541452 Valid 41. 0.622305 Valid
17. 0.164822 Tidak Valid 42. -0.01489 Tidak Valid
18. 0.55781 Valid 43. 0.59604 Valid
19. 0.423553 Valid 44. 0.025663 Tidak Valid
20. 0.652687 Valid 45. 0.025793 Tidak Valid
21. 0.014892 Tidak Valid 46. 0.429618 Valid
22. 0.508567 Valid 47. 0.459662 Valid
23. 0.356474 Valid 48. -0.05071 Tidak Valid
24. 0.056742 Tidak Valid 49. -0.00183 Tidak Valid
25. 0.322966 Valid 50. 0.622141 Valid
Berdasarkan Tabel 17.Tabel Uji Validitas Soal maka diketahui
dari 50 soal yang disajikan oleh peneliti terdapat 14 soal yang
tidak valid karena rpbis < rtabel sehingga tidak dapat digunakan
dalam proses penelitian. Soal-soal yang masuk dalam katagori
82
tidak valid adalah soal nomor 13, 17, 21, 24, 28, 31, 32, 35, 40,
42, 44, 45, 48, dan 49.
2) Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan Rumus KR 20
atau juga disebut dengan Kuder Richardson 20.
Maka perhitungannya menjadi seperti berikut :
- n : 36
- N : 30
-
- ∑pq = 7,9344
- (
) (
)
(
) (
)
Diperoleh nilai r1 adalah 0.9. Kemudian denga jumlah
sebanyak 30 siswa sehingga dapat dilihat di rtabel bahwa nilai
rtabel untuk n 30 adalah 0,3061. Dapat dilihat bahwa nilai r1 >
rtabel sehingga data dikatakan reliabel.
3) Taraf Kesukaran Soal
83
Perhitungan taraf kesukaran soal dilakukan berdasarkan dari
nilai siswa. Soal dikatagorikan dalam 3 tingkatan yaitu :
0,00<p<0,30 : soal sukar
0,30<p<0,70 : soal sedang
0,70<0<1,00 : soal mudah
Berikut pembagian kelompok soal berdasarkan kategorinya
Tabel 18. Hasil perhitungan taraf kesukaran soal untuk katagori
sukar
No. Soal P (Tingkat Kesukaran Soal) Keterangan
26. 0.233333333 Sukar
30. 0.233333333 Sukar
31. 0.2 Sukar
31. 0.233333 Sukar
32. 0.133333 Sukar
43. 0.233333 Sukar
44. 0.266667 Sukar
49. 0.266667 Sukar
Tabel 19. Hasil Perhitungan taraf kesukaran soal untuk katagori
sedang
No. Soal P (Tingkat Kesukaran Soal) Keterangan
3. 0.633333333 Sedang
4. 0.4 Sedang
5. 0.6 Sedang
7. 0.566666667 Sedang
8. 0.633333333 Sedang
9. 0.333333333 Sedang
10. 0.566666667 Sedang
11. 0.366666667 Sedang
14. 0.533333333 Sedang
15. 0.466666667 Sedang
16. 0.566666667 Sedang
18. 0.566666667 Sedang
20. 0.433333333 Sedang
21. 0.6 Sedang
22. 0.533333333 Sedang
25. 0.633333333 Sedang
27. 0.533333 Sedang
84
No. Soal P (Tingkat Kesukaran Soal) Keterangan
30. 0.566667 Sedang
33. 0.333333 Sedang
34. 0.4 Sedang
35. 0.433333 Sedang
36. 0.633333 Sedang
39. 0.666667 Sedang
40. 0.466667 Sedang
41. 0.533333 Sedang
42. 0.4 Sedang
45. 0.333333 Sedang
47. 0.566667 Sedang
48. 0.433333 Sedang
50. 0.4 Sedang
Tabel 20. Hasil perhitungan taraf kesukaran soal untuk katagori soal
mudah
No. Soal P (Tingkat Kesukaran Soal) Keterangan
1. 0.7 Mudah
2. 0.833333333 Mudah
6. 0.733333333 Mudah
12. 0.733333333 Mudah
13. 0.9 Mudah
17. 0.9 Mudah
26. 0.733333 Mudah
28. 0.866667 Mudah
29. 0.8 Mudah
37. 0.733333 Mudah
38. 0.733333 Mudah
46 0.8 Mudah
Contoh perhitungan taraf kesukaran soal nomor 1 :
Tabel 21. Jawaban Uji Soal Nomor 1
NO.
ABSEN
Jawaban Soal
Nomor 1
NO.
ABSEN
Jawaban Soal
Nomor 1
1 0 16 1
2 0 17 1
3 0 18 1
4 1 19 1
5 1 20 1
6 0 21 1
7 0 22 1
8 1 23 1
9 0 24 1
10 1 25 0
85
11 1 26 1
12 0 27 1
13 1 28 1
14 0 29 1
15 1 30 1
Berdasarkan Tabel 20. Jawaban Soal Uji No.1 dapat dihitung nilai :
B = 21
Jx = 30
Sehingga perhitungan taraf kesukaran soal untuk soal nomor 1
adalah :
4) Daya Pembeda Soal
Untuk melakukan perhitungan daya pembeda soal,langkah
pertama adalah mengurutkan terlebih dahulu peringkat atau
rangking siswa berdasarkan nilai yang didapatkan siswa.
Kemudian setelah urut, kelas dibagi menjadi 2 kelas atau
katagori dengan jumlah anggota yang sama banyak. Katagori
atau kelas yang dimaksud adalah Kelas Atas dan Kelas Bawah.
Karena jumlah siswa dalam satu kelas adalah 30 anak sehingga
tiap katagori atau kelas beranggotakan 15 anak.
Tabel 22. Kelompok Atas dan Kelompok Bawah
Kelompok Atas Kelompok Bawah
86
No. Absen Nilai No. Absen Nilai
11 80 1 52
8 76 23 50
4 74 25 46
5 74 2 44
9 72 15 44
10 70 22 44
18 68 21 40
26 68 6 38
29 68 30 36
13 66 12 32
28 62 19 32
17 60 3 30
16 58 24 30
20 58 14 28
27 58 7 26
Berdasarkan Tabel 22. Kelompok Atas dan Kelompok Bawah
didapat nilai :
BA = 14
BB = 7
JA = 15
JB = 15
Sehingga perhitungan untuk mencari daya pembeda soal nomor
1 adalah :
Setelah nilai indeks daya pembedanya diketahui kemudian
dibandingkan dengan klasifikasi daya pembeda.
0,00 – 0.20 : jelek
87
0,21 – 0,40 : cukup
0,41 – 0,70 : baik
0,71 – 1,00 : baik sekali
2. Analisis Hasil Belajar Siswa
a. Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Siswa dikatakan tuntas apabila nilai yang didapatkan lebih dari
atau sama dengan 73 (nilai ketuntasan minimal). Berikut ini merupakan
hasil rekapitulasi siswa Kelas Eksperimen (X Multimedia 1).
Tabel 23. Hasil Rekapitulasi Siswa Kelas Eksperimen (X Multimedia 1)
Pretest Posttest
Nilai Tertinggi 8 9,2
Nilai Terendah 3 5,6
Jumlah Nilai 168 234
Rata-Rata 5,6 7,8
Siswa Tuntas (> 73) 0 20
Prosentase Ketuntasan 0 % 66,67 %
Berdasarkan nilai rekapitulasi tersebut dapat dilihat jumlah siswa
yang tuntas sebelum diterapkan metode pembelajaran jigsaw adalah 0
siswa atau 0 %, setelah dilakukannya kegiatan belajar mengajar dan
dilakukan Posttest jumlah siswa yang tuntas naik menjadi 20 siswa atau
66,67 %
b. Hasil Belajar Kelas Kontrol
88
Siswa dikatakan tuntas apabila nilai yang didapatkan lebih dari
atau sama dengan 73 (nilai ketuntasan minimal). Berikut ini merupakan
hasil rekapitulasi siswa kelas kontrol (X Multimedia 2)
Tabel 24. Hasil Rekapitulasi Siswa Kelas Kontrol (X Multimedia 2)
Pretest Posttest
Nilai Tertinggi 8 9,2
Nilai Terendah 3 4
Jumlah Nilai 207 227,6
Rata-Rata 6,46 7,11
Siswa Tuntas (> 73) 6 12
Prosentase Ketuntasan 18,75 % 40 %
Berdasarkan nilai rekapitulasi tersebut dapat dilihat jumlah siswa
yang tuntas sebelum diterapkan dikelas kontrol adalah 6 siswa atau
18,75%, setelah dilakukannya kegiatan belajar mengajar dan dilakukan
Posttest jumlah siswa yang tuntas naik menjadi 12 siswa atau 40%
c. Perbandingan Hasil Belajar Antar Kelas (Metode)
Perbandingan dilakukan dengan menggunakan nilai Posttest dari
setiap tahapannya. Hal ini dilakukan karena nilai Posttest merupakan
representasi dari hasil belajar menggunakan metode pembelajaran yang
diterapkan ditiap kelas. Nilai Pretest dianggap tidak representative
karena nilai Pretest didapatkan sebelum melakukan pembelajaran
menggunakan metode yang sudah ditetapkan ditiap kelasnya.
89
Gambar 5. Histogram Perbandingan Hasil Belajar Antar Metode
Pembelajaran
Berdasarkan nilai yang didapat siswa dan Kriterian Ketuntasan
Minimal (KKM) siswa, dari setiap metode pembelajaran dapat dilihat
jumlah siswa yang tuntas (jumlah siswa yang tuntas diambil jumlah
paling banyak pada setiap metodenya) seperti yang tergambar pada
grafik berikut.
Gambar 6.Histogram Selisih Jumlah Siswa Tuntas Tiap Metode
Pembelajaran
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-Rata
Kelas Jigsaw Kelas Kontrol
0
5
10
15
20
25
Siswa Tuntas
Kelas Jigsaw Kelas Kontrol
90
Berdasarkan Garik -. Grafik Perbandingan Hasil Belajar Antar Metode
Pembelajaran dan Grafik -. Selisih Jumlah Siswa Tuntas Tiap Metode
Pembelajaran dapat dilihat bahwa terjadi perbedaan hasil belajar antara
kelas yang menggunakan metode pembelajaran jigsaw dan kelas yang
menggunakan metode pembelajaran konvesional atau yang disebut dengan
kelas kontrol. Dilihat dari nilai tertinggi yang didapatkan oleh setiap kelas
tidak perbedaan, ditiap kelasnya terdapat siswa yang mendapatkan nilai
9.2. Untuk nilai terendah kelas yang menerapkan metode pembelajaran
jigsaw memiliki nilai terendah yang lebih tinggi yaitu 5.6 dibandingkan
dengan kelas kontrol yang memiliki nilai terendah 4.5. Jumlah siswa yang
tuntas dari kelas yang menggunakan metode pembelajaran jigsaw adalah
20 anak dan jumlah siswa yang tuntas dari kelas yang menggunakan
metode pembelajaran konvensional adalah 12 anak.
3. Analisis Keaktifan Belajar Siswa
Observasi untuk mengetahu tingkat keaktifan siswa dalam
mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung, berbeda saat peneliti ingin mengetahui hasil
belajar siswa dimana uji dilakukan diawal dan diakhir pembelajaran.
Peneliti menilai tingkah laku siswa selama dikelas dengan menggunakan
angket yang terdiri dari 10 indikator penilaian. Dan dari observasi tersebut
didapatkan nilai per indikator seperti yang digambarkan oleh grafik berikut
ini.
91
Gambar 7. Rekapitulasi Tingkat Keaktifan Siswa Tiap Indikator
Seperti yang digambarkan oleh Grafik 7 antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan. Pada indikator 1
baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol sama-sama memiliki
nilai prosentase 60% dan sama juga untuk indikator 2 yang memiliki
nilai prosentase juga 60%. Untuk indikator 3 kelas eksperimen
memiliki nilai prosentase 80% sedangkan kelas kontrol 40%. Untuk
indikator 4 kelas eksperimen memiliki nilai prosentase 80%
sedangkan kelas kontrol 40%. Untuk indikator 5 kelas eksperimen
memiliki nilai prosentase 40% sedangkan kelas kontrol 20%. Untuk
indikator 6 kelas eksperimen memiliki nilai prosentase 80%
sedangkan kelas kontrol 60%. Untuk indikator 7 kelas eksperimen
memiliki nilai prosentase 60% sedangkan kelas kontrol 40%. Untuk
indikator 8 kelas eksperimen memiliki nilai prosentase 80%
sedangkan kelas kontrol 20%. Untuk indikator 9 kelas eksperimen
memiliki nilai prosentase 40% sedangkan kelas kontrol 60%. Untuk
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Ind
ikat
or
1
Ind
ikat
or
2
Ind
ikat
or
3
Ind
ikat
or
4
Ind
ikat
or
5
Ind
ikat
or
6
Ind
ikat
or
7
Ind
ikat
or
8
Ind
ikat
or
9
Ind
ikat
or
10
Kelas Jigsaw Kelas Kontrol
92
indikator 1 baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol sama-sama
memiliki nilai prosentase 80%.
Setelah nilai prosentase per indikatornya diketahui kemudian
dicari nilai prosentase keseluruhannya per metode untuk mengetahui
perubahan tingkat keaktifan siswa secara keseluruhan. Dari Grafik 7
didapatkan nilai prosentase untuk kelas eksperimen sebesar 66% lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang mendapat nilai
prosentase sebesar 48%. Seperti yang digambarkan grafik berikut ini.
Gambar 8. Perbandingan Tingkat Keaktifan siswa antar metode
C. Pembahasan
1. Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Berdasarkan analisa hasil belajar jumlah siswa yang tuntas
sebelum diterapkan metode pembelajaran jigsaw adalah 0 siswa atau 0%,
setelah dilakukannya kegiatan belajar mengajar dan dilakukan Posttest
jumlah siswa yang tuntas naik menjadi 20 siswa atau 66,67%. Sedangkan
05
101520253035404550556065707580859095
100
Kelas Jigsaw Kelas Kontrol
93
untuk kelas yang menggunakan metode pembelajarn konvensional
berdasarkan nilai analisa hasil belajar untuk kelas kontrol jumlah siswa
yang tuntas sebelum diterapkan metode pembelajaran konvensional adalah
6 siswa atau 18,75%, setelah dilakukannya kegiatan belajar mengajar dan
dilakukan Posttest jumlah siswa yang tuntas naik menjadi 12 siswa atau
40%.
Walaupun pada uji Pretest awalnya kelas kontrol yang lebih
unggul akan jumlah siswa yang tuntas 0% untuk kelas eksperimen dan
18,75% untuk kelas kontrol. Tetapi setelah Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) berlangsung perubahan kelas eksperimen adalah 60% dari 0%
menjadi 60%. Sedangkan untuk kelas kontrol hanya mengalami perubahan
sebesar 21,25% yaitu dari 18,75% menjadi 40%. Hal ini dapat menjadi
dasar bahwa penggunaan metode pembelajarn jigsaw dapat meningkatkan
hasil belajar siswa
Tabel 25. Rekapitulasi Hasil Belajar
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
Nilai Tertinggi 8 9,2 8 9,2
Nilai Terendah 3 5,6 3 4
Jumlah Nilai 168 234 207 227,6
Rata-Rata 5,6 7,8 6,46 7,11
Siswa Tuntas (> 73) 0 20 6 12
Prosentase Ketuntasan 0 % 66,67 % 18,75 % 40 %
2. Keaktifan Belajar
94
Berdasarkan analisa keaktifan belajar maka pembahasan hasil
belajar untuk kelas eksperimen adalah sebagai berikut :
1) 60% siswa berpatisipasi lebih semangat dan aktif untuk belajar.
2) 60% siswa tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
3) 80% siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dalam kegiatan
pembelajaran.
4) 80% siswa memperhatikan guru saat pembelajaran berlangsung.
5) 40% siswa mandiri dalam menemukan materi baru.
6) 80% siswa mengerjakan soal yang diberikan guru dengan
sungguh-sungguh.
7) 60% siswa berani mengajukan pertanyaan kepada teman.
8) 80% siswa berani mengemukakan pendapat didepan umum.
9) 40% siswa menganalisis soal yang diberikan oleh guru secara
tepat dan cermat.
10) 80% siswa mendengarkan ketika teman berpendapat.
Jika dijumlahkan maka untuk kelas eksperimen memiliki nilai
komulatif sebesar 33 dan memiliki nilai prosentase sebesar 66%.
Sedangkan untuk kelas kontrol berdasarkan analisa keaktifan
belajar maka pembahasan hasil belajar untuk kelas kontrol adalah
sebagai berikut :
1) 60% siswa berpatisipasi lebih semangat dan aktif untuk belajar.
2) 60% siswa tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
3) 40% siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dalam kegiatan
pembelajaran.
95
4) 40% siswa memperhatikan guru saat pembelajaran berlangsung.
5) 20% siswa mandiri dalam menemukan materi baru.
6) 60% siswa mengerjakan soal yang diberikan guru dengan
sungguh-sungguh.
7) 40% siswa berani mengajukan pertanyaan kepada teman.
8) 20% siswa berani mengemukakan pendapat didepan umum.
9) 60% siswa menganalisis soal yang diberikan oleh guru secara
tepat dan cermat.
10) 80% siswa mendengarkan ketika teman berpendapat.
Jika dijumlahkan maka untuk kelas kontrol memiliki nilai
komulatif sebesar 24 dan memiliki nilai prosentase sebesar 48%.
Untuk perbandingan tingkat keaktifan siswa kelas eksperimen
memiliki tingkat keaktifan sebesar 66% lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol yang hanya memiliki tingkat keaktifan belajar
sebesar 48%. Hal ini dapat menjadi dasar bahwa penerapan atau
implementasi metode pembelajaran jigsaw dapat mengingkatkan
keaktifan belajar siswa.
Tabel 26. Rekapitulasi Keaktifan Belajar
No. Indikator Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
1. Siswa berpatisipasi lebih semangat
dan aktif untuk belajar. 60 % 60 %
2. Siswa tertarik untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran 60 % 60 %
3.
Siswa memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi dalam kegiatan
pembelajaran.
80 % 40 %
4. Siswa memperhatikan guru saat
pembelajaran berlangsung 80 % 40 %
5. Siswa mandiri dalam menemukan 40 % 20 %
96
No. Indikator Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
materi baru
6.
Siswa mengerjakan soal yang
diberikan guru dengan sungguh-
sungguh
80 % 60 %
7. Siswa berani mengajukan
pertanyaan kepada teman 60 % 40 %
8. Siswa berani mengemukakan
pendapat didepan umum 80 % 20 %
9.
Menganalisis soal yang diberikan
oleh guru secara tepat dan cermat
(kegiatan emosional)
40 % 60 %
10.
Mendengarkan ketika teman
berpendapat (kegiatan
mendengarkan)
80 % 80 %
Jumlah 66 % 48 %
3. Uji Prasyarat analisis
a. Uji Normalitas
Dalam uji normalitas dilakukan dalam 2 perhitungan, yaitu
perhitungan dengan menggunakan data kelas eksperimen dan
perhitungan dengan menggunakan data kelas kontrol. Dalam
perhitungan data kelas eksperimen didapat nilai Asymp. Sig(2-tailed)
berupa 0.282 yang mana kemudian dibandingkan dengan alpha atau
signifikasi sebesar 5% atau 0.05. karena didapatkan nilai sig>0.05
sehingga data yang diuji dianggap terdistribusi secara normal.
Sedangkan dalam perhitungan kelas kontrol didapatkan nilai
Asymp. Sig(2-tailed) 0.277 yang kemudian dibandingkan kembali
dengan nilai alpha sebesar 5%. Hasil menunjukan bahwa sig>5%
sehingga data yang diolah juga merupakan data yang terdistribusi
secara normal.
b. Uji Homogenitas
Seperti halnya dengan uji normalitas, uji homogenitas juga
dilakukan terhadapat 2 kelas, yaitu uji homogenitas untuk data kela
jigsaw dan uji homogenitas untuk data kelas kontrol. Untuk pengujian
homogenitas kelas eksperimen didapatkan nilai sig untuk Test of
Homogeneity of Variances adalah 0.170 sedangkan untuk uji ANOVA
97
memiliki nilai sig. sebesar 0.976. dapat dilihat bahwa nilai semua sig
lebih besar dari alpha sebesar 5%. Ini mengartikan bahwa data kelas
eksperimen yang diolah memiliki data yang variabelnya sama atau
homogen.
Sedangkan untuk pengujian homogenitas kelas kontrol
didapatkan nilai sig untuk Test of Homogeneity of Variances adalah
0.038 sedangkan untuk uji ANOVA memiliki nilai sig. sebesar 0.692
dapat dilihat bahwa nilai sig pada uji ANOVA lebih besar dari alpha
sebesar 5%. Ini mengartikan bahwa data kelas kontrol yang diolah
memiliki data yang variabelnya sama atau homogen.
4. Uji Hipotesis
Sesuai dengan hipotesis yang dijabarkan, bahwa penelitian
ini memiliki 2 hipotesis yaitu :
a. Strategi pembelajara kooperatif tipe jigsaw dapat memberikan
perbedaan terhadap hasil belajar siswa di SMK Negeri 1 Cepu
b. Strategi pembelajara kooperatif tipe jigsaw dapat memberikan
perbedaan terhadap keaktifan belajar siswa di SMK Negeri 1
Cepu
Berdasarkan hipotesis tersebut kemudian dilakukan
pengolahan data yang telah didapatkan dengan menggunakan SPSS.
Pengolah data dilakukan dengan 2 tahap. Untuk hipotesis mengenai
hasil belajar siswa didapatkan nilai sig(2-tailed) sebesar 0.953.
Kemudian nilai itu dibandingkan dengan nilai alpha sebesar 5% karena
menggunakan derajat kepercayaan sebesar 95% dan mendapatkan hasil
bahwa nilai sig lebih besar dari pada alpha yang berarti hipotesis
mengenai hasil belajar dapat diterima. Sedangkan untuk hipotesis
mengenai keaktifan belajar siswa didapatkan nilai sig(2-tailed) sebesar
1.000. Kemudian nilai itu dibandingkan dengan nilai alpha sebesar 5%
karena menggunakan derajat kepercayaan sebesar 95% dan
mendapatkan hasil bahwa nilai sig lebih besar dari pada alpha yang
berarti hipotesis mengenai keaktifan belajar dapat diterima.
98
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 1 Cepu
mengenai implementasi strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa bidang studi pengambilan
gambar produksi dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode
jigsaw mengakibatkan perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar
dan keaktifan belajar siswa. Hal tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Hasil Belajar
Nilai rata-rata yang didapatkan oleh siswa kelas eksperimen adalah
7,8 dengan prosentase ketuntasan sebesar 20 %. Sedangkan pada kelas
kontrol nilai rata-rata siswa adalah 7,11 dengan prosentase ketuntasan
40%. Dapat dilihat jika perubahan prosentase kelulusan mengingat
pada Pretest yang dilakukan sebelum metode diterapkan tidak ada
satupun siswa yang tuntas atau dengan kata lain prosentase
kelulusannya adalah 0 %. Tabel Rekapitulasi hasil belajar siswa dapat
dilihat pada Tabel 25.
2. Keaktifan Belajar
Pada kelas eksperimen tingkat keaktifan siswwa sebesar 66 %.
Sedangkan untuk kelas kontrol memiliki tingkat keaktifan siswa
sebesar 48%. Kelas yang menggunakan metode pembelajaran jigsaw
lebih memiliki tingkat keaktifan siswa yang tinggi. Hal ini sudah dapat
membuktikan bahwa metode pembelajaran jigsaw ini memberikan
99
dapat memberikan perbedaan dalam keaktifan belajar siswa. Tabel
Rekapitulasi keaktifan belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 26.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMK Negeri 1 Cepu,
peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Stretegi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat menjadi metode
pembelajaran rujukan. Baik untuk mata pelajaran pengambilang
gambar produksi atau mata pelajaran yang lainnya.
2. Guru mata pelajaran lainnya diharapkan juga meningkatkan kreatifitas
mereka dalam melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) agar
siswa tidak merasa bosan dengan KBM sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar dan keaktifan belajar pula.
3. Pengajar dan peneliti lain dapat menggunakan hasil pembelajaran ini
sebagai referansi dalam melaksanakan metode pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw.
100
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Rizki. 2015. ―Pengertian,Cara Pengumpulan, dan Jenis-Jenis Data
dan Sample‖.http://rizkiamaliafebriani.wordpress.com/
2013/04/19/penger tian-cara-pengumpulan-dan-jenis-jenis-data-dan-
sample/. 21 April 2015. 10:41 PM
Arikunto, Suharsimi.2005.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta.Bumi
Aksara
.2007.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta.Bumi
Aksara
.2008.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta.Bumi
Aksara
.2009.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta.Bumi
Aksara
David,W.Johnson dan Johnson,P.Frank.2006.Joining Together, ninth
editon.Pearson Education. Theresia. 2012. Edisi Kesembikan
Dinamika Kelompok Teori dan Ketrampilan.Jakarta Barat. Indeks
Eka, Krisnayani .2015. "Konsep Dasar dan Aspek-Aspek Penilaian
(Asesment)".. http://ekarestama.blogspot.com/2012/12/konsep-dasar-
dan -aspek-aspek-penilaian.html 23 April 2015. 09.35PM
Furchan, Afrief. 2007. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta.
Pustaka Pelajar
Haryanto."Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw".22 April 2015. http://
belajarpsikologi.com/model-pembelajaran-kooperatif-jigsaw/
101
Haryanto."Pengertian Belajar Menurut Para Ahli". 23 April 2015. http://
belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/
Husni, Jumrida.2015. ―Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif dan Teknik
Aplikasinya‖. http://jumridahusni.blogspot.in /2013/06/tipe-tipe-
pembelajaran-kooperatif-dan.html?m=1. 18 April 2015.07.45PM
Indah Kusharyati ―Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan
Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dalam
Pembelajaran Akuntansi Siswa Kelas Xi IS 5 Sma Negeri 8 Surakarta
Tahun Ajaran 2008/2009‖ Skripsi Bidang Studi Pend. Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan
Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta,2009
Juli, Wiwin.2015. "Definisi Strategi Pembelajaran Menurut Para
Ahli".http://bugurumalas.blogspot.com/2014/03/definisi-strategi-
pembelajaran-menurut.html. 22 April 2015.08.02PM
Lorentya Yulianti Kurnianingtyas dan Mahendra Adhi Nugroho
―Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw
Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas
X Akuntansi 3 Smk Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012‖
Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia, Halaman 66 – 77, Vol .X,
No.1, Tahun 2012
Maria Ifa ―Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Smk Negeri 3 Boyolangu
Pada Standar Kompetensi Menerapkan Keselamatan Dan Kesehatan
102
Kerja ( K3 )‖ Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Halaman 715-722
Volume 2 Nomor 2, Tahun 2013.
Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Standar Penilaian Guruan. Jakarta:
Depdiknas
Pratowo, Andi .2015."Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian".
http://dunia-penelitian.blogspot.com/2011/11/cara-uji-validuitas -dan-
reliabilitas.html. 26 April 2015.04.35AM
Rifa’I,Achmad dan Catharina Tri .2009. Psikologi Pendidikan.Semarang.
Universitas Negeri Semarang Pers
Rosyada, Dede. 2007. Paradigma Pendidikan Demokratis “Sebuah Model
Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan”.Jakarta.
Kencana Penada Media Group.
Safnowandi.2012. "Model Pembelajaran Kooperatif".. https:// safno
wandi.wordpress.com/2012/02/27/model-pembelajaran-kooperatif/.22
April 2015.02.05PM
Sudijono, Anas.2009.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta. Rajawali Pers
Sudjana.2005.Metoda Statistika.Bandung.Tasito
Sugiyono.2010.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung.Alfabeta
Tiwan,MT ―Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran Bahan
Teknik Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw‖
Tahun 2008
103
Lampiran 1. Daftar Siswa Uji Soal (Kelas XI Multimedia) DAFTAR SISWA UJI SOAL (KELAS XI MULTIMEDIA)
NO. NO. INDUK NAMA
1 9381 AHMAD ADITYA
2 9382 ANIFA MAULIDA PUSPITA
3 9383 ANITA
4 9384 APRILIA DWI ANTI
5 9385 ASIH MULYANI
6 9386 CICINDI RISKI UTAMI J
7 9387 DANIEL STEFANUS FIKRI
8 9388 DEFRI PAMUNGKAS
9 9389 DESI PRIYANTINI
10 9390 DINI RETNO CAHYANING
11 9391 DWI SETIYO
12 9393 FEBRIANA NUR LAILY
13 9394 INAYATUL MU'AMALAH
14 9395 ISLAH FADHILLAH
15 9396 ISTIQOMAH
16 9397 IVA DIMIARTI OKTAVIANA
17 9398 JUNAEDI
18 9399 KIKI BINTANG
19 9400 LENI HUSLIN
20 9401 LINTANG PERTIWI
21 9402 LUSI FITRIANI
22 9403 MARFITA IKA NUR AFIFAH
23 9404 MEILEN AKBAR S
24 9405 MUHAMMAD ZAENUL A
25 9406 RIYA WARDHANI
26 9407 SITI PUTRI MEI SHINTA
27 9408 TIYA FERDIANA
28 9409 TWANTRI APRILIA NUR A
29 9410 VINA ISNAENI DEVIA
30 9411 EKO FERRY KURNIAWAN
104
Lampiran 2. Daftar Siswa Kelas Eksperimen (X Multimedia 1)
DAFTAR SISWA KELAS EKSPERIMEN
(X MULTIMEDIA 1)
NO. NO. INDUK NAMA
1 9733 ADILA DURI DAMAYANTI
2 9734 AIN SALSABILA
3 9735 ANDIKA
4 9736 ANGGITA FITRI PUSPITA S
5 9737 APRILIYANI CARTURWATI
6 9738 ARTHAMEVIA KRISNA M
7 9739 DESITA FEBYOLANDA
8 9740 EMYLIA AYU WARDANI
9 9741 ERLIN TRIVTYA FERLINA
10 9742 HANA FEBRIANA
11 9743 HERLINDA ANGGRAENI
12 9745 KHARISMA MAYLINIA
13 9746 KORDIYANTO
14 9747 KRISTANTI WAHYU M
15 9748 NIKHOLESIS PUTRI AYU D
16 9749 NOVIA DWI MULIA RIZQI
17 9750 NUR LAILIA
18 9751 NURIL LAILY MAULIDIYAH
19 9752 RANIAH INAS SALSABILA
20 9753 RATNA NINGRUM
21 9754 REKA TAMARA
22 9755 RIBUT RISQIAWAN
23 9756 SANTOSO
24 9757 SHAFIRA AMALINDA F
25 9758 SHINTIA DEWI CANDRA
26 9759 SITI JUNARIA
27 9761 THERESA ROSALINA
28 9762 VENNA ANGGIA
29 9763 WIJI LESTARI
30 9764 YUNI SAHRENI
105
Lampiran 3. Uji Validitas
UJI VALIDITAS
NO NAMA JAWABAN
1 2 3 4 5
1 AHMAD ADITYA 0 1 1 0 0
2 ANIFA MAULIDA P 0 1 1 0 1
3 ANITA 0 1 0 0 0
4 APRILIA DWI ANTI 1 1 1 1 1
5 ASIH MULYANI 1 1 1 1 1
6 CICINDI RISKI UTAMI J 0 1 0 0 1
7 DANIEL STEFANUS FIKRI 0 1 1 0 0
8 DEFRI PAMUNGKAS 1 1 1 1 1
9 DESI PRIYANTINI 0 1 1 1 1
10 DINI RETNO C 1 1 1 0 1
11 DWI SETIYO 1 1 1 1 1
12 FEBRIANA NUR LAILY 0 0 1 1 0
13 INAYATUL MU'AMALAH 1 1 1 1 1
14 ISLAH FADHILLAH 0 1 0 0 0
15 ISTIQOMAH 1 1 1 0 0
16 IVA DIMIARTI O 1 1 1 0 0
17 JUNAEDI 1 1 0 0 0
18 KIKI BINTANG 1 1 0 0 1
19 LENI HUSLIN 1 0 0 1 0
20 LINTANG PERTIWI 1 1 1 0 1
21 LUSI FITRIANI 1 1 0 0 1
22 MARFITA IKA NUR A 1 0 1 0 0
23 MEILEN AKBAR S 1 0 0 1 1
24 MUHAMMAD ZAENUL A 1 0 1 0 1
25 RIYA WARDHANI 0 1 0 1 0
26 SITI PUTRI MEI SHINTA 1 1 1 1 1
27 TIYA FERDIANA 1 1 0 0 1
28 TWANTRI APRILIA N.A 1 1 1 0 0
29 VINA ISNAENI DEVIA 1 1 1 1 1
30 EKO FERRY K 1 1 0 0 1
r hitung 0.4740 0.4132 0.3986 0.4318 0.4947
r tabel 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061
validitas Valid Valid Valid Valid Valid
106
Lanjutan Uji Validitas…
NO Jawaban
6 7 8 9 10 11 12 13
1 1 1 0 0 0 1 1 1
2 1 1 1 1 0 1 1 1
3 0 0 1 0 1 0 1 1
4 1 1 1 1 1 0 1 1
5 1 1 1 0 1 0 1 1
6 1 0 1 0 0 0 1 1
7 0 1 0 0 0 0 0 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 0 1 1
10 1 1 1 0 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 0 1 1
12 1 0 1 0 1 0 0 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1
14 0 0 1 0 0 0 0 1
15 0 0 0 0 0 0 1 1
16 1 0 1 0 0 0 1 1
17 1 1 1 0 1 1 1 1
18 1 0 1 1 1 1 1 1
19 0 0 0 1 0 0 0 1
20 0 1 0 1 0 1 1 1
21 1 1 0 0 0 0 0 1
22 1 0 0 0 0 0 0 1
23 1 1 0 0 1 0 1 1
24 0 0 1 0 1 0 1 1
25 1 1 0 0 0 0 1 1
26 1 0 1 0 1 1 1 0
27 1 0 0 0 1 1 1 1
28 1 0 1 1 1 0 1 1
29 1 1 1 0 0 1 0 0
30 0 1 0 0 1 0 0 0
r hitung 0.6342 0.3860 0.3986 0.4470 0.4433 0.4508 0.5334 -0.0918
r tabel 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061
validitas Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tdk Valid
107
Lanjutan Uji Validitas…
NO Jawaban
14 15 16 17 18 19 20 21
1 1 0 0 1 1 0 0 0
2 1 1 1 1 1 0 1 1
3 1 0 0 0 0 0 0 0
4 1 1 1 1 1 0 1 1
5 1 1 1 1 1 0 1 0
6 1 1 0 1 0 0 0 0
7 0 0 0 1 0 0 0 1
8 0 1 1 1 1 1 1 0
9 1 1 1 1 1 0 1 0
10 0 1 1 1 1 0 0 1
11 1 1 1 1 1 0 1 1
12 1 0 0 1 1 0 0 1
13 1 0 1 1 0 1 0 0
14 0 0 0 1 1 0 0 0
15 0 0 0 1 0 0 1 1
16 1 0 1 1 1 1 0 0
17 1 1 1 1 1 1 0 0
18 1 1 0 1 1 0 1 1
19 0 0 1 1 0 0 0 1
20 1 1 0 1 1 0 1 1
21 0 0 0 1 0 0 0 1
22 0 1 1 1 0 0 0 1
23 0 0 1 1 0 0 0 1
24 0 0 0 1 0 0 0 0
25 0 0 0 1 0 0 0 0
26 1 1 1 1 1 1 1 1
27 0 0 1 1 1 0 1 1
28 0 0 0 1 1 1 1 1
29 1 1 1 0 0 1 1 1
30 0 0 1 0 0 0 0 1
r hitung 0.3948 0.6288 0.5414 0.1648 0.5578 0.4235 0.6526 0.0148
r tabel 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061
validitas Valid Valid Valid
Tdk
Valid Valid Valid Valid
Tdk
Valid
108
Lanjutan Uji Validitas…
NO Jawaban
22 23 24 25 26 27 28 29
1 1 0 1 1 1 0 0 1
2 0 0 0 0 0 0 1 0
3 0 0 0 1 0 0 1 0
4 0 0 0 1 1 1 0 1
5 1 0 0 1 1 1 1 1
6 0 0 1 1 0 0 1 0
7 0 0 0 1 0 0 1 0
8 1 1 0 1 1 1 1 1
9 1 1 0 1 1 1 1 1
10 1 0 0 1 1 1 1 1
11 1 1 0 1 1 1 1 1
12 0 0 0 0 0 0 1 1
13 1 0 0 1 1 1 1 1
14 0 0 0 1 0 1 1 1
15 1 0 0 0 1 1 1 1
16 1 1 0 0 1 1 1 1
17 0 0 0 1 1 1 1 1
18 0 0 1 1 1 1 1 1
19 0 1 0 0 0 0 0 1
20 1 0 1 0 1 0 0 1
21 0 0 0 1 1 0 1 0
22 0 0 0 1 1 1 1 1
23 1 0 1 0 1 0 1 1
24 0 0 0 0 1 0 1 1
25 1 0 0 1 1 1 1 1
26 0 0 0 1 0 0 1 1
27 1 1 0 0 1 1 1 0
28 1 0 1 0 1 1 1 1
29 1 1 0 1 1 0 1 1
30 1 0 0 0 1 0 1 1
r hitung 0.5085 0.356 0.0567 0.3229 0.5700 0.5491 -0.028 0.4093
r tabel 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061
validitas Valid Valid
Tdk
Valid Valid Valid Valid
Tdk
Valid Valid
109
Lanjutan Uji Validitas…
NO Jawaban
30 31 32 33 34 35 36 37
1 0 0 0 1 0 1 0 1
2 0 0 0 0 0 1 0 0
3 0 0 0 0 0 1 1 0
4 1 0 0 0 1 1 1 1
5 1 1 0 1 0 0 1 1
6 0 0 0 0 1 1 0 1
7 0 0 0 0 0 0 0 0
8 1 0 0 0 1 0 1 1
9 1 0 0 0 1 0 1 1
10 1 0 0 0 0 0 1 1
11 1 1 0 0 1 1 1 1
12 0 1 0 0 0 0 0 0
13 1 0 0 0 0 1 1 1
14 0 0 0 0 1 0 0 0
15 1 0 0 0 0 1 1 1
16 0 1 0 0 0 1 0 1
17 0 0 0 1 1 0 1 1
18 0 0 1 1 0 1 0 1
19 1 0 0 0 0 0 1 0
20 1 1 1 1 0 0 1 0
21 1 0 0 0 0 0 1 1
22 1 0 0 0 0 1 1 1
23 0 0 0 1 0 1 0 1
24 0 0 0 0 0 0 0 1
25 1 1 0 0 1 0 1 1
26 1 0 1 1 1 0 0 1
27 1 1 0 1 1 0 1 0
28 1 0 0 1 1 1 1 1
29 1 0 1 1 1 0 1 1
30 0 0 0 0 0 0 1 1
r hitung 0.5496 0.174 0.302 0.3868 0.3987 0.096 0.3650 0.5242
r tabel 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061
validitas Valid
Tdk
Valid
Tdk
Valid Valid Valid
Tdk
Valid Valid Valid
110
Lanjutan Uji Validitas…
NO Jawaban
38 39 40 41 42 43 44 45
1 1 1 1 1 0 0 0 1
2 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 1 0 1 0 0 0
4 1 1 0 1 0 0 0 1
5 1 1 1 1 1 1 0 0
6 0 0 1 0 1 0 0 0
7 0 0 1 0 1 0 1 1
8 1 1 0 1 1 1 0 0
9 0 1 0 1 1 0 1 0
10 1 1 1 1 1 0 1 0
11 1 1 0 1 0 1 0 1
12 0 1 0 0 0 0 0 0
13 1 1 0 0 0 1 1 0
14 1 0 0 0 0 0 1 1
15 1 1 1 1 0 0 0 0
16 1 1 0 1 1 0 1 1
17 1 1 1 1 0 0 0 0
18 1 1 1 1 0 1 0 0
19 1 1 0 0 1 0 0 0
20 0 0 0 0 1 0 1 0
21 1 0 1 1 0 0 0 1
22 1 1 0 1 0 0 0 0
23 1 1 0 1 1 0 1 1
24 0 0 1 0 0 0 0 0
25 1 1 1 0 1 0 0 0
26 1 0 0 1 0 1 0 1
27 1 1 0 0 0 0 0 1
28 1 1 0 0 0 1 0 0
29 1 0 1 1 0 0 0 0
30 1 1 1 0 0 0 0 0
r hitung 0.4234 0.4212 -0.232 0.6223 -0.014 0.5960 0.025 0.025
r tabel 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061
validitas Valid Valid
Tdk
Valid Valid
Tdk
Valid Valid
Tdk
Valid
Tdk
Valid
111
Lanjutan Uji Validitas…
NO Jawaban Total
benar (Xt) Y
46 47 48 49 50
1 1 1 0 1 0 26 52
2 1 0 1 0 1 22 44
3 1 0 1 1 0 15 30
4 1 1 1 1 1 37 74
5 1 1 0 0 1 37 74
6 1 0 1 0 0 19 38
7 1 0 0 0 0 13 26
8 1 1 0 0 1 38 76
9 1 1 1 0 1 36 72
10 1 1 1 0 1 35 70
11 1 1 1 0 0 40 80
12 1 0 1 0 0 16 32
13 1 1 0 0 0 33 66
14 0 1 0 0 0 14 28
15 1 0 0 0 0 22 44
16 1 1 0 0 0 29 58
17 1 0 0 0 1 30 60
18 1 1 1 0 0 34 68
19 0 0 1 1 0 16 32
20 1 0 1 0 1 29 58
21 0 0 1 1 0 20 40
22 1 1 0 0 0 22 44
23 0 0 0 0 0 25 50
24 1 1 0 0 0 15 30
25 0 1 0 0 0 23 46
26 1 1 0 1 1 34 68
27 1 0 0 1 1 29 58
28 1 0 0 0 1 31 62
29 1 1 0 1 1 34 68
30 0 1 1 0 0 18 36
r hitung 0.4296 0.4596
-
0.0507 -0.001 0.6221 792 1584
r tabel 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061 0,3061
validitas Valid Valid
Tdk
Valid
Tdk
Valid Valid
112
Lampiran 4. Uji Reliabilitas
UJI RELIABILITAS
NO NAMA JAWABAN
1 2 3 4 5 6 7
1 AHMAD ADITYA 0 1 1 0 0 1 1
2 ANIFA MAULIDA PUSPITA 0 1 1 0 1 1 1
3 ANITA 0 1 0 0 0 0 0
4 APRILIA DWI ANTI 1 1 1 1 1 1 1
5 ASIH MULYANI 1 1 1 1 1 1 1
6 CICINDI RISKI UTAMI J 0 1 0 0 1 1 0
7 DANIEL STEFANUS FIKRI 0 1 1 0 0 0 1
8 DEFRI PAMUNGKAS 1 1 1 1 1 1 1
9 DESI PRIYANTINI 0 1 1 1 1 1 1
10 DINI RETNO CAHYANING 1 1 1 0 1 1 1
11 DWI SETIYO 1 1 1 1 1 1 1
12 FEBRIANA NUR LAILY 0 0 1 1 0 1 0
13 INAYATUL MU'AMALAH 1 1 1 1 1 1 1
14 ISLAH FADHILLAH 0 1 0 0 0 0 0
15 ISTIQOMAH 1 1 1 0 0 0 0
16 IVA DIMIARTI OKTAVIANA 1 1 1 0 0 1 0
17 JUNAEDI 1 1 0 0 0 1 1
18 KIKI BINTANG 1 1 0 0 1 1 0
19 LENI HUSLIN 1 0 0 1 0 0 0
20 LINTANG PERTIWI 1 1 1 0 1 0 1
21 LUSI FITRIANI 1 1 0 0 1 1 1
22 MARFITA IKA NUR AFIFAH 1 0 1 0 0 1 0
23 MEILEN AKBAR S 1 0 0 1 1 1 1
24 MUHAMMAD ZAENUL A 1 0 1 0 1 0 0
25 RIYA WARDHANI 0 1 0 1 0 1 1
26 SITI PUTRI MEI SHINTA 1 1 1 1 1 1 0
27 TIYA FERDIANA 1 1 0 0 1 1 0
28 TWANTRI APRILIA NUR A 1 1 1 0 0 1 0
29 VINA ISNAENI DEVIA 1 1 1 1 1 1 1
30 EKO FERRY KURNIAWAN 1 1 0 0 1 0 1
NP (jumlah peserta menjawab benar) 21 25 19 12 18 22 17
p (proposi peserta menjawab benar) 0.7 0.83 0.63 0.4 0.6 0.73 0.56
q (proporsi pesserta menjawab salah) 0.3 0.16 0.36 0.6 0.4 0.26 0.43
pq 0.21 0.13 0.23 0.24 0.24 0.19 0.24
113
Lanjutan Uji Reliabilitas…
NO JAWABAN
8 9 10 12 14 15 16 18 19 20
1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0
2 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
3 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0
4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
5 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
6 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
10 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0
11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
12 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0
13 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
14 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
15 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
16 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0
17 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
18 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
19 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
20 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1
21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
23 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0
24 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
25 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
26 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
27 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1
28 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
29 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1
30 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
NP 19 10 17 22 16 14 17 17 7 13
p 0.63 0.33 0.56 0.73 0.53 0.46 0.56 0.56 0.23 0.43
q 0.36 0.66 0.43 0.26 0.46 0.53 0.43 0.43 0.76 0.56
pq 0.23 0.22 0.24 0.19 0.24 0.24 0.24 0.24 0.17 0.24
114
Lanjutan Uji Reliabilitas…
NO JAWABAN
22 23 25 27 29 30 33 34 36 37 38
1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
4 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
5 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
6 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0
7 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
10 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
12 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
13 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1
14 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1
15 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1
16 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
17 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
18 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1
19 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1
20 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0
21 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1
22 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1
23 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1
24 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
25 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
26 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1
27 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1
28 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
30 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1
NP 16 7 19 16 24 17 10 12 19 22 22
p 0.53 0.23 0.63 0.53 0.8 0.56 0.33 0.4 0.63 0.73 0.73
q 0.46 0.76 0.36 0.46 0.2 0.43 0.66 0.6 0.36 0.26 0.26
pq 0.24 0.17 0.23 0.24 0.16 0.24 0.22 0.24 0.23 0.19 0.19
115
Lanjutan Uji Reliabilitas…
NO JAWABAN
X X2
39 41 46 47 50
1 1 1 1 1 0 17 289
2 0 0 1 0 1 15 225 N 30
3 0 0 1 0 0 8 64 n 36
4 1 1 1 1 1 29 841 s2 56.43222
5 1 1 1 1 1 29 841 ∑PQ 7.327778
6 0 0 1 0 0 11 121 r11 0.91312
7 0 0 1 0 0 5 25
8 1 1 1 1 1 31 961
9 1 1 1 1 1 29 841
10 1 1 1 1 1 25 625
11 1 1 1 1 0 30 900
12 1 0 1 0 0 10 100
13 1 0 1 1 0 25 625
14 0 0 0 1 0 9 81
15 1 1 1 0 0 15 225
16 1 1 1 1 0 20 400
17 1 1 1 0 1 24 576
18 1 1 1 1 0 22 484
19 1 0 0 0 0 10 100
20 0 0 1 0 1 18 324
21 0 1 0 0 0 11 121
22 1 1 1 1 0 16 256
23 1 1 0 0 0 15 225
24 0 0 1 1 0 10 100
25 1 0 0 1 0 16 256
26 0 1 1 1 1 26 676
27 1 0 1 0 1 20 400
28 1 0 1 0 1 23 529
29 0 1 1 1 1 27 729
30 1 0 0 1 0 13 169
559 12109
NP 20 16 24 17 12
p 0.66 0.53 0.8 0.56 0.4
q 0.33 0.46 0.2 0.43 0.6
pq 0.22 0.24 0.16 0.24 0.24
116
Lampiran 5. Uji Daya Beda Soal
UJI DAYA BEDA SOAL
No. Absen \ No. Soal 1 2 3 4 5
11 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1
9 0 1 1 1 1
10 1 1 1 0 1
18 1 1 0 0 1
26 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1
28 1 1 1 0 0
17 1 1 0 0 0
16 1 1 1 0 0
20 1 1 1 0 1
27 1 1 0 0 1
1 0 1 1 0 0
23 1 0 0 1 1
25 0 1 0 1 0
2 0 1 1 0 1
15 1 1 1 0 0
22 1 0 1 0 0
21 1 1 0 0 1
6 0 1 0 0 1
30 1 1 0 0 1
12 0 0 1 1 0
19 1 0 0 1 0
3 0 1 0 0 0
24 1 0 1 0 1
14 0 1 0 0 0
7 0 1 1 0 0
JA i(Banyaknya peserta kelas atas) 15 15 15 15 15
JB i(Banyaknya peserta kelas bawah) 15 15 15 15 15
BA (Banyak peserta kelas atas yang menjawab benar)
14 15 12 8 12
BB (Banyak peserta kelas bawah yang menjawaab benar)
7 10 7 4 6
DP (Indeks Daya Pembeda) 0.466 0.333 0.333 0.266 0.4
Hasil Baik Cukup Cukup Cukup Cukup
117
Lanjutan Uji Daya Beda Soal…
No.Absen\No. Soal 6 7 8 9 10 11 12
11 1 1 1 1 1 0 1
8 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 0 1
5 1 1 1 0 1 0 1
9 1 1 1 1 1 0 1
10 1 1 1 0 1 1 1
18 1 0 1 1 1 1 1
26 1 0 1 0 1 1 1
29 1 1 1 0 0 1 0
13 1 1 1 1 1 1 1
28 1 0 1 1 1 0 1
17 1 1 1 0 1 1 1
16 1 0 1 0 0 0 1
20 0 1 0 1 0 1 1
27 1 0 0 0 1 1 1
1 1 1 0 0 0 1 1
23 1 1 0 0 1 0 1
25 1 1 0 0 0 0 1
2 1 1 1 1 0 1 1
15 0 0 0 0 0 0 1
22 1 0 0 0 0 0 0
21 1 1 0 0 0 0 0
6 1 0 1 0 0 0 1
30 0 1 0 0 1 0 0
12 1 0 1 0 1 0 0
19 0 0 0 1 0 0 0
3 0 0 1 0 1 0 1
24 0 0 1 0 1 0 1
14 0 0 1 0 0 0 0
7 0 1 0 0 0 0 0
JA 15 15 15 15 15 15 15
JB 15 15 15 15 15 15 15
BA 14 10 13 8 12 9 14
BB 8 7 6 2 5 2 8
DP 0.4 0.2 0.466 0.4 0.466 0.466 0.4
Hasil Cukup Jelek Baik Cukup Baik Baik Cukup
118
Lanjutan Uji Daya Beda Soal…
No.Absen\No. Soal 13 14 15 16 17 18 19 20
11 1 1 1 1 1 1 0 1
8 1 0 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 0 1
5 1 1 1 1 1 1 0 1
9 1 1 1 1 1 1 0 1
10 1 0 1 1 1 1 0 0
18 1 1 1 0 1 1 0 1
26 0 1 1 1 1 1 1 1
29 0 1 1 1 0 0 1 1
13 1 1 0 1 1 0 1 0
28 1 0 0 0 1 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1 1 0
16 1 1 0 1 1 1 1 0
20 1 1 1 0 1 1 0 1
27 1 0 0 1 1 1 0 1
1 1 1 0 0 1 1 0 0
23 1 0 0 1 1 0 0 0
25 1 0 0 0 1 0 0 0
2 1 1 1 1 1 1 0 1
15 1 0 0 0 1 0 0 1
22 1 0 1 1 1 0 0 0
21 1 0 0 0 1 0 0 0
6 1 1 1 0 1 0 0 0
30 0 0 0 1 0 0 0 0
12 1 1 0 0 1 1 0 0
19 1 0 0 1 1 0 0 0
3 1 1 0 0 0 0 0 0
24 1 0 0 0 1 0 0 0
14 1 0 0 0 1 1 0 0
7 1 0 0 0 1 0 0 0
JA 15 15 15 15 15 15 15 15
JB 15 15 15 15 15 15 15 15
BA 13 11 11 12 14 13 7 11
BB 14 5 3 5 13 4 0 2
DP -0.067 0.4 0.533 0.4667 0.067 0.6 0.467 0.6
Hasil Jelek Cukup Baik Baik Jelek Baik Baik Baik
119
Lanjutan Uji Daya Beda Soal…
No.Absen\No. Soal 21 22 23 24 25 26 27 28
11 1 1 1 0 1 1 1 1
8 0 1 1 0 1 1 1 1
4 1 0 0 0 1 1 1 0
5 0 1 0 0 1 1 1 1
9 0 1 1 0 1 1 1 1
10 1 1 0 0 1 1 1 1
18 1 0 0 1 1 1 1 1
26 1 0 0 0 1 0 0 1
29 1 1 1 0 1 1 0 1
13 0 1 0 0 1 1 1 1
28 1 1 0 1 0 1 1 1
17 0 0 0 0 1 1 1 1
16 0 1 1 0 0 1 1 1
20 1 1 0 1 0 1 0 0
27 1 1 1 0 0 1 1 1
1 0 1 0 1 1 1 0 0
23 1 1 0 1 0 1 0 1
25 0 1 0 0 1 1 1 1
2 1 0 0 0 0 0 0 1
15 1 1 0 0 0 1 1 1
22 1 0 0 0 1 1 1 1
21 1 0 0 0 1 1 0 1
6 0 0 0 1 1 0 0 1
30 1 1 0 0 0 1 0 1
12 1 0 0 0 0 0 0 1
19 1 0 1 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 1 0 0 1
24 0 0 0 0 0 1 0 1
14 0 0 0 0 1 0 1 1
7 1 0 0 0 1 0 0 1
JA 15 15 15 15 15 15 15 15
JB 15 15 15 15 15 15 15 15
BA 9 11 6 3 11 14 12 13
BB 9 5 1 3 8 8 4 13
DP 0 0.4 0.33
3 0 0.2 0.4 0.533 0
Hasil Jelek Cukup Cukup Jelek Jelek Cukup Baik Jelek
120
Lanjutan Uji Daya Beda Soal…
No.Absen\No. Soal 29 30 31 32 33 34 35
11 1 1 1 0 0 1 1
8 1 1 0 0 0 1 0
4 1 1 0 0 0 1 1
5 1 1 1 0 1 0 0
9 1 1 0 0 0 1 0
10 1 1 0 0 0 0 0
18 1 0 0 1 1 0 1
26 1 1 0 1 1 1 0
29 1 1 0 1 1 1 0
13 1 1 0 0 0 0 1
28 1 1 0 0 1 1 1
17 1 0 0 0 1 1 0
16 1 0 1 0 0 0 1
20 1 1 1 1 1 0 0
27 0 1 1 0 1 1 0
1 1 0 0 0 1 0 1
23 1 0 0 0 1 0 1
25 1 1 1 0 0 1 0
2 0 0 0 0 0 0 1
15 1 1 0 0 0 0 1
22 1 1 0 0 0 0 1
21 0 1 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 1 1
30 1 0 0 0 0 0 0
12 1 0 1 0 0 0 0
19 1 1 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 1
24 1 0 0 0 0 0 0
14 1 0 0 0 0 1 0
7 0 0 0 0 0 0 0
JA 15 15 15 15 15 15 15
JB 15 15 15 15 15 15 15
BA 14 12 5 4 8 9 6
BB 10 5 2 0 2 3 7
DP 0.266 0.467 0.2 0.266 0.4 0.4 -0.06
Hasil Cukup Baik Jelek Cukup Cukup Cukup Jelek
121
Lanjutan Uji Daya Beda Soal…
No.Absen\No. Soal 36 37 38 39 40 41 42 43
11 1 1 1 1 0 1 0 1
8 1 1 1 1 0 1 1 1
4 1 1 1 1 0 1 0 0
5 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 0 1 0 1 1 0
10 1 1 1 1 1 1 1 0
18 0 1 1 1 1 1 0 1
26 0 1 1 0 0 1 0 1
29 1 1 1 0 1 1 0 0
13 1 1 1 1 0 0 0 1
28 1 1 1 1 0 0 0 1
17 1 1 1 1 1 1 0 0
16 0 1 1 1 0 1 1 0
20 1 0 0 0 0 0 1 0
27 1 0 1 1 0 0 0 0
1 0 1 1 1 1 1 0 0
23 0 1 1 1 0 1 1 0
25 1 1 1 1 1 0 1 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0
15 1 1 1 1 1 1 0 0
22 1 1 1 1 0 1 0 0
21 1 1 1 0 1 1 0 0
6 0 1 0 0 1 0 1 0
30 1 1 1 1 1 0 0 0
12 0 0 0 1 0 0 0 0
19 1 0 1 1 0 0 1 0
3 1 0 0 0 1 0 1 0
24 0 1 0 0 1 0 0 0
14 0 0 1 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 1 0 1 0
JA 15 15 15 15 15 15 15 15
JB 15 15 15 15 15 15 15 15
BA 12 13 13 12 5 11 6 7
BB 7 9 9 8 9 5 6 0
DP 0.33 0.267 0.267 0.267 -0.26 0.4 0 0.467
Hasil Cukup Cukup Cukup Cukup Jelek Cukup Jelek Baik
122
Lanjutan Uji Daya Beda Soal…
No.Absen\No. Soal 44 45 46 47 48 49
11 0 1 1 1 1 0
8 0 0 1 1 0 0
4 0 1 1 1 1 1
5 0 0 1 1 0 0
9 1 0 1 1 1 0
10 1 0 1 1 1 0
18 0 0 1 1 1 0
26 0 1 1 1 0 1
29 0 0 1 1 0 1
13 1 0 1 1 0 0
28 0 0 1 0 0 0
17 0 0 1 0 0 0
16 1 1 1 1 0 0
20 1 0 1 0 1 0
27 0 1 1 0 0 1
1 0 1 1 1 0 1
23 1 1 0 0 0 0
25 0 0 0 1 0 0
2 0 0 1 0 1 0
15 0 0 1 0 0 0
22 0 0 1 1 0 0
21 0 1 0 0 1 1
6 0 0 1 0 1 0
30 0 0 0 1 1 0
12 0 0 1 0 1 0
19 0 0 0 0 1 1
3 0 0 1 0 1 1
24 0 0 1 1 0 0
14 1 1 0 1 0 0
7 1 1 1 0 0 0
JA 15 15 15 15 15 15
JB 15 15 15 15 15 15
BA 5 5 15 11 6 4
BB 3 5 9 6 7 4
DP 0.133 0 0.4 0.333 -0.067 0
Hasil Jelek Jelek Cukup Cukup Jelek Jelek
123
Lanjutan Uji Daya Beda Soal…
No.Absen\No. Soal 50 Total Benar Nilai 11 0 40 80
Kelas A
tas
8 1 38 76
4 1 37 74
5 1 37 74
9 1 36 72
10 1 35 70
18 0 34 68
26 1 34 68
29 1 34 68
13 0 33 66
28 1 31 62
17 1 30 60
16 0 29 58
20 1 29 58
27 1 29 58
1 0 26 52
Kelas B
awah
23 0 25 50
25 0 23 46
2 1 22 44
15 0 22 44
22 0 22 44
21 0 20 40
6 0 19 38
30 0 18 36
12 0 16 32
19 0 16 32
3 0 15 30
24 0 15 30
14 0 14 28
7 0 13 26
JA 15 15
JB 15 15
BA 11
BB 1
DP 0.666667
Hasil Baik
124
Lampiran 6. Uji Kesukaran Soal
UJI KESUKARAN SOAL
NO. NAMA JAWABAN
1 2 3 4 5
1 AHMAD ADITYA 0 1 1 0 0
2 ANIFA MAULIDA PUSPITA 0 1 1 0 1
3 ANITA 0 1 0 0 0
4 APRILIA DWI ANTI 1 1 1 1 1
5 ASIH MULYANI 1 1 1 1 1
6 CICINDI RISKI UTAMI J 0 1 0 0 1
7 DANIEL STEFANUS FIKRI 0 1 1 0 0
8 DEFRI PAMUNGKAS 1 1 1 1 1
9 DESI PRIYANTINI 0 1 1 1 1
10 DINI RETNO CAHYANING 1 1 1 0 1
11 DWI SETIYO 1 1 1 1 1
12 FEBRIANA NUR LAILY 0 0 1 1 0
13 INAYATUL MU'AMALAH 1 1 1 1 1
14 ISLAH FADHILLAH 0 1 0 0 0
15 ISTIQOMAH 1 1 1 0 0
16 IVA DIMIARTI OKTAVIANA 1 1 1 0 0
17 JUNAEDI 1 1 0 0 0
18 KIKI BINTANG 1 1 0 0 1
19 LENI HUSLIN 1 0 0 1 0
20 LINTANG PERTIWI 1 1 1 0 1
21 LUSI FITRIANI 1 1 0 0 1
22 MARFITA IKA NUR AFIFAH 1 0 1 0 0
23 MEILEN AKBAR S 1 0 0 1 1
24 MUHAMMAD ZAENUL A 1 0 1 0 1
25 RIYA WARDHANI 0 1 0 1 0
26 SITI PUTRI MEI SHINTA 1 1 1 1 1
27 TIYA FERDIANA 1 1 0 0 1
28 TWANTRI APRILIA NUR A 1 1 1 0 0
29 VINA ISNAENI DEVIA 1 1 1 1 1
30 EKO FERRY KURNIAWAN 1 1 0 0 1
B ( jumlah soal benar) 21 25 19 12 18
Jx(Jumlah siswa) 30 30 30 30 30
P (tingkat kesukaran soal ) 0.7 0.83 0.63 0.4 0.6
Hasil Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang
125
Lanjutan Uji Kesukaran Soal…
NO JAWABAN
6 7 8 9 10 11 12 13
1 1 1 0 0 0 1 1 1
2 1 1 1 1 0 1 1 1
3 0 0 1 0 1 0 1 1
4 1 1 1 1 1 0 1 1
5 1 1 1 0 1 0 1 1
6 1 0 1 0 0 0 1 1
7 0 1 0 0 0 0 0 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 0 1 1
10 1 1 1 0 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 0 1 1
12 1 0 1 0 1 0 0 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1
14 0 0 1 0 0 0 0 1
15 0 0 0 0 0 0 1 1
16 1 0 1 0 0 0 1 1
17 1 1 1 0 1 1 1 1
18 1 0 1 1 1 1 1 1
19 0 0 0 1 0 0 0 1
20 0 1 0 1 0 1 1 1
21 1 1 0 0 0 0 0 1
22 1 0 0 0 0 0 0 1
23 1 1 0 0 1 0 1 1
24 0 0 1 0 1 0 1 1
25 1 1 0 0 0 0 1 1
26 1 0 1 0 1 1 1 0
27 1 0 0 0 1 1 1 1
28 1 0 1 1 1 0 1 1
29 1 1 1 0 0 1 0 0
30 0 1 0 0 1 0 0 0
B 22 17 19 10 17 11 22 27
Jx 30 30 30 30 30 30 30 30
P 0.733333 0.567 0.633 0.333 0.567 0.367 0.733 0.9
Hasil Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah
126
Lanjutan Uji Kesukaran Soal…
NO JAWABAN
14 15 16 17 18 19 20 21
1 1 0 0 1 1 0 0 0
2 1 1 1 1 1 0 1 1
3 1 0 0 0 0 0 0 0
4 1 1 1 1 1 0 1 1
5 1 1 1 1 1 0 1 0
6 1 1 0 1 0 0 0 0
7 0 0 0 1 0 0 0 1
8 0 1 1 1 1 1 1 0
9 1 1 1 1 1 0 1 0
10 0 1 1 1 1 0 0 1
11 1 1 1 1 1 0 1 1
12 1 0 0 1 1 0 0 1
13 1 0 1 1 0 1 0 0
14 0 0 0 1 1 0 0 0
15 0 0 0 1 0 0 1 1
16 1 0 1 1 1 1 0 0
17 1 1 1 1 1 1 0 0
18 1 1 0 1 1 0 1 1
19 0 0 1 1 0 0 0 1
20 1 1 0 1 1 0 1 1
21 0 0 0 1 0 0 0 1
22 0 1 1 1 0 0 0 1
23 0 0 1 1 0 0 0 1
24 0 0 0 1 0 0 0 0
25 0 0 0 1 0 0 0 0
26 1 1 1 1 1 1 1 1
27 0 0 1 1 1 0 1 1
28 0 0 0 1 1 1 1 1
29 1 1 1 0 0 1 1 1
30 0 0 1 0 0 0 0 1
B 16 14 17 27 17 7 13 18
Jx 30 30 30 30 30 30 30 30
P 0.533 0.467 0.567 0.9 0.5667 0.233 0.433 0.6
Hasil Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sukar Sedang Sedang
127
Lanjutan Uji Kesukaran Soal…
NO JAWABAN
22 23 24 25 26 27 28 29
1 1 0 1 1 1 0 0 1
2 0 0 0 0 0 0 1 0
3 0 0 0 1 0 0 1 0
4 0 0 0 1 1 1 0 1
5 1 0 0 1 1 1 1 1
6 0 0 1 1 0 0 1 0
7 0 0 0 1 0 0 1 0
8 1 1 0 1 1 1 1 1
9 1 1 0 1 1 1 1 1
10 1 0 0 1 1 1 1 1
11 1 1 0 1 1 1 1 1
12 0 0 0 0 0 0 1 1
13 1 0 0 1 1 1 1 1
14 0 0 0 1 0 1 1 1
15 1 0 0 0 1 1 1 1
16 1 1 0 0 1 1 1 1
17 0 0 0 1 1 1 1 1
18 0 0 1 1 1 1 1 1
19 0 1 0 0 0 0 0 1
20 1 0 1 0 1 0 0 1
21 0 0 0 1 1 0 1 0
22 0 0 0 1 1 1 1 1
23 1 0 1 0 1 0 1 1
24 0 0 0 0 1 0 1 1
25 1 0 0 1 1 1 1 1
26 0 0 0 1 0 0 1 1
27 1 1 0 0 1 1 1 0
28 1 0 1 0 1 1 1 1
29 1 1 0 1 1 0 1 1
30 1 0 0 0 1 0 1 1
B 16 7 6 19 22 16 26 24
Jx 30 30 30 30 30 30 30 30
P 0.533 0.233 0.2 0.633 0.733 0.533 0.867 0.8
Hasil Sedang Sukar Sukar Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah
128
Lanjutan Uji Kesukaran Soal…
NO JAWABAN
30 31 32 33 34 35 36 37
1 0 0 0 1 0 1 0 1
2 0 0 0 0 0 1 0 0
3 0 0 0 0 0 1 1 0
4 1 0 0 0 1 1 1 1
5 1 1 0 1 0 0 1 1
6 0 0 0 0 1 1 0 1
7 0 0 0 0 0 0 0 0
8 1 0 0 0 1 0 1 1
9 1 0 0 0 1 0 1 1
10 1 0 0 0 0 0 1 1
11 1 1 0 0 1 1 1 1
12 0 1 0 0 0 0 0 0
13 1 0 0 0 0 1 1 1
14 0 0 0 0 1 0 0 0
15 1 0 0 0 0 1 1 1
16 0 1 0 0 0 1 0 1
17 0 0 0 1 1 0 1 1
18 0 0 1 1 0 1 0 1
19 1 0 0 0 0 0 1 0
20 1 1 1 1 0 0 1 0
21 1 0 0 0 0 0 1 1
22 1 0 0 0 0 1 1 1
23 0 0 0 1 0 1 0 1
24 0 0 0 0 0 0 0 1
25 1 1 0 0 1 0 1 1
26 1 0 1 1 1 0 0 1
27 1 1 0 1 1 0 1 0
28 1 0 0 1 1 1 1 1
29 1 0 1 1 1 0 1 1
30 0 0 0 0 0 0 1 1
B 17 7 4 10 12 13 19 22
Jx 30 30 30 30 30 30 30 30
P 0.567 0.233 0.133 0.333 0.4 0.433 0.633 0.733
Hasil Sedang Sukar Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah
129
Lanjutan Uji Kesukaran Soal…
NO JAWABAN
38 39 40 41 42 43 44 45
1 1 1 1 1 0 0 0 1
2 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 1 0 1 0 0 0
4 1 1 0 1 0 0 0 1
5 1 1 1 1 1 1 0 0
6 0 0 1 0 1 0 0 0
7 0 0 1 0 1 0 1 1
8 1 1 0 1 1 1 0 0
9 0 1 0 1 1 0 1 0
10 1 1 1 1 1 0 1 0
11 1 1 0 1 0 1 0 1
12 0 1 0 0 0 0 0 0
13 1 1 0 0 0 1 1 0
14 1 0 0 0 0 0 1 1
15 1 1 1 1 0 0 0 0
16 1 1 0 1 1 0 1 1
17 1 1 1 1 0 0 0 0
18 1 1 1 1 0 1 0 0
19 1 1 0 0 1 0 0 0
20 0 0 0 0 1 0 1 0
21 1 0 1 1 0 0 0 1
22 1 1 0 1 0 0 0 0
23 1 1 0 1 1 0 1 1
24 0 0 1 0 0 0 0 0
25 1 1 1 0 1 0 0 0
26 1 0 0 1 0 1 0 1
27 1 1 0 0 0 0 0 1
28 1 1 0 0 0 1 0 0
29 1 0 1 1 0 0 0 0
30 1 1 1 0 0 0 0 0
B 22 20 14 16 12 7 8 10
Jx 30 30 30 30 30 30 30 30
P 0.733 0.667 0.467 0.533 0.4 0.233 0.267 0.333
Hasil Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar Sedang
130
Lanjutan Uji Kesukaran Soal…
NO JAWABAN
Total Benar 46 47 48 49 50
1 1 1 0 1 0 26
2 1 0 1 0 1 22
3 1 0 1 1 0 15
4 1 1 1 1 1 37
5 1 1 0 0 1 37
6 1 0 1 0 0 19
7 1 0 0 0 0 13
8 1 1 0 0 1 38
9 1 1 1 0 1 36
10 1 1 1 0 1 35
11 1 1 1 0 0 40
12 1 0 1 0 0 16
13 1 1 0 0 0 33
14 0 1 0 0 0 14
15 1 0 0 0 0 22
16 1 1 0 0 0 29
17 1 0 0 0 1 30
18 1 1 1 0 0 34
19 0 0 1 1 0 16
20 1 0 1 0 1 29
21 0 0 1 1 0 20
22 1 1 0 0 0 22
23 0 0 0 0 0 25
24 1 1 0 0 0 15
25 0 1 0 0 0 23
26 1 1 0 1 1 34
27 1 0 0 1 1 29
28 1 0 0 0 1 31
29 1 1 0 1 1 34
30 0 1 1 0 0 18
B 24 17 13 8 12
Jx 30 30 30 30 30
P 0.8 0.566667 0.433333 0.266667 0.4
Hasil Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang
131
Lampiran 7. Soal Uji Validitas
SOAL UJI VALIDITAS
Nama :
Kelas :
No. Absen :
1. Clapperboard adalah …
a. Sebuah perangkat yang digunakan untuk membantu dalam
sinkronisasi gambar dan suara, menandai adegan tertentu yang
direkam dalam produksi, serta informasi lainnya mengenai adegan.
b. Jadwal operator kamera melakukan pengambilan gambar
c. Pengambilan gambar dengan framing memusat pada salah satu bagian
d. Desain konsep sebuah karya audio visual yang masih berbentuk sketsa
gambar dengan instruksi sutradara.
2. Berikut ini adalah nama lain dari clapperboard, kecuali …
a. Time slate
b. Slate board
c. Cut rhime
d. Film slate
3. Berikut ini yang merupakan clapperboard adalah …
a. b.
132
c. d.
Gunakan gam bar dibawah ini untuk mengisi soal nomor 4-12!
4. Bagian nomor 1 digunakan untuk menerangkan …
a. Peletakan nomor adegan yang tertera pada scenario
b. Menunjukan jumlah take yang dipakai.
c. Kotak ini menunjukan apakah adegan yang sedang digarap
mengunakan sound atau tidak.
d. Judul Film
5. Bagian nomor 2 digunakan untuk menerangkan …
a. Tanggal pengambilan gambar b. Nama penata kamera
c. Nama Sutradara d. Judul Film
6. Bagian nomor 3 digunakan untuk menerangkan …
a. Tanggal pengambilan gambar
b. Nama penata kamera
c. Nama Sutradara
d. Judul Film
7. Bagian nomor 4 digunakan untuk menerangkan …
1
1 2
1
9
3
1 4 5
6
7
8
133
a. Tanggal pengambilan gambar
b. Nama penata kamera
c. Nama Sutradara
d. Judul Film
8. Bagian nomor 5 digunakan untuk menerangkan …
a. Kotak ini menunjukan apakah adegan yang sedang digarap
mengunakan sound atau tidak
b. Peletakan nomor adegan yang tertera pada skenario.
c. Adegan dilaksanakan di dalam ruangan
d. Adegan dilaksanakan di luar ruangan
9. Bagian nomor 6 digunakan untuk menerangkan …
a. Kotak ini menunjukan apakah adegan yang sedang digarap
mengunakan sound atau tidak
b. Peletakan nomor adegan yang tertera pada skenario.
c. Adegan dilaksanakan di dalam ruangan
d. Adegan dilaksanakan di luar ruangan
10. Bagian nomor 7 digunakan untuk menerangkan …
a. Kotak ini menunjukan apakah adegan yang sedang digarap
mengunakan sound atau tidak
b. Peletakan nomor adegan yang tertera pada skenario.
c. Adegan dilaksanakan di dalam ruangan
d. Adegan dilaksanakan di luar ruangan
11. Bagian nomor 8 digunakan untuk menerangkan …
a. Peletakan nomor adegan yang tertera pada scenario
134
b. Menunjukan jumlah take yang dipakai.
c. Kotak ini menunjukan apakah adegan yang sedang digarap
mengunakan sound atau tidak.
d. Judul Film
12. Bagian nomor 9 digunakan untuk menerangkan …
a. Peletakan nomor adegan yang tertera pada scenario
b. Menunjukan jumlah take yang dipakai.
c. Kotak ini menunjukan apakah adegan yang sedang digarap
mengunakan sound atau tidak.
d. Judul Film
13. Suatu kegiatan yang dilakukan setelah proses shooting dan menata agar
video yang dihasilkan menjadi lebih bagus disebut ?
a. Proses capture video
b. Proses editing video
c. Proses rendering video
d. Proses importing video
14. Pada saat dilakukan perekaman suatu adegan menggunakan kamera video
maka antara audio dan visualnya akan selaras, ini dikarenakan audio dan
visualnya direkam dalam suatu pita yang sama. Akan tetapi dalam
pembuatan film yang audio dan visualnya direkam secara terpisah. Untuk
menyelaraskannya dengan menggunakan …
a. Camera roll
b. Camera
c. Film loader
135
d. Clapperboard
15. Cara mengoperasikan clapperboard adalah dengan …
a. pertama kita isikan bagian project, director, judul, scene, take, date
setelah itu biadanya untuk mengaba-abakannya denga cara Camera,
light .... action !!!
b. susunlah komposisi terlebih dahulu. pertimbangkan terlabih dahulu
komposisi foto yang akan dibuat. berjalanlah kebeberapa titik dan
eksplorasilah subyek foto dari angle yang berbeda intiplah melalui
viewfinder jika perlu)
c. carilah permukaan rata untuk pijakan kaki-kakinya sehingga
membantu untuk lebih tenang, kokoh dan stabil. Jika memungkinkan,
hindari permukaan yang gampang memantul seperti platform
kayu/logam yang berada di dekat jalan agar tidak mengganggu proses
pengambilan gambar.
d. Jaga level keseimbangan. pelat tempat kamera menempel sebaiknya
selalu rata dan horisontal, gunakan gelembung yang biasanya ada di
tripod untuk memeriksa level. saat memotret di lereng/permukaan
miring, pendekkan kaki yang ada di permukaan tertinggi dan usahakan
dua kaki yang lain menjejak di sisi terendah untuk stabilitas maksimal.
16. Kamera video adalah …
a. Pengambil gambar video yang mampu menyimpan gambar digital dari
mode gambar analog
b. Rangkaian banyak frame gambar yang diputar dengan cepat.
136
c. Gerekan lensa mendekati dan menjauhi objek secara opti c dengan
mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut
pandang lebar atau sebaliknya
d. mengambil gambar yang objeknya berupa suatu pemandangan yang
sangat luas dan objek dalam gambar tampak sangat kecil
17. Proses pemindahan video hasil shooting dari dvcamcoder ke personal
computer disebut ?
a. Proses capture video
b. Proses editing video
c. Proses rendering video
d. Proses importing video
18. Video adalah…
a. Pengambil gambar video yang mampu menyimpan gambar digital
dari mode gambar analog
b. Rangkaian banyak frame gambar yang diputar dengan cepat.
c. Gerekan lensa mendekati dan menjauhi objek secara opti c dengan
mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut
pandang lebar atau sebaliknya
d. mengambil gambar yang objeknya berupa suatu pemandangan
yang sangat luas dan objek dalam gambar tampak sangat kecil
19. Berikut ini adalah performa computer yang dianjurkan untuk editing
video, kecuali…
a. Sound Card, VGA card, CD-ROM dan CD-RW/DVD-RW
137
b. Harddisk, untuk pengolahan Video Intensif lebih baik
menggunakan SCSI Harddisk, sedangkan untuk yang standar
gunakan saja HDD serial ATA, Putaran HDD minimal 7200 rpm.
c. Capture Video Card dan Port, Contoh : Pinacle, Po rt Fire Wire
IEEE 1394, USB2, digunakan untuk proses transfer dari camcoder
ke PC.
d. Ram 1GB
20. Kamera DSLR adalah kamera ….
a. kamera digital yang menggunakan sistem cermin otomatis dan
pentaprisma atau pentamirror untuk meneruskan cahaya dari lensa
menuju ke viewfinder.
b. salah satu kategori kamera yang dalam tehnik pengambilan
gambarnya, masih menggunakan film seluloid
c. model kamera yang dapat memproses foto sendiri di dalam badan
kamera setelah dilakukan pemotretan
d. kamera otomatis yang menggunakan format pengambilan gambar
dan penyimpanan digital dengan ukuran kecil dan ringan sehingga
mudah dibawa-bawa
21. Kartu yang terdiri atas port firewire yang digunakan untuk memindahkan
video dari dvcomcoder ke komputer disebut ?
a. Sound card
b. VGA card
c. DV capture card
d. Memory card
138
22. Ketika hendak mengambil gambar yang objeknya berupa suatu
pemandangan yang sangat luas dan objek dalam gambar tampak sangat
kecil maka teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah …
a. Medium long shot
b. Medium shot
c. Extreme long shot
d. Extreme Close up
23. Berikut ini merupakan posisi camera angle, kecuali…
a. Top angle
b. High angle
c. Eye level
d. Pan
24. Posisi kamera di bawah ketinggian mata, sehingga kamera harus
mendongak untuk merekam gambar subyek. Posisi ini memberikan kesan
cenderung menambah ukuran tinggi obyek, memberikan kesan kuat,
dominan dan dinamis. Posisi kamera ini disebut :
a. Normal Angel
b. Low Camera Angel
c. Hight Camera Angel
d. Bird Eye View
25. Frog angle adalah ….
a. tinggi mata tokoh / suatu benda dianggap sejajar dengan lensa
kamera
139
b. tinggi mata tokoh / suatu benda lebih rendah dari lensa kamera dan
pada variasi paling ekstrem
c. posisi kamera miring ke kiri atau ke kanan (tidak seimbang / tidak
tegak lurus dengan subjek)
d. tinggi mata tokoh / suatu benda lebih tinggi dari lensa kamera dan
pada variasi paling ekstrem
26. Foto dibawah ini diambil dengan teknik pengambilan gambar …
a. Medium
long shot
b. Medium shot
c. Extreme
long shot
d. Extreme Close up
27. Dolly merupakan gerakan kamera dalam mengambil gambar. Yaitu
dengan gerakan berupa…
a. gerakan kamera secara lateral atau menyamping, berjalan sejajar
dengan subyek yang sedang berjalan.
b. gerakan kamera di atas pedestal yang bisa dinaik turunkan.
Sekarang ini banyak digunakan Porta-Jip Traveller
c. gerakan di atas tripot mendekati atau menjauhi subyek
d. gerakan kamera secara vertical,mendongak dari bawah ke atas atau
sebaliknya
28. Fitur yang tidak termasuk dalam kelompok key adalah…
a. chroma key
b. RGB difference key
c. luma key
140
d. screen difference key
29. Gerekan lensa mendekati dan menjauhi objek secara optic dengan
mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut
pandang lebar atau sebaliknya adalah teknik pengambilan gambar dengan
gerakan kamera …
a. Pan c. Dolly
b. Tilt d. Zoom
30. Gerakan kamera secara horizontal kekanan dan kekiri disebut dengan …
a. Pan c. Dolly
b. Tilt d. Zoom
31. Untuk memberikan efek motion pada video dengan menggunakan Adobe
Premiere, kita bias membuka menu…
a. video efek
b. audio efek
c. video edit
d. video transition
32. Transisi dalam adobe premiere tidak berfungsi untuk
A. memperhalus gerakan video
B. memperhalus perpindahan antar video
C. memperhalus perpindahan antar sound
D. memberikan variasi perpindahan
33. Sebuah Format video memiliki cirri sebagai berikut :
- Dirilis tahun 1995, menjadi standar umum DVD dengan resulusi 720
x 576 pixel.
141
- Bandwidth sekitar 100 Mbps
Video yang dimaksuda adalah video dengan format .....
a. MPEG2
b. DAT
c. ANALOG
d. MOV
34. Teknik keying adalah …
a. Untuk mengganti latar belakang clip digunakan teknik keying,
fungsinya untuk membuat transparansi, kemudian mengisi area
transparan tersebut dengan clip lain.
b. Untuk menghilangkan noise audio
c. Untuk menstabilkan warna gambar secara otomatis
d. Untuk merekam video
35. Untuk memberikan efek motion pada video dengan menggunakan Adobe
Primere, kita bisa membuka menu…
a. audio efek
b. video efek
c. video edit
d. video transition
36. Fitur yang tidak termasuk dalam kelompok key adalah
a. chroma key
b. RGB difference key
c. luma key
d. screen difference key
142
37. Yang dimaksud capturing adalah :
a. Menangkap gambar dari kamera ke dalam computer
b. Mengedit gambar yang ada di dalam computer
c. Memberikan title pada editing video
d. Memproses hasil editing kedalam bentuk satu file video
38. Ciri-ciri File video dengan format MPEG2 adalah :
a. memiliki resolusi 720 x 576 pixel, dengan data rate/bitratenya 1,15
Mbps
b. memiliki resolusi 352 x 486 pixel, dengan data rate/bitratenya 1,15
Mbps
c. memiliki resolusi 352 x 288 pixel, dengan data rate/bitratenya 1,15
Mbps
d. memiliki resolusi 720 x 576 pixel, dengan data rate/bitratenya 9,8
Mbps
39. Berikut adalah langkah langkah untuk meng-import dalam Adobe
Premiere, kecuali :
a. Ctrl+I
b. Klik dua kali pada project library
c. File Import
d. Alt + I
40. Batas aman/safe margin untuk judul atau tulisan saat diputar di layar TV
disebut …
a. Action safe area
b. Display format
143
c. Rate
d. Title safe area
41. Link & Unlink terdapat pada menu :
a. File
b. Edit
c. Project
d. Clip
42. Keyboard Costomization terdapat pada menu :
a. File c. Project
b. Edit d. Clip
43. Yang dimaksud rendering adalah :
a. Menangkap gambar dari kamera ke dalam computer
b. Mengolah gambar yang ada di dalam computer
c. Memberikan title pada editing video
d. Memproses hasil editing kedalam bentuk satu file video
44. Untuk mengatur kecepatan dan durasi dari klip digunakan …
a. clip speed/duration
b. keying
c. masking
d. transisi
45. Kumpulan angka hitungan mundur untuk mengawali sebuah tayangan film
disebut ….
a. Sequence
b. bar and tone
144
c. universal counting leader
d. color matte
46. Berikut ini adalah proses editing, kecuali :
a. Capturing c. Cutting
b. Titling d. Ripling
47. Pemberian text yang dapat bergerak dari bawah ke atas menggunakan Title
type :
a. Roll c. Still
b. Crawl d. Move
48. Pemberian text yang dapat bergerak dari kanan ke kiri menggunakan Title
type :
a. Roll c. Still
b. Crawl d. Move
49. Teknik mengganti latar belakang klip dengan cara menghilangkan latar
warna biru dikenal dengan nama ….
a. green screen key
b. multiply key
c. blue screen key
d. image matte key
50. Dibawah ini adalah Effect untuk menghilangkan background kecuali :
a. Chroma Key
b. Blue Screen Key
c. Green Screen Key
d. Magenta Key
145
Lampiran 8. Kunci Jawaban Soal Uji Validitas
1. A
2. C
3. B
4. D
5. C
6. A
7. B
8. C
9. D
10. A
11. B
12. A
13. A
14. D
15. A
16. A
17. D
18. B
19. D
20. A
21. D
22. C
23. D
24. B
25. D
26. D
27. C
28. A
29. D
30. D
31. A
32. A
33. A
34. A
35. B
36. A
37. A
38. B
39. D
40. D
41. D
42. A
43. C
44. B
45. D
46. A
47. A
48. A
49. C
50. D
146
Lampiran 9. Soal Pretest
Pretest
Nama :
Kelas :
No. Absen :
1. Clapperboard adalah …
a. Sebuah perangkat yang digunakan untuk membantu dalam
sinkronisasi gambar dan suara, menandai adegan tertentu yang
direkam dalam produksi, serta informasi lainnya mengenai adegan.
b. Jadwal operator kamera melakukan pengambilan gambar
c. Pengambilan gambar dengan framing memusat pada salah satu bagian
d. Desain konsep sebuah karya audio visual yang masih berbentuk sketsa
gambar dengan instruksi sutradara.
2. Berikut ini adalah nama lain dari clapperboard, kecuali …
a. Time slate
b. Slate board
c. Cut rhime
d. Film slate
3. Berikut ini yang merupakan clapperboard adalah …
a. b.
c. d.
147
4. Pada saat dilakukan perekaman suatu adegan menggunakan kamera video
maka antara audio dan visualnya akan selaras, ini dikarenakan audio dan
visualnya direkam dalam suatu pita yang sama. Akan tetapi dalam
pembuatan film yang audio dan visualnya direkam secara terpisah. Untuk
menyelaraskannya dengan menggunakan …
a. Camera roll
b. Camera
c. Film loader
d. Clapperboard
5. Kamera video adalah …
a. Pengambil gambar video yang mampu menyimpan gambar digital
dari mode gambar analog
b. Rangkaian banyak frame gambar yang diputar dengan cepat.
c. Gerekan lensa mendekati dan menjauhi objek secara opti c dengan
mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut
pandang lebar atau sebaliknya
d. mengambil gambar yang objeknya berupa suatu pemandangan
yang sangat luas dan objek dalam gambar tampak sangat kecil
6. Kamera DSLR adalah kamera ….
a. kamera digital yang menggunakan sistem cermin otomatis dan
pentaprisma atau pentamirror untuk meneruskan cahaya dari lensa
menuju ke viewfinder.
b. salah satu kategori kamera yang dalam tehnik pengambilan
gambarnya, masih menggunakan film seluloid
148
c. model kamera yang dapat memproses foto sendiri di dalam badan
kamera setelah dilakukan pemotretan
d. kamera otomatis yang menggunakan format pengambilan gambar
dan penyimpanan digital dengan ukuran kecil dan ringan sehingga
mudah dibawa-bawa
7. Berikut ini merupakan posisi camera angle, kecuali…
a. Top angle
b. High angle
c. Eye level
d. Pan
8. Frog angle adalah ….
a. tinggi mata tokoh / suatu benda dianggap sejajar dengan lensa
kamera
b. tinggi mata tokoh / suatu benda lebih rendah dari lensa kamera dan
pada variasi paling ekstrem
c. posisi kamera miring ke kiri atau ke kanan (tidak seimbang / tidak
tegak lurus dengan subjek)
d. tinggi mata tokoh / suatu benda lebih tinggi dari lensa kamera dan
pada variasi paling ekstrem
9. Gerekan lensa mendekati dan menjauhi objek secara optic dengan
mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut
pandang lebar atau sebaliknya adalah teknik pengambilan gambar dengan
gerakan kamera …
a. Pan
149
b. Tilt
c. Dolly
d. Zoom
10. Gerakan kamera secara horizontal kekanan dan kekiri disebut dengan …
a. Pan
b. Tilt
c. Dolly
d. Zoom
150
Lampiran 10. Kunci Jawaban Soal Pretest
1. A
2. C
3. B
4. D
5. A
6. A
7. A
8. D
9. D
10. A
151
Lampiran 11. Soal Posttest
Posttest
Nama :
Kelas :
No. Absen :
1. Clapperboard adalah …
a. Sebuah perangkat yang digunakan untuk membantu dalam
sinkronisasi gambar dan suara, menandai adegan tertentu yang
direkam dalam produksi, serta informasi lainnya mengenai adegan.
b. Jadwal operator kamera melakukan pengambilan gambar
c. Pengambilan gambar dengan framing memusat pada salah satu bagian
d. Desain konsep sebuah karya audio visual yang masih berbentuk sketsa
gambar dengan instruksi sutradara.
2. Berikut ini adalah nama lain dari clapperboard, kecuali …
a. Time slate
b. Slate board
c. Cut rhime
d. Film slate
3. Berikut ini yang merupakan clapperboard adalah …
a. b.
152
c. d.
Gunakan gambar dibawah ini untuk mengisi soal nomor 4-12!
4. Bagian nomor 1 digunakan untuk menerangkan …
a. Peletakan nomor adegan yang tertera pada scenario
b. Menunjukan jumlah take yang dipakai.
c. Kotak ini menunjukan apakah adegan yang sedang digarap
mengunakan sound atau tidak.
d. Judul Film
5. Bagian nomor 2 digunakan untuk menerangkan …
a. Tanggal pengambilan gambar
b. Nama penata kamera
c. Nama Sutradara
d. Judul Film
6. Bagian nomor 3 digunakan untuk menerangkan …
a. Tanggal pengambilan gambar
1
1 2
1 3
1 4
5 6
789
153
b. Nama penata kamera
c. Nama Sutradara
d. Judul Film
7. Bagian nomor 4 digunakan untuk menerangkan …
a. Tanggal pengambilan gambar
b. Nama penata kamera
c. Nama Sutradara
d. Judul Film
8. Bagian nomor 5 digunakan untuk menerangkan …
a. Kotak ini menunjukan apakah adegan yang sedang digarap
mengunakan sound atau tidak
b. Peletakan nomor adegan yang tertera pada skenario.
c. Adegan dilaksanakan di dalam ruangan
d. Adegan dilaksanakan di luar ruangan
9. Bagian nomor 6 digunakan untuk menerangkan …
a. Kotak ini menunjukan apakah adegan yang sedang digarap
mengunakan sound atau tidak
b. Peletakan nomor adegan yang tertera pada skenario.
c. Adegan dilaksanakan di dalam ruangan
d. Adegan dilaksanakan di luar ruangan
10. Bagian nomor 7 digunakan untuk menerangkan …
a. Kotak ini menunjukan apakah adegan yang sedang digarap
mengunakan sound atau tidak
b. Peletakan nomor adegan yang tertera pada skenario.
154
c. Adegan dilaksanakan di dalam ruangan
d. Adegan dilaksanakan di luar ruangan
11. Bagian nomor 8 digunakan untuk menerangkan …
a. Peletakan nomor adegan yang tertera pada scenario
b. Menunjukan jumlah take yang dipakai.
c. Kotak ini menunjukan apakah adegan yang sedang digarap
mengunakan sound atau tidak.
d. Judul Film
12. Bagian nomor 9 digunakan untuk menerangkan …
a. Peletakan nomor adegan yang tertera pada scenario
b. Menunjukan jumlah take yang dipakai.
c. Kotak ini menunjukan apakah adegan yang sedang digarap
mengunakan sound atau tidak.
d. Judul Film
13. Pada saat dilakukan perekaman suatu adegan menggunakan kamera video
maka antara audio dan visualnya akan selaras, ini dikarenakan audio dan
visualnya direkam dalam suatu pita yang sama. Akan tetapi dalam
pembuatan film yang audio dan visualnya direkam secara terpisah. Untuk
menyelaraskannya dengan menggunakan …
a. Camera roll
b. Camera
c. Film loader
d. Clapperboard
155
14. Cara mengoperasikan clapperboard adalah dengan …
a. pertama kita isikan bagian project, director, judul, scene, take, date
setelah itu biadanya untuk mengaba-abakannya denga cara Camera,
light .... action !!!
b. susunlah komposisi terlebih dahulu. pertimbangkan terlabih dahulu
komposisi foto yang akan dibuat. berjalanlah kebeberapa titik dan
eksplorasilah subyek foto dari angle yang berbeda intiplah melalui
viewfinder jika perlu)
c. carilah permukaan rata untuk pijakan kaki-kakinya sehingga
membantu untuk lebih tenang, kokoh dan stabil. Jika memungkinkan,
hindari permukaan yang gampang memantul seperti platform
kayu/logam yang berada di dekat jalan agar tidak mengganggu proses
pengambilan gambar.
d. Jaga level keseimbangan. pelat tempat kamera menempel sebaiknya
selalu rata dan horisontal, gunakan gelembung yang biasanya ada di
tripod untuk memeriksa level. saat memotret di lereng/permukaan
miring, pendekkan kaki yang ada di permukaan tertinggi dan usahakan
dua kaki yang lain menjejak di sisi terendah untuk stabilitas maksimal.
15. Kamera video adalah …
a. Pengambil gambar video yang mampu menyimpan gambar digital
dari mode gambar analog
b. Rangkaian banyak frame gambar yang diputar dengan cepat.
156
c. Gerekan lensa mendekati dan menjauhi objek secara opti c dengan
mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut
pandang lebar atau sebaliknya
d. mengambil gambar yang objeknya berupa suatu pemandangan
yang sangat luas dan objek dalam gambar tampak sangat kecil
16. Video adalah…
a. Pengambil gambar video yang mampu menyimpan gambar digital
dari mode gambar analog
b. Rangkaian banyak frame gambar yang diputar dengan cepat.
c. Gerekan lensa mendekati dan menjauhi objek secara opti c dengan
mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut
pandang lebar atau sebaliknya
d. mengambil gambar yang objeknya berupa suatu pemandangan
yang sangat luas dan objek dalam gambar tampak sangat kecil
17. Berikut ini adalah performa computer yang dianjurkan untuk editing
video, kecuali…
a. Sound Card, VGA card, CD-ROM dan CD-RW/DVD-RW
b. Harddisk, untuk pengolahan Video Intensif lebih baik
menggunakan SCSI Harddisk, sedangkan untuk yang standar
gunakan saja HDD serial ATA, Putaran HDD minimal 7200 rpm.
c. Capture Video Card dan Port, Contoh : Pinacle, Po rt Fire Wire
IEEE 1394, USB2, digunakan untuk proses transfer dari camcoder
ke PC.
d. Ram 1GB
157
18. Kamera DSLR adalah kamera ….
a. kamera digital yang menggunakan sistem cermin otomatis dan
pentaprisma atau pentamirror untuk meneruskan cahaya dari lensa
menuju ke viewfinder.
b. salah satu kategori kamera yang dalam tehnik pengambilan
gambarnya, masih menggunakan film seluloid
c. model kamera yang dapat memproses foto sendiri di dalam badan
kamera setelah dilakukan pemotretan
d. kamera otomatis yang menggunakan format pengambilan gambar
dan penyimpanan digital dengan ukuran kecil dan ringan sehingga
mudah dibawa-bawa
19. Ketika hendak mengambil gambar yang objeknya berupa suatu
pemandangan yang sangat luas dan objek dalam gambar tampak sangat
kecil maka teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah …
a. Medium long shot
b. Medium shot
c. Extreme long shot
d. Extreme Close up
20. Berikut ini merupakan posisi camera angle, kecuali…
a. Top angle
b. High angle
c. Eye level
d. Pan
158
21. Frog angle adalah ….
a. tinggi mata tokoh / suatu benda dianggap sejajar dengan lensa
kamera
b. tinggi mata tokoh / suatu benda lebih rendah dari lensa kamera dan
pada variasi paling ekstrem
c. posisi kamera miring ke kiri atau ke kanan (tidak seimbang / tidak
tegak lurus dengan subjek)
d. tinggi mata tokoh / suatu benda lebih tinggi dari lensa kamera dan
pada variasi paling ekstrem
22. Foto dibawah ini diambil dengan teknik pengambilan gambar …
a. Medium long shot
b. Medium shot
c. Extreme long shot
d. Extreme Close up
23. Dolly merupakan gerakan kamera dalam mengambil gambar. Yaitu
dengan gerakan berupa…
a. gerakan kamera secara lateral atau menyamping, berjalan sejajar
dengan subyek yang sedang berjalan.
b. gerakan kamera di atas pedestal yang bisa dinaik turunkan.
Sekarang ini banyak digunakan Porta-Jip Traveller
c. gerakan di atas tripot mendekati atau menjauhi subyek
159
d. gerakan kamera secara vertical,mendongak dari bawah ke atas atau
sebaliknya
24. Gerekan lensa mendekati dan menjauhi objek secara optic dengan
mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut
pandang lebar atau sebaliknya adalah teknik pengambilan gambar dengan
gerakan kamera …
a. Pan
b. Tilt
c. Dolly
d. Zoom
25. Gerakan kamera secara horizontal kekanan dan kekiri disebut dengan …
a. Pan
b. Tilt
c. Dolly
d. Zoom
160
Lampiran 12. Kunci Jawaban Soal Posttest
1. A
2. C
3. B
4. D
5. C
6. A
7. B
8. C
9. D
10. A
11. B
12. A
13. D
14. A
15. A
16. B
17. D
18. A
19. C
20. D
21. D
22. D
23. C
24. D
25. D
161
Lampiran 13. Jurnal Mengajar
162
163
Lampiran 14. RPP Jigsaw
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
JIGSAW
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Cepu
Mata Pelakaran : Teknik Pengambilan Gambar Produksi
Kelas/semester : X/2
Alokasi Waktu : 2 pertemuan (3x45 menit)
A. Standar Kompetensi
Menerapkan teknik pengambilan gambar produksi
B. Kompetensi Dasar
Dasar Pengambilan Gambar Produksi dan Pengoprasian Clapper Board
C. Indikator
1. Pertimbangan pada camera shots dan angles untuk memastikan bahwa
pengambilan gambar mendapatkan hasil seperti yang diinginkan
2. Penggunaan teknik fotografi dan komposisi untuk memenuhi
persyaratan kreatif
3. Dipastikan bahwa gerakan kamera tetap dan halus selama durasi
pembuatan film
4. Penyesuaian dan penggerakan peralatan bila diperlukan, selama
pembuatan film
5. Identifikasi setiap pengambilan film pada buku tulis sesuai dengan
prosedur peusahaan
6. Papan clapper board ditahan dan ditempelkan dengan posisi yang kokoh
7. Dipastikan bahwa pemain yang tampil dan kamera tidak terganggu
dengan pemasangan clapper board.
8. Clapper board ditempelkan dengan kuat sesuai dengan instruksi dari
personil yang relevan dan dipastikan itu masih tetap sarta berubah
D. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu mengoptrasikan clapperboard dengan baik dan benar,
serta mengmahami bagian-bagian dari clapperboard serta menjelaskan
prosedur kamera dengan benar
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Kooperatif
Model : Jigsaw
Model pembelajaran jigsaw :
1. Pengelompokan kelompok asal
2. Diskusi kelompok ahli
3. Diskusi kelompok asal
4. Laporan tim
5. Tes
164
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
No. Langkah
Pembelajaran Kegiatan
Alokasi
waktu
1. Kegiatan
Awal
- Salam
- Berdoa yang dipimpin oleh salah satu murid
- Memperkenalkan diri
- Memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat
yang dapat meningkatkan rasa ingin tau
siswa sebelum pembelajaran dimulai
- Pretest
25
menit
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
- Guru mengarahkan siswa membentuk
kelompok secara acak/heterogen yang setiap
kelompoknya beranggotakan 6 orang
(kelompok asal).
- Guru memberikan sub materi yang meliputi
: sudut pengambilan gambar, jenis-jenis
kamera video,jenis-jenis kamera, bidang
pandang saat perekaman gambar, jenis-jenis
kamera, camera angle, (setiap siswa
mendapatkan sub materi yang berbeda
dengan teman satu kelompok asalnya).
60
menit
Elaborasi
- Setelah siswa berkumpul dengan kelompok
asalnya, siswa yang sudah mendapatkan sub
materi yang sama akan membentuk
kelompok baru lagi yang dinamakan
kelompok ahli yang memiliki sub tema yang
sama
- Guru berkeliling untuk memantau jalannya
diskusi kelompok ahli.
Konfirmasi
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya mengenai kesulitan dalam
memahami materi yang diberikan
- Guru memberikan tanggapan dang simpulan
tentang matri yang dibahas.
3. Kegiatan
akhir
- Guru menumbuhkan rasa ingin tahu siswa
agar gemar membaca dengan
menyampaikan rencana pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
- Do’a penutup
5 menit
Pertemuan II.
No. Langkah
Pembelajaran Kegiatan
Alokasi
waktu
165
No. Langkah
Pembelajaran Kegiatan
Alokasi
waktu
1. Kegiatan
Awal
- Salam
- Berdoa yang dipimpin oleh salah satu murid
- Memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat
yang dapat meningkatkan rasa ingin tau
siswa sebelum pembelajaran dimulai
10
menit
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
- Guru mengarahkan siswa untuk berkumpul
dengan kelompok asalnya.
90
menit
Elaborasi
- Guru mengarahkan siswa untuk
berkelompok kembali berdasarkan
kelompok asal kemudian mendiskusikan
mengenai sub materi yang telah dibahas
sebelumnya oleh kelompok ahli. Tiap siswa
mendapat giliran untuk mengemukakan sub
materinya didepan kelompok masing-
masing dan apabila ada materi yang tidak
dimengerti dapat ditanyakan langsung
kepada siswa yang bertanggung jawab
terhadap sub materi yang tidak dipahami.
- Guru berkeliling untuk memantau jalannya
diskusi kelompok ahli.
Konfirmasi
- Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya mengenai kesulitan
dalam memahami materi yang diberikan
- Guru memberikan tanggapan dang simpulan
tentang matri yang dibahas.
3. Kegiatan
akhir
- Guru menumbuhkan rasa ingin tahu siswa
agar gemar membaca dengan
menyampaikan rencana pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
- Postest
- Do’a penutup
35
menit
G. Alat dan Sumber Belajar
1. Modul
2. Gambar dan video tentang clapperboard
3. Proyektor
4. Internet
5. Clapperboard
H. Materi
Teknik Pengambilan Gambar Produksi dan Clapperboard
Kamera Video
166
Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang
mampu menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Kamera Video
termasuk salah satu produk teknologi digital, sehingga disebut pula salah satu
perangkat digitizer yang memiliki kemampuan mengambil input data analog
berupa fr ekuensi sinar dan mengubah kemode digital elektronis.
Video/Film adalah rangkaian banyak Frame gambar yang diputar
dengan cepat. Masing-masing Frame merupakan rekaman dari tahapan -
tahapan dari suatu gerakan. Semakin cepat perputarannya semakin halus
gerakannya, walaupun sebenarnya terdapat jeda antara frame namun kita
sebagai manusia tidak bisa menangkap jeda tersebut. Berikut ini merupakan
standart broadcast yang digunakan diberbagai negara didunia.
Standart Ragion Frame per second
(FPS)
Secam Prancis, Timur Tengah, dan Afrika 25 fps
PAL Indonesia, China, Australiam Uni Eropa 25fps
NTSC Amerika, Jepang, Kanada, Mexico, dan
Korea 29,97 fps
Video Analog adalah Gambar dan Audio direkam dalam bentuk
sinyal Magnetik pada pita magnetik. Video Digital adalah juga serupa dengan
Video analog, gambar dan sura digital direkam dalam pita magnetic, tetapi
menggunakan sinyal digital berupa kombinasi angka 0 dan 1.
Macam-Macam Kamera Video Macam-macam video dilihat dari fungsinya dapat dibedakan menjadi :
1. Camera Standar Broadcast
2. Camera Semi Broadcast
3. Camera Home Use
4. Camera handy Cam
Pengambilan Gambar
Macam sudut pengambilan gambar adalah :
1. Normal Angle
167
2. Hight Camera Angle
3. Low Camera Angle
4. Bird Eye View
5. Subjective Camera Angle
6. Objective Camera Angle
Macam bidang pandangan pada saat perekaman gambar adalah :
1. ELS ( Extreme Long Shot)
Shot sangat jauh, menyajikan bidang pandangan yang sangat luas,
kamera mengambil keseluruhan pandangan. Obyek utama dan obyek
lainnya nampak sangat kecil dalam hubungan nya dengan latar belakang
Biasanya dalam ukuran ini tokoh jarang terlihat sebab yang ingin
diperlihatkan adalah tempat kejadian secara luas. Sehingga banyak
pembuat film yang membuat shot dengan elemen visual tempat –tempat
yang dikenal oleh masyarakat seperti Monas yang menunjukkan Jakarta,
Patung Liberty yang menunjukkan New York dan lain sebagainya
2. LS (Long Shot)
Shot sangat jauh, menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat
dibandingkan dengan ELS, obyek masih didominasi oleh latar belakang
yang lebih luas
Biasanya dibuat untuk menunjukkan suasana lingkungan dari tokoh
film tersebut, seperti gambar yang terlihat dimana terdapat suasana ru ang
kantor dan suasana panggung terbuka.
3. MLS (Medium Long Shot)
Shot yang menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat dari pada
long shot, obyek manusia biasanya ditampilkan dari atas lutut sampai di
atas kepala
168
Sering dikenal dengan Ukuran ini sebenarnya digunakan pada film-
film western (koboi) dan fungsinya adalah agar pistol yang ada di bawah
pinggang sang koboi dapat terlihat jelas oleh penonton, sebab kalau
menggunakan Full Shot maka pistol tersebut dianggap terlalu jauh.
4. MS (Medium Shot)
Di sini obyek menjadi lebih besar dan dominan, obyek manusia
ditampakkan dari atas pinggang sampai di atas kepala. Latar belakang
masih nampak sebanding dengan obyek utama
Tidak memiliki variasi sebab hampir seluruh type of shot yang
menggunakan medium diambil ke Long Shot atau ke Close Up. Oleh
karena itu type of shot ini memiliki keunikan sendiri yaitu bahwa gestur
tokoh terlihat lebih jelas namun lingkungannya hampir tidak terlihat, jadi
pusat perhatian penonton diarahkan pada gerak tubuh tokohnya saja.
5. MCU (Medium Close Up)
Shot amat dekat, obyek diperlihatkan dari bagian dada sampai atas
kepala. MCU ini yang paling sering dipergunakan dalam televisi
6. CU (Close UP)
Shot dekat, obyek menjadi titik perhatian utama di dalam shot ini,
latar belakang nampak sedikit sekali. Untuk obyek manusia biasanya
ditampilkan wajah dari bahu sampai di atas kepala
169
7. BCU ( Big Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Obyek
mengisi seluruh layar dan jelas sekali detilnya
8. ECU ( Extreme Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Obyek
mengisi seluruh layar dan lebih jelas sangat detilnya.
Gerakan kamera yang dapat dilakukan dalam pengambilan gambar adalah :
1. Pan, Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (mendatar) dari
kiri ke kanan atau sebaliknya
Pan right (kamera bergerak memutar ke kanan)
Pan left (kamera bergerak memutar ke kiri)
2. Tilt, Tilting adalah gerakan kamera secara vertical,mendongak dari
bawah ke atas atau sebaliknya
Tilt up : mendongak ke atas
Tilt down : mendongak ke bawah
3. Dolly, Track adalah gerakan di atas tripot atau dolly mendekati atau
menjauhi subyek.
Dolly in : mendekati subyek
Dolly out : menjauhi subyek
4. Pedestal adalah gerakan kamera di atas pedestal yang bisa dinaik
turunkan. Sekarang ini banyak digunakan Porta-Jip Traveller.
Pedestal up : kamera dinaikan
Pedestal down : kamera diturunkan
170
5. Crab adalah gerakan kamera secara lateral atau menyamping, berjalan
sejajar dengan subyek yang sedang berjalan.
Crab left (bergerak ke kiri)
Crab right ( bergerak ke kanan)
6. Arc adalah gerakan kamera memutar mengitari obyek dari kiri ke kanan
atau sebaliknya
7. Zoom adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi obyek
secara optic, dengan mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang
sempit ke sudut pandang lebar atau sebaliknya
Zoom in : mendekatkan obyek dari long shot ke close up
Zoom out : menjauhkan obyek dari close up ke long shot
Camera Angle
Setelah kita mengenal ukuran bingkai dalam membuat film, maka
selanjutnya kita juga wajib mengenal dimana seorang pembuat film
meletakkan kameranya atau dikenal dengan Camera Angle (sudut
pengambilan kamera).
1. Eye Level
Angle disebut eye level apabila tinggi mata tokoh / suatu benda
dianggap sejajar dengan lensa kamera. Secara psikologis angle ini
menganggap sejajar para tokoh
2. High Angle
Apabila tinggi mata tokoh / suatu benda lebih rendah dari lensa
kamera dan pada variasi paling ekstrem disebut Bird Eye View atau
Top Anlge. Secara psikologis angle ini menganggap rendah tokoh.
171
3. Top Angle / Bird Eye View
4. Low Angle
Apabila tinggi mata tokoh / suatu benda lebih tinggi dari lensa
kamera dan pa da variasi paling ekstrem disebut Frog Eye View /
Worm Eye View
5. Frog Eye View / Worm Eye View
6. Canted Angle / Crazy Angle / Dutch Angle
Namun selain ketiga angle di atas, ada satu macam angle lagi
yang biasa digunakan untuk menggambarkan keadaan yang tidak
stabil. Posisi kamera sebenarnya bisa menggunakan ketiga angle yang
ada, namun dibuat miring ke kiri atau ke kanan (tidak seimbang / tidak
tegak lurus dengan subjek). Umumnya pembuat film menggunakan
172
angle ini untuk menunjukkan perasaan yang sedang tidak stabil,
misalnya gundah, galau dan lai sebagainya.
Mengoperasikan Clapperboard
Tentunya kita pernah melihat pengambilan gambar sebuah film, baik
yang sungguhan ataupun versi rekayasa dalam acara TV dan film. Pada tiap
awal sebuah adegan, selalu ada seorang kru film yang menghadap kamera
yang menyampaikan informasi mengenai adegan yang akan diambil
menggunakan sebuah papan. Papan tersebut bias any memiliki semacam
jepitan yang terletak di bagian atasnya, seperti sebuah gunting, dan
mengeluarkan suara `clap` saat keduanya saling diketukkan.
Clapperboard, itulah benda yang dimaksud. Disebut demikian karena
suara yang dihasilkannya seperti orang yang melakukan clap (tepuk tangan).
Benda ini digunakan dalam tiap kali rekaman film, video, atau TV untuk
kemudahan video editing dan juga penyelarasan suara dengan video.
Penggunaannya biasanya diiringi dengan pernyataan dari kru film tentang
detail adegan yang akan diambil, sembari mengayunkan clapperboard ke
depan kamera.
Kenapa benda ini menjadi sangat penting dalam produksi sebuah film?
Karena clapperboard digunakan sebagai rujukan tanda untuk editor film baik
dari aspek gambar, ataupun suara. Dengan adanya suara "clap", sound editor
akan menggunakannya untuk menyelaraskan audio yang diambil dengan
video-nya. Mungkin kita belum tahu, pada produksi film berbudget tinggi,
track audio direkam terpisah dengan track video, sehingga perlu penyelarasan
yang tepat saat proses editing untuk menghasilkan film yang baik.
1. Pengertian clapperboard
173
Dalam film dan produksi video, clapperboard adalah sebuah perangkat
yang digunakan untuk membantu dalam sinkronisasi gambar dan suara, selain
itu, clapperboard yang digunakan untuk memilih dan menandai adegan
tertentu dan mengambil direkam selama produksi. Banyak nama lain yang
umum digunakan, termasuk anak genta, papan, batu tulis, papan batu tulis,
sabak sync, batu tulis waktu, tongkat, papan, dan spidol. The bertepuk
"tajam" kebisingan yang clapperboard membuat dapat diidentifikasi dengan
mudah pada jalur audio, dan menutup dari clapstick dapat dilihat pada jalur
visual terpisah. Kedua lagu dapat tepat disinkronisasi dengan mencocokkan
suara dan gerakan. Ketika suara film dan gambar berada di luar sinkronisasi,
ini dikenal sebagai tutup bibir.
Clapperboard atau papan batu tulis adalah kombinasi dari batu tulis
papan tulis yang menampilkan informasi untuk mengidentifikasi adegan
berikutnya dan clapstick yang yang digunakan untuk menyelaraskan suara
dan gambar. Pada hari-hari awal film, satu orang akan menyelenggarakan
sebuah batu tulis bagi kamera dengan informasi tempat, sementara yang lain
bertepuk berengsel dua tongkat bersama di depan kamera [1] Kombinasi
keduanya ke dalam satu unit. Membuatnya lebih mudah bagi hanya satu
orang untuk menangani pekerjaan kedua.Sebuah clapperboard berisi angka
dan garis LED berwarna pada tongkat.
Clapperboards tradisional digunakan untuk terdiri dari kayu dan batu
tulis clapstick berengsel terpasang ke puncak batu tulis. Namun,
clapperboards modern saat ini umumnya menggunakan sepasang tongkat
kayu papan tulis atau papan tulis di atas kaca akrilik transparan yang tidak
memerlukan pencahayaan tambahan dari sisi kamera untuk dapat dibaca.
Beberapa versi juga backlit. papan tulis Smart mahal elektronik versi kode
SMPTE waktu dengan nomor LED. The clapsticks garis diagonal disisipkan
tradisional hitam dan putih dalam rangka untuk memastikan visual yang jelas
bertepuk di hampir semua kondisi pencahayaan, tapi dalam beberapa tahun
terakhir tongkat dengan garis- garis warna dikalibrasi juga menjadi tersedia.
Pada beberapa produksi terutama yang dibuat di digital domain, elektronik-
superimposed versi clapperboard telah menggantikan sebuah hal yang nyata.
Sebuah batu tulis clapperboard kayu tradisional.
2. Fungsi clapper board
174
Apa fungsi dari papan atau lebih dikenal dengan CLAPPERBOARDt?
Pada waktu kita merekam dengan menggunakan kamera video perekam,
gambar dan suara akan menjadi selaras karena direkam pada pita yang sama.
Mulai dari durasi, nomor/nama adegan, tanggal pengambilan gambar, dan
nomor urut pengambilan gambar. Clapperboard adalah cara untuk menangani
proses peyelarasan atau sinkronisasi. Kita mungkin pernah melihat proses
pengambilan gambar suatu film atau video klip di televisi. Dalam proses
pengambilan gambar tersebut, kita akan melihat seorang kru membawa
sebuah papan yang diletakkan di depan aktor atau aktris dan mengatupnya
ketika sutradara berteriak Action!!! Taukah kita apa fungsi dari papan
tersebut? Pada waktu kita merekam dengan menggunakan kamera video
perekam, gambar dan suara akan menjadi selaras karena direkam pada pita
yang sama. Akan tetapi, ketika membuat film, gambargambar dan suaranya
direkam secara terpisah. Gambar direkam pada film dengan kamera, dan
suaranya direkam ke dalam tape perkam analog digital yang terpisah (atau
akhir-akhir ini pada tape digital, seperti tape DAT). karena gambar dan
suranya direkam pada2 bagian yang berbea, kita memerlukan cara untuk
menyelaraskannya.
3. Bagian clapperboard
Scene : Peletakan nomor adegan yang tertera pada skenario.
175
Take : Menunjukan jumlah take yang dipakai.
Sound : Kotak ini menunjukan apakan adegan yang sedang
digarap mengunakan sound atau tidak.
Prod : Judul Film
Dir : Nama Sutradara
Date : Tanggal syuting
Camera : Nama penata kamera
Int dan Ext : Adegan dilaksanakan didalam atau di luar
I. Penilaian
1. Pretest
2. Posttest
176
Lampiran 15. Silabus
SILABUS Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Cepu
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Multimedia
Kelas/Semester : X/2
Standar Kompetensi : Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi
Kode Kompetensi : 072.Kk.5
Alokasi Waktu : 76 X 45 Menit
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR
PENDIDIKAN
KARAKTER PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
1. Menjelaskan
Prosedur Kamera
Video
Prosedur
pengoperasian
kamera
Sudut pengambilan
kamera yang sesuai
Pergerakan kamera
Mempertimbangkan
camera shots dan angles
untuk memastikan bahwa
pengambilan gambar
mendapatkan hasil seperti
yang diinginkan
Menggunakan teknik
fotografi dan komposisi
yang sesuai untuk
memenuhi persyaratan
kreatif
Memastikan dengan teliti
bahwa gerakan kamera
tetap dan halus selama
durasi pembuatan film
Menyesuaikan pergerakan
peralatan bila diperlukan
selama pembuatan film
Pertimbangan pada
camera shots dan angles
untuk memastikan
bahwa pengambilan
gambar mendapatkan
hasil seperti yang
diinginkan
Penggunaan teknik
fotografi dan komposisi
untuk memenuhi
persyaratan kreatif
Dipastikan bahwa
gerakan kamera tetap
dan halus selama durasi
pembuatan film
Penyesuaian dan
penggerakan peralatan
bila diperlukan, selama
pembuatan film
Disiplin
Kreatif
Inovatif
Tanggung
jawab
Ujian
praktik
Ujian Tulis
Ujian lisan
Tentang :
Teknik
pengambilan
gambar
produksi
2 x jam
pelajaran
Kamera video
Tripod
Buku
penunjang
Internet
177
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR
PENDIDIKAN
KARAKTER PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
2. Mengoperasikan
clapperboard
Pengoperasian
clapperboard
Mengidentifikasi dengan
mencatat setiap
pengambilan film
Menahan posisi
clapperboard dan
menempelkannya pada
posisi yang kokoh
Memastikan pemasangan
clapperboard tidak
mengganggu pemain film
Mencatat detail
pengambilan film secara
urut dan terstuktur
Menempelkan clapperboard
dengan kuat sesuai
instruksi dari personil yang
relevan dan dipastikan itu
masih tetap serta tidak
berubah
Identifikasi setiap
pengambilan film pada
buku tulis sesuai dengan
prosedur perusahaan.
Papan clapperboard
ditahan dan ditempelkan
dengan posisi yang
kokoh
Dipastikan bahwa
pemain yang tampil dan
kamera tidak terganggu
dengan pemasangan
clapperboard itu.
Clapperboar
ditempelkan dengan
kuat sesuai instruksi
dari personil yang
relevan dan dipastikan
itu masih tetap serta
tidak berubah
Disiplin
Kreatif
Inovatif
Tanggung jawab
Ujian tulis
Ujian
praktik
Tentang :
Teknik
pengambilan
gambar
produksi
3 x jam
pelajaran
Alat tulis
Calpperboard
Buku
penunjang
Internet
3. Pengenalan
Adobe Premiere
Instalasi Adobe
Premiere
Elemen-elemen
tampilan layar
adobe premiere
Membuat projek
Mengatur tempat
penyimpanan
Capture media
Import media
Insert media video
Peserta ditugaskan untuk
melakukan instalisasi
Adobe Premiere.
Setiap peserta dapat
membuat projek baru
Peserta ditugaskan untuk
mengatur tempat
penyimpanan projek,
melakukan capture dari
media camcorder dan
import clip dengan
Melakukan Proses
Instalisasi
Menjalankan adobe
premiere
Memahami penggunaan
adobe premiere
Mengenal tampilan
layar adobe premiere
Membuat projek baru
Menjelaskan
pengaturan tempat
Disiplin
Kreatif
Inovatif
Tanggung jawab
Ujian tulis
Ujian
praktik
5 x jam
pelajaran
Alat tulis
PC
Adobe
Premiere
Buku
penunjang
Internet
178
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR
PENDIDIKAN
KARAKTER PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
Efek video
Transisi antar Clip
Editing video
menggunakan projek yang
ada.
Peserta ditugaskan untuk
menyisipkan audio dan
video pada track-track
sesuai dengan clip yang
ada
Peserta ditugas untuk
melakukan cara mengedit
video dan audio dengan
menggunakan tool yang
ada secara lengkap
Setiap peserta ditugaskan
untuk mempraktekan atau
mendemontrasikan
penggunaan efek tersebut
baik video maupun audio
serta transisi antar clip, dan
dapat mengatur efek-efek
tersebut pada window efek
control.
penyimpanan file
Menjelaskan prosedur
cara meng-capture
media dari digital
camcorder
Menjelaskan cara
mengimport clip.
Memahami langkah-
langkah untuk mengatur
clip pada track video
Mengoperasikan
perintah pada track
video
Mengenal fasilitas-
fasilitas yang digunakan
untuk meng-edit video
Mengoperasikan
perintah-perintah untuk
mengedit video
Mengenal macam-
macam jenis efek video
serta transisi antara clip.
Mengoperasikan efek
tersebut dan
mengaturnya pada
window efek control.
179
180
Lampiran 16. Permohonan Izin Observasi
181
Lampiran 17. Surat Permohonan Penelitian
182
Lampiran 18. Surat Keterangan Selesai Penelitian
183
Lampiran 19. SK Dosen Pembimbing
184
Lampiran 20. SK Dosen Penguji