halaman 0 - pusat-pkkp.bkp.pertanian.go.idpusat-pkkp.bkp.pertanian.go.id/downlot.php?file=buku...
TRANSCRIPT
Halaman 0
Halaman 1
Prof. Dr. Ir. Achmad Suryana, MS Kepala Badan Ketahanan Pangan
Kepala Daerah yang akan diberikan penghargaan adalah mereka yang telah secara
nyata mendorong percepatan diversifikasi pangan, melalui berbagai kebijakan,
program serta implementasi kegiatan secara konsisten dan terus menerus melalui
gerakan-gerakan aksi, promosi, dan sosialisasi di wilayahnya sebagai tindak lanjut dari
Perpres No. 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal.
Untuk kelompok wanita yang diberikan penghargaan adalah kepada mereka yang
telah melaksanakan kegiatan diversifikasi pangan dalam bentuk optimalisasi
pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga untuk
mengimplementasikan pola konsumsi pangan B2SA dan pengembangan potensi
pangan lokal sebagai sumber pangan alternatif selain beras dan terigu.
Penyerahan penghargaan dilaksanakan pada saat upacara puncak peringatan Hari
Pangan Sedunia ke-33 tanggal 31 Oktober 2013. Penyerahan dilakukan oleh Presiden
dengan dasar bahwa para penerima penghargaan ini adalah pelaku yang secara luar
biasa telah melaksanakan kegiatan diversifikasi pangan sebagai implementasi
langsung dari Perpres No. 22 Tahun 2009.
Akhirnya kami menyampaikan selamat kepada para penerima penghargaan semoga
penghargaan ini dapat meningkatkan kinerja dan kiprahnya dalam mengembangkan
diversifikasi pangan di masa yang akan datang untuk mendukung ketahanan pangan
nasional.
Jakarta, 31 Oktober 2013 Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian
Achmad Suryana
KATA PENGANTAR Dalam rangka memberikan apresiasi dan meningkatkan
motivasi kepada Bupati/Walikota yang berkomitmen
tinggi dalam upaya mewujudkan percepatan
diversifikasi pangan serta kelompok wanita yang telah
berhasil dengan sangat baik dalam melaksanakan
kegiatan diversifikasi pangan, Kementerian Pertanian
akan memberikan penghargaan kepada 5 (lima)
Bupati/Walikota dan 5 (lima) kelompok wanita pada
peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-33 di
Sumatera Barat.
Halaman 2
PROFIL
Dr. Ir. H. Nur Mahmudi Isma’il, M.Sc Walikota Depok, Provinsi Jawa Barat
Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk pengembangan pangan lokal
(MoU) yaitu:
- Perguruan Tinggi: Universitas Indonesia, IPB, dan Universitas Jember
- Pemerintah Daerah: Kab. Bogor, Kab. Bolaang Mongondow Timur, Kab. Temanggung, Kab. Lombok Utara, Kota Tebing Tinggi, Kab. Kulon Progo, Kab. Kepulauan Selayar, Kota Kendari, Kab. Maluku Tenggara, dan Kab. Gunung Kidul
Pengembangan kegiatan diversifikasi melalui pemanfaatan pekarangan (KRPL) dengan dana APBD
Terjadinya penurunan konsumsi beras 3,2% per kapita/tahun (2008-2012)
Peningkatan PPH tahun 2011 (97,3) tahun 2012 (98,4) diatas PPH nasional
Alokasi APBD untuk diversifikasi pangan sebesar 50% dari anggaran program ketahanan pangan tahun 2011 (Rp204.521.628,-), 2012 (Rp245.500.332,-), dan 2013 (Rp283.796.916,-)
Kegiatan ODNR di Kota Depok Buku ODNR Pemecahan Rekor MURI
AKTIFITAS DI BIDANG DIVERSIFIKASI PANGAN
Sudah ada Peraturan Walikota tentang diversifikasi pangan
Menerapkan gerakan One Day No Rice setiap hari Selasa di lingkup perkantoran pemerintah kota Depok, sekolahan, restoran, dan perkantoran swasta
Komitmen terhadap pengembangan pangan lokal dengan mendukung restoran-restoran yang menyediakan menu pangan lokal di Kota Depok.
Halaman 3
PROFIL
Riza Falepi, ST. MT Walikota Payakumbuh, Sumatera Barat
Komitmen terhadap pengembangan pangan lokal:
- Bekerjasama dengan Universitas Andalas untuk pengembangan teknologi
pangan berbasis ubi kayu, talas, dan jagung
- Mewajibkan hidangan pertemuan di lingkup Pemerintah untuk menyajikan
pangan lokal non beras dan non terigu
- Setiap acara yang menghadirkan Walikota di Kota Payakumbuh baik
Pemerintah maupun non pemerintah harus menyediakan konsumsi pangan
lokal
Penurunan konsumsi beras 3% per kapita/tahun (data 2008-2012)
Peningkatan PPH dari tahun 2011 (70.6) hingga tahun 2012 (80.4)
Alokasi APBD untuk diversifikasi pangan sebesar Rp794.727.500,- (tahun 2011)
dan tahun 2012 (Rp840.737.412,-) dan direncanakan tahun 2014 akan
meningkat jadi (Rp1.535.914.350,-)
Panen cabai bersama penerima manfaat P2KP Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
AKTIFITAS DI BIDANG
DIVERSIFIKASI PANGAN
Sudah ada peraturan Walikota tentang
diversifikasi pangan
Membentuk Tim Gerakan
Penganekaragaman Konsumsi pangan dan
Gizi (lintas sektor) untuk mempercepat
kegiatan diversifikasi pangan
Menghimbau masyarakat untuk
memanfaatkan pekarangan untuk pangan
dalam bentuk Surat Himbauan Walikota
Halaman 4
PROFIL
Dr. Ir. H. Asrun, M.Eng.Sc Walikota Kendari, Sulawesi Tenggara
Menerapkan One Day No Rice untuk PNS setiap hari Senin (keputusan Walikota)
Menghimbau masyarakat umum untuk hanya mengkonsumsi nasi satu kali sehari dan lainnya diganti dengan pangan lokal (surat himbauan)
Mendukung pengembangan restoran yang menyediakan pangan lokal SIKKATO (sinonggi, Kasuami, kambose dan kabuto) sampai saat ini berjumlah 16 restoran di Kota Kendari
Mendukung pengembangan budidaya sagu untuk pengembangan pangan lokal
Bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk pengembangan pangan lokal (Universitas Haluoleo)
Alokasi APBD untuk diversifikasi tahun 2011 (Rp199.604.000,-) dan tahun 2012 (Rp319.583.600,-)
Pemanfaatan Pekarangan Restoran Pangan Lokal Pelajar Memesan Sinonggi
AKTIFITAS DI BIDANG DIVERSIFIKASI PANGAN
Sudah ada peraturan Walikota tentang diversifikasi pangan
Komitmen terhadap pengembangan diversifikasi pangan dengan membentuk Komunitas peduli pangan lokal: KMP SIKKATO (Komunitas Masyarakat Peduli Pangan Lokal Sinonggi, Kasuami, Kambose dan Kabuto) (keputusan Walikota)
Halaman 5
PROFIL
H. Danar Rahmanto Bupati Wonogiri, Jawa Tengah
Pengembangan/budidaya ubi kayu: - Demplot ubi kayu seluas 100 Ha, tersebar di 25 kecamatan se-Kabupaten
Wonogiri (sumber Dana APBD 2012) - Tahun 2012, Pengembangan ubi kayu varietas lokal (gajah) secara swadaya
oleh Bupati Wonogiri seluas 124 Ha - Tahun 2013, Pemberian bantuan bibit ubi kayu secara swadaya oleh Bupati
Wonogiri sebanyak 5 juta stek - Tahun 2013, Pemberian bantuan bibit ubi kayu sebanyak 1 juta stek (sumber
dana APBD 2013) - Tahun 2013, Pengembangan ubi kayu seluas 100 ha di 10 kelompok (sumber
dana APBN 2013)
Pengajuan sertifikasi bibit ubi kayu varietas lokal
Penurunan konsumsi beras 0,5% per tahun
Inisiator Lumbung Hidup Keluarga (LHK) dan program pemanfaatan lahan pekarangan dengan basis sasaran kelompok PKK (replikasi P2KP)
Alokasi APBD untuk diversifikasi: keberhasilan pengembangan KRPL dengan dana APBD pada tahun 2013 sebesar Rp673.000.000,-
Pengembangan ubi kayu dan jagung di Wonogiri, Jawa Tengah
AKTIFITAS DI BIDANG DIVERSIFIKASI PANGAN Sudah ada peraturan Bupati tentang
diversifikasi Komitmen terhadap pengembangan
pangan lokal: - pengembangan ubi kayu sebagai
Mocaf - Melestarikan tiwul untuk makanan
pokok masyarakat - Pengembangan jagung sebagai
lumbung pangan
Halaman 6
PROFIL
Ir. Anderias Rentanubun Bupati Maluku Tenggara, Maluku
Komitmen terhadap pengembangan pangan lokal: - setiap pertemuan SKPD menyajikan pangan lokal - setiap kunjungan Bupati sajian dalam bentuk pangan lokal - Pengembangan budidaya ubi kayu 100 Ha - Pengembangan embal sebagai pangan pokok masyarakat - Membuat MoU dengan PKK untuk diversifikasi pangan - Membuat MoU dengan pemerintah Kota Depok untuk pengembangan
pangan lokal Alokasi APBD untuk diversifikasi: pengembangan industri mocaf (ubi kayu dan
mocaf) dan rumput laut sebesar 2 milyar rupiah
Pengembangan Enbal sebagai pangan pokok masyarakat Maluku Tenggara berbasis ubi kayu
AKTIFITAS DI BIDANG DIVERSIFIKASI PANGAN
Sudah ada Peraturan Bupati tentang
diversifikasi pangan
Peningkatan PPH dari tahun 2011
(72,60) menjadi 2012 (79,40)
Halaman 7
PROFIL
Keuntungan ekonomi:
- penurunan belanja pangan setiap rumah tangga sebesar Rp 15.000 per hari - penambahan pendapatan anggota dan kelompok dari penjualan hasil KRPL
Rp500.000,- sampai Rp1.000.000,- /bulan - keuntungan kelompok dari penjualan bibit hasil pembibitan kebun bibit
kelompok Menjadi tempat studi banding bagi kelompok wanita lainnya dari Jawa dan
luar Jawa Terjadi pemupukan modal kelompok dari hasil KRPL sampai saat ini berjumlah
Rp21.000.000,- (dua puluh satu juta rupiah) Melakukan kegiatan kemitraan dengan pedagang sayur keliling dan
menyediakan jasa kateringan berbahan baku pangan lokal dan hasil KRPL Pengembagan pangan lokal:
- Mengolah berbagai makanan dari ubi kayu, sukun, talas, dan jagung - Masyarakat sebagian besar masih mengkonsumsi nasi jagung sebagai
pangan pokok selain beras padi Dinamika dan manajemen kelompok berjalan baik dengan adanya pertemuan
rutin serta sistim pembukuan yang rapi
Kegiatan pengembangan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga
KWT Melati (KRPL) Desa wonogiri Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
AKTIFITAS DI BIDANG DIVERSIFIKASI PANGAN
Melaksanakan kegiatan KRPL sejak tahun 2011
Sampai saat ini kegiatan pemanfaatan pekarangan masih berlanjut
Jumlah anggota bertambah dari 20 menjadi membentuk kawasan lebih dari satu dusun
Halaman 8
PROFIL
Sampai saat ini kegiatan pemanfaatan pekarangan masih berlanjut
Jumlah anggota bertambah dari 20 rumah tangga menjadi 64 rumah tangga
dan sudah membentuk kawasan
Masyarakat sudah menerapkan pola konsumsi pangan B2SA dari hasil KRPL
Keuntungan ekonomi: - penambahan pendapatan kelompok dari KRPL Rp. 250.000,- sampai
Rp500.000,- per hari atau Rp15.000.000,- (menjual sayuran dan buah dari hasil KRPL)
- penghematan setiap rumah tangga untuk pangan sebesar Rp10.000,– sampai Rp15.000,- per hari atau Rp300.000,- sampai Rp450.000,- per bulan (karena dapat memenuhi dari hasil pekarangan)
Dari kelompok wanita menjadi cikal bakal koperasi yang sudah berlegalitas
Pemupukan modal dari hasil KRPL dan kebun bibit serta olahan pangan
sebesar Rp100.000.000,-
Melakukan kegiatan simpan pinjam untuk anggota
Manajemen dan dinamika kelompok berjalan baik dengan mengadakan
pertemuan rutin serta sistim pembukuan yang rapih.
Kelompok sudah menerapkan setiap kali pertemuan untuk menyediakan
konsumsi panga lokal
Bekerjasama dengan pos yandu untuk penyediaan pangan lokal.
Untuk pengolahan pangan lokal sudah mendapatkan PIRT (Produk Industri
Rumah Tangga) dari Dinas Kesehatan dan Balai POM
AKTIFITAS DI BIDANG DIVERSIFIKASI PANGAN Melaksanakan kegiatan
pengembangan olahan pangan lokal
sejak tahun 2007 berbasis ubi kayu dan
buah mangga menjadi jus, dodol,
wajik, dan susu kedelai
Melaksanakan kegiatan
pengembangan pekarangan sejak 2010
melalui bansos P2KP
KWT Secawati, Desa Krasak, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat
Halaman 9
PROFIL
Melaksanakan kegiatan KRPL sejak tahun 2011 dengan memanfaatkan dana
bansos P2KP melalui kegiatan : kebun kelompok, pemanfaatan pekarangan dan
kolam ikan.
Sampai saat ini kegiatan pemanfaatan pekarangan masih berlanjut dan jumlah
anggota bertambah dari 20 menjadi 45 rumah tangga membentuk kawasan
lebih dari satu dusun.
Keuntungan ekonomi : terjadi penurunan pengeluaran rumah tangga untuk
pangan Rp 100.000 – 200.000 per bulan/anggota
Mengembangkan pangan lokal dari hasil kebun kelompok dengan penghasilan
Rp 1.000.000 per bulan dengan modal kelompok saat ini mencapai Rp 27 juta
Keuntungan kelompok dari kebun/demplot Rp 250.000 per bulan
Manajemen kelompok dilaksanakan dengan baik dengan membuat buku surat
masuk/keluar, rencana kegiatan, buku kas simpan pinjam, rekening kelompok,
dll
Pengembangan modal kelompok dimanfaatkan untuk kegiatan simpan pinjam
anggota dan pengembangan kebun kelompok.
KWT Mawar Putih, Desa teluk Ketapang, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, Jambi
AKTIFITAS DI BIDANG DIVERSIFIKASI PANGAN Melaksanakan kegiatan diversifikasi
melalui pengembangan pangan
lokal dan pemanfaatan pekarangan
sejak tahun 1999 dengan kegiatan :
pengolahan hasil pangan lokal,
peternakan, perikanan kebun dasa
wisma dan koperasi simpan pinjam.
Halaman 10
AKTIFITAS DI BIDANG DIVERSIFIKASI PANGAN
Melaksanakan kegiatan
pengembangan pangan lokal dan
pekarangan sejak tahun 2010
Melaksanakan kegiatan KRPL sejak
tahun 2011
Sampai saat ini kegiatan
pemanfaatan pekarangan masih
berlanjut
PROFIL
Jumlah anggota bertambah dari 20 menjadi 70 rumah tangga membentuk
kawasan lebih dari satu dusun
Keuntungan ekonomi: terjadi penurunan pengeluaran rumah tangga untuk
pangan dan penambahan pendapatan dari hasil KRPL Rp350.000,- sampai
Rp500.000,- per anggota/bulan
Mengembangkan pangan lokal dari gadung, jagung, pisang, dan ubi jalar ungu
Anggota kelompok sudah mengkonsumsi ubi jalar ungu sebagai pengganti nasi
3 kali seminggu. Konsumsi beras 86,64 kg/kap/tahun atau 231,9 gr/ka/hari
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan (KRPL)
KWT Warra, Kelurahan Lewaja, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
Halaman 11
PROFIL
Jumlah masyarakat yg melaksanakan kegiatan pekarangan bertambah
membentuk kawasan lebih dari satu dusun
Keuntungan ekonomi: terjadi penurunan pengeluaran rumah tangga untuk
pangan Rp150.000,- bulan/anggota
Mengembangkan pangan lokal: tepung-tepungan (ubi ungu, cassava, mocaf,
tapioka, sukun) kue-kue pangan lokal dengan penghasilan 40.000 per hari utk
kelompok atau Rp1.200.000,-/bulan
Penghasilan anggota dari olahan pangan lokal Rp40.000,- per hari
Modal kelompok 10 juta
Pemasaran ke Banjarbaru dan Banjarmasin.
Sebagai tempat pelatihan pengolahan pangan lokal dari luar daerah (sering
dijadikan tempat magang pengolahan pangan lokal)
Produk Olahan Pangan Lokal Sentra Pelatihan Pengolahan Pangan Lokal
Kegiatan KRPL
KWT Harum Melati, Desa Gunung Melati, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan
AKTIFITAS DI BIDANG DIVERSIFIKASI PANGAN Melaksanakan kegiatan
pengembangan pangan lokal
dan pekarangan sejak tahun
2010
Sampai saat ini kegiatan
pemanfaatan pekarangan masih
berlanjut
Halaman 12
Halaman 13