hal-hal pokok dalam proses belajar-mengajar
DESCRIPTION
Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran Semester 5 PGSD FKIP UNSTRANSCRIPT
Kelompok 5Mata Kuliah : Perencanaan
Pembelajaran
• Herwanto Heru W K7111086• Lilik Eko S K7111108• Muhammad Fathan A K7111131• Noor Fitriani J K7111139• Rhomadona Siswo S K7111161• Rika Sugiarti K7111169
5B
HAL-HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-
MENGAJAR
GURU(MENGAJAR)
SISWA(BELAJAR)
PROSES
PELAKSANAAN PENGAJARAN
• Pengajaran berintikan interaksi antara
guru dengan siswa dalam proses belajar
mengajar. Proses belajar dan mengajar
merupakan dua hal yang berbeda tetapi
membentuk satu kesatuan
• Belajar merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh siswa, sedang mengajar
adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru
A. Interaksi Belajar Mengajar
• Pengajaran berintikan interaksi antara guru
dengan siswa.
• Kegiatan mengajar dan belajar ini, bukan
merupakan dua hal yang terpisah tetapi
bersatu, ada hal yang menyatukannya adalah
interaksi tersebut.
• Dalam interaksi belajar-mengajar terjadi proses
saling pengaruh mempengaruhi. Baik dari guru
kepada murid, murid kepada guru maupun antar
murid atau dapat dikatakan sebagai hubungan
timbal balik.
• Di rumah, siswa dapat belajar sendiri, dalam bentuk membaca catatan
dan buku-buku. Interaksi belajar mengajarnya terjadi secara tidak
langsung. Ini juga merupakan contoh dari interaksi siswa dengan media
cetak.
• Interaksi belajar mengjar di sekolah merupakan interaksi yang
berencana. Secara umum, yang menjadi rencana pengajarannya adalah
kuirkulum, sedang secara khusus rencana pengajaran ini adalah garis-
garis Besar Program Pengajaran ( GBPP ) dan Satuan Pelajaran. Interaksi
terjadi secara langsung baik indoor maupun outdoor.
• Peranan siswa dan guru dalam interaksi belajar-mengajar ditentukan
oleh strategi ataupun metode belajar mengajar yang digunakan.
• Peranan guru bukan hanya sebagai
pengajar dan pelatih, tetapi juga sebagai
pendidik dan pembimbing.
• Interaksi guru dengan siswa bukan
hanya dalam penguasaan bahan ajaran,
tetapi juga dalam penerimaan nilai-nilai,
pengembangan sikap serta dalam
mengatasi kesulitan-kesulitan yang
dihadapi oleh siswa.
B. Proses Belajar Mengajar Ditinjau Dari Sudut Siswa
Belajar merupakan serangkaian upaya untuk mengembangkan kemampuan-kemampuandan sikap serta nilai siswa, baik kemampuan intelektual, sosial, afektif, maupun psikomotor.
1. Macam-macam Keterampilan Intelektual
Aneka macam belajar ini dilatar
belakangi oleh adanya tekanan yang
berbeda terhadap aspek-aspek belajar,
seperti tekanan pada sifat, bentuk,
keterampilan, proses, tempat belajar
dan lain lain.
Menurut Gagne (1970) 8 tipe
keterampilan intelektual dalam belajar
yang menunjukkan suatu hierarki
kecakapan atau keterampilan intelektual
dari yang paling rendah atau sederhana
sampai dengan yang paling tinggi atau
kompleks dalam belajar, yaitu :
1) Belajar tanda-tanda atau signal learning.
2) Belajar hubungan stimulus-respons atau stimulus response learning.
3) Belajar menguasai rangkaian hal atau chaining learning.
4) Belajar hubungan verbal atau verbal association learning.
5) Belajar membedakan atau discrimination learning.
6) Belajar konsep-konsep atau concept learning.
7) Belajar aturan hukum atau rule learning.
8) Belajar memecahkan masalah atau problem solving learning.
a. Belajar tanda-tanda
• Merupakan kegiatan belajar yang paling
sederhana, sebab hanya melibatkan penggunaan
keterampilan atau penguasaan akan tanda-tanda.
Anak-anak pada masa bayi dan kanak-kanak
banyak melakukan proses belajar.
• Setiap kali orang menghadapi benda baru atau
orang asing, ia akan mulai belajar dengan tipe ini.
b. Belajar stimulus respons
Adalah kegiatan belajar yang
berbentuk menjalin hubungan
antara suatu rangsangan
dengan respons atau jawaban.
c. Rangkaian kegiatan
• Suatu perbuatan atau kegiatan berisi suatu
rangkaian kegiatan
• Dalam belajar tipe ini, siswa belajar
menguasai keseluruhan rangkaian kegiatan
dari awal sampai akhir tanpa ada yang
terlewat.
d. Belajar hubungan verbal
Dimulai dengan mengenal hubungan antara
sebuah benda dengan namanya, kemudian
hubungan antara nama dengan nama yang lain,
nama dengan konsep akhirnya hubungan antara
konsep dengan konsep
e. Belajar membedakan
Sebenarnya berisi pengenalan
ciri-ciri atau sifat-sifat sesuatu
(persamaan dan perbedaan).
Atas dasar kesamaan dan
perbedaan itu, maka anak
belajar mengkategorikan.
f. Belajar konsep
• Tipe belajar bersifat abstrak• Konsep adalah berbagai situasi,
peristiwa, perlakuan ataupun
kegiatan
g. Belajar aturan atau hukum-hukum
Dimulai dengan aturan sederhana, yang
dialaminya di rumah dan di sekolah.
Kemudian anak belajar aturan yang lebih
formal dan kompleks yang berkenaan dengan
kehidupan manusia, seperti aturan/hukum
berlalu lintas, pemeliharaan lingkungan, dan
kewajiban-kewajiban sebagai warga
masyarakat
h. Belajar pemecahan masalah.
• Tahap belajar yang paling tinggi menurut Gagne adalah belajar pemecahan
masalah.
• Pemecahan masalah dapat dilakukan secara berkelompok atau secara individual.
• Lima langkah kegiatan pemecahan masalah :
(1) mengidentifikasikan masalah
(2) merumuskan dan membatasi masalah
(3) menyusun pertanyaan-pertanyaan
(4) mengumpulkan data
(5) merumuskan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan serta kesimpulan.
2. Belajar menerima, menghafal,
diskaveri dan bermakna.Ausuble dan Robinson (1969),
mengemukakan adanya empat
mcam bentuk belajar, yaitu: belajar
menerima dengan lawannya belajar
diskaveri, dan belajar menghafal
dengan lawannya belajar bermakna.
a. Belajar menerima dan belajar diskaveri
Belajar menerima adalah suatu bentuk kegiatan
belajar, dengan peranan siswa lebih pasif,
mereka lebih banyak menerima apa yang
disampaikan oleh guru.
Belajar diskaveri, disebut juga belajar inkuiri.
Kegiatan belajar ini lebih bersifat aktif, karena
ada sejumlah proses mental yang dilakukan
siswa.
Dalam belajar discovery sebaiknya anda tidak mencantumkan:
• Siswa mendengarkan, mencatat atau membaca bahan, tetapi
• Siswa mendengarkan dan menjawab pertanyaan atau
memecahkan masalah yang diajukan guru,
• Siswa mencatat bahan serta menuliskan jawaban atas
pertanyaan atau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
• Siswa membaca bahan serta menjawab pertanyaan dan atau
mengerjakan tugas-tugas yang tercantum dalam bahan bacaan
atau mendiskusikan bahan bacaan dengan teman.
Rumusan kegiatan belajarnya dicantumkan deskripsi kegiatan yang dilakukan siswa, seperti:
• Siswa mengamati dan mencatat ciri-ciri serangga,
• Siswa melakukan percobaan dengan lilin menyala
ditutup dengan gelas,
• Siswa dalam kelompok mendiskusikan sebab-
sebab terjadinya banjir.
• Siswa membuat kesimpulan dari pengamatan
yang mereka lakukan.
b. Belajar menghafal dan belajar bermakna
• Belajar menghafal merupakan kegiatan belajar yang
menekankan penguasaaan pengetahuan atau fakta-fakta
tanpa memberi arti terhadap pengetahuan atau fakta
tersebut
• Lawan dari belajar menghafal adalah belajar bermakna.
Dalam belajar bermakna sesuatu dipelajari dari makna.
• Makna dapat terjadi karena:
1) Ada hubungan antara sesuatu fakta
atau pengetahuan dengan fakta
atau pengetahuan lainnya
2) Ada hubungan antara sesuatu
pengetahuan dengan
penggunaannya, antara
pengetahuan dengan manfaatnya
3. Belajar di Sekolah dan di Luar Sekolah
• Kegiatan-kegiatan belajar diutarakan pada uraian yang lalu dapat berlangsung di sekolah, dan dapat pula terjadi di luar sekolah
• Kegiatan belajar di sekolah berada di bawah bimbingan dan pengawasan langsung dari guru
• Kegiatan belajar di luar sekolah tidak mendapatkan bimbingan dan pengawasan dari guru
4. Belajar Secara Klasikal, kelompok dan individual
• Kegiatan-kegiatan belajar yang bersifat menerima
atau menghafal pada umumnya diberikan secara
klasikal. Umumnya kegiatan ini diberikan dalam
bentuk ceramah. Belajar secara klasikal cenderung
menempatkan siswa dalam posisi pasif.
• Kegiatan belajar yang lebih mengaktifkan siswa
berlangsung secara kelompok atau individual.
5. Belajar Teori dan Praktek
• Di Sekolah Dasar, pelajaran yang diberikan sebagian
besar berkenaan dengan teori, sebagian kecil bersifat
praktek
• Dalam kegiatan belajar yang bersifat praktek :
1. Siswa belajar secara aktif, bukan saja aktif secara
jasmaniah tetapi juga rohaniah
2. Tidak hanya bersifat menerima tetapi juga memberi
atau berbuat
3. Tidak menghafal tetapi menangkap arti
C. Proses belajar – Mengajar ditinjau dari Sudut Guru
• Proses belajar-mengajar berwujud dalam kegiatan mengajar.
• Pengertian mengajar :Sempit proses menyampaian pengetahuan
kepada para siswaLuas segala kegiatan menciptakan situasi
agar para siswa belajar
1. Mengajar secara ekspositori
• Kegiatan belajar yang bersifat menerima
terjadi karena guru menggunakan
pendekatan mengajar yang bersifat
ekspositori.
• Guru telah mengolah dan mempersiapkan
bahan ajaran secara tuntas, lalu
menyampaikannya keada para siswa (guru
berperan aktif, siswa berperan pasif).
• Metode mengajar yang biasa digunakan
dalam pengajaran ekspositori, adalah
metode ceramah dan demonstrasi.
a. Metode ceramah
• Hal yang perlu dipersiapkan dengan seksama oleh guru adalah bahan ajaran.
• Kriteria bahan ajaran :1) Topic atau pokok bahasan2) Bahan ajaran dipilih3) Mempertimbangkan tingkat
perkembangan dan kemampuan siswa4) Disusun secara sistematis dan rinci5) Dilengkapi dengan contoh – contoh dan
pertanyaan
b. Metode demonstrasi
Digunakan sebagai metode pengajar
tersendiri untuk mengajarkan sesuatu bahan
ajaran yang memerlukan peragaan, atau sebagai
metode pelengkap dari metode ceramah.
2. Mengajar dengan mengaktifkan siswa
• Guru tidak begitu banyak melakukan
aktivitas. Aktivitas lebih banyak
dilakukan oleh siswa.
• Guru memberi petunjuk tetang apa
yang harus dilakukan siswa,
mengarahkan, menguasai, dan
mengadakan evaluasi.
a. Metode Tanya jawab
• Metode belajar yang mengaktifkan
siswa yang paling sederhana adalah
Tanya jawab.
• Metode Tanya jawab dapat dilaksanakan
secara klasikal maupun secara
kelompok, antara guru dengan siswa
ataupun antara siswa dengan siswa.
b. Metode diskusi
• Penekanan pada hal yang dibahas serta cara pembatasannya.
• Hal yang dibahas dalam sebuah diskusi berkenaan dengan suatu masalah, baik yang dirumuskan dalam pertanyaan mengapa ataupun bagaimana.
• Dalam diskusi dialog terjadi antara semua atau beberapa peserta diskusi
• Permasalahan dilemparkan kepada semua peserta, dan semua atau beberapa peserta menyanggupinya.
c. Metode pengamatan dan percobaan
• Metode pengamatan berkaitan erat
dengan metode percobaan, keduanya
berisi kegiatan pengamatan atau observasi
• Dalam pengamatan, yang diamati adalah
suatu objek (benda, kegiatan, dan lain-
lain) yang bersifat alamiah, sedang pada
percobaan yang diamati adalah suatu
objek yang dibuat oleh pengamat
d. Metode mengajar kelompok
• Suatu cara mengajar yang menekankan aktivitas
belajar siswa dalam bentuk kelompok
• Kelompok dibedakan antara kelompok kecil ( 2-5
orang), kelompok sedang (6-10) dan kelompok besar
( 11-20 orang)
• Dalam mengajar biasanya yang banyak digunakan
adalah kelompok kecil dan sedang
e. Metode latihan
• Penggunaan metode ini cukup luas
• Berisi rangkaian kegiatan
mengulangi suatu perbuatan samapi
perbuatan tersebut dikuasai siswa
f. Metode pemecahan masalah
• Metode pemecahan masalah merupakan
metode belajar-mengajar taraf tinggi
• Metode ini mencoba melihat dan memecahkan
“masalah yang cukup kompleks” dan menuntut
dan mengembangkan kemampuan berfikir
tingkat tinggi.
• Dapat dikerjakan secara individual, tetapi lebih
tepat dilaksanakan secara kelompok
g. Metode pemberian tugas
• Dapat diberikan secara individual ataupun kelompok
• Untuk kelas-kelas tinggi tugas yang bersifat kelompok
dapat diberikan, sedangkan pada kelas-kelas rendah
pemberian tugas individual mungkin lebih tepat
• Ditujukan untuk memperjelas, memperkaya,
memperdalam bahan yang diberikan di dalam kelas
Sekiandan
Terima Kasih
• Thina : Apakah metode pemecahan masalah hanya dapat diterapkan pada kelas tinggi ?
• Meika : Apakah metode tersebut dapat dikombinasikan dalam 1 pembelajaran ? Contoh ! Kriteria mengkombinasikan metode ?
• Layla : Metode yang sesuai untuk belajar konsep ?
• Okti : Maksud dari “menyiapkan bahan belajar secara tuntas” ?
• Maya : hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan pembelajaran dalam penerapan kelompok kecil, sedang dan besar ?• Nia : Bagaimana cara guru mengkondisikan
siswa agar pembelajaran dapat tuntas ?