hal 1-2 hubungan antara skor endoskopi dengan perubahan kualitas hidup setelah operasi sinus
TRANSCRIPT
Hubungan antara Skor Endoskopi dengan Perubahan Kualitas Hidup setelah Operasi
Sinus
Abstrak
Tujuan: untuk menilai apakah perubahan pada skor endoskopi berhubungan dengan
perubahan pada kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan pasien atau
health-related quality of life (HRQOL) setelah operasi sinus endoskopi untuk
rinosinusitis kronik.
Tempat penelitian: Klinik rinologi tersier
Pasien: Seratus dua pasien dewasa dengan dan tanpa polip hidung yang dipilih untuk
menjalani operasi sinus endoskopi dan yang diikuti selama 12 ± 2 bulan post operasi.
Intervensi: Karakteristik pasien dan Lund-Mackay menghitung skor tomography
dicatat sebelum operasi. Skor endoskopi Lund-Kennedy dan kesehatan yang
berhubungan dengan kualitas hidup, Rhinosinusitis Disability Index (RSDI) dan
Chronic Sinusitis Survey (CSS) yang diperiksa sebelum dan sesudah operasi.
Hasil: Perubahan setelah operasi pada skor endoskopi (p<0.001) dan untuk semua
total dan subskala HRQOL (p<0.001). setelah kontrol untuk status garis ambang dan
faktor komorbid, perbaikan pada skor endoskopi meningkat signifikan berhubungan
dengan 12 bulan perbaikan pada total RSDI (p=0.01), secara fisik (p=0.01), dan
fungsional (p=0.02) subskala dari CSS (p=0.003) namun dapat dijelaskan hanya
25.5% - 36.6% dari variasi linier untuk perbaikan HRQOL.
Simpulan: Untuk hampir semua pasien, skor endoskopi dan penyakit spesifik
HRQOL meningkat secara signifikan setelah operasi sinus endoskopi. Perubahan
pada skor endoskopi menunjukkan peran dalam perbaikan HRQOL. Untuk pasien
dengan CRS, hasil dari perbaikan pada penyakit spesifik HRQOL bersifat kompleks,
multidimensional sehingga tidak bisa dijelaskan secara menyeluruh dengan
perubahan pada aspek pembedahan yang diukur dengan pemeriksaan endoskopi.
Kata kunci: Operasi sinus endoskopi, endoskopi, hasil, kualitas hidup, sinusitis
kronik.
Pendahuluan
Hubungan antara pengukuran objektif dari rinosinusitis kronik dan kuailtas
hidup yang berhubungan dengan kesehatan masih sulit dipahami untuk pasien dalam
memilih operasi sinus endoskopi. Ada bukti bahwa gejala subjektif pasien telah
terlihat, namun masih berhubungan lemah dengan penemuan objektif seperti hasil CT
scan. Sebenarnya hampir semua literature menunjukkan bahwa pencitraan CT scan
tidak berhubungan erat dengan gejala pasien ataupun kualitas hidupnya.
Endoskopi sinonasal dibuat untuk mengumpulkan informasi kritis tentang
peradangan mukosa sebelum dan sesudah terapi dan biasanya digunakan untuk terapi
langssung untuk rinosinusitis kronik. Bagaimanapun tetap ada investigasi yang
terbatas mengenai hubungan antara hasil endoskopi dengan HRQOL. Hubungan
antara perbaikan gejala sinonasal dan hasil pemeriksaan endoskopi setelah operasi
pada pasien masih lemah hingga sedang. Kebalikannya, respon pasien pada CSS yaitu
instrument penilaian HRQOL yang telah divalidasi menunjukkan hubungan yang
tidak signifikan dengan hasil pemeriksaan endoskopi pada waktu spesifik setelah
operasi. Telah dilaporkan pula kurangnya hubungan antara skor endoskopi dan skor
gejala yang dikeluhkan pasien atau total skor Rhinosinusitis Disability Index (RSDI)
pada grup non-pembedahan. Identik dengan penelitian dari grup kami yang
menunjukkan bahwa skor endoskopi sebelum operasi tidak berhubungan dengan
perubahan pada CSS atau RSDI setelah operasi sinus. Literatur terdahulu masih
terbatas karena hubungan antara skor endoskopi dengan HRQOL masih diteliti
dengan metode cross-sectional yang beragam dan jangka yang berbeda-beda.
Menurut pengetahuan kami, hubungan antara perubahan skor endoskopi setelah
operasi dan pengukuran dari perbaikan HRQOL setelah operasi belum dibuktikan
pada populasi dengan penyakit rinosinusitis kronik. Tren investigasi perbaikan skor
endoskopi setelah operasi sebagai acuan dari perbaikan radang mukosa diharap dapat
membantu pemahaman apakah perbaikan pada hasil pemeriksaan endoskopi
berlawanan atau justru berpotensi sebagai prediksi pada penyakit yang spesifik untuk
HRQOL setelah operasi sinus.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi hubungan antara perubahan
skor endoskopi dan perubahan pada penyakit spesifik HRQOL setelah ESS untuk
CRS. Kami berhipotesis bahwa perbaikan skor endoskopi setelah operasi
berhubungan kuat dengan perbaikan pada HRQOL setelah terapi pembedahan.
Metode:
Populasi dan Manajemen Data
Sebuah dewan peninjau kelembagaan memberikan persetujuan untuk otorisasi semua
bentuk dan protokol penelitian. Subyek diidentifikasi dari sebuah klinik rinologi
tersier. Protokol studi dan metode telah dilaporkan di tempat lain. Subyek yang
memenuhi syarat terdiri dari pasien dewasa dirujuk ke spesialis rinologi dengan
diagnosis utama CRS dan kondisi yang sulit disembuhkan dengan manajemen medis.
Pasien yang didiagnosis diikuti sesuai pedoman yang ditetapkan oleh Task Force
Rhinosinusitis dan disahkan oleh Amerika Academy of Otolaryngology - Head and
Neck Surgery. Endoskopi operasi sinus dipilih sebagai opsi terapi selanjutnya