hakikat manusia menurut islam

19
HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah makhluk paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis, Binatang, dan lain-lainnya. 2.1 Pengertian manusia menurut para ahli NICOLAUS D. & A. SUDIARJA Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang ABINENO J. I Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana” UPANISADS Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana ataubadan fisik I WAYAN WATRA Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan. ERBE SENTANU

Upload: syaifudinarif

Post on 23-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

manusia, ilmu, islam

TRANSCRIPT

Page 1: Hakikat Manusia Menurut Islam

HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM

Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah makhluk paling sempurna

dibandingkan dengan makhluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis,

Binatang, dan lain-lainnya.

2.1       Pengertian manusia menurut para ahli

NICOLAUS D. & A. SUDIARJA

Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan

tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang

ABINENO J. I

Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang

terbungkus dalam tubuh yang fana”

UPANISADS

Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana ataubadan

fisik

I WAYAN WATRA

Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa

 

OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY

Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan

manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam

pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.

ERBE SENTANU

Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dikatakan bahwa

manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang

lain

PAULA J. C & JANET W. K

Page 2: Hakikat Manusia Menurut Islam

Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban

tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola

berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinanan.

Pengertian manusia menurut agama islam

Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain al-insaan, al-naas,

al-abd, dan bani adam dan sebagainya. Al-insaan berarti suka, senang, jinak, ramah, atau

makhluk yang sering lupa. Al-naas berarti manusia (jama’). Al-abd berarti manusia sebagai

hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak Adam karena berasal dari keturunan nabi

Adam.

Namun dalam Al-Quran dan Al-Sunnah disebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang

paling mulia dan memiliki berbagai potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam

menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.

Allah selaku pencipta alam semesta dan manusia telah memberikan informasi lewat wahyu

Al-quran dan realita faktual yang tampak pada diri manusia. Informasi itu diberi- Nya melalui

ayat-ayat tersebar tidak bertumpuk pada satu ayat atau satu surat. Hal ini dilakukan-Nya

agar manusia berusaha mencari, meneliti,memikirkan, dan menganalisanya. Tidak

menerima mentah demikian saja. Untuk mampu memutuskannya, diperlukan suatu peneliti

Alquran dan sunnah rasul secara analitis dan mendalam. Kemudian dilanjutkan dengan

melakukan penelitian laboratorium sebagai perbandingan, untuk merumuskan mana yang

benar bersumber dari konsep awal dari Allah dan mana yang telah mendapat pengaruh

lingkungan.

Hasil peneliti Alquran yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpuannya bahwa manusia

terdiri dari unsur-unsur: jasad, ruh,  nafs, qalb, fikr, dan aqal.

 

A. Jasad

Jasad merupakan bentuk lahiriah manusia, yang dalam Alquran dinyatakan diciptakan dari

tanah. Penciptaan dari tanah diungkapkan lebih lanjut melalui proses yang dimulai dari sari

pati makanan, disimpan dalam tubuh sampai sebagiannya menjadi sperma atau ovum (sel

Page 3: Hakikat Manusia Menurut Islam

telur), yang keluar dari tulang sulbi (laki-laki) dan tulang depan (saraib) perempuan (a-

Thariq: 5-7). Sperma dan ovum bersatu dan tergantung dalam rahim kandungan seorang

ibu (alaqah), kemudian menjadi yang dililiti daging dan kenpmudian diisi tulang dan dibalut

lagi dengan daging. Setelahnia berumur 9 (sembilan) bulan, ia lahir ke bumi dengan

dorongan suatu kekuatan ruh ibu, menjadikan ia seorang anak manusia.

Meskipun wujudnya suatu jasad yang berasal dari sari pati makanan, nilai-nilai kejiwaan

untuk terbentuknya jasad ini harus diperhatikan. Untuk dapat mewujudkan sperma dan

ovum berkualitas tinggi, baik dari segi materinya maupun nilainya, Alquran mengharapkan

agar umat manusia selalu memakan makanan yang halalan thayyiban (Surat Al-baqarah:

168, Surat Al-maidah 88, dan surat Al-anfal 69). Halal bermakna suci dan berkualitas dari

segi nilai Allah. Sedangkan kata thayyiban bermakna bermutu dan berkualitas dari segi

materinya.

 

B. Ruh

Ruh adalah daya (sejenis makhluk/ciptaan) yang ditiupkan Allah kepada janin dalam

kandungan (Surat Al-Hijr 29, Surat As-Sajadah 9, dan surat Shaad 27) ketika janin berumur

4 bulan 10 hari. Walaupun dalam istilah bahasa dikenal adanya istilah ruhani, kata ini lebih

mengarah pada aspek kejiwaan, yang dalam istilah Al-Qur’an disebut nafs.

Dalam diri manusia, ruh berfungsi untuk :

1. Membawa dan menerima wahyu (Surat As-Syuara 193)

2. Menguatkan iman (Surat Al-Mujadalah 22)

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa manusia pada dasarnya sudah siap menerima beban

perintah-perintah Allah dan sebagai orang yang dibekali dengan ruh, seharusnya ia elalu

meningkatkan keimanannya terhadap Allah. Hal itu berarti mereka yang tidak ada usaha

untuk menganalisa wahyu Allah serta tidak pula ada usaha untuk menguatkan

keimanannya setiap saat berarti dia mengkhianati ruh yang ada dalam dirinya.

 

Page 4: Hakikat Manusia Menurut Islam

C.Nafs

Para ahli menyatakan manusia itu pasti akan mati. Tetapi Al-Qur’an menginformasikan

bahwa yang mati itu nafsnya. Hal ini diungkapkan pada Surat Al-Anbiya ayat 35 dan Surat

Al-Ankabut ayat 57, Surat Ali-Imran ayat 185. Hadist menginformasikan bahwa ruh manusia

menuju alam barzah sementara jasad mengalami proses pembusukan, menjelang ia

bersenyawa kembali secara sempurna dengan tanah.

Alquran menjelaskan bahwa, nafs terdiri dari 3 jenis:

1. Nafs Al-amarah (Surat Yusuf ayat 53), ayat ini secara tegas memberikan pengertian

bahwa nafs amarah itu mendorong ke arah kejahatan.

2. Nafs Al-lawwamah (Surat Al-Qiyamah ayat 1-3 dan ayat 20-21) dari penjelasan ayat

tersebut terlihat bahwa yang dimaksud dengan nafs lawwamah ini adalah jiwa yang

condong kepada dunia dan tak acuh dengan akhirat.

3. Nafs Al-Muthmainnah (Surat Al-Fajr ayat 27-30). Nafs muthmainnah ini adalah jiwa yang

mengarah ke jalan Allah untuk mencari ketenangan dan kesenangan sehingga hidup

berbahagia bersama Allah.

 

 

2.2       Penciptaan manusia

hal ini merupakan prinsip pertama dari perkembangan yang dapat dipahami dalam al-

quran, ketika menyatakan bahwa allah maha pencipta. Dengan kata lain, kehidupan

manusia memiliki pola dalam tahapan-tahapan tertentu yang termasuk tahapan dari

perubahan samapi kematian.

(Q.S Nuh 13-14) menyatakan bahwa manusia diciptakan dan ditentukan untuk

perkembangan dalam tahapan. Ayat ini dalam pengertian bahwa manusia diciptakan dari

nutfah (tetesan), kemudian diubah menjadi alaqah (segumpal pendarahan), kemudian

menjadi mudhgah (segumpal darah), dan seterusnya.

Page 5: Hakikat Manusia Menurut Islam

(Q.S al-insyqaq 19) dalam pengertian surat ini bahwa manusia tumbuh dari satu keadaan

lain sedemikian rupa, menjadi kanak-kanak setelah bayi, menjadi tua setelah muda dan

kuat.

Dalam surat al’mu’minun ayat 12-15Allah S.W.T berfirman ;

 

Artinya :

12. Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)

daritanah.13. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat

yang kokoh (rahim).14. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal

darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang

belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia

makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.15.

Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.(QS. Al-

Mu’minuun 23 : 12-15). “

 

Dari ayat diatas ini diketahui bahwa perkembangan embrio terjadi secara bertahap.

Tahapan-tahapan yang digambarkan dua ayat ini sama persis dengan temuan ilmu

pengetahuan modern. Secara global, pentahapan itu dapat dijelaskan sebagai berikut :

Sel telur yang belum dibuahi diproduksi oleh organ wanita dan diletakan pada semacam

tabung yang disebut fallopian. Saat bersenggama, akan ada satu sperma laki-laki yang

membuahi sel telur. Sel telur yang dibuahi akan bergerak ke rahim (uterus)dan menempel

pada dinding rahim.

Ketika menempel di dinding rahim, embrio akan berkembang sekitar 3 bulan.Setelah itu,

terjadi perkembangan janin selama kurang lebih 6 bulan pada masa persalinan.

Dalam surat assajadah  ayat 7-9 yang berbunyi:

�ق�ه� ل يء� خ� �ل ش� �حس�ن� ك ذ�ي أ ان� م�ن ط�ين�   ال �نس� ق� اإل � خ�ل �د�أ �ة� م'ن م اء� م ه�ين� ٧﴿و�ب ل ال� �ه� م�ن س� ل �س �م ج�ع�ل� ن ﴿ ث ﴾وح�ه�٨ �ف�خ� ف�يه� م�ن ر0 و اه� و�ن �م س� �د�ة�  ﴾ ث �فئ ص�ار� و�األ �ب مع� و�األ �م� الس �ك ون�   و�ج�ع�ل� ل �ر� ك �ش �يالA م ا ت ٩﴿ق�ل ﴾

Page 6: Hakikat Manusia Menurut Islam

Artinya : Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang

memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari

saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam

(tubuh)nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan

dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.(Q.S assajadah 7-9)

 

Dari ayat al-quran diatas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa manusia diciptakan oleh Allah

dari tanah. Tanah yang diinjak-injak sehari-hari, tanah yang dijadikan tempat bercocok

tanam,tanah yang kering dan yang basah, tanah yang dijadikan tempat hidup bagi cacing-

cacing, tanah yang dijadikan sebagai bahan baku membuat genting,bata merah untuk

membuat bangunan tempat tinggal, itulah bahan baku untuk kejadian seorang anak

manusian dan tiap-tiap manusia tanpa terkecuali. Di mulai dari apa yang dimakan sehari-

hari, misalnya nasi,gandum,jagung,sayur-mayur dan buah-buahan hingga daging, segala

makanan yang dikonsumsi manusia itu tumbuh dan mengambil sari makanan dari tanah.

Di dalam segala makanan itu ada segala macam saringan yang ditakdirkan Allah atas alam.

Di dalam makanan itu terdapat protein, karbohidrat, zat besi, berbagai macam vitamin dan

zat-zat lain yang memang sangat diperlukan bagi keperluan tubuh manusia. Sehingga

dengan makanan itu segala kebutuhan tubuh dapat tercukupi, makanan masuk ke dalam

sisitem pencernaan, kemudian makanan ini menjadi dua bagian, yaitu sari makanan dan

sisa makanan yang akhirnya dibuang oleh tubuh. Sedangkan sari makanan tadi diproses

lebih lanjut sehingga sebagian menjadi darah, hormon, air susu, lemak dan lain-lainnya

termasuk air mani( bagi laki-laki) yang tersimpan dalam tulang sulbi dan ovum ( sel telur)

bagi perempuan  yang tersimpan dalam tulang dada. Dan dengan kehendak Allah maka

pria dan wanita pun diciptakan untuk berpasang-pasangan karena dengan perpaduan

gender mereka terciptalah suatu nutfah, sebagaimana dijelaskan oleh Allah S.W.T dalam

firmannya :

 

(45) ه� ن� �ق� و�أ ن� خ�ل ي وج� �ر� الز �ى الذ ك ث �ن و�األ

 (46) �طف�ة� م�ن �ذ�ا ن �ى إ �من ت

Page 7: Hakikat Manusia Menurut Islam

Artinya : dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan

wanita. dari air mani, apabila dipancarkan (Q.S an-najm ayat 45-46)

 

Dan kehendak ilahi berpadulah satu dengan zat mani pada perempuan yang merupakan

telur yang sangat kecil. Perpaduan keduanya itulah  yang dinamakan nutfah, kian lama kian

besarlah nutfah itu, dalam empat puluh hari.

Dan dalam masa 40 hari mani yang telah berpadu, berangsur menjadi darah segumpal.

Untuk melihat contoh peralihan berangsur kejadian itu, dapatlah kita memecahkan telur

ayam yang sedang dierami induknya. Tempatnya aman dan terjamin, panas seimbang

dengan dingin, di dalam rahim bunda kandung, itulah “qararin makin”, tempat yang terjamin

dan terpelihara.

Lepas 40 hari dalam bentuk segumpal air mani berpadu dan bertukar rupa menjadi

segumpal darah. Ketika ibu telah hamil setengah bukan. Penggeligaan itu sangat

berpengaruh atas badan si ibu,pendingin,pemarah, berubah-ubah perangai, kadang-

kadang tak enak makan. Dan setelah 40 hari berubah darah, dia berangsur membeku terus

hingga jadi segumpal daging, membeku terus hingga berubah sifatnya menjadi tulang.

Dikelilingi tulang itu masih ada persendian air yang kelaknya menjadi daging untuk

menyelimuti tulang-tulang itu.

Mulanya hanya sekumpulan tulang, tetapi kian hari telah ada bentuk kepala, kaki dan

tangan dan seluruh tulang-tulang dalam badan. Kian lama kian diselimuti oleh daging. Pada

saat itu dianugrahkan kepadanya” ruh”, makanya bernafaslah dia. Dengan dihembuskan

nafas pada sekumpulan tulang dan daging itu, berubahlah sifatnya. Itulah calon yang akan

menjadi manusia. (Dudung Abdullah ; 1994 :3).

Dalam surat al-Hijr ayat 28-29 dijelaskan bahwa:

 

 

�ون� ن � م س ا م'ن ص�لص�ال� م'ن ح�م�إ Aر �ش� �قN ب ال 'ي خ� �ن �ة� إ �ك ئ م�ال� �ل 0ك� ل ب �ذ ق�ال� ر� ٢٨﴿و�إ ﴾

Page 8: Hakikat Manusia Menurut Islam

اج�د�ين� �ه� س� وح�ي ف�ق�ع�وا ل �ف�خت� ف�يه� م�ن ر0 �ه� و�ن ت و ي �ذ�ا س� ٢٩﴿ف�إ ﴾

      Artinya : Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:

“Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang

berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan

kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu

kepadanya dengan bersujud . (al-hijr(15);28-29).

 

Tentang ruh (ciptaan-Nya) yang ditiupkan ke dalam rahim wanita yang mengandung embrio

yang terbentuk dari saripati (zat) tanah itu, hanya sedikit pengetahuan manusia, sedikitnya

juga keterangan tentang makhluk ghaib itu diberikan tuhan dalam. Al-quran. “Dan

(ingatlah), ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “sesungguhnya aku akan

menciptakan seorang manusia dari tenah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang

diberi bentuk. Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud (al-hajr(15);28-29). Yang

dimaksud”dengan bersujud” dalam ayat ini bukanlah menyembah, tetapi memberi

penghormatan.

Alquran tidak member penjelasan tentang sifat ruh. Tidak pula ada larangan di dalam al-

quran intuk menyelidiki ruh yang gaib, sebab penyelikikan tentang ruh, mungkin berguna,

mungkin pula tidak berguna, dalam hubungan dengan masalah ruh ini tuhan berfirman

dalam surat al-isra:85

 

وح� �أ!ل&ون!ك! ع!ن� الر ي!س) ل�يال,   و! ا أ&وت�يت&م م6ن! ال)ع�ل)م� إ�ال1 ق! ب6ي و!م! ر� ر! م)وح& م�ن) أ! �ل� الر ٨٥﴿ق& ﴾

Artinya : Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk

urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit” (Q.S. Al-

Isra:85).

Ayat-ayat diatas menunjukan bahwa manusia tumbuh dan berkembang mengikuti tahapan

tertentu. Jika analisis, al-quran dan hadits secara umum membagi kehidupan manusia

pertumbuhan dan perkebangan di dunia menjadi dua katagori besar, kelahiran dan pasca

kelahiran. Al-quran juga menyatakan, sebagimana petikan (Q.S Al-hajj 5) bahwa periode

Page 9: Hakikat Manusia Menurut Islam

perkelahiran telah ditentukan (biasanya 9 bulan dalam keadaan normal). Namun Al-quran

juga menyebutkan bahwa ada kasus-kasus pengecualian dimana periode prakelahiran

dihentikan, sebelum atau setelah waktu yang normal.

2.3       Persamaan dan perbedaan manusia dengan makluk lain

Manusia tidak berbeda dengan binatang dalam kaitan dengan fugsi tubuh dan fisiologisnya.

Fungsi kebinatangan di temukan oleh naluri, pola-pola tingkah laku yang khas, yang pada

gilirannya ditentukan oleh struktur susunan syaraf bawaan. Semakin tinggi tingkat

perkembangan binatang, semakin fleksibel pola tindakannya. Pada primata (bangsa

monyet) yang lebih tinggi dapat di temukan intelegensi, yaitu penggunaan pikiran guna

mencapai tujuan yang diinginkan, sehinnag memungkinkan binatang melampaui pola

kelakuan yang telah di gariskan secara naluri. Namun setinggi-tingginya perkembangan

binatang, elemen-elemen dasar ekstensinya yang tertentu masih tetap sama.

Manusia pada hakikatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu memiliki hasrat

dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan di dukung oleh pengetahuan dan

kesadaran. Perbedaan di antara keduanya terletak pada dimensi pengtahuan, kesadaran,

dan tingkat tujuan. Di sinilah letak kelebihan dan keunggulan yang di banding dengan

makhluk lain.

Manusia sebagai salah satu makhluk yang hidup di muka bumi merupakan makhluk yang

memiliki karakter yang paling unik. Manusia secara fisik tidak begitu berbeda dengan

binatang, sehingga para pemikir menyamakan dengan binatang. Letak perbedaan yang

paling utama antara manusia dengan makhluk yang lain adalah dalam kemampuannya

melahirkan kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang memilikinya, sedangkan

binatang hanya memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersifat instinctif.

Di banding makhluk lainnya, manusia mempunyai kelebihan. Kelebihan itu membedakan

manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan menusia adalah kemampuan untuk bergerak

di darat, di laut maupun di udara. Sedan binatang hanya mampu bergerak di ruang yang

terbatas. Walaupun ada binatang yang dapat hidup di darat dan di air, namun tetap saja

mempunyai kterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Mengenai kelebihan manusia

atau makhluk lain di i surat al-Isra ayat 70.

Page 10: Hakikat Manusia Menurut Islam

Di samping itu manusia memiliki akal dan hati sehingga dapat memahami ilmu yang

diturunkan Allah, berupa al-Quran. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah

menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya. Oleh karena itu ilmunya manusia di

lebihkan dari makhluk lainnya.

Manusian memiliki karakter yang khas, bahkan di bandingkan makhluk lain yang paling

mirip sekalipun. Kekhasan inilah yang menurut al-Quran menyebabkan adanya

konsekuensi kemanusiaan di antaranya kesadaran, tanggung jawab, dan pembalasan.

Diantara karakteristik manusia adalah:

1. Aspek kreasi

Apapun yang ada pada tubuh manusia sudah di rakit dalam suatu tatanan yang terbaik dan

sempurna. Hal ini bisa di bandingkan dengan makhluk lain dalam aspek penciptaannya.

Mungkin banyak kesamaannya, tetapi tangan manusia lebih fungsional dari tangan

sinpanse, demikian pula organ-organ lainnya.

2. Aspek ilmu

Hanya manusia yang punya kesempatan memahami lebih jauh hakekat alam semesta di

sekelilingnya. Pengatahuan hewan hanya berbatas pasa naluri dasar yang tidak bisa di

kembangkan melalui pendidikan dan pengajaran. Manusia menciptakan kebudayaan dan

peradaban yang terus berkembang.

3. Aspek kehendak

Manusia memiliki kehendak yang menyebabkan bisa mengadakan pilihan dalam hidup.

Makhluk lain hidup dalam suatu pola yang telah baku dan tak akan pernah berubah. Para

malaikat yang mulia tak akan pernah menjadi makhluk yang sombong atau maksiat.

4.  Pengarahan akhlak

Manusia adalah makhluk yang dapat di bentuk akhlaknya. Ada manusia yang sebelulmnya

baik, tetapi karena pengaruh lingkungan tertentu dapat menjadi penjahat. Demikian pula

sebaliknya. Oleh karena itu lembaga pendidikan diperlukan untuk mengarahkan kehidupan

generasi yang akan datang.

Page 11: Hakikat Manusia Menurut Islam

 

Jika manusia hidup dengan ilmu selain ilmu Allah, maka manusia tidak bermartabat lagi.

Dalam keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang. Seperti dalam surat al-

Araaf, 129 dan at-Tin, 4.

 

2.4         Tujuan penciptaan manusia

Tujuan penciptaan manusia adalah untuk penyembahan Allah. Pengertian penyembahan

kepada Allah tidak boleh diartikan secara sempit, dengan hanya membayangkan aspek

ritual yang tercermin salam solat saja. Penyembahan berarti ketundukan manusia pada

hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik ibadah ritual yang

menyangkut hubungan vertical (manusia dengan Tuhan) maupun ibadah sosial yang

menyangkut horizontal ( manusia dengan alam semesta dan manusia).

Penyembahan manusia pada Allah lebih mencerminkan kebutuhan manusia terhadap

terwujudnya sebuah kehidupan dengan tatanan yang adil dan baik. Oleh karena itu

penyembahan harus dilakukan secara sukarela, karena Allah tidak membutuhkan

sedikitpun pada manusia termasuk pada ritual-ritual penyembahannya. Dalam hal ini Allah

berfirman:

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyambah-Ku.

Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki  supaya

mereka member aku makan. Sesungguhnya Allah, Dialah maha pemberi Rezeki yang

mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. (az-Zaariyaat, 51:56-58).

                        Dan mereka telah di perintahkan kecuali supaya mereka menyembah Allah

dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan

supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan degnan dekimikian itulah

agama yang lurus. (Bayinnah, 98:5)

Penyembahan yang sempurna dari seseorang manusia akan menjadikan  dirinya sebagai

khalifah Allah di muka bumi dalam mengelola kehidupan alam semesta. Keseimbangan

alam dapat terjaga dengan hukum-hukum alam yang kokoh. Keseimbangan pada

Page 12: Hakikat Manusia Menurut Islam

kehidupan manusia tidak sekedar akan menghancurkan bagian-bagian alam semesta yang

lain, inilah tujuan penciptaan manusia di tengah-tengah alam.

 

2.5       Fungsi dan peranan manusia dalam islam

Berpedoman kepada QS Al Baqoroh 30-36, maka peran yang dilakukan adalah sebagai

pelaku ajaran Allah dan sekaligus pelopor dalam membudayakan ajaran Allah. Untuk

menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah,

seseorang dituntut memulai dari diri dan keluarganya, baru setelah itu kepada orang lain.

Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan

Allah, diantaranya adalah :

1. Belajar (surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54) ; Belajar yang

dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu

Allah yaitu Al Qur’an.

 

2.            Mengajarkan ilmu (al Baqoroh : 31-39) ; Khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah

maka wajib untuk mengajarkannya kepada manusia lain.Yang dimaksud dengan ilmu Allah

adalah Al Quran dan juga Al Bayan

3.            Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 ) ; Ilmu yang telah diketahui bukan hanya

untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu

agar membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.

 

Di dalam Al Qur’an disebutkan fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada manusia.

• Menjadi abdi Allah. Secara sederhana hal ini berarti hanya bersedia mengabdi kepada

Allah dan tidak mau mengabdi kepada selain Allah termasuk tidak mengabdi kepada nafsu

dan syahwat. Yang dimaksud dengan abdi adalah makhluk yang mau melaksanakan

apapun perintah Allah meski terdapat resiko besar di dalam perintah Allah. Abdi juga tidak

akan pernah membangkang terhadap Allah. Hal ini tercantum dalam QS Az Dzariyat :

56“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu”

Page 13: Hakikat Manusia Menurut Islam

• Menjadi saksi Allah. Sebelum lahir ke dunia ini, manusia bersaksi kepada Allah bahwa

hanya Dialah Tuhannya.Yang demikian dilakukan agar mereka tidak ingkar di hari akhir

nanti. Sehingga manusia sesuai fitrahnya adalah beriman kepada Allah tapi orang tuanya

yang menjadikan manusia sebagai Nasrani atau beragama selain Islam. Hal ini tercantum

dalam QS Al A’raf : 172

• “Dan (ingatlah), keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil

kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):”Bukankah Aku ini Tuhanmu?”. Mereka

menjawab:”Betul (Engkau Tuhan Kami),kami menjadi saksi”.(Kami lakukan yang demikian

itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:”Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah

orang-orang yang lengah terhadap ini(keesaan Tuhan)”

• Khalifah Allah sebenarnya adalah perwakilan Allah untuk berbuat sesuai dengan misi

yang telah ditentukan Allah sebelum manusia dilahirkan yaitu untuk memakmurkan bumi.

Khalifah yang dimaksud Allah bukanlah suatu jabatan sebagai Raja atau Presiden tetapi

yang dimaksud sebagai kholifah di sini adalah seorang pemimpin Islam yang mampu

memakmurkan alam dengan syariah-syariah yang telah diajarkan Rosulullah kepada umat

manusia. Dan manusia yang beriman sejatilah yang mampu memikul tanggung jawab ini.

Karena kholifah adalah wali Allah yang mempusakai dunia ini.

 

Tanggung jawab manusia sebagai Hamba Allah

          Kewajiban manusia kepada khaliknya adalah bagian dari rangkaian hak dan

kewajiban manusia dalam hidupnya sebagai suatu wujud dan yang maujud. Didalam

hidupnya manusia tidak lepas dari adanya hubungan dan ketergantungan. Adanya

hubungan ini menyebabkan adanya hak dan kewajiban. Hubungan manusia dengan allah

adalah hubungan makhluk dengan khaliknya. Dalam masalah ketergantungan, hidup

manusia selalu mempunyai ketergantungan kepada yang lain. Dan tumpuan serta

ketergantungan adalah ketergantungan kepada yang maha kuasa, yang maha perkasa,

yang maha bijaksana, yang maha sempurna, ialah allah rabbul’alamin, Allah Tuhan yang

Maha Esa.

Kebahagian manusia di dunia dan akhirat, tergantung kepada izin dan ridho allah. Dan

untuk itu Allah memberikan ketentuan-ketentuan agar manusia dapat mencapainya. Maka

untuk mencapainya kebahagian dunia dan akhirat itu dengan sendirinya kita harus

mengikuti ketentuan-ketentuan dari allah SWT. Apa yang telah kita terima dari allah SWT.

Sungguh ak dapat dihitung dan tak dapat dinilai dengan materi banyaknya. Dan kalau kita

Page 14: Hakikat Manusia Menurut Islam

mau menghitung-hitung nikmat dari Allah, kita tidak dapat menghitungnya, karena terlalu

amat sangat banyaknya. Secara moral manusiawi manusia mempunyai kewajiban Allah

sebagai khaliknya, yang telah memberi kenikmatan yang tak terhitung jumlahnya.

Jadi berdasarkan hadits AL-Lu’lu uwal kewajiban manusia kepada Allah pada garis besar

besarnya ada 2 :

1) mentauhidkan-Nya yakni tidak memusyrik-Nya kepada sesuatu pun.

2) beribadat kepada-Nya

Orang yang demikian ini mempunyai hak untuk tidak disiksa oleh Allah, bahkan akan diberi

pahala dengan pahala yang berlipat ganda, dengan sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus

kali lipat bahkan dengan ganda yang tak terduga banyaknya oleh manusia. Dalam al-quran

kewajiban ini diformulasikan dengan :

1) iman.

2) amal saleh

Beriman dan beramal saleh itu dalam istilah lain disebut takwa. Dalam ayat (Q.S al-baqorah

ayat 177) iman dan amal saleh, yang disebut takwa dengan perincian :

1) iman kepada Allah : kepada hari akhir, kepada malaikat-malaikat, kepada kitab-kitab, dan

kepada nabi-nabi.

2) amal saleh :

a. Kepada sesama manusia : dengan memberikan harta yang juga senang terhadap harta

itu, kepada kerabatnya kepada anak-anak yatim kepada orang-orang miskin kepada

musafir yang membutuhkan pertolongan (ibnu sabil)

b. Kepada Allah : menegakan / mendirikan shalat, menunaikan zakat

c. Kepada diri sendiri : menempati janji apabila ia berjanji, sabar delam kesempitan,

penderitaan dan peperangan.

Page 15: Hakikat Manusia Menurut Islam

Kesemuanya itu adalah dalam rangka ibadah kepada allah memenuhi manusia terhadap

khalik.

 

Tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah

Sebagai makhluk Allah, manusia mendapat amanat yang harus di pertanggung jawabkan di

hadapan-Nya. Tugas hidup yang di pikul manusia di muka bumi adalah tugas kekhalifahan,

yaitu tugas kepemimpinan; wakil Allah di muka bumi untuk mengelola dan memelihara

alam.

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi

khalifah, berarti manusia memperoleh mandate Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di

muka bumi.

Kekuasaan yang di berikan kepada manusia bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya

m,engolah dan mendayagunakanvapa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidupnya

sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan oleh Allah. Agar manusia bisa menjalankan

kekhalifahannya dengan baik, Allah telah mengajarkan kepadanya kebenaran dalam segala

ciptaan-Nya dan melalui pemahaman serta penguasaan terhadap hukum-hukum yang

terkandung dalam ciptaan-Nya, manusia bisa menyusun konsep-konsep serta melakukan

rekayasa membentuk wujud baru dalam alam kebudayaan.

Dua peran yang di pegang manusia di muka bumi. Sebagai khalifah dan ‘abd merupakan

perpaduan tugas dan tanggung jawab yang melahirkan dinamika hidup,  yang sarat dengan

kreatifitas dan amaliah yang selalu berpihak pada nilai-nilai kebenaran. Oleh karena itu

hidup seorang muslim akan di penuhi dengan amaliah, kerja keras yang tiada henti, sebab

bekerja bagi seorang muslim adalah membentuk satu amal shaleh. Kedudukan manusia di

muka bumi sebagai khalifah dan sebagai makhluk Allah, bukanlah dula hal yang

bertentangan melainkan suatu kesatuan yang padu dan tidak terpisahkan. Kekhalifaan

adalah ralisasi dari pengabdiannya kepada Allah yang menciptakannya.

Dua sisi tugas dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian rupa.

Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu yang menyebabkan

Page 16: Hakikat Manusia Menurut Islam

derajat manusia meluncur jatuh ke tingkat yang paling rendah, seprti firman Allah dalam

surat ath-Thin:4.

Dengan demikian, manusia sebagai khalifah Allah merupakan satu kesatuan yang

menyampurnakan nilai kemanusiaan yang memiliki kebebasan berkreasi dan sekaligus

menghadapkannya pada tuntutan kodrat yang menempatkan posisinya pada ketrbatasan.

Perwujudan kualitas keinsanian manusia tidak terlepas dari konteks sosial budaya, atau

dengan kata lain kekhalifaan manusia pada dasarnya diterapkan pada konteks indvisu dan

sosial yang berporos pada Allah, seperti firman Allah dalam Muthathohirin:112.