hakikat manusia dan pengembangannya

8
BAB II PEMBAHASAN a. Dimensi-dimensi Hakekat Manusia Dalam hakekat manusia akan di bahas beberapa dimensi- dimensi hakekat manusia yang sudah dibawa sejak lahir. Terdapat 4 dimensi hakekat manusia yaitu dimensi keindividualan, dimensi kesosialan, dimensi kesosialan, dimensi kesusilaan, dan dimensi keberagaman. 1.Dimensi Keindividualan Lysen mengartikan individu sebagai ”orang seorang” sesuatu yang merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in devide). Selanjutnya individu diartikan sebagai pribadi . Karena adanya individualitas itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat dan daya tahan yang berbeda. Kesanggupan untuk memikul tanggung jawab sendiri merupakan ciri yang sangat esensial dari adanya individualitas pada diri manusia. Sifat sifat sebagaimana di gambarkan di atas secara potensial telah di miliki sejak lahir perlu ditumbuh kembangkan melalui pendidikan agar bisa menjadi kenyataan. Sebab tanpa di bina, melalui pendidikan, benih-benih individualitas yang sangat berharga itu yang memungkinkan terbentuknya suatu kepribadian seseorang tidak akan terbentuk semestinya sehingga seseorang tidak memiliki warna kepribadian yang khas sebagai milikinya. Padahal fungsi utama pendidikan adalah membantu peserta didik untuk membentuk

Upload: hariyatunnisa-ahmad

Post on 29-Jul-2015

27 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hakikat Manusia dan Pengembangannya

BAB II

PEMBAHASAN

a. Dimensi-dimensi Hakekat Manusia

Dalam hakekat manusia akan di bahas beberapa dimensi-dimensi hakekat manusia

yang sudah dibawa sejak lahir. Terdapat 4 dimensi hakekat manusia yaitu dimensi

keindividualan, dimensi kesosialan, dimensi kesosialan, dimensi kesusilaan, dan dimensi

keberagaman.

1. Dimensi Keindividualan

Lysen mengartikan individu sebagai ”orang seorang” sesuatu yang merupakan suatu

keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in devide). Selanjutnya individu diartikan

sebagai pribadi . Karena adanya individualitas itu setiap orang memiliki kehendak,

perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat dan daya tahan yang berbeda.

Kesanggupan untuk memikul tanggung jawab sendiri merupakan ciri yang sangat

esensial dari adanya individualitas pada diri manusia. Sifat sifat sebagaimana di

gambarkan di atas secara potensial telah di miliki sejak lahir perlu ditumbuh

kembangkan melalui pendidikan agar  bisa menjadi kenyataan. Sebab tanpa di bina,

melalui pendidikan, benih-benih individualitas yang sangat berharga itu yang

memungkinkan terbentuknya suatu kepribadian seseorang tidak akan terbentuk

semestinya sehingga seseorang tidak memiliki warna kepribadian yang khas sebagai

milikinya. Padahal fungsi utama pendidikan adalah membantu peserta didik untuk

membentuk kepripadiannya atau menemukan kediriannya sendiri. Pola pendidikan

yang bersifat demokratis dipandang cocok untuk mendorong bertumbuh dan 

berkembangnya potensi individualitas sebagaimana dimaksud. Pola pendidikan yang

menghambat perkembangan individualitas (misalnya yang bersifat otoriter) dalam

hubungan ini disebut pendidikan yang patologis.

2. Dimensi Kesosialan

Dimensi kesosialan pada diri manusia tampak lebih jelas pada dorongan untuk

bergaul, dengan adanya dorongan untuk bergaul, setiap orang ingin bertemu

sesamanya. Manusia dilahirkan sebagai suku bangsa tertentu dengan adat kebudayaan

tertentu pula. Sebagai anggota suatu masyarakat, seseorang berkewajiban untuk

berperan dan menyesuaikan diri serta bekerja sama dengan masyarakat.masih banyak

contoh-contoh lain yang menunjukan betapa dorongan sosialitas tersebut demikian

kuat tanpa orang menyadari sebenarnya ada alasan yang cukup kuat.seorang filosof

Page 2: Hakikat Manusia dan Pengembangannya

Immanuel Kant menyatakan manusia hanya menjadi manusia jika berada diantara

manusia,maksudnya tidak ada seorang manusia pun yang dapat hidup seorang diri

tanpa membutuhkan orang lain. Seorang dapat mengembangkan kegemarannya,

sikapnya,cita-citanya didalam interaksi dengan sesamanya.seseorang berkesempatan

untuk belajar dari orang lain,mengidentipikasi sifat-sifat yang dikagumi dari orang

lain untuk di milikinya,serta menolak sifat-sifat yang tidak dicocokinya.hanya

didalam berintraksi dengan sesamanya,dalam saling menerima dan

memberi,seseorang menyadari dan menghayati Kemanusiaannya.banyak bukti bahwa

anak manusia tidak akan menjadi manusia bila tidak ada berada diantara manusia.

3. Dimensi Kesusilaan

Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan lebih  tinggi. akan tetapi

dalm kehidupan bermasyarakat orang tidak cukup hanya berbuat yang pantas jika

didalam yang pantas atau sopan  itu misalnya terkandung kejahatan terselubung.

dimensi kesusilaan disebut juga keputusan yang lebih tinggi.kesusilaan diartikan

mencakup etika dan etiket. etika adalah (persoalan kebaikan )  sedangkan etiket

adalah (persoalan kepantasan dan kesopanan ). pada hakikatnya manusia memiliki

kemampuan untuk mengambil keputusan susila, serta melaksanakannya. Sehingga

dikatakan manusia itu makhluk susila. Persoalan kesusilaan selalu berhubungan erat

dengan nilai-nilai kehidupan. Susila berkembang sehingga memiliki perluasan arti

menjadi kebaikan yang lebih sempurna Manusia dengan kemampuan akalnya

memungkinkan untuk menentukan sesuatu manakah yang baik dan manakah yang

buruk, manakah yang pantas dan manakah yang tidak pantas.Dengan pertimbangan

nilai-nilai budaya yang dijunjungnya memungkinkan manusia untuk berbuat dan

bertindak secara susila. Drijarkara mengartikan manusia susila sebagai manusia yang

memiliki nilai-nilai, menghayati dan melaksanakan nilai tersebut dalam perbuatan.

Nilai-nilai merupakan  sesuatu yang dijunjung tinggi oleh manusia karena

mengandung makna kebaikan, keluhuran, kemulian dan sebagainya, sehingga dapat

diyakini dan dijadikan pedoman dalam hidup. Pendidikan kesusilaan berarti

menanamkan kesadaran dan kesediaan melakukan kewajiban disamping hak pada

peserta didik.

4. Dimensi Keberagaman

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk religius. beragama merupakan kebutuhan

manusia karena manusia adalah makhluk yang lemah sehingga memerlukan tempat

bertopang, agama menjadi sandaran vertikal manusia. dan Manusia adalah mahluk

Page 3: Hakikat Manusia dan Pengembangannya

religius yang dianugerahi ajaran-ajaran yg dipercayainya yang didapatkan melalui

bimbingan nabi demi kesehatan dan keselamatannya. Manusia sebagai mahluk

beragama mempunyai kemampuan menghayati pengalaman diri dan dunianya

menurut agama masing-masing. Pengembangan Dimensi Hakekat Manusia. Usaha

pengembangan hakekat manusia dalam dimensi keindividualan, kesosialan,

kesusilaan, & keberagamaan berangkat dari anggapan dasar bahwa manusia secara

potensial memiliki semua dimensi tersebut, yang memungkinkan dan harus dapat

dikembangkan secara bertahap, terarah dan terpadu melalui pendidikan sehingga

dapat menjadi aktual. Konsep dasar pengembangan manusia sebagai makhluk

individu Manusia sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kesemestaan mampu

mengembangkan interelasi dan interaksi dengan orang lain secara selaras serasi

seimbang tanpa kehilangan jati dirinya. Pengembangannya sebagai peserta didik

diselenggarakan dalam lingkungan pendidikan keluarga, sekolah, & masyarakat

pengembangan self extence menyangkut aspek jasmani-rohani,cipta-rasa-karsa

sebagai dimensi keindividuan oleh: ida haili putri    

A. Potensi dan Keunikan Manusia

Manusia diciptakan sebagai makhluk paling mulia dan terbaik di antara makhluk

ciptaan Tuhan lainnya karena dibekali berbagai macam potensi yang tidak dimiliki

oleh makhluk lain. Namun terkadang, manusia tidak sadar bahkan tidak tahu sama

sekali apa potensi yang ada pada diri mereka sehingga terkadang manusia hidup

dengan kondisi seadanya, mudah menyerah dan tidak mempunyai impian besar.

Ketika manusia diciptakan, Tuhan pasti tidak akan membiarkan hamba-Nya hidup

dalam kesengsaraan dan penderitaan. Maka dari itulah Tuhan membekali manusia

dengan segenap potensi yang ada dalam dirinya. Potensi itu meliputi: potensi jasmani

(fisik), ruhani (spiritual), dan akal (mind). Ketiga potensi ini akan memberikan

kemampuan kepada manusia untuk menentukan dan memilih jalan hidupnya sendiri.

Manusia diberi kebebasan untuk menentukan takdirnya. Semua itu tergantung dari

bagaimana mereka memanfaatkan potensi yang melekat dalam dirinya. Ketiga potensi

tersebut saling menunjang dan melengkapi, tetapi dari ketiga komponen itu, potensi

spiritual dan akal memegang peranan penting dalam menentukan kesuksesan

seseorang dalam kehidupan, sebab dari kedua potensi itulah manusia akan tahu

kemana akan melangkah, apa yang diinginkan, dan apa yang harus dilakukan. Potensi

Page 4: Hakikat Manusia dan Pengembangannya

fisik hanya menunjang kedua potensi tersebut agar lebih sempurna, walau peranannya

juga tidak bisa disepelekan. Banyak orang yang mengeluh ketika dikaruniai fisik yang

kurang sempurna. Mereka merasa seakan-akan hidupnya tidak berguna. Akhirnya

mereka menjadi orang-orang yang berputus asa dan menjadi beban bagi orang lain.

Mereka melupakan potensi akal dan spiritual yang dikaruniakan Tuhan. Dalam

sejarah kehidupan manusia, ada banyak orang-orang yang luar biasa, mereka

dikaruniai keterbatasan fisik, tetapi justru dengan itulah mereka dapat menghasilkan

prestasi yang mengagumkan. Mereka menjadikan keterbatasan mereka sebagai

motivasi untuk meraih prestasi tinggi. Seperti Hirotada Ototake, orang Jepang yang

ketika dilahirkan tidak mempunyai tangan dan kaki tetapi ia tidak pernah menyerah,

ia berusaha untuk hidup normal dan berprestasi. Ia pernah menjadi ketua OSIS di

SMAnya, menjuarai kontes bahasa Inggris, dan berhasil masuk di salah satu

perguruan tinggi terbaik di Jepang. Saat ini ia merupakan seorang motivator laris dan

menulis buku berjudul “No One’s Perfect”.

B. Dinamika

Dinamika diartikan sebagai perubahan yang dialami oleh manusia sejak manusia itu

masih dalam kandungan sampai dilahirkan hingga akhir hayatnya selalu bersifat

dinamis. Kehidupan yang dinamis selalu mengusung perubahan. Perubahan dekat

dengan adaptasi. Beradaptasi berarti menunjukkan eksistensi dalam realitas. Berubah

berarti beradaptasi tanpa kehilangan identitas. Perubahan adalah bukti kehidupan.

Manusia yang hidup akan selalu berubah; perubahan memberikan harapan.

Kelangsungan hidup mustahil tanpa perubahan, dan mereka yang tidak dapat

mengubah pikiran mereka tidak dapat mengubah sesuatu; perubahan biasanya

membawa pembaharuan. Segala sesuatu harus berubah untuk sesuatu yang baru,

untuk sesuatu yang menantang. Perbedaan gaya berpikir sangat mempengaruhi sikap

seseorang terhadap perubahan. Umumnya ada dua sikap yang akan muncul, yaitu

reaktif dan kreatif. Sikap yang reaktif cenderung menolak perubahan, tersinggung,

curiga, berpikir sempit, iri, dengki, cemburu dan sebab-akibat. Sedangkan sikap yang

kreatif cenderung mendorong perubahan, obyektif, berpikir positif, wawasan luas,

penuh ide cemerlang, idealis, motivasi tinggi, energetik, intelektual dan berorientasi

"saya dapat".