hakikat dan hikmah ibadah

2
Hakikat dan Hikmah Ibadah Sudahkah Anda mengetahui alasan dan tujuan mengapa Anda harus beribadah? Sungguh, seandainya setiap orang mengetahui, mengapa Allah mensyariatkan ibadah kepada makhluk- Nya, mereka benar-benar akan sadar bahwa sebenarnya manusialah yang membutuhkan ibadah, bukan Allah yang butuh disembah manusia. Orang awam sering salah kaprah memaknai hakikat ibadah. Ibadah hanya dianggap sekadar kewajiban-kewajiban tertentu, yang terbatas pada shalat, zakat, puasa, dan haji. Orang dikatakan beribadah jika ia mengerjakan keempat hal tersebut. Padahal, Rasulullah tidak pernah membatasi makna ibadah pada hal-hal yang bersifat mahdhah saja, tapi semua amal yang dikerjakan dalam rangka mengharap ridha Allah adalah ibadah juga. Bahasa ibadah juga sering dikaitkan oleh umat Islam dengan pahala surga dan neraka. Karena dalil Al-Qur`an dan As-Sunah menuturkan demikian. Siapa yang melaksanakan kewajibannya dengan baik, pahalanya adalah surga. Demikian juga sebaliknya, siapa yang tidak mengerjakan kewajibannya dengan baik maka diancam dengan neraka. Dasar dan pegangan ini telah banyak memaksa sebagaian golongan kaum muslim beribadah lantaran iming-iming dan ancaman, surga-kah atau neraka. Jika terdapat satu golongan yang beribadah karena faktor surga dan neraka maka sangat lembah pamahaman keislamannya.

Upload: adi-kusnaedi

Post on 10-Jul-2016

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hakikat Dan Hikmah Ibadah

Hakikat dan Hikmah Ibadah

Sudahkah Anda mengetahui alasan dan tujuan mengapa Anda harus beribadah? Sungguh, seandainya setiap orang mengetahui, mengapa Allah mensyariatkan ibadah kepada makhluk-Nya, mereka benar-benar akan sadar bahwa sebenarnya manusialah yang membutuhkan ibadah, bukan Allah yang butuh disembah manusia.

Orang awam sering salah kaprah memaknai hakikat ibadah. Ibadah hanya dianggap sekadar kewajiban-kewajiban tertentu, yang terbatas pada shalat, zakat, puasa, dan haji. Orang dikatakan beribadah jika ia mengerjakan keempat hal tersebut. Padahal, Rasulullah tidak pernah membatasi makna ibadah pada hal-hal yang bersifat mahdhah saja, tapi semua amal yang dikerjakan dalam rangka mengharap ridha Allah adalah ibadah juga.

Bahasa ibadah juga sering dikaitkan oleh umat Islam dengan pahala surga dan neraka. Karena dalil Al-Qur`an dan As-Sunah menuturkan demikian. Siapa yang melaksanakan kewajibannya dengan baik, pahalanya adalah surga. Demikian juga sebaliknya, siapa yang tidak mengerjakan kewajibannya dengan baik maka diancam dengan neraka. Dasar dan pegangan ini telah banyak memaksa sebagaian golongan kaum muslim beribadah lantaran iming-iming dan ancaman, surga-kah atau neraka. 

Jika terdapat satu golongan yang beribadah karena faktor surga dan neraka maka sangat lembah pamahaman keislamannya. Pasalnya, ibadah kita bukanlah untuk surga dan neraka, tetapi untuk hal yang lebih mulia, yaitu Allah. Karena kita membutuhkannya dan memerlukan untuk menghamba kepada-Nya.

Selain itu, ibadah yang telah diajarkan Rasulullah saw 1400 tahun lalu, mengandung banyak rahasia penting. Sebagaian ada yang dijelaskan di dalam Al-Qur`an dan hadits, sebagian lagi masih menjadi misteri bagi umatnya, butuh pencarian dan pengungkapan. Rahasia ini bisa juga didapatkan melalui pengetahuan dan pengalaman spiritual hamba Allah yang selalu diasah. Misalnya, seseorang yang sering berwudhu dengan basuhan doa dan spiritual akan merasakan ketenangan batin dari tekanan dan jauh dari penyakit kulit. 

Page 2: Hakikat Dan Hikmah Ibadah

Begitu pula dengan orang yang selalu berpuasa akan cenderung berperilaku arif dan lebih berpenampilan sederhana, karena sabar dan lapar telah mengantarkannya pada pemahaman bahwa harta bukanlah apa-apa bagi dirinya. Jika kita semakin dekat dengan Allah, Dia akan semakin dekat pula untuk membisikkan rahasia amal ibadah yang dikerjakannya.

Demikianlah sebagai penjelasan yang diuraikan oleh M. Masrur Huda, S.S., M.Pd.I dalam bukunya, Ternyata Ibadah Tidak Hanya untuk Allah. Lebih dalam lagi, melalui buku ini, ia ingin mengupas secara mengenai berbapai perkara ibadah dari sudut pandang hakikat dan hikmah. Hakikat dalam artian berupa alasan dan argumentasi sebab disyariatkannya ibadah tertentu. Sedangkan hikmah berhubungan dengan nilai-nilai rahasia yang terkandung dalam ibadah tersebut, baik secara lahir maupun batin.

Buku terbitan QultumMedia ini akan menjembatani Anda dalam memaknai ibadah secara lebih ikhlas dengan sebenar-benarnya ibadah. Dengan begitu, Anda tidak akan terjebak oleh sebuah rutinitas ibadah semata, tapi lebih dalam lagi Anda bisa mengetahui bahwa ibadah adalah kebutuhan.