hadori sugiarto adi & rekan · evaluasi kinerja dilakukan berdasarkan surat perjanjian kerja...

87

Upload: others

Post on 28-Dec-2019

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011
Page 2: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Nomor : 013/LHEK--WIKA/III/12 Tanggal : 20 Maret 2011 Hadori Sugiarto Adi & Rekan

Nomor Ijin Usaha KAP: KEP-116/KM.1/2009

LAPORAN AKUNTAN INDEPENDEN

ATAS EVALUASI KINERJA

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011

PT WIJAYA KARYA (PERSERO), TBK

W isma Staco , 3 r d F loor , Su i te D , J l . Casab lanca Kav.18 , Jakar ta 12870 , Indones ia Telephone: + 62 21 831 7046 – 48. Fax: + 62 21 831 7050; E-mail : hlbjakarta@hadori .co.id

HLB Hadori Sugiarto Adi & Rekan is a member of HLB International, a world-wide organization of accounting firms and business advisers.

HLB

Page 3: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011
Page 4: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011
Page 5: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011
Page 6: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011
Page 7: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011
Page 8: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011
Page 9: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011
Page 10: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011
Page 11: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011
Page 12: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011
Page 13: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

DAFTAR ISI

Halaman Ringkasan Eksekutif.................................................................................................... 1

Bab I – Pendahuluan.................................................................................................... 10 Bab II – Evaluasi Terhadap Anggaran 2011................................................................ 14 Bab III – Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen, dan Penilaian GCG.................... 38 Bab IV – Perkembangan Usaha ................................................................................. 64 Bab V – Tindak Lanjut RUPS PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. ................................ 73

Page 14: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011
Page 15: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Pendahuluan 10

BAB I

PENDAHULUAN I.1. Dasar dan Ruang Lingkup Penugasan

Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011 tentang pelaksanaan audit oleh KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan atas Laporan Keuangan WIKA untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011, yang di dalamnya termasuk Audit atas Laporan Keuangan PKBL, Audit Kepatuhan terhadap Perundang-undangan dan Pengendalian Intern Perusahaan, serta Evaluasi Kinerja WIKA. Sumber data yang digunakan untuk pelaksanaan Evaluasi Kinerja WIKA tahun buku 2011 adalah: • Laporan Auditor Independen atas Laporan Keuangan WIKA untuk tahun yang

berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. • Laporan Auditor Independen atas Laporan Keuangan Program Kemitraan dan

Bina Lingkungan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. • Risalah Rapat Dewan Komisaris WIKA tentang Pengesahan Rencana Kerja dan

Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun buku 2011. • Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun buku 2011. • Laporan Kegiatan Perusahaan (Ringkasan Eksekutif) yang disusun secara

periodik (bulanan). • Kontrak Manajemen tahun 2011. • Peta/Daftar Key Performance Indicator (KPI) tahun 2011. • Laporan Evaluasi Kinerja (telah diaudit) untuk tahun buku yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2010. • Data, informasi, dalam bentuk dokumen ataupun laporan-laporan lainnya yang

dipandang relevan. Penyusunan Laporan Evaluasi Kinerja WIKA dilaksanakan berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian yang di dalamnya termasuk nilai penyertaan dan keuntungan (kerugian) dari penyertaaan kepada Perusahaan Anak yang diperhitungkan dengan metode ekuitas, dan telah diaudit (audited), dan dijadikan dasar untuk menghitung capaian Key Performance Indicator (KPI) tahun 2011. Metode evaluasi kinerja kami laksanakan dengan:

Page 16: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Pendahuluan 11

• Penalaahan ulang (review) • Konfirmasi • Penghitungan ulang (recalculation) • Verifikasi • Analisis • Interpretasi atas data dan informasi yang tersedia Penilaian kinerja WIKA sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN Non Jasa Keuangan, dilakukan terhadap Aspek Keuangan, Aspek Operasional, dan Aspek Administrasi, seperti yang diuraikan dalam Bab III Laporan ini. Namun, penilaian kami dalam rangka Evaluasi Kinerja WIKA tidak hanya meliputi aspek-aspek tersebut, tetapi juga mencakup aspek-aspek lainnya yang dinyatakan dalam Kontrak Manajemen. Kinerja Perusahaan diukur menurut hal-hal yang telah dituangkan dalam Kontrak Manajemen 2011, sebagai bentuk pertanggungjawaban Direksi kepada Pemegang Saham yang diwakili oleh Dewan Komisaris. Direksi dan Komisaris WIKA telah menandatangani Kontrak Manajemen pada tanggal 22 Desember 2010. Dalam Kontrak Manajemen tersebut ditetapkan target-target Key Performance Indicator (KPI) tahun 2011 yang meliputi: Aspek Hasil Produk dan Jasa, Hasil Fokus Pada Pelanggan, Hasil Keuangan dan Pasar, Hasil Fokus Pada Sumber Daya Manusia, Hasil Efektifitas Proses dan Hasil Kepemimpinan; sebagaimana diuraikan dalam Bab III Laporan ini. Laporan Kinerja WIKA dan data dan informasi lain yang disajikan oleh Manajemen Perusahaan merupakan tanggungjawab Manajemen Perusahaan, sedangkan tanggungjawab kami terbatas pada hasil evaluasi terhadap Laporan Kinerja WIKA tersebut.

I.2. Kondisi Umum Perkembangan berbagai indikator ekonomi di penghujung tahun 2011 menunjukkan kondisi perekonomian yang membaik. Perekonomian Indonesia tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 6,5%. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2011 naik sebesar Rp 1.004,1 triliun, yaitu dari Rp 6.422,9 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 7.427,1 triliun pada tahun 2011 (lihat Tabel I.1)

Page 17: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Pendahuluan 12

Selama tahun 2011, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mencapai 10,7% diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 9,2%, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 6,8%, Sektor Konstruksi 6,7%, Sektor Jasa-jasa 6,7%, Sektor Industri Pengolahan 6,2%, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 4,8%, Sektor Pertanian 3,0%, dan Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,4%. Di luar Sektor Migas, pertumbuhan PDB pada tahun 2011 mencapai 6,9% yang berarti lebih tinggi daripada pertumbuhan secara keseluruhan yang besarnya 6,5%. Jadi, berkaitan dengan WIKA, maka pertumbuhan sektor-sektor berkaitan sangat baik. Nilai tukar Rupiah juga mencatat apresiasi yang disertai dengan volatilitas yang rendah. Nilai tukar Rupiah yang stabil dengan kecenderungan melemah, dimana secara point-to-point Rupiah melemah 1,01% year to date, dan ditutup pada Rp 9.068 per USD disertai volatilitas yang menurun. Demikian pula, kinerja pasar saham yang kuat tercermin dari peningkatan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) seiring dengan kondisi fundamental perekonomian domestik yang membaik dan prospek keuangan emiten yang membaik. Untuk memperkuat stabilitas moneter dan sistem keuangan, Bank Indonesia juga telah menempuh bauran kebijakan dalam rangka mengelola likuiditas domestik dan sekaligus sebagai tanggapan atas derasnya arus modal asing. Kebijakan moneter yang diambil BI selama tahun 2011 antara lain: (i) mempertahankan BI Rate pada tingkat 6,5%; (ii) melakukan intervensi valuta asing guna menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, dan (iii) memperkuat strategi pengelolaan likuiditas melalui penguatan operasi moneter. Indikator lain adalah melonjaknya harga minyak dunia yang dipicu meningkatnya permintaan negara-negara maju karena pengaruh cuaca yang ekstrim serta adanya keputusan OPEC untuk mempertahankan kuota produksi.

I.3. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2011 Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan Pasal 12 ayat 2b dan Pasal 21 ayat 1b dan ayat 5, yaitu bahwa Perusahaan wajib menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahunan, yang harus disampaikan kepada Dewan Komisaris. RKAP tahun 2011 disusun berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). RKAP WIKA mencerminkan visi, misi, tujuan, dan strategi Perusahaan, baik secara kualitatif

Page 18: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Pendahuluan 13

maupun kuantitatif, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan. RKAP tahun 2011 telah mendapat pengesahan oleh Rapat Dewan Komisaris sebagaimana dituangkan dalam Risalah Rapat Dewan Komisaris tanggal 22 Desember 2010. Sehubungan dengan hal tersebut, butir-butir dalam RKAP telah mempunyai kekuatan hukum sebagai suatu kriteria dasar dalam melakukan analisis dan evaluasi kinerja WIKA. Di bawah ini disajikan asumsi rencana dan realisasi WIKA untuk tahun 2011 sebagai data yang penting dalam mengambil uraiaan dalam evaluasi kinerja ini.

Tabel I.1 Asumsi Rencana dan Realisasi*)

No. Asumsi RKAP

Tahun 2011 Realisasi

Tahun 2011 1. Produk Domestik Bruto Rp 7.006,73

triliun

Realisasi tahun 2011: Rp 7.427,1 triliun (Data

BPS)

2. Pertumbuhan ekonomi 6,3% Realisasi tahun 2011: 6,5% (Data BPS).

3. Inflasi 5,3% Realisasi tahun 2011: 3,79% (Data BPS)

4. Nilai tukar Rupiah Rp 9.500 per USD Realisasi tahun 2011: Ditutup pada Rp 9.085

(Data BI)

5. Bunga SBI 3 bulan 6,5% Realisasi tahun 2011: 6,5% (Data BI)

6. Harga minyak 80 USD/Barel Realisasi tahun 2011: Per Desember 2011

110 USD/Barel (APBN-P)

7. Tingkat bunga pinjaman antara 9% -

12%

Realisasi tahun 2011: Per Desember 2011:

- Bank BRI 10,50%

- Bank Mandiri 12%

- Bank DBS Indonesia 10,20%

- Bank Danamon 10,50%

- Bank Panin 10,41%

- Bank BNI 11,50%

8. Anggaran Konstruksi Kementerian PU,

Kementerian Perhubungan, dan

Kementerian ESDM : Rp 89,06 triliun.

Realisasi Konstruksi Kementerian PU,

Kementerian Perhubungan, dan Kementerian

ESDM sebesar 87% dari anggaran, yaitu Rp

77,48 triliun.

Page 19: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011
Page 20: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 14

BAB II

EVALUASI TERHADAP ANGGARAN TAHUN 2011 Bab ini meliputi evaluasi atas kinerja keuangan dan kinerja operasional WIKA untuk tahun buku 2011 terhadap anggaran 2011, dan dengan kinerja tahun sebelumnya. II.1. Kinerja Keuangan

Evaluasi terhadap kinerja keuangan WIKA terdiri atas: (i) Data Umum dan Capaian Perolehan Omset Kontrak Baru, (ii) Penjualan, (iii) Beban Pokok Penjualan, (iv) Beban Usaha, (v) Laba Rugi Konsolidasi, (vi) Laporan Posisi Keuangan, dan (vii) Investasi dan Penyertaan.

II.1.1.a. Data Umum Perolehan Omset Kontrak Baru Realisasi dari anggaran perolehan kontrak baru tahun 2011 dibandingkan dengan realisasi dan anggaran tahun 2010 diikhtisarkan sebagai berikut.

Tabel II.1 Perbandingan Realisasi dan Anggaran Perolehan Kontrak Baru

(dalam jutaan Rupiah)

2011 2010 2011 2010 2011 2010Konstruksi:Direktorat I:Dept Sipil Umum 2.047.495 1.151.786 177,77 2.505.000 1.820.000 81,74 63,28

Dept Wilayah & LN 1.730.118 1.226.705 141,04 1.263.000 997.328 136,98 123,00

Dept Bangunan Gedung 1.534.833 624.612 245,73 1.505.780 500.000 101,93 124,92

Jumlah Direktorat I 5.312.445 3.003.103 176,90 5.273.780 3.317.328 100,73 90,53

Direktorat II

Dept Industrial Plant 1.491.864 1.048.257 142,32 1.525.000 1.575.000 97,83 66,56

Dept DEN 2.611.842 1.526.963 171,05 1.311.000 1.400.000 199,23 109,07

Jumlah Direktorat II 4.103.706 2.575.220 159,35 2.836.000 2.975.000 144,70 86,56

Sub Jumlah Pers. Induk 9.416.151 5.578.323 168,80 8.109.780 6.292.328 116,11 88,65

Perusahaan Anak:

PT. Wika Beton 1.633.616 1.215.346 134,42 1.475.587 1.450.000 110,71 83,82

PT. Wika Intrade 507.329 1.839.753 27,58 390.104 796.475 130,05 230,99

PT. Wika Realty 800.604 587.276 136,32 800.000 620.400 100,08 94,66

PT. Wika Gedung 1.099.019 691.044 159,04 1.220.000 700.000 90,08 98,72

PT. Wika Insan Pertiwi 99.067 311.168 31,84 303.166 227.602 32,68 136,72

PT. Wika Jabar Power - - 0,00 - - 0,00 0,00

Sub Jumlah Pers. Anak 4.139.635 4.644.587 89,13 4.188.857 3.794.477 98,82 122,40

JUMLAH 13.555.786 10.222.910 132,60 12.298.637 10.086.805 110,22 101,35

Uraian Realisasi (Rp) % Anggaran (Rp) Realisasi vs Anggaran (%)

Page 21: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 15

II.1.1.b. Capaian Perolehan Omset Kontrak Baru Pencapaian Omset Kontrak Baru tahun 2011 untuk Perusahaan Induk dan Anak adalah sebesar Rp 13,56 triliun yang mengalami peningkatan dibandingkan realisasi tahun 2010, yang mencapai Rp 10,22 triliun. Realisasi tahun 2011 juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2011, dimana untuk tahun 2011 dianggarkan sebesar Rp 12,29 triliun. Capaian Omset Kontrak Baru menurut Departemen, tercatat bahwa untuk Direktorat I—yang terdiri atas Departemen Sipil Umum Departemen Wilayah dan Luar Negeri, dan Departemen Bangunan Gedung—mengalami peningkatkan, dimana pada tahun 2011 memperoleh Rp 5,31 triliun, sedangkan tahun sebelumnya mencatat sebesar Rp 3,00 triliun. Dibandingkan dengan anggarannya, Direktorat I mencapai realisasi lebih tinggi, yaitu 100,73% (realisasi dibandingkan anggaran 2011). Dilihat dari besarnya jumlah peningkatan berturut-turut adalah Departemen Bangunan Gedung, diikuti oleh Departemen Sipil Umum, dan kemudian Departemen Wilayah dan Luar Negeri. Sedangkan untuk Direktorat II—yang terdiri dari Departemen Industrial Plant dan Departemen Energi—mengalami kenaikan yaitu dari Rp 2,58 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 4,10 triliun untuk tahun 2011. Kenaikan di kedua Departemen tersebut secara jumlah tidak jauh berbeda, dimana Departemen Energi mencatat kenaikan, yaitu dari Rp 1,53 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 2,61 triliun di tahun 2011, dan untuk Departemen Industrial Plant naik dari Rp 1,05 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 1,49 triliun untuk tahun 2011. Kondisi pencapaian tahun 2011 ini tidak terlepas dari kebijakan dan fokus strategi yang diterapkan Perusahaan untuk meningkatkan dan memperluas pencapaian di bidang-bidang yang dipandang baru seperti Departemen Energi dan tetap mempertahankan prestasi untuk kegiatan yang dipandang secara tradisional sangat dikuasai oleh WIKA seperti Departemen Sipil Umum dan Departemen Bangunan Gedung. Capaian kinerja yang meningkat di tahun 2011 adalah karena penerapan tiga fokus strategi, yaitu: Fokus strategi pertama, pasar selektif yaitu dengan berfokus pada proyek Pemerintah dan BUMN/BUMD dan apabila di luar proyek-proyek dimaksud—misalnya proyek swasta—haruslah memiliki reputasi baik dalam hal pendanaan dan pembayaran. Pada fokus strategi pertama ini juga diterapkan pendekatan pemasaran regional serta pertumbuhan melalui sinergi WIKA Group. Fokus strategi yang kedua adalah mempertahankan likuiditas melalui Centralized Financing Strategy dan Self Financing Project Policy. Fokus strategi yang ketiga adalah menerapkan efisiensi di semua aspek termasuk Centralized Procurement

Page 22: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 16

Omset Kontrak Baru yang dihasilkan oleh Perusahaan Anak, meskipun mengalami penurunan, tetapi tidak signifikan, yaitu dari Rp 4,64 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 4,14 trilun untuk tahun 2011. Penurunan yang signifikan dicatat oleh PT. Wika Intrade, yaitu dari Rp 1,84 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 0,51 triliun untuk tahun 2011. Meskipun demikian, PT. Wika Gedung justru mencatat kenaikan raihan Omset Kontrak Baru, yaitu dari Rp 691,04 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 1,10 triliun di tahun 2011. Demikian juga dengan PT. Wika Beton dari Rp 1,22 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp 1,63 triliun pada tahun 2010, dan PT. Wika Realty yang naik dari Rp 587,28 milyar pada tahun 2010 menjadi Rp 801,43 milyar untuk tahun 2011. Raihan Omset Kontrak Baru tahun 2011 mengalami kenaikan apabila dibandingkan anggaran tahun 2011. Dengan raihan sebesar Rp 13,55 triliun pada tahun 2011 mampu melampaui anggaran tahun 2011 yaitu sebesar Rp 12,29 triliun atau dalam persentase adalah 110,22% dibandingkan anggarannya. Berdasarkan kontribusinya, peningkatan kontribusi terjadi di kedua Direktorat Perusahaan Induk—Direktorat I merealisasikan 100,73% dari anggarannya; sedangkan Direktorat II merealisasikan 144,70% dibandingkan dengan anggarannya. Dibandingkan dengan anggarannya, terdapat tiga Departemen di Perusahaan Induk yang mencatat realisasi lebih tinggi, yaitu Departemen Wilayah dan Luar Negeri (yaitu realisasi dibandingkan anggarannya: 136,98%), Departemen Bangunan Gedung (101,93%), serta Departemen Energi (199,23%); sedangkan dua Departemen lainnya, capaian realisasinya di bawah anggaran, yaitu Departemen Sipil Umum (yaitu realisasi dibandingkan anggaran: 81,74%) dan Departemen Industrial Plant (97,83%). Jadi, meskipun Departemen Sipil Umum mencatat capaian realisasi Kontrak Baru tahun 2011 yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, namun hasil ini masih berada di bawah anggaran tahun 2011. Perolehan Kontrak Baru di Perusahaan Induk untuk tahun 2011 adalah 135 Kontrak Baru untuk seluruh Departemen. Dari 135 Kontrak Baru yang diperoleh tersebut, 17 Kontrak Baru diperoleh oleh Departemen Sipil Umum, 45 oleh Departemen Wilayah dan Luar Negeri, 27 oleh Departemen Bangunan Gedung, 38 oleh Departemen Industrial Plant, dan 8 oleh Departemen Energi. Masing-masing perolehan Kontrak Baru per Departemen dijelaskan di bagian berikut, termasuk kondisi dan hambatan yang dihadapi masing-masing Departemen pada tahun 2011: Untuk Departemen Sipil Umum, beberapa Kontrak Baru yang diperoleh pada tahun 2011 adalah: Proyek Paket Penangan Longsoran Jalan Laks.RE. Martadinata senilai Rp 4,8 milyar; Proyek FO Ahmad Yani Summarecon Bekasi senilai Rp 144,5 milyar;

Page 23: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 17

Proyek Penambahan Lajur (Pelebaran keluar) Ruas TMII- Cibubur (KM 03+800 - KM 13+800) Jagorawi senilai Rp 43,1 milyar; Proyek Pembangunan Jembatan dan Jalan Tol Solo-Kertosono senilai Rp 136,3 milyar; Proyek Paket peningkatan struktur jalan Laks. RE. Martadinata Kementrian PU senilai Rp 17,9 milyar; Proyek Perluasan Dermaga Antarpulau Pelabuhan Batu Ampar Tahap II senilai Rp 6,2 milyar; Proyek Normalisasi Kali Pesanggrahan Paket-2 senilai Rp 281,8 milyar; Proyek JICT-T1 West Pile Strhengtening Phase-5 senilai Rp 10,6 milyar; Proyek Pembangunan Jembatan Tayan-JO senilai Rp 265,2 milyar; Proyek Rehab Peng. Banjir S. Citarum Hilir Paket-1 (Walahar-Muara Gombong- Bekasi) senilai Rp 246,1 milyar; Proyek Pembangunan Jalan Tol JORR W-2 senilai Rp 171,3 milyar; Proyek Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu Phase-1 senilai Rp 185,9 milyar; Proyek Lanj. Pelebaran jalan P1 & P2 Bandara Soekarno Hatta senilai Rp 35,4 milyar; Proyek Pembangunan Causeway dan Lapangan Penumpukan Terminal Multipurpose Teluk Lamong-JO senilai Rp 372,1 milyar; Proyek Pembangunan Bendung Gerak Sembayat-JO senilai Rp 96 milyar; Proyek Penanganan Darurat Kalimalang senilai Rp 0,87 milyar; dan Proyek Pek. Rigid Beton ROW 47 Alam Sutera senilai Rp 29,3 milyar. Untuk Departemen Wilayah dan Luar Negeri, beberapa Kontrak Baru yang diperoleh pada tahun 2011 adalah: Proyek Pembangunan Penyediaan Air Baku Palingkau, di kel. Palingkau Kab. Kapuas senilai Rp 44,3 milyar; Proyek Pekerjaan akses Road Lot. 1 PLTA Asahan III senilai Rp 91 milyar; Proyek Pekerjaan perpanjangan dermaga B 400 m Dumai senilai Rp 123 milyar; Proyek Construction of Lembak River Bridge - Phase 2 senilai Rp 70,6 milyar; Proyek Paket pembangunan jalan Timika - Fotowali – Enarotali senilai Rp 46,2 milyar; Proyek Pembangunan Jembatan Merah Putih Ambon senilai Rp 219,3 milyar; Proyek Pembangunan jembatan Batu Putih senilai Rp 72,7 milyar; Proyek Construction of Coal Hauling Road dan infrastruktur package I SPA 0 + 000 - 37 + 000 Kab. Kutai Barat, Kaltim senilai Rp 311,6 milyar; Proyek Pekerjaan konstruksi jalan ke pelabuhan Arar–Sorong senilai Rp 52,8 milyar; Proyek Construct of New Access Road to Gunung Putri senilai Rp 118,2 milyar; Proyek Pekerjaan sipil jaringan irigasi utama dan sekunder paket AMS–06 senilai Rp 54,4 milyar. Untuk Departemen Bangunan Gedung beberapa Kontrak Baru yang diperoleh pada tahun 2011 adalah: Proyek Bandara Baddarudin Palembang (Tahap I) senilai Rp 37,8 milyar; Proyek BI Lampung tahap II senilai Rp 36,71 milyar; Proyek TTC Surabaya senilai Rp 74 milyar; Proyek Palm Oil Refinery Pulau Laut senilai Rp 37,72 milyar; Proyek Bandara Sepinggan Balikpapan senilai Rp 335,9 milyar; Proyek Bandara Internasional Ngurah Rai Bali senilai Rp 560,9 milyar; Proyek Perpustakaan Unimed senilai Rp 68 milyar; Proyek Kantor BI Solo senilai Rp 35 milyar. Untuk Departemen Industrial Plant beberapa Kontrak Baru yang diperoleh pada tahun 2011 adalah: Proyek Out Pit Of Crushing & Conveying Adaro Tutupan senilai Rp 736,2 milyar; Proyek Fabrikasi dan Erection Tangki Alumina Plant Tayan senilai Rp

Page 24: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 18

17,8 milyar; Proyek Pembangunan LPG Terminal Makassar senilai Rp 221 milyar; Proyek Pembangunan Pipa Minyak Mentah Tampino – Plaju senilai Rp 134,6 milyar; Proyek Pekerjaan EPC Tie-in PLTP Dieng senilai Rp 49,8 milyar; Proyek Balangan Coal Crushing Plant senilai Rp 65,1 milyar; Proyek Pengadaan Belt Conveyor MOP - PP FeNi-1 senilai Rp 121,5 milyar; dan Proyek Pintu Air Peusangan yaitu senilai Rp 86,4 milyar. Untuk Departemen Energi beberapa Kontrak Baru yang diperoleh pada tahun 2011 adalah: Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Hera 7x18 MW - Timor Leste senilai Rp 171,96 milyar; Proyek Switchyard PLTD Hera sebesar Rp 15,73 milyar; Proyek OPCC System Adaro – Kalsel sebesar Rp 152,26 milyar; Proyek PLTBS Sei Mangkei – Sumut sebesar Rp 59,92 milyar; Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ketapang (2 x 10 MW ) sebesar Rp 296,57 milyar; Proyek PLTD Ambon 25 MW sebesar Rp 229 milyar; Proyek Operating & Maintenance (O&M) PLTG Borang 60 MW sebesar Rp 815,66 milyar; Proyek O & M PLTMG Rengat sebesar Rp 293,75 milyar. Sementara itu, kontribusi Perusahaan Anak jika diukur terhadap anggaran mengalami penurunan, dimana Perusahaan Anak merealisasikan 99,09% apabila dibandingkan anggarannya. Dua Perusahaan Anak yang mencatat realisasi di bawah anggaran, yaitu PT. Wika Gedung sebesar 90,08% dan PT. Wika Insan Pertiwi sebesar 36,10%. Sedangkan tiga Perusahaan Anak yang lainnya merealisasikan di atas anggaran, yaitu PT. Wika Beton, yaitu sebesar 110,71%, PT. Wika Intrade sebesar 130,05%, dan PT. Wika Realty, yaitu sebesar 100,18%. .

II.1.2. Penjualan Realisasi dan anggaran Penjualan untuk tahun 2011 dibandingkan dengan realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.2. Secara keseluruhan, realisasi Penjualan tahun 2011 yaitu sebesar Rp 7,74 triliun mengalami peningkatan apabila dibandingkan realisasi tahun 2010, yaitu sebesar Rp 6,02 triliun atau dengan capaian tahun 2011 128,54% dibandingkan tahun 2010. Dibandingkan dengan anggaran tahun 2011, realisasi Penjualan tahun 2011 mencapai hasil lebih tinggi sebesar 104,01, dimana anggaran Penjualan untuk tahun 2011 yaitu sebesar Rp 7,44 triliun.

Page 25: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 19

Tabel II.2 Perbandingan Realisasi dan Anggaran Penjualan

(dalam jutaan Rupiah)

2011 2010 2011 2010 2011 2010Konstruksi:Direktorat I:Dept Sipil Umum 872.841 621.737 140,39 1.105.800 746.930 78,93 83,24

Dept Wilayah & LN 981.993 789.190 124,43 938.304 798.220 104,66 98,87

Dept Bangunan Gedung 684.293 499.942 136,87 461.411 667.001 148,30 74,95

Jumlah Direktorat I 2.539.127 1.910.869 132,88 2.505.515 2.212.151 101,34 86,38

Direktorat II

Dept Industrial Plant 1.041.127 888.454 117,18 938.216 1.031.070 110,97 86,17

Dept DEN 1.113.937 841.826 132,32 321.154 1.059.017 346,85 79,49

Jumlah Direktorat II 2.155.064 1.730.280 124,55 1.259.370 2.090.087 171,12 82,79

Eliminasi Induk (151.643) (122.064) 124,23 - - - -

Sub Jumlah Pers. Induk 4.542.548 3.519.085 129,08 3.764.885 4.302.238 120,66 81,80

Perusahaan Anak:

PT. Wika Beton 1.635.087 1.430.435 114,31 1.550.000 1.350.000 105,49 105,96

PT. Wika Intrade 433.463 372.737 116,29 700.250 1.095.551 61,90 34,02

PT. Wika Realty 525.739 402.652 130,57 669.001 540.000 78,59 74,57

PT. Wika Gedung 789.417 446.002 177,00 705.004 603.000 111,97 73,96

PT. Wika Insan Pertiwi 228.705 62.185 367,78 291.386 180.000 78,49 34,55

PT. Wika Jabar Power - - 0,00 - - 0,00 0,00

Sub Jumlah Pers. Anak 3.612.411 2.714.012 133,10 3.915.641 3.768.551 92,26 72,02

Potongan Penjualan

Jumlah Sebelum Eliminasi 8.154.960 6.233.097 130,83 7.680.526 8.070.789 106,18 77,23

Eliminasi (410.082) (210.175) 195,11 (236.988) 173,04

JUMLAH 7.744.878 6.022.922 128,59 7.443.538 8.070.789 104,05 74,63

Uraian Realisasi (Rp) % Anggaran (Rp) Realisasi vs Anggaran (%)

Diukur dari kontribusinya terhadap keseluruhan konsolidasi, realisasi Penjualan tahun 2011 untuk Perusahaan Induk mencapai 129,08% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 dan realisasi Perusahaan Anak untuk tahun 2011 adalah 133,10% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2010. Realisasi Penjualan di tahun 2011 untuk seluruh Departemen di Perusahaan Induk adalah lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi Penjualan untuk tahun 2010, begitu juga dengan Realisasi Penjualan tahun 2011 untuk semua Perusahaan Anak, yang mencatat prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi untuk tahun 2010. Namun demikian, realisasi Penjualan pada tahun 2011 untuk Departemen Sipil Umum mencatat kinerja di bawah anggarannya, yaitu sebesar 78,93% (realisasi dibandingkan anggaran). Departemen lainnya mencatat kinerja realisasi tahun 2011 yang lebih tinggi dibandingkan dengan anggaran tahun 2011.

Page 26: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 20

Untuk Perusahaan Anak, terdapat tiga Perusahaan Anak yang realisasi Penjualannya lebih rendah dibandingkan anggaran tahun 2011, yaitu PT. Wika Intrade (61,90%), PT. Wika Realty (78,59%), dan PT. Wika Insan Pertiwi (78,49%). Dua Perusahaan Anak lainnya mencatat kinerja realisasi Penjualan tahun 2011 yang lebih baik dibandingkan dengan anggaran tahun 2011, yaitu: PT. Wika Beton (105,49%) dan PT. Wika Gedung (111,97%).

Tabel II.3

Proporsi Penjualan Departemen/Perusahaan Anak terhadap Total Penjualan (dalam jutaan Rupiah)

Nilai % Total Nilai % Total % %Konstruksi:Direktorat I:

Dept Sipil Umum 872.841 11,27 621.737 10,32 0,95 40,39

Dept Wilayah & LN 981.993 12,68 789.190 13,10 (0,42) 24,43

Dept Bangunan Gedung 684.293 8,84 499.942 7,71 1,18 5,51

Jumlah Direktorat I 2.539.127 32,78 1.910.869 31,13 1,70 70,33

Direktorat II

Dept Industrial Plant 1.041.127 13,44 888.454 14,75 (1,31) 17,18

Dept DEN 1.113.937 14,38 841.826 13,98 0,41 32,32

Jumlah Direktorat II 2.155.064 27,83 1.730.280 28,73 (0,90) 24,55

Sub Jumlah Pers. Induk sebelum Eliminasi 4.694.191 60,61 3.641.149 60,45 0,16 28,92

Eliminasi Induk (151.643) (122.064)

Sub Jumlah Pers. Induk 4.542.548 58,65 3.519.085 58,43 0,22 29,08

Perusahaan Anak:

PT. Wika Beton 1.635.087 21,11 1.430.435 23,75 (2,64) 14,31

PT. Wika Intrade 433.463 5,60 372.737 6,19 (0,59) 16,29

PT. Wika Realty 525.739 6,79 402.652 6,69 0,10 30,57

PT. Wika Gedung 789.417 10,19 446.002 7,41 2,79 77,00

PT. Wika Insan Pertiwi 228.705 2,95 62.185 1,03 1,92 267,78

PT. Wika Jabar Power - 0,00 130 0,00 - 0,00

Sub Jumlah Pers. Anak 3.612.411 46,64 2.714.012 45,06 1,58 33,10

Potongan Penjualan - - - - - -

Jml Sebelum Eliminasi 8.154.960 105,29 6.233.097 103,49 1,81 30,83

Eliminasi (410.082) (5,29) (210.175) (3,49) (1,81) 95,11

JUMLAH 7.744.879 100,00 6.022.922 100,00 28,59

Uraian Realisasi 2011(Rp) Realisasi 2010 (Rp)Naik (Turun) Kontribusi Tumbuh

Penjualan

Diukur dari kontribusinya, realisasi Penjualan tahun 2011 oleh Perusahaan Anak dan Induk mengalami peningkatan, yaitu untuk Perusahaan Induk, kontribusi tahun 2011 sebesar 58,65%, lebih besar daripada kontribusi tahun 2010 (realisasi tahun 2010

Page 27: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 21

sebesar 58,43%), sedangkan untuk Perusahaan Anak (sebelum eliminasi) berkontribusi sebesar 46,64%. Dibandingkan dengan realisasinya, baik Departemen-departemen di Perusahaan Induk maupun Perusahaan-perusahaan Anak mencatat pertumbuhan Penjualan yang positif. Kecuali untuk Departemen Bangunan Gedung yang mencatat pertumbuhan Penjualan sebesar 8,84%, empat Departemen lainnya mencatat pertumbuhan di atas 10%, dimana catatan pertumbuhan yang tertinggi adalah di Departemen Sipil Umum, yaitu 14,38%. Untuk Perusahaan Anak, kontribusi penjualannya yang di atas 10% adalah PT. Wika Beton (21,11%) dan PT. Wika Gedung (10,19%). Sedangkan Perusahaan Anak yang lain berkontribusi di bawah 10% terhadap total penjualan 2011.

II.1.3. Beban Pokok Penjualan Realisasi dan anggaran Beban Pokok Penjualan untuk tahun 2011 jika dibandingkan dengan realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.4 pada halaman berikut.

Tabel II.4 Perbandingan Realisasi dan Anggaran Beban Pokok Penjualan

(dalam jutaan Rupiah)

2011 2010 2011 2010 2011 2010

Jasa Konstruksi 2.958.062 3.323.137 89,01 3.074.231 2.815.150 96,22 118,04

Produksi Beton 1.250.313 1.278.391 97,80 1.377.500 1.350.000 90,77 94,70

Manufaktur dan Perdagangan 301.604 405.193 74,43 674.243 1.095.551 44,73 36,99

Realty 409.674 330.957 123,78 563.831 540.000 72,66 61,29

Mekanikal Elektrikal 2.058.761 52.333 3.933,96 910.729 2.270.087 226,06 2,31

JUMLAH 6.978.414 5.390.011 129,47 6.600.534 8.070.788 105,72 66,78

Uraian Realisasi (Rp) % Anggaran (Rp) Realisasi vs Anggaran (%)

Beban Pokok Penjualan tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan realisasi tahun 2010. Namun terhadap Penjualan, realisasi Beban Pokok Penjualan tahun 2011 (87,81%) lebih kecil dibandingkan tahun 2010 (89,49%). Artinya, Peningkatan Beban Pokok Penjualan tahun 2011 sejalan dengan peningkatan profitabilitas Laba Kotor. Peningkatan Beban Pokok Penjualan yang signifikan adalah Beban Pokok untuk Jasa Konstruksi dan Mekanikal Electrikal. Secara umum, Beban Pokok Penjualan tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010 adalah 129,47%; sedangkan dibandingkan anggaran tahun 2011, realisasi Beban Pokok Penjualan tahun 2011 sebesar 105,72%.

Page 28: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 22

Realisasi kenaikan/penurunan komponen Beban Pokok Penjualan terhadap Total Beban Pokok Penjualan untuk tahun 2011 dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 dan dibandingkan dengan anggaran untuk masing-masing tahun adalah:

Tabel II.5 Proporsi Komponen Beban Pokok Penjualan terhadap Total Beban Pokok Penjualan

(dalam jutaan Rupiah)

Nilai % Total Nilai % Total % %Jasa Konstruksi 2.958.062 42,39 2.088.052 38,74 3,65 0,42

Produksi Beton 1.250.313 17,92 1.282.793 23,80 (5,88) (0,03)

Manufaktur dan Perdagangan 301.604 4,32 405.193 7,52 (3,20) (0,26)

Realty 409.674 5,87 330.956 6,14 (0,27) 0,24

Mekanikal Elektrikal 2.058.761 29,50 1.615.256 29,97 (0,47) 0,27Total Eliminasi (Induk dan Anak) - 0,00 (332.239) (6,16) 6,16 (1,00)

JUMLAH 6.978.414 100,00 5.390.011 100,00 0,00 0,65

Uraian Realisasi 2011 (Rp) Realisasi 2010 (Rp)Naik

(Turun) Kontribusi

Tumbuh

Masing-masing komponen Beban Pokok Penjualan apabila dibandingkan dengan Total Beban Pokok Penjualannya menunjukkan bahwa komponen Beban Pokok Penjualan yang paling besar berturut-turut adalah untuk Jasa Konstruksi, yaitu sebesar Rp 2,96 triliun, Mekanikal Elektrikal sebesar Rp 2,06 triliun, dan Produksi Beton, yaitu sebesar Rp 1,25 triliun.

II.1.4. Beban Usaha Realisasi dan anggaran Beban Usaha yang meliputi Beban Pemasaran, Beban Administrasi dan Umum serta Beban Pengembangan di tahun 2011 dibandingkan dengan realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.6. Selama tahun 2011, Beban Usaha mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2010, yaitu dari Rp 191,9 milyar menjadi Rp 207,5 milyar.Kenaikan ini terutama adalah pada Beban Administrasi dan Umum yang meningkat Rp 15,6 milyar.

Page 29: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 23

Tabel II.6 Perbandingan Realisasi dan Anggaran Beban Usaha

(dalam jutaan Rupiah)

2011 2010 2011 2010 2010 2009

Beban Penjualan 3.646 3.527 103,37 1.822 2.458 200,15 143,47

Beban Adm dan Umum 207.548 191.930 108,14 201.645 177.845 102,93 107,92

JUMLAH 211.194 195.457 108,05 203.467 180.303 103,80 108,40

UraianRealisasi (Rp)

%Anggaran (Rp) Realisasi vs Anggaran

(%)

Berdasarkan besarannya, seperti tersaji dalam Tabel II.7, total Beban Administrasi dan Umum tahun 2011 mencapai 98,27% dari Beban Usaha. Sedangkan dalam Tabel II.8 disajikan komponen-komponen Beban Administrasi dan Umum, yaitu:

Tabel II.7 Proporsi Komponen Beban Usaha terhadap Total Beban Usaha

(dalam jutaan Rupiah)

Nilai % Total Nilai % Total % %

Beban Penjualan 3.646 1,73 3.527 1,80 (0,08) 0,03

Beban Adm dan Umum 207.548 98,27 191.930 98,20 0,08 0,08

JUMLAH 211.194 100,00 195.457 100,00 0,08

Uraian Realisasi 2011 (Rp) Realisasi 2010 (Rp)Naik

(Turun) Kontribusi

Tumbuh

Tabel II.8 Rincian Beban Administrasi dan Umum Tahun 2011 dan 2010

(dalam jutaan Rupiah)

Beban Personalia 147.988 148.354

Beban Fasilitas Kantor 41.084 32.189

Beban Penelitian dan Pengembangan 10.811 9.211

Beban Informatika 4.651 3.804

Beban Keuangan 3.014 1.899

Jumlah 207.548 195.457

Realisasi Tahun 2011 Realisasi Tahun 2010Uraian

Page 30: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 24

II.1.5. Laba Bersih Konsolidasi Realisasi dan anggaran Laba Rugi Konsolidasi di tahun 2011 dibandingkan dengan realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.9.

Tabel II.9 Perbandingan Realisasi dan Anggaran Laba Rugi Konsolidasi

(dalam jutaan Rupiah)

(%)2011 2010 2011 2010 2011 2010

Pendapatan 7.741.827 6.022.921 128,54 7.443.538 8.070.788 104,01 74,63

Beban Pokok Penjualan (6.978.414) (5.390.011) 129,47 (6.600.535) (7.341.961) 105,72 73,41

Laba Kotor Sebelum JO 763.413 632.910 120,62 843.003 728.827 90,56 86,84

Bagian Laba JO 101.522 40.158 252,81 103.500 58.115 98,09 69,10

Laba (Rugi) Kotor 864.935 673.068 128,51 946.503 786.942 91,38 85,53

Beban Usaha (211.194) (195.457) 108,05 (203.468) (180.304) 103,80 108,40

Laba (Rugi) Usaha 653.741 477.611 136,88 743.035 606.638 87,98 78,73

Pendapatan (Beban) Lain (8.438) 5.326 (158,43) (39.069) (20.334) 21,60 (26,19)

Beban Bunga (15.696) (9.611) 163,31 (84.283) (95.947) 18,62 10,02

Laba Sebelum Pajak 629.607 473.326 133,02 619.683 490.357 101,60 96,53

Pajak Penghasilan (238.660) (162.085) 147,24 (233.311) (211.346) 102,29 76,69

Laba Bersih 390.947 311.241 125,61 386.372 279.011 101,18 111,55

Hak Minoritas (36.448) (26.319) 138,49 (35.474) (25.417) 102,75 103,55

Laba Bersih Konsolidasi 354.499 284.922 124,42 350.898 253.594 101,03 112,35

UraianRealisasi Anggaran Realisasi vs

Anggaran (%)(Rp) (Rp)

Kinerja Laba Bersih Konsolidasi WIKA tahun 2011 sangat baik, dan mencapai 124,42% dibanding realisasi Laba Bersih tahun 2010. Peningkatan ini disebabkan adanya peningkatan pendapatan sebesar 128,54%, walaupun di sisi lain capaian Beban Pokok Penjualan adalah 90,14% dibandingkan Total Penjualan (lihat juga Tabel II.10). Proporsi Laba Bersih Konsolidasi terhadap Total Penjualan Perusahaan, yaitu sebesar 4,58%, mengalami penurunan dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, yaitu sebesar 4,73%. Tetapi, realisasi Penjualan tahun 2011 lebih tinggi dibandingkan anggarannya, menyebabkan pencapaian Laba Bersih Konsolidasi tahun 2011 lebih tinggi dibandingkan dengan anggarannya. Jelas bahwa penerapan tiga fokus strategi mampu meningkatkan kinerja Perusahaan. Dengan peningkatan Penjualan pada tahun-tahun mendatang dan meningkatkan

Page 31: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 25

efisiensi yang lebih baik lagi, maka pencapain kinerja di masa yang akan datang akan semakin baik.

Tabel II.10 Proporsi Komponen Laba Rugi terhadap Total Pendapatan

(dalam jutaan Rupiah)

(Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%)

Pendapatan 7.443.538 100,00 7.741.827 100,00 6.022.921 100,00

Beban Pokok Penjualan (6.600.535) (88,67) (6.978.414) (90,14) (5.390.011) (89,49)

Laba Kotor Sebelum JO 843.003 11,33 763.413 9,86 632.910 10,51

Bagian Laba JO 103.500 1,39 101.522 1,31 40.158 0,67

Laba (Rugi) Kotor 946.503 12,72 864.935 11,17 673.068 11,18

Beban Usaha (203.468) (2,73) (211.194) (2,73) (195.457) (3,25)

Laba (Rugi) Usaha 743.035 9,98 653.741 8,44 477.611 7,93

Pendapatan (Beban) Lain (39.069) (0,52) (8.438) (0,11) 5.326 0,09

Beban Bunga (84.283) (1,13) (15.696) (0,20) (9.611) (0,16)

Laba Sebelum Pajak 619.683 8,33 629.607 8,13 473.326 7,86

Pajak Penghasilan (233.311) (3,13) (238.660) (3,08) (162.085) (2,69)

Laba Bersih 386.372 5,19 390.947 5,05 311.241 5,17

Hak Minoritas (35.474) 0,54 (36.448) 0,52 (26.319) (0,44)

Laba Bersih Konsolidasi 350.898 4,71 354.499 4,58 284.922 4,73

Uraian

Anggaran Realisasi Realisasi

2011 2011 2010

II.1.6. Laporan Posisi Keuangan Realisasi dan anggaran Laporan Posisi Keuangan untuk tahun 2011 dibandingkan dengan realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.11. Secara total, realisasi Total Aset/Total Kewajiban dan Ekuitas Perusahaan untuk tahun 2011 berada di atas anggaran yang ditetapkan, dimana untuk tahun 2011 ini realisasi Total Aset/ Total Kewajiban Ekuitas adalah Rp 8,32 triliun, sedangkan anggaran tahun 2011 adalah sebesar Rp 7,38 triliun, atau mencapai 112,69%. Pencapaian yang lebih tinggi dibandingkan dengan anggaran tahun 2011 terutama adalah karena komponen setoran dana penyertaan, KSO, dan aset tetap mencapai target. Dari sisi Kewajiban, baik jangka pendek maupun jangka panjang, tidak tercapai. Ketidaktercapaian target yang ditetapkan sejalan dengan kebijakan untuk mengurangi ketergantungan terhadap dana pinjaman dari pihak ketiga.

Page 32: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 26

Tabel II.11 Perbandingan Realisasi dan Anggaran Laporan Posisi Keuangan

(dalam jutaan Rupiah)

(%)2011 2010 2011 2010 2011 2010

Aset Lancar 5.838.852 4.954.287 117,85 5.459.352 6.142.766 107 80,65 Pajak Tangguhan 32.501 21.593 150,52 25.960 - - - Setoran Dana KSO 740.694 434.185 170,59 606.433 382.941 122 113,38 Penyertaan 450.524 318.494 141,45 229.509 255.800 196 124,51 Aset Tetap 753.148 405.546 185,71 770.097 391.672 98 103,54 Aset Lain-lain 417.005 75.040 555,71 172.578 223.034 242 33,65 Goodwill 4.847 7.537 64,31 - 10.049 - 75,00 Tanah Belum Dikembangkan 85.408 69.623 122,67 121.945 86.246 70 80,73

Jumlah Aset 8.322.979 6.286.305 132,40 7.385.874 7.492.508 113 83,90

Liabilitas Jangka Pendek 5.127.208 3.642.027 140,78 4.215.409 4.372.885 122 83,29 Liabilitas Jangka Panjang 976.395 727.510 134,21 939.757 1.222.567 104 59,51 Hak Minoritas 147.815 115.144 128,37 160.778 123.864 92 92,96 Ekuitas 2.071.561 1.801.624 114,98 2.069.930 1.773.192 100 101,60

Jumlah Liabilitas 8.322.979 6.286.305 132,40 7.385.874 7.492.508 112,69 83,90

Aktiva

Pasiva

UraianRealisasi Anggaran Realisasi vs

Anggaran (%)(Rp) (Rp)

II.1.7. Investasi dan Penyertaan

Realisasi dan anggaran Investasi dan Penyertaan untuk tahun 2011 dibandingkan dengan realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.12.

Tabel II.12 Perbandingan Realisasi dan Anggaran Invetasi dan Penyertaan

(dalam jutaan Rupiah)

(%)2011 2010 2011 2010 2011 2010

Tanah 48.246 52.040 92,71 66.000 44.000 73,10 - Prasarana 27.275 297 9.183,50 - 6.540 0,00 4,54 Bangunan/Gedung 32.811 11.982 273,84 5.000 6.500 656,22 184,34 Perlengkapan Kantor 2.171 88 2.467,05 7.000 6.547 31,01 1,34 Kendaraan 1.716 0 0,00 - 0 0,00 0,00 Peralatan Pabrik dan Proyek 120.835 40.370 299,32 67.000 - - - Aset Tetap dalam Penyelesaian 600.421 486.308 123,47 50.000 59.660 1.200,84 815,13 Jumlah 833.475 591.085 141,01 195.000 123.247 427,42 479,59 Penyertaan 14.881 31.000 48,00 135.000 17.500 11,02 177,14

Jumlah Investasi 848.356 622.085 136,37 330.000 140.747 257,08 441,99

Investasi

UraianRealisasi Anggaran Realisasi vs

Anggaran (%)(Rp) (Rp)

Page 33: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 27

Realisasi investasi pada tahun 2011 ini, yaitu sebesar Rp 848,35 milyar, lebih besar jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2011 yaitu tercapai 257,08%. Pencapaian yang lebih besar terutama adalah investasi pada Peralatan Pabrik Proyek dan Aset Tetap Dalam Penyelesaian.

II.2. Kinerja Operasional

Berikut ini adalah evaluasi terhadap kinerja operasional WIKA yang terdiri atas: (i) Kinerja Komisaris dan Direksi, (ii) Pemasaran, (iii) Produksi, (iv) Keuangan, (v) Pengembangan Usaha dan Sistem Informasi, (vi) Sumberdaya Manusia, dan (vii) Satuan Pengawasan Intern (SPI).

II.2.1. Komisaris dan Direksi Sebagaimana dituangkan dalam Board of Manual yang terakhir kali diperbarui pada tahun 2010 tentang Panduan Pelaksanaan Tugas Komisaris dan Direksi Perseroan, Komisaris dan Direksi telah menyelaraskan pelaksanaan tugasnya sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) berkaitan dengan pencapaian target yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2011. Selain itu, berkaitan dengan perkembangan usaha WIKA, Komisaris dan Direksi Perusahaan telah bersinergi dalam melaksanakan tugas-tugas pokok dan fungsi masing-masing, yaitu dengan melakukan evaluasi secara rutin, untuk memastikan bahwa Perusahaan mampu mewujudkan apa yang ditetapkan di dalam Rencana Strategis (Renstra) Perusahaan. Sehubungan dengan pelaksanaan tugas-tugas pokok dan fungsinya dalam rangka mengarahkan dan mengelola operasi Perusahaan, Komisaris dan Direksi telah mengadakan rapat-rapat sebagai berikut:

Page 34: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 28

Tabel II.13 Rapat Komisaris dan Direksi

II.2.2. Pemasaran

Kinerja perolehan Kontrak yang dilakukan Direktorat I dan II selama tahun 2011 adalah seperti disajikan dalam Tabel II.14. Untuk fungsi Pemasaran, pada tahun 2011, WIKA memacu dan mengembangkan berbagai strategi pemasaran yang lebih efektif mengingat peluang pasar yang semakin sempit. Berdasarkan kepemilikannya, kegiatan Pemasaran pada tahun 2011 ini telah mengalami keseimbangan penyebaran yang berubah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang didominasi proyek-proyek Pemerintah (seperti Departemen/Dinas Pekerjaan Umum dan BUMN). Meskipun demikian, WIKA tetap memfokuskan konsentrasi pasarnya pada pasar APBN/APBD serta BUMN atau proyek-proyek yang mempunyai kepastian tingkat pembayaran yang tinggi.

Nama Rapat Bersama Rapat Komisaris Rapat Direksi

Undangan Hadir Undangan Hadir Undangan Hadir Komisaris (Periode 1 Januari 2011 s/d 31 Desember 2011) 1. Ir. Agoes Widjanarko, MIP 16 16 8 7 - -2. Dr. Amanah Abdulkadir, MA,

QIA, CFE, CRMP 16 13 8 8 - -

3. Brigjen TNI (Purn) Dadi Pratjipto SE

16 16 8 8 - -

4. Soepomo, SH, Sp. N, LLM 16 15 8 7 - -5. Pontas Tambunan, SH, MM 16 15 8 8 - -Direksi (Periode 1 Januari 2011 s/d 31 Desember 2011) 1. Bintang Perbowo, SE, MM 16 15 - - 28 26 2. Drs. R Ganda Kusuma, MBA 16 16 - - 28 25 3. Ir. Budi Harto, MM 16 14 - - 28 254. Ir. Slamet Maryono 16 14 - - 28 24 5. Ir. Tonny Warsono, MM 16 14 - - 28 22

Page 35: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 29

Tabel II.14 Rencana dan Realisasi Tender/Pelelangan

(dalam jutaan Rupiah)

(%)2011 2010 2011 2010 2011 2010

Lelang Diikuti 37.256.308 23.410.502 159,14 30.256.368 23.528.762 128,59 99.50

Lelang Dimenangkan 9.416.151 5.578.323 168,80 8.109.780 6.292.328 128,88 88.65

% Lelang Dimenangkan 25,27% 23,83% 106,07 26,80% 26,74% 100,23 89.10

Perusahaan Anak 4.139.635 4.644.587 89,13 4.188.857 3.794.477 110,39 122.40

Jumlah Kontrak Baru 13.555.786 10.222.910 132,60 12.298.637 10.086.805 121,93 101.35

UraianRealisasi Anggaran Realisasi vs

Anggaran (%)(Rp) (Rp)

Dalam tahun 2011 ini, dalam melaksanakan tanggungjawabnya, fungsi pemasaran ini telah melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

1) Berkonsentrasi pada pasar APBN/APBD dan BUMN atau proyek-proyek yang memiliki tingkat kepastian pembayaran yang tinggi.

2) Bersinergi dengan program Bappenas, yaitu Public Private Partnership (PPP) Project Plan Book 2011, dimana sebanyak 79 proyek ditawarkan dengan total investasi USD 53,4 miliar.

3) Melakukan kemitraan dengan kontraktor asing dan investor asing untuk proyek-proyek infrastruktur di Aljazair, dimana Perusahaan menjadi subkontraktor dari perusahaan konstruksi Kajima yang tergabung di dalam konsorsium Jepang ”COJAAL” (kajima, Taisei, Nisimitsu, Hazama, dan Teken). Dalam proyek ini, WIKA mendapat bagian membangun lebih dari 40 unit jembatan dan peletakan girder pada jalan bebas hambatan sepanjang 104 kilometer, serta structural works, precast factory, temporary building, dan ancillary works. Selain itu, kemitraan asing juga dilakukan WIKA untuk sejumlah proyek besar lainnya di Indonesia, terutama untuk proyek-proyek pembangkit listrik dan proyek-proyek penanggulangan bencana alam yang umumnya dibiayai oleh bantuan dana atau pinjaman luar negeri.

4) Mengelola informasi pasar secara optimal dari proyek-proyek pemerintah, BUMN dan swasta melalui proses pemilihan proyek-proyek yang potensial dan strategis bagi Perusahaan.

5) Departemen Industrial Plant lebih memperkuat eksistensinya di pasar Oil & Gas dan Industrial Plant & Facilities.

6) Departemen Bangunan Gedung merealisasikan grand strategy dengan menciptakan peluang pasar dengan skema Design & Build serta Review Design pada proyek-proyek APBN dan BUMN.

7) Menerapkan Customer Relationship Management (CRM) yaitu memberdayakan website www.wika-beton.co.id sehingga baik pelanggan atau calon pelanggan

Page 36: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 30

dapat menggunakan fasilitas untuk mengakses ataupun mengunduh informasi produk serta mengajukan permintaan harga dan lainnya.

II.2.3. Produksi Secara umum dengan ukuran produktifitas penjualan per orang, telah terjadi peningkatan dari tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010. Berdasarkan hasil kontrak yang dihadapi di tahun 2011 sebesar Rp 25,15 triliun, maka produktifitas per orang tahun 2011 meningkat dibandingkan tahun 2010. Di tahun 2011 ini, WIKA mengerjakan 135 Proyek Baru, di antaranya 32 Proyek yang berskala besar (yaitu Omset Kontrak di atas Rp 55 milyar) serta sisanya sebanyak 23 Proyek berskala menengah (yaitu dengan Omset Kontrak bernilai antara Rp 25 milyar s/d Rp 55 milyar).

Dari 135 Kontrak Baru tersebut, kontribusi Departemen Sipili Umum adalah sebanyak 17 Kontrak Baru, Departemen Wilayah dan Luar Negeri sebanyak 45 Kontrak Baru, Departemen Bangunan Gedung sebanyak 27 Kontrak Baru, Departemen Utilitas sebanyak 38 Kontrak Baru, dan Departemen Energi sebanyak 8 Kontrak Baru.

Dalam tahun 2011 ini, dalam melaksanakan tanggungjawabnya bagi Perusahaan, fungsi produksi telah melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

1) Public Private Partnership (PPP) Project Plan Book 2011 yang diresmikan Bappenas untuk menawarkan proyek dengan total investasi USD 53,4 miliar menunjang percepatan pertumbuhan bisnis konstruksi di Indonesia. Di tahun 2011, Departemen Sipil Umum WIKA mendapatkan proyek PPP sebesar Rp 455 miliar, yaitu Proyek Cisumdawu sebesar Rp 186 milyar dan proyek Jembatan Tayan sebesar Rp 269 miliar.

2) Menggandeng kontraktor utama untuk proyek-proyek luar negeri, sehingga Departemen Wilayah dan Luar Negeri melakukan penawaran harga dengan cara negosiasi. Sedangkan untuk wilayah dalam negeri Departemen Wilayah dan Luar Negeri mengerjakan proyek di bawah Rp 100 miliar.

3) Departemen Industrial Plant lebih memperkuat eksistensinya di pasar Oil & Gas dan Industrial Plant & Facilities. Hal ini dibuktikan dengan dimenangkannya tender proyek pembangunan LPG Terminal Makasar, Pembangunan Pipa minyak Mentah Tempino-Plaju, dan Pekerjaan EPC Tie-In PLTP Dieng.

4) Menerapkan continous improvement terkait dengan metode kerja dan konsistensi terhadap mutu waktu, serta proses dan biaya, yaitu dengan cara mengandalkan sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya, sehingga menghasilkan profitabilitas terbaik bagi Perusahaan.

Page 37: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 31

5) Meningkatkan produksi dengan penambahan jalur baru, yaitu jalur 8 PPB Bogor dan jalur 3 PPB Sulawesi Selatan, yang diikuti dengan penambahan cetakan baru.

6) Melengkapi alat-alat jalur 8 PPB Bogor dengan mesin spinning yang mampu memproduksi tiang pancang dengan diameter 800 -1200 L 24 m.

7) Melengkapi mesin wire caging untuk PPB Sumatera Utara serta PPB Boyolali. II.2.4. Keuangan

Kegiatan yang dilakukan oleh Perseroan yang telah dilaksanakan dalam tahun 2011, meliputi berbagai peningkatan kualitatif pelaksanaan fungsi keuangan, di antaranya adalah:

1) Net Profit • Efisiensi biay apada pos-pos biaya langsung dengan melakukan efisiensi

pengadaan, value engineering dan metode konstruksi • Pencairan atas piutang macet sehinga tidak dilakukan impairment • Pemanfaatan dana sendiri, sehingga mengurangi hutang bank dan dapat

meminimalkan beban bunga • Memonitor program efisiensi dan risiko sebagai tambahan margin yang telah

dilakukan proyek. 2) Net Cash Flow Operasi

• Penetapan SKBDN / Credit Supplier secara selektif • Penerapan Cash Management System • Optimalisasi pengendalian keuangan dan percepatan pencairan termin • Optimalisasi fasilitas kredit serta mencari mitra kerja yang bersedia dibayar

back to back kontrak. • Refinancing atas SKBDN, Trust Receipt SKBDN/LC, Suplesi (perpanjangan

waktu jatuh tempo) KMK 3) Receivable Ratio

• Melakukan percepatan proses penagihan dan pencairan piutang usaha. • Melakukan cross function dengan pemasaran terhadap kemampuan

pendanaan owner. • Penanganan secara intensif penyelesaian piutang bermasalah dengan

Institusi Negara yang berwenang (Pengacara Negara, KPKNL) dan BANI serta usaha penagihan yang dilakukan secara maksimal oleh manajemen Departemen dan Tim Piutang Kantor Pusat.

Page 38: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 32

4) Rasio Tagihan Bruto Terhadap Penjualan • Melakukan percepatan pengakuan pemberi kerja atas progres produksi

dengan kelengkapan dokumen. • Melakukan percepatan proses addendum untuk progres yang belum ada item

pembayarannya. • Memonitor dan mengawal proses penganggaran baik di pemberi kerja

maupun di Direktorat Jenderal Anggaran untuk proyek-proyek yang bersumber dana dari APBN

• Mendorong dilakukannya audit oleh pihak yang berwenang atas eskalasi proyek multiyears.

5) Risk Management • Pelaporan rutin Risk Management • Kunjungan lapangan oleh Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha • Penyusunan Prosedur Risk Management Anak Perusahaan yang sudah

selesai (WIKA Beton, WIKA Realty, WIKA Intrade) • Pembuatan Dashboard Risk Management di SIMHU dan pembelajaran Risk

Management di Knowledge Management Portal WIKA • Sosialisasi prosedur Risk Management ke seluruh proyek WIKA • Audit integrasi bersamaan dengan SPI • Melakukan Assessment Implementasi Risk Management bersama dengan

konsultan independen. 6) Sistem Akuntansi

• Mereview kebijakan dan Prosedur Akuntansi yang selaras dengan penerapan PSAK terkini (hasil konvergensi IFRS) yang berlaku di tahun 2011, terdiri dari 16 PSAK dan 7 ISAK,

• Melakukan gap analysis penerapan PSAK terkini terhadap laporan keuangan,

• Melakukan mapping COA (chart of account) dalam rangka pengembangan SIMPRO yang berbasis WEB dengan pola account set,

• Menyiapkan penanggungjawab fungsi akuntansi untuk comply dalam penyusunan laporan keuangan dengan peningkatan kompetensi melalui pelatihan dan seminar.

7) Perpajakan • Pembuatan SOP Perpajakan yang dapat diakses melalui PORTAL WIKA, • Menstandarisasi dokumen dan membangun system filling pajak berbasis data

base untuk memudahkan ketelusuran dan pembuktian dokumen pada saat pemeriksaan pajak,

• Melakukan penyeragaman dan sentralisasi atas transaksi pajak masukan, • Memproses integrasi SIM Pajak dengan SIM Akuntansi, sehingga data

perpajakan in line dengan data akuntansi.

Page 39: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 33

II.2.5. Pengembangan Usaha, Sistem Manajemen dan Sistem Informasi Untuk kegiatan Pengembangan Usaha yang telah dilaksanakan di tahun 2011, di antaranya adalah:

1) Telah dilakukan review Pedoman SMW, Prosedur Pembentukan dan Pembubaran Proyek dan Proyek Wilayah, Prosedur Pembuatan Laporan Bulanan Proyek

2) Telah dilakukan review terhadap prosedur Investasi & Akuisisi, Prosedur Pengembangan Bisnis, KP Fungsi Engineering, KP Fungsi Pemasaran telah disusun Prosedur Rencana Kerja dan Anggaran Pembangkit

3) Telah dilakukan benchmark ke Proyek Kajima Indonesia dan PT Badak terkait penerapan SHE

4) Telah dilakukan monitoring dan feedback melalui laporan bulanan dan hasil kesimpulan secara korporat disampaikan dalam MR Pusat.

5) Telah dilakukan klinik ke proyek-proyek : ‐ DSU : Proyek Sumarecon, Casablanca, Jatibarang/Kaligarang ‐ WLN : Proyek Sicanang, Cikro ‐ DIP : Proyek Kualanamo, Sime Darby ‐ DEN : Proyek PLYGU Borang, PLTD Bali ‐ DBG : Proyek Telkomsel PU Padang

6) Telah dilakukan AI ke proyek-proyek sesuai jadwal SPI 7) Telah dilakukan AI ke seluruh Dept. Operasi dan Dept. Fungsi 8) Telah dilaksanakan Audit Integrasi ISO 2008:9001, ISO 2004:14001 & OHSAS

2006:18001 9) Sedang dilaksanakan Audit Sistem Manajemen Pengamanan 10) Telah dilaksanakan MR sesuai jadwal yaitu :

‐ MR I/2011 pada tanggal 24-26 Jan 2011 ‐ MR II/2011 pada tanggal 26-28 April 2011

11) SHE Pause/SHE Culture telah dilakukan secara rutin dan konsisten pada: ‐ Rapat Dir – GM (2 mingguan) ‐ Management Review (3 bulanan)

12) Telah diterbitkan jadwal dan surat dari Dirut 25 Mei 2011 13) Telah dilaksanakan kunjungan Direksi pada :

‐ 9 Juni 2011 ke proyek LPG Tanjung Priok ‐ 14 Juni 2011 ke proyek Pelebaran Jagorawi ‐ 30 Juni 2011 ke proyek Freeway balikpapan ‐ 19 Juli 2011 ke proyek FO Casablanca ‐ Agustus tidak dilaksanakan karena bulan Ramadhan ‐ 13-14 Sept 2011 ke proyek PLTU sulut ‐ 3-5 November 2011 ke proyek PLTU Kalsel dan proyek simedarby ‐ 2-4 Desember 2011 ke proyek PLTD Ambon, proyek Jembatan Merah Putih

Page 40: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 34

14) Telah Dilaksanakan sosialisasi Prosedur Keadaan Darurat di Gedung WIKA Kavling 9 kepada seluruh penghuni

15) Telah dilakukan simulasi keadaan darurat & evaluasi pada tanggal 5 Oktober 2011

16) Telah dilakukan pelatihan Best Beton : ‐ Batch pertama telah dilaksanakan tanggal 17 – 18 Maret 2011 dengan

mengambil sampel proyek Pinewood Jatinangor ‐ Batch kedua dilaksanakan tanggal 4 – 5 Mei 2011 dengan sampel proyek

Apartemen Semanggi ‐ Batch ketiga dilaksanakan tanggal 18 – 20 Juli 2011. (Pelatihan dilaksanakan

terpadu dengan pengembangan soft kompetensi). 17) Telah dilakukan Pelatihan QA : tanggal 14 – 15 April 2011 untuk DEN dan DIP 18) Telah dilakukan penetapan kriteria untuk masing-masing award 19) Telah dilakukan pengumpulan data, 20) Telah dilakukan inventarisasi & penetapan IK Master yaitu IK Pembes ian, IK

Bekisting dan IK Pengecoran 21) Telah dilakukan review terhadap IK Master yang ditetapkan 22) Telah dilakukan awarness Performance Excellence WIKA terkait dengan

penerapan proses bisnis di masing-masing departemen 23) Telah dibentuk tim examiner.

II.2.6. Sumber Daya Manusia

Kegiatan yang dilakukan oleh Perseroan dalam tahun 2011 meliputi pengusahaan dan pengembangan sumber daya manusia, di antaranya adalah:

1) Training & Learning, dilakukan sesuai jadwal yang ditetapkan, yaitu: ‐ Modul pelatihan diikuti sebanyak 76 buah. ‐ Peserta pelatihan sebanyak 1100 orang pegawai

2) Program Pengembangan Generik dilakukan secara berjenjang dimulai staf, tingkatan Kepala Seksi, Manajer Proyek, Manajer Bidang, Manajer Biro, Manajer Divisi, dan General Manajer.

3) Pengembangan pegawai terdiri atas program Soft Competency dan Hard Competency.

4) Program Soft Competency yang dilakukan memenuhi aspek Neuro languastic Program (NLP) yaitu pelatihan Basic, Corporate Care dan program Coaching for Coach. Dan untuk program Hard Competency, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing unit kerja, yaitu Practical Workshop Engineering dan Practical Functional Workshop. Dan untuk menciptakan nilai Value atas kualitas mutu beton dari pekerjaan seluruh proyek konstruksi di WIKA, maka dicanangkan modul tambahan yaitu program Best Beton Comunity (BBC), yang diikuti tingkatan Tim Manajemen Proyek dan Departemen.

Page 41: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 35

5) Evaluasi pelatihan (rata-rata) oleh peserta diperoleh gambaran realisasi sebanyak 76% sangat sesuai dan 24% sesuai.

6) Kegiatan Sertifikasi, difokuskan untuk prioritas pengembangan pegawai guna menunjang bisnis WIKA dibidang EPC dan Investasi.

7) Sertifikasi keahlian internal dilakukan sesuai kamus kompetensi pegawai, tercapai sebanyak 23 orang untuk bidang enginering, pengadaan dan manajemen proyek kategori kecil. Untuk sertifikasi keahlian eksternal diikuti sesuai kebutuhan dalam prakualifikasi (PQ) dan tender masing-masing unit kerja, terpenuhi sebanyak 158 orang.

8) Program Pendidikan Lanjutan, berlandaskan Visi dan Misi perusahaan jangka panjang. Telah terpenuhi sebanyak 14 orang, dengan sasaran pada pendidikan Strata 2 yaitu: ‐ Strategik Manajemen, sebanyak 5 orang di Binus Business Scholl Jakarta ‐ Quantity Surveying (QS), sebanyak 6 orang di Universitas Teknologi Malaysia

(UTM).

Untuk memenuhi tuntutan berkembangnya bisnis Perseroan, dibutuhkan pegawai yang didasarkan pada Rencana Strategis untuk jangka panjang dan RKAP untuk jangka pendek, dimana untuk setiap Unit Kerja berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya. Pada tahun 2011, jumlah pegawai WIKA adalah 1.318 orang yang terdiri dari 881 orang untuk pegawai Teknik dan 437 orang untuk pegawai Non Teknik. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu secara total 1.249 orang dengan komposisi 819 orang pegawai Teknik dan 420 orang pegawai Non Teknik. Komposisi pegawai berdasarkan pendidikannya untuk tahun 2011 adalah: S2 dan S3 sebanyak 87 orang, S1 sebanyak 909 orang, Diploma sebanyak 287 orang, dan untuk SLTP dan sederajat adalah sebanyak 29 orang. Untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai yang dilaksanakan Perusahaan pada tahun 2011 adalah:

Tabel II.15 Rencana dan Realisasi Pendidikan dan Pelatihan

(dalam ribuan Rupiah)

Peserta Biaya (Rp) Peserta Biaya (Rp) Peserta BiayaKursus Manajemen dan Teknik 1.069 2.481.982 962 1.831.000 111,12 135,55

Seminar 84 213.519 71 146.000 118,31 146,25

Pendidikan Lanjutan 14 925.714 18 1.200.000 77,78 77,14

Jumlah 1.167 3.621.215 1.051 3.177.000 111,04 113,98

% Realisasi vs AnggaranUraian

Realisasi2011

Anggaran2011

Realisasi biaya penyelengaraan pendidikan dan pelatihan adalah sebesar Rp 3,62 milyar, yang berarti melebihi yang dianggarkan (13,98%), yaitu sebesar Rp 0,44 milyar. Realisasi jumlah peserta tahun 2011 lebih tinggi daripada anggarannya, yaitu 11,04%.

Page 42: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 36

II.2.7. Satuan Pengawasan Intern

Pelaksanaan pemeriksaan oleh Satuan Pengawasan Intern (SPI) pada tahun 2011 dilakukan berdasarkan perencanaan audit menurut Mandays dari setiap pegawai yang berada di bawah Satuan Pengawasan Intern (SPI). Pemeriksaan oleh SPI meliputi pemeriksaan manajerial, keuangan, dan operasional di setiap Unit Kerja dan Divisi. Program Kerja untuk Satuan Pengawasan Intern untuk tahun 2011 seperti yang dinyatakan dalam RKAP tahun 2011 adalah:

1) Usulan PKPT untuk 33 LHP, P3 dan SPD 2) Penyusunan Draft PKPT, P3, dan RHP 3) Penyusunan PPT 4) Survey Pendahuluan 5) Menyelia pemeriksaan dan sisdur yang berlaku dalam pemeriksaan 6) Pelaksanaan pemeriksaan menunjuk PPT 7) Menuangkan temuan pemeriksaan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan 8) Mendapatkan turunan SK Pengangkatan Sdr. Endang Hidayat sebagai Auditor 9) Memonitor skedul batas akhir penyerahan LTLA kepada SPI 10) Minimal jumlah temuan close pada tiap unit kerja yang diperiksa (sesuai KHP)

sebesar 70% 11) Memberikan target dalam tahun 2011 semua auditor telah bersertifikasi QIA,

dengan beban GMHC 12) Pengendalian mutu atas hasil kinerja audit SPI akan diukur dengan Prosedur

Jaminan Kualitas Pemeriksaan SPI 13) Lembar Review diverifikasi dan ditandatangani oleh Kepala SPI 14) Kepala SPI akan membuat catatan pemantauan kinerja perusahaan

pemeriksaan oleh auditor SPI Dalam tahun 2011, realisasi program-program kerja SPI dapat diikhtisarkan sebagai berikut: 1) Audit dilaksanakan dengan mengacu kepada Program Kerja Pemeriksaan

Tahunan (PKPT) dan Audit Berbasis Risiko, yang diselaraskan dengan urgensi pemeriksaan dengan acuan antara lain terdapat potensi resiko yang tinggi, performance lebijh rendah dari Rencana, keterlambatan progress proyek, defisit cash flow dan waktu pelaksanaan terlambat.

2) Memenuhi kebutuhan auditor, sampai saat ini telah tersedia 2 orang auditor berbasis kompetensi teknik, yaitu Kepala Pemeriksa sebanyak 2 orang dan 3 orang auditor berbasis akuntansi/keuangan yakni Kepala Pemeriksa 1 orang dan Auditor 2 orang.

3) Meningkatkan kompetensi auditor melalui Sertifikasi QIA (Qualified Internal Auditor) pelatihan Fraud Audit dan Risk Audit. Sampai dengan 31 Desember

Page 43: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011 37

2011 Auditor yang telah bersertifikat QIA sebanyak 3 orang, Auditor dengan Tingkat Lanjutan 1 sebanyak 1 orang, Tingkat Lanjutan 2 sebanyak 1 orang.

4) Melaksanakan Audit Keuangan dan Audit Mutu sampai dengan bulan Desember 2011 sebanyak 42 Auditee yang terdiri dari 7 proyek JO, 2 Pemeriksaan Departemen Fungsional dan 33 pemeriksaan PPU dan PJPU dalam lingkup Departemen Operasional.

5) Melakukan monitoring tindak lanjut hasil pemeriksaan terhadap hasil pemeriksaan s/d Desember 2011 sebagian besar sudah ditindaklanjuti oleh Auditee.

6) Melakukan tindak lanjut atas temuan BPK RI bulan Juli 2010 dan sampai dengan Desember 2011 dilakukan upaya optimal untuk memenuhi dokumen tambahan sebagai pendukung tindak lanjut rekomendasi BPK.

7) Auditor mengingatkan proyek yang telah diperiksa, segara menyampaikan Laporan Tindak Lanjut Auditee (LTLA) selambat-lambatnya 2 minggu setelah waktu pemeriksaan.

8) Setelah Tindak Lanjut diterima, Kepala Pemeriksa dan/atau auditor akan melakukan verifikasi terhadap tindak lanjut yang diberikan oleh proyek yang diperiksa.

9) Pemeriksaan SPI dilakukan secara integrasi dengan Departemen PSU Biro SMW dengan mengikut sertakan juga unit kerja lain seperti GMKU dan GMHC.

10) Implementasi parameter penilaian kinerja akuntansi/keuangan dan operasional pada unit kerja yang diperiksa.

11) Mengikuti work shop PSAK terbaru yang telah konvergensi IFRS yang bekerja sama dengan IAI.

12) Mengikuti pelatihan International trade di Singapura untuk 1 orang personil SPI dari tanggal 21 s/d 24 September 2011

13) Telah dilakukan review dan amandemen Piagam Pengawasan Intern (Internal Audit Charter) dan telah disahkan oleh Dewan Komisaris dan Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk pada tanggal 28 November 2011.

14) SPI PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mendapat penghargaan sebagai 5 besar SPI terbaik yang dilakukan oleh Asosiasi Internal Audit.

15) SPI PT Wijaya karya (Persero) Tbk secara aktif ikut dalam organisasi profesi seperti FKSPI BUMN/BUMD, IAI, dan IAMI.

Page 44: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011
Page 45: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 38

BAB III

TINGKAT KESEHATAN, KONTRAK MANAJEMEN DAN PENILAIAN GCG

Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2011 yang telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham merupakan Pedoman bagi Komisari dan Direksi dalam mengukur pencapaian kinerja Perseroan dan tingkat kesehatan Perusahaan selama tahun 2011. Target-target yang ditetapkan dalam RKAP 2011 tercermin dalam Key Performance Indicator (KPI) kemudian dituangkan di dalam Kontrak Manajemen dan dilakukan penilaian atas tingkat kesehatan Perusahaan. Pihak Direksi menyatakan bahwa akan mengupayakan pencapaian target-target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2011 tersebut termasuk target Key Performance Indicator (KPI) dengan indikator, pembobotan, serta target-target bersifat kuantitatif. Indikator KPI dalam Kontrak Manajemen dinyatakan dalam 6 (enam) Perspektif, yaitu:

1) Hasil Produk dan Jasa 2) Hasil Fokus pada Pelanggan 3) Hasil Keuangan dan Pasar 4) Hasil Fokus pada Sumber Daya Manusia 5) Hasil Efektifitas Proses 6) Hasil Kepemimpinan

Untuk penilaian Tingkat Kesehatan Perusahaan meliputi 3 Aspek, yaitu:

1) Aspek Keuangan 2) Aspek Operasional 3) Aspek Administrasi

Ikhtisar pencapaian kinerja Perusahaan secara keseluruhan dari Tingkat Kesehatan dan Key Performance Indicator (KPI), apabila dibandingkan dengan anggaran tahun 2011 dan realisasi 2011 menunjukkan hasil seperti disajikan dalam Tabel III.1. Berdasarkan penilaian tingkat kesehatan Perusahaan yang dilakukan dengan pedoman pada Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara, maka pencapaian skor Tingkat Kesehatan WIKA adalah 83,75. Dengan perolehan skor ini, WIKA dikategorikan sebagai Perusahaan ”SEHAT” atau dengan klasifikasi: ”AA”.

Page 46: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 39

Pencapaian Tingkat Kesehatan dengan skor 83,75 pada tahun 2011 ini berarti mengalami penurunan bila dibandingkan dengan pencapaian tingkat kesehatan pada tahun 2010 yang mencapai skor 85,25. Tingkat kesehatan ini terutama disebabkan oleh menurunnya kinerja keuangan Perusahaan bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2010. Pada tahun 2011 ini, untuk Aspek Keuangan, Perusahaan hanya mampu membukukan capaian skor 53,75 yang lebih rendah dibandingkan tahun 2010 dengan skor 56,25. Untuk Aspek Operasional dan Aspek Administrasi, pencapaian tahun 2011 masing-masing dengan skor 15,00 dan 15,00, dimana Aspek Operasional meningkat dibanding tahun 2010 dengan skor 14,00. Untuk capaian KPI – Kontrak Manajemen, pada tahun 2011 Perusahaan meraih capaian 114,50. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan target tahun 2011, yaitu 100. Semua indikator tercapai di tahun 2011 ini. Dengan pencapaian tersebut, secara umum disimpulkan bahwa Manajemen Perusahaan relatif mampu mencapai kinerja yang diharapkan.

Tabel III.1 Ikhtisar dan Realisasi Tingkat Kesehatan Perusahaan dan KPI – Kontrak Manajemen

Berdasarkan Realisasi dan Anggaran

Realisasi 2011 Target 2011 Realisasi 2010

1. Aspek Keuangan 70,00 53,75 56,75 56,252. Aspek Operasional 15,00 15,00 15,00 14,003. Aspek Administrasi 15,00 15,00 15,00 15,00Total Penilaian Tingkat Kesehatan 100,00 83,75 86,75 85,25

1. Hasil Produk dan Jasa 15,00 16,21 15,00 10.852. Hasil Fokus Pada Pelanggan 15,00 15,42 15,00 8.333. Hasil Keuangan dan Pasar 20,00 25,24 20,00 36.084. Hasil Fokus Pada Sumber Daya 15,00 17,81 15,00 13.035. Hasil Efektivitas Proses 15,00 15,77 15,00 25.756. Hasil Kepemimpinan 20,00 24,05 20,00 15.81Total Capaian KPI - Kontrak Manajemen 100,00 114,50 100,00 109.85

Indikator Penilaian Bobot SKOR

Tingkat Kesehatan Perusahaan

KPI - Kontrak Manajemen

III.1. Tingkat Kesehatan Perusahaan

Pengukuran Tingkat Kesehatan Perusahaan meliputi 3 (tiga) aspek, yaitu: (i) Aspek Keuangan, (ii) Aspek Operasional, dan (iii) Aspek Administrasi; yang masing-masing dijelaskan di bawah ini.

Page 47: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 40

III.1.1. Aspek Keuangan Berikut ini adalah tabel mengenai indikator-indikator dalam Aspek Keuangan, yang diikuti dengan penjelasan untuk masing-masing indikator berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara.

Tabel III.2

Hasil Penilaian Indikator pada Aspek Keuangan Berdasarkan Realisasi dan Anggaran

Penjelasan dari masing-masing terkait dengan kinerja Aspek Keuangan WIKA untuk tahun 2011 adalah: 1) ROE (Imbalan Kepada Pemegang Saham)

Realisasi ROE tahun 2011 adalah sebesar 20,65% yang berarti dengan pedoman Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara mendapatkan skor sebesar 20,00. Dengan pencapaian kinerja ini berarti perolehan Laba Bersih Konsolidasi Perusahaan lebih tinggi jika dibandingkan target skor yang diberikan,

No. Indikator Penilaian Standar

Realisasi Anggaran

2011 2010 2011 2010

Hasil Skor Hasil Skor Hasil Skor Hasil Skor

1 Imbalan Kepada Pemegang Saham (ROE)

15 <ROE 20,65 20,00 18,78 20,00 16,95 20,00 14,30 18,00

2 Imbalan Investasi (ROI) 9 <ROI<=

10,5 8,79 6,00 7,69 6,00 8,05 6,00 8,63 6,00

3 Rasio Kas 25 <=x< 35 24,27 3,00 33,71 4,00 31,20 4,00 20,00 3,00

4 Rasio Lancar 125<=x 113,88 4,00 140,65 5,00 129,51 5,00 140,47 5,00

5 Collection Periods x <= 60 62,38 4,50 54,52 5,00 44,53 5,00 47,45 5,00

6 Perputaran Persediaan x <= 60 41,15 5,00 51,71 5,00 48,87 5,00 51,09 5,00

7 Perputaran Total Asset 90 < x <= 105 95,29 4,00 96,42 4,00 102,07 4,50 107,72 4,50

8 Rasio Modal Sendiri terhadap Aset Tetap

20 <=x< 30 24,89 7,25 28,66 7,25 28,03 7,25 23,67 7,25

TOTAL BOBOT 53,75 56,25 56,75 53,75

Page 48: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 41

meskipun secara persentase mengalami perbedaan dibandingkan anggaran, yang mematok target hasil ROE 16,95 atau skor 20,00. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, pencapaian skor untuk indikator ROE tahun 2011 ini mengalami kenaikan dimana pada tahun 2010 ROE adalah 18,78% dengan skor sebesar 20,00. Imbal hasil yang diberikan kepada Pemegang Saham melalui peningkatan Laba Bersih Konsolidasi yang meningkat tajam meningkatkan capaian ROE tahun 2011.

2) ROI (Imbalan dari Investasi)

Realisasi ROI tahun 2011 adalah sebesar 8,79% yang berarti dengan pedoman Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara mendapatkan skor sebesar 6,00. Dengan pencapaian pada tahun 2011 ini berarti imbalan atas Capital Employed sama dengan tahun lalu. Pencapaian ini juga sama dengan anggaran tahun 2011, yaitu dengan target ROI 8,05%, dengan skor 6,00. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, pencapaian skor untuk indikator ROI tahun 2011 ini meningkat, dimana realisasi di tahun 2010 menghasilkan ROI 7,69% dengan skor 6,00.

3) Rasio Kas

Realisasi Rasio Kas pada tahun 2011 adalah sebesar 24,27% yang berarti dengan pedoman Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara mendapat skor sebesar 3,00. Pencapaian ini dibandingkan dengan anggaran tahun 2010 adalah lebih tinggi karena target yang ditetapkan untuk tahun 2011 untuk Rasio Kas adalah 31,20% dengan skor 4,00. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, pencapaian skor untuk indikator Rasio Kas tahun 2011 ini menurun, karena pad tahun 2010 pencapaian Rasio Kas adalah sebesar 33,71% dengan skor 4,00.

4) Rasio Lancar

Realisasi Rasio Lancar tahun 2011 adalah sebesar 113,88% yang berarti dengan pedoman Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara mendapat skor sebesar 4,00

Page 49: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 42

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, pencapaian skor untuk indikator Rasio Lancar tahun 2011 ini mengalami penurunan, dimana pada tahun 2010 hasil untuk Rasio Lancar adalah sebesar 140,65% dengan skor 5,00.

5) Collection Period

Realisasi Collection Period pada tahun 2011 adalah 62,38 hari yang berarti dengan pedoman Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara mendapat skor sebesar 4,50. Dibandingkan dengan realisasi Collection Period pada tahun 2010, yaitu sebesar 54,52 hari, dengan skor 5,00 maka pencapaian tahun 2011 ini mengalami sedikit .

6) Perputaran Persediaan

Realisasi Perputaran Persediaan pada tahun 2011 adalah 41,15 hari dengan skor sebesar 5,00. Dengan pencapaian ini, maka Perusahaan. Dibandingkan dengan realisasi Perputaran Persediaan pada tahun 2010, yaitu sebesar 51,71 hari, dengan skor 5,00, maka pencapaian tahun ini mengalami penurunan.

7) TATO (Perputaran Total Aset)

Realisasi Perputaran Total Aset pada tahun 2011 adalah 97,62% dengan nilai skor sebesar 4,00. Dengan pencapaian ini, maka Perusahaan tidak berhasil mencapai tingkat Perputaran Total Aset sebagaimana yang telah dianggarkan untuk tahun 2010, yaitu 102,07% dengan skor 4,50. Berdasarkan rumus yang diberikan dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara, Perusahaan tidak dapat mencapai target Pendapatan (Penjualan) dibandingkan dengan Capital Employed, meskipun Laba Bersih Konsolidasi yang dibukukan lebih baik apabila dibandingkan dengan yang ditargetkan. Dibandingkan realisasi Perputaran Total Aset pada tahun 2010, yaitu sebesar 107,72% dengan skor 4,50 maka pencapaian pada tahun 2010 ini juga mengalami penurunan.

8) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset

Realisasi Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset pada tahun 2011 adalah 24,89 dengan skor 7,25. Hasil realisasi ini sesuai dengan yang ditargetkan untuk tahun 2011, yaitu sebesar 28,03% dengan skor sebesar 7,25.

Page 50: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 43

Dibandingkan dengan realisasi Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset pada tahun 2010, pada tahun 2011 mengalami peningkatan sedikit, namun tetap dalam rentang skor yang sama; dimana pada tahun 2010 Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset adalah 23,67% dengan skor 7,25.

Secara total, realisasi pencapaian skor Aspek Keuangan pada tahun 2011 ini, yaitu sebesar 53,75 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2011, yaitu sebesar 56,75; sedangkan dibandingkan dengan realisasi skor Aspek Keuangan pada tahun 2010, Perusahaan mengalami pencapaian yang menurun, yang terutama disebabkan pada penurunan Rasio Kas, Rasio lancar dan Collection Period dibandingkan tahun sebelumnya. Perhitungan secara rinci terhadap capaian Aspek Keuangan ini disajikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel III.3 Hasil Penilaian Rinci Indikator pada Aspek Keuangan

No. Keterangan Rumus Realiasasi Hasil

1

ROE

Laba Stlh. Pajak – Laba Penj. Aset Tetap 354.499 x 100% 20,65 Modal Sendiri 1.717.602

2 ROI EBIT + Penyusutan 713.748

x 100% 8,79 Capital Employed 8.124.217

3 Rasio Kas Kas + Bank + S. Berhrg J. Pdk 1.244.316

x 100% 24,27 Current Liabilities 5.127.209

4 Rasio Lancar Current Assets 5.838.852

x 100% 113,88 Current Liabilities 5.127.209

5 Collection Period Total Piutang Usaha 1.323.067

x 365 hari

62,38 Total Pendapatan Usaha 7.741.827

6 Perputaran

Persediaan Total Persediaan 872.775

x 365 hari

41,15 Total Pendapatan Usaha 7.741.827

7 Perputaran Total Aset Total Pendapatan 7.741.827

x 100% 97,62 Capital Employed 8.322.980

8 TMS terhadap TA Total Modal Sendiri 2.071.561

x 100% 24,89 Total Assets 8.322.980

Page 51: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 44

III.1.1. Aspek Operasional Untuk Aspek Operasional, indikator-indikator yang digunakan untuk penilaian tahun 2011 diambil dari yang dominan dalam menentukan dan menunjang keberhasilan operasional Perusahaan, sesuai dengan pernyataan visi dan misi Perusahaan, yaitu: (i) pelayanan kepada pelanggan, (ii) sumber daya manusia, dan (iii) inovasi dan teknologi. Berikut ini adalah tabel yang menjadi dasar untuk menentukan hasil penilaian kinerja Aspek Operasional Perusahaan, yang dilanjutkan dengan penjelasan untuk masing-masing indikator.

Tabel III.4 Hasil Penilaian Indikator pada Aspek Operasional

Penjelasan dari masing-masing yang terkait dengan Aspek Operasional untuk tahun 2011 adalah: 1) Pelayanan kepada Pelanggan

Penilaian terhadap kualitas pelayanan kepada pelanggan dinilai berdasarkan hasil survai yang dilakukan oleh pihak intern Perusahaan terhadap lima Departemen di Perusahaan Induk—yaitu Departemen Sipil Umum, Departemen Wilayah dan Luar Negeri, Departemen Bangunan Gedung, Departemen Utilitas, dan Departemen Energi. Target yang ditetapkan dalam anggaran adalah dengan skor 3,22 menurut aturan survai yang baku dalam menilai pelayanan kepada pelanggan. Hasil survai intern yang dilakukan tahun 2011 adalah 3,31, sehingga mencapai hasil di atas yang ditargetkan (102,80%). Dengan kondisi tersebut, indikator ini mendapatkan skor 5,00.

No. Indikator Penilaian Target RKAP 2011

Realiasasi Anggaran 2011 2010 2011 2010

Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor

1 Pelayanan Kepada Pelanggan 3,37 BS 5 BS 5 BS 5 BS 5

2 Sumber Daya Manusia 86 BS 5 BS 4 BS 5 BS 5

3 Inovasi dan Tekonologi 80 BS 5 BS 5 BS 5 BS 5

Total Bobot

15

14

15

15

Page 52: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 45

2) Sumber Daya Manusia

Untuk sumber daya manusia, kinerjanya diukur berdasarkan realisasi produktifitas pegawai terhadap anggaran yang ditetapkan. Target yang ditetapkan adalah Rp 6,7 juta per orang dan berhasi dicapai meski dengen besaran penjualan dan jumlah orang yang berbeda antara rencana dan realisasinya. Dengan kondisi tersebut, indikator ini mendapatkan skor 5,00.

3) Inovasi dan Teknologi

Untuk inovasi dan teknologi diukur terhadap Efektifitas Knowledge Manajemen artinya sampai sejauh mana Instruksi Kerja (IK) Master digunakan diseluruh proyek yang sedang berjalan. Instruksi Kerja Master adalah Instruksi Kerja Standar yang berlaku di WIKA untuk setiap jenis pekerjaan tertentu. Target yang ditetapkan untuk tahun 2011 adalah 80% seluruh IK Master diterapkan. Realisasinya adalah 91,2% IK Master dapat diterapkan disemua proyek berjalan. Dengan kondisi tersebut, indikator ini mendapatkan skor 5,00.

Dengan demikian, dari tiga indikator tersebut—Pelayanan kepada Pelanggan, Sumber Daya Manusia, dan Inovasi dan Teknologi—skor total untuk Aspek Operasional adalah 15,00 atau meningkat jika dibandingkan dengan anggaran dan realisasi tahun lalu, yaitu 14,00. Perhitungan rinci untuk setiap indikator dalam Aspek Operasional untuk tahun 2011, disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel III.5 Hasil Penilaian Rinci Indikator pada Aspek Operasional

No. Keterangan Realisasi Realisasi/ Target Hasil

1. Pelayanan Kepada Pelanggan 3,31

3,31 x 100 % 102,80%

3,22

2. Sumber Daya Manusia 6,67 6,67 x 100% 100,00%

6,67

3. Inovasi Dan Teknologi 91,2 91,2 x 100% 114,00% 80

Page 53: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 46

III.1.1. Aspek Administrasi Untuk Aspek Administrasi, penilaian kinerja dilakukan terhadap beberapa indikator, yang meliputi: (i) laporan audit, (ii) RKAP, (iii) laporan periodik, (iv) kinerja PKBL, yang mencakup efektifitas penyaluran dana dan kolektibilitas penyaluran pinjaman. Berikut ini adalah tabel yang menjadi dasar untuk menentukan hasil penilaian kinerja Aspek Administrasi Perusahaan, yang dilanjutkan dengan penjelasan untuk masing-masing indikator.

Tabel III.6 Hasil Penilaian Indikator pada Aspek Administrasi

Hasil Anggaran No Indikator Penilaian Standar 2011 2010 2011 2010

Hasil Skor Hasil Skor Hasil Skor Hasil Skor

1. Laporan Audit Maret Maret

3,00 Maret

3,00 Maret

3,00 Maret

3,00

2. RKAP <=2 bln <=2 bl

3,00 <=2 bl

3,00 <=2 bl

3,00 <=2 bl

3,00

3. Laporan Periodik <30 hari <=0 hr

3,00 <=0 hr

3,00 <=0 hr

3,00 <=0 hr

3,00

4. Kinerja PKBL

4.1 Efektifitas Penyaluran Dana :

jumlah disalurkan x 100% > 90 95,40

3,00 92,92

3,00 92,32

3,00 92,32

3,00 jumlah tersedia

4.2

Tingkat Kolektibilitas Pengembalian Pinjaman :

rata2 tertimbang x 100% > 70

92,20

3,00

81,04

3,00 84,11

3,00 84,11

3,00

jumlah disalurkan

Total Bobot 15,00 15,00 15,00 15,00

Penjelasan dari masing-masing yang terkait dengan Aspek Administrasi untuk tahun 2011 adalah: 1) Laporan Audit

Pada tahun 2011 ini, laporan audit oleh auditor ekstern berhasil diselesaikan tepat waktu, yaitu pada bulan 28 Maret 2012, sehingga mendapat skor 3,00. Pencapaian ini sesuai dengan yang ditargetkan untuk tahun 2011.

Page 54: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 47

2) Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

Untuk penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2012, telah berhasil diselesaikan sesuai yang ditarget, yaitu 2 (dua) bulan) sebelum tahun yang bersangkutan. Perusahaan berhasil menyelesaikan RKAP tahun 2012 pada bulan 31 Oktober 2011. Pencapaian ini mendapatkan skor 3,00.

3) Laporan Periodik

Kinerja penyampaian laporan periodik—Triwulan I, II dan III—adalah paling lambat 30 (tigapuluh) hari setelah akhir triwulan yang bersangkutan. Selama tahun 2011, Perusahaan berhasil melaksanakan kewajiban ini secara tepat waktu (lihat Tabel III.7). Pencapaian ini mendapat skor 3,00.

4) Kinerja Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Dalam tahun 2011, pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) di Perseroan diikhtisarkan menjadi dua, yaitu; (i) Program Kemitraan, dan (ii) Bina Lingkungan, yang masing-masing dijelaskan di bawah ini. 4.a) Program Kemitraan

Dalam tahun 2011, realisasi penyaluran dana untuk Program Pinjaman Kemitraan yaitu sebesar Rp 30,54 milyar. Pencapaian kinerja penggunaan dana ini lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, yaitu Rp 21,66 milyar. Realisasi total penerimaan untuk tahun 2011 yaitu sebesar Rp 34,62 milyar juga lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2010, yaitu sebesar Rp 21,94 milyar, yang terutama diperoleh dari kenaikan penerimaan dana BUMN Pembina. 4.b) Program Bina Lingkungan

Dalam tahun 2011 ini, Program Bina Lingkungan merealisasikan penggunaan dana yaitu sebesar Rp 25,12 milyar atau jauh lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun 2010, yaitu sebesar Rp 13,99 milyar. Total penerimaan untuk Program Bina Lingkungan di tahun 2011 mengalami peningkata signifikan karena adanya pelimpahan dana dari Unit PKBL Lain sebesar Rp 25,86 milyar.

Program Bina Lingkungan yang dilaksanakan Perusahaan pada tahun 2011 antara lain adalah untuk: bencana alam, pendidikan, kesehatan, sarana ibadah, dan pelestarian alam. Selain itu, Perusahaan melaksanakan Program BUMN Peduli antara lain: pemberian sembako, pemberian bantuan banjir, dan pemberian bantuan bencana alam erupsi Gunung Merapi.

Page 55: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 48

Program lain terkait dengan PKBL yang dilakukan Perusahaan di tahun 2011 adalah Program Sinergi BUMN, yaitu: (i) Sinergi WIKA dengan PT Pertamina dan PT. PGN berupa pemberian bantuan seragam dan alat-alat sekolah untuk 15 Sekolah Dasar yang memiliki sebanyak 3.361 murid di Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi Jawa Barat; (ii) Sinergi WIKA dengan PT. PGN berupa pemberian bantuan sarana air bersih dan sanitasi publik ramah lingkungan di wilayah operasional PT. PGN dan bantuan renovasi sekolah di wilayah operasional PT PGN yaitu di Muara Bekasi, Karawang, Bojonegara, dan Lampung sebanyak 46 sekolah.

Dengan demikian, untuk Aspek Adminitrasi, Perusahaan berhasil mempertahankan kinerja tahun lalu, yaitu dengan total skor 15,00. Pencapaian ini juga sesuai dengan yang ditargetkan untuk tahun 2011. Perhitungan rinci untuk setiap indikator dalam Aspek Administrasi untuk tahun 2011, disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel III.7 Hasil Penilaian Rinci Indikator pada Aspek Administrasi

No. Keterangan Rumus Realisasi Hasil

1. Laporan Audit Bulan Maret 2012 28-Mar-12 Tepat Waktu

2. RKAP Paling lambat 60 hari sebelum memasuki tahun anggaran 30-Okt-12 Tepat Waktu

3. Laporan Periodik Paling lambat 1 bulan setelah akhir periode

Triwulan I 30 April 2011 28-Apr-11 Tepat Waktu

Triwulan II 31 Juli 2011 26-Jul-11 Tepat Waktu

Triwulan III 31 Oktober 2011 29-Okt-11 Tepat Waktu

Tahunan 31 Maret 2012 28-Mar-12 Tepat Waktu

4. Kinerja PUKK 4.1 Efektivitas Penyaluran Jumlah Dana Disalurkan (Rp) 94,74% Baik Sekali Dana Jumlah Dana Tersedia (Rp)

4.2 Kolektibilitas Pengembalian Rata2 Tertimbang Kolektif (Rp) 88,14% Baik Sekali Pinjaman Jumlah Pinj. Yg Disalurkan (Rp)

III.2. Kontrak Manajemen

Pengukuran Capaian KPI – Kontrak Manajemen untuk tahun 2011 meliputi enam Perspektif, yaitu: (i) hasil Produk dan Jasa, (ii) Hasil Fokus pada Pelanggan, (iii) Hasil Keuangan dan Pasar, (iv) Hasil Fokus pada Sumber Daya Manusia, (v) Hasil Efektifitas Proses, dan (vi) Hasil Kepemimpinan. Capaian Hasil KPI – Kontrak Manajemen tahun 2011 adalah 114,50 yang lebih tinggi dibandingkan target sebesar 100. Hasil yang lebih tinggi ini terutama adalah karena tidak tercapainya Hasil Keuangan dan Pasar, Hasil Efektifitas Proses, dan Hasil

Page 56: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 49

Kepemimpinan. Capaian Hasil KPI – Kontrak Manajemen tahun 2011 dibandingkan target diikhtisarkan dalam Tabel III.8.

Tabel III.8

Ikhtisar Capaian KPI – Kontrak Manajemen Berdasarkan Realisasi dan Target Tahun 2011

1 Competitiveness % 7,50 60,00 68,31 1,14 8,54

2 Mutu % 7,50 87,00 89,00 1,02 7,67

1 Customer Engagement / Satisfaction Index Idx 15,00 3,22 3,31 1,03 15,42

1 Net Profit Milyar 4,00 350,90 354,49 1,01 4,04

2 Net Cash Flow Operasi % 4,00 40,00 235,39 5,88 10,00

3 Kontrak Baru Trilyun 4,00 12,30 13,56 1,10 4,42

4 Ratio Tagihan Bruto % 4,00 18,00 13,54 1,33 3,01

5 Penjualan Trilyun 4,00 9,44 8,89 0,94 3,77

1 HC Availability % 7,50 100,00 318,18 3,18 10,00

2 Performance Level Index % 7,50 100,00 104,10 1,04 7,81

1 SHE Compliance Level % 5,00 80,00 99,85 1,25 6,25

2 Efektifitas Knowledge Management % 3,50 80,00 91,20 1,14 3,99

3 Efisiensi Pengadaan % 3,50 1,20 0,78 0,65 2,28

4 Vendor Performance % 3,00 90,00 97,85 1,09 3,26

1 Risk Management % 4,00 3,00 3,12 0,96 4,16

2Penyaluran Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan % 3,00 92,00 95,40 1,04 3,11

3 GCG Level Score 3,00 86,50 89,34 1,03 3,10

4 Company Perception Index Idx 3,00 80,00 79,90 1,00 3,00

5 KPI Anak Perusahaan % 3,00 100,00 92,93 0,93 2,79

6 Nilai Investasi Milyar 4,00 430,00 848,36 1,97 7,89

100,00 114,50

Nilai

T O T A L

A. PRODUK_JASA

B. PELANGGAN

C. KEUANGAN & PASAR

D. SUMBER DAYA MANUSIA

E. EFEKTIVITAS_PROSES

F. KEPEMIMPINAN

Realisasi 2011

Realisasi/Target %No. Indikator Kinerja Kunci SATUAN Bobot Target 2011

Page 57: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 50

III.2.1. Hasil Produk dan Jasa Untuk Hasil Produk dan Jasa, pada tahun 2011 ini Perusahaan mencapai Hasil 16,21 yang lebih tinggi daripada target tahun 2011 yaitu 15,00. Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing indikator dalam Hasil Produk dan Jasa.

1) Harga (Total Biaya): Competitive Index

• Membuat perikatan kerjasama/MoU dengan calon mitra strategis (konsultan dan vendor) disesuaikan dengan SBU dan Sub SBU sasaran, yaitu dengan Partner China untuk perolehan toll Cisumdawu dan Jembatan Tayan; dengan vendor-vendor dominan untuk pekerjaan traveller pada tender FO Achmad Yani Summarecon Bekasi.

• Rekrut tenaga ahli bidang oil dan gas. • Melaksanakan fungsi pelayanan purna jual di bawah Biro Komersial. • Menyusun database harga material dan pekerjaan bersama dengan Div. DAN. • Melakukan training personil pengadaan dan estimasi untuk meningkatkan

kompetensi. • Membentuk divisi development untuk membuat prosedur marketing intelegent. • Menciptakan proyek-proyek Energi pada perusahaan-perusahaan bidang

pertambangan dan semen, dimana Perusahaan telah mengikuti tender proyek PLTU Muara Wahau (MEC Coal), PLTU Peranap (PT. Bukit Asam).

2) Mutu

• Membuat MoU kerjasama dengan vendor spesialis yaitu untuk pekerjaan MEP diantaranya kabel dan panel.

• Membuat jadual klinik ke proyek-proyek untuk melakukan QPASS. • Kick of Meeting proyek dijadikan sarana pemahaman komitmen Manajemen

Proyek untuk melaksanakan SMW, strategi pelaksanaan proyek, dan penyerahan dokumen prosedur yang diperlukan.

• Melaksanakan dan mengevaluasi program pengembangan kompetensi inspektor, dimana telah dilaksanakan penilaian QPASS diseluruh proyek DIP terkait dengan lingkup kerjanya; juga telah dilaksanakan pelatihan WI dan mengikuti seminar dibidang WI; dan telah melaksanakan Job Asessment.

III.2.2. Hasil Fokus pada Pelanggan

Untuk Hasil Fokus pada Pelanggan, pada tahun 2011 ini target yang ditetapkan dapat dicapai oleh Perusahaan. Hasil capaian untuk Fokus pada Pelanggan ini adalah 15,42; lebih tinggi daripada targetnya yaitu 15,00. Dalam mencapai target KPI tersebut di atas, WIKA telah melakukan program-program kerja diantaranya sebagai berikut:

Page 58: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 51

1) Customer Satisfaction Index (CSI) • Melakukan survey customer engagement sesuai prosedur, dimana telah

dilaksanakan untuk proyek Lippo Karawaci, PBS Solo, Penanganan longsor Jl. Martadinata, Pelindo II, JICT Phase 3,4, dan 5A, Bandengan SO, Modifikasi Stasiun Cirebon, dan DAM Tembesi.

• Melakukan dua kali survey kepuasan pelanggan pada progres 20% - 40% dan 95% - 100%. Survey dilakukan konsultan LPPM. Perusahaan telah melakukan survey pada proyek-proyek berikut: - Soekarno Hatta (Progres 85%, CSI 3,4) - Kualanamu (Proges 62%, CSI 4) - Tanjung Sekong (Progres 47%, CSI 3,75) - Ujung Berung (Progres 73%, CSI 3,3) - Sulut (Progres 85%, CSI 3,6) - Pabrik Fabrikasi Baja (Progres 88%, CSI 4)

• Keluhan pelanggan segera ditindaklanjuti maksimal 2 bulan. III.2.3. Hasil Keuangan dan Pasar

Pada tahun 2011 ini, capaian Hasil Keuangan dan Pasar adalah 25,24 yang berarti lebih tinggi dibandingkan target tahun 2010, yaitu 20. Hasil yang lebih tinggi ini terutama adalah tingginya capaian untuk Net Cash Flow Ratio Operasi dimana capaiannya tahun 2011 adalah 10 yang lebih tinggi dibandingkan target sebesar 4. Dalam mencapai target KPI tersebut, WIKA melakukan program-program kerja diantaranya sebagai berikut: 1) Net Profit Margin

• Melakukan kunjungan secara rutin dengan pihak-pihak terkait perolehan kontrak, dimana Perusahaan sudah melakukan SASAA pada proyek JICT, modifikasi Stasiun Cirebon, Bendung Jatigede, DAM Tembesi, pelebaran Toll TMII-Cibubur, FO Casablanca, FO Summarecon, Kaligarang, Jatibarang, Sumo 1A dan Paket 4, Jabung Dyke, Graving Dock, Slipway, BPLS, Sabo DAM Merapi.

• Melakukan klinik proyek untuk proyek Kualanamu, Bharinto, Ujung Berung, Tanjung Priok, dan Bandara Soekarno Hatta.

• Seleksi enginering sesuai minat dan spesialisasinya dari pegawai yang ada, dan rekrut tenaga ahli untuk proyek khusus dan resiko tinggi. Pada pekerjaan mass concrete proyek Jati Gede telah dilakukan pendampingan oleh tenaga ahli. Perusahaan juga telah bekerjasama dengan ITB untuk mengatasi problem design proyek Graving Dock.

Page 59: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 52

2) Net Cash Flow • Melakukan percepatan pencairan Piutang. Perusahaan telah menyelesaikan

amandemen atas item pekerjaan yang belum terdapat dalam kontrak proyek Dermaga Pelindo dan Sumo 1A, mensuport BPKP melakukan audit atas eskalasi BPLS, Final Account atas proyek Lippo Karawaci, Adhiwangsa, Unlam II & GOR Acuatic. Perusahaan juga telah memberikan teguran pada Lapindo Brantas Inc. atas wanprestasi pembayaran bunga; memonitoring piutang dan RTL piutang yang dibuat setiap bulan.

• Bekerjasama dengan institusi negara yang menangani piutang serta upaya-upaya litigasi dalam penyelesaian piutang bermasalah. Perusahaan telah memasukkan piutang Propelat, Lucky Square untuk diselesaikan melalui Jamdatun dan monitoring pelaksanaan perjanjian yang telah setlement.

• Pengendalian anggaran pada semua pos secara kontinue agar tercapai cash flow positif. Perusahaan melakukan rolling atas cash flow setiap proyek dan mengajukan ijin defisit untuk proyek Sumo IV, Dam Tembesi, Bendungan Jati Gede. Perusahaan juga melakukan pencairan proyek Sport Center dan SMA Pintar; pola pembayaran dengan SKBDN dan KMK Usance 90 hari.

3) Rasio Tagihan Bruto Terhadap Penjualan

• Percepatan pengakuan progres oleh pemberi kerja dan pembuatan invoice. • Setiap proyek mampu menyusun dan mengaplikasikan proses penagihan dan

pencairan termin. • Pembayaran sub kontraktor dan supplier di Departemen, dokumen sudah

lengkap dan diotorisasi proyek. • Pengajuan pinjaman harus dengan kebutuhan dan rencana pengembalian. • Mengupayakan pencairan tagihan sesuai dengan yang diperjanjikan dalam

kontrak. • Tagihan bruto yang belum diakui oleh owner harus dibuat pekerjaan dalam

pelaksanaan konstruksi.

4) Kontrak Baru • Meningkatkan kunjungan ke owner dua minggu sekali dan setiap kunjungan

dilaporkan secara tertulis kepada GM. • Menetapkan manajer pemasaran yang bertanggungjawab untuk mendapatkan

informasi peluang pasar dan melakukan pendekatan agar tingkat kepastian perolehan proyek lebih tinggi.

• Mendalami informasi tentang kompetensi dan keseriusan kontraktor asing yang direkomendasi oleh owner.

• Menyeleksi calon customer potensial yang mempunyai kemungkinan Proyek lumintu seperti Pertamina dan Adaro. Prioritas pada customer BUMN dan Pemerintah, dan Swasta dengan pendanaan kuat.

Page 60: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 53

5) Penjualan • Melakukan seleksi vendor strategis secara kontinue dan memperketat

persyaratan menjadi vendor mampu. • Meningkatkan kepedulian tim proyek dalam mengarahkan vendor untuk

berproduksi secara efektif dan efisien. • Melaksanakan sistem manajemen proyek secara konsisten didukung dengan

mitra kerja strategis dan lokal. Khusus proyek di luar negeri memperhatikan keberadaan/availability labour.

• Memastikan proses-proses enginering dapat diselesaikan dengan cepat, mempercepat keputusan penunjukan subkont dan vendo, memastikan metode kerja yang efektif, dan merencanakan pola pembayaran yang baik.

• Membuat pemetaan alokasi sumber daya dan membuat rencana program produksi. Perusahaan telah mengalokasikan SDM untuk proyek BI Lampung dan TTC Surabaya.

III.2.4. Hasil Fokus pada Sumber Daya Manusia

Untuk Hasil Fokus pada Sumber Daya Manusia, pada tahun 2011 dicapai sebesar 17,81 atau lebih tinggi daripada target tahun 2011 yaitu sebesar 15,00. Upaya-upaya yang dilakukan WIKA untuk mencapai target tahun 2011 adalah melaksanakan program-program sebagai berikut: 1) Human Capital Availability

• Melakukan perekrutan calon pegawai baru berdasarkan kebutuhan RKAP 2011.

• Penyiapan dan pemenuhan Human Capital tingkat Manajemen.

2) Performance Level Index • Training & Learning, melaksanakan program training Generik Dev. Program

(GDP), Individual Dev. Program (IDP), dan training berjenjang sesuai dengan level jabatan.

• Sertifikasi, yang difokuskan untuk prioritas pengembangan pegawai guna menunjang bisnis WIKA dibidang EPC serta investasi.

• Pendidikan Dalam Negeri dan Luar Negeri. • Melaksanakan penilaian Kinerja, Evaluasi, Kenaikan Gaji dan Reward

Lainnya.

Page 61: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 54

III.2.5. Hasil Efektifitas Proses Pada tahun 2011, Hasil Efektifitas Proses meraih capaian hasil 15,77; sedangkan targetnya adalah 15,00. Hasil ini dicapai terutama karena capaian SHE Complience Level yaitu mencapai 6,25 dengan target 5. Program-program kerja yang dilakukan Perseroan di tahun 2011 untuk memenuhi target yang ditetapkan dalam Kontrak Manajemen adalah:

1) SHE Complience Level

• Melakukan audit internal terintegrasi dengan SPI di proyek Jabung Ring Dike, Graving Dock & Slipway Lamongan, Pembangunan Jalur Ganda & Modifikasi Stasiun Cirebon, Tol Jagorawi (DSU), LPG Tanjung Priok (DIP), PLTU Asam-asam Kalsel (DEN dan DBG), Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Unmuh Ponorogo, Bandara SMD II Palembang, BI Lampung, Proyek Padang (DBG) dan proyek-proyek di wilayah II, III, dan VIII.

• Melakukan Management Review I/2011 dan II/2011. • Melaksanakan sosialisasi SMW ke seluruh proyek. • Melakukan penilaian dan verifikasi ke lapangan untuk penghargaan prestasi

”SHE Award”, ”Quality Award” yang diserahkan pada HUT WIKA yang ke 51. • Penyusunan prosedur baru untuk setiap proses bisnis yang belum dilengkapi

prosedur. Perusahaan telah melakukan review prosedur pengelolaan alat-alat SHE, prosedur penyelidikan/investigasi, kecelakaan kerja dan penyakit, prosedur persiapan, penanganan, pemulihan dan pemulangan keadaan darurat di luar negeri, Pedoman SMW, prosedur pelayanan kendaraan dinas operasional perusahaan, prosedur pengadaan jasa boga (catering) dan penyedia makanan di WIKA.

2) Efektivitas Knowledge Management

• Memastikan minimal 80% IK Master yang terkait dengan SBU masing-masing departemen operasi diimplementasikan secara konsisten.

• Melakukan IK Prosedur pekerjaan pengecoran, pekerjaan pembersihan dan pekerjaan bekisting.

• Melakukan pelatihan/sharing pekerjaan beton pada tanggal 17-18 Maret 2011, dengan mengambil sampel proyek Pinewood Jatinangor untuk batch 1 dan tanggal 5-6 Mei 2011 dengan sampel proyek Apartemen Semanggi untuk batch 2.

• Mencanangkan ”Beton WIKA is the Best” di Indonesia pada tanggal 11 Maret 2011.

• Melakukan pelatihan ”Best Beton Community” untuk batch I tanggal 25-27 Mei 2011.

Page 62: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 55

• Membuat KM News dengan judul ”Belajar dari Pengalaman Proyek Selesai – Cara Belajar Cepat dan Mudah”.

3) Efisiensi Pengadaan

• Perusahaan sedang dalam proses pembuatan program sharing knowledge secara berkala, fasilitas dan tenaga outsourcing guna mendukung exploring vendor-cendor luar negeri.

4) Vendor Performance

• Evaluasi rutin dan feed back terhadap kinerja vendor serta SASAA untuk vendor dengan nilai kurang dari target. Perusahaan memberikan feed back untuk pelaporan VPI dan SASAA untuk ke Graving Dock untuk pekerjaan Bore Pile dan Blasting.

• Melaksanakan pemberian WIKA Award kepada vendor dalam HUT WIKA ke-51.

III.2.6. Hasil Kepemimpinan Untuk perspektif Kepemimpinan, capaian hasil pada tahun 2011 adalah sebesar 24,05. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan target tahun 2011 yaitu sebesar 20. Hasil realisasi yang lebih tinggi dicapai oleh hasil Nilai Investasi, yaitu 7,89 yang lebih tinggi dibandingkan target sebesar 4; sedangkan KPI Anak Perusahaan, hanya mencapai 2,79, lebih rendah dibandingkan dengan targetnya, yaitu sebesar 3. Untuk perspektif Kepemimpinan, program-program kerja yang telah dilaksanakan oleh Perseroan selama tahun 2011 untuk mencapai target yang ditetapkan adalah: 1) Risk Management

• Melakukan Klinik Manrisk di Surabaya (DSU 2) dan di Jakarta (DSU 1) pada tanggal 30 dan 31 Maret 2011. Juga dilakukan di wilayah VII dan VIII pada tanggal 26-28 April 2011.

• Melaksanakan audit berbasis risiko secara integrasi dengan SPI. • Mengikuti seminar serta Round Table Discussion dari Asosiasi Manajemen

Risiko atau lembaga Manrisk lainnya. Perusahaan mengikuti seminar ERM using ISO 31000.

• Membuat locking sistem dalam manrisk online sehingga sebelum tanggapan diberikan maka laporan departemen masih status open.

• Dalam proses mendokumentasikan dan memelihara risiko dengan mitigasi dan keberhasilan atau kegagalannya ke dalam database pada knowledge management.

Page 63: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 56

• Melakukan benchmark pengelolaan manajemen risiko di perusahaan lain yang sudah melaksanakan proses manajemen risiko pada level 3.

• Melaksanakan assesment manrisk semesteran ke seluruh departemen berbasis risiko secara integrasi dengan SPI. Pada bulan Agustus 2011 telah dilakukan audit internal ditingkat departemen operasi dan departemen fungsional. Untuk mengatur Level Maturity Management Risiko dilakukan audit eksternal.

2) Penyaluran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

• Penyaluran ke mandor-mandor WIKA. • Penandatangan perjanjian sinergi kerjasama bantuan kampung binaan di

Pagar Dewa Sumatera Selatan dengan PGN. • Bantuan MCK dan air bersih di Majalengka dan Mojokerto (proyek Sumo). • Sembako gratis sebanyak 1500 paket yang terdiri dari beras, minyak, gula, the

dan susu kental manis, yang diberikan ke warga sekitar perusahaan. • Melakukan kompetisi sempoa terbuka tingkat SD se-DKI. Penyelenggara oleh

Global Aritmatika Mental Mandiri (GAMMA), berlokasi di SDN Cipinang Cempedak 06 pagi.

• Melaksanakan kegiatan donor darah pada tanggal 1 Nopember 2011 di gedung WIKA yang diikuti 87 pendonor.

• Pemberian sembako kepada karyawan outsourcing dalam rangka HUT WIKA ke-51.

• Membangun pesantren Sabilun Najah di Cirebon • Memberikan bantuan Al Quran.

3) GCG Level • Berkoordinasi dengan Sekretaris Komisaris untuk memastikan adanya rencana

kerja dan pelaksanaan kerja dan notulensi-notulensi pertemuan komite. • Berkoordinasi dengan fungsi-fungsi korporasi dan SPI atas penerapan GCG

dan laporan SPI. • Melakukan survey tingkat pemahaman karyawan terhadap code of conduct. • Menggunakan email untuk sosialisasi. • Melakukan sosialisasi GCG dalam forum yang lebih kecil sehingga lebih

interaktif. • Membuat rubrik GCG dalam Wartawika dan Portal Wika.

4) Company Perception Index

• Menindaklanjuti PTKP eksternal dan melaporkan hasil perbaikannya kepada owner yang bersangkutan.

Page 64: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 57

5) KPI Anak Perusahaan • Memonitoring pencapaian KPI secara periodik setiap tiga bulanan bersamaan

dengan Manajemen Revies Kantor Pusat. Pola pengawasan Anak Perusahaan melalui Komisaris yang ditempatkan di Anak Perusahaan.

6) Nilai Investasi

• Untuk proyek Sumo yang direncanakan investasi sebesar Rp 60 miliar, ditunda penambahan setoran modal tersebut karena keterlambatan pembebasan lahan.

• Investasi pada PT. Jabar Power sebesar Rp 17 miliar, penyetoran modal untuk pembebasan lahan sudah terealisasi , untuk WIKA sebesar 55% (Rp 2,75 miliar), sisanya disetor setelah RUPSLB.

• Dalam proses pengadaan lahan pabrik ekstraksi aspal buton (nilai investasi Rp 50 miliar).

• Untuk pengembangan infrastruktur bernilai investasi Rp 45 miliar, WIKA sudah masuk dalam konsorsium bersama jasa Marga, angkasa Pura I, Pelindo III, Pengembangan Pariwisata bali, Hutama Karya, dan Adhi Karya.

• Investasi pembangkit listrik (BOO atau BOT) senilai Rp 150 miliar; untuk proyek PLTG Borang 2x30 MW sudah ditunjuk sebagai pemenang oleh PLN. Untuk PLTD Ambon sudah dalam tahap penyelesaian pekerjaan konstruksi dan pembongkaran Diesel Turbin di Banyuwangi. Untuk PLTD Rengat, WIKA sudah menandatangani perjanjian dengan PLN.

• Investasi Land Bank di daerah Jabodetabek. Telah didapatkan tanah di daerah Jatiwarna seluas 10 Ha.

• Investasi 16 unit Excavator untuk DSU dan WLN senilai 16,4 miliar, dimana WIKA merencanakan pengadaan peralatan proyek senilai Rp 67 miliar.

• Pembangunan Gedung Arsip. • Realisasi perlengkapan kantor untuk pengembangan Sistem Disaster Recovery

Centre dan Sistem Pengarsipan. Terkait dengan KPI – Kontrak Manajemen, Perseroan terus melakukan perbaikan dari tahun ke tahun untuk menyempurnakan pemanfaatan metode penilaian ini dan mengambil manfaat yang optimal untuk pengembangan Perseroan di tahun-tahun berikutnya. Salah satu yang dilakukan adalah dengan membuat evaluasi terhadap jurang (gap) untuk setiap indikator, yang hasil evaluasinya digunakan sebagai acuan perbaikan untuk tahun 2012. Tabel-tabel di bawah ini menyajikan hasil evaluasi untuk indikator KPI menurut masing-masing perspektif.

Page 65: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 58

Tabel III.10 Evaluasi Indikator KPI – Kontrak Manajemen

Perspektif Hasil Produk dan Jasa

KPI 2011 GAP DAN EVELUASI PERBAIKAN KPI 2012

HASIL PRODUK & JASA

1. Competitive Index

2. Mutu (produk dan waktu)

GAP : • Faktor eksternal yang berpengaruh sangan kuat

terhadap aktivitas pemasaran sehingga rincian proyek yang didapat tidak sama persis dengan RKAP.

• Nilai mutu perlu memasukkan juga penilaian proses yang belum tercakup seluruhnya dalam QPASS

• Dari hasil survey selama tiga tahun terakhir yang menurun adalah tangible dan realibility.

Evaluasi dan Perbaikan • Mutu perlu disesuaikan menjadi MUTU yang

menyangkut Mutu Waktu dan Mutu Biaya, dipresentasikan melalui Qpass yang merupakan komitmen mutu WIKA kepada pelanggan dan QMSL (Quality Management System Level).

Competitive Index Yaitu tiga besar dalam tender.

Tabel III.11

Evaluasi Indikator KPI – Kontrak Manajemen Perspektif Hasil Fokus pada Pelanggan

KPI 2011 GAP DAN EVELUASI PERBAIKAN KPI 2012

HASIL FOKUS PADA PELANGGAN

CSI (Customer Satisfaction Index)

GAP : • Rata-rata performance WIKA sudah berada pada

taraf puas

Evaluasi dan Perbaikan : • Tindaklanjut PTKP/CPP sebagai tolok ukur

Kepuasan Pelanggan menjadi Key Process Indicator yang dinilai di setiap departemen, telah menjadi bagian dari aplikasi ISO 9001 dan di audit tiap tahun 2 kali, dibahas tiap manajemen review

CSI (Customer Satisfaction Index): Tingkat persepsi kepuasan pelanggan yang dilakukan melalui survey oleh pihak independen

Page 66: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 59

Tabel III.12 Evaluasi Indikator KPI – Kontrak Manajemen

Perspektif Hasil Keuangan dan Pasar

KPI 2011 GAP DAN EVELUASI PERBAIKAN KPI 2012

HASIL FOKUS KEUANGAN DAN PASAR

1. Net Profit 2. Net Cash Flow

Operasi 3. Ratio Tag. Bruto

Terhadap Penjualan 4. Kontrak Baru 5. Penjualan

GAP : Biaya pajak yang cukup besar maka perlu tertib administrasi pajak.

Evaluasi dan Perbaikan • Perlu ditambahkan KPI tertib administrasi pajak

dan equalisasi pajak Departemen dan proyek sebagai cascading KPI Net Profit ditingkat Korporat

• Cash In : membentuk tim yang lebih kuat dalam upaya pencairan piutang.

• Cash Out : mengkoordinasikan cash out dengan skema pendanaan kemitraan melalui bank.

1. Nett Profit: Laba setelah pajak setelah

hak minoritas 2. NetCash Flow:

Cash In dari aktifitas operasi dikurangi dengan cash out dari aktifitas operasi

3. Kontrak Baru: Nilai kontrak baru periode

berjalan. 4. Penjualan: Total nilai Penjualan Operasi dan KSO Periode berjalan.

Tabel III.13 Evaluasi Indikator KPI – Kontrak Manajemen

Perspektif Hasil Fokus pada Sumber Daya Manusia

KPI 2011 GAP DAN EVELUASI PERBAIKAN KPI 2012

HASIL FOKUS SUMBER DAYA MANUSIA

1. HC Availability 2. Performance Level

Index

GAP : • Adanya kekurangan SDM pada level Kasie

(middle management) Pengukuran Performance Level Index telah secara rutin diukur dan menjadi bagian dari proses sistem SDM

Evaluasi dan Perbaikan : • Leader create better leader (setiap pejabat

structural dan keahlian menyiapkan calon pengganti yang lebih baik)

• Penyiapan berjenjang untuk setiap jabatan secara sistematik

• Performance Index Level sebagai KPI Proses

Succession Rate Tersedianya Kandidat yang memenuhi persyaratan pada tingkat jabatan strategis.

Page 67: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 60

Tabel III.14 Evaluasi Indikator KPI – Kontrak Manajemen

Perspektif Hasil Efektifitas Proses

KPI 2011 GAP DAN EVELUASI PERBAIKAN KPI 2012

HASIL EFEKTIFITAS PROSES

1. SHE Compliance Level

2. Efektivitas Knowledge Management

3. Efisiensi Pengadaan 4. Vendor Performance

GAP : • Vendor Performance Penilaian langsung oleh

pengguna sehingga lebih sesuai menjadi KPI PjPU Efisiensi pengadaan, tetap menjadi indikator keberhasilan fungsi pengadaan yang harus diukur

Evaluasi dan Perbaikan : • Sejalan dengan perkembangan usaha masuk

pasar oil dan gas yang mempunyai requirement tinggi untuk score SHE Level, maka SHE Compliance Level menjadi tolok ukur yang sangat penting untuk dijadikan KPI, membutuhkan waktu sekitar 4 tahun untuk jadi SHE culture dan diusulkan untuk ditingkatkan standarnya.

• Efektifitas Knowledge Management tetap menjadi KPI untuk tahun yang akan datang dengan Penetapan IK Master dan Implementasinya di seluruh unit kerja.

• Dari jumlah inovasi yang lebih penting diangkat adalah sampai sejauh mana implementasi dari inovasi tersebut sehingga perlu diukur Efektivitas Knowledge management dengan penetapan IK Master dan Implementasinya di seluruh unit kerja. Konsistensi dari aplikasi sistem menjadi penting untuk dimanajemeni dan diukur.

• Efisiensi Pengadaan tetap menjadi KPI untuk tahun yang akan datang, dengan strategi mengarah pada substitusi material dan peralatan.

SHE Compliance Level: Rata-rata skor SIL (Safety Implementation Level) dan skor EMSL (Environmental Management System Level)

Page 68: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 61

Tabel III.15 Evaluasi Indikator KPI – Kontrak Manajemen

Perspektif Hasil Kepemimpinan

KPI 2011 GAP DAN EVELUASI PERBAIKAN KPI 2012

HASIL KEPEMIMPINAN 1. Risk Management 2. Penyaluran Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan

3. GCG Level 4. Company Perception

Index 5. KPI Anak

Perusahaan 6. Nilai Investasi

GAP : • Target investasi yang terealisasi masih ada yang

diluar rencana • Pengelolaan investasi multy years / penyertaan

semakin tahun akan semakin besar tidak tertangani dengan optimal

• Pengelolaan sumber dana investasi ke depan perlu dikelola secara mandiri dan terarah

• Risk Management, kurang optimalnya supportif tanggapan dari departemen korporasi atas laporan manrisk departemen operasi.

• Penyaluran program kemitraan dan bina Lingkungan telah menjadi bagian proses sehingga lebih tepat sebagai KPI proses

• GCG Level sudah 5 tahun diukur sehingga bagian dari proses bisnis dan dijadikan KPI Proses.

Evaluasi dan Perbaikan : • Perencanaan investasi perlu lebih akurat dan

konkrit di departemen Operasi • Perlu dibentuk unit pengelola investasi korporasi

untuk mengelola dana investasi secara mandiri • Risk Management, pengoptimalan fasilitas

tanggapan dari departemen korporasi yang sudah ada di sistem

• Sesuai dengan tuntutan stakeholder untuk mengukur sustainability perusahaan yang dituangkan dalam sustainability report dan diukur levelnya.

• Memastikan akuntabilitas konsistensi menjalankan prosedur yang ada.

1. Risk Management: Level Maturity, Implementasi manajemen risiko yang dilakukan melalui assesmen oleh pihak independen.

2. GCG Level Sesuai prosedur penilaian dari lembaga independen.

3. Harga Wajar Saham WIKA Ekspektasi harga saham WIKA debandingkan terhadap harga saham rata-rata industri konstruksi.

4. KPI Anak Perusahaan Besaran laba setelah pajak.

III.3. Penilaian Good Corporate Governance (GCG)

Penilaian Good Corporate Governance (GCG) untuk tahun 2011 sampai dengan laporan ini disajikan masih dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Program kerja dan kegiatan GCG pada tahun 2011 pada dasarnya merupakan kegiatan sebagai tindak lanjut assesment yang dilakukan BPKP.

Page 69: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 62

Secara umum, penerapan GCG di WIKA berjalan dengan baik, namun demikian jika mengacu kepada beberapa ketentuan GCG dan best practices, maka terdapat beberapa hal yang dipandang perlu untuk diperbaiki yaitu: (1) Hak dan tanggungjawab Pemegang Saham/RUPS, (2) Penerapan GCG pada Komite Dewan Direksi, dan (3) Komitmen. Kesadaran terhadap tantangan dunia usaha yang semakin dinamis, yang bersumber dari perubahan dan pergeseran lingkungan bisnis yang didorong oleh perkembangan teknologi informasi, dampak krisis finansial, serta meningkatnya tuntutan shareholders dan stakeholders yang semakin well-informed, maka untuk menghadirkan atmosfir yang kondusif bagi terciptanya berbagai inovasi, ditetapkan tata nilai dan paradigma berpikir yang berorientasi pada kepuasan dan layanan terhadap shareholders dan stakeholders. Dalam konteks itu, WIKA berkomitmen untuk secara berkesinambungan mampu mengimplementasikan prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Tata Kelola Perusahaan yang baik, yaitu prinsip: Transparency, Acountability, Responsibility, Independency, dan Fairness. Implementasi prinsip-prinsip GCG diharapkan mampu menumbuhkan suatu tata nilai dan paradigma yang terlembaga menjadi sebuah kultur perusahaan (corporate culture) dan terefleksikan sebagai budaya dalam bekerja. Sepanjang tahun 2011 telah dilaksanakan berbagai aktivitas sebagai tindak lanjut hasil assesment dan kegiatan lain yang mendukung penerapan GCG: • Sosialisasi Internal. Dengan pertimbangan bahwa GCG merupakan tata nilai yang

harus dipahami anggota organisasi, maka dilakukan sosialisasi internal yaitu sosialisasi dalam lingkup proyek yang terdapat di WIKA. Kegiatan ini penting dilakukan agar karyawan memahami bahwa mereka merupakan bagian tak terpisahkan dalam rangka keberhasilan GCG.

• Assessment. Pengukuran implementasi GCG menjadi suatu keharusan yang dilakukan setiap organisasi yang menerapkan GCG, kelemahan atau kekurangan praktik GCG akan sulit diketahui. Sejak tahun 2006, WIKA secara rutin melakukan assesmen untuk mengetahui tingkat implementasi GCG. Pelaksanaan assesment GCG 2010 dilakukan oleh BPKP bulan April-Juni 2011. Untuk periode tahun 2010 diperoleh skor 86,97 dengan skala 100. Dalam assesmen ini metode yang digunakan adalah: Review dokumen, kuesioner, wawancara, analisis, presentase hasil sementara dan pelaporan. Assesmen BPKP ini merupakan salah satu indikator bagi pencapaian dalam penerapan GCG.

• Review Code of Corporate Governance, Code of Conduct, Board Manual. Ketiga elemen tersebut merupakan pilar pelaksanaan GCG sehingga perlu disesuaikan dengan perkembangan GCG dan berbagai ketentuan yang terkait dalam implementasi GCG.

Page 70: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG 63

• Pembuatan dokumen Conflict of Interest Direksi dan Dewan Komisaris. Direksi dan Dewan Komisaris telah menandatangani dokumen yang menyatakan bahwa Direksi dan Dewan Komisaris tidak memiliki benturan kepentingan dalam proses bisnis.

• Model Penerapan GCG Tahun 2010. Program dan kegiatan GCG di tahun 2010, dilakukan dengan cara mereview berbagai dokumen dan program GCG yang ada selama ini, serta melakukan pemetaan (mapping) terhadap kegiatan yang ada. Berdasarkan mapping tersebut maka dirancang berbagai program dan kegiatan implementasi GCG yang sesuai dengan kondisi dan tantangan WIKA ke depan. Berdasarkan mapping yang dibuat, maka diperoleh sebuah model penerapan GCG. Model ini merupakan keluaran dari proses review dan mapping berbagai program dan kegiatan dalam ruang lingkup GCG.

• Corporate Govermence Perception Index (CGPI). Sejak tahun 2007 WIKA sudah menerapkan GCG secara tertulis dalam etika berbisnisnya. Assesment oleh BPKP, selaku lembaga Pemerintah juga telah dilakukan oleh WIKA untuk mengetahui sejauh mana penerapan GCG dalam perusahaan berjalan dengan baik. Kedepannya, seperti perusahaan Tbk lainnya, WIKA juga akan melakukan self assesment, salah satunya adalah WIKA perlu mengetahui persepsi masyarakat terhadap perusahaannya. Untuk itu WIKA berpartisipasi dalam assesment CGPI yang dilakukan IICG (The Indonesian Institute For Corporate Govermence). Program ini didesain untuk memacu perusahaan dalam meningkatkan kualitas penerapan GCG melalui perbaikan yang berkesinambungan dengan melaksanakan evaluasi dan melakukan studi banding. Di tahun 2011 WIKA telah melakukan assesment CGPI untuk pelaksanaan GCG tahun 2010 dan memperoleh predikat perusahaan terpercaya “trusted company” dengan capian skor 79,99.

• Whistle Blowing System. Whistle Blowing System WIKA sebelumnya telah ada dalam code of conduct No.SK.01.01/A.DIR.0447/2009, dan pada tahun 2011 Whistle Blowing System telah dibuat dalam bentuk Standar Operating Procedure (SOP) Pengaduan Pelanggaran terhadap code of conduct No. Dok: WIKA-LDS-PM-01.02. Prosedur Whistle Blowing System ini perlu disosialisasikan dan dikoordinasikan ke pihak-pihak terkait untuk efektifitas implementasinya.

• Sustainability Report. Di tahun 2011, WIKA pertama kali membuat Laporan Berkelanjutan (Sustainability Report) untuk pelaksanaan tahun 2010 menggunkan standar yang mengarah pada petunjuk pelaporan Global Reporting Initiative (GRI) dan berada pada level B (self declared). Dalam ajang Indonesian Sustainability Reporting Awards (ISRA) 2011, WIKA mendapat penghargaan “1st Runner Up for Services Category and Commendation for The First Time Sustainability Reporting”.

Page 71: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011
Page 72: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Perkembangan Usaha 64

BAB IV

PERKEMBANGAN USAHA Dalam bab ini, evaluasi dilakukan terhadap perkembangan uasah Perusahaan dengan dasar analisis kecenderungan (trend analysis) untuk waktu lima tahun terakhir (2007-2011). Pembahasan dengan analisis kecenderungan ini mencakup lima hal, yaitu: • Perkembangan Posisi Keuangan • Perkembangan Profitabilitas • Perkembangan Arus Kas • Perkembangan Perubahan Ekuitas • Perkembangan Rasio Keuangan IV.1. Perkembangan Posisi Keuangan Perusahaan

Perkembangan posisi keuangan Perusahaan selama lima tahun terakhir diikhtisarkan sebagai berikut :

Tabel IV.1 Perkembangan Posisi Keuangan Tahun 2007-2011

2011 2010 2009 2008 2007

Aset Lancar 5.838.852 5.122.673 4.962.530 5.229.930 3.687.320 13,48

Pajak Tangguhan 32.501 21.593 12.496 - 6.597 30,83

Setoran Dana KSO 740.694 434.185 142.775 19.709 1.708 488,26

Penyertaan 450.525 150.108 121.509 21.590 3.442 303,43

Aset Tetap 753.148 405.546 332.207 335.878 245.501 35,88

Aset Lain-lain 417.006 75.040 52.924 151.757 188.496 103,22

Goodwill 4.847 7.537 10.049 12.561 - (20,17)

Tanah Blm Dikembangkan 85.408 69.623 66.124 - - 6,99

Total Aset 8.322.980 6.286.304 5.700.614 5.771.425 4.133.064 20,27

Liabilitas Jangka Pendek 5.127.209 3.642.027 3.435.525 3.620.587 2.231.957 25,97

Liabilitas Jangka Panjang 976.395 727.510 629.374 683.439 544.947 16,83

Hak Minoritas 147.815 115.144 102.774 82.756 64.947 23,01

Ekuitas 2.071.561 1.801.624 1.532.941 1.384.643 1.291.213 12,61

Total Liabilitas & Ekuitas 8.322.980 6.286.304 5.700.614 5.771.425 4.133.064 20,27

(dalam jutaan Rupiah dan % )

Pos NeracaTahun Perubahan

Rata-rata 5 Tahun (%)

Page 73: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Perkembangan Usaha 65

Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat dilakukan evaluasi perkembangan atau kecenderungan Posisi Keuangan Perusahaan dalam lima tahun terakhir (2007-2011) adalah meningkat. Berikut adalah evaluasi yang terkait dengan pos-pos dalam posisi keuangan Perusahaan.

IV.1.1. Total Aset

Rata-rata perkembangan atau pertumbuhan Total Aset Perusahaan dalam lima tahun terakhir ini mengalami kenaikan, kecuali dari tahun 2008 ke tahun 2009. Rata-rata pertumbuhan Aset Perusahaan untuk lima tahun terakhir ini (2007-2011) adalah sebesar 20,27%. Sedangkan pertumbuhan tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 lebih besar daripada pertumbuhan rata-rata, yaitu bertumbuh sebesar 32,39%, yang disebabkan oleh setoran dana yang berasal dari Kerja Sama Operasi (Joint Operation), yang mengalami peningkatan mencapai 71,46%. Pertumbuhan usaha dari Kerja Sama Operasi memang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, baik dengan mitra kerja lokal maupun dengan mitra kerja asing. Perkembangan Aset juga terjadi karena penambahan penyertaan, penambahan aset tetap, dan penambahan aset lain-lain. Di masa datang Kerja Sama Operasi juga akan menjadi fokus perkembangan usaha, untuk meningkatkan kinerja Perusahaan, dengan mempertimbangkan profitabilitas dan berpedoman pada tiga fokus strategi di bidang pemasaran, keuangan, dan efisiensi operasional.

IV.1.2. Total Aset Tetap Peningkatan Aset Tetap selama lima tahun ini (2007-2011) rata-rata sebesar 35,88%. Pertumbuhan Aset Tetap yang terbesar adalah dari tahun 2010 ke tahun 2011, yaitu bertumbuh sebesar 85,71%. Peningkatan ini terutama dalam bentuk Peralatan Pabrik Proyek, yang tahun 2011 mencapai nilai sebesar Rp 405,45 milyar dan dalam bentuk Aset Tetap Dalam Penyelesaian yang mencapai sebesar Rp 198,76 milyar.

IV.1.3. Liabilitas Secara umum, pos-pos Liabilitas mengalami peningkatan merata selama lima tahun ini. Rata-rata pertumbuhan Liabilitas Jangka Pendek adalah 25,97% dan Liabilitas Jangka Panjang rata-rata bertumbuh 16,83% selama lima tahun terakhir. Fokus strategi pemasaran untuk mendapat proyek-proyek yang lebih tinggi keyakinan pembayarannya, telah meningkatkan likuiditas dan pada akhirnya, proyek-proyek

Page 74: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Perkembangan Usaha 66

mampu menerapkan self-financing dan mengurangi ketergantungan terhadap dana dari pihak ketiga berupa pinjaman.

IV.2. Perkembangan Profitabilitas Perusahaan Perkembangan profitabilitas Perusahaan selama lima tahun terakhir ini diikhtisarkan dalam Tabel IV.2, sebagai berikut:

Tabel IV.2 Perkembangan Profitabilitas Tahun 2007 - 2011

2011 2010 2009 2008 2007Pendapatan 7.741.827 6.022.921 6.590.857 6.559.077 4.284.581 18,37

Beban Pokok Pendapatan (6.978.414) (5.390.011) (5.967.732) (6.113.046) (3.925.624) 18,28

Laba Kotor Sebelum Joint Operation 763.413 632.910 623.125 446.031 358.957 21,54

% thd Pendapatan 9,86% 10,51% 9,45% 6,80% 8,38%

Bagian Laba Joint Operation 101.522 40.158 22.607 (3.099) 17.349 235,52

Laba Kotor setelah JO 864.935 673.068 645.732 442.932 376.306 24,06

% thd Pendapatan 11,17% 11,18% 9,80% 6,75% 8,78%

Beban Usaha (211.194) (195.457) (160.782) (155.001) (135.694) 11,89

Laba Usaha 653.741 477.611 484.950 287.931 240.612 30,86

% thd Pendapatan 8,44% 7,93% 7,36% 4,39% 5,62%

Pendapatan/(Beban) Lain-lain (24.134) (4.284) (136.841) (31.516) (52.664) 165,13

Laba Sebelum Pajak 629.607 473.326 348.109 256.415 187.948 35,29

% thd Pendapatan 8,13% 7,86% 5,28% 3,91% 4,39%

Pajak Penghasilan (238.660) (162.085) (141.585) (81.762) (44.325) 54,84

Laba Setelah Pajak 390.946 311.241 206.524 174.653 143.623 29,04

Hak Minoritas (36.448) (26.319) (17.302) (18.619) (14.484) 28,02

Laba Bersih setelah Hak Minoritas 354.499 284.922 189.222 156.034 129.139 29,27

% thd Pendapatan 4,58% 4,73% 2,87% 2,38% 3,01%

(dalam jutaan Rupiah dan % )

UraianTahun Perubahan

Rata-rata 5 Tahun (%)

Berdasarkan tabel tersebut di atas, pertumbuhan Laba Bersih Konsolidasi selama lima tahun meningkat 29,27%. Masing-masing pos-pos laba rugi komprehensif dijelaskan di bawah ini.

IV.2.1. Laba Bersih Konsolidasi Laba Bersih Konsolidasi (atau dalam Tabel IV.2 disebut sebagai Laba Bersih setelah Hak Minoritas) setiap tahunnya meningkat rata-rata 29,97% dalam lima tahun terakhir. Khusus dibandingkan dengan Laba Bersih Konsolidasi tahun 2010, untuk tahun 2011

Page 75: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Perkembangan Usaha 67

mengalami kenaikan, yaitu sebesar 24,42%. Artinya, pertumbuhan Laba Bersih Konsolidasi untuk tahun 2011 ini lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan Laba Bersih Konsolidasi selama lima tahun terakhir. Fokus strategi yang meningkatkan efisiensi dan fokus strategi yang menekankan untuk meningkatkan surplus dari setiap proyek yang dilaksanakan Perusahaan, telah ikut mendorong peningkatan Laba Bersih Konsolidasi.

IV.2.2. Laba Sebelum Pajak

Rata-rata pertumbuhan tahunan Laba Sebelum Pajak selama lima tahun terakhir ini adalah 35,29% atau lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan tahunan Laba Bersih Konsolidasi (29,97%). Artinya, selama lima tahun terakhir ini, terdapat peningkatan beban Pajak Penghasilan yang rata-rata setiap tahunnya meningkat hampir 54,84%.

IV.2.3. Laba Usaha Rata-rata pertumbuhan tahunan Laba Usaha selama lima tahun terakhir ini adalah 30,86% atau lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan Laba Sebelum Pajak (35,29%) dan lebih tinggi daripada Laba Bersih Konsolidasi (29,97%). Khusus dibandingkan dengan tahun 2010, pada tahun 2011 terdapat peningkatan Beban Lain-lain dari Rp 4,28 milyar menjadi hanya sebesar Rp 24,13 milyar. Peningkatan Beban Lain-lain ini adalah akibat naiknya Beban Bunga untuk tahun 2011, yaitu sebesar Rp 9,61 milyar menjadi Rp 15,7 milyar untuk tahun 2011.

IV.2.4. Laba Kotor

Rata-rata pertumbuhan tahunan Laba Kotor adalah 24,06% untuk Laba Kotor setelah Kontribusi Joint Operation dan 21,54% untuk Laba Kotor sebelum Kontribusi Joint Operation. Angka-angka ini menunjukkan kontribusi laba dari Joint Operation yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan untuk tahun 2006 dan 2008, kegiatan Joint Operation tidak memberikan kontribusi positif. Hasil ini sejalan dengan upaya Perusahaan untuk terus meningkatkan kegiatan di bidang Joint Operation ini baik dengan mitra kerja lokal dan mitra kerja asing. Selain volume kegiatan Joint Operation yang meningkat, profitabilitas proyek-proyek Joint Operation juga mengalami peningkatan.

Page 76: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Perkembangan Usaha 68

IV.3. Perkembangan Arus Kas Perusahaan Perkembangan arus kas Perusahaan dalam lima tahun terakhir ini diikhtisarkan dalam Tabel IV.3. Dari tabel dimaksud, dapat ditampilkan rata-rata pertumbuhan Arus Kas Perusahaan dalam lima tahun terakhir bertumbuh 1,26%.

Tabel IV.3

Perkembangan Arus Kas Tahun 2007-2011

2011 2010 2009 2008 2007

Arus Kas dari Aktivitas Operasi 838.419 209.924 887.192 (454.505) 627.127 86,44

Arus Kas untuk Aktivitas Investasi (815.529) (417.106) (209.176) (119.870) (57.558) 94,42

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan (6.279) 223.999 (518.560) 260.985 458.508 (146,94)

Kenaikan (Penurunan) Kas Bersih 16.611 16.817 159.456 (313.390) 1.028.077 (93,01)

Kas dan Setara Kas Awal Tahun 1.227.705 1.210.888 1.051.432 1.364.821 336.745 74,72

Kas dan Setara Kas Akhir Tahun 1.244.316 1.227.705 1.210.888 1.051.431 1.364.822 (1,26)

(dalam jutaan Rupiah )

Pos Arus KasTahun Perubahan

Rata-rata 5 Tahun (%)

Berdasarkan kelompok arus kasnya, secara konsisten Perusahaan menghasilkan arus kas dari aktivitas operasi. Pada kenyataannya, kenaikan Kas Bersih untuk tahun 2011 ini, yaitu sebesar Rp 16,61 milyar, berada di bawah tahun 2010 yang kenaikan Kas Bersihnya mencapai sebesar Rp 16,82 milyar.

Page 77: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Perkembangan Usaha 69

IV.4. Perkembangan Perubahan Ekuitas Perusahaan Perubahan Ekuitas Perusahaan selama lima tahun terakhir ini sebagai berikut:

Tabel IV.4 Perkembangan Perubahan Ekuitas Tahun 2007-2011

2011 2010 2009 2008 2007

1 Saldo Laba Awal Tahun 1.801.624 1.532.941 1.384.640 1.291.212 402.258 60,50

2 Laba/Rugi Bersih Tahun Berjalan 354.499 284.922 189.222 156.034 129.139 18,64

3 Laba Komprehensif 11.876 - - - -

4 Pembagian Deviden Kas (99.723) (56.810) (45.523) (34.908) - 32,68

5 Dana PKBL (8.548) (5.676) (4.551) (3.491) (1.127) 63,68

6 Kompensasi Berbasis Saham - 3.589 3.921 - - -

7 Disagio Saham diperoleh kembali 9.260 - (5.640) - - -

8 Eksekusi Opsi Saham 2.573 15.517 - - - -

9 Tantiem - - - - (1.013) -

2.071.561 1.774.483 1.522.069 1.408.847 529.257 47,87

10Penerbitan (Pembelian Kembali) Saham - 34.563 (4.924) (24.207) 761.955 (231,36)

11Selisih Kurs Penjabaran Lap. Keuangan - (7.422) 6.983 - - -

12Selisih Perubahan Ekuitas Perusahaan - - 8.813 - - -

2.071.561 1.801.624 1.532.941 1.384.640 1.291.212 7,26

Perubahan Rata-rata 5 Tahun (%)

Saldo Ekuitas

(dalam jutaan Rupiah )

No. Pos Arus KasTahun

Saldo Laba

Berdasarkan tabel tersebut di atas, tampak bahwa Saldo Ekuitas Perusahaan terus menerus mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir ini, yaitu dengan rata-rata peningkatan 7,26%. Hal ini ditunjang oleh meningkatnya Laba Bersih Konsolidasi Perusahaan secara terus menerus selama lima tahun terakhir ini (rata-rata peningkatan 18,64%).

Page 78: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Perkembangan Usaha 70

IV.5. Perkembangan Rasio Keuangan Perusahaan Perkembangan rasio keuangan Perusahaan dalam lima tahun terakhir diikhtisarkan sebagai berikut:

Tabel IV.5 Perkembangan Rasio Keuangan Tahun 2007-2011

2011 2010 2009 2008 2007

A

1 Current Ratio 113,88% 140,65% 144,30% 144,45% 165,21%

2 Acid Test Ratio 96,86% 138,73% 72,41% 67,47% 98,54%

3 Cash Ratio 24,27% 33,71% 34,99% 29,04% 61,15%

B

1 Gross Profit Ratio 9,86% 11,18% 9,80% 6,80% 8,38%

2 Operating Ratio 8,20% 7,93% 7,36% 4,39% 5,62%

3 Net profit Ratio 5,05% 4,73% 2,87% 2,38% 3,01%

4 Rate of Return On Equity 20,65% 18,79% 14,08% 12,35% 11,11%

5 Rate of Return Of Invesment 4,42% 7,69% 7,26% 4,87% 5,78%

C

1 Debt to Equity Ratio 253,20% 242,53% 265,17% 310,00% 355,66%

Solvabilitas

No. Pos Arus Kas Tahun

Likuiditas

Rentabilitas

Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat dilakukan evaluasi perkembangan atau kecenderungan rasio keuangan Perusahaan selama lima tahun terakhir ini, sebagai berikut:

IV.5.1. Rasio-rasio Likuiditas Rasio-rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Perusahaan untuk memenuhi liabilitasnya. 1) Current Ratio

Rasio Lancar (Current Ratio) Perusahaan untuk tahun 2011 adalah 113,88% atau turun dibandingkan dengan pencapaian tahun 2010, yaitu 140,65%. Artinya, angka ini tetap menunjukkan kemampuan Perusahaan untuk memenuhi liabilitas jangka pendeknya dari aset-aset lancar yang dimiliki, yang jauh melebihi batas wajar yaitu 100%.

Page 79: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Perkembangan Usaha 71

2) Acid Test Ratio

Acid Test Ratio Perusahaan untuk tahun 2010 berada dalam ambang batas yang mengkuatirkan karena hanya mencapai 96,86%. Acid Test Ratio menunjukkan kemampuan Perusahaan untuk memenuhi liabilitas jangka pendek dengan aset-aset lancar tidak termasuk Persediaan. Artinya, tanpa memasukkan Persediaan, kemampuan Perusahaan untuk memenuhi liabilitas jangka pendeknya kurang baik, yaitu di bawah batas yang sehat (100%). Pencapaian ini jauh lebih rendah dibandingkan dari tahun 2010, yaitu 138,73% yang artinya ketergantungan terhadap Persediaan mengalami penurunan sebagai hasil dari efisiensi sistem pengadaan yang tersentralisasi yang diterapkan Perusahaan.

3) Cash Ratio

Cash Ratio Perusahaan untuk tahun 2011 adalah 24,27%, yang menurun sedikit dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 33,71%. Artinya, kemampuan Perusahaan untuk memenuhi liabilitas jangka pendeknya dengan dana Kas dan Ekuivalen Kas relatif stabil.

IV.5.2. Rasio-rasio Rentabilitas

Rasio-rasio rentabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan Perusahaan dalam hal menghasilkan pengembalian yang berasal dari operasional maupun investasi dan Ekuitas Pemilik.

1) Gross Profit Ratio

Rasio Laba Kotor (Gross Profit Ratio) Perusahaan di tahun 2011 adalah 9,86% atau menurun dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 11,18%. Meskipun pada tahun 2011 Penjualan Perusahaan mengalami peningkatan, namun Beban Pokok Penjualan tahun 2011 juga meningkat terhadap Penjualannya dibandingkan tahun 2010 (tahun 2011, Penjualan mencapai 128,54%, sedangkan Beban Pokok Penjualan mencapai 129,47%).

2) Operating Ratio

Rasio Laba Usaha (Operating Ratio) di tahun 2011 adalah 8,20% atau meningkat dibandingkan tahun 2010, yaitu 7,93%. Dalam hal ini, di tahun 2011 peningkatan Beban Usaha relatif terhadap angka Penjualan pada tahun 2011 adalah 8,05%, sedangkan tahun 2010 adalah 3,25%.

Page 80: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Perkembangan Usaha 72

3) Net Profit Ratio

Pencapaian Rasio Laba Bersih (Net Profit Ratio) untuk tahun 2011 adalah 5,05%. Pencapaian ini adalah yang tertinggi dalam lima tahun terakhir, serta mencapai 1,32 kali dibandingkan pencapaian Net Profit Ratio tahun 2010, yaitu 4,73%. Nilai peningkatan yang signifikan ini terutama adalah karena meningkatnya Pendapatan bunga 2011 dibandingkan tahun 2010.

4) Rate of Return on Equity

Rasio Pengembalian terhadap Ekuitas Pemilik (Rate of Return on Equity – ROE) untuk tahun 2011 adalah 20,65%, atau meningkat dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 18,78%. Meskipun di tahun 2011 terjadi peningkatan Modal Sendiri, namun, peningkatan tersebut secara relatif masih di bawah peningkatan Laba Bersih Konsolidasi.

5) Rate of Return on Investment

Untuk Rasio Pengembalian terhadap Investasi (Rate of Return on Investment – ROI) untuk tahun 2011 ini mencapai 4,42% atau menurun dibandingkan dengan pencapaian ROI tahun 2010, yaitu sebesar 7,69%. Artinya, pada tahun 2011 ini, tingkat pengembalian terhadap Capital Employed (Total Aset dikurangi Aset dalam Penyelesaian) adalah menurun, walaupun Perusahaan mampu mencetak Laba Bersih yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

IV.5.3. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur pendanaan Perusahaan yang bearsal dari pinjaman pihak ketiga dibandingkan Ekuitas Pemilik atau Modal Sendiri.

1) Debt to Equity Ratio

Rasio Hutang terhadap Ekuitas Pemilik (Debt to Equity Ratio) untuk tahun 2011 ini mencapai 253,20% atau meningkat jika dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 242,53%. Artinya, pendanaan yang berasal dari Hutang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

Selama lima tahun terakhir ini, Debt to Equity Ratio Perusahaan relatif mengalami penurunan yang menunjukkan semakin berkurangnya ketergantungan Perusahaan terhadap pinjaman dari pihak ketiga.

Page 81: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011
Page 82: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tindak Lanjut RUPS dan RUPS LB PT Wijaya Karya (Persero), Tbk 73

BAB V

TINDAK LANJUT RUPS PT WIJAYA KARYA (PERSERO), TBK

Dalam bagian ini disajikan hal-hal penting yang berkaitan dengan tindak lanjut Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Wijaya Karya (Persero), Tbk.

Selama tahun 2011, Perseroan telah mengadakan sejumlah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), yang hasil tindaklanjutnya diikhtisarkan di bawah ini.

V.1. Tindak Lanjut Keputusan Dewan Komisaris dalam Rapat Pengesahan Rencana

Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun 2010 Keputusan Dewan Komisaris sesuai urutan Keputusan Lainnya dalam Risalah Rapat Dewan Komisaris dan tindaklanjut (dalam cetak miring setelah setiap butir Keputusan) tentang Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun Buku 2011, sebagai berikut: 1) Memberikan rekomendasi untuk diajukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham

usulan untuk Penjualan Aset tetap berupa tanah dan bangunan yang berlokasi di Makasar dengan rincian sebagai berikut :

Luas Tanah : 809 M2

Luas Bangunan : 271 M2

Harga Perolehan : Rp. 142.072.000 Nilai Buku : Rp. 142.072.000

Tanggapan : Penjualan Aset belum dapat dilaksanakan sehubungan proses pengurusan fisik lahan.

2) Memberikan rekomendasi untuk diajukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham

usulan untuk Penambahan Penyertaan Modal kepada PT Wijaya Karya Realty berupa inbreng aset sebagai berikut: • Tanah dan Bangunan di Jalan D.I. Panjaitan Kav. 3-4 Jakarta. • Properti Klub Tamansari yaitu sport club tamansari persada kemala, sport club

tamansari persada raya, sport club bali view, sport club tamansari bukit bandung, dan sport club tamansari persada bogor.

Page 83: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tindak Lanjut RUPS dan RUPS LB PT Wijaya Karya (Persero), Tbk 74

Tanggapan : Telah disetujui dalam keputusan Risalah Rakomdir Nomor 10/RIS-KOMDIR/WIKA/2011 tanggal 7 Juli 2011 dan telah disahkan rencana Inbreng WIKA ke PT WIKA Realty dengan nilai sebesar Rp 95 miliar untuk aset dan Rp 50 miliar dalam bentuk cash dalam Risalah RUPS-LB PT WIKA Realty tanggal 13 Oktober 2011. Pengembangan Tanah dan Bangunan di Jalan D.I. Panjaitan Kav. 3-4 Jakarta dilakukan oleh PT WIKA Realty dengan mekanisme pengembangan bisnis Hotel, Apartemen dan Condotel.

3) Menyetujui penambahan penyertaan modal kepada PT Wijaya Karya Realty dari

pengalihan piutang afiliasi sebesar Rp 50 miliar.

Tanggapan : Surat Direksi PT wijaya Karya (Persero) Tbk. Nomor : KU.02.01/A.DIR.1489/2011 tanggal 23 Juni 2011 Perihal : Permohonan Persetujuan atas Peningkatan Modal Disetor WIKA Realty melalui Inbreng dan Konversi Piutang. Telah disetujui rencana Inbreng WIKA ke WIKA Realty dalam keputusan Risalah Rakomdir Nomor 10/RIS-KOMDIR/WIKA/2011 tanggal 7 Juli 2011.

4) Memberikan rekomendasi untuk diajukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham

tentang usulan Perubahan Anggaran Dasar sehubungan dengan Pelaksanaan Program ESOP / MSOP.

Tanggapan : Pelaksanaan Program ESOP / MSOP telah dilakukan pada 18 Mei – 28 Juni 2011, dan akan kembali dilakukan pada bulan November 2011. Penambahan Modal Disetor melalui Program ESOP/MSOP sebesar 21.612.500 saham, sehingga Jumlah Modal Ditempatkan/Disetor Penuh setelah Window Evercise VII menjadi 6.023.153.000 saham.

5) Menyetujui penarikan pinjaman modal kerja dengan plafon sebesar Rp 1,0 triliun

berupa Cash Loan dan Plafon tertarik Non Cash Loan sebesar Rp 6,5 triliun.

Tanggapan : Realisasi pemakaian CL per September 2011 sebesar Rp 391 miliar dari Plafond CL yang tersedia Rp 1 triliun. Jumlah NCL tertarik per September 2011 sebesar Rp 3.072 miliar dari Plafond NCL tersedia sebesar Rp 6,5 triliun.

6) Menyetujui pengagunan aktiva tetap berupa tanah dan bangunan yang mempunyai

nilai buku sebesar Rp 136,76 miliar dalam rangka memenuhi persyaratan kredit dan penerbitan surat hutang yang diperlukan Perusahaan.

Page 84: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tindak Lanjut RUPS dan RUPS LB PT Wijaya Karya (Persero), Tbk 75

Tanggapan : Sampai bulan September 2011, posisi aset yang diagunkan dalam rangka memenuhi persyaratan kredit pada Bank Mandiri dan Bank BRI adalah sebesar Rp 27,41 miliar.

7) Menyetujui secara prinsip program pengembangan usaha yang pelaksanaannya

diminta kepada Direksi untuk menyampaikan terlebih dahulu hasil kajian dan studi kelayakan atas setiap usulan proyek-proyek investasi berikut dibawah ini kepada Dewan Komisaris:

a) Penambahan setoran modal pada PT Marga Nujyasumo Agung MNA) sebesar

Rp 60 miliar.

Tanggapan : WIKA akan menyetorkan setoran modal sebesar Rp 20 miliar agar ada kemungkinan nilai yang lebih besar diperoleh WIKA, mengingat adanya peluang dari tawaran Astra Insfrastructure yang sudah menyatakan minatnya mengambil 20% shre WIKA.

b) Penyetoran dana pada PT WIKA Jabar Power sebesar Rp 17,05 miliar sebagai

biaya pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Tampomas, Sumedang Jawa Barat.

Tanggapan : Penyetoran sisa penyertaan akan dilakukan, Direksi PT WIKA Jabar Power akan menyiapkan perhitungan dan mekanisme penyetoran dana yang akan digunakan untuk pembebasan lahan dan fasilitas untuk pengeboran.

c) Pendirian Pabrik Ekstraksi Aspal Buton (kapasitas 50.000 ton) senilai Rp 50

miliar.

Tanggapan : Saat ini sedang dilakukan uji coba produksi dengan peralatan Turbo Dryer dari USA, yang masih akan terus dilaksanakan hingga akhir 2011, untuk membuktikan kelayakan proyek. Nilai investasi sampai dengan saat ini Rp 15,59 miliar.

Page 85: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tindak Lanjut RUPS dan RUPS LB PT Wijaya Karya (Persero), Tbk 76

d) Penyertaan perusahaan patungan atau kerjasama operasi untuk pengembangan Pelabuhan Batu Ampar senilai Rp 30 miliar.

Tanggapan : Telah ditandatangani Nota Kesepahaman antara Pelindo I (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam tentang Kerjasama Pengembangan Peti Kemas Pelabuhan Batu Ampar Sisi Utara Batam dengan Nomor : KEP-174/MBU/2011 tanggal 25 Juli 2011. Nota Kesepahaman Pembiayaan telah ditandatangani antara Konsorsium Pelindo I, WIKA, dan PT Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam dengan Bank BNI pada tanggal 9 September 2011.

e) Penyertaan perusahaan patungan atau kerjasama operasi untuk

pengembangan infrastruktur sebesar Rp 45 miliar.

Tanggapan : Telah dibentuk konsorsium antara PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Pelindo III (Persero), Angkasa Pura I (Persero), PT Pengembangan Pariwisata Bali, Hutama Karya (Persero), Amarta Karya (Persero), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Akan dilakukan setoran penyertaan sebesar Rp 9 miliar pada Oktober 2011.

f) Prefinancing pada proyek pembangkit listrik dengan system Build Operated

Transfer (BOT) atau Build Operated Own (BOO) sebesar Rp 150 miliar.

Tanggapan : PLTD Bali sudah selesai proses konstruksi dan sudah menjual listrik ke PLN pada bulan Maret 2011. Untuk PLTD Ambon sudah dilakukan pemasangan genset Niigata dengan kapasitas 4 x 6,2 MW, sedangkan untuk PLTMG 50 MW Borang saat in sedang dalam proses konstruksi. Nilai investasi sampai dengan saat ini Rp 329 miliar.

g) Pengadaan lahan (Land Bank) untuk pengembangan usaha PT WIKA realty

sebesar Rp 50 miliar.

Tanggapan : Telah diputuskan untuk membeli tanah di Gadog, Kab Bogor untuk WIKA Learning Centre seluas 9,2 ha, berikut bangunan, infrastruktur dan tanaman dengan harga Rp 14,5 miliar. Pembayaran dilakukan dalam 2 tahap, tahap I untuk tanah yang bersertifikat Hak Milik senilai Rp 5,96 miliar, telah ditandatangani APJB nya pada tanggal 16 September 2011. Tahap II untuk tanah dengan status Tanah Girik senilai Rp 8,54 miliar akan dilakukan partial sesuai kelengkapan dokumen.

Page 86: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tindak Lanjut RUPS dan RUPS LB PT Wijaya Karya (Persero), Tbk 77

h) Prefinancing pada proyek Oil & gas Infrastructure ( LPG Spherical Tank

Terminal ) sebesar Rp 41 miliar.

Tanggapan : WIKA telah kalah dalam tender, dana akan dialihkan ke investasi IPP.

Program pengembangan usaha tahun 2011 bersifat terbuka, yaitu tidak tertutup kemungkinan bagi Direksi untuk menggantikan sasaran proyek yang sudah direncanakan apabila dalam perjalanannya ada peluang investasi yang lebih baik. Dengan tetap mengacu kepada batasan kemampuan perusahaan untuk mengeksekusinya dengan dimintakan persetujuan dari Dewan Komisaris.

8) Menyetujui secara prinsip penarikan pinjaman bank/lembaga keuangan lainnya

untuk “Kredit Investasi” dalam rangka pengembangan usaha WIKA dengan tetap mengacu kepada batasan kemampuan keuangan perusahaan, untuk mengeksekusinya akan disampaikan permohonan izin tersendiri kepada Dewan komisaris pada saat proyek/investasi tersebut akan diperoleh/dilaksanakan.

Tanggapan : Beberapa proyek/investasi telah disampaikan kepada Komisaris untuk mendapatkan persetujuan antara lain Proyek PLTD 25 MW Ambon, Proyek PLTG 20 MW Rengat, Proyek PLTU 2 x 400 MW Jambi dan PLTGU Bangkanai 120 MW Kalimantan Tengah.

V.2. Tindak Lanjut Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan untuk Tahun 2011 Keputusan RUPS Tahunan 2011 yang diadakan tanggal 12 Mei 2011 sesuai urutan Keputusan Lainnya dalam Risalah Rapat (dan tindaklanjut dalam cetak miring setelah uraian Keputusan), sebagai berikut: 1) Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan termasuk didalamnya Laporan Kegiatan

Perseroan, Laporan Pengawasan Dewan Komisaris, serta Pengesahan laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2010;

2) Persetujuan dan Pengesahan Laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Perseroan Tahun Buku 2010;

Page 87: Hadori Sugiarto Adi & Rekan · Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011

Tindak Lanjut RUPS dan RUPS LB PT Wijaya Karya (Persero), Tbk 78

3) Penetapan Penggunaan Laba Bersih tahun Buku 2010; 4) Penunjukkan Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan

Perseroan Tahun Buku 2011 dan Laporan Keuangan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan Tahun Buku 2011;

5) Penetapan Tantiem Tahun 2010, Gaji dan Honorarium serta tunjangan lainnya

untuk Direksi dan Dewan Komisaris Tahun 2011; 6) Pelimpahan Kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk melaksanakan

penambahan modal Perseroan dalam rangka ESOP / MSOP yang telah diputuskan oleh RUPS.

Tanggapan :

Keputusan RUPS Tahunan 2011 butir 1 sampai dengan 6 telah ditindaklanjuti.