hadits qudsi dan hadits nabawi

13
Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah Al- Quran. Dengan demikian hadits menjadi penjelas dari apa-apa yang terkandung dalam Al-Quran. Hadits sumber hukum Islam selain Al-Quran ini wajib diikuti baik daam bentuk perintah maupun larangan. Karena itu, sangat penting dan mendasar mengetahui pembagian hadits berdasarkan sumbernya yaitu hadits nabawi dan hadits qudsi serta perbedaan keduanya. 2.1 Pengertian Hadits Qudsi Hadits qudsi, disebut juga dengan istilah hadits Ilahi atau hadits Rabbani, Secara etimologi Hadits Qudsi merupakan nisbah kepada kata Quds yang mempunyai arti bersih atau suci. Sedangkan secara terminologis, pengertian hadits qudsi terdapat dua versi. Yang pertama hadits qudsi merupakan kalam Allah SWT (baik dalam struktur maupun substansi bahasanya), dan Nabi hanya sebagai penyampai. Yang kedua hadits qudsi adalah perkataan dari Nabi, sedangkan isi dari perkataan tersebut berasal dari Allah SWT. Maka dalam redaksinya sering memakai ??? ???? ?????. . Dapat dikatakan bahwa hadits Qudsi adalah suatu hadits yang berisi firman Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi SAW, kemudian Nabi SAW menerangkannya dengan menggunakan susunan katanya sendiri serta menyandarkannya kepada Allah SWT. Dengan kata lain, hadits qudsi ialah hadits yang maknanya berasal dari Allah SWT, namun lafalnya berasal dari Nabi SAW. Contoh hadits Qudsi adalah ?? ????? ???, ??? ???? ????? ????? ??? ????? ??? ??? ???? ???.???? ??? ????? Hadis Qudsi persangkaan seorang hamba kepada Tuhannya. “Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW berkata, Allah Taala berfirman; “Aku menurut

Upload: nadia-nafakoti

Post on 22-Jun-2015

178 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hadits Qudsi Dan Hadits Nabawi

Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi

Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Quran. Dengan demikian hadits menjadi penjelas dari apa-apa yang terkandung dalam Al-Quran. Hadits sumber hukum Islam selain Al-Quran ini wajib diikuti baik daam bentuk perintah maupun larangan. Karena itu, sangat penting dan mendasar mengetahui pembagian hadits berdasarkan sumbernya yaitu hadits nabawi dan hadits qudsi serta perbedaan keduanya.

2.1 Pengertian Hadits Qudsi

Hadits qudsi, disebut juga dengan istilah hadits Ilahi atau hadits Rabbani, Secara etimologi Hadits Qudsi merupakan nisbah kepada kata Quds yang mempunyai arti bersih atau suci. Sedangkan secara terminologis, pengertian hadits qudsi terdapat dua versi.

Yang pertama hadits qudsi merupakan kalam Allah SWT (baik dalam struktur maupunsubstansi bahasanya), dan Nabi hanya sebagai penyampai. Yang kedua hadits qudsi adalah perkataan dari Nabi, sedangkan isi dari perkataan tersebut berasal dari Allah SWT. Maka dalam redaksinya sering memakai ??? ???? ?????. .

Dapat dikatakan bahwa hadits Qudsi adalah suatu hadits yang berisi firman Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi SAW, kemudian Nabi SAW menerangkannya dengan menggunakan susunan katanya sendiri serta menyandarkannya kepada Allah SWT. Dengan kata lain, hadits qudsi ialah hadits yang maknanya berasal dari Allah SWT, namun lafalnya berasal dari Nabi SAW.

Contoh hadits Qudsi adalah

?? ????? ???, ??? ???? ????? ????? ??? ????? ??? ??????? ???.???? ??? ?????

Hadis Qudsi persangkaan seorang hamba kepada Tuhannya. “Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW berkata, Allah Taala berfirman; “Aku menurut sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya bila dia menyebut-Ku di dalam dirinya, maka Aku pun menyebutnya di dalam diri-Ku. Dan, bila dia menyebut-Ku di kalangan orang banyak, Aku pun menyebutnya di kalangan orang banyak yang lebih baik dari itu.”

2.2 Pengertian Hadits Nabawi

Page 2: Hadits Qudsi Dan Hadits Nabawi

Menurut istilah, pengertian hadis nabawi ialah apa saja yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, maupun sifat. Dapat dikatakan, hadits yang lafal maupun maknanya berasal dari Nabi Muhammad SAW sendiri.

Contoh hadist nabawi yang berupa perkataan (qauli) misalnya perkataan Nabi SAW,

????? ?? ???????? ????? . .………?????? ??????? ????

Contoh hadist berupa perbuatan (fi’li) ialah

????? ???? .?????? ????? ???? ??? ??? ??? ???? ?? ???? ??? ????? ???

Contoh hadist berupa ketetapan (taqriri) ialah

?????? ??? ???? ?????? ????? ?? ???? ????? ????? ???? ???? ???? ??? ???? ????? ??

???? ??? ???? .???? ???? ????? ??? ????? ????? ??? ??? ,

Contoh hadist berupa sifat (wasfi) ialah

???? ??? ??? ???? . ??? …????? ??? ????????? ??????? ??? ???? ???? ???? ???

2.3 Pebedaan antara Hadits Nabawi dengan Hadits Qudsi antara lain:

a. Hadits Nabawi dinisbahkan dan disampaikan oleh Nabi Muhammad. Adapun Hadits Qudsi dinisbahkan kepada Allah. Nabi Muhammad hanya berstatus sebagai penyambung lidah dari-Nya.

b. Bentuk Hadits Nabawi ada dua macam:

1. Tauqifi, yaitu hadits yang kandungannya diterima oleh Nabi Muhammad melalui wahyu, kemudian beliau sampaikan kepada umatnya.

2. Taufiqi, yaitu hadits yang tercipta murni dari pemahaman Nabi Muhammad terhadap al-Quran, atau dari perenungan dan ijtihad beliau. Adapun keseluruhan kandungan Hadits Qudsi bersumber dari Allah. Bagian yang bersifat ijtihad ini diperkuat oleh wahyu bila ia benar. Tetapi bila terdapat kesalahan di dalamnya maka turunlah ayat yang membetulkannya. Contoh yang kedua ini dengan apa yang terjadi mengenai urusan tawanan perang badar. Rasulullah Saw mengambil pendapat Abu Bakar dengan

Page 3: Hadits Qudsi Dan Hadits Nabawi

menerima tebusan mereka. Maka turunlah wahyu yang mencela tindakan nabi.

c. Pola (Shighat) Periwayatannya Dalam hadits qudsi terdapat dua pola periwayatan, yaitu:

1.Rasulullah Saw mengatakan apa yang diriwayatkan dari Tuhan-Nya,

???? ???? ??? ???? ???? ???? ???? ????? ?? ??? ???

2. Rasulullah Saw mengatakan: Allah Taala telah berfirman atau berfirman Allah

Taala. ??? ???? ?????.http://hanny.blogdetik.com/2010/03/19/hadits-qudsi-dan-hadits-nabawi/

Perbedaan Antara Alquran, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiGeneral category

Definisi Alquran telah dikemukakan pada halaman terdahulu dan utk mengetahui perbedaan antara definisi Alquran dgn hadis qudsi dan hadis nabawi di sini kami kemukakan dua definisi.

Hadis Nabawi Hadits dalam arti bahasa lawan dari kata qadim . Dan yg dimaksud hadis ialah tiap kata-kata yg diucapkan dan dinukil serta disampaikan oleh manusia baik kata-kata itu diperoleh melalui pendengarannya maupun wahyu; baik dalam keadaan jaga maupun dalam keadaan tidur. Dalam pengertian ini Alquran dinamakan hadis.

Hadis siapakah yg lbh benar selain dari pada Allah? {An-Nisa 87}.

Begitu pula yg terjadi pada manusia di waktu tidurnya juga dinamakan hadis.

.. dan engkau telah mengajarkan kepadaku sebagian takwil dari hadis-hadis-maksudnya mimpi. .

Adapun menurut istilah pengertian hadis ialah apa saja yg disandarkan kepada Nabi saw. baik berupa perkataan perbuatan persetujuan maupun sifat. Yang berupa perkataan seperti perkataan Nabi saw. Sesungguhnya sahnya amal itu disertai dgn niat. Dan tiap orang bergantung pada niatnya .

Yang berupa perbuatan ialah seperti ajarannya kepada para sahabat mengenai bagaimana cara mengerjakan salat kemudian ia mengatakan Salatlah seperti kamu melihat aku salat.

Juga mengenai bagaimana ia melaksanakan ibadah haji dalam hal ini Rasulullah saw. bersabda Ambillah dariku manasik hajimu.

Page 4: Hadits Qudsi Dan Hadits Nabawi

Adapun yg berupa persetujuan adl seperti ia menyetujui suatu perkara yg dilakukan salah seorang sahabat baik perkataan ataupun perbuatan; di hadapannya ataupun tidak tetapi beritanya sampai kepadanya seperti makanan biawak yg dihidangkan kepadanya. Dan persetujuannya dalam satu riwayat Rasulullah saw. mengutus orang dalam satu peperangan. Orang itu membaca suatu bacaan dalam salat yg diakhiri dgn qul huwallahu ahad. Setelah pulang mereka menyampaikan hal itu kepada Rasulullah saw. lalu Rasulullah saw. berkata Tanyakan kepadanya mengapa ia berbuat demikian? Mereka pun menanyakan dan orang itu menjawab Kalimat itu adl sifat Allah dan aku senang membacanya. Maka Rasulullah saw. menjawab Katakan kepadanya bahwa Allah pun menyenangi dia. .

Yang berupa sifat adl riwayat seperti bahwa Rasulullah saw. selalu bermuka cerah berperangai halus dan lembut tidak keras dan tidak pula kasar tidak suka berteriak keras tidak pula berbicara kotor dan tidak juga suka mencela.

Hadis Qudsi Kita telah mengetahui makna hadis secara etimologi sedangkan qudsi dinisbatkan kepada kata quds. Nisbah ini mengesankan rasa hormat krn materi kata itu sendiri menunjukkan kebersihan dan kesucian dalam arti bahasa. Maka kata taqdis berarti menyucikan Allah. Taqdis sama dgn tathir dan taqaddasa sama dgn tathahhara . Allah berfirman tentang malaikat .. padahal kami senantiasa bertasbih dgn memuji Engkau dan menyucikan Engkau .. .

Hadis qudsi adl hadis yg oleh Rasulullah saw. disandarkan kepada Allah.

Maksudnya Rasulullah saw. meriwayatkannya bahwa itu adl kalam Allah.

Maka Rasulullah saw. menjadi perawi kalam Allah ini dgn lafal dari Rasulullah saw. sendiri. Bila seseorang meriwayatkan hadis qudsi dia meriwayatkannya dari Allah dgn disandarkan kepada Allah dgn mengatakan Rasulullah saw. mengatakan mengenai apa yg diriwayatkannya dari Tuhannya atau ia mengatakan Rasulullah saw. mengatakan ‘Allah Taala telah berfirman atau berfirman Allah Taala’.

Contoh Pertama Dari Abu Hurairah dari Rasulullah saw. mengenai apa yg diriwayatkannya dari Tuhannya Tangan Allah itu penuh tidak dikurangi oleh nafakah baik di waktu malam maupun siang hari .. .

Contoh Kedua Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. berkata Allah Taala berfirman ‘Aku menurut sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya bila dia menyebut-Ku di dalam dirinya maka Aku pun menyebutnya di dalam diri-Ku. Dan bila dia menyebut-Ku di kalangan orang banyak Aku pun menyebutnya di kalangan orang banyak yg lbh baik dari itu ..’. .

Perbedaan Alquran dgn Hadis Qudsi Ada beberapa perbedaan antara Alquran dgn hadis qudsi dan yg terpenting adl sebagai berikut.

1. Alquran adl kalam Allah yg diwahyukan kepada Rasulullah saw. dgn lafal-Nya dan dgn itu pula orang Arab ditantang tetapi mereka tidak mampu membuat seperti Alquran itu atau sepuluh surah yg serupa itu bahkan satu surah sekalipun. Tantangan itu tetap berlaku krn Alquran adl

Page 5: Hadits Qudsi Dan Hadits Nabawi

mukjizat yg abadi hingga hari kiamat. Adapun hadis qudsi tidak utk menantang dan tidak pula utk mukjizat.

2. Alquran hanya dinisbatkan kepada Allah sehingga dikatakan Allah Taala berfirman. Adapun hadis qudsi seperti telah dijelaskan di atas terkadang diriwayatkan dgn disandarkan kepada Allah sehingga nisbah hadis qudsi itu kepada Allah adl nisbah dibuatkan. Maka dikatakan Allah telah berfirman atau Allah berfirman. Dan terkadang pula diriwayatkan dgn disandarkan kepada Rasulullah saw. tetapi nisbahnya adl nisbah kabar krn Nabi menyampaikan hadis itu dari Allah. Maka dikatakan Rasulullah saw. mengatakan apa yg diriwayatkan dari Tuhannya.

3. Seluruh isi Alquran dinukil secara mutawatir sehingga kepastiannya mutlak. Adapun hadis-hadis qudsi kebanyakan adl kabar ahad sehingga kepastiannya masih merupakan dugaan. Adakalanya hadis itu sahih hasan dan kadang-kadang daif.

4. Alquran dari Allah baik lafal maupun maknanya. Hadis qudsi maknanya dari Allah dan lafalnya dari Rasulullah saw. Hadis qudsi ialah wahyu dalam makna tetapi bukan dalam lafal. Oleh sebab itu menurut sebagian besar ahli hadis diperbolehkan meriwayatkan hadis qudsi dgn maknanya saja.

5. Membaca Alquran merupakan ibadah krn itu ia dibaca dalam salat. Maka bacalah apa yg mudah bagimu dalam Alquran itu. .

Nilai ibadah membaca Alquran juga terdapat dalam hadis Barang siapa membaca satu huruf dari Alquran dia akan memperoleh satu kebaikan. Dan kebaikan itu akan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf. Tetapi alif satu huruf laam satu huruf dan miim satu huruf. .

Adapun hadis qudsi tidak disuruh membacanya dalam salat. Allah memberikan pahala membaca hadis qudsi secara umum saja. Maka membaca hadis qudsi tidak akan memperoleh pahala seperti yg disebutkan dalam hadis mengenai membaca Alquran bahwa pada tiap huruf mendapatkan sepuluh kebaikan.

Perbedaan antara Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi Hadis nabawi itu ada dua. Pertama tauqifi. Yang bersifat tauqifi yaitu yg kandungannya diterima oleh Rasulullah saw. dari wahyu. Lalu ia menjelaskan kepada manusia dgn kata-katanya sendiri. Bagian ini meskipun kandungannya dinisbahkan kepada Allah tetapi dari segi pembicaraan lbh layak dinisbahkan kepada Rasulullah saw. sebab kata-kata itu dinisbahkan kepada yg mengatakannya meskipun di dalamnya terdapat makna yg diterima dari pihak lain.

Kedua taufiqi. Yang bersifat taufiqi yaitu yg disimpulkan oleh Rasulullah saw. menurut pemahamannya terhadap Alquran krn ia mempunyai tugas menjelaskan Alquran atau menyimpulkannya dgn pertimbangan dan ijtihad.

Bagian kesimpulan yg bersifat ijitihad ini diperkuat oleh wahyu jika ia benar. Dan bila terdapat kesalahan di dalamnya turunlah wahyu yg membetulkannya. Bagian ini bukanlah kalam Allah secara pasti.

Page 6: Hadits Qudsi Dan Hadits Nabawi

Dari sini jelaslah bahwa hadis nabawi dgn kedua bagiannya yg tauqifi atau yg taufiqi dgn ijtiihad yg diakui dari wahyu itu bersumber dari wahyu. Inilah makna dari firman Allah tentang Rasul-Nya Dia tidak berbicara menurut hawa nafsunya. Apa yg diucapkannya itu tidak lain hanyalah wahyu yg diturunkan kepadanya. .

Hadis qudsi itu maknanya dari Allah ia disampaikan kepada Rasulullah saw.

melalui salah satu cara penuturan wahyu sedang lafalnya dari Rasulullah saw. Inilah pendapat yg kuat. Dinisbahkannya hadis qudsi kepada Allah Taala adl nisbah mengenai isinya bukan nisbah mengenai lafalnya. Sebab seandainya hadis qudsi itu lafalnya juga dari Allah tidak ada lagi perbedaan antara hadis qudsi dan Alquran dan tentu pula gaya bahasanya menuntut utk ditantang serta membacanya pun akan dianggap ibadah.

Mengenai hal ini timbul dua macam syubhat.

Pertama bahwa hadis nabawi juga wahyu secara maknawi yg lafalnya dari Rasulullah saw. tetapi mengapa hadis nabawi tidak kita namakan juga hadis qudsi. Jawabnya adalah kita merasa pasti tentang hadis qudsi bahwa ia diturunkan maknanya dari Allah krn adanya nas syara yg menisbahkannya kepada Allah yaitu kata-kata Rasulullah saw. Allah Taala telah berfirman atau Allah Taala berfirman. Itu sebabnya kita namakan hadis itu hadis qudsi.

Hal ini berbeda dgn hadis nabawi krn hadis nabawi tidak memuat nas seperti ini. Di samping itu masing-masing isinya boleh jadi diberitahukan kepada Nabi melalui wahyu yakni secara tauqifi namun mungkin juga disimpulkan melalui ijtihad yaitu secara taufiqi. Oleh sebab itu kita namakan masing-masing dgn nabawi sebagai terminal nama yg pasti.

Seandainya kita mempunyai bukti utk membedakan mana wahyu tauqifi tentulah hadis nabawi itu kita namai pula hadis qudsi.

Kedua apabila lafal hadis qudsi itu dari Rasulullah saw. maka dgn alasan apakah hadis itu dinisbahkan kepada Allah melalui kata-kata Nabi Allah Taala telah berfirman atau Allah Taala berfirman. Jawabnya ialah bahwa hal yg demikian ini biasa terjadi dalam bahasa Arab yg menisbahkan kalam berdasarkan kandungannya bukan berdasarkan lafalnya. Misalkan ketika kita mengubah sebait syair menjadi prosa kita katakana bahwa penyair berkata demikian. Juga ketika kita menceritakan apa yg kita dengar dari seseorang kita pun mengatakan si Fulan berkata demikian. Begitu juga Alquran menceritakan tentang Musa Firaun dan sebagainya isi kata-kata mereka dgn lafal yg bukan lafal mereka dan dgn gaya bahasa yg bukan gaya bahasa mereka tetapi dinisbahkan kepada mereka.

Dan ingatlah ketika Tuhanmu menyeru Musa ‘Datangilah kaum yg zalim itu kaum Firaun. Mengapa mereka tidak bertakwa? Berkata Musa ‘Ya Tuahnku aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku. Dan sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku maka utuslah kepada Harun. Dan aku berdosa terhadap mereka maka aku takut mereka akan membunuhku.’ Allah berfirman ‘Jangan takut {mereka tidak akan bisa membunuhmu} maka pergilah kami berdua dgn membawa ayat-ayat kami ; sesungguhnya kami bersamamu mendengarkan maka datanglah kamu berdua kepada Firaun dan katakanlah olehmu ‘Sesungguhnya kami adl rasul Tuhan semesta alam

Page 7: Hadits Qudsi Dan Hadits Nabawi

lepaskanlah Bani Israil beserta kami.’ Firaun menjawab ‘Bukankah kami telah mengasuhmu di antara kami waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu. Dan kamu telah berbuat sesuatu perbuatan yg kamu lakukan itu dan kamu termasuk golongan orang-orang yg tidak membalas guna.’ Berkata Musa ‘Aku telah melakukannya sedang aku di waktu itu termasuk orang-orang yg khilaf. Lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu kemudian Tuhanku memberikan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul. Budi yg kamu limpahkan kepadaku itu adl kamu telah memperbudak Bani Israil.’ Firaun bertanya ‘Siapa Tuhan semesta alam itu?’ Musa menjawab ‘Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yg di antara keduanya jika kamu sekalian mempercayainya’. .

Sumber Studi Ilmu-Ilmu Quran terjemahan dari Mabaahits fii ‘Uluumil Quraan Manna’ Khaliil al-Qattaan

http://blog.re.or.id/perbedaan-antara-alquran-hadis-qudsi-dan-hadis-nabawi-2.htm

Minggu, 29 Agustus 2010

Perbedaan Hadits Qudsi Dengan Hadits Nabawi

Al-Qur'an Hadits Online: "Dalam hidup ini ada kalanya kita lebih cenderung mencari persamaan untuk kesatuan, namun ada kalanya kita juga mencari perbedaan karena ada hikmah dalam perbedaan itu, terjauh dari niat memecah belah, semata agar ummat tidak menyamakan semua hadits yang ada, karena realitanya masing-masing hadits yang Rasul wariskan kepada kita memiliki karakteristik dan derajat yang berbeda-beda." (Mas Gun).

Jika kita mau menyimak hadits-hadits warisan Rasul saw, maka kita temukan perbedaan antara hadits qudsi dengan hadits nabawi. Adapun perbedaan antara hadits qudsi dengan hadits nabawi terletak pada sumber dan proses pemberitaannya. Hadits qudsi makna kalimatnya dari Allah yang disampaikan via wahyu, sedangkan redaksinya dari Nabi saw yang disandarkan langsung kepada Allah. Sedangkan hadits nabawi, makna pemberitaan dan redaksi hadits berdasarkan ijtihad dari Nabi saw sendiri.

Pada hadits qudsi Rasul menjelaskan isi kandungan yang tersurat atau yang tersirat pada wahyu yang diterima Nabi dari Allah, tetapi penyampaiannya disandarkan kepada Nabi sebagai pihak penyampai berita dari Allah dan hakikat penyandaran berita kepada Allah sebagai pihak sumber awal berita diterima Nabi saw, maka pemberitaan seperti ini dalam ilmu hadits di sebut dengan istilah taufiqi.

Sedangkan pada hadits nabawi, kalimat pada matan hadits merupakan hasil dari ijtihad Nabi saw

Page 8: Hadits Qudsi Dan Hadits Nabawi

yang beliau fahami dari Al-Qur'an, karena beliau bertugas sebagai pentarjim dan pentafsir Al-Qur'an sesuai dengan bahasa dan tingkat daya nalar pemikiran ummat yang sedang beliau hadapi. Penyampaian Nabi dari biasisasi pentafsiran Qur'an itu akan didiamkan wahyu, jika yang beliau sampaikan benar, tetapi selalu direnopasi oleh wahyu yang turun jika penyampaian Nabi saw terdapat kesalahan. Maka pemberitaan seperti ini dalam ilmu hadits disebut dengan istilah tauqifi. www.alqur'anhaditsonline.blogspot.com

http://alquranhaditsonline.blogspot.com/2010/08/perbedaan-hadits-qudsi-demgam-hadits.html

Membedaan Alqur’an, Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi27 Sep

Saudaraku…

Definisi Alqur’an telah dipaparkan pada kesempatan yang lalu. Dan untuk mengetahui perbedaan antara Alqur’an, Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi, maka saya paparkan juga definisi Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi.

Hadits Nabawi

Secara istilah yang dimaksud dengan ‘hadits’ adalah apa saja yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan nabi, perbuatan nabi maupun persetujuan dan sifat nabi.

Ciri hadits yang berupa perkataan nabi, adalah hadist-hadits yang periwayatannya dituliskan dengan redaksional seperti, ‘Nabi SAW bersabda …………….dst’. Sedang hadits yang berupa perbuatan nabi biasanya dituliskan dalam periwayatannya dengan kalimat, “adalah Rasulullah SAW  begini….  begitu (maksudnya menceritakan keadaan/perbuatan rasulullah SAW)”. Adapun hadits yang berupa takrir (persetujuan) dari nabi adalah riwayat yang menerangkan bahwa dalam suatu peperangan, nabi membiarkan/mendiamkan sahabatnya memakan daging biawak sekalipun nabi sendiri tidak berkenan memakannya. Dan hadits yang berupa sifat nabi adalah seperti riwayat yang menceritakan sifat-sifatnya seperti Nabi SAW selalu bermuka cerah, berperangai halus dan lembut, tidak keras/kasar, berkata lembut, tidak berkata kotor dan tidak suka mencela.

Hadits Qudsi

Hadits qudsi adalah hadits yang oleh Nabi SAW disandarkan kepada Allah SWT. Maksudnya Nabi meriwayatkannya bahwa itu adalah kalam Allah SWT. Maka Nabi menjadi perawi kalam Allah ini dengan lafad dari Nabi sendiri. Hadits qudsi dapat dikenali dengan redaksional:  “Rasulullah SAW bersabda mengenai apa yang diriwayatkannya dari Rabb-nya”; atau dengan redaksi: “Rasulullah SAW berdabda, “Allah ta’ala berfirman” , atau yang sejenis dengan itu.

Perbedaan Alqur’an dan Hadits Qudsi

Ada beberapa perbedaan antara Alqur’an dan Hadits Qudsi, diantaranya adalah:

Page 9: Hadits Qudsi Dan Hadits Nabawi

1. Alqur’an adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dengan lafadnya, dan dengan itu pula orang arab ditantang, tetapi mereka tidak mampu membuat seperti Alqur’an itu meskipun hanya sepuluh surat atau bahkan satu surat sekalipun. Tantangan itu tetap berlaku karena Alqur’an adalah mu’jizat yang abadi hingga hari kiamat. Sedangkan hadits qudsi tidak untuk menantang dan tidak pula untuk mu’jizat.

2. Seluruh isi Alqur’an dinukil secara mutawatir (diriwayatkan oleh orang banyak), sehingga kepastiannya sudah mutlak. Sedangkan hadits qudsi kebanyakan adalah khabar ahad (diriwayatkan oleh satu orang saja) sehingga kepastiannya masih merupakan dugaan, sehingga ada kalanya hadits qudsi itu shohih, terkadang hasan (baik) dan terkadang dho’if (lemah).

3. Alqur’an dari Allah baik lafad maupun maknanya. Maka ia adalah wahyu baik dalam lafad maupun maknanya. Sedangkan hadits qudsi, maknanya dari Allah dan lafad/redaksionalnya dari Rasulullah, sehingga hadits qudsi itu adalah wahyu dalam makna tetapi bukan dalam lafadnya. Oleh karena itu, menurut sebagian besar ahli hadits, diperbolehkan meriwayatkan hadits qudsi dengan maknanya saja.

4. Membaca Alqur’an merupakan ibadah, karena itu ia dibaca di dalam shalat. Hadits qudsi tidak disuruh membacanya di dalam shalat. Allah memberikan pahala membaca hadits qudsi secara umum saja, maka membaca hadits qudsi tidak memperoleh pahala seperti yang disebutkan dalam hadits mengenai pahala membaca Alqur’an, bahwa pada setiap huruf dari bacaan Alqur’an memperoleh sepuluh kebaikan.

Perbedaan Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi

Perbedaan hadits qudsi dengan hadits nabawi adalah bahwa hadits qudsi itu bersifat tauqifi sedangkan hadits nabawi itu bersifat taufiqi.

Tauqifi maksudnya adalah secara makna/kandungan isinya berasal dari wahyu Allah namun redaksionalnya disusun oleh Rasulullah dengan kata-katanya sendiri.

Taufiqi maksudnya adalah baik secara makna/kandungan isinya maupun redaksionalnya, kedua-duanya berasal dari Rasulullah. Maknanya disimpulkan oleh Rasulullah berdasarkan pemahamannya terhadap Alqur’an karena nabi  bertugas menjelaskan Alqur’an dan menyimpulkannya dengan pertimbangan dan ijtihad. Bagian kesimpulan yang bersifat ijtihad ini diperkuat oleh wahyu bila ia benar dan bila ternyata ijtihadnya salah maka turunlah wahyu yang membetulkannya.

http://binaalquran.wordpress.com/2010/09/27/membedaan-alquran-hadits-qudsi-dan-hadits-nabawi/