ha per

Upload: fy-ferdiansyah

Post on 10-Jul-2015

150 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Hukum Acara Perdata (Haper) adalah sekumpulan peraturan yang mengatur tentang ca ra bagaimana seseorang bertindak terhadap negara atau badan-badan hukum begitu p ula sebaliknya kalau seandainya hak dan kepentingan mereka terganggu, melalui su atu badan yang disebut badan peradilan sehingga terdapat tertib hukum (litigasi) . Peraturan yang digunakan untuk membela hak dan kepentingan jika diganggu (oleh p ihak yang merasa diganggu). Dalam perdata diajukan atau tindaknya suatu perkara sangat tergantung pada seseo rang yang hak dan kepentingannya terganggu (yang bersangkutan) dan tidak tergant ung pada polisi. SIFATNYA : Sebagaimana kita ketahui bahwa hukum yang tergolong private recht bersifat menga tur, dan hukum yang tergolong publiek recht bersifat memaksa. Haper bersifat memaksa, mengandung arti bahvva bila telah terjadi suatu proses a cara perdata di pengadilan maka ketentuannya tidak dapat dilanggar melainkan har us ditaati oleh para pihak (kalau tidak ditaati berakibat merugikan bagi pihak y ang berperkara). Sifat Haper yang memaksa ini tidak dalam konteks hukum publik karena Haper sendi ri termasuk hukum privat, tetapi sifat mcmaksa ini dalam konteks memaksa kepada para pihak apabila telah masuk pada suatu proses acara perdatanya di pengadilann ya. KEGUNAANNYA Untuk mencapai tertib hukum karena dalam hukum perdata materil tidak diatur baga imana cara mempertahankan hak dan kepentingan seseorang maka untuk menyelesaikan diperlukan hukum acara perdata, dengan demikian maka kegunaan Haper adalah untu k mempertahankan Hukum Perdata materiil. Hukum perdata materil: peraturan-peraturan yg mengatur mengenai keperdataan. Sebagai hukum privat HAPER mengatur, tapi jika tidak ada orang yang masuk ke dal amnya HAPER memaksa untuknya. TUJUANNYA: Memberi perlindungan oleh pengadilan untuk mencegah terjadinya tindakan main hak im sendiri (eigenrechting) sehingga tercapai tertib hukum dimana seseorang mempe rtahankan haknya melalui badan peradilan sehingga tidak terjadi perbuatan sewena ng-wenang. HAPER: inisiatif diajukan tidaknya suatu perkara ada pada pihak yg merasa dilang gar haknya atau dirugikan HAPID: tidak tergantung pada pihak merasa dirugikan (kecuali delik aduan) Jadi tujuan Haper adalah untuk mencapai tertib hukum, dimana seseorang mempertah ankan haknya melalui badan peradilan, sehingga tidak akan terjadi perbuatan sewe nang-wenang. PARA PIHAK DALAM HAPER: Penggugat: orang yang berinisiatif menggugat orang lain yang dianggap merugikan dirinya. Tergugat: dirasa telah melanggar hak dan kepentingan tergugat. Jumlah tergugat mempengaruhi biaya mengajukan perkara (1:1=300-500ribu, +1 = +75 ribu). Turut tergugat: seharusnya jadi penggugat yang ia melepas hak dan kewajibannya t api ia menanggung akibat hukum tergugat, ia harus masuk pihak agar terkena putus an hakim jika tidak maka ia tidak terkena putusan hakim.

Dalam HAPER dikenal adanya: Partij materil: pihak yg berhubungan langsung atau memiliki masalah lang sung (belum tentu itu formil) Partij formil: pihak yg memiliki syarat dari partij tersebut. Pengacara tidak termasuk kedua-duanya tapi sebagai kuasa hukum keberadaan dia se bagai profesional (hubungan bisnis) Contoh: Partij formil ; ibu yg suaminya meninggal menjadi wali bagi anak-anaknya. Partij materil ; anak (dari hubungan diatas) menjadi mempunyai hak. Pihak : mereka yang berkepentingan langsung dengan perkara. SUMBER HUKUM: Sumber Hukum Haper adalah : hukum positif yurisprudensi (putusan hakim yang punya kekuatan hukum tetap) surat edaran M.A. instruksi M.A. adat kebiasaan yg dianut oleh hakim doktrin/ilmu pengetahuan Sumber Hukum positif Haper : Pasal 5 (UU darurat No1/1951) = oleh PN diberlakukan HIR/RBG, karena meski sudah di RUU-kan tapi belum diundangkan. 1. HIR (het herziene indonesich reglement) untuk Jawa, Madura. (Stb. 1941 No. 44, yang berlaku khusus untuk Jawa dan Madura) RBG (reglement buittengewesten) untuk luar Jawa, Madura. (Stb. 1927 No. 227, berlaku untuk wilayah di luar Jawa dan Madura) 2. UU No 20/1947 tentang acara banding untuk Jawa, Madura. RBG untuk luar J awa, Madura. 3. UU No 14/1970 ketentuan pokok kekuasaan kehakiman 4. UU No 2/1986 peradilan umum 5. UU No 14/1985 kasasi dan peninjauan kembali 6. UU No 7/1989 peradilan agama (mengacu pada hukum acara perdata contoh: s aksi adalah alat bukti). 7. UU No 4/1998 kepailitan (mengacu kepada hukum acara perdata sepanjang UU tersebut tidak mengatur secara khusus. 8. UU No 1/1998 perubahan UU kepailitan. 9. Peraturan MA No 1/00 : gijzeling/paksa badan yang diberlakukan lagi ole h Gus dur (agar orang-orang yang berutang mau membayar) yang sebelumnya dicabut karena dianggap bertentangan dengan UUD 45 (kemanusiaan) oleh SEMA kecuali bagi piutang terhadap negara. 10. Keputusan Menteri Keuangan No.336/2000 tentang paksa badan dalam rangka perurusan piutang negara. 11. RV (reglement acara perdata untuk golongan eropa) hal-hal yang tidak dia tur dalam HIR dan RBG, adanya cuma di RV. 12. KUHPerdata buku 1 dan 2 (bukti dan daluarsa). 13. Peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan hukum acara p erdata ASAS-ASAS HAPER 1. Hakim bersifat menunggu, Inisiatif ada pada pihak yang berkepentingan Hakim menunggu datangnya tuntutan hak Jika diajukan, Hakim tidak boleh menolak (baik dengan alasan tidak jelas maupun tidak ada hukumnya) (pasal 14 (]) UU No. 14 tahun 1970). Hakim dianggap tahu hukumnya (ius curia novit). Hakim wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum yang hidu p dalam masyarakat (pasal 27 Undang-undang No. 14 Tahun l970). Hakim harus menggali dan mengadili menurut hukum (pasal 5 (1) UU No. 14 Tahun l970). Hakim harus mengadili menurut undang-undang (pasal 20 AB) -dalam asas le

gisme: hakim sebagai corong undang-undang. Berdasarkan pasal 20 AB maka Hakim harus mengadili menurut undang-undang sedangkan berdasarkan pasal 5 (1) UU No. 14 Tahun 1970 hakim harus meng adili menurut hukum, berkaitan dengan hal ini maka berlaku asas lex posteriori derogat legi priori (undang-undang baru mengalahkan undang-undang lama). 2. Hakim pasif, Ruang lingkup sengketa ditentukan oleh pihak yang berperkara, Hakim tida k boleh menambah atau mengurangi. Hakim hanya membantu mencari keadilan dan berusaha mengatasi hambatan un tuk tercapainya keadilan. Hakim aktif dalam memimpin sidang dan memberi nasehat (pasal 30 HIR). Hakim terikat pada peristiwa yang diajukan para pihak. Hakim wajib mengadili seluruh gugatan dan dilarang menjatuhkan putusan a tau perkara yang tidak dituntut atau mengabulkan lebih dari pada yang dituntut ( pasal 178 (2) dan (3) HIR). Pihak yang berkepentingan dapat secara bebas mengakhiri sengketa yang te lah diajukan ke pengadilan dan hukum tidak dapat menghalang-halangi. 3. Sifat terbukanya persidangan Sidang pengadilan adalah terbuka untuk umum kecuali Undang-undang menent ukan lain (pasal 17 (1) Undang-undang No. 14 Tahun 1970). Tujuannya memberikan perlindungan hak asasi manusia dalam pengadilan ser ta menjamin objektivitas. Putusan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengakibatkan putus an batal demi hukum. Meskipun sidang tertutup, persidangan harus tetap terbuka dan dinyatakan terbuka untuk umum lebih dahulu sebelum dinyatakan tertutup. 4. Mendengar kedua belah pihak Kedua belah pihak harus diperlakukan sama, tidak boleh memihak. Kedua belah pihak harus didengar keterangannya (audi et alterampartem) Hakim tidak boleh menerima keterangan dari salah satu pihak sebagai bena r sebelum pihak lawan dibcri kesempatan untuk didengar. Pengajuan alat bukti harus dilakukan di muka sidang. 5. Putusan harus disertai alasan, Memuat alasan-alasan putusan yang dijadikan dasar untuk mengadili. Sebagai pertanggungjawaban hakim atas putusamya terhadap masyarakat, kep ada pihak pengadilan lebih tinggi dan ilmu hukum. Menurut yurisprudensi : Putusan tidak lengkap atau kurang cukup dipertim bangkan merupakan alasan unluk kasasi dan harus dibatalkan. Kita tidak menganut asas the binding forcc of precedent (keputusan hakim sebelumnya bersifat mengikat terhadap kasus serupa), melainkan dianut asas the persuasive force of precedent (hakim boleh mengikuti keputusan hakim sebelumnya tetapi tidak harus). Alasan mengapa Hakim mengikuti kcputusan hakim sebelumnya : 1. Hakim sebelumnya lebih senior; 2. Pertimbangan bahwa jika dilakukan upaya hukum, maka hukumannya akan sama ; 3. Merasa cocok ? alasan No (3) inilah yang paling tepat dalam menerapkan a sas the binding force of precedent (di Indonesia). 6. Beracara dikenai biaya Meliputi: Biaya kepaniteraan, panggilan sidang, biaya pemberitahuan para pihak, biaya materai, dan biaya kuasa hukum. 7. Tidak ada keharusan mewakilkan. Para pihak dapat dibantu atau diwakili oleh kuasanya kalau dikehendaki ( pasal 123 HIR); Dalam pasal 123 HIR, pasal 35 - 38 UU No. 14 tahun 1970 mengenai LBH ? t idak ada keharusan bagi pihak-pihak yang berperkara untuk mewakilkan kepada oran g lain akan tetapi para pihak dapat dibantu/diwakili oleh kuasa yang mau pada waktu ia menghendaki, sedangkan dalam KUHPdt ? mengharuskan mengenai wakil nya di pengadilan karena kalau tidak maka menyebabkan batalnya tuntutan hak atau diputus secara verstek;

Tidak ada kewajiban untuk mewakilkan, dengan demikian tidak ada pengert ian asas verpliche procureurstelling seperti yang diatur dalam RV, dimana mewa kilkan untuk beracara merupakan suatu keharusan. PEMERIKSAAN PERKARA DI PENGADILAN 1. Pengaduan gugatan (oleh penggugat) 2. Jawaban (oleh tergugat terhadap gugatan) 3. Replik (tanggapan atas jawaban dari tergugat, diajukan oleh penggugat) 4. Duplik (tanggapan terhadap replik, diajukan oleh tergugat). Setelah itu ada putusan sela (putusan apakah berlanjut sampai putusan akhir/tida k) 5. Pembuktian. 6. Kesimpulan akhir. 7. Putusan akhir (dalam putusan ini ada putusan tetap/eksekusi, yang diteri ma oleh para pihak, dan putusan tidak tetap/para pihak belum menerima salah satu pihak melakukan proses hukum) IDEAL BERACARA Pengajuan gugatan (Penggugat/P) ? jawaban (Tergugat/T) ? replik/penguat dalil pe nggugat (P), merupakan tanggapan penggugat atas Jawaban tergugat ? duplik/pengua t dalil jawaban tergugat (T) ? (hakim bisa memberi putusan sela) kesimpulan ke-1 ? pembuktian ? (hakim bisa memberi putusan sela) kesimpulan akhir ? putusan akh ir (1. Tidak tetap dan 2. Tetap) ? bagi putusan tetap bisa dilakukan eksekusi se dangkan bagi putusan tidak tetap bisa dilakukan upaya hukum selanjutnya didapat putusan tetap yang akhimya dapat dieksekusi. Biasanya replik dan duplik terjadi hanya sekali (undang-undang sendiri membolehk an lebih dari satu kali, jika hakim masih belum mengetahui apa permasalahan yang disengketakan atau para pihak masih membutuhkan). PROSES PENGURAIAN PERKARA PERDATA 1. Tindak pendahuluan : Menentukan apakah akan mengutus sendiri / membiarkan kuasa. Mengumpulkan bukti-bukti yang cukup dan membuat surat gugatan. Mengajukan gugatan dengan mendaftar di pengadilan serta membayar uang mu ka biaya perkara (untuk 2/3 x sidang oleh penggugat dulu). Gugatan diberi nomor perkara dan keterangan pengadilan yang menentukan s iapa hakim / majelis yang memeriksa perkara. Ditentukan sidang hari pertama dan pemanggilan para pihak. Dilakukan pemanggilan sidang oleh panitera, pemangilan dianggap sah bila diterima langsung oleh para pihak. Pasal 118 HIR : gugatan harus dilakukan di tempat tergugat. 2

Tindakan penentuan Dilakukan pemeriksaan perkara dimuka persidangan. Hakim membuka sidang dan menyatakan terbuka untuk umum, para pihak dipan ggil masuk ruang sidang. Pemeriksaan di persidangan berlangsung dalam beberapa pertemuan, dimulai dengan ; 1. Pemeriksaan surat gugatan. 2. Acara jawab menjawab. 3. Penyerahan dan pemeriksaan alat bukti/pembuktian. Selesai pembuktian para pihak mengajukan kesimpulan akhir dan hakim memu tuskan perkara. 3. Tindakan pelaksanaan Putusan hakim harus memperhatikan keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan yang seyogyanya ditetapkan secara professional. Jika perkara sudah diputus oleh hakim dan para pihak menerimanya maka putusan it u telah mempunyai ketetapan hukum positif. Pelaksanaan putusan dapat dilakukan secara sukarela /dengan paksaan melalui bant uan pengadilan (eksekutif) dalam hal demikian pihak yang menang harus mengajukan eksekusi ke pengadilan, putusan yang dapat di eksekusi hanya putusan yang mempu nyai kekuatan hukum yang pasti dan bersifat memenuhi hukum. PARA PIHAK YANG BERPERKARA Dalam Haper: Penggugat adalah orang yang merasa bahwa haknya itu dilanggar, Tergugat adalah orang yang ditarik ke muka pengadilan karena ia dianggap melangg ar hak seseorang atau beberapa orang. Dalam Haper dikenal: Partai formil (123 HIR) adalah pihak yang menghadap muka pengadilan guna kepenti ngan orang lain (wali, kurator), Partai materiil adalah orang yang langsung memliki hak dan kepentingan. Pengacara tidak termasuk partai formil karena ia ada di muka pengadilan dengan a danya suatu perjanjian kerja dengan imbalan upah dan harus memakai surat kuasa k husus. Dalam Haper tidak dikenal turut penggugat, yang dikenal adalah turut tergugat. TUNTUTAN HAK Tuntutan hak dapat berupa: 1. Permohonan; (untuk menguatkan hak) tanpa sengketa, hakim sebagai tenaga administrasi (hanya mengesahkan), bentuknya pcnetapan, para pihak adalah pemohon/termohon. 2. Gugatan; ada sengketa, hakim memutuskan dan mengadili, bentuknya putusan, para pihak adalah penggugat/ tergugat PERKARA status PERDATA: Permohonan : penetapan hakim (tidak ada sengketa hanya kehendak untuk ditetapkan hukumnya, misal: adopsi) Gugatan : putusan hakim (ada sengketa)

DASAR PENGAJUAN PERMOHONAN: pengangkatan anak ganti nama DASAR PENGAJUAN GUGATAN: perbuatan melawan hukum ingkar janji

ganti rugi waris perceraian gugat cerai (istri ingin cerai tapi suami tidak menceraikan) jika suami yg mengajukan : mengajukan talaq sampai keluar izin (dengan a lasan dan bukti yang jelas). pernyataan penjatuhan talaq (dalam akta cerai harus ada pernyataan cerai dari suami). jika gugatan diajukan ke PN pemeriksaan /prosesnya sama seperti biasa. putusan hakim : penetapan = permohonan : putusan = gugatan penetapan ahli waris cukup ke RT/RW setempat. PERMOHONAN Tidak ada sengketa. Batasan berupa penetapan/ bersifat administrative (hakim sebagai pejabat administratif) Isi permohonan : 1. Identitas pemohon/kuasanya. 2. Apa yang dimohonkan. 3. Alasan pengajuan permohonan. 4. Hal yang diinginkan diputus untuk ditetapkan hakim. GUGATAN : Pengajuan gugatan : 1. LISAN (pasal 120 HIR) jika penggugat tidak dapat menulis/ buta huruf mak a gugatan dapat diajukan lisan kepada ketua PN yang akan mencatat gugatan terseb ut. Syaratnya : cap jempol waarmerking (pernyataan dari LBH /yang berhak/ yang berwenang bahwa cap jempol yang dibubuhkan adalah sah bagi yang membawa surat tersebut). Kedua syara t tersebut mutlak harus ada. 2 TULISAN (pasal 118 HIR), gugatan diajukan secara tertulis yang di tandat angani oleh penggugat /wakilnya kepada ketua PN dalam daerah mana tergugat berte mpat tinggal. Tanda tangan bermakna bahwa yang bertanda tangan mengakui kebenaran dari surat y ang ditandatanganinya. Isi gugatan : (diatur dalam UU Acara Perdata, pasal 8 ayat (3) R.V.) 1. Identitas para pihak 2. Posita/ fundamentum petendi (memuat gambaran yang jelas tentang duduk pe rsoalannya, atau dengan kata lain dasar gugatan harus dikemukakan dengan jelas. Posita tecrdiri dari 2 bagian: a. Bagian berdasarkan kenyataan, b. Bagian berdasarkan hukum. Dalam praktek ada 2 teori: a. Substantiering theori ? menghendaki supaya di dalam dakwaan itu segala hal dari awal hingga akhir (kronologis) dikemukakan, yang kiranya akan mcnjadi pertimbangan bagi hakim, semua itu harus diperletakan. b. Individualisering theorie ? menghendaki tidak secara detail. Tetapi hanya yang relevan saja (mulai dari yang berhubungan saja) dengan pertimb angan bahwa penggugat sudah dianggap cukup terang didalam mengajukan tuntutannya apabila apa yang dikehendakinya itu di dalam garis besarnya sudah dapat diwujud kan (umumnya dianggap yang benar dan dijadikan pedoman di dalam yurisprudensi/di anut di Indonesia). Indonesia menganut individualisering theorie, karena dengan adanya pembuktian ma ka dianggap sudah cukup. 3. Petitum (hal yang diinginkan diminta oleh penggugat agar diputuskan/dite tapkan dan diperintahkan oleh hakim). Petitum harus lengkap dan jelas (misal, me ngenai sita jaminan maka dimohonkan untuk dinyatakan sah dan berharga). Pada asasnya, gugatan diajukan di tempat tinggal tergugat (asas aqtor sequitor f

orum rei) (pasal 118 HIR). KTP merupakan bukti formal yang menunjukkan kediaman (tempat tinggal -tempat ia berdiam dalam waktu lama, kediaman - tepat ia berdiam sewaktu-waktu). Pengecualian asas aqtor sequitor forum rei, antara lain : 1. Jika tempat tinggal tergugat tidak diketahui 2. Jika tempat tinggal dan tempat kediaman tergugat tidak diketahui; 3. Jika para tergugat dalam hubungan pihak yang berutang dan penanggung (di ajukan di tempat tinggal orang yang benar-benar berutang). 4. Jika mengenai barang tetap, Terdapat 2 pendapat; a. Diajukan ditempat barang tetap berada. b. Berlaku apabila tempat tinggal tergugat tidak diketahui. 5. Jika dengan suatu akta telah dipilih tempat penyelesaian sengketa (pengg ugat jika mau, merupakan hak istimewa penggugat). Surat gugat diharuskan : mencantumkan tanggal, menyebutkan secara jelas identitas penggugat dan tergugat/ turut terguga t, tidak perlu bermaterai, bertanda tangan/cap jempol setelah di-waarmerking, didaftarkan di kepanitcraan PN yang bersangkutan, membayar persekot/uang muka biaya perkara. Gugatan yang diajukan dapat : 1. Dikabukan 2. Tidak dikabulkan a. tidak diterima (di N.O.) ? solusinya adalah diperbaiki, dapat di N.O. ap abila : isi gugatan tidak berdasarkan hukum. Belum sampai pada pokok perkara Upaya hukum b. ditolak ? solusinya banding, dapat ditolak apabila : gugatan tidak beralasan telah memperhatikan pokok perkara upaya hukum ne bis in idem (tidak dapat menyidangkan 2 perkara yang sama). KEWENANGAN MENGADILI Merupakan kewenangan hakim / pengadilan umum untuk mengadili. Terbagi menjadi dua : a. Absolut, yaitu badan pengadilan yang diberikan kepada pengadilan yang di berikan kepada pengadilan untuk mengadili/ dalam memeriksa jenis perkara-perkara tertentu yang secara mutlak tidak bisa diperiksa oleh badan peradilan lain baik dalam lingkungan pengadilan yang sama atau berbeda. Contoh : kasus perceraian, yang muslim tidak bisa diajukan di Pengadilan Negeri, harus tetap di Pengadilan Agama. Dan pembatalan sertifikat di PTUN (bukan di Pengadilan Negeri karena itu adalah beschikking yang dikelurkan oleh negara/ pemerintah). Hakim harus memberh entikan perkara jika ia tahu itu bukan kewenangan pengadilan tersebut dan ia har us menyerahkan ke pengadilan yang berhak (tanpa atau dengan eksepsi/ jawaban / b antahan) dan dalam kewenangan ini tidak ada batas waktu. b. Relatif, adalah kewenangan badan peradilan yang sejenis untuk memeriksa suatu perkara secara relatif (berwenang/ atau tidak). Contoh : harus ada eksepsi itu harus ada kewenangannya, hakim harus memperhatikan, harus pada sidang I (un tuk kasus penduduk Bale Bandung, tapi diadili di Pengadilan Negeri Bandung). Tap i jika tidak ada eksepsi (dari tergugat) untuk kewenangan relatif, tidak apa-apa . Misal baru diketahui di tengah-tengah, maka pengadilan tetap berjalan, tidak u sah dihentikan. Kekuasaan PN dalam perkara perdata meliputi seluruh sengketa mengenai hak milik atau hak yang timbul karenanya, serta hak-hak keperdataan lainnya, kecuali bila undang-undang menentukan lain. Bagi yang beragama Islam gugatan perceraian, sengketa waris, sengketa harta bers ama, perwalian, perwakafan dan sengketa berkaitan dengan perkawinan, harus diaju

kan kepada Pengadilan Agama. Jika tidak ada eksepsi (jawaban pertama) dari tergugat maka berkenaan dengan kew enangan relatif yang keliru/salah, hakim boleh melanjutkan, lain halnya dengan k ompetensi absolut maka kapanpun dan tanpa eksepsi pun, hakim harus menghentikan perkara. SURAT KUASA/ PEMBERIAN KUASA Surat kuasa yang dimaksud di sini adalah surat kuasa khusus, yaitu surat kuasa yang diberikan kepada kuasa hukum untuk menyelesaikan perkara di pengadil an. Dikatakan khusus karena diberikan hanya untuk menyelcsaikan perkara di p engadilan. Dapat dicabut secara sepihak kapan saja (tetapi etikanya melalui pembe ritahuan terlebih dahulu kepada yang menerima kuasa). Surat kuasa substitusi (surat kuasa limpahan); bisa seluruhnya atau seba gian, harus ada pemyataan hak substitusi, harus memenuhi peraturan bea materai ( karena akan dijadikan barang bukti). Surat kuasa istimewa adalah surat kuasa yang diberikan berkaitan dengan alat bukti pengakuan dan sumpah, yaitu dimana ia sendiri harus melakukan pengaku an atau sumpah tetapi dikuasakan kepada orang lain (penerima kuasa istimewa). HIR tidak menganut asas verplichte procureur stelling (asas yang menghar uskan memberi kuasa kepada kuasa hukum). Pasal 123 HIR hanya menyebutkan bahwa para pihak dapat dibantu/ diwakili oleh kuasanya jika dihendaki. Hakim wajib memeriksa surat keterangan yang diaju kan kepadanya meskipun tidak mewakilkan pada kuasa. Tidak ada ketentuan seorang wakil/ kuasa harus sarjana. Surat kuasa khusus : surat yang mewakili kewenangan orang lain kepada or ang lain. Syarat kuasa khusus untuk berita acara di pengadilan yang di kuasakan se cara eksplisit disebutkan (mengenai penanganan perkara apa) yaitu mengenai hal y ang diajukan ke pengadilan. Misal: mengajukan dan membuat surat. : mengajukan dan membuat memori. ISI SURAT KUASA KHUSUS: 1. Identitas yang dikuasakan dan yang menguasakan. 2. Apa yang dikuasakan (perkara pidana/ perdata). 3. Terdaftar secara hukum (cukup yang memberi kuasa saja) dan meterai, agar surat tersebut mempunyai kekuatan hukum. SURAT KUASA SUBSTITUSI: yaitu pengganti/ pelimpahan untuk menjaga kemungkinan, missal. pihak yang diberi kuasa berhalangan hadir, dan proses hukum harus tetap berjalan. Artinya kuasa t ersebut dapat dikuasakan lagi terhadap kuasa yang lain. Surat kuasa substitusi ada 2 yaitu: o Sebagian (hanya pada saat itu/ tertentu saja). o Seluruh (berhalangan tetap sehingga perkara tersebut selanjutnya dikuasa i oleh kuasa hukum substitusi. SURAT KUASA ISTIMEWA: pengakuan sumpah Untuk hal tertentu tidak dapat diwakilkan kepada orang lain, kecuali keadaan men desak. PERDAMAIAN Dapat dilakukan: 1. Di luar sidang ? di bawah tangan/ akta di bawah tangan. 2. Di muka sidang ? putusan perdamaian. Perdamaian di muka sidang bukan merupakan ADR tetapi tetap merupakan court dispu te.

Pasal 130 HIR : Hakim harus selalu berusaha mendamaikan, Harus tertulis dalam bentuk akta perdamaian/ putusan perdamaian. Tidak boleh banding. Pasal 131 HIR ? Jika tidak tercapai perdamaian maka pemeriksaan perkara dilanjut kan. Hakim perdamaian desa merupakan bentuk pengadilan menurut Hukum adat untuk menye lesaikan perselisihan diantara penduduk mengenai adat kebiasaan desa dan perikeh idupan sehari-hari di desa itu. Menurut pasal 120a jo. 135a ? hakim tidak terpengaruh oleh Hakim perdamaian desa . Kalau akta perdamaian berbentuk akta dibawah tangan maka sengketa tersebut bisa diajukan lagi ke pengadilan. Kalau akta perdamaian berbentuk putusan, maka pada hakikatnya tak ada upaya huku m baginya tapi kalaupun mau kasasi maka yang dasar/alasannya adalah tentang pene rapan hukumnya (tentang keadilannya). SITA JAMINAN Sita jaminan memberikan jaminan kepada pihak pemenang agar tidak hanya menang di atas kertas (dengan cara melelangnya). Dibagi menjadi: 1. Sita jaminan terhadap barang milik pcmohon/pcnggugat; a. Sita revindikatoir (pasal 226 HIR), b. Sita marital (823a R.V.) 2. Sita jaminan tcrhadap barang milik termohon/tergugat (konservatoir) (pas al 227 HIR). Barang milik pemohon/penggugat sita Revindikator (barang penggugat ada di tergugat) sita Marital Masalah utang piutang. Barang milik debitur tergugat ; Barang begerak. Barang tetap. Barang bergerak di pihak ke-3. Terhadap kreditur. Pandbeslag. Atas barang debitur yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap di Indones ia atau WNA. Atas Pesawat terbang. Penyataan barang milik Negara. Dimungkinkan adanya pernyataan di bawah kuasa pihak tergugat atau pihak ke-3 unt uk dijadikan jaminan agar jika nanti putusannya menang maka pihak lawan pemohon bisa meminta sita lebih dari harga seharusnya. Masalah piutang Piutang satu juta tetapi barang sitaan 1 Milyar, adalah hakim yang memutuskan/ m engabulkan. Hakim tidak boleh mengabulkan melebihi yang di tuntut kenyataan Posita ; dasar gugatan - hukum Petitum ; tuntutan yang diajukan oleh penggugat. SITA KONSERVATOIR (CONSERVATOIR BESLAG/ CB) Sita jaminan terhadap barang milik debitor/ tersita tergugat yang merupakan tind akan persiapan dari debitur untuk menjamin dapat dilaksanakan putusan perdata de ngan menjual barang sitaan untuk memenuhi tuntutannya. Hanya dapat terjadi berdasarkan perintah PN atas permintaan penggugat. Harus ada dugaan kuat atau balasan bahwa tergugat selama proses berlangs ung berusaha untuk mengalihkan barangnya tersebut. Dapat dimohonkan pada sita dalam petitum harus dimohonkan agar permintaa n untuk di kembalikan.

Dalam posita dikatakan penggugat punya utang dalam petitum harus dikatakan ia ha rus bayar. Posita dan petitum harus saling mendasar dan berhubungan satu sama la in, jika tidak ada hubungan maka tidak akan dikabulkan. Sita jaminan dapat diajukan bersama sama dengan pokok perkara atau terpisah, tap i tidak mungkin suatu permohonan sita jaminan merupakan hak yang berdiri sendiri . Bersama petitum dalam gugatan dinyatakan sita jaminan atas barang terguga t dinyatakan itu sah dan berharga . Sendiri jika terlupa boleh terpisah kemudian bisa sampai banding. Putusan adapula putusan sela (dikembalikan). Pemohon sita jaminan harus dinyatakan sah dan berharga sehingga memperoleh titel ksekutorial-berubah menjadi sita eksekutorial karena begitu ada putusan maka mem punyai kekuatan hak tetap. Titel eksekutorial jika sudah ada putusan tetap maka dapat berubah menjadi sita esekusi (bisa dilaksanakan-dijual). Pencabutan sita dapat dilakukan setiap saat dan akan dikabulkan untuk Hakim bila debitur menyediakan tabungan yang cukup, juga jika sita jaminan itu tidak ada m anfaatnya (ditentukan hakim). Yaitu: barang bergerak, barang tetap, barang bergerak yang ada di pihak ke-3, te rhadap kreditur, panbeslag/gadai ? sudah tidak berlaku, barang debitur yang rida k mempunyai tempat tinggal tetap di Indonesia atau orang asing bukan penduduk In donesia, pesawat terbang, barang milik negara. Merupakan tindakan persiapan dari penggugat untuk menjamin dapat dilaksanakan pu tusan perdata dengan menjual barang tergugat yang disita untuk memenuhi gugatann ya. Asas-asas dalam sita konservatoir; tidak boleh dipindahkan (karena barang jaminan), meletakan sita jaminan harus bayar, kalau menang maka sita diangkat, harus ada dugaan kuat (karena barangnya adalah milik tergugat sehingga a kan mudah dipindahkan), kalau tidak dinyatakan secara sah dan berharga maka tak dapat dieksekusi . Dari pasal 227 HIR dapat kita simpulkan bahwa berkenaan dengan sita konservatoir : a. Harus ada sangkaan yang beralasan, bahwa tergugat sebelum putusan dijatu hkan atau dilaksanakan mencari akal akan menggelapkan atau melarikan barang-b arangnya, b. Merupakan barang milik tergugat, c. Permohonan diajukan kepada Ketua PN, d. Permohonan diajukan secara tertulis, e. Dapat diletakan baik terhadap barang bergerak maupun barang tidak berger ak. Sita jaminan dapat diajukan bersama-sama dengan pokok perkara atau terpisah dari pokok perkara, tetapi tidak mungkin merupakan tuntutan hak yang berdiri sendiri . Umumnya diajukan sebelum dijatuhkan putusan dan disalukan dalam gugatan tetapi d apat juga permohonan sita jaminan diajukan setelah ada putusan akan tetapi putus an tersebut belum dapat dijalankan, atau juga dapat diajukan pada waktu perkara diperiksa di tingkat banding. Apabila putusan sedang dilaksanakan maka sita yang dimohonkan agar dilakukan adalah sita eksekutorial. Permohonan sita jaminan harus dinyatakan sah dan berharga sehingga diperoleh t itel eksekutorial ? berubah menjadi sita eksekutorial. Pencabutan sita dapat dilakukan setiap saat dan akan dikabulkan oleh hakim bila debitur menyediakan tanggungan yang cukup, juga sita jaminan itu tidak ada manfa atnya. Yang dapat disita secara conservatoir 1. Barang bergerak milik debitur. 2. Barang tetap milik debitur. 3. Barang bergerak milik debitur yang ada ditangan orang lain.

Barang yang disita tidak dapat dibekukan atau dialihkan tapi tetap ada ditangan pemiliknya / tersita. Persamaan antara sita revindikatoir dan sila konservatoir (terletak pada maksudn ya), yaitu antara lain : 1. Untuk menjamin gugatan apabila dikemudian hari dikabulkan, 2. Dapat dinyatakan sah dan berharga apabila dilakukan menurut cara yang di tentukan undang-undang dan dalam hal gugat dikabulkan, 3. Dalam hal gugat ditolak atau dinyatakan tidak dapat diterima, maka kedua nya akan diperintahkan untuk diangkat. Berkenaan dengan fiducia, maka oleh karena hak miliknya telah diserahkan dan pih ak tergugat hanya mempunyai hak pakai saja, maka sita yang dimohonkan adalah sit a revindikatoir. Panbeslag adalah semacam sita jaminan, yang dimohonkan oleh orang yang menyewaka n rumah atau tanah, agar supaya diletakkan suatu sitaan terhadap perabotan rumah tangga pihak penyewa/tergugat guna menjamin pembayaran uang sewa yang harus dib ayar (pasal 751 R-V.). Barang tetap milik pcmohon yang ada di tangan orang lain bisa di-revindikatoir b eslag, meskipun secara teori maka harusnya sita revindikatoir (karena) milik pen ggugat tetapi undang-undang tidak mengatur demikian. SITA REVINDIKATOIR (REVINDICATOIR BESLAG/ RB) Sita revindikatoir adalah penyitaan atas barang bergerak milik pemohon yang ada di tangan orang lain atas permintaan pemilik barang baik secara lisan maupun ter tulis. Permohonan diajukan kepada hakim yang memeriksa perkara ? hakim memberi perintah penyitaan dengan surat penetapan. Barang yang disita harus tetap dibiarkan ada pada pihak tersita untuk disimpan. Akibat hukumya ? pemohon/penyita tidak dapat menguasai barang yang disita, sebal iknya tersita tidak boleh mengasingkannya. Tidak perlu ada dugaan yang beralasan bahwa barang tersebut akan dialihkan (kare na memang barang bergerak mudah untuk dipindahtangankan). Berdasarkan pasal 226 HIR maka agar dapat diletakkan sila revindikatoir, a. harus berupa benda bergerak, b. merupakan barang milik penggugat yang ada di tangan tergugat, c. diajukan kepada Ketua PN, d. dapat diajukan secara lisan/tertulis, e. barang tersebut harus diterangkan secara seksama dan terperinci. SITA MARITAL (MARITAL BESLAG/ MB) Berlaku bagi mereka yang tunduk pada BW, karena menurut BW seorang isteri tidak cakap melakukan perbuatan hukum, namun dalam perkembangannya (di Belanda), seora ng isteri cakap melakukan perbuatan hukum, maka sita maritaal diajukan oleh peng gugat dalam sengketa perceraian - bukan hanya oleh isteri. Berfungsi melindungi hak pemohon selama pemeriksaan sengketa pengadilan tentang perceraian berlangsung menyimpan / membekukan barang tersebut agar tidak beralih . Dulu harta mudah dipindahkan karena ada di tangan suami, sekarang suami juga bis a mengajukan sita maritaal. Dilakukan terhadap harta bersama perkawinan khusus diberikan hak kepada istri un tuk melakukan pernyataan agar harta bersama tidak dipindahkan oleh suami, diberi kan pada istri karena pada waktu itu di BW istri tidak dianggap cakap hukum sehi ngga tidak mungkin istri menjual / mengalihkan harta tersebut. Sita marital : sita jaminan yang dimintakan dalam proses perceraian, tidak perlu dinyatakan sah dan berharga karena tidak berakhir dengan penyerahan / penjualan barang yang di sita, jadi jika perkawinan putus bisa terjadi pembagian harta be rsama. Dimohonkan ke PN oleh istri yang tunduk pada BW ? terhadap harta gono gini agar tidak dialihkan oleh suami. PENCABUTAN & PERUBAHAN GUGATAN

Pencabutan Penggugat berhak sepenuhnya mencabut gugatan dengan alasan : Tuntutan telah dipenuhi. Ada kekeliruan dalam menyusun gugatan. Pencabutan gugatan dapat dilakukan : Sebelum gugatan diperiksa Sebelum tergugat memberi jawaban Sesudah jawaban tergugat Jika pencabutan dilakukan pada poin 1&2 tidak perlu persetujuan dari ter gugat, penggugat boleh majukan kembali gugatan. Jika dilakukan setelah T (tergugat) memberi jawaban harus diminta perset ujuan T. P (penggugat) dianggap telah melepaskan haknya tidak boleh mengajukan gugatan ul ang. Tidak menunjukan tuntutan pidana. Perubahan Gugatan q Tergugat berhak menyatakan keberatan atas perubahan gugatan oleh penggug at (penambahan atau pengurangan). q Dibolehkan sepanjang pemerikasaan perkara, asal tidak merubah atau tidak menambah petitum (dasar gugatan)? pasal 127 RV. q Jika akan ada sita jaminan harus menggunakan permohonan khusus. q Perubahan tidak dibenarkan jika pemeriksaan perkara sudah hamper selesai (pembelaan sudah selesai, tinggal diputus)