guru bahasa indonesia yang profesional, inovatif, …
TRANSCRIPT
![Page 1: GURU BAHASA INDONESIA YANG PROFESIONAL, INOVATIF, …](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012408/616a36ff11a7b741a3501041/html5/thumbnails/1.jpg)
Prosiding SENASBASA http://researchreport.umm.ac.id/index.php/SENASBASA
(Seminar Nasional Bahasa dan Sastra) Edisi 3 Tahun 2018
Halaman 287-298 E-ISSN 2599-0519
287 | H a l a m a n
GURU BAHASA INDONESIA YANG PROFESIONAL, INOVATIF, KREATIF, DAN
BERKEPRIBADIAN INDONESIA DI ERA GLOBAL
Umi Salamah1
Abstrak: Derasnya arus globalisasi, bukan berarti memaksakan parameter kualitas pendidikan global
dianggap yang terbaik. Parameter versi PISA, tidak selalu cocok untuk mengukur kualitas pendidikan
Indonesia yang memiliki keragaman budaya dan keragaman kekayaan potensi alam masing-masing
daerah. Untuk meningkatkan kualits pendidikan yang berdaya saing global, diperlukan kompetensi guru
yang profesional, inovatif, dan kreatif di bidang studinya masing-masing, sedangkan untuk penguatan
pendidikan karakter ke-Indonesiaan peserta didik diperlukan wawasan nilai-nilai kearifan lokal. Inovasi
di bidang pembelajaran dapat dilakukan melalui penelitian tindakan kelas dengan memanfaatkan hal-hal
kecil yang terdapat di lingkungannya menjadi “bermakna signifikan” untuk meningkatkan kualitas dan
kondusivitas pembelajaran bagi peserta didik. Guru Bahasa Indonesia memiliki peluang yang besar untuk
melakukan pembelajaran sesuai dengan tuntutan kemajuan kekinian sekaligus penguatan pendidikan
berkarakter Indonesia. Untuk itu, peningkatan terhadap kompetensi profesional, personal, sosial, berbasis
spiritual, kearifan lokal, dan kekinian maka pengetahuan dan keterampilan guru bahasa Indonesia harus
selalu di-update sesuai dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berpijak pada kearifan
lokal. Sistem among dapat diterapkan untuk membangun karakter peserta didik yang berkepribadian
Indonesa di tengah derasnya arus budaya global. Yang terpenting adalah biarkan anak-anak tetap dalam
dunia anak, dan cara terbaik bagi anak untuk belajar adalah kreatif dengan bermain. Apa pun metode,
media, dan model pembelajaran harus dirancang agar anak dapat memperoleh pengalaman belajar namun
tidak kehilangan masa bermainnya.
Kata kunci: guru bahasa Indonesia, budaya global, kearifan lokal, dunia anak dunia bermain, update dan
kreatif
LATAR BELAKANG
Dewasa ini perkembangan dunia internet sangat pesat. Hal ini berdampak pada makin
dekatnya jarak antarbangsa di dunia yang dikenal dengan globalisasi. Globalisasi merupakan
sebuah proses yang mempersatukan semua individu warga dunia menjadi sebuah masyarakat
tunggal dan berfungsi sama. Proses ini merupakan perpaduan anatara kekuatan ekonomi,
teknologi, sosiobudaya dan politik. Pengaruh globalisasi memberikan dampak yang sangat
signifikan di bidang pendidikan, baik dampak positif maupun negatif (Hamied, 2008).
Seiring dengan derasnya arus globalisasi, sistem pendidikan Indonesia pun dirancang
untuk mengikuti perkembangan tersebut agar tidak ketinggalan zaman (Sukani, 2005). Di sisi
lain, pendidikan Indonesia juga harus berkarakter, memiliki kekhasan, sehingga tidak kehilangan
jatidiri sebagai ejawantah budaya bangsa di tengah derasnya arus globalisasi (Salamah, 2017).
Upaya ini bukan merupakan pekerjaan yang mudah bagi pelaku pendidikan. Oleh karena itu
diperlukan kerjasama dan kegigihan untuk meningkatkan kualitas pendidikan agar tidak
tertinggal oleh negara-negara lain namun tetap berkarakter Indonesia.
Sementara itu, pengaruh koneksi internet sebagai bentuk kemajuan teknologi global
dipahami dan diterima secara bervariasi oleh masyarakat. Sebagian orang tua dan pendidik ada
yang menganggap ketergantungan pada koneksi internet, menyebabkan timbulnya masalah-
masalah sosial bagi peserta didik. Sebaliknya, bagi sebagian generasi Milenial menganggap
1 Dr. Umi Salamah, M.Pd adalah salah satu anggota sekaligus salah satu pegurus HISKI Komisariat Malang. Sebagai tenaga
akademik di Program Studi Penidikan Bahasa Indonesia IKIP Budi Utomo Malang juga mengampu Matakuliah Bahasa
Indonesia di Universitas Brawijaya Malang
![Page 2: GURU BAHASA INDONESIA YANG PROFESIONAL, INOVATIF, …](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012408/616a36ff11a7b741a3501041/html5/thumbnails/2.jpg)
288 | H a l a m a n
ketergantungan kepada koneksi internet sebagai alat untuk mempermudah aktivitasnya.
Perbedaan tersebut disebabkan oleh perubahan cara pandang dan cara hidup yang mencolok
antara generasi Milenial dengan generasi sebelumnya. Perubahan ini menyebabkan lahirnya
ideologi, paham, dan sikap yang berbeda antara generasi Milenial dari generasi terdahulu.
Permasalahannya sekarang adalah bagaimana guru dapat memiliki wawasan berpikir
global dalam konteks lokal kedaerahan yang mengedepankan adat istiadat, budaya, dan potensi
daerah setempat. Bagaimana kesadaran guru untuk meningkatkan profesionalisme secara kreatif-
inovatif dan inspiratif untuk memajukan potensi daerah, berkarakter, dan memberikan
kemudahan bagi peserta didik untuk mampu berkompetisi di dunia global. Sejauh mana peran
guru dalam meningkatkan mutu pendidikan saat ini untuk menjawab tantangan tersebut. Hal ini
merupakan tantangan yang harus dihadapi guru sebagai pelaku utama pendidikan. Makalah ini
akan memberikan satu wawasan tentang bagaimana guru bahasa Indonesia dapat merancang dan
melaksanakan pembelajaran secara profesional, inovatif, kretaif, dan inspiratif di era globalisasi
TANTANGAN GURU BAHASA INDONESIA UNTUK PENGUATAN PENDIDIKAN
KARAKTER DI ERA GLOBAL
Sebagian pendidik menganggap ketergantungan yang tinggi pada koneksi internet,
menyebabkan masalah sosial yang sulit ditangani oleh guru, misalnya anak bersikap individual,
egoisme, narsis, dan kerawanan mental. Internet dianggap sebagai pembawa nilai-nilai negatif
karena menyuguhkan informasi yang terselubung dengan modus-modus kejahatan, seperti
penyebaran informasi bohong (hoax), video-video yang tidak layak ditonton, penyebaran paham
yang meresahkan masyarakat. Pandangan tersebut menyebabkan sebagian guru melarang peserta
didik menggunakan koneksi internet pada saat pembelajaran berlansung.
Sebaliknya, bagi generasi Milenial yang kritis dan kreatif menganggap ketergantungan
kepada kecanggihan koneksi internet sebagai alat untuk mempermudah aktivitasnya. Generasi
Milenial sangat terbuka terhadap kecanggihan teknologi-informasi. Mereka menganggap
kemajuan yang terjadi saat ini harus dimanfaatkan secara optimal sebagai salah satu sumber
belajar dan media untuk mengeksresikan karya-karyanya (https://www.thejakartapost.com/acade
mia/2016).
Faktanya, kecanggihan media informasi dan teknologi dari koneksi internet saat ini tidak
terbendung. Koneksi internet “Dianggap” dapat menjawab segala kebutuhan manusia masa kini.
Mereka akan merasa rugi apabila tidak menjadi bagian dari kemajuan ini. Melalui satu tombol
yang tersedia dilayar komputer, handphone, dan media elektronik lainnya, pekerjaan manusia
menjadi lebih mudah. Pekerjaan yang dahulu dilakukan dalam hitungan jam, hari, bahkan
minggu, saat ini sudah bisa dilakukan selama beberapa menit dengan menekan tombol-tombol.
Bahkan pekerjaan yang dulu harus dilakukan dengan tenaga dengan jarak yang jukup jauh, kini
bisa diwakili dengan tombol ponsel yang disediakan oleh internet.
Kecanggihan seperti ini menjadi kebanggaan bagi generasi Milenial saat ini. Mereka dapat
dengan mudah mengunduh berbagai informasi yang tidak dapat diperoleh dari bangku sekolah
dan dapat mengunggah karya melalui aplikasi-aplikasi yang ditawarkan. Beragam tutorial tentang
pembelajaran, dan berbagai keterampilan yang diinginkan peserta didik tersedia melalui aplikasi-
aplikasi tertentu yang terdapat dalam media sosial. Proses pembelajaran yang zaman dahulu
hanya dilakukan di sekolah pada pada jam-jam tertentu, saat ini sudah bisa diakses melalui media
yang ada tanpa ada batasan jam dan tempat. Buku-buku juga tidak hanya tersedia dalam bentuk
kertas, tetapi juga tersedia e-book. Begitu juga dengan besar kecilnya sebuah benda, bisa diinovasi
dan dikreasi dengan kelengkapan segala fitur-fiturnya. Kehadiran teknologi komputer dan
koneksi internet dapat memudahkan siswa dalam merekonstruksi pengetahuannya sendiri, akan
![Page 3: GURU BAHASA INDONESIA YANG PROFESIONAL, INOVATIF, …](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012408/616a36ff11a7b741a3501041/html5/thumbnails/3.jpg)
289 | H a l a m a n
tetapi pada tahap bimbingan individu terhadap kesulitan dan kemajuan belajar siswa, peran guru
tidak tergantikan. Secanggih apapun komputer dengan segala fitur-fiturnya belum mampu
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan hasil belajar peserta didik secara
psikis, mental dan emosional.
Bagaimana peran guru, di tengah kecanggihan teknologi informasi, derasnya arus
globalisasi, dan pendidikan karakter. Mampukan guru menyadarkan bahwa generasi emas di abad
XXI sekarang ini harus siap menghadapi dialektikanya perkembangan dalam masyarakat dunia
yang terbuka, mampu beradaptasi dengan perubahan yang terus menerus terjadi dengan cepat,
mampu mencari jalan keluarnya sendiri dalam mengatasi setiap tantangan yang dihadapi, namun
tetap berkepribadian Indonesia (Wibisono, 2006; Salamah 2017).
Akhir-akhir ini di berbagai kota dihebohkan dengan perilaku negatif remaja berupa geng
motor, narkoba, pemukulan siswa kepada guru, tawuran masal, seks bebas, dan lain-lainnya yang
dilakukan oleh para remaja di bawah umur. Tentunya ini juga merupakan pekerjaan yang cukup
berat bagi guru dan orang tua. Guru harus memiliki jiwa konselor yang memegang peranan dalam
membentuk karakter siswa. Guru diharapkan tidak hanya transfer pengetahuan, tetapi juga
pengembangan sikap spiritual agar tercipta keseimbangan antara kompetensi intelektual dengan
kompetensi spiritual (seimbang antara akal dan budi).
Menghadapi tantangan tersebut, Guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing,
memfasilitasi, dan menjadi model belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini, Guru
harus menempatkan diri sebagai partner, konselor, sekaligus sebagai evaluator dan supervisr
belajar bagi siswanya. Untuk itu, peningkatan terhadap kompetensi profesional, personal, sosial,
dan pendidikan guru harus selalu di-update sesuai dengan kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan yang berbasis spiritual dan kearifan lokal.
Guru Bahasa Indonesia memiliki peluang yang besar dalam pembelajaran pengetahuan
global berbasis spiritual dan kearifan lokal. Pemanfaatan koneksi internet dapat digunakan
dengan mudah sebagai sumber belajar untuk mengeksplorasi pengetahuan lintas masa dan lintas
area. Berbagai foklor lintas masa dapat diunduh melalui internet. Demikian juga berbagai
pengetahuan penggunaan bahasa lisan, sperti public speaking, video pidato, baca puisi, dialog,
dan sebagainya dapat diunduh melalui koneksi internet. Guru dan siswa juga dapat menggunakan
koneksi internet sebagai media ekspresi hasil inovasi-kreatif karyanya dengan cara mengunggah
melalui vlog, youtube, atau aplikasi lainnya. Dengan demikian, penggunaan sumber dan media
pembelajaran melalui koneksi internet menjadi terarah untuk pengembangan potensi, kreasi, dan
inovasi peserta didik.
Di sisi lain, guru juga harus mampu merancang pembelajaran yang berbasis spiritual dan
kearifan lokal. Sistem among ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso, tut wuri
handayani, dan asah, asih, asuh dapat diterapkan untuk membangun karakter peserta didik yang
berkepribadian Indonesa di tengah derasnya arus budaya globalisasi.
MENGAPA GURU HARUS PROFESIONAL
Rendahnya motivasi dan minat belajar siswa menjadi masalah serius dalam dunia
pendidikan. Hal ini membutuhkan langkah-langkah konkret dari pelaku pendidikan untuk
mencari penyelesaiannya. Berdasarkan data kemendikbud Tahun 2016 mutu pendidikan
Indonesia belum memuaskan. Hal tersebut dilihat dari hasil evaluasi sistem pendidikan yang
dirilis oleh sebuah organisasi Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)
melalui Programme for Internasional Student Assessment (PISA), menempatkan Indonesia pada
peringkat 64 dari 72 negara anggota, yang sebelumnya pada tahun 2015 menempatkan Indonesia
pada urutan 71 dari 72. PISA mengevaluasi sistem pendidikan siswa berusia 15 tahun yang dipilih
secara acak untuk mengikuti tes dari tiga kompetensi yakni membaca, matematika dan sains.
![Page 4: GURU BAHASA INDONESIA YANG PROFESIONAL, INOVATIF, …](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012408/616a36ff11a7b741a3501041/html5/thumbnails/4.jpg)
290 | H a l a m a n
Hasil uji tersebut juga menunjukkan bahwa 42 persen siswa Indonesia berusia 15 tahun masih
gagal mencapai standar minimal, di tiga bidang, yaitu kemampuan membaca, Matematika dan
ilmu pengetahuan (Mufari. 2009).
Sejatinya parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas pendidikan versi PISA di
atas, sepenuhnya menggunakan standar global, sehingga tidak selalu cocok untuk mengukur
kualitas pendidikan Indonesia yang memiliki karakter keragaman budaya dan keragaman
kekayaan potensi alam masing-masing daerah. Menilik pada keberhasilan Finlandia sebagai
urutan pertama pendidikan berkualitas versi PISA, ternyata Finlandia tidak mau membuang-
buang waktu dan uang untuk ujian standardisasi. Pendidikan di Finlandia, tiap hari anak-anak
dinilai melalui observasi langsung dan quiz oleh para guru. Ketika belajar di kelas, anak-anak
diperbolehkan sekali-sekali bersenang-senang, tertawa, dan berkhayal. Suasana emosional dalam
kelas di Finlandia sangat hangat, aman, saling menghormati dan sangat suportif. Finlandia
mempraktikkan wejangan budaya klasik: Biarkan anak-anak menjadi anak-anak. Tugas anak-
anak adalah bermain. Jadi cara terbaik bagi anak untuk belajar adalah dengan bermain.
Bertolak dari hal tersebut, menurut Kemendikbud bahwa kunci sukses pendidikan itu ada
di tangan guru sebagai ujung tombak peningkatan mutu pendidikan. Salah satu cara untuk
meningkatkan mutu pendidikan adalah peningkatan kualitas kompetensi guru. Menurut undang-
undang tentang guru dan dosen disebutkan bahwa guru profesional adalah guru yang memiliki
keempat kompetensi yaitu: kompetensi pendidikan, kompetensi profesional, kompetensi sosial
dan kompetensi personal. Dengan menguasai kompetensi profesional, guru dapat menguasai
konsep, prinsip, metode implementasi dan pengembangan masing-masing topik pembelajaran.
Dengan menguasai kompetensi personal berbasis spiritual, guru dapat menjadi model bagi
siswanya dalam berperilaku, bertutur, dan bersikap. Dengan menguasai kompetensi sosial
berbasis kearifan lokal, guru dapat mengomunikasikan proses dan hasil pembelajaran kepada
siswa, orang tua, dan orang-orang yang terkait dengan keberhasilan pendidikan. Dengan
menguasai kompetensi pendidikan, guru dapat merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi
proses dan hasil pembelajaran secara profesional.
MENGAPA GURU HARUS KREATIF-INOVATIF
Instropeksi diri sebagai guru dalam menyampaikan proses pembelajaran selama ini
merupakan keniscayaan. Apakah yang kita lakukan hanya menyesuaikan kondisi yang ada di
lingkungan sekolah? Ataukah berani mengambil langkah untuk menggali informasi di berbagai
sumber belajar sebagai tantangan dalam mengembangkan professional seorang pendidik yang
kreatif-inovatif demi masa depan generasi emas?
Pembentukan sebuah inovasi dapat dilakukan berdasarkan (1) orientasi pada tindakan; (2)
membuat produk meskipun sederhana; (3) dimulai dari hal yang kecil; (4) memiliki tujuan yang
besar; (5) berani menjalankan konsep uji coba dan revisi; (6) mau belajar dari kegagalan; (7)
mengikuti jadwal dengan baik; dan (8) menghargai aktivitas yang memiliki nilai khusus (Kuratko
& Richard, 1995). Kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui penelitian tindakan kelas.
Sebagai contoh, penulis sebagai seorang dosen Matakuliah Penulisan Kreatif dan
Menulis Karya Ilmiah, memiliki impian menjadikan peserta didik sebagai generasi emas dan aset
bangsa yang sukses di bidang pada masanya. Bahasa Indonesia merupakan ilmu yang bisa
diterapkan (language use), tidak hanya berkutat dengan kata-kata, kalimat-kalimat, dan teori-teori
yang bersifat abstrak, akan tetapi dapat diimplementasikan dalam berbagai keperluan, seperti
melakukan riset, menulis karya ilmiah, menulis kreatif (sketsa, cerpen, novel, roman, naskah,
skenario, dan puisi), menjadi presenter, menjadi pencerita/pendongeng, dan sebaginya. Apabila
peserta didik tidak banyak yang antusias menerima materi yang diajarkan ketika proses
![Page 5: GURU BAHASA INDONESIA YANG PROFESIONAL, INOVATIF, …](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012408/616a36ff11a7b741a3501041/html5/thumbnails/5.jpg)
291 | H a l a m a n
pembelajaran berlangsung, dapat dipastikan bahwa proses pembelajarannya kurang
menarik/monoton.
Dalam hal ini, sebuah ide kreatif pendidik sangat diperlukan untuk dapat mengubah
situasi pembelajaran menjadi menarik dan efektif sekaligus mengajak peserta didik lebih aktif.
Apabila saat ini adalah era teknologi digital, ada kemungkinan ide pembelajaran yang kita
kembangkan harus lebih banyak berhubungan dengan teknologi digital karena mayoritas peserta
didik akan lebih tertarik menghadapi sesuatu yang up to date. Dalam era globalisasi persoalan-
persoalan yang muncul dalam pembelajaran salah satunya harus diantisipasi dengan inovasi-
inovasi kreatif terhadap model pembelajaran atau media pembelajaran (Sukani, 2014).
Bagaimana wujud dan implementasi inovasi-kreatif seorang pendidik bahasa Indonesia
dalam mengembangkan pembelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Kuratko & Richard (1995),
hasil inovasi-kreatif pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu penemuan,
pengembangan, penggandaan/peniruan, dan kombinasi dari ketiganya. Penemuan ( Invensi),
yakni temuan dan proses yang benar-benar baru; pengembangan (eksistensi), yakni pemanfaatan
atau penerapan yang ada dari konsep yang sudah ada; penggandaan (duplikasi), yakni refleksi
kreatif atau konsep yang telah ada; dan sintesis, yakni kombinasi atas yang telah ada di dalam
penggunaan atau formulasi baru.
Apa yang sudah dilakukan oleh penulis saat mengembangkan inovasi-kreatif
pembelajaran adalah sebuah upaya agar pembelajaran menulis kreatif dan menulis karya ilmiah
sebagai ilmu yang dapat dipelajari dan dapat diterapkan dengan menyenangkan. Salah satu
pendukung dalam mewujudkan keinginan dan pencapaian tujuan pembelajaran tersebut adalah
mengembangkan media dan metode pembelajaran yang inovatif melalui ide-ide kreatif dan
menarik. Beberapa inovasi metode yang dikembangkan penulis transformasi metode berbasis
kearifan lokal, yaitu deep dialogue (pangudo roso), critis-crative thinking (cipto, roso, karso).
Brian storming (urun rembuk), dan group discussion (kerja kelompok) (Salamah, 2017).
Beberapa pengembangan media yang sudah dikembangkan oleh penulis dalam
pembelajaran menulis karya ilmiah dan menulis kreatif juga transformasi kearifan lokal seperti
menggunakan media ATM (amati, tiru, menyempurnakan) atau media Trimo (mengamati,
meniru, mengkreasikan) (Siswanto, 2016). Cara mengkreasikan cerita dapat dilakukan mulai dari
mengubah latar, alur cerita, sudut penceritaan, tokoh dan karakter, sampai memarodikan dan
menngombinasikan dua cerita, yakni cerita fiksi Nusantara dengan cerita nyata tentang
keberhasilan generasi di era Milenial. Untuk penulisan kreatif puisi, beberapa pengembangan
model yang sudah dikembangkan oleh penulis dan dimanfaatkan oleh peserta didik antara lain
model definisi, nama, deskriptif, naratif, impresif, ekspresif, dan gabungan. Berikut adalah contoh
inovasi pembelajaran puisi:
1. Model Definisi
Model definisi adalah model menulis puisi dengan memberi definisi atau arti terhadap suatu
kata yang paling disukai, paling terkesan, atau juga bisa paling ditakuti. Kata kunci yang biasanya
digunakan yaitu adalah. Siswa diajak untuk menentukan terlebih dahulu kata yang akan
didefinisikan. Langkah berikutnya siswa mendefinisikan kata itu dalam beberapa definisi. Setelah
itu, siswa diminta untuk menambah definisinya menjadi definisi yang bisa direnungkan atau
mengandung pesan. Terakhir, siswa mencoba untuk memperindah bunyi definisi menjadi puisi.
Berikut ini akan diberikan contoh menulis puisi dengan model ini.
![Page 6: GURU BAHASA INDONESIA YANG PROFESIONAL, INOVATIF, …](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012408/616a36ff11a7b741a3501041/html5/thumbnails/6.jpg)
292 | H a l a m a n
Langkah 1
Guru memberi contoh dengan cara memilih kata yang paling disukai, paling terkesan, atau paling
ditakuti, kemudian didefinisikan. Siswa diminta untuk memilih kata yang paling disukai, paling
terkesan, atau paling ditakuti. Sebagai contoh kata yang dipilih oleh guru adalah putih.
Langkah 2
Langkah kedua, guru memberikan contoh mendefinisikan kata-tersebut menjadi beberapa definisi
yang masing-masing didefinisikan dalam satu kata. seperti di bawah ini dan meminta sswa
diminta untuk mendefinisikan kata yang dipilih seperti contoh yang dilakukan oleh guru.
Putih
Putih adalah bening
Putih adalah bersih
Putih adalah suci
Putih adalah cinta
Langkah 3
Langkah ketiga guru memberikan contoh untuk menambah masing-masing definisi kata
menjadi satu larik, kemudian meminta Siswa untuk menambah definisinya menjadi definisi
yang bisa direnungkan atau mengandung pesan, seperti contoh sebagai berikut:
Putih
Putih adalah bening bola matamu, dengan cara sama menatapku
Putih adalah bersih hatimu, selalu ada maaf meski luka masih membiru
Putih adalah suci pribadimu, yang selalu menjaga hati dari nafsu
Putih adalah cintaku, pengabdianku, dan hormatku padamu Ibu
Sekarang cobalah Kalian membuat puisi dengan model definisi seperti contoh di atas!
Langkah 4
Guru memberikan contoh mengembangan satu larik puisi menjadi satu bait puisi, dan meminta
Siswa untuk mengembangkan definisinya seperti contoh berikut ini.
Putih adalah bening bola matamu, dengan cara sama menatapku
Yang senantiasa teduh meredam gejolak emosiku
Yang senantiasa sejuk menyegarkan kegelisahanku
Yang senantiasa setia setiap aku memerlukanmu
Putih adalah bersih hatimu, tak pernah ada murka walau terluka
Yang tiada kehabisan kata untuk bercerita
Yang tiada beban untuk memaafkan
Yang selalu sayang sepanjang zaman
Putih adalah suci pribadimu, yang selalu menjaga hati dari nafsu
Yang senantiasa memberi tanpa meminta kembali
Yang senantiasa menerima dengan tangan terbuka
Yang senantiasa menjaga walau raga tanpa daya
Putih adalah cintaku, pengabdianku, dan hormatku padamu Ibu
Yang berusaha meringankan beban kehidupan
Yang sekuat tenaga memberikan senyum dan harapan
![Page 7: GURU BAHASA INDONESIA YANG PROFESIONAL, INOVATIF, …](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012408/616a36ff11a7b741a3501041/html5/thumbnails/7.jpg)
293 | H a l a m a n
Yang menyayangi saat engkau kesepian
Langkah 5
Guru meminta siswa untuk memperindah bunyi dengan memilih kata yang bersajak atau
bernuansa emosi menjadi puisi
Selanjutnya guru meminta membuat satu puisi definisi sebagai latihan mandiri,
misalnya sekarang cobalah Kalian membuat puisi dengan model definisi seperti contoh di atas!
…………………….adalah………….
…………………….adalah………….
…………………….adalah………….
2. Model Nama
Model nama adalah cara menulis puisi dengan bantuan nama tertentu untuk menulis puisi.
Setelah puisi ini jadi, huruf pertama puisi ini bisa dibaca sebagai pesan, perasaan, kesan, atau
harapan. Langkahnya adalah dengan menentukan terlebih dahulu nama pendek atau nama
panggilan yang akan digunakan untuk menulis puisi. Langkah berikutnya, menuliskan nama
pendek tersebut ditulis urut dari atas ke bawah. Dari awal huruf itu, kita mengembangkan menjadi
sebuah puisi.
Langkah 1
menentukan terlebih dahulu nama pendek atau nama panggilan, misalnya ODE
Langkah 2
Menuliskan nama berurutan dari atas ke bawah.
O
D
E
Langkah 3
mengembangkan masing-masing huruf menjadi sebuah larik puisi
Oh, siapakah yang berdiri di sana
Dengan muka ceria menatap cakrawala
Entah dengan cara bagaimana aku dapat mengenalnya
Nah, sekarang tulis nama kalian atau ingtlah nama orang-orang yang berkesan di hati kalian?
Cobalah Anda tulis nama pendek itu itu menjadi puisi!
Misalnya nama Anda Umi Salamah
U………………………
M........................
I………………………
Untukmu aku titipkan nama yang bersahaja
Mengukir dengan ilmu, ceria, dengan suka cita
Indah, terucap dalam setiap kata dari lisannya
Anda bisa
menceritakan siapa
Umi Salamah
![Page 8: GURU BAHASA INDONESIA YANG PROFESIONAL, INOVATIF, …](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012408/616a36ff11a7b741a3501041/html5/thumbnails/8.jpg)
294 | H a l a m a n
Langkah 4
Mengembangkan nama panjang atau anama lengkap menjadi larik-larik puisi, seperti contoh
berikut ini.
Sebuah nama
Untukmu aku titipkan nama yang bersahaja
Mengukir dengan ilmu, ceria, dengan suka cita
Indah, terucap setiap kata dari lisannya
Seandainya kita bisa berlama-lama
Alangkah indahnya kebersamaan mengukir karya
Lalu kita buat media kreatif penuh cerita
Ayolah kita singkirkan caci dan cela
Mengembangkan potensi berkarakter Indonesia
Andai semua guru dapat melakukannya
Hati bersorak memajukan pendidikan bersama
Langkah 5
Memperindah bunyi dalam setiap larik dengan memilih kata yang bersajak atau
bernuansa emosi menjadi puisi
Satu Nama
Uaw nama yang bersahaja
Membagi ilmu dengan ceria, penuh suka cita
Indah, terucap setiap kata dari lisannya
Seandainya kita bisa berlama-lama
Alangkah indahnya bersama mengukir karya
Lalu kita unggah ke media lintas area dan lintas masa
Ayolah kita singkirkan caci dan cela
Mengembangkan potensi berkarakter Indonesia
Andai semua guru dapat melakukannya
Hati bersorak memajukan pendidikan bersama
Memperindah bunyi dalam setiap larik dapat dilakukan dengan memberikan peta
konsep tentang fungsi bunyi euphony, cocaphony, asonansi, aliterasi, anomatophy, dan rima.
BAGAIMANA GURU HARUS PROFESIONAL, INOVATIF, DAN KREATIF DI ERA
GLOBAL
Merencanakan pembelajaran yang profesional, inovatif-kreatif, dan berkarakter
Indonesia, penulis selalu menggunakan pola pikir transformasi berbasis kearifan lokal. Salah
satunya adalah mengatur pertemuan tatap muka per jam pembelajaran dengan sistem gotong
royong dan pola sistem among sebagai berikut:
![Page 9: GURU BAHASA INDONESIA YANG PROFESIONAL, INOVATIF, …](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012408/616a36ff11a7b741a3501041/html5/thumbnails/9.jpg)
295 | H a l a m a n
Lima menit pertama digunakan sebagai pengantar untuk menjelaskan topik, tujuan,
evaluasi, konsep, prinsip, dan metode atau langkah-langkah/skenario pembelajaran. Apabila
waktunya dua jam pelajaran tinggal mengalikan dua. Selanjutnya 10 menit kemudian digunakan
untuk memberikan contoh/modelling. 15 menit untuk menyelesaikan tugas kelompok. 15 menit
kemudian digunakan untuk presentasi, dan lima menit terakhir digunakan untuk refleksi,
pengukuhan, dan motivasi.
Untuk mempermudah mengomunikasikan materi, sumber belajar, dan hasil belajar peserta
didik dapat dilakukan dengan memanfaatkan kecanggihan aplikasi-aplikasi yang terdapat dalam
fitur-fitur koneksi internet, baik melalui androit maupun komputer
(https://www.thejakartapost.com/academia/2016/). Dengan memanfaatkan aplikasi-aplikasi
tersebut peserta didik dapat dengan mudah mengunduh materi dari guru dan dapat mengunggah
hasil belajar atau karya yang telah dibuat oleh peserta didik, sehingga mudah diapresiasi oleh
pembaca, baik oleh teman, guru, maupun masyarakat pada umumnya. Cara-cara tersebut, di
antaranya:
1. Aplikasi Mind mapping kisi-kisi Ujian Nasional Bahasa Indonesia dengan software Mind jet
Mind Manager
Mind mapping ini dapat digunakan untuk membuat perencanaan penyampaian
konsep/materi dengan cara meringkas dalam bentuk peta konsep/peta pikiran pada materi
bahasa Indonesia yang diujinasionalkan, baik dalam bentuk USBN maupun UNBK,
dibuat link secara otomatis. Manfaat mind mapping ini antara lain: (1) dapat meningkatkan
pemahaman/daya ingat konsep materi dan (2) dapat meningkatkan motivasi belajar. Adapun
tujuan dibuat mind mapping kisi-kisi Ujian Nasional antara lain: (2) untuk mengklasifikasi
materi pada kisi-kisi UN dan (2) untuk mempermudah mengingat konsep-konsep materi pada
kisi-kisi UN (Sukani, 2014).
2. Aplikasi Videoscribe dengan Software Sparkol materi Tex Mapping Strategis
![Page 10: GURU BAHASA INDONESIA YANG PROFESIONAL, INOVATIF, …](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012408/616a36ff11a7b741a3501041/html5/thumbnails/10.jpg)
296 | H a l a m a n
Videoscribe merupakan video animasi tangan yang membuat sebuah gambar dan
tulisan. Gambar dan tulisan ini dirangkai membentuk suatu rangkaian cerita tentang konsep
suatu materi pemahaman masing-masing jenis wacana, ciri-ciri pertanyaannya, dan cara
menjawab pertanyaan berdasarkan jenis wacananya dalam bentuk video (Sukani, 2014).
Bahan ajar dengan Sparkol Videoscribe pada pelajaran membaca cepat terhadap bermacam-
macam jenis wacana ini sangat menarik dan dapat membuat peserta didik termotivasi dalam
belajar karena media yang ditampilkan dengan software ini dapat dilengkapi dengan animasi
dan video, sehingga peserta didik hanya perlu memutar, pause lalu menjelaskan dan play
kembali.
3. Aplikasi Android sebagai media pembelajaran semua materi pengayaan
dengan Brackets dan software XDK
Pembuatan media diawali dengan merancang konten materi terlebih dahulu melalui
program brackets. Setelah selesai kemudian diinstal di android melalui software XDK.
Tujuan dari pembuatan media ini adalah agar peserta didik termotivasi untuk meningkatkan
pembelajaran dan dapat memanfaatkan android pada materi pelajaran ini kapan saja (Sukani,
2016).
4. Aplikasi youtube di Androit
Semua video ada di telepon genggam merupakan aplikasi resmi Android Youtube.
Aplikasi Youtube merupakan portal nomor satu di dunia dalam menjalankan 'streaming' video.
Dengan aplikasi ini, kita bisa dengan cepat membuka, mengunduh, dan menggunggah video
yang menjadi fitur harian Youtube. Pencarian sesuai dengan topik yang diminati.
5. Aplikasi blog, vlog dan daily vlog untuk pembelajaran karya tulis dan karya kreatif dalam
bentuk cerita kreatif, film pendek, iklan kreatif, puisi kreatif, dan lain-lain dalam bentuk
video (Vloger Con, 2005)
Vlog kependekan dari videoblog, sebuah ungkapan untuk menggambarkan gabungan
video dan blog (Free Vlog, 2005). Secara umum vlog dapat diartikan sebagai blog yang
divideokan. Jadi apabila blog berupa tulisan dan gambar-gambar, sedangkan vlog berupa
video. Isinya bsa berupa hasil presentasi, hasil riset, dan karya-karya kreatif. Manfaat dari
aplikasi vlog adalah siswa dapat termotivasi belajar dengan semangat, baik secara mandiri
maupun terbimbing, baik individu maupun kelompok.
PENUTUP
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia yang berdaya saing global, namun
berkarakter Indonesia, parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas pendidikan versi
PISA, tidak selalu cocok untuk mengukur kualitas pendidikan Indonesia yang memiliki
keragaman budaya dan keragaman kekayaan potensi alam masing-masing daerah. Sebagai kunci
sukses pendidikan, peran guru sebagai ujung tombak peningkatan kualitas pendidikan, guru harus
mampu mendesain pendidikan yang berdaya saing global namun memiliki kekhasan, sehingga
tidak kehilangan jatidiri sebagai bangsa. Inovasi di bidang pembelajaran dapat dilakukan melalui
penelitian tindakan kelas dengan memanfaatkan hal-hal kecil yang terdapat di lingkungannya
![Page 11: GURU BAHASA INDONESIA YANG PROFESIONAL, INOVATIF, …](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012408/616a36ff11a7b741a3501041/html5/thumbnails/11.jpg)
297 | H a l a m a n
menjadi bermakna signifikan untuk peningkatan kualitas dan kondusivitas pembelajaran di
sekolah.
Guru Bahasa Indonesia memiliki peluang yang besar untuk melakukan pembelajaran
sesuai dengan tuntutan kemajuan kekinian sekaligus penguatan pendidikan karakter ke-
Indonesian. Melalui media pembelajaran terkoneksi internet, guru dapat mengarahkan siswa
untuk menggunakan internet sebagai salah satu sumber belajar sekaligus sebagai media ekspresi
karya-karya peserta didik secara kreatif dengan cara yang menyenangkan (melakukan dan
bermain). Untuk itu, peningkatan terhadap kompetensi profesional, personal, sosial, dan
pendidikan guru harus selalu di-update sesuai dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan
yang berbasis spiritual, kearifan lokal, dan kekinian. Sistem among ing ngarso sung tulodho, ing
madya mangun karso, tut wuri handayani, dan asah, asih, asuh dapat diterapkan untuk
membangun karakter peserta didik yang berkepribadian Indonesa di tengah derasnya arus budaya
globalisasi. Yang terpenting adalah biarkan anak-anak tetap dalam dunia anak, dan cara terbaik bagi
anak untuk belajar adalah dengan bermain. Apa pun metode, media, dan model pembelajaran
haris dirancang agar anak dapat memperoleh pengalaman belajar namun tetap tidak kehilangan
masa bermainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hamied, Fuad Abdul, 2008. Model Pembelajaran Inovatif di Era Global. Makalah Disampaikan
pada Seminar Nasional Model Pembelajaran Inovatif. Diselenggarakan atas Kerja Sama
ISPI Banyumas dan MGMP IPS SMK Kabupaten Banyumas di Purwokerto, 27
November 2008
Kuratko, Donal F. and Richard M, Hodgets. 1995. Entrepreneurship, A. Contemporary
Approach,3rd ed, the Dryden Press
Mufari. 2009. Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovatif. https://mufari.
files.wordpress.com/2009/10/modul-4-kreatif-dan-inovatif. Diakses tanggal 2 Mei
2017.
Salamah, Umi. 2017. Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian. Makalah Lokakarya Pendidikan Karakter di Universitas Brawijaya
Malang, pada 2-4 Juni 2017 di Hotel Ijen Suite Malang.
Siswanto, Wahyudi. 2016. Pembelajaran Menulis Kreatif dengan ATM, Refleksi Pengalaman
Guru. Malang: Surya Pena Gemilang
Sukani. 2005. Membuat Digibook dengan Kvisoft Flip Book Maker. Jakarta: Modul E-training
Guru Melek IT.
Sukani. 2014. Membuat Peta Pikiran (Mind Map). Jakarta: Modul E-training Guru Melek IT.
2015. Membuat akun di Videoscribe dan Log in di Sparkol. Jakarta: Modul E-Training
Guru Melek IT
Sukani. 2016. Pengenalan Aplikasi Focusky untuk Presentasi. Jakarta: Modul E-Training Guru
Melek IT.
Wibisono, Koento. 2006. Revitalisasi dan Reorientasi MPK, Makalah Smnas III MPK, UNDIP.
VloggerCon.2005, January – VloggerCon, the first videoblogger conference, is held in New York
City. ANT (now: FireAnt), is released, and claims to be the first video aggregator to
support every common video format.
FreeVlog. 2005, February – FreeVlog, a step-by-step guide to setting up a videoblog using free
tools and services, launches.
![Page 12: GURU BAHASA INDONESIA YANG PROFESIONAL, INOVATIF, …](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012408/616a36ff11a7b741a3501041/html5/thumbnails/12.jpg)
298 | H a l a m a n
https://www.thejakartapost.com/academia/2016/12/18/indonesias-pisa-results-show-need-to-
use-education-resources-more-efficiently.html. Indonesia Menduduki Peringkat 62 dari
72 Negara di Dunia. Diakses, 3 Mei 2018.