growth faltering

2
Growth Faltering Merupakan suatu kondisi di mana terjadi gangguan pertumbuhan pada anak atau bayi, yang ditunjukkan dengan pertumbuhan yang tidak sesuai dengan kurva pertumbuhannya (penurunan skor Z dari indeks antropometri). Growth Faltering ini biasa ditemukan pada bayi berusia 2-6 bulan (menurut penelitian di Indonesia, tepatnya di daerah Jepara pada tahun 1990 oeh Satoto). Dan menurut beberapa studi lainnya, kasus Growth Faltering umumnya sekitar sebelum lahir hingga di bawah usia 2 tahun (kisaran Golden Age). Skor Z dari indeks antropometri sendiri adalah garis yang terdapat di dalam kurva pertumbuhan standar WHO, merupakan suatu patokan yang dapat dijadikan garis median dari status gizi baik pada pengukuran tinggi badan maupun berat badan. Grafik ini dapat dilihat pada buku Kesehatan Ibu Anak (KIA). Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, kurva WHO 2006 ini banyak digunakan di usia 0-5 tahun. Untuk usia 5- 18 tahun, digunakan pengukuran berdasarkan CDC. Etiologi Beberapa etiologi yang mendasari terjadinya Growth Faltering antara lain : Growth Faltering umumnya disebabka oleh intake nutrisi yang tidak adekuat / insufisiensi nutrisi pada bayi untuk tumbuh normal. Sehingga status gizi bayi tersebut dapat dikategorikan menjadi undernourished atau gizi kurang. Keadaan gizi kurang ini seringkali juga disebabkan oleh kondisi medis yang mendasari asupan berlebih, tidak hanya karena asupan harian yang kurang, Misalnya bayi mengalami infeksi, gangguan gastrointestinal, kelainan pada sistem saraf, dan penyakit jantung kongenital. Etiologi utama tetap pada adanya kombinasi dari pola pemberian nutrisi yang kurang tepat (kesulitan pemberian makan), serta hubungan emosional dari orang tua, dan penyakit yang mendasarinya. Faktor Risiko Faktor risiko terjadinya Growth Faltering dapat dibedakan menjadi : a. Faktor Maternal

Upload: aidillah

Post on 12-Jul-2016

220 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Growth Faltering

TRANSCRIPT

Growth Faltering

Merupakan suatu kondisi di mana terjadi gangguan pertumbuhan pada anak atau bayi, yang ditunjukkan dengan pertumbuhan yang tidak sesuai dengan kurva pertumbuhannya (penurunan skor Z dari indeks antropometri). Growth Faltering ini biasa ditemukan pada bayi berusia 2-6 bulan (menurut penelitian di Indonesia, tepatnya di daerah Jepara pada tahun 1990 oeh Satoto). Dan menurut beberapa studi lainnya, kasus Growth Faltering umumnya sekitar sebelum lahir hingga di bawah usia 2 tahun (kisaran Golden Age).

Skor Z dari indeks antropometri sendiri adalah garis yang terdapat di dalam kurva pertumbuhan standar WHO, merupakan suatu patokan yang dapat dijadikan garis median dari status gizi baik pada pengukuran tinggi badan maupun berat badan. Grafik ini dapat dilihat pada buku Kesehatan Ibu Anak (KIA). Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, kurva WHO 2006 ini banyak digunakan di usia 0-5 tahun. Untuk usia 5-18 tahun, digunakan pengukuran berdasarkan CDC.

Etiologi

Beberapa etiologi yang mendasari terjadinya Growth Faltering antara lain :

Growth Faltering umumnya disebabka oleh intake nutrisi yang tidak adekuat / insufisiensi nutrisi pada bayi untuk tumbuh normal. Sehingga status gizi bayi tersebut dapat dikategorikan menjadi undernourished atau gizi kurang.

Keadaan gizi kurang ini seringkali juga disebabkan oleh kondisi medis yang mendasari asupan berlebih, tidak hanya karena asupan harian yang kurang, Misalnya bayi mengalami infeksi, gangguan gastrointestinal, kelainan pada sistem saraf, dan penyakit jantung kongenital.

Etiologi utama tetap pada adanya kombinasi dari pola pemberian nutrisi yang kurang tepat (kesulitan pemberian makan), serta hubungan emosional dari orang tua, dan penyakit yang mendasarinya.

Faktor Risiko

Faktor risiko terjadinya Growth Faltering dapat dibedakan menjadi :

a. Faktor Maternalo Ibu yang mengalami kekerasan dalam rumah tanggao Ibu yang menjadi orang tua tunggalo Penggunaan alkohol dan narkobao Gangguan psikiatrio Merokok, alkohol, dan obat-obatan selama kehamilan

b. Faktor Infanto Adanya IUGRo Gangguan kongenitalo Penyakit yang mendasari seperti infeksi, dsb.o Kesulitan menyusui (malas/sulit menyusui)o Gangguan tidur

c. Faktor Feeding Patterns atau pola asuh pemberian pangano Kemampuan menghisap yang jeleko Untuk bayi lewat 6 bulan yang tidak segera diberi MPASI sehingga mengalami

ketergantungan pada ASI dan sulit untuk beradaptasi dengan makanan padato Malas menyusuio Gangguan kesehatan oral pada bayio Kurang tanggapnya orang tua akan pola perkembangan anako Sulit untuk mengolah makanan atau mengalami kesulitan dalam makan (mengemut,

mudah muntah, dan lainnya)

Sumber :

Purnamasari, Dyah Umiyarni, Martha I Kartasurya, Apoina Kartini. Determinan Growth Faltering (Guncangan Pertumbuhan) pada Bayi Umur 2-6 Bulan yang Lahir dengan Berat Badan Normal. Media Medika Indonesiana. 2009;43(5);240-246.

Government of Australia, Department of Health. Community Health Manual Guideline Birth to School Entry. Last Reviewed : January 2014. Available from : http://www.pmh.health.wa.gov.au/general/CACH/docs/manual/3%20Birth%20to%20School%20Entry/3.4/3.4.2%20Growth%20faltering.pdf