grounding bahan kuliah iii

11
PERENCANAAN SISTEM PENTANAHAN Pengukuran Tahanan Tanah 2 2 2 2 b a a b 4 a a 2 1 R . a . . 4 dimana : = Tahanan jenis tanah (-m) R = Tahanan antar elektroda yang diperoleh dari perhitungan antara yang tegangan dan arus yang terukur () a = Jarak antar elektroda (m) b = Kedalaman penanaman elektroda (m) a a a 1 2 3 4 V A b Gambar 3.1. Cara mengukur tahanan jenis tanah Jika nilai b sangat kecil dibandingkan dengan nilai a, maka nilai b dapat diabaikan. = 2..a.R dimana : = Tahanan jenis tanah (-m) R = Tahanan antar elektroda yang diperoleh dari perhitungan antara yang tegangan dan arus yang terukur () a = Jarak antar elektroda (m)

Upload: firmanbimasakti

Post on 13-Sep-2015

20 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

grounding

TRANSCRIPT

  • PERENCANAAN SISTEM PENTANAHAN

    Pengukuran Tahanan Tanah

    2222 ba

    a

    b4a

    a21

    R.a..4

    dimana :

    = Tahanan jenis tanah (-m)

    R = Tahanan antar elektroda yang diperoleh dari perhitungan antara yang

    tegangan dan arus yang terukur ()

    a = Jarak antar elektroda (m)

    b = Kedalaman penanaman elektroda (m)

    a a a

    1 2 3 4

    V

    A

    b

    Gambar 3.1. Cara mengukur tahanan jenis tanah

    Jika nilai b sangat kecil dibandingkan dengan nilai a, maka nilai b dapat diabaikan.

    = 2..a.R dimana :

    = Tahanan jenis tanah (-m)

    R = Tahanan antar elektroda yang diperoleh dari perhitungan antara yang

    tegangan dan arus yang terukur ()

    a = Jarak antar elektroda (m)

  • Kriteria Tegangan Sentuh dan Tegangan Langkah

    faktor reduksi permukaan tanah

    ah2

    1

    a1Cs

    s

    s

    dimana :

    Cs = Faktor reduksi dari rating nilai nominal tahanan jenis lapisan

    permukaan tanah.

    hs = Ketebalan dari lapisan sistem permukaan crushed rock (m).

    a = Konstanta (0,106)

    = Tahanan jenis tanah (-m)

    s = Tahanan jenis permukaan crushed rock (-m).

    t = Lamanya arus kejut (dt)

    Sehingga besarnya tegangan sentuh dan tegangan langkah dirumuskan sebagai

    berikut :

    Es = (1000 + 1,5.s.Cs) . t116,0

    El = (1000 + 6 s. Cs) . t116,0

    Penentuan Waktu Gangguan

    shock duration / ts ialah waktu lamanya sistem dalam mengatasi setiap gangguan yang

    terjadi.

    fault duration / tc ialah waktu maksimum mengalirnya arus gangguan yang dapat ditahan

    oleh konduktor.

    Bahan dan Ukuran Konduktor

    ao

    am

    4

    rrc

    TK

    TT1ln

    TCAP

    10...t

    IA

    dimana :

    A = Luas penampang kawat (mm2)

    I = Arus gangguan yang mengalir melalui konduktor (kA)

  • tc = Waktu lamanya kawat dialiri arus (dt)

    Ta = Temperatur sekeliling lokasi (C)

    Tm = Temperatur maksimum konduktor yang diperbolehkan

    Temperatur yang diijinkan adalah :

    450 C untuk sambungan las

    250 C untuk sambungan dengan baut

    TCAP = Termal Capacity Factor

    Tabel 3.1. Konstanta Bahan

    Jenis Bahan Conduc-

    tivity

    (%)

    Factor

    (r) @ 20

    0C

    K

    (1/0) @ 0

    0C

    Fusing

    Temp.

    ( 0C)

    r @ 20

    0C

    (/cm)

    TCAP

    (J/cm3/

    0C)

    Standard Annealed

    Soft Copper Wire

    100 0,00393 234 1083 1,7241 3,422

    Commercial Hard

    Drawn Copper Wire

    97 0,00381 242 1084 1,7774 3,422

    Copper-Clad Steel

    Core Wire

    40 0,00378 245 1084 /

    1300

    4,397 3,846

    Copper-Clad Steel

    Core Wire

    30 0,00378 245 1084 /

    1300

    5,862 3,846

    Commercial EC

    Aluminum Wire

    61 0,00403 228 657 2,862 2,556

    Aluminum Alloy

    Wire 5005

    53,5 0,00353 263 660 3,2226 2,598

    Aluminum Alloy

    Wire 6201

    52,5 0,00347 268 660 3,2840 2,598

    Aluminum-Clad

    Steel Core Wire

    20,3 0,00360 258 660 /

    1300

    8,4805 2,67

    Zinc-Coated Steel

    Core Wire

    8,5 0,00320 293 419 /

    1300

    20,1 3,931

    Stainless Steel

    No 304

    2,4 0,00130 749 1400 72 4,032

    Sumber : IEEE Guide for Safety in AC Substation Grounding, IEEE Standard 80-1986

    Penentuan Panjang Konduktor

    Panjang konduktor grid dapat ditentukan dengan:

    na = (Pa / Pm) + 1

    nb = (La / Lm) + 1

    Pgrid = (na x Pa) + (nb x La)

    dimana :

  • Pa = Panjang daerah pentanahan (m)

    La = Lebar daerah pentanahan (m)

    Pm = Panjang kisi-kisi / grid (m)

    Lm = Lebar kisi-kisi / grid (m)

    na = Jumlah konduktor panjang (buah)

    nb = Jumlah konduktor pendek (buah)

    Pgrid = Panjang konduktor grid total (m)

    Panjang konduktor rod yang diperlukan

    Prod = nrod x Lrod

    dimana :

    nrod = Jumlah rod yang dipergunakan (buah)

    Lrod = Panjang rod yang dipergunakan (m)

    Prod = Panjang konduktor rod total (m)

    Resistansi Ground

    A4R g

    dimana :

    Rg = Resistansi ground ()

    = Tahanan jenis tanah (-m)

    A = Luas daerah pentanahan (m2)

    Selanjutnya formula tersebut disempurnakan oleh Laurent dan Niemann dengan

    rumus :

    LA4R g

    dimana L adalah panjang total konduktor yang dipergunakan (m)

    Kedua persamaan tersebut dipergunakan pada sistem pentanahan grid dengan

    kedalaman kurang dari 0,25 m.

  • Sedangkan untuk kedalaman antara 0,25 2,5 m menggunakan persamaan dari

    Sverak, yaitu :

    A/20h1

    11

    A20

    1

    L

    1R g

    dimana h ialah kedalaman penanaman dari konduktor (m)

    Untuk mencari nilai resistansi dari sistem pentanahan kombinasi grid-rod

    menggunakan formula dari Schwarz, yaitu :

    1221

    2

    1221g

    R2RR

    RR.RR

    dimana :

    Rg = Resistansi ground ()

    R1 = Resistansi dari konduktor grid ()

    R2 = Resistansi dari konduktor rod ()

    R12 = Resistansi mutual dari kelompok konduktor grid dan kelompok

    konduktor rod ()

    2

    111

    1

    1 KA

    L.K

    a

    L.2ln

    L.R

    22

    1

    2

    2

    2

    2 1n.A

    LK.21

    d

    L.8ln

    L..2R

    1K

    A

    LK

    L

    L.2ln

    L.R 2

    11

    2

    1

    1

    12

    dimana :

    = Tahanan jenis tanah (-m)

    L1 = Panjang konduktor grid (m)

    L2 = Panjang konduktor rod (m)

    K1 = Konstanta S.J Schwarzs (Gambar 2.14)

    K2 = Konstanta S.J Schwarzs (Gambar 2.14)

    A = Luas daerah pentanahan (m2)

    h.da 1

  • d1 = Diameter konduktor grid (m)

    d2 = Diameter konduktor rod (m)

    n = Jumlah konduktor rod (batang)

    h = Kedalaman penanaman konduktor (m)

    Arus Ground

    Gangguan fasa-fasa ke tanah (line-to-line-to-ground)

    0f02220f2011

    220

    jXR3RjXRXXjR3RRjXR

    jXREI

    Gangguan satu fasa ke tanah (single-line-to-ground)

    021021f0

    XXXjRRRR3

    EI

    dimana :

    I0 = Arus gangguan urutan nol (A)

    E = Tegangan fasa-netral (V)

    Rf = Resistansi minimum gangguan (biasanya diasumsikan, Rf = 0)

    R1 = Resistansi urutan positif dihitung menggunakan komputer di lokasi

    gangguan (/fasa)

    R2 = Resistansi urutan negatif dihitung menggunakan komputer di lokasi

    gangguan (/fasa)

    R0 = Resistansi urutan nol dihitung menggunakan komputer di lokasi

    gangguan (/fasa)

    X1 = Reaktansi urutan positif dihitung menggunakan komputer di lokasi

    gangguan (/fasa)

    X2 = Reaktansi urutan negatif dihitung menggunakan komputer di lokasi

    gangguan (/fasa)

    X0 = Reaktansi urutan nol dihitung menggunakan komputer di lokasi

    gangguan (/fasa)

    Besarnya daya hubung singkat:

    scsc I.V.3P

    dimana :

  • Psc = Daya hubung singkat (MVA)

    V = Tegangan nominal (kV)

    Besarnya arus hubung singkat:

    V.3

    PI scsc

    Menentukan Tegangan Sentuh Aktual

    L

    I..K.KE

    gim

    m

    dimana :

    Km = Koefisien potensial permukaan tanah

    1n2

    8ln

    K

    K

    d.4

    h

    d.D.8

    h2D

    d.h.16

    Dln

    2

    1K

    h

    ii

    11

    2

    1

    2

    m

    D = Jarak antara konduktor paralel dan kisi-kisi (m)

    d1 = Diameter konduktor grid (m)

    h = Kedalaman penanaman grid (m)

    Kii = 1, untuk kombinasi konduktor grid dan rod.

    Kh = h1

    Ki = Faktor koreksi untuk rapat arus

    Ki = 0,656 + 0,172.n

    n = Jumlah konduktor paralel dalam kisi-kisi utama, tidak termasuk

    semua batang pentanahan

    n = ba nn

    = Tahanan jenis tanah (-m)

    Ig = Arus pentanahan grid (A)

    L = Panjang konduktor pentanahan total (m)

    L = L1+1,15.L2

    L1 = Panjang total konduktor grid

    L2 = Panjang total konduktor rod

  • Menentukan Tegangan Langkah Aktual

    L

    I..K.KE

    gis

    )ak(l

    dimana :

    Ks = Koefisien yang dipengaruhi n, D, h

    2ns 5,01D

    1

    hD

    1

    h.2

    11K

    D = Jarak antara konduktor paralel dan kisi-kisi (m)

    h = Kedalaman penanaman grid (m)

    n = Jumlah konduktor paralel dalam kisi-kisi utama, tidak semua batang

    pentanahan.

    n = ba nn

    Langkah-langkah Perencanaan Sistem Pentanahan Gardu Induk

    Adapun urutan langkah-langkah tersebut adalah :

    1. Mengumpulkan data masukan yang diperlukan, yaitu

    a. Luas daerah pentanahan (A).

    b. Tahanan jenis tanah ().

    c. Tahanan jenis tanah lapisan crushed rock (s).

    d. Tebal lapisan permukaan crushed rock (hs).

    e. Tegangan pada gardu induk (EL-L).

    f. Menentukan arus gangguan tanah simetri pada gardu induk (If).

    g. Waktu fault clearance (tc).

    h. Waktu fault current flow (ts).

    2. Menentukan ukuran penampang konduktor grid yang digunakan.

    3. Menghitung faktor reduksi (Cs).

    4. Menghitung kriteria tegangan sentuh (Em) dan tegangan langkah (El) yang

    diijinkan.

  • 5. Desain awal sistem pentanahan grid-rod, meliputi :

    a. Menentukan jenis konduktor grid yang digunakan.

    b. Menentukan kedalaman konduktor (h).

    c. Menentukan ukuran kisi-kisi (grid).

    d. Menentukan panjang konduktor rod yang digunakan.

    e. Menentukan jumlah konduktor rod yang digunakan.

    6. Menghitung tahanan pentanahan gardu induk (Rg) yang meliputi :

    a. Tahanan grid (R1).

    b. Tahanan rod (R2).

    c. Tahanan mutual kombinasi grid-rod (R12)

    d. Tahanan pentanahan (Rg).

    7. Menghitung arus pentanahan (Ig).

    8. Menghitung tegangan mesh (Em) dan tegangan langkah yang sebenarnya (El(ak)).

    9. Membandingkan tegangan mesh (Em) dengan tegangan sentuh yang diijinkan (Es).

    a. Jika Em > Es , desain diubah.

    b. Jika Em < Es , melanjutkan langkah.

    10. Membandingkan tegangan langkah aktual (El(ak)) dengan tegangan langkah yang

    diijinkan (El).

    a. Jika El (ak) > El , desain diubah.

    b. Jika El (ak) > El , desain sudah memenuhi syarat.

    11. Mencetak hasil perencanaan.

    Langkah-langkah perencanaan tersebut dapat digambarkan dengan blok diagram

    seperti yang terlihat pada Gambar 3.2.

  • Masukkan Data Gardu Induk

    Vsis, Iga, ts, tc, , s, Parea, Larea

    Hitung Luas Penampang Konduktor

    ao

    am

    4

    rrc

    TK

    TT1ln

    TCAP10...t

    IA

    Kriteria Tegangan Sentuh dan Langkah

    s

    ss

    st

    116,0..C5,11000E

    s

    ss

    lt

    116,0..C61000E

    Masukkan Data Perencanaan Elektroda

    Jenis sistem pentanahan , Tipe konduktor, h, Pmesh, Lmesh,

    Penyambungan, Drod, Luasrod, Lrod, Nrod

    Hitung Rg

    Hitung Tegangan Sentuh dan Langkah Aktual

    L

    I..K.KE

    g

    im)ak(s

    L

    I..K.KE

    g

    ris)ak(l

    Es(ak) < Es

    El(ak) < El

    Cetak Hasil

    Gambar, Es, Es(ak), El, El(ak),

    Design Ulang

    Ya

    Ya

    Tidak

    Tidak

  • Gambar 3.2. Blok Diagram Perencanaan Sistem Pentanahan Gardu Induk