good goveernance & otonomi daerah semester 2

17

Click here to load reader

Upload: hanifmaruf19

Post on 23-Jul-2015

505 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Good goveernance & otonomi daerah Semester 2

1

MAKALAH

Good Governance & Otonomi Daerah

Mukh. Khanif Ma’ruf

1323308055

Page 2: Good goveernance & otonomi daerah Semester 2

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia antara lain disebabkan oleh

tatacara penyelenggaraan pemerintahan yang tidak dikelola dan diatur

dengan baik. Akibatnya timbul berbagai masalah seperti korupsi, kolusi

dan nepotisme (KKN) yang sulit diberantas, masalah penegakan hukum

yang sulit berjalan, monopoli dalam kegiatan ekonomi, serta kualitas

pelayanan kepada masyarakat yang memburuk.

Masalah-masalah tersebut juga telah menghambat proses

pemulihan ekonomi Indonesia, sehingga jumlah pengangguran semakin

meningkat, jumlah penduduk miskin bertambah, tingkat kesehatan

menurun, dan bahkan telah menyebabkan munculnya konflik-konflik di

berbagai daerah yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan negara

Republik Indonesia.

Bahkan kondisi saat inipun menunjukkan masih berlangsungnya

praktek dan perilaku yang bertentangan dengan kaidah tata pemerintahan

yang baik, yang bisa menghambat terlaksananya agenda-agenda reformasi.

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah landasan bagi pembuatan

dan penerapan kebijakan negara yang demokratis dalam era globalisasi.

Fenomena demokrasi ditandai dengan menguatnya kontrol

masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan, sementara fenomena

globalisasi ditandai dengan saling ketergantungan antarbangsa, terutama

dalam pengelolaan sumber-sumber ekonomi dan aktivitas dunia usaha

(bisnis).

Page 3: Good goveernance & otonomi daerah Semester 2

3

Kedua perkembangan diatas, baik demokratisasi maupun

globalisasi, menuntut redefinisi peran pelaku-pelaku penyelenggaraan

pemerintahan. Pemerintah, yang sebelumnya memegang kuat kendali

pemerintahan, cepat atau lambat harus mengalami pergeseran peran dari

posisi yang serba mengatur dan mendikte ke posisi sebagai fasilitator.

Dunia usaha dan pemilik modal, yang sebelumnya berupaya

mengurangi otoritas negara yang dinilai cenderung menghambat perluasan

aktivitas bisnis, harus mulai menyadari pentingnya regulasi yang

melindungi kepentingan publik. Sebaliknya, masyarakat yang sebelumnya

ditempatkan sebagai penerima manfaat (beneficiaries), harus mulai

menyadari kedudukannya sebagai pemilik kepentingan yang juga harus

berfungsi sebagai pelaku.

Oleh karena itu, tata pemerintahan yang baik perlu segera

dilakukan agar segala permasalahan yang timbul dapat segera dipecahkan

dan juga proses pemulihan ekonomi dapat dilaksanakan dengan baik dan

lancar. Disadari, mewujudkan tata pemerintahan yang baik membutuhkan

waktu yang tidak singkat dan juga upaya yang terus menerus. Disamping

itu, perlu juga dibangun kesepakatan serta rasa optimis yang tinggi dari

seluruh komponen bangsa yang melibatkan tiga pilar berbangsa dan

bernegara, yaitu para aparatur negara, pihak swasta dan masyarakat

madani untuk menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dalam rangka

mencapai tata pemerintahan yang baik

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan permasalahan yaitu:

1. Bagaimana pengertian good governance dan otonomi daerah?

2. Bagaimana prinsip good governance dan otonomi daerah?

3. Bagaimana good governance dalam kerangka otonomi daerah?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini

yaitu:

Page 4: Good goveernance & otonomi daerah Semester 2

4

1. Untuk mengetahui pengertian good governance dan otonomi daerah.

2. Untuk mengetahui prinsip good governance dan otonomi daerah.

3. Untuk mengetahui good governance dalam kerangka otonomi daerah.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :

1. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman

mengenai pengertian dan prinsip-prinsip good governance maupun

otonomi daerah.

2. Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan

makalah.

Page 5: Good goveernance & otonomi daerah Semester 2

5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Good Governance

1. Pengertian Good Governance

Pengertian Good Governance dari segi administrasi pembangunan,

good governance didefinisikan sebagai sebuah kerangka kelembagaan

secara keseluruhan yang mana warganya diperbolehkan untuk

berinteraksi dan bertransaksi secara bebas, pada tingkat perbedaan,

untuk memenuhi aspirasi politik, ekonomi dan sosial.

Pada dasarnya, pemerintahan yang baik memiliki tiga aspek:

1. Kemampuan warga negara untuk mengekspresikan pandangan dan

akses pengambilan keputusan secara bebas.

2. Kapasitas instansi pemerintah (baik politik dan birokrasi) untuk

menerjemahkan pandangan-pandangan ini ke dalam rencana yang

realistis dan menerapkannya secara efektif biaya.

3. Kemampuan warga Negara dan lembaga-lembaga untuk

membandingkan apa yang telah diminta dengan apa yang telah

direncanakan, dan membandingkan apa yang telah direncanakan

dengan apa yang telah dilaksanakan.

Sedangkan dari segi teori pembangunan, good governance diartikan

sebagai berikut:

Politik dan birokrasi yang menyediakan lingkungan Macra-

ekonomi yang memungkinkan untuk investasi dan pertumbuhan, yang

mengejar kebijakan distribusi dan ekuitas terkait, yang membuat

intervensi kewirausahaan dimana diperlukan praktek prinsip-prinsip

Page 6: Good goveernance & otonomi daerah Semester 2

6

manajemen yang jujur dan efisien. Sebuah kepemimpinan politik

berkomitmen dan imajinatif disertai dengan birokrasi yang efisien dan

akuntabel, tampaknya menjadi kunci untuk pembentukan pemerintahan

yang baik di suatu negara.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa good governance

mensyaratkan adanya hubungan yang harmonis antara negara (state),

masyarakat (civil siciety) dan pasar (market).

Jika mengacu pada World Bank dan UNDP, orientasi pembangunan

sektor publik (public sector) adalah menciptakan good governance.

Pengertian good governance adalah kepemerintahan yang baik,

menurut UNDP (United Nation Develepment Program) dapat diartikan

sebagai suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid

dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan

pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi,

pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif,

menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political

framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.

2. Urgensi dan Prinsip-prinsip Good governance

a. Urgensi

Dari uraian diatas disimpulkan arti penting atau keurgensian dari

Good Governance di Indonesia yaitu:

a. Memberantas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Masih

banyaknya korupsi dan penyimpangan dalam penyelenggaraan

negara di Indonesia memicu munculnya reformasi dengan salah

satu isu reformasi yang fundamental yaitu recovery economy

dari unsur KKN dengan cara menjalankan Good Governance di

Indonesia.

b. Memperbaiki sistem pemerintahan atau tata kenegaraan yang

selama ini bobrok dan digerogoti unsur KKN, sehingga

Page 7: Good goveernance & otonomi daerah Semester 2

7

terwujud suatu pemerintahan yang bersih yang sesuai dengan

keinginan warga negara Indonesia.

c. Pelayanan publik. Salah satu pokok tugas pemerintah adalah

memberikan pelayanan publik seperti pelayanan jasa kepada

masyarakat. Pelayanan publik ini tidak hanya di tekankan

kepada pemerintah tetapi juga kepada sektor swasta guna

memenuhi kebutuhan atau kepentingan masyarakat. Agus

Dwiyanto mengemukakan pendapatnya bahwa “pelayanan

publik menjadi titik strategis untuk memulai pengembangan

dan penerapan Good Governance di Indonesia”.

d. Pelaksanaan Otonomi Daerah. Kebijakan otonomi daerah

merupakan harapan besar bagi proses demokrasi dan sekaligus

kekhawatiran akan kegagalan proses tersebut. Alasan lain

adalah masih belum optimalnya pelayanan birokrasi

pemerintahan dan juga sektor swasta dalam memenuhi

kebutuhan dan kepentingan publik. Ini menjadi sebab utama

mengapa Good Governance mendapat relevansinya di

Indonesia.

e. Perwujudan nilai demokrasi. Negara Indonesia menganut

paham Demokrasi pancasila sebagai falsafah hidup bernegara.

Good Governance mampu mereflesikan nilai-nilai demokrasi

karena dalam konsep Good Governance pada dasarnya

menekankan kesetaraan antara lembaga-lembaga negara, baik

ditingkat pusat maupun daerah, sektor swasta dan masyarakat

madani.

f. Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat

utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai

tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

g. Pengelolaan pemerintah yang bersih dan berwibawa yang

dirumuskan bersama oleh pemerintah dan komponen

masyarakat madani.

Page 8: Good goveernance & otonomi daerah Semester 2

8

Sesuai dengan penjelasan diatas, maka pemerintahan yang baik itu

adalah pemerintahan yang baik dalam ukuran proses maupun hasil-

hasilnya. Pemerintahan juga bisa dikatakan baik jika pembangunan

itu dapat dilakukan dengan biaya yang sangat minimal menuju cita

kesejahteraan dan kemakmuran sebagai basis model dari

pemerintahan. Pemerintahan itu dapat dikatakan baik, jika

produktif dan memperlihatkan hasil indikator dengan kemampuan

ekonomi rakyat meningkat baik dalam aspek produktifitas maupun

dalam daya beli, kesejahteraan spiritualisnya terus meningkat

dengan indikator rasa aman, tenang, dan bahagia serta sense of

nationality yang baik.

b. Prinsip-prinsip Good Governance:

1. Akuntabilitas: meningkatkan akuntabilitas para pengambil

keputusan dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan

masyarakat.

2. Pengawasan: meningkatkan upaya pengawasan terhadap

penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dengan

mengusahakan keterlibatan swasta dan masyarakat luas.

3. Daya tangkap: meningkatkan kepekaan para penyelenggara

pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat tanpa kecuali.

4. Profesionalisme: meningkatkan kemampuan dan moral

penyelenggaraan pemerintah agar mampu memberi pelayanan

yang mudah, cepat, tepat dengan biaya terjangkau.

5. Efisiensi & Efektivitas: menjadi pelayanan kepada masyarakat

dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara

optimal dan bertanggung jawab.

6. Transparansi: menciptakan kepercayaan timbal-balik antara

pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan

menjamin kemudahan didalam memperoleh informasi.

Page 9: Good goveernance & otonomi daerah Semester 2

9

7. Kesetaraan: memberi peluang yang sama bagi setiap anggota

masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya.

8. Wawasan ke Depan: membangun daerah berdasarkan visi dan

strategis yang jelas dan mengikutsertakan warga dalam seluruh

proses pembangunan, sehingga warga merasa memiliki dan

ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan daerahnya.

9. Partisipasi: mendorong setiap warga untuk mempergunakan

hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan

keputusan, yang menyangkut kepentingan masyarakat, baik

secara langsung maupun tidak langsung.

10. Penegakan hukum: mewujudkan penegakan hukum yang adil

bagi semua pihak tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM

dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

B. Otonomi Daerah

1. Pengertian Otonomi Daerah

Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah pada pasal 1 ayat (5), otonomi daerah adalah hak, wewenang,

dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan

peraturan perundang-undang.

Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan

masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang

berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri

berdasarkan aspirasi masyarakat dalam Negara Kesatuan Republuk

Indonesia (UU No.32 Tahun 2004 pasal 1 ayat (6).

Secara etimologi kata otonomi berasal dari bahasa Yunani “autos”

yang berarti sendiri dan “nomos” yang berarti beraturan, jadi otonomi

Page 10: Good goveernance & otonomi daerah Semester 2

10

daerah dapat diartikan mengatur sendiri. Secara resmi otonomi daerah

dilaksanakan sejak 1 Januari 2001.

2. Prinsip-prinsip Otonomi Daerah

Pelaksanaan otonomi daerah harus:

a. Dilaksanakan dengan memperhatikan aspek demokrasi, keadilan,

pemerataan serta potensi dan keanekaragaman daerah.

b. Didasarkan pada otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab.

c. Sesuai dengan konstitusi.

d. Lebih meningkatkan kemandirian daerah.

e. Lebih meningkatkan peranan dan fungsi badan legislatif di daerah.

3. Konsep Dasar Otonomi Daerah

Dalam penjelasan undang-undang nomor 22 tahun 1999

dinyatakan bahwa kewenangan otonomi luas adalah keleluasaan

daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup

kewenangan semua bidang pemerintahan, kecuali kewenangan di

bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter

dan fiscal, serta agama. Keleluasan otonomi juga mencakup pula

kewenangan yang utuh dan bulat dalam penyelenggaraan pemerintahan

mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan, pengadilan dan

evaluasi. Selanjutnya di sebutkan pula bahwa otonomi yang

bertanggung jawab sebagai konsekuensi pemberian hak dan wewenang

kepada daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus di pikul

oleh daerah dalam pemberian tujuan pemberian otonomi, berupa

peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang semangkin banyak.

Berdasarkan ketentuan dalam undang-undang No. 22 tahun 1999

tersebut dapat di simpulkan bahwa dengan otonomi daerah telah di

berikan kewenangan dan keleluasaan kepada daerah untuk

menyelenggarakan pemerintahan. Kewenangan tersebut semestinya di

pergunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kesejahteraan

masyrakat. Hal ini juga di katakan oleh Mubyarto bahwa “pada

hakikatnya otonomi daerah adalah penyerahan wewenang segala

Page 11: Good goveernance & otonomi daerah Semester 2

11

urusan pemerintah ke kabupaten/kota, sehingga diharapkan pemerintah

kabupaten atau kota dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

( lebih lancar, lebih mudah, lebih cepat dan lebih murah)”. Meskipun

dengan di berlakukannya undang-undang nomor 32 dan undang-

undang nomor 33 tahun 2004 sebagian kewenangan tersebut di tarik

lagi, akan tetapi tanggung jawab dan kewenangan pemerintah daerah

tetap masih sangat besar dalam kaitannya dengan penyelenggaraan

pelayanan publik. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa secara

teoritis pelaksanaan otonomi daerah akan dapat mengangkat kuwalitas

publik karena;

1. Otonomi daerah akan memperpendek tingkatan atau jenjang hirarki

pengambilan keputusan, sehingga pengambilan keputusan dapat di

lakukan secara lebih cepat.

2. Otonomi daerah akan memperbesar kewenangan dan keleluasaan

daerah sehingga pemerintah daerah kabupaten atau kota dapat

merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan yang lebih

sesuai dengan kebutuhan daerah dan tuntutan masyrakat.

3. Otonomi derah akan memperdekat penyelenggaraan pemerintahan

dengan konstetuennya sehingga penyelenggara pemerintahan dapat

merespon tututan masyarakat secara lebih cepat.

4. Kedekatan dengan konstetuen tersebut juga akan meningkat

akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah, karena masyrakat lebih

dekat dan memiliki akses yang lebih besar untuk mengontrol

jalannya pemeritahan.

Berdasarkan dari ketentuan undang-undang nomor 22 tahun 1999

sebagimana yang telah di jelaskan diatas mengenai otonomi daerah ini

dimana dari penjelasan secara teori cukup baik dan dapat memberikan

manfaat yang sangat luar biasa kepada masyrakat. Tetapi dapat kita

lihat sendiri bahkan dapat kita rasakan dengan adanya otonomi daerah

banyak kejanggalan-kejanggalan yang terjadi didalam pelaksanaan

penyelenggraan pemerintahan. Seperti yang sering terjadi dilingkungan

Page 12: Good goveernance & otonomi daerah Semester 2

12

pemerintahan yang tugasnya memberikan pelayanan kepada

masyarakat kebanyakan tidak sesuai dengan apa yang telah tercantum

atau yang telah ditetapkan didalam undang-undang. Hal ini di

karenakan bahwa setiap pemerintah daerah di berikan kekuasaan

penuh oleh pemerintah pusat untuk melaksanakan pogram-pogram

pemerintah pusat untuk dilaksanakan oleh pemerintah pusat dengan

ketentuan yang telah ditetapkan. Tetapi dari apa yang di harapkan

dengan adanya otonomi daerah ini maka pemerintah daerah tidak dapat

melaksanakan pogram-pogram yang telah dibuat oleh pemerintah

sehingga apa yang di rencanakan oleh pemerintah tidak dapat tercapai

dengan maksimal. Menurut saya hal ini terjadi karena kurangnya peran

dari pemerintah pusat untuk mengawasi kinerja yang di lakukan oleh

setiap intansi pemerintah daerah dalam melaksanakan tugasnya karena

dengan alasan bahwa intansi-intansi penmerintah daerah sudah di

berikan wewenang untuk mengurusnya masing-masing. Sehingga,

pemerintah daerah dengan leluasa untuk melaksanakan tugasnya.

Bahkan kecil sekali kemungkinan pengawasan yang di lakukan dari

pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah apalagi terhadap intansi-

intansi pemerintah daerah yang berada jauh di pedalaman.

4. Good Governance dalam kerangka Otonomi Daerah

Dari segi pemunculannya, adanya lembaga pemerintah daerah

merupakan pencerminan dari pelaksanaan prinsip desentralisasi.

Sebagai suatu prinsip yang digunakan dalam penyelenggaraan

pemerintah modern, desentralisasi menjanjikan banyak hal bagi

kemanfaatan dan kesejahteraan kehidupan masyarakat ditingkat lokal.

Dalam telaah konseptual, desentralisasi umumnya dipahami bersisi

ganda, yakni: meningkatkan efisiensi dan efektifitas administrasi

pemerintahan nasional dan mengaktualisasikan representasi lokalitas.

Satu hal yang nyata dari aspek desentralisasi itu adalah keinginan

untuk mendekatkan pemerintah kepada masyarakat. Dengan perkataan

Page 13: Good goveernance & otonomi daerah Semester 2

13

lain dapat dikemukakan bahwa desentralisasi akan memungkinkan

terselenggaranya pemerintahan yang demokratis dari parsitipatif.

Dalam konteks makna demikian itu, desentralisasi pada dasarnya

akan berfokus pada persoalan pelaksanaan dan pengembangan otonomi

daerah, yakni sampai seberapa jauh suatu pemerintah dan masyarakat

daerah dapat memenuhi aspirasi mereka berdasarkan prakarsa dan

kegiatan pengelolaan oleh mereka sendiri. Melalui pemahaman bahwa

desentralisasi merupakan upaya mengelola suatu kondisi daerah yang

bervariasi baik dalam lingkup maupun dalam derajatnya, maka

penyelenggaraan desentralisasi berlangsung di atas berbagai prinsip:

a. Prinsip pendemokrasian, yakni mealui desentralisasi akan dapat

dibangun suatu kehidupan pemerintahan yang demokratis. Bahwa

sesungguhnya penyelenggaraan desentralisasi hanya dapat

berlangsung dimulai dalam kehidupan pemerintahan yang

demokratis.

b. Prinsip keanekaragaman, desentralisasi pada dasarnya merupakan

perwujudan pengakuan akan adanya keadaan daerah yang berbeda.

Melalui desentralisasi, keadaan yang berbeda-beda, dapat dikelola

dengan responsive, efisien dan efektif.

c. Prinsip subsidaritas. Melalui desentralisasi diharapkan akan

terwujud kesempatan pemerintah dan masyarakat pada tingkat

lokal untuk mengambil prakarsa utama dan pertama, dalam

membuat kebijakan dan program sesuai dengan keutuhan keadaan

dan potensi yang mereka miliki.

Otonomi daerah disatu sisi memberi kesempatan yang sangat besar

kepada pemerintah dan masyarakat daerah untuk mempunyai

kewenangan mengatur dan melayani pemenuh kebutuhan mereka

dalam rangka hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Namun

demikian, sejumlah kewenangan yang diberikan oleh pemerintah

Page 14: Good goveernance & otonomi daerah Semester 2

14

nasional itu tidak secara otomatis berarti segera terwujudnya

kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat daerah. Untuk dapat

bermakna positif bagi masyarakat daerah, otonomi daerah

mensyaratkan terbentuknya suatu kondisi kondusif terlebih dahulu,

atau paling tidak, diwujudkan seiring dengan implementasi otonomi

daerah tersebut.

Good Governance dalam kaitannya dengan otonomi daerah yaitu

Good Governance sebagai faktor kunci dalam otonomi daerah karena

penyelenggaraan otonomi daerah pada dasarnya betul-betul akan

terealisasi dengan baik, apabila dilaksanakan dengan prinsip-prinsip

Good Governance. Desentralisai dalam penyelenggaraan pemerintah

yang baik (Good Governance) dan pembangunan regional menjadi

topik utama di United Nations Centre of Regional Development

(UNCRD) sejak pertemuan Nagoya tahun 1981. Hal tersebut diikuti

dengan perhatian yang lebih mendalam terhadap berbagai pandangan

dan pengalaman negara-negara dalam medesain dan

mengimplementasikan program-program pembangunan. Berbagai

literatur tentang desentralisasi sebagaimana dikemukakan oleh Walter

O. Oyugi memberikan penekanan bahwa desentralisasi merupakan

prasyarat bagi terciptanya Good Governance. Dasar asumsinya adalah

bahwa Good Governance menyangkut situasi dimana terdapat

pembagian kekuasaan (power sharing) antara pusat dan daerah dalam

proses pengambilan keputusan. Pemerintah lokal sebagai salah satu

bentuk desentralisai memberikan kontribusi bagi local self-

government, dengan asumsi bahwa local self-government juga

memiliki makna tersebut. Alasan lainnya adalah bahwa pemerintah

lokal akan memelihara berbagai penerimaan masyarakat (grassroot)

terhadap demokrasi.

Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintah daerah, dari

sentralisasi ke desentralisasi, dari terpusatnya kekuasaan pada

Page 15: Good goveernance & otonomi daerah Semester 2

15

pemerintah dan pemerintah daerah (eksekutif) ke power sharing antara

eksekutif dan legislatif daerah, harus ditindak lanjuti dengan perubahan

manajemen pemerintahan daerah. Dari sisi manajemen pemerintahan

daerah harus terjadi perubahan nilai yang semula menganut proses

manajemen yang berorientasi kepada kepentingan internal organisasi

pemerintah ke kepentingan eksternal, disertai dengan peningkatan

pelayanan dan pendelegasian sebagian tugas pelayanan pemerintah ke

masyarakat.

Dalam rangka membangun Good Governance di daerah

prinsip-prinsip fundamental yang menopang tegaknya Good

Governance harus diperhatikan dan diwujudkan tanpa terkecuali,

penyelenggaraan otonomi daerah pada dasarnya akan betul-betul

terealisasi dengan baik apabila dilaksanakan dengan memakai prinsip-

prinsip Good Governance. Bahkan sebenarya otonomi daerah dengan

berbagai seluk beluknya seperti apa yang telah dijelaskan telah

memberi ruang yang lebih kondusif bagi terciptanya Good

Governance.

Page 16: Good goveernance & otonomi daerah Semester 2

16

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan,

yaitu:

1. Pengertian Good Governance dari segi pembangunan, didefinisikan

sebagai sebuah kerangka kelembagaan secara keseluruhan yang mana

warganya diperbolehkan untuk berinteraksi dan bertransaksi secara

bebas, pada tingkat perbedaan, untuk memenuhi aspirasi politik,

ekonomi dan sosial.

2. Prinsip-prinsip Good Governance: akuntabilitas, pengawasan, daya

tangkap, profesionalisme, efisiensi & efektifitas, transparansi,

kesetaraan, wawasan ke depan, partisipasi, dan penegakan hukum.

3. Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah pada pasal 1 ayat (5), otonomi daerah adalah hak, wewenang,

dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan

peraturan perundang-undang.

4. Prinsip-prinsip Otonomi Daerah: 1) Dilaksanakan dengan

memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensi

dan keanekaragaman daerah. 2) Didasarkan pada otonomi luas, nyata,

dan bertanggung jawab. 3) Sesuai dengan konstitusi. 4) Lebih

meningkatkan kemandirian daerah. 5) Lebih meningkatkan peranan

dan fungsi badan legislatif di daerah.

Page 17: Good goveernance & otonomi daerah Semester 2

17

B. Saran

Adapun Saran dari kelompok kami sehubungan dengan bahasan makalah

ini, kepada rekan-rekan mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali

dan mengkaji lebih dalam tentang Good Governance dan Otonomi Daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Saronji Dahlan, Asy’ari. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan, untuk SMP kelas

IX. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Tim Abdi Guru. 2004. Kewarganegaraan, untuk SMP kelas IX. Klaten: Penerbit

Prestasi Agung Pratama.

knkg-

indonesia.com/home/index.php/option=com_content&view=article&id=93:10-

prinsip-good-governance&catid=1:latest-news&itemid=18

http://cadasmaranataardi.blogspot.com/2013/03/konsep-dasar-otonomi-

daerah.html

Ohitsujiza.wordpress.com/2009/02/23/good-governance/