glikogenolisis dan glikogenesis

4
  Fosforilase a, yang me rupakan ben tuk aktif enzi m ini, mengand ung re sidu serin terfosforilasi esensial, dideforforilasi oleh  fosforilase fosfatase, menghasilkan fosforilase b, merupakan bentuk yang relatif tidak aktif, yang dapat dirangsang oleh AMP, modulator aloste ri kny a. Fosf orilase ki nase dapat mengu bah fosf or il as e b kembal i menjadi fosforilase a yang aktif, dengan memanfaatkan ATP, yang melakukan fosforilase kembali menjadi fosforilase a yang aktif, dengan memanfaatkan ATP, yang melakukan fosforilase kembali residu sering esensial. Glikogen sinta se juga terda pat dalam bentuk terfosforilasi dan terde fosfo rilas i, tetapi mol ekul ini dia tur dengan cara yang ber laanan dar i gli kogen fos for il ase . !entuk aktif nya,  glikogen sintase a, adalah terdefosforilasi. !ilamana molekul ini terfosforilasi oleh ATP pada kedua gugus hidroksil serinnya oleh protein kinase, glikogen sintase a diubah menjadi bentuk yang kurang aktif, yaitu  glikogen sintase b. aktif  kurang aktif   ADP b tase Glikogen  ATP a tase Glikogen  Kinase otein " sin " sin  Pr +           + Peng ubah an gli koge n sin tas e b yang kur ang akt if kembal i men jadi bent uk akt ifnya dilang sungka n oleh  fosfopretei n fosfatase, yang memindahkan gugus fosfat dari residu serin. i  P a tetase  glikogen O  H b tese  glikogen  " sin " sin "  +    + #leh karena itu, glikogen fosforilase dan sintese diatur secara berlaanan, bilamana yang sat u dir angs ang, yan g lai n dih ambat. $adi, nampaknya kedu a enz im ini tidak per nah  berada dalam bentukaktif secara bersamaan. Glikogen sintase dapat juga diatur secara alosterik. !entuk yang kurang aktif, yaitu glikogen sintase b dirangsang oleh modulator alosteriknya, yaitu glukosa %&fosfat. karena glikot en sint ase b berga ntung kepada glukos a %&fos fat bagi akti' itas nya, enzim juga mempunyai nama, yaitu D-glikogen sintase. Glikogen sintase a tidak dirangsangkan oleh (de ngan kat a lai n tid ak ber gantung kepa da) glukos a %&f osf at dan kar eanya, dib eri alternatif nama lain glukogen sintase I. *eseimbangan diantara laju sintesis glikogen dan penguraiannya di dalam hati, pada akhirny a dikontrol oleh kedua hormon, adrenalin , dari medul a adr enal , dan  glukogon yang disekresi oleh pankreas. +ormon&hormon ini bekerja dengan mengatur bentuk akt

Upload: rizal-ardhi-rahmadani

Post on 06-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Glikogenolisis Dan Glikogenesis

TRANSCRIPT

Cara masuk yang kedua bagi residu glukosa ke dalam glikolisis adalah dari glikogen melaluikerja glikogen fosforilase, yang juga merupkan enzim pengatur

Fosforilase a, yang merupakan bentuk aktif enzim ini, mengandung residu serin terfosforilasi esensial, dideforforilasi oleh fosforilase fosfatase, menghasilkan fosforilase b, merupakan bentuk yang relatif tidak aktif, yang dapat dirangsang oleh AMP, modulator alosteriknya. Fosforilase kinase dapat mengubah fosforilase b kembali menjadi fosforilase a yang aktif, dengan memanfaatkan ATP, yang melakukan fosforilase kembali menjadi fosforilase a yang aktif, dengan memanfaatkan ATP, yang melakukan fosforilase kembali residu sering esensial.

Glikogen sintase juga terdapat dalam bentuk terfosforilasi dan terdefosforilasi, tetapi molekul ini diatur dengan cara yang berlawanan dari glikogen fosforilase. Bentuk aktifnya, glikogen sintase a, adalah terdefosforilasi. Bilamana molekul ini terfosforilasi oleh ATP pada kedua gugus hidroksil serinnya oleh protein kinase, glikogen sintase a diubah menjadi bentuk yang kurang aktif, yaitu glikogen sintase b.

Pengubahan glikogen sintase b yang kurang aktif kembali menjadi bentuk aktifnya dilangsungkan oleh fosfopretein fosfatase, yang memindahkan gugus fosfat dari residu serin.

Oleh karena itu, glikogen fosforilase dan sintese diatur secara berlawanan, bilamana yang satu dirangsang, yang lain dihambat. Jadi, nampaknya kedua enzim ini tidak pernah berada dalam bentukaktif secara bersamaan.

Glikogen sintase dapat juga diatur secara alosterik. Bentuk yang kurang aktif, yaitu glikogen sintase b dirangsang oleh modulator alosteriknya, yaitu glukosa 6-fosfat. karena glikoten sintase b bergantung kepada glukosa 6-fosfat bagi aktivitasnya, enzim juga mempunyai nama, yaitu D-glikogen sintase. Glikogen sintase a tidak dirangsangkan oleh (dengan kata lain tidak bergantung kepada) glukosa 6-fosfat dan kareanya, diberi alternatif nama lain glukogen sintase I.

Keseimbangan diantara laju sintesis glikogen dan penguraiannya di dalam hati, pada akhirnya dikontrol oleh kedua hormon, adrenalin, dari medula adrenal, dan glukogon yang disekresi oleh pankreas. Hormon-hormon ini bekerja dengan mengatur bentuk akt

Adrenalin (juga disebut epinefrin) dan noradrenalin (norepinefrin) adalah hormon-hormon yang berhubungan erat, dibuat dan disekresi oleh medula atau bagian dalam dari kelenjar adrenal, yang terletak persis di atas ginjal. Medula adrenal pada dasarnya adalah bagian dari sistem saraf, tempat menerima isyarat. Baik adrenalin maupun noradrenalin adalah senyawa amina yang larut dalam air, diturunkan dari tirosin melalui 3,4-dihidroksifenilalanin. Sebaliknya, ketika adrenalin diberikan pada jaringan hati yang sudah dibuat homogen, ditambah dengan ATP dan Mg2+, kegiatan glikogen fosforilase di dalam jaringan tersebut menerima rangsangan sangat kuat. Kejadian ini membutuhkan dua tahap. Pertama, adrenalin (epinefrin) bereaksi pada membran hati, meyebabkan terbentuknya suatu faktor perangsang yang stabil terhadap panas dan dapat larut dalam reaksi yang membutuhkan ATP dan Mg2+. Pada tahap kedua, yang juga membutuhkan ATP, faktor yang stabil terhadap panas tersebut mendorong pengubahan fosforilase b, di dalam bagian homogen hati dapat larut menjadi bentuk aktif fosforilase a. faktor perangsang yang stabil terhadap panas ini yang terbentuk dalam tahap pertama, biasanya terdapat hanya dalam jumlah sangat kecil di dalam sel-sel. Akhirnya faktor ini diisolasi dan dikristalkan. Ternyata faktor ini mengandung adenin, ribosa dan fosfat. dengan perbandingan 1:1:1, menunjukkan bahwa asalnya adalah ATP yang dibutuhkan dalam pembentukannya. Penambahan sejumlah kecil adenilat siklik (AMP siklik atau zAMP) ke dalam ekstrak hati yang larut dapat mendorong pembentukan fosforilase a dari fosforilase b yang kurang aktif dengan adanya ATP.

Penelitian lebih lanjut oleh Sutherland dan kawan-kawan memperlihatkan bahwa adrenalin merangsang kuat reaksi enzimatik ATP yang bergantung pada Mg2+ di dalam plasma serpihan membran sel-sel hati.

Enzim yang mengkatalis reaksi ini adenilat siklase didapatkan dalam banyak jaringan hewan. Enzim ini terikat erat pada permukaan dalam membran plasma dan tidak mudah diekstrak dalam bentuk larut. Dengan demikian pengikatan adrenalin (pembawa pesan yang pertama) oleh reseptor pada permukaan mendorong pembentukan pembawa pesan yang kedua di dalam sel, yaitu AMP siklik, yang selanjutnya mendorong pengaktifan glikogen fosforilase.

Adrenalin tidak hanya merangsang pemecahan glikogen tetapi pada saat yang sama menghambat sintesis glikogen dari glukosa di dalam hati. Dengan demikian hormon ini menimbulkan aktivitas yang saling berlawanan yang menghasilkan tersedianya glukosa secara maksimal di dalam darah. Pengikatan adrenalin oleh sel hati dan kemudian pembentukan AMP siklik mendorong fosforilasi oleh protein kinase dari bentuk aktif atau bentuk defosfo dari glikogen sintase menjadi bentuk terfosforilasi tidak aktif. Penghambatan atas glikogen sintase disebabkan oleh serangkaian peristiwa yang dipacu oleh senyawa perangsang yang sama menyebabkan percepatan pemecahan glikogen untuk menghasilkan glukosa darah. Dengan jalan ini semua glikogen, glikosa 6-sofat dan prekursor lain yang tersedia diarahkan menuju produksi glukosa darah bebas, dengan demikian menyediakan otot dengan bahan bakar maksimal, siap untuk menghadapi keadaan darurat.

Cara masuk residu glukosa ke dalam glikolisis adalah dari glikogen melalui kerja glikogen fosforilase, yang juga merupkan enzim pengatur. Pada hati dan otot, fosforilase gliogen berada pada keadaan strategic di antara cadangan bahan baker glokogen dansistem glikolitik untk penggunaan bahanbakar. Pada otot kerangka enzim terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk aktif (fosforilase a) dan bentuk tanpa fosfat yan jauh lebih tidak aktif (foforialse b).

Interkonversi bentuk aktif dan nonaktif fosforilase glikogen disebabkan oleh enzim khusus yang merangsang terjadinya modifikasi kovalen fosforilase, Fosforilase a diubah menjadi fosforilase b yangkurang katif oleh enzim fosfatase fosforilase a, yang dengan cara hidrolisis, mengeluarkan gugus fosfat fungsionil dari molekul fosforilase a. Fosforilase b dapat diubah kembali menjadi fosforilase a yang aktif oleh enzim kinase fosforilase b, yang menyebabkan terjadinya fosforilase residu serin fungsionil pada fosforilase b oleh ATP, sehingga dihasilkan fosforilase a, Jadi, melalui kerja fosfatase fosforilase a dan kinase fosforilase b, nisbah bentuk aktif fosforilase a terhadap fosforilase b yang relatif non aktif di dalam sel dapat diubah-ubah.

Fosforilase glikogen otot kerangka oleh dua mekanisme yang berbeda : (1) modifikasi kovalen, melalui fosforilase dan defosforilasi gugus hidroksil serin fungsionil, dan (2) regulasi alosterik fosforilase b oleh pengikatan nonkovalen AMP atau ATP. Pada otot yang sedang berisitirahat, hampir semua fosforilase berada dalam bentuk b, yang bersifat noanktif, karena ATP terdapat pada konsentrasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan AMP.

Hormon adrenalin (juga disebut epinefrin) yang dikeluarkan ke dalam darah oleh medulla adrenal bilamana organiseme tiba-tiba menghadapi keadaan darurat, merupakan isyarat molecular bagi hati dan otot. Jika kedua organ ini menerima isyarat, hati mengaktifkan fosforilase glikogennya, dan meningkatkan pembentukan glukosa darah, dan oleh sebab itu, membuat bahan bakar tersedia bagi otot. Isyarat ini bekerja pada otot kerangka, untuk engangktifkan pemecahan glikogen otot menjadi laktat melaluiglikolisis dank arena tiu, menignkatkan produksi ATP untuk menanggulangi keadaan darurat. Melalui suatu rangkaian reaksi-reaksi berurutan, yang akan kit amatti nanti, adrenalin akhrinya merangsang aktivitas kinase fosforilase b, yang menyebabkan peningkatan tinggi nisbah fosforilase a terhadap fosforilase b. jika sekresi adrenalin terhenti setelah keadaan darurat berlalu , kinase fosforilase b kembali ke tingkat semula, kecepatan raksi diperlambat, dan nisbah fosforilase a terhadap fosforilase b kembali ke keadaan normal.

_1202662991.unknown

_1202664668.unknown