glaukoma

33
GLOUKOMA GLOUKOMA Oleh : Christianto Nugroho S.Kep.Ns

Upload: materi-x2

Post on 02-Jul-2015

6.655 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

GLOUKOMAGLOUKOMA

Oleh :Christianto Nugroho S.Kep.Ns

PENGERTIANGaukoma adalah sejumlah kelainan mata yang mempunyai gejala peningkatan tekanan intra okuler (TIO), dimana dapat mengakibatkan penggaungan atau pencekungan papil syaraf optik sehingga terjadi atropi syaraf optik, penyempitan lapang pandang dan penurunan tajam pengelihatan (Martinelli, 1991).

KALSIFIKASI GLOUKOMA

3. GLOUKOMA PRIMERa. Gloukoma sudut terbukab. Gloukoma sudut tertutup

4. GLOUKOMA SEKUNDERa. Gloukoma Fakomorfikb. Gloukoma Neovaskuler

GLAUKOMA SUDUT TERBUKAGLAUKOMA SUDUT TERBUKA

• Paling sering (90%)• Bilateral, salah satu lebih berat• Tidak ada gejala pada tahap awal• Sudut BMD terbuka normal• Ada hambatan aliran aquos humor Jika jangka

lama :1. Syaraf optik degenerasi2. Degenerasi sel ganglion3. Atropi iris dan siliare,degenerasi prosesus.

• Pembuluh darah papil bergeser ke nasal dan daerah papil yang terkena atropi (warna putih abu-abu bukan merah jambu).

• Diturunkan secara genetik• Resiko pada : Individu umur > 40 tahun• Klien mengeluh stadium lanjut

1. Mata terasa berat, pusing2. Penglihatan kabur3. Halo disekitar cahaya.

• Tanda-tanda lain :

1. Kelainan lapang pandang dan papil syaraf

2. Membesarnya titik buta

3. Skotoma bjerum (bentuk busur yang

berhubungan dengan bintik buta).

• Pemeriksaan diagnostik

1. Tonometri

2. Pemeriksaan okuler (ganioskopi).

A. Proses pengaliran aquaeos yang sebenarnya, aqueos mengalir melalui pupil masuk keruang anterior dan meninggalkan mata melalui saluran schelemm,

B. Pada glaukoma, aliran aqueous yang normal tertahan, Tujuan pembedahan pada glaukoma adalah membuat saluran baru yang memungkinkan aqueous dapat mengalir keluar mata

A B

GLAUKOMA SUDUT TERTUTUPGLAUKOMA SUDUT TERTUTUP

• Glaukoma akut / Glaukoma sudut sempit• Sedikit terjadi• Onset terjadi tiba-tiba (gawat darurat)• Mekanisme dasar• Penyempitan sudut dan perubahan bentuk

iris ke anterior menekan kornea + menekan sudut mata aquor humor tidak bisa mengalir keluar (BMD meningkat).

• Bersifat acut / sub acut / kronis.• Glaukoma sudut tertutup kronis• Nyeri beberapa jam (hilang kalau tidur sebentar)• Oleh karena peningkatan TIO (> 75 mmHg)• Halo disekitar cahaya• Headache, mual, muntah, bradikardi (reflek

okulokardiak)• Penglihatan kabur dan berkabut, oedema

kornea.• Penurunan lapang pandang • Mata : tanda kongesti / peradangan

• Kelopak mata bengkak, mata merah.

• TIO sangat tinggi : pupil dilatasi, kornea

suram, dan oedema, papil optik hiperemis,

oedema, mata keras.

• Lensa keruh

• Tajam penglihatan turun

• Klien terlihat sakit berat.

• Resiko pada klien

1. Klien hipermetropia

2. Lansia : lensa membesar.

• Pemeriksaan diagnostik

1. Tonometri

2. Pemeriksaan okular

3. Ganioskopi (BMD )

4. Uji profokasi:a) Uji kamar gelap

• Klien duduk 1 jam, Tidak tidur jika TIO meningkat 8 mmHg : hambatan aliran jika pupil dilatasi.

b) Uji posisi tengkurap– Jika TIO meningkat 8-10 mmHg GS tertutup , pastikan

dengan ganioskopi.

GLAUKOMA FAKOMORFIKGLAUKOMA FAKOMORFIK

• Merupakan suatu glaucoma sekunder sudut tertutup yang timbul akibat lensa yang membesar karena katarak immature atau matur.

PathofisiologiPathofisiologi

• Pada proses pembentukan katarak lensa akan membesar ( membengkak ) dan bila ini terjadi pada mata dengan anatomi sudut bilik mata depan yang sempit maka jarak iris lensa yang memang sudah kecil akan menjadi lebih sempit sehingga menghambat aliran akuos humor melalui pupil dan tekanan dalam bilik mata belakang meningkat, kemudian menekan iris perifer ke trabekula sehingga sudut bilik mata depan tertutup dengan akibat TIO meningkat.

• Gejala Klinis• Tiba –tiba mata merah dan nyeri disertai visus

menurun

• Hiperemi siliar

• Edema kornea

• Lensa katarak imatur

• TIO sangat tinggi

• Sudut bilik mata depan tertutup

• Penatalaksanaan– Segera menurunkan TIO dengan obat-

obatan– Menekan reaksi radang dengan Kortikosteroid– Bila TIO sudah turun 30 mmhg dapat

dilakukan pembedahan

GLAUKOMA NEOVASKULERGLAUKOMA NEOVASKULER

• Merupakan glaucoma sekunder sebagai akibat dari adanya neovaskularisasi pada permukasan sudut dan jaringan trabekula.

PathofisiologiPathofisiologi

• Neovaskularisasi pada iris “rubeosis iridis” ( yang merupakan suatu respon terhadap adanya hipoksia dan iskemia retina akibat berbagai penyakit, baik pada mata maupun diluar mata tetapi yang paling sering adalah retinopati diabetik ) akan meluas ke permukaan sudut bilik mata depan dan jaringan trabekula untuk membentuk membran fibrovaskuler sehingga menghambat pembuangan akuos dengan akibat tekanan intra okuler meningkat dan keadaaan sudut masih terbuka.

• Suatu saat membran fibrovaskuler ini kontraksi menarik iris perifer sehingga terjadi sinekia anterior (PAS ) sehingga sudut bilik mata depan tertutup dan tekanan intra okuler meningkat sangat tinggi sehingga timbul reaksi radang intra okuler.

Gejala klinisGejala klinis

• Pada stadium sudut terbuka : – Mata tidak merah,tidak nyeri– Visus kabur oleh karena keadaan pada retina– Neovaskularisasi pada iris– TIO tinggi– Susut bilik mata depan terbuka

• Pada stadium sudut tertutup :– Mata tiba-tiba sangat nyeri ,merah,berair– Visus sangat kabur– Kornea suram– Neovaskularisasi pada iris– TIO sangat tinggi– Sudut bilik mata depan tertutup

PENATALAKSANAANA. Glaukoma sudut terbuka / simplek

1. Obat-obat miotik2. Golongan kolinergik ( pilokarpin 1-4 % 5 kali

sehari) Karbakol 0,75 – 3 %3. Golongan antikolineoterase (demekarium bromid,

humorsol 0,25 %) pilokarpin 0,25.4. Obat-obta penghambat sekresi aqioshumor

(adrenergik)5. Timolol (tetes 0,25 dan 0,5 % 2 x sehari)6. Epineprin 0,5 – 2 % 1-2 x sehari7. Carbonican hidrase inhibitor8. Asetazolamid (diamok 125-250 mg 4 x sehari9. Diklorfenamid (metazolamid)10. Trabekuloplatilaser dan iridektomi11. Tindakan bedah trabekulektomi

B. Glaukoma sudut tertutup / akut1. Bahan hiperosmotik2. Gliserin (gliserol) p.o 1cc / kg BB. Dalam

larutan 50 % air jeruk3. Manitol 20 % IV. 1-2 gram / Kg BB

diberikan 60 tetes / menit.4. Miotikum pilokarpin 2-4 % 1 tts 3 x 5 menit

kemudian 1 tts. 30 menit /2 jam. Selanjutnya 1 tts / jam sampai operasi.

5. Karbonikan hidrase inhibitor6. Asetasolamit langsung 500 mg / oral (2

tablet) lalu tiap 4 jam 250 mg.7. Operasi filtrasi

PENGKAJIAN / DATA DASARPENGKAJIAN / DATA DASAR1. Aktivitas / istirahat1. Aktivitas / istirahat

Gejala : perubahan aktivitas biasanya / hobi Gejala : perubahan aktivitas biasanya / hobi sehubungan sehubungan dengan gangguan penglihatan. dengan gangguan penglihatan. 2. Nutrisi2. Nutrisi

Gejala : Mual / muntah ( glaukoma akut )Gejala : Mual / muntah ( glaukoma akut )3. Neurosensori3. Neurosensori

Gejala : Penglihatan berawan / kabur, tampak Gejala : Penglihatan berawan / kabur, tampak lingkaran lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar, cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, kehilangan penglihatan perifer, fotopobia ( fotopobia ( glaukoma akut ).glaukoma akut ).Perubahan kacamata / pengobatan tidak Perubahan kacamata / pengobatan tidak memperbaiki memperbaiki

penglihatan.penglihatan.Tanda : pupil menyempit & merah / mata Tanda : pupil menyempit & merah / mata keras keras dgn dgn

kornea berawan.kornea berawan.Peningkatan air mataPeningkatan air mata

4. Nyeri / Kenyamanan4. Nyeri / KenyamananGejala : Ketidaknyamanan ringan / mata berair ( glaukoma Gejala : Ketidaknyamanan ringan / mata berair ( glaukoma

kronis ).kronis ).Nyeri tiba-tiba / berat menetap atau tekanan pada & Nyeri tiba-tiba / berat menetap atau tekanan pada & sekitar sekitar

mata, sakit kepala ( glaukoma akut ).mata, sakit kepala ( glaukoma akut ).

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK• Snellen Chart : adanya gangguan pada kornea, lensa,

refraksi.• Tonometri : mengukur TIO . Dicurigai bila TIO ≥ 22 mmHg• Gonioskopi : membedakan glukoma sudut tertutup &

terbuka.• Oftalmoskopi : melihat diskus optik & struktur mata

internal.PRIORITAS KEPERAWATAN• Mencegah penyimpangan penglihatan lanjut• Meningkatkan adaptasi terhadap perubahan / visus • Mencegah komplikasi• Memberikan informasi tentang proses penyakit / prognosis

dan kebutuhan pengobatan.KRITERIA EVALUASI• Penglihatan dipertahankan pada tingkat sebaik mungkin.• Pasien mengatasi situasi dengan tindakan positif• Komplikasi dicegah / minimal.• Proses penyakit / prognosis dan program terapi dipahami.

1. Gangguan sensori perseptual : penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori; gangguan status organ indera ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.

Tujuan / kriteria hasil :a. Berpatisipasi dalam program pengobatanb. Mempertahankan lapang pandang penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut.

1. Mempengaruhi masa depan pasien & pilihan intervensi .

2. Intervensi awal mencegah kebutaan.

3. Mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan lanjut.

4. Menurunkan bahaya keamanan sehubungan dengan perubahan lapang pandang.

Mandiri1. Pastikan derajat / tipe

kehilangan penglihatan.2. Dorong mengekpresikan

perasaan tentang kemungkinan kehilangan penglihatan.

3. Tunjukkan pemberian tetes mata

4. lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan, contoh : kurangi kekacauan, atur perabot.

RASIONALINTERVENSI

1. Menyebabkan kontriksi pupil, memudahkan keluarnya aqous humor.

2. Menurunkan pembentukan aquos humor

3. Menurunkan laju produksi aquos humor.

4. Membuat kontraksi otot spinkter iris, memdalamkan bilik anterior.

5. Menurunkan sekresi aquos humor & TIO.

6. Serangan akut Glaukoma timbul nyeri yang dapat meningkatkan TIO.

7. Proses penyembuhan diharapkan dari tindakan ini.

KolaborasiBerikan obat sesuai indikasi :

1. Pilokarpin

2. Timolol maleat.

3. Asetazolamid.

4. Miotik

5. Asetazolamid.

6. Berikan sedasi, analgesik

7. Siapkan bedah sesuai indikasi

RASIONALINTERVENSI

2. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri, kemungkinan / kenyataaan kehilangan pengihatan, bicar negatif tentang dirinya ditandai dengan ketakutan, ragu-ragu, menyatakaj masalah tentang perubahan hidup.

Tujuan / Kriteria hasil :a. Tampak rileks dan melaporkan ansietas

menurun sampai tingkat dapat diatasib. Menunjukkan ketrampilan pemecahan

masalah.c. Menggunakan sumber secara efektif.

1. Faktor ini mempengaruhi persepsi pasien terhadap ancaman diri, dan dapat mempengaruhi upaya mengontrol TIO.2. Menurunkan ansietas sehubungan dengan ketidaktahuan / harapan yang akan datang dan memberikan dasar untuk membuat pilihan informasi tentang pengobatan3. Memberikan kesempatan untuk pasien menerima situasi nyata & solusi terbaik.4. Memberikan keyakinan bahwa

pasien tidak sendiri dalam menghadapi masalah.

1. Kaji tingkat ansietas, derajat nyeri / timbul gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat ini.

2. Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan dapat mencegah kehilangan penglihatan.

3. Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekpresikan perasaannya.

4. Identifikasi sumber / orang yang menolong

RASIONALINTERVENSI

3. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ) tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber; kurang mengingat, salah interpretasi informasi ditandai dengan pertanyaan; pernyataan salah konsep, tak akurat mengikuti instruksi.

Tujuan / Kriteria Hasil :a. Menyatakan pemahaman kondisi,

prognosis, dan pengobatanb. Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala

dengan proses penyakitc. Melakukan prosedur dengan benar dan

menjelaskan alasan tindakan.

1. Meningkatkan keefektifan pengobatan. Memberikan kesempatan untuk menunjukkan kompetensi mak.2. Penyakit ini dapat dikontrol, bukan diobati, dan mempertahakan konsistensi program obat adalah kontrol vital. Beberapa obat menyebabkan dilatasi pupil, peningkatan TIO dan potensial kehilangan penglihatan tambahan.3. Efek samping obat/merugikan rentang dari tak nyaman sampai ancaman kesehatan berat. Kurang lebih 50% pasien akan mengalami sensifititas/alergi terhadap obat parasimpatis (contoh pilokarpin) Masalah ini memerlukan evalusi medik dan kemungkinan perubahan program terapi.

Mandiri

1. Tunjukkan tehnik yang benar untuk pemberian tetes mata. Izinkan pasien mengulang tindakan.

2. Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh tetes mata. Diskusikan obat yang harus dihindari, ex: tetes midriatik (atropin/propantelin bromin), kelebihan pemakaian steroid topikal.

3. Identifikasi efek samping/reaksi merugikan dari pengobatan, contoh penurunan selera makan, mual/muntah, diare, kelemahan, perasaan mabuk, penurunan libido, impoten, jantung tak teratur, pingsan, GJK

RASIONALINTERVENSI

Pola hidup tenang menurunkan respons emosi terhadap stres, mencegah perubahan okuler yang dapat mencetuskan serangan akut.

Dapat meningkatkan TIO mencetuskan serangan akut.

Tindakan untuk mempertahankan konsistensi feses, untuk menghindari konstipasi/mengejan saat BAB.

Penting u/ mengawasi kemajuan terapi dan mencegah kehilangan penglihatan lanjut.

Dorong pasien membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup.

Hindari aktivitas, seperti mengangkat berat/mendorong, menggunakan baju ketat/sempit.

Diskusikan pertimbangan diet, contoh cairan adekuat, makanan berserat.

Tekankan pentingnya periksa rutin.

RASIONALINTERVENSI