giziexp_bioavai. prot lanjutan ke-7 pagi

20
BIOAVAILABILITAS PROTEIN KE-7 DWIYATI PUJIMULYANI

Upload: gilang-wijaya

Post on 22-Jun-2015

11 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

bioavailabilitas protein metode biologi, kimiawi dan mikrobiologi

TRANSCRIPT

Page 1: Giziexp_BIOAVAI. PROT Lanjutan KE-7 Pagi

BIOAVAILABILITAS PROTEIN KE-7

DWIYATI PUJIMULYANI

Page 2: Giziexp_BIOAVAI. PROT Lanjutan KE-7 Pagi

2. METODA BIOLOGIK :

a. Protein Efficiency Ratio (PER)Prinsip : pertambahan berat badan tikus

vs waktu

Sebenarnya pertambahan berat badan tersebut tidak hanya didukung oleh protein saja, melainkan merupakan resultante dukungan semua unsur gizi dalam diet

Page 3: Giziexp_BIOAVAI. PROT Lanjutan KE-7 Pagi

Digunakan : tikus sapihan (usia 21 hari), jantan, satu jenis (misal : Wistar)

Ada kelompok standar : KASEINKandang : individual; 10 ekor/ke-

lompokSebelum dimulai, ada masa

adaptasi 4 hari lama uji 28 hari

Page 4: Giziexp_BIOAVAI. PROT Lanjutan KE-7 Pagi

Ransum : ad libitum komposisi : lihat tabel

Selama pengujian, tikus ditimbang secara periodik (misal : 7 hari sekali)

Setiap hari, pakan diganti sisa pakan ditimbang utk menghitung konsumsi pakan

Page 5: Giziexp_BIOAVAI. PROT Lanjutan KE-7 Pagi

Komposisi ransum untuk uji PER

Komponen Kadar (%)

Protein 10

Minyak 8

Serat 1

Air 5

Vitamin mix 1

Mineral mix 5

Pati jagung 70

Page 6: Giziexp_BIOAVAI. PROT Lanjutan KE-7 Pagi

Rumus PER :

gram pertambahan berat badan PER = -------------------------------------------

gram protein yang dikonsumsi

Standar PER kasein = 2,5

PER terkoreksi

= [{2,5 : PER kelompok kasein} x PER ke-

lompok uji]

Page 7: Giziexp_BIOAVAI. PROT Lanjutan KE-7 Pagi

Dalam uji PER, analisis kadar protein umumnya memakai metoda Kjeldahl % protein = % N x faktor konversi

Faktor konversi serealia = 5,83; susu = 6,38; umum = 6,25

Ingat : SCP (single cell protein) banyak mengandung asam nukleat faktor koreksi sebesar 6,25 tak dapat dipakai (faktor konversi dapat sampai 9)

Page 8: Giziexp_BIOAVAI. PROT Lanjutan KE-7 Pagi

2. METODA BIOLOGIK : b. Nilai biologik (biological value / BV)

Mengukur hubungan antara retensi protein (oleh tubuh) vs absorpsi protein

Dasar : bila AA berada dalam jenis dan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, maka retensi protein akan tinggi

Lama uji : 28 hari, kandang : metabolit

Page 9: Giziexp_BIOAVAI. PROT Lanjutan KE-7 Pagi

N retained BV = ------------------ N absorbed

Mitchell (1923) :

I - {(F – Fo) + (U – Uo)} BV = -------------------------------- I – (F – Fo)

Page 10: Giziexp_BIOAVAI. PROT Lanjutan KE-7 Pagi

Catatan simbol :1. I = intake = asupan2. F = N feses3. U = N urine4. Fo = N feses bila subyek diperta-

hankan pada diet bebas N5. Uo = N urine bila subyek diperta-

hankan pada diet bebas N

Page 11: Giziexp_BIOAVAI. PROT Lanjutan KE-7 Pagi

Bila tanpa Fo dan Uo merupakan BV semu (apparent BV)

BV : berarti N yang tetap tinggal da-lam tubuh : protein mengandung AA dengan jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh

BV telur = 87-97; susu = 85-90; tahu = 75

BV > 70 dianggap mampu menun-jang pertumbuhan, bila asupan energi : cukup

Page 12: Giziexp_BIOAVAI. PROT Lanjutan KE-7 Pagi

2. METODA BIOLOGIK : c. Net Protein Utilization (NPU)

C.1. TEKNIK NITROGEN TUBUH

- Oleh Binder & Miller (1953)

- Langsung digunakan karkas tikus jantan, strain sama, sapihan.

- Ada 2 grup : grup non-protein 10 ekor

grup protein 10 ekor

- Lama uji : 10 hari (tidak termasuk 4 hari adaptasi)

Page 13: Giziexp_BIOAVAI. PROT Lanjutan KE-7 Pagi

- Pada akhir masa uji, tikus dibunuh, dibelah, dikeringkan, dihancurkan, dan dilakukan analisis kadar N

- Rumus :

NPU =

(N tubuh grup protein – N tubuh grup non-prot) ------------------------------------------------------------------------------------------------

konsumsi N grup protein

Page 14: Giziexp_BIOAVAI. PROT Lanjutan KE-7 Pagi

2. METODA BIOLOGIK : d. Net Protein Ratio (NPR)

NPR is an improvement over PER in that a zero protein control group is used

NPR is comparable to NPULama uji : 10 – 14 hariAda 2 grup : - grup dengan ransum protein (10%) - Grup dengan ransum non-protein

Page 15: Giziexp_BIOAVAI. PROT Lanjutan KE-7 Pagi

Rumus NPR (Pellet & Young, p.105)

NPR = gain of test animal + loss of control animal ---------------------------------------------------------------- protein consumed by test animal

NPR protein uji Relative NPR = R NPR = ------------------------- NPR standar

Page 16: Giziexp_BIOAVAI. PROT Lanjutan KE-7 Pagi

Contoh soal NPR :

(69,7 + 12,1)NPR laktalbumin = ---------------------------------- = 4,04 (249,2 x 1,3 x 6,25) / 100R NPR protein A = (3,15) : (4,04) = 0,78

Rerata pe+ BB

(g)

Rerata konsumsi ransum (g)

N ransum

(%)NPR R NPR

Laktalbu-min

(= standar)

69,7 249,2 1,3 4,04 1,00

Protein A 63,2 243,6 1,57 3,15 0,78

Protein B 11,7 125,3 1,89 1,89 0,47

Non- prot. 12,1 90,3 0.0

Page 17: Giziexp_BIOAVAI. PROT Lanjutan KE-7 Pagi

4. METODA ENZIMATIS-kimiawi : Kecernaan (in vitro digestibility) Protein

1. Menggunakan enzim pepsin-pankreatin- Prinsip :

Protein Digesti oleh protease

fragmen yang larut

Analisis N terlarut- Pepsin pH aktivitas = 2 0,5- Pankreatin pH aktivitas = 7,5

Page 18: Giziexp_BIOAVAI. PROT Lanjutan KE-7 Pagi

Sampel (pH=20,5) Inkubasi 37oC,2jam Ana-+ pepsin lisa N terlarut *

Inkubasi 37oC, 2 jam

* menggambarkan + NaHCO3 sampai pH = 7,5 digesti di lambung + pankreatin Inkubasi 37oC, 2 jam

Analisa N terlarut (menggambarkan digesti di usus halus)

Page 19: Giziexp_BIOAVAI. PROT Lanjutan KE-7 Pagi

RUMUS KECERNAAN :

N terlarut

Kecernaan = --------------------- x 100%

N total sampel

Sebelum analisa N terlarut dilakukan penghentian proses digesti cara : ditambah TCA 20%

Pemisahan fargmen larut + tak larut sentrifugasi + penyaringan/dekantasi

Page 20: Giziexp_BIOAVAI. PROT Lanjutan KE-7 Pagi

METODA MIKROBIOLOGIKMikroorganisme tertentu : Tetrahymena

pyriformis mempunyai pertumbuhan yang peka terhadap AA / protein

Protein substrat : baik pertumbuhan : baik

Jadi : pola kebutuhan akan AA = kita