gigi tiruan lengkap

27
Gigi Tiruan Lengkap (GTL) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigi tiruan lengkap (GTL) adalah gigi tiruan yang dibuat untuk menggantikan semua gigi asli beserta bagian jaringan gusi yang hilang, karena apabila seseorang telah hilang semua gigi geliginya, maka dapat menghambat fungsi pengunyahan, fungsi fonetik, fungsi estetik dan dapat mempengaruhi keadaan psikis. Tujuan pembuatan GTL adalah : Merehabilitasi seluruh gigi yang hilang sehingga dapat memperbaiki atau mengembalikan fungsi bicara, pengunyahan, estetis dan psikis. Memperbaiki kelainan, gangguan dan penyakit yang disebabkan oleh keadaan edentulous. Bagi seseorang yang telah kehilangan gigi geligi, maka prosessus alveolaris akan mengalami penyusutan yang disebut residual ridge. Penyusutan alveolaris biasanya berjalan 2-3 minggu, tetapi ada yang sampai berbulan-bulan. Pembuatan GTL akan mencegah pengerutan ( atropi processus ) Alveolaris (residual ridge), mencegah berkurangnya vertikal dimensi yang disebabkan turunnya otot-otot pipi karena tidak ada penyangga dan hilangnya oklusi sentrik. Selama berfungsi rahang bawah (RB) berusaha berkontak dengan rahang atas (RA) sehingga

Upload: arindra

Post on 28-Jan-2016

49 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Gigi Tiruan Lengkap

TRANSCRIPT

Page 1: Gigi Tiruan Lengkap

Gigi Tiruan Lengkap (GTL)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Gigi tiruan lengkap (GTL) adalah gigi tiruan yang dibuat untuk menggantikan semua gigi asli

beserta bagian jaringan gusi yang hilang, karena apabila seseorang telah hilang semua gigi

geliginya, maka dapat menghambat fungsi pengunyahan, fungsi fonetik, fungsi estetik dan dapat

mempengaruhi keadaan psikis. Tujuan pembuatan GTL adalah :

           Merehabilitasi seluruh gigi yang hilang sehingga dapat memperbaiki atau mengembalikan fungsi

bicara, pengunyahan, estetis dan psikis.

                Memperbaiki kelainan, gangguan dan penyakit yang disebabkan oleh keadaan edentulous.

Bagi seseorang yang telah kehilangan gigi geligi, maka prosessus alveolaris akan

mengalami penyusutan yang disebut residual ridge. Penyusutan alveolaris biasanya berjalan 2-3

minggu, tetapi ada yang sampai berbulan-bulan. Pembuatan GTL akan mencegah pengerutan (

atropi processus )

Alveolaris (residual ridge), mencegah berkurangnya vertikal dimensi yang disebabkan

turunnya otot-otot pipi karena tidak ada penyangga dan hilangnya oklusi sentrik. Selama

berfungsi rahang bawah (RB) berusaha berkontak dengan rahang atas (RA) sehingga dengan

tidak adanya gigi-gigi RA dan RB akan menyebabkan hilangnya oklusi sentrik. Mandibula

menjadi protusif dan hal ini menyebabkan malposisi pada temporo-mandibula joint. 

Page 2: Gigi Tiruan Lengkap

1.2 Rumusan Masalah

1. Faktor faktor apa yang mempengaruhi denture dapat stabil dan retentif?

2. Bagaiman proses awal pembuatan denture beserta langkah langkanya?

3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi pembuatan gigi tiruan lengkap?

1.3 Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami mengenai Faktor faktor apa yang mempengaruhi

denture dapat stabil dan retentif

2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami mengenai bagaimana proses awal pembuatan

denture beserta langkah langkanya?

3. Mahasiswa mapu menjelaskan dan memahami mengenai apa saja indikasi dan kontraindikasi

pembuatan gigi tiruan lengkap?

Page 3: Gigi Tiruan Lengkap

Mapping

Page 4: Gigi Tiruan Lengkap

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Identitas pasien

1. Nama penderita

Hal ini perlu diketahui untuk membedakan seorang penderita dari yang lainnya di samping

mengetahui asal suku atau rasnya. Hal terakhir ini penting, karena ras antara lain berhubungan

dengan penyusunan gigi depan, contohnya: orang eropa (kas kaukakus) mempunyai profil yang

lurus, sedangkan orang Asia (ras Mongoloid)cembung.

2. Alamat

Dengan mengetahui alamatnya, penderita dapat dihubungi segera bila terjadi sesuatu yang tak

diharapkan, umpamanya kekeliruan pemberian obat. Pemanggilan kembali penderita juga dapat

dengan mudah dilakukan. Alamat juga dapat membantu kita mengetahui latar

belakanglingkungan hidup seorang pasien, sehingga dapat pula diketahui status sosialnya.

3. Pekerjaan

Modifikasi jenis perawatan mungkin perlu dilakukan karena factor jenis pekerjaan. Dengan

memahami pekerjaan pasien, keadaan sosial ekonominya juga dapat diketahui. Pada umumnya

lebih tinggi kedudukan sosial seseorang lebih besar tuntutannya terhadap faktor estetik.

4. Jenis kelamin

Secara jelas sebetulnya tidak terdapat karakteristik konkrit yang berlaku untuk pria dan wanita.

Namun demikian hal-hal berikut ini sebaiknya diperhatikan. Wanita pada umumnya cenderung

lebih memperhatikan faktor estetik dibanding pria. Sebaliknya pria membutuhkan protesa yang

lebih kuat, sebab merekan menunjukkan kekuatan mastikasi yang lebih besar. Pria juga lebih

mementingkan rasa enak/nyaman, di samping faktor fungsional geligi tiruan yang dipakainya.

Selanjutnya bentuk gigi wanita relatif lebih banyak lengkungan/bulatannya dibanding gigi pria

yang memberi kesan lebih kasar dan persegi. Pengelolaan perawatan penderita wanita dalam

masa menopouse membutuhkan pertimbangan lebih teliti. Pada periode ini, mulut biasanya

terasa lebih kering dan ada rasa seperti terbakar.

Page 5: Gigi Tiruan Lengkap

5. Usia

Pengaruh lanjutnya usia pada perawatan prostodontik harus selalu menjadi bahan pertimbangan.

Proses menua mempengaruhi toleransi jaringan, kesehatan mulut, koordinasi otot, mengalirnya

saliva, ukuran pulpa gigi serta panjang mahkota klinis. Usia juga menentukan bentuk, warna,

serta ukuran gigi seseorang.

Pada lanjut usia, lebih sering pula dijumpai pelbagai penyakit seperti hipertensi, jantung dan

diabetes melitus.Bila pada orang usia muda lebih sering dijumpai karies dentis, maka pada

kelompok usia lanjut penyakit periodontalah yang lebih sering dijumpai.

Kemampuan adaptasi penderita usia muda terhadap geligi tiruan biasanya lebih tinggi dibanding

penderita usia lanjut. Pada usia di atas empat puluh tahun, adapatasi biasanya mulai berkurang

dan akan menjadi sukar setelah usia enampuluhan.

2.2 Anamnesis

Anamnesis adalah riwayat yang lalu dari suatu penyakit atau kelainan, berdasarkan pada

ingatan penderita pada waktu dilakukan wawancara dan pemeriksaan medic/dental. (Lusiana

K.B., 1995)

Ditinjau dari cara penyampaian cerita, dikenal dua macam anamnesis. Pada auto

anamnesis, cerita mengenaikeadaan penyakit disampaikan sendiri oleh pasien. Disamping itu

terdapat keadaan dimana cerita mengenai penyakit ini tidak disampaikan oleh pasien yang

bersangkutan, melainkan melalui bantuan orang lain. Keadaan seperi ini dijumpai umpamanya

pada paien bisu, ada kesulitan bahasa, penderita yang mengalami kecelakaan atau pada anak-

anak kecil. Cara in9i disebut allo anamnesis. (Lusiana K.B., 1995)

Dai segi inisiatif penyampaian cerita, dikenal pula anamnesis pasif dimana pasien

sendirilah yang menceritakan keadaannya kepada si pemeriksa. Sebaliknya, pada anamnesis aktif

penderita perlu dbantu pertanyaan-pertanyaan dalam menyampaikan ceritanya. (Lusiana K.B.,

1995)

Pada saat anamnesis biasanya ditanyakan hal-hal sebagai berikut :

1.      Nama penderita. Hal ini perlu diketahui untuk membedakan seseorang penderita dari yang

lainnya, di samping untuk mengetahui asal suku dan rasnya. Hal terakhir ini penting, karena ras

antara lain berhubungan dengan penyusunan gigi depan. Contohnya, orang eropan(ras kaukasus)

mempunyai profil yang lurus, sedangkan orang asia (ras mongoloid) cembung.

Page 6: Gigi Tiruan Lengkap

2.      Alamat. Dengan mengetahui alamatnya, penderita dapat dihubungi segera bila terjadi sesuatu

yang tidak diharapkan, umpamanya kekeliruan pemberian obat. Pemanggilan kembali penderita

juga dapat dengan mudah dilakukan. Alamat juga membantu mengetahui latar belakang

lingkungan hidup seorang pasien, sehingga dapat pula diketahui status sosialnya.

3.      Pekerjaan. Dengan mengetahui pekerjaan pasien, keadaan social ekonominya juga dapat

diketahui. Pada umumnya lebih tinggi kedudukan social seseorang, lebih besar tuntutannya

terhadap factor estetik.

4.      Jenis Kelamin. Secara jelas sebenarnya tidak terdapat karakteristik konkrit yang berlaku untuk

pria dan wanita. Namun demikian hal-hal beikut ini sebaiknya diperhatikan. Wanita pada

umumnya cenderung lebih memperhatikan factor estetik disbanding pria. Sebaliknya pria

membutuhkan protesa yang lebih kuat, sebab mereka menunjukkan kekuatan mastikasi yang

lebih besar. Pria juga lebih mementingkan rasa enak/nyaman, disamping factor fungsional geligi

tiruan yang dipakainya.

Selanjutnya, bentuk gigi wanita relative lebih banyak lengkungan/bulatannya, disbanding ria

yang member kesan lebih kasar dan persegi. Pengelolaan perawatan penderita wanita dalam

masa menopause membutuhkan pertimbangan lebih teliti. Pada periode ini, mulut biasanya

terasa lebih kering dan ada rasa seperti terbakar.

5.      Usia. Pengaruh lanjutnya usia pada perawatan prostodontik harus selalu menjadi bahan

pertimbangan. Proses menua mempengaruhi toleransi jaringan, kesehatan mulut, koordinasi otot,

mengalirnya saliva, ukuran pulpa igi, serta panjang mahkota klinis. Usia juga menentukan

bentuk, warna, serta ukuran gigi seseorang.Kemampuan adaptasi penderita usia muda terhadap

geligi tiruan biasanya lebih tinggi disbanding penderita usia lanjut. Pada penderita usia lebih dari

empat puluh tahun, adaptasi biasanya mulai berkurang dan akan menjadi sukar setelah usia

enampuluhan.

6.      Pencabtan Terakhir Gigi. Waktu dan gigi dibagian mana yang dicabut terakhir perlu diketahui.

Apakah gigi tesebut sengaja dicabut atau tanggal sendiri. Bila tanggal sendiri mungkin ada sisa

Page 7: Gigi Tiruan Lengkap

akar yang tertinggal. Lama jangka waktu anatara pencabutan terakhir dengan saat dimulainya

pembuatan geligi tiruan akan mempengaruhi hasil perawatan.

7.      Pengalaman Memakai Geligi Tiruan. Seorang penderita yang pernah memakai geligi tiruan

sudah mempunyai pengalaman, sehingga adaptasinya terhadap geligi tiruan baru akan lebih

mudah dan cepat. Ia juga sudah mengalami prosedur pembuatannya. Sebaliknya, penderita

semacam ini juga sering membanding-bandingkan protesa barunya dengan yang pernah dipakai

sebelumnya.Mereka yang belum pernah memakai geligi tiruan, biasanya membutuhkan masa

adatasi lebih panjang karena kesulitannya menyesuaikan diri. Kelompok ini belum

berpengalaman dalam prsedur pembuatan protesa; seperti pada waktu pencetakan, penentuan

gigitan, maupun pada saat awal pemakaian, yang sering kali menimbulkan rasa sakit. Itulah

sebabnya penerangan yang diberikan kepada penderita sebelum pembuatan geligi tiruan

dilaksanakan menjadi penting sekali.

8.      Tujuan Pembuatan Geligi Tiruan. Penderita perlu ditanyai mengenai tujuan pembuatan geligi

tiruannya, apakah dia lebih mementingkan pemenuhan factor estetik atau fungsional. Biasanya

konstruksi disesuaikan dengan kebutuhan penderita.

9.      Keterangan Lain. Penderita ditanyai apakah penderita mempunyai kebiasaan buruk dsb.

Kadang-kadang kebiasaan tersebut sulit ditentukan tanpa suatu pengamatan yang intensif.

(Lusiana K.B., 1995)

2.3 Pemeriksaan Intra Oral

Merupakan pemeriksaan yang di lakukan , untuk mengetahui keadaan rongga mulut

apakah terdapat kelainan atau tidak yang nantinya di gunakan untuk membantu menegakkan

diagnose. Pemeriksaan intra oral dapat meliputi, pemeriksaan jaringan keras dan lunak rongga

mulut.

a.      Pemeriksaan Status Umum (riwayat kesehatan)

Riwayat penyakit umum yang pernah diderita sebaiknya ditanyakan dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan terpilih. Penderita sebaiknya ditanya apakah ia sedang berada dalam

perawatan dokter umum/lain dan bila demikian, obat-obat apa saja yang sedang diminum. Hal ini

perlu dikatahui karena penyakit dan pengobatan tertentu dapat mempengaruhi jaringan yang

Page 8: Gigi Tiruan Lengkap

terlibat dalam perawatan dental, umpamnya diabetes mellitus, penyakit kardiovaskular,

tuberculosis, lues, depresi mental, kecanduan alcohol, dsb. (Lusiana K.B., 1995)

Hubungan Dengan Penyakit Sistemik:

       I.            Diabetes Mellitus

Pada pendertita diabetes, suatu kombinasi infeksi dan penyakit pembuluh darah

menyebabkan berkembangnya komplikasi-komplikasi di dalam mulut, seperti jaringan mukosa

yang meradang, cepat berkembangnya penyakit periodontal yang sudah ada dengan hilangnya

tulang alveolar secara menyolok dan mudah terjadinya abses periapikal. Infeksi monilial,

berkurangnya saliva, bertambahnya pembentukan kalkulus, merupakan hal yang khas dari

penyakit diabetes yang tidak terkontrol. Manifestasi klinis ini terjadi bersama-sama dengan

gejala-gejala yang sering ditemukan seperti poliuria, haus, mengeringnya kulit, gatal-gatal, cepat

lapar, cepat lelah, serta berkurangnya berat badan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah

mengontrol diabetesnya dan menyehatkan kembali jaringan mulut.

Dalam lingkungan mulut yang sudah sehat kembali, pembuatan protesa dapat dilakukan

dengan saran-saran tambahan sebagai berikut. Pertama, hindari tindakan pembedahan yang besar

selama hal itu mungkin dilakukan. Gunakan bahan cetak yang bisa mengalir bebas dan buat

desain rangka geligi tiruan yang terbuka dan mudah dibersihkan, serta distribusikan beban

fungsional pada semua bagian yang dapat memberikan dukungan. Lalu, susunlah oklusi yang

harmonis. Bila dibutuhkan, rangsanglah pengaliran air liur dengan obat hisap yang bebas

karbohidrat. Tekankan kepada pasien mengenai pentingnya pemeliharaan kesehatan mulut.

Akhirnya, tentukan kunjungan ulang penderita setiap enam bulan sekali (bahkan kalau oerlu

lebih sering dari itu) untuk mempertahankan kesehatan mulut (Gunadi, dkk., 1991 : 110).

    II.            Penyakit Kardiovaskular

Hal ini perlu diperhatikan pada waktu pencabutan gigi. Hindari pemakaian anastetikum

yang mengandung vasokonstriktor seperti adrenalin; oleh karena bahan ini dapat mempengaruhi

tekanan darah (Gunadi, dkk., 1991 : 110).

III.            Tuberkulosis dan Lues

Terjadinya gangguan metabolism pada penderita Tuberkulosis dan Lues, menyebabkan

resorpsi berlebihan pada tulang alveolar.

Dalam merawat penderita-penderita ini, perlindungan terhadap dokter gigi serta

penderita lain merupakan pertimbangan yang sangat penting; umpamanya jangan memasukkan

Page 9: Gigi Tiruan Lengkap

jari telanjang ke dalam mulut seorang penderita Lues. Lakukan pemeriksaan dengan

menggunakan Longue Blader; sedangkan penggunaan sarung tangan karet sangat dianjurkan.

Cucilah tangan dengan sabun dan air panas, segera sesudah kita merawat penderita

tersebut. Dalam hal ini, menyikat tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan abrasi kecil.

Sebagai tambahan, baik sekali untuk mencuci wajah secara hati-hati, karena mungkin saja setetes

darah/ saliva memercik mengenai muka atau sepotong kecil kalkulus terpental mengnai wajah

dapat menyebabkan erosi kulit sehingga menyebabkan terjadinya infeksi. Penderita Lues aktif

dan tidak dirawat sebaiknya hanya menerima perawatan darurat saja, sedangkan semua pekerjaan

lainnya harus ditunda sampai penyakitnya sembuh(Gunadi, dkk., 1991 : 110-111).

IV.            Anemia

Penderita anemia biasanya menunjukkan resorpsi tulang alveolar yang cepat. Untuk

kasus ini sebaiknya gunakanlah elemen gigi tiruan yang tidak ada tonjol (cusp) (Gunadi, dkk.,

1991 : 111).

    V.            Depresi Mental

Penderita depresi mental biasanya diberi pengobatan dengan obat yang mempunyai efek

samping mengeringnya mukosa mulut. Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya retensi geligi

tiruan. Maka perawatan dalam bidang prostodontik sebaiknya ditunda dahulu sampai perawatan

terhadap depresi mentalnya dapat diatasi.

Seorang penderita yang frustasi biasanya menempatkan faktor estetik tidak secara

realistic. Ia mungkin datang dengan sebuah foto yang dibuat pada waktu ia masih muda/ remaja

serta mengharapkan penampilan yang sesuai dengan foto tadi diterapkan pada protesa yang akan

dibuat (Gunadi, dkk., 1991 : 111).

VI.            Alkoholisme

Sebagai pemakai geligi tiruan sebagian lepasan, pecandu alcohol biasanya

mengecewakan. Tanda-tanda penderita semacam ini antara lain napasnya berbau alcohol, tremor,

mata dan kulit pada bagian tengah wajah memerah, gugup, dan kurus.

Dalam upaya menutupi rasa rendah dirinya, penderita alkoholik menuntut pemenuhan

faktor estetik yang tinggi untuk protesa yang akan dibuat. Keyakinan dirinya serta kerja sama

dengan penderita ini dapat dikembangkan, bila hal tadi dapat kita penuhi. Sebaliknya, bila hal ini

gagal, bisa membawa akibat yang buruk.

Page 10: Gigi Tiruan Lengkap

Perawatan gigi untuk penderita alkoholik pada umumnya dihindari sampai kebutuhan

ini sudah begitu mendesak, supaya pembuatan protesa dapat berhasil untuk jangka waktu cukup

panjang. Di samping semua problem di atas, seorang penderita alkoholik cenderung mengalami

kecelakaan. Patah atau hilangnya geligi tiruan karena jatuh atau kecelakaan kendaraan adalah

suatu hal yang biasa terjadi (Gunadi, dkk., 1991 : 111-112).

b.      Jaringan Lunak Rongga Mulut

Fungsi pemeriksaan antara lain untuk mengetahui adanya kelainan, iritasi atau keadaan

patologis pada jaringan mukosa rongga mulut. Sebagai rencana awal perawatan pendahuluan.

Pemeriksaan yang di lakukan dapat membantu mengidentifikasi inflamasi periradikuler sebagai

asal nyeri, meliputi palpasi diatas apeks; tekanan dengan jari pada mukosa rongga mulut, atau

menggoyangkan gigi dan perkusi ringan dengan ujung gagang kaca mulut.

c.        

d.      Status Lokalis

e.       Foto Rongent

Tujuan menggunakan foto ini dalam pembuatan protesa sebagian lepasan adalah untuk:

1.      Melihat atau memeriksa struktur tulang yang akan menjadi pendukung tulang yang padat akan

member dukungan yang baik

2.      Melihat bentuk, panjang, dan jumlah akar gigi.

3.      Melihat kelainan bentuk pada, “residual ridge”, umpamanya bila terdapat suatu tonjolan pada

prosesus alveolaris.

4.      Melihatadanyasisaakargigi

5.      Menelitikeadaanvitalitasgigi

6.      Memeriksanadanyakelainanperiapikal

Page 11: Gigi Tiruan Lengkap

f.       Oklusi

Hubungan gigi –gigi 6 dan 3 adalah mesioklusi, neutronklusi atau distoklusi. Hubungan

gigi 6 atas dan bawah yang normal (neutroklusi) dicapai bila tonjol mesiobukal gigi 6 atas

terletak pada ”groove” bukal gigi 6 bawah. Hubungan gigi 3 atas dan bawah yang normal

( neutroklusi ) dicapai bila tonjol gigi 3 atas terletak diantara dan berkontak dengan lereng distal

dari tonjol gigi 3 bawah dan lereng mesial dari tonjol bukal gigi 4 bawah.

Hubungan gigi - gigi depan dapat berupa :

a)      dalam arah horisontal : normal edge to edge atau cross bite

b)      dalamarah vertical : open bite, deep bite atau steep bite.

g.      Vestibulum

Merupakan celah antara mukosa bergerak dan tidak bergerak. Vestibulum diukur dari

dasar fornix hingga hingga puncak ridge.

1.      Cara pemeriksaan

Diperiksa menggunakan kaca mulut (nomor 3). Pemeriksaan dilakuka pada regio

posterior dan anterior terutama pada bagian yang tak bergigi, dimulai dari fornix sampai puncak

ridge. Sedangkan pada daerah yang masih ada giginya, dari dasar fornix sampai ke tepi gingival.

a.       Vestibulum dalam : Bila kaca mulut terbenam lebih dari setengah diameter

b.      Vestibulum dangkal : Bila kacamulut yang terbenam kurang dari setengah diameter kacamulut.

2.      Fungsi

Untuk retensi dan stabilitas gigi tiruan. Vestibulum yang lebih dalam lebih retentive

daripada yang dangkal.

Page 12: Gigi Tiruan Lengkap

h.      Bentuk Insisiv Pertama Atas

Susunan gigi pada tulang rahang membentuk sebuah lengkung yang memiliki bentuk dan

ukuran yang berbeda-beda tiap individu. Lengkung gigi adalag garis yang menghubungkan titik

kontak antar gigi. Lengkung gigi didukung oleh setiap gigi yang terletak di dalam suatu basis

tulang. Bentuk lengkung berdasarkan bagian anterior kurve dapat dikategorikan menjadi tiga

yaitu : ovoid, tepered, dan square. Ketiga bentuk lengkung memiliki kemiripan yang cukup

tinggi sehingga sulit dibedakan. Untuk parameter yang digunakan untuk menentukan hal-hal apa

saja yang mempengaruhi bentuk rahang yaitu interkaninus, intermolar, tinggi kaninus dan tinggi

molar.

i.        Frenulum

Frenulum yaitu lipatan jaringan lunak yang menahan pergerakan organ yang dapat

bergerak, termasuk lidah. Frenulum labialis pada rahang atas dan bawah dan frenulum lingualis

Page 13: Gigi Tiruan Lengkap

pada rahang bawah merupakan struktur yang perlekatannya seringkali dekat dengan puncak

residual ridge

1.      Cara Pemeriksaan

Pemeriksaan frenulum meliputi tinggi-rendahnya perlekatan masing-masing. Frenulum

lingualis pada rahang bawah dan f.labialis pada rahang atas/bawah merupakan struktur yang

perlekatannya seringkali dekat dengan puncak residual ridge. Perlekatan semacam ini akan

mengganggu penutupan tepi (seal) dan stabilitas gigi tiruan.Letak perlekatan frenulum dapat

digolongkan:

  Tinggi : bila perlekatannya hampir sampai ke puncak residual ridge.

  Sedang : bila eprlekatannya kira-kira di tengah antara puncak ridge dan fornix.

  Rendah : bila perlekatannya dekat dengan fornix.

2. Fungsi

Untuk retensi dan estetik. Frenulum yang tinggi dapat meng-ganggu penutupan tepi

(seal) dan stabilitas geligi tiruan.

j.        Bentuk Ridge

Ridge merupakan puncak tulang alveolar.

1.      Cara pemeriksaan

Cara memeriksa bentuk ridge adalah dengan palpasi ridge pada bagian edentulus.

Terdapat empat macam bentuk ridge antara lain :

square : lebih

menguntungkan daya retentifnya

ovoid : lebih bagus untuk stabilisasi

Page 14: Gigi Tiruan Lengkap

tapering : daya retentifnya jelek, tidak menguntungkan

flat : tidak menguntungkan

2.      Fungsi

Bentuk ridge berhubungan dengan – retensi dan stabilitas. Bentuk ridge square

mempunyai retensi yang paling baik karena mempunyai luas penampang yang luas. Bentuk

ridge ovoid mempunyai stabilitas yang baik. Bentuk ridge tapering, memerlukan relief agar

dapat retentif . Bentuk ridge flat merupakan bentuk yang paling tidak menguntungkan terhadap

retensi dan stabilitas.

k.     Relasi Ridge Posterior Transversal

l.        Bentuk Dalam Palatum

Berfungsi untuk retensi dan stabilitas. Terdapat empat bentuk palatum, yaitu :

1)      Square: paling menguntungkan

2)      Ovoid : menguntungkan

3)      Tapering : tidak menguntungkan

4)      Flat : tidak menguntungkan

m.    Torus Palatina

Merupakan tonjolan tulang yang terdapat pada garis tengah palatum. Fungsinya untuk

stabilisasi gigi tiruan. Torus palatina ini ada yang besar, sedang dan kecil. Pemeriksaannya

dengan memakai burnisher, denngan menekan beberapa tempat sehingga dapat dirasakan

perbedaan kekenyalan jaringan.

n.      Torus Mandibula

Cara pemeriksaannya sama seperti torus palatinus, pemeriksaan dengan cara menekan

daerah palatum menggunakan burnisher. Bila terasa ada daerah keras dan daerah tersebut

berwarna putih bila ditekan maka terdapat torus mandibularis.

Kehadiran torus mandibularis dapat mempersulit upaya untuk memperoleh gigi tiruan

yang nyaman karena tepi-tepi gigi tiruan langsung menekan mukosa yang menutupi tonjolan

tulang tersebut. Dalam hal demikian perlu dilakukan pengambilan torus secara torektomi.

Biasanya dilakukan pengambilan pada tulang ini bila pada pemasangan gigi tiruan dirasakan bisa

mengganggu kestabilan gigi tiruan tersebut.

Page 15: Gigi Tiruan Lengkap

o.      Tuber Maxilaris

Disini dapat dilihat besar, sedang atau kecilnya dari satu sisi maupun dua sisi. Bentuk

tuber maxilaris yang besar sangat berguna untuk retensi gigi geligi tiruan didaerah undercut.

Apabila hanya besar pada satu sisinya dapat diatasi dengan mencari arah pasangnya.

p.      Eksostosis

Merupakan tonjolan tulang pada prossesus alveolaris yang berbentuk membulat seperti

tonus palatinus, torus mandibula serta tajam akibat pencabutan gigi bila diraba, terasa sakit dan

tidak dapat digerakkan.

Cara pemeriksaannya dengan melakukan palpasi, bila terdapat eksostosis dan

mengganggu fungsi gigi tiruan maka dilakukan tindakan pembedahan (alveolektomi) atau di

relief. Fungsi diadakannya pemeriksaan ini untuk mengetahui ada atau tidaknya tulang menonjol

dan terasa sakit akibat pencabutan yang tidak beraturan dan dapat mempengaruhi pemakaian gigi

tiruan.

q.      Rongga Retromylohyoid

Merupakan perlekatan otot didaerah antara molar 2 dan molar 3 disebelah lingual.

Daerah ini penting untuk penting untuk daerah retensi gigi tiruan. Pemeriksaannya dilakukan

pada daerah lingual didaerah gigi M2 dan M3 rahang bawah dengan kaca mulut. Kaca mulut

yang terbenam lebih setengahnya menunnjukkan daerah retro yang dalam, retro dangkal: kaca

mulut terbenam kurang dari setengahnya, retro sedang : kaca mulut terbenam kira-kira

setengahnya.

BAB III

PEMBAHASAN

Page 16: Gigi Tiruan Lengkap

       I.            FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETENSI DAN STABILISASI DENTURE

Faktor retensi dan stabilisasi adalah faktor yang penting dalam keberhasilan gigi tiruan lengkap.

Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi GTL:

a.    Faktor fisis: Peripherial seal, efektifitas peripherial seal sangat mempengaruhi efek retensi dari

tekananatmosfer. Posisi terbaik peripherial seal adalah di sekeliling tepi gigi tiruan yaitu pada

permukaan bukal gigitiruan atas, pada permukaan bukal gigi tiruan bawah.Peripherial seal

bersambung dengan Postdam padarahang atas menjadi sirkular seal. Sirkular seal ini berfungsi

membendung agar udara dari luar tidak dapatmasuk ke dalam basis gigi tiruan (fitting surface)

dan mukosa sehingga tekanan atmosfer di dalamnya tetapterjaga. Apabila pada sirkular seal

terdapat kebocoran (seal tidak utuh/terputus) maka protesa akan mudahlepas. Hal inilah yang

harus dihindari dan menjadi penyebab utama terjadinya kegagalan dalam pembuatanprotesa gigi

tiruan lengkap.Postdam, diletakkan tepat disebelah anterior garis getar dari palatum molle

dekatfovea palatina.

b.    Adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut. Ketepatan kontak antara basis gigi

tiruan denganmukosa mulut, tergantung dari efektivitas gaya-gaya fisik dari adhesi dan kohesi,

yang bersama-sama dikenalsebagai adhesi selektif.

c.    Perluasan basis gigi tiruan yang menempel pada mukosa (fitting surface). Retensi gigi tiruan

berbandinglangsung dengan luas daerah yang ditutupi oleh basis gigi tiruan.

d.   Residual Ridge, karena disini tidak ada lagi gigi yang dapat dipakai sebagai pegangan terutama

pada rahangatas.

e.    Faktor kompresibilitas jaringan lunak dan tulang di bawahnya untuk menghindari rasa sakit dan

terlepasnyagigi tiruan saat berfungsi

f.     Pemasangan gigi geligi yang penting terutama untuk gigi anterior (depan) karena harus

mengingat estetis (ukuran,bentuk, warna) walaupun tidak kalah pentingnya untuk pemasangan

gigi posterior (belakang) yang tidak harus samaukurannya dengan gigi asli, tetapi lebih kecil,

untuk mengurangi permukaan pengunyahan supaya tekanan padawaktu penguyahan tidak

Page 17: Gigi Tiruan Lengkap

memberatkan jaringan pendukung.

g.    Untuk pemasangan gigi yang harus diperhatikan adalah personality expression, umur, jenis

kelamin yang mananantinya akan berpengaruh dalam pemilihan ukuran, warna dan kontur gigi.

Disamping itu juga perlu diperhatikan keberadaan over bite, over jet, curve von spee, curve

monson, agardiperoleh suatu keadaan yang diharapkan pada pembuatan gigi tiruan l

Faktor penyulit retensi dan stabilisasi gigi tiruan

Empat factor penting agar gigi tiruan penuh dapat berfungsi secara efisien adalah

cukupnya dukungan, retensi, keseimbangan otot dan keseimbangan oklusi. Factor-faktor retensi

gigi tiruan seperti adhesi, kohesi, tegangan permukaan interfasial dan daya tarik menarik kapiler

terjadi karena adanya saliva dalam rongga mulut. saliva berfungsi sebagai lubrikan dan bantalan

basis GTP dan jaringan lunak.

Saliva dengan viskositas cair dalam jumlah yang banyak dapat membasahi anatomi gigi

tiruan sehingga mempertinggi tegangan permukaan. Sedangkan saliva yang banyak dengan

viskositas kental menjadi factor penyulit karena mudah melepas gigi tiruan. Pada penderita

xerostomia saliva menjadi sangat berkurang sehingga akan mengurangi retensi yang berakibat

pada berkurangnya stabilisasi dan proteksi mekanis gigi tiruan dukungan jaringan lunak oleh

selapis tipis saliva. Oleh karena itu pada penderita xerostomia pembuatan GTP bisa disertai

dengan reservoir sebagai wadah untuk menyimpan sediaan saliva buatan.

Selain adanya saliva, retensi dan stabilitas gigi tiruan juga dipengaruhi oleh kondisi

anatomi landmark rongga mulut yang bersifat baik mendukung dan ada yang mempersulit. Pada

gigi tiruan lengkap rahang bawah, batas posterior bagian sayap lingual dapat diperluas kea rah

posteroinferior ke ruang retromylohyoid sehingga menghasilkan retensi dan stabilisasi gigi

tiruan. Apabila kedalaman ruang ini lebih dari setengah kaca mulut nomer 3, menunujukkan

bahwa daerah tersebut dalam dan dapat memberikan retensi yang efektif. Akan tetapi apabila

daerah tersebut dangkal, akan mempersulit retensi yang efektif.

Kondisi GTL yang longgar dapat dikarenakan oleh :

1.      Adanya perubahan dimensi (thermal dan stress) gigi tiruan yang dipakai

2.      Adanya factor intra oral, contoh resorbsi tulang alveolar

Page 18: Gigi Tiruan Lengkap

3.      Adanya factor psikologis pasien, contoh usia pasien lanjut

4.      Adanya factor patologis, contoh osteoporosis

Page 19: Gigi Tiruan Lengkap

II. PROSEDUR PEMBUATAN GTL (TAHAPAN, DESAIN, DAN PEMILIHAN BAHAN)

2.1 Komponen Gigi Tiruan Lengkap

Komponen – komponen gigi tiruan lengkap antara lain :

1.     Basis

Merupakan bagian gigi yang menggantikan tulang alveolaryang sudah hilang, dan

berfungsi mendukung (elemen) gigi tiruan. Di desain sesuai diatas sisa alveolar ridge dan

disekitar gingiva.

2.     Flange

Bagian dari basis yang membentang diatas mukosa, melekat dari margin servikal gigi

hingga batas gigi tiruan

3.     Post Dam

Retensi dari gigi tiruan rahang atas yang tergantung dari suction seal.

4.     Gigi tiruan

Elemen atau gigi tiruan merupakan bagian geligi tiruan sebagian lepasan yang berfungsi

menggantikan gigi asli yang hilang. Dalam seleksi elemen ada metode pemilihan gigi anterior

dan posterior serta faktor-faktor yang harus diperhatikan, yaitu ukura, bentuk, tekstur

permukaan, warna, dan bahan elemen.

2.2 Design Gigi TiruanMaterial : Basis akrilik ,Anasir gigi akrilik

Alasan pemilihan akrilik :

         Disesuaikan dengan kondisi ekonomi pasien yang kurang mampu, harga akrilik lebih terjangkau

dibandingkan bahan yang lainnya

         Mudah dalam manipulasi dan pemakaiannya

         OH pasien buruk, sehingga dibutuhkan bahan yang mudah bidersihkan, akrilik mudah

dibersihkan

         warna menyerupai elemen gigi asli dan warna gingival

Page 20: Gigi Tiruan Lengkap

Torus palatine yang besar, dilakukan pembebasan torus, dengan cara relief of chamber menggunakan tin foil yang diletakkan di model sebelum dilakukan packing akrilik, sehingga didapatkan suatu ruang untuk torus.Desain gigi tiruan dengan relief of chamber pada palatum