gestalt

24

Upload: bkupstegal

Post on 15-Jan-2017

48 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gestalt
Page 2: Gestalt

KONSEP DASAR

Pandangan tentang Manusia

• Manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan.

• Setiap individu bukan semata-mata merupakan penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya, melainkan merupakan suatu koordinasi semua bagian tersebut.

Page 3: Gestalt

• Tingkah laku manusia pada dasarnya mengacu kepada gestalt. Manusia membentuk suatu “keseluruhan yang berarti” dari fenomena lingkungannya.

• Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah lakunya

Page 4: Gestalt

• Manusia sanggup menyadari pengaruh masa lampau terhadap masa sekarang

• Manusia memiliki kesanggupan memikul tanggung jawab pribadi dan hidup sebagai pribadi yang integrated

• Manusia mampu mengatur dan mengarahkan hidupnya secara efektif.

Page 5: Gestalt

Pandangan tentang Kepribadian

• Kepribadian : produk dari interaksi antara individu dengan lingkungan yang dipersepsinya.

• Dorongan utama individu adalah untuk mencapai self actualization dan self regulation, yang dapat dicapai melalui tiga tahap, yaitu social, psychophysical, dan spiritual.

Page 6: Gestalt

ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH

• Individu bermasalah : terganggu atau bahkan terjadi ketidaksimbangan keseimbangan antara apa yang harus (self-image) dan apa yang diinginkan (self),

sehingga menghalangi individu untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan, untuk tumbuh, berkembang, dan beraktualisasi

Page 7: Gestalt

• Ketidakmampun mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan tingkah laku

• Kecemasan : gap/kesenjangan sekarang dan yang akan datang

• Unfinished Business : perasaan, pikiran, tingkah laku yang terlambat/ tidak sampai finis dinyatan/ disalurkan

Page 8: Gestalt

• Wujud tingkah laku bermasalah :

a. Kepribadian kaku . b. Tidak mau bebas-bertanggung jawab, ingin tetap tergantungc. Menolak berhubungan dengan lingkungand. Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapie. Menolak kebutuhan diri sendirif. Melihat diri sendiri dalam kontinum “hitam-putih” .

Page 9: Gestalt

TUJUAN KONSELING • Membantu klien agar berani mengahadapi berbagai

macam tantangan maupun kenyataan yang harus dihadapi.

Klien dapat berubah dari ketergantungan kepada orang lain/lingkungan menjadi percaya pada diri sendiri, menyadari dan menemukan bahwa ia dapat berbuat banyak untuk pengembangan dirinya

Page 10: Gestalt

Tujuan operasional konseling gestalt

• Membantu klien agar memperoleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan, serta mendapatkan insight secara penuh tentang keadaan hidupnya saat ini

• Membantu klien memahami kekuatan-kekuatannya sendiri dan menggunakannya dalam kehiduoan sehari-hari

Page 11: Gestalt

• Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan orang lain ke mengatur diri sendiri (to be true to himself)

• Meningkatkan kesadaran agar dapat bertingkah laku menurut prinsip-prinsip Gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed bussines) yang muncul dan selalu akan muncul dapat diatasi dengan baik.

Page 12: Gestalt

DESKRIPSI PROSES KONSELING

• Konseling bersifat aktif, konfrontatif, yang menekankan apa dan bagaimana keadaan klien sekarang serta hambatan-hambatan apa yang muncul dalam kesadarannya.

• Konselor tidak membuat penafsiran terhadap tingkah laku klien tetapi mengembangkan cara-cara membuat penafsiran sendiri

Page 13: Gestalt

• Klien mengenal dan menemukan urusan yang tidak terselesaikan yang menghambat fungsi dirinya sekarang

• Melibatkan hubungan pribadi dengan pribadi

• Konselor menghindarkan diri dari keinginannya untuk melakukan diagnosis, interpretasi maupun berkhotbah.

• Konselor merupakan instrument bukan teknisi

Page 14: Gestalt

• Fase-fase Proses Konseling : Fase pertama, - konselor mengembangkan pertemuan konseling, agar tercapai situasi yang memungkinkan perubahan-perubahan yang diharapkan pada klien.

- Pola hubungan yang diciptakan untuk setiap klien berbeda, karena masing-masing klien mempunyai keunikan sebagai individu serta memiliki kebutuhan yang bergantung kepada masalah yang harus dipecahkan.

Page 15: Gestalt

• Fase kedua,

- konselor berusaha meyakinkan dan mengkondisikan klien untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan sesuai dengan kondisi klien.

- Ada dua hal yang dilakukan konselor : 1. Membangkitkan motivasi klien, dalam hal ini klien diberi kesempatan untuk menyampaikan dan

menyadari ketidaksenangannya atau ketidakpuasannya.

Page 16: Gestalt

2. Mengembangkan rapport agar pada klien timbul rasa percaya diri untuk mengatasi masalahnya

Fase ketiga, - konselor mendorong klien utk menyatakan perasaan-perasaannya pada saat ini, bukan menceritakan pengalaman masa lalu atau harapan-harapan masa datang.

Page 17: Gestalt

- Klien diberi kesempatan untuk mengalami kembali segala perasaan dan perbuatan pada masa lalu, dalam situasi di sini dan saat ini.

- Konselor berusaha menemukan celah- celah kepribadian atau aspek-aspek kepribadian yang hilang, dari sini dapat ditentukan apa yang harus dilakukan.

Page 18: Gestalt

• Fase keempat, - Klien telah memperoleh pemahaman dan penyadaran tentang dirinya, tindakannya, dan perasaannya, maka sampai pada fase akhir

- Klien menunjukkan ciri-ciri yg menunjukkan integritas kepribadiannya sebagai individu yang unik dan manusiawi.

Page 19: Gestalt

- Klien telah memiliki kepercayaan pada potensinya, selalu menyadari dirinya, sadar dan bertanggung jawab atas sifat otonominya, perbuatannya,perasaan- perasaannya, pikiran-pikirannya.

- Klien secara sadar dan bertanggung jawab memutuskan untuk “melepaskan” diri dari konselor, dan siap untuk mengembangan

potensi

Page 20: Gestalt

TEKNIK KONSELING a. Proses pengawalan, yaitu konselor bersedia membantu klien tetapi tidak akan bisa mengubah klien, konselor menekankan agar klien mengambil tanggung jawab atas tingkah lakunya, klienlah yang dapat mengubah dirinya sendiri.

Page 21: Gestalt

b. Orientasi sekarang dan di sini, yaitu dalam proses konseling konselor tidak merekonstruksi masa lalu atau motif-motif

tidak sadar, tetapi memfokuskan keadaan sekarang. Masa lalu hanya dalam kaitannya

dengan keadaan sekarang.

konselor tidak bertanya dgn pertanyaan mengapa”.

Page 22: Gestalt

c. Orientasi Eksperiensial, yaitu teknik yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran klien tentang diri sendiri dan masalah-masalahnya, sehingga klien menjadi lebih bertangungjawab dan mampu mengintegrasikan kembali dirinya.

- Permainan dialog - Konfrontasi

Page 23: Gestalt

KETERBATASAN PENDEKATAN

1. Pendekatan gestalt cenderung kurang memperhatikan faktor kognitif2. Pendekatan gestalt menekankan tanggung jawab atas diri sendiri, tetapi mengabaikan tanggung jawab pada orang lain

Page 24: Gestalt

3. Menjadi tidak produktf bila menggunaan teknik-teknik gestalt dikembangkan secara mekanis

4. Dapat terjadi klien sering bereaksi negatif terhadap sejumlah teknik gestalt karena merasa dirinya dianggap anak kecil atau orang bodoh.