gerakan pemikiran modern

27
GERAKAN PEMBAHARUAN UMAT ISLAM Makalah Oleh Kelompok 12 Ilusi Pangarti (109016300031) Riah Elsa Fitri (109016300027) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Upload: ilusi-pangarti

Post on 05-Dec-2014

169 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

gerakan pemikiran modern

TRANSCRIPT

Page 1: Gerakan Pemikiran Modern

GERAKAN PEMBAHARUAN UMAT ISLAM

Makalah

Oleh

Kelompok 12

Ilusi Pangarti (109016300031)

Riah Elsa Fitri (109016300027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 2: Gerakan Pemikiran Modern

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pemberi Petunjuk, tempat kita

memasrahkan segalanya, Yang Maha Memelihara, Yang Maha mendatangkan

bahaya dan manfaat. Shalawat dan salam kami sampaikan kepada junjungan kita,

manusia pilihan dan teladan kita, Rasulullah Muhammad Saw., beserta keluarga,

para sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman, amin.

Alhamdulillah, dengan rasa syukur ke hadirat Allah SWT yang dengan

rahmat dan inayah-Nya makalah “Gerakan Pembahruan Umat Islam“ ini telah

selesai kami susun sebagai salah satu bentuk apresiasi potensi kami. Kemudian

dengan bekal keterbatasan yang kami punya, kami melakukan beberapa upaya

untuk mencari tahu dengan memanfaatkan teknologi yang ada.

Rasa terima kasih yang tak terhingga disampaikan kepada dosen kami

yang telah memberi banyak pengarahan dan penjelasan, tentang semua hal yang

berkaitan dengan apa yang kami butuhkan, dan atas bimbingannyalah kami dapat

menyusun dan menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya, semoga tulisan ini dapat mencapai sasarannya dan berguna bagi

kita semua. Semoga kita tak pernah puas dengan ilmu yang kita dapat hari ini, dan

tidak pernah berhenti untuk mencari. Mohon maaf atas segala kesalahan, karena

kekurangan murni datang dari kami dan kesempurnaan hanya milik Allah.

Semoga Allah SWT memberikan cahaya-Nya bagi jiwa dan fikiran kita demi

hidup yang lebih baik. Amin.

Penyusun

Page 3: Gerakan Pemikiran Modern

BAB I

PENDAHULUAN

Sejarah umat manusia telah menyaksikan kebangkitan dan keruntuhan

kerajaan – kerajaan yang luas berikut kebudayaannya masing – masing.

Barangkali tak ada kebangkitan yang lebih seru untuk dibahas selain gerakan

pembaharuan umat islam, baik karena cepat meluasnya maupun perkembangan

warisan budaya yang kaya itu.

Pembaharuan islam menampilkan sistem yang cocok, sikap pandang yang

mendunia dan pandangan hidup yang memberi arti dan arah hidup kepada

pemeluk – pemeluk Islam selama dua belas abad lamanya. Namun pada zaman

modern (abad – abad ke-19 dan ke-20) agama Islam tampaknya menghadapi

tantangan – tantangan yang paling berat, baik dibidang politik maupun ideologik.

Dalam makalah ini kami mencoba membahas,apa itu pembaharuan, faktor

– faktor pembaharuan islam menurut beberapa pendapat, tokoh – tokoh

pembaharuan umat islam seperti Al – Tahtawi, Jamaluddin Al – Afghani,

Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid Ridha, Sultan Mahmud II, Sayyid

Akhmad Khan, dan Muhammad Iqbal. Selain itu, dalam makalah ini juga dibahas

gerakan – gerakan pembaharuan Islam di berbagai negara seperti Mesir, Turki,

dan India – Pakistan.

Sumber ajaran Islam adalah al Quran dan hadits. Keduanya lalu

ditafsirkan, tafsir itu merupakan hasil pemikiran mufasir. Pemikiran itulah

sebenarnya yang membentuk sikap dan perilaku kaum muslimin. Tatkala suatu

pemikiran dimunculkan dan dianggap sesuai dengan keadaan zaman, pemikiran

tersebut diterima oleh masyarakat Islam masa itu. Tetapi lama kelamaan situasi

berubah. Pemikiran tadi adakalanya tidak sesuai lagi dengan keadaan yang baru.

Maka para pemikir memikirkan kembali hasil pemikiran lama untuk disesuaikan

dengan keadaan baru. Tatkala pemikiran ulang itu dilakukan dan disesuaikan

dengan zaman modern, hasil pemikiran itu disebut modernisasi pemikiran Islam.

Page 4: Gerakan Pemikiran Modern

Pembaruan dalam Islam dilakukan berdasarkan pemikiran baru tersebut. Jadi,

pada hakikatnya, istilah pembaharuan atau modernisasi itu sama saja, yaitu

penerapan pemikiran modern dalam memajukan Islam dan umat Islam.

Kondisi zaman modern ditandai oleh penggunaan rasio dalam kehidupan.

Karena itu, pada dasarnya, pembaharuan atau modernisasi dalam Islam identik

dengan rasionalisasi. Pemikiran rasional dalam Islam dipengaruhi oleh persepsi

tentang tingginya kedudukan akal dalam Islam. Persepsi ini bertemu dengan

persepsi yang sama dari Yunani yang sudah masuk ke dunia Islam. Tetapi, jika

pemikiran rasional Islam itu bersifat religius, maka pemikiran rasional Yunani

bercorak sekuler.

Untuk memahami pemikiran modern dalam Islam, sebaiknya lebih dahulu

diketahui garis besar sejarah umat Islam sejak awal sampai zaman modern.

Page 5: Gerakan Pemikiran Modern

BAB II

PEMBAHAHASAN

A. Pengertian pembaharuan

Pembaharuan yang dimaksud disini adalah pembaharuan yang kata

padanannya dalam bahasa Arab ialah tajdid, bukan bid’ah, ibda’ atau ibtida’.

Sebab, meskipun kata-kata ini juga mengandung makna kebaruan, pembaharuan

ataupun pembuatan hal baru, konotasinya negative karena secara semantic

mengandung arti pembuatan hal baru dalam agama. Secara kebahasaan sebetulnya

kata-kata bid’ah dan tasyrifnya mempunyai arti kreativitas atau daya cipta. Maka

dalam al Quran pun Tuhan disebutkan sebagai al-Badi’, Maha Kreatif atau Maha

berdaya cipta (QS. 2:59 dan 6:101). Dan jika Nabi SAW bersabda agar kita

berbudi dengan mencontoh budi Tuhan, maka kreativitas atau daya cipta adalah

hal yang sangat terpuji. Namun sudah dikatakan, tentu saja yang terpuji itu

bukanlah kreativitas atau daya cipta dalam hal agama itu sendiri, seperti

kreativitas dan daya cipta dalam masalah ibadah murni. Maka sama sekali tidak

dapat dibenarkan, misalnya, menambah jumlah rakaat dalam shalat atau

memasukkan sesuatu yang sebenarnya hanya budaya belaka menjadi bagian dari

agama murni. Maka kreativitas atau daya cipta dalam hal keagamaan murni

(bukan dalam hal budaya keagamaan) sama dengan tindakan mengambil

wewenang Allah SWT dan Rasul-Nya. Ini suatu perbuatan yang sesungguhnya

tidak mungkin, sehingga yang memaksa melakukannya juga, menurut sabda Nabi

SAW adalah sesat.1

B. Pemikiran Islam Sebelum Periode Modern

Pada periode pertengahan, telah muncul pemikiran dan usaha

pembaharuan Islam dikerajaan Usmani di Turki. Akan tetapi usaha itu gagal

karena ditentang golongan militer dan ulama. Pada abad ke-17, kerajaan Usmani

1 Taufik Abdullah [et.al], Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Pemikiran Dan Peradaban, vol. 4 cet. III (Jakarta, Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005) hal: 9

Page 6: Gerakan Pemikiran Modern

mulai mengalami kekalahan dalam peperangan dengan Negara Eropa. Kekalahan

itu mendorong raja dan pemuka kerajaan Usmani untuk menyelidiki sebab-

sebabnya. Kemudian diketahui bahwa penyebabnya adalah ketertinggalan mereka

dalam teknologi militer. Mereka selidiki pula rahasia keunggulan Barat. Mereka

temukan bahwa rahasianya adalah karena Barat memiliki sains dan teknologi

tinggi yang diterapkan dalam kemiliteran.

Karena itulah, pada 1720, kerajaan Usmani mengangkat Celebi Mehmed

sebagai utusan kerajaan untuk Perancis. Dia bertugas mempelajari benteng-

benteng pertahanan, pabrik-pabrik, serta institusi-institusi Perancis lainnya.

Laporan Celebi Mehmed tertuang dalam bukunya, seferetname. Berdasarkan

laporan itu, diupayakanlah pembaharuan di Kerajaan Usmani.

Usaha pembaharuan itu mendapat tantangan. Tantangan pertama datang

dari tentara tetap yang disebut Janissary. Janissary mempunyai hubungan erat

dengan Tarekat Bektasyi yang berpengaruh besar dalam masyarakat. Tantangan

kedua datang dari pihak ulama. Ide-ide baru yang didatangkan dari Eropa itu

dianggap bertentangan dengan paham tradisional yang dianut masyarakat Islam

ketika itu. Karena itu, usaha pembaharuan pertama di Kerajaan Usmani tidak

berhasil seperti yang diharapkan.

Di India, sebelum periode modernisasi, muncul juga ide dan usaha

pembaharuan. Pada awal abad ke-18, kesultanan mogul memasuki zaman

kemunduran. Perang saudara untuk merebut kekuasaan sering terjadi. Golongan

hindu yang merupakan mayoritas, ingin melepaskan diri dari kekuasaan mogul.

Selain itu, inggris juga telah mulai memperbesar usahanya untuk memperoleh

daerah kekuasaan di India.

Suasana itu menyadarkan para pemimpin Islam India akan kelemahan

umat Islam. Salah seorang yang menyadari hal itu ialah Syah Waliyullah (1703-

1762) dari Delhi. Ia berpendapat Salah satu penyebab kelemahan umat Islam ialah

perubahan system pemerintahan dari system khilafah ke system kerajaan. System

Page 7: Gerakan Pemikiran Modern

pertama bersifat demokratis, sedang system kedua bersifat otokratis. Karena itu

system ke Khalifahan seperti pada masa al- Khulafa al-Rasyidun perlu dihidupkan

kembali.

Di Arab Saudi juga ada usaha pembaharuan sebelum periode modern yang

dipelopori oleh Mohammad bin Abdul Wahab (1703-1787). Menurut Wahab,

penyebab kelemahan umat Islam saat itu ialah tauhid umat Islam yang tidak lagi

murni. Kemurnian tauhid mereka telah dirusak oleh ajaran tarekat. Tarekat

menurut Muhammad bin Abdul Wahab, mengajarkan pemujaan kepada syekh dan

wali. Umat Islam menunaikan haji dan meminta pertolongan kekuburan-kuburan

syekh dan wali itu. Karenanya, semua hal itu harus diberantas. Ia juga

menganjurkan ijtihad. Inti pemikirannya adalah al-Quran dan hadislah sumber

ajaran Islam, taqlid kepada ulama tidak dibenarkan dan pintu ijtihad tidak tertutup.

Gerakan pembaharuan Islam juga muncul melalui tasawwuf. Gerakan ini

disebut neo sufisme, yaitu tasawwuf yang di perbaharui dan tampil dalam bentuk

aktifis. Neo sufisme berawal di Afrika Utara melalui tarekat sanusiyah. Sanusiyah

adalah cabang Ordo Idrisiyah yang didirikan di Arab Saudi oleh Ahmad Ibnu Idris

(w. 1837). Tarekatnya ini dinamakan juga Tariqah Muhammadiyyah.

Tujuan tarekat ini ialah memperbaharui moral kaum muslim melalui

tindakan politik. Tarekat ini membangun banyak tempat peribadatan. Yang paling

penting diantaranya adalah Di Kafra dan Jaghbub. Disana orang tidak hanya

diajari agama, tetapi juga dilatih menggunakan senjata dan didorong untuk

melibatkan diri dalam usaha professional seperti bertani dan berdagang.

Tarekat ini tidak bermaksud untuk menghilangkan ide tradisional tentang

kehidupan akhirat. Kehidupan akhirat itu tetap penting. Ide pembaharuan mereka

berada dalam batas pembaharuan moral dan kesejahteraan social. Mereka hanya

melakukan pergeseran dan penekanan, pergeseran inilah yang menandai fenomena

pembaharuan sufisme pada periode pra modern.2

2 Ibid, hal: 395

Page 8: Gerakan Pemikiran Modern

C . Pemikiran Islam Modern

1. Mesir

Pemikiran dan pembaharuan Islam di Mesir pada periode modern ditokohi

oleh cukup banyak pemikir, antara lain: Muhammad Ali Pasya (1765-1849) yang

bermodel reformisme Barat. Dia mempertautkan ekonomi Mesir dengan Eropa.

at-Tahtawi (1801-1873) memiliki pandangan bahwa rahasia pertumbuhan Eropa

terletak pada pikiran orang-orangnya yang bebas untuk berfikir secara kritis,

mengubah kebijakan lama dan menerapkan ilmu dan teknologi modern untuk

menyelesaikan masalah.3 Jamaluddin al-Afgani (1839-1897)yang mencoba

menanamkan kembali kepercayaan kepada kekuatan sendiri dengan melepas baju

apatis dan putus asa, Muhammad Abduh (1849-1905) yang mengumandangkan

panggilan jihad melawan penjajah , dan muridnya Rasyid Ridha (1865-1935)

yang membangkitkan ruh jihad dan ijtihad, mengumandangkan kembali kepada

Quran dan Sunnah, sebagai satu-satunya jalan untuk keluar dari kelemahan dan

kehinaan posisi.4

Secara garis besar isi pemikiran mereka diantaranya mengadakan

pembaharuan dalam bidang agama, social, dan ekonomi, memberantas tahayul

dan bid’ah yang masuk kedalam ajaran Islam, menghilangkan faham fatalisme

yang terdapat dikalangan umat Islam, menghilangkan faham salah yang dibawa

oleh tarekat tasawwuf, meningkatkan mutu pendidikan dan membela umat Islam

terhadap permainan politik Negara Barat.5

2. Turki

3 Akbar S. Ahmed, Rekonstruksi Sejarah Islam: Ditengah Pluralitas Agama Dan Peradaban, cet. II (Yogyakarta; Fajar Pustaka Baru, 2003) hal:1554 A.M. Saefuddin [et.al], Desekularisasi Pemikiran: Landasan Islamisasi, cet. IV (Bandung; Mizan, 1998) hal: 1775 Op. cit. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Pemikiran Dan Peradaban, hal: 397-401

Page 9: Gerakan Pemikiran Modern

Pemikiran dan pembaharuan Islam Turki pada periode modern dipimpin

oleh banyak tokoh pemikir, antara lain Sultan Mahmud II (1785-1839), tokoh-

tokoh Tanzimat (Mustafa Rasyid Pasya, Mustafa Sami, Mehmed Sadik Rifat

Pasya), tokoh-tokoh pemikir Usmani Muda (Ziya Pasya dan Namik Kemal), para

pemikir Turki Muda (Ahmad Riza, Pangeran Sabahuddin, Mehmed Murad),

tokoh-tokoh aliran Barat-Islam-Nasionalis dan Mustafa Kemal (1881-1938). Isi

pembaharuan tokoh-tokoh pemikir Turki diantaranya memisahkan urusan agama

dan urusan dunia, pembaharuan dibidang pemerintahan, pendidikan yaitu

pendidikan universal, ekonomi dan politik, juga westernisasi, sekularisasi dan

nasionalisme terbatas.6

3. India-pakistan

Pemikiran modern Islam di India-Pakistan merupakan kelanjutan

pemikiran Syah Waliyullah pada abad ke-18. pewaris mughal adalah yang paling

dekat dengan bangsa Eropa dalam kaitan dengan hubungan antara struktur

administrasi mereka dan yang pada akhirnya menjadi suatu struktur administrasi

kolonial. Pendidikan modern, transportasi dan terutama sekali struktur

administrasi distrik diciptakan oleh Inggris pada abad ke-19 ketika mereka

menjajah India. Selain itu isi pembaharuan mereka diantaranya menghilangkan

taqlid sekalipun pendapat empat imam besar, melawan penjajahan barat,

pembaharuan pendidikan yaitu mementingkan ilmu dan teknologi juga

menghargai kebebasan akal, tidak memusatkan pada ibadah dan akherat saja,

membuka kembali pintu ijtihad, dan emansipasi wanita.7Para penerusnya itu ialah

tokoh-tokoh pemikir gerakan Mujahidin (Syah Abdul Aziz dan Sayyid Ahmad

Syahid), Sayyid Ahmad Khan (1817-1898) dengan gerakan Aligarhnya yang

mewakili kepentingan elit bahasa Urdu dan bangsawan Muslim di India akhir

abad ke-19. retorika gerakan ini berfokus pada reformasi pendidikan. Sayyid Amir

Ali (1849-1928), Muhammad Iqbal (1876-1938) yang menawarkan formula baru

6 Ibid, hal: 402-4067 Irwandar, Dekonstruksi Pemikiran Islam: Idealitas Nilai dan Realitas Empiris, cet. I (Yogyakarta; Ar-Ruzz Media Press, 2003) hal: 146

Page 10: Gerakan Pemikiran Modern

tentang hubungan Islam dan Negara dalam berbagai dimensi. Ali Jinnah (1876-

1948), dan Abu Kalam Azzad (1888-1916). 8

D. Gerakan – Gerakan Modernisasi Islam

Satu demi satu negara Islam jatuh ke tangan bangsa barat yang giat

menyebarkan agama Kristen di abad 18 – 19 M. Umat islam baru merasa betapa

berat penderitaan yang dialami dibawah penjajahan orang kristen. Mereka mulai

sadar dan intropeksi diri, meneliti diri dalam segala aspek kehidupan, di bidang

keagamaan, politik, sosial, ekonomi dan lainnya.

Sesungguhnya kebangkitan umat islam ini sudah diramalkanatau

dikhawatirkan oleh para ahli barat dengan melihat faktor – faktor yang ada dalam

ajaran Islam itu sendiri. Scawen Blunt (1882) misalnya, mengemukakan 4 (empat)

faktor bagi kebangkitan Islam, yakni :

1. Ibadah haji (pilgrimage) yang dilakukan kaum muslimin tiap

tahun.

2. Khalifah (The Modern Question of the Caliphate) : ajaran khalifah

yang menetapkan kedaulatan bagi masing – masing negara dan bagi dunia

seluruhnya.

3. Adanya kota suci Mekkah (The Holy Mecca) yang setiap tahun

dikunjungi oleh beratus – ratus ribu kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia.

4. Reformasi menimbulkan kebangkitan Islam.9

Keempat faktor tersebut mendorong terciptanya kebangkitan dunia Islam.

Bangsa Eropa jauh sebelum kebangkitan dunia islam sudah merasa khawatir,

karena timbulnya ramalan tersebut. Mereka sudah bersiap – siap menghadapi

dunia islam yang akan bangkit itu. Mereka berusaha menghancurkan kekuatan

khalifah Islam yang saat itu berpusat di Turki. Kerajaan Turki direbutnya beramai

– ramai dalam perang Balkan tahun 1914 – 1918. Turki dalam masa

kemundurannya, tidak mampu manghadapi serangan Eropa. Seluruh daerah

kekuasaannya masuk ke wilayah bangsa Eropa, kecuali hanya negara Turki

8 Op.cit. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Pemikiran Dan Peradaban, hal: 407-4129

Page 11: Gerakan Pemikiran Modern

sendiri yang dapat dipertahankan sebagai negara nasional. Meskipun bangsa

Eropa berhasil merampas kedaulatan umat Islam dari kerajaan Turki, namun 3

faktor lainnya masih terus berjalan.

Lapthrop Stoddart, seorang penulis sejarah dari Amerika (1921), lebih

meyakinkan lagi kekhawatirannya terhadap dunia Islam, bahwa setelah Perang

Dunia I dan kerajaan Turki telah runtuh, kekuatan umat Islam bukanlah terletak

pada adanya kekhalifahan di Turki. Faktor yang sangat menentukan adalah ibadah

haji setiap tahunnya. Jumlah kaum muslimin yang melakukan ibadah haji setiap

tahun semakin bertambah. Ratusan juta umat islam dari berbagai negara pada

pada suatu saat akan berkumpul pada satu tempat. Mereka melakukan ibadah haji

dengan penuh kedamaian dan kesatuan antara umat islam dari satu negara dengan

negara lain.

Amir Syakib Arselan dalam bukunya Limadza Taakharal Muslimuna Wa

Taqaddama Ghairuna berpendapat bahwa kelemahan dan kemunduran umat Islam

karena mereka meninggalkan ajaran – ajaran agamanya, sedangkan yang lebih

maju karena mereka menjauhi ajaran – ajaran agama mereka yang menghambat

kemajuan.

Semenjak umat islam menyadari akan kemundurannya, timbullah ide

pembaharuan Islam. Tokoh – tokoh pembaharuan dunia Islam lahir untuk

mengajak umat Islam agar sadar, bangkit dan bangun dari kenyenyakan tidurnya,

agar mengerti bahwa bangsa Barat datang dan menjajah negara Islam bukan untuk

membangun, tetapi sebaliknya. Pada saat ini, ditengah padang pasir Arab Saudi

muncul seorang tokoh pembaharuan Islam bernama Muhammad bin Abdul

Wahab. Ia mengajak umat islam agar kembali kepada ajaran agama yang

sebenarnya, memberantas takhayul dan bid’ah (sesuatu yang tidak ada pada

zaman Nabi Muhammad SAW). Gerakan ini pada akhirnya trkenal dengan

Gerakan Wahabi.

Tokoh – tokoh pembaharuan Islam dalam masa sebelum abad ke 19 M,

antara lain adalah :

a. Gerakan Wahabi

Page 12: Gerakan Pemikiran Modern

Gerakan ini dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Ia lahir di

Nejed Saudi Arabia tahun 1704. Gerakan ini bertujuan untuk mengembalikan

ajaran – ajaran agama Islam sesuai dengan yang ada dalam Al-Qur’an dan Hadist

serta membersihkan dari faham – faham yang menyesatkan. Gerakan ini

menentang apa saja yang dipandang bid’ah dan takhayul. Segala pola pemikiran

dan aliran Muhammad bin Abdul Wahab, mendapat dukungan Muhammad bin

Su’ud, seorang kepala suku yang berkuasa di Nejed. Ia ikut aktif mengerakkan

faham – faham Muhammad bin Abdul Wahab. Ia ikut menyebarkan ajaran

Wahabi, membangkitkan kaum muslimin dari satu daerah ke daerah lain. Lambat

laun ajaran Wahabi tersebar luas ke seluruh pelosok dunia hingga ke Indonesia

yang dibawa oleh ulama – ulama Paderi tahun 1821.10

b. Tokoh pembaharu dunia Islam di Turki bernama Sultan Abdul

Hamid I ( 1725 – 1789), mempolopori gerakan khilafat yang bertujuan membina

persatuan seluruh Islam dunia Islam, berada dalam satu khilafat dalm menghadapi

perkembangan bangsa Barat.11

c. Tokoh pembaharu dunia Islam di Aljazair bernama Muhammad bin Sanusi

(1791 – 1859). Ia memimpin pergerakan solidaritas yang disebut gerakan Thariqat

Sanusiyah.

d. Tokoh pembaharu dunia islam lainnya adalah Syekh Waliyullah

(1703 – 1762). Mula – mula ia seorang pendidik dan pengarang. Ia melihat

kelemahan umat Islam yang dikarenakan :

Perobahan sistem pemerintah Islam dari kekhalifan ke sistem

kerajaan.

Perobahan dari sistem demokratis ke otokrasi / absolut.

Perpecahan di kalangan umat islam yang disebabkan oleh

timbulnya aliran – aliran.

Masuknya adat – istiadat dan ajaran bukan Islam ke dalm keyakinan

umat islam.

10 11

Page 13: Gerakan Pemikiran Modern

Terdorong beberapa sebab tersebut, Syekh Waliyullah menyerukan

kembali ke sistem pemerintahan seperti yang dilakukan oleh Khulafur Rasyidin

dengan mengutamakan demokrasi dan kepentingan rakyat dalam pemerintahan.

E. Tokoh – Tokoh Pembaharu Islam

Pada abad ke – 19 M, semakin bertambah jelas kebangkitan umat Islam di

seluruh pelosok dunia Islam. Gerakan – gerakan pembaharu Islam pada abad ke –

19 M ini, adalah sebagai penerus atau kelanjutan dari abad sebelumnya. Diantara

pembaharu / mujaddid di abad ke – 19 M adalah :

a. Al – Tahtawi (1801 – 1873)

Nama lengkapnya adalah Rifaah Badawi Rufi Al - Tahtawi seorang

pemikir pembaharuan dunuia Islam. Ia mendalami ilmu – ilmu barat dari sarjana

Perancis dan dari pergaulannya dengan ulama Al – Azhar. Sebagai ulama besar, ia

telah menyalin buku – buku Perancis, seperti buku Montesque, Voltaire dan

Rousseu ke dalam bahasa Arab. Ia mendirikan sekolah penterjemah yang meliputi

bahasa Arab, Perancis, Turki, Persia, dan Itali. Buku – buku karangannya yang

merupakan konsep pemikiran, adalah :

Tahlish Ibriz Ala Talkris Baris (Intisari dari Penjelasan tentang

Paris)

Manahij Babil Mishriyah Fi Manahij Adabil Ashriyah (Jalan Bagi

Orang Mesir Menuju Sastra Modern).

Almursyid Al – Amin Li Albanat Wa Albanin (Petunjuk Pendidikan

Putera dan Puteri).

Al – Qaulus Sadid Fi Al – Ijtihad Wa Altaqlid (Pendapat Benar

Tentang Ijtihad dan Taqlid).

b. Jamaluddin Al – Afghani (1837 – 1897)

Page 14: Gerakan Pemikiran Modern

Ia seorang tokoh berkebangsaan Afghanistan, Ia lahir di Assadabad Persi

dan wafat di Istambul. Ia memiliki kecerdasan otak yang luar biasa, pribadinya

sangat menarik dan penuh semangat.

Pada tahun 1892 Jamaluddin Al – Afghani pindah ke Istambul atas

undangan Sultan Hamid untuk ikut memikirkan pelaksanaan politik Islam,

menghadapi bangsa Eropa. Keinginan Sultan Abdul Hamid yang ingin meminta

pendapat Jamaluddin Al – Afghani gagal, karena beliau seorang pemimpin yang

diktator, sedangkan Jamaluddin Al – Afghani orang yang mengutamakan

demokrasi (musyawarah). Karena perselisihan pendapat dalam politik

pemerintahan, maka Jamaluddin Al – Afghani ditahan Sultan Abdul Hamid

hingga wafat. Selama hayatnya, Jamaluddin lebih mengutamakan pembaharuan di

bidang soal – soal agama. Meskipun demikian, perjuangan Jamaluddin Al –

Afghani dititikberatkan pada perjuangan pembaharuan Islam. Karena

pembaharuan politik kenegaraan Jamaluddin didasarkan atas pembaharuan Islam.

Jamaluddin Al – Afghani membentuk gerakan Pan – Islamisme yang

berpusat di Kabul, Afghanistan. Pergerakan ini menghendaki kemajuan umat

Islam dengan jalan mempergunakan aliran pikiran modern dan menghendaki

persatuan umat Islam di bawah satu pemerintahan Islam pusat, seperti pada zaman

khalifah dahulu.

c. Muhammad Abduh (1849 – 1905)

Ia putera Mesir dari keluarga petani miskin. Ketika masih menyelesaikan

belajarnya di Universitas Al – Azhar Mesir, ia bertemu dengan tokoh penggerak

Pan – Islamisme Jamaluddin Al – Afghani yang kebetulan menetap di Mesir

selama 8 tahun. Sebagai tokoh gerakan Pan – Islamisme dan murid Jamaluddin, ia

telah banyak menduduki jabatan – jabatan penting. Ia diusir dari Mesir bersama

Jamaluddin karena terlibat dalam resolusi Urabi Pasya. Dari Mesir, ia berdua

menuju ke Paris. Disana mereka mendirikan organisasi dan menerbitkan majalah

Al – Urwatul Wusqa. Setelah beberapa tahun menetap di Paris, ia diperbolehkan

pulang kembali ke Mesir dan kemudian diangkat menjadi rektor Universitas Al –

Page 15: Gerakan Pemikiran Modern

Azhar. Sebagai pimpinan Universitas Al – Azhar, ia mengadakan perombakan dan

perbaikan – perbaikan, yaitu memasukkan mata kuliah Filsafat Islam yang masih

dianggap tabu dan merobah metode pengajaran.

d. Muhammad Rasyid Ridha (1865 – 1935)

Tokoh ini kelahiran Al – Qalamun Libanon. Ia belajar kepada seorang

guru Syekh Husein Al – Jasr, mufti besar Tripoli, kemudian tahun 1898 pindah ke

Mesir, berguru kepada Muhammad Abduh (gurunya) menerbitkan majalah

Almanar yang bertujuan sama dengan Al – Urwatul Wusqo di Paris. Di dalam

majalah tersebut, Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Ridha yang

menuangkan sistem pembaharuan / tajdid di bidang agama, sosial, ekonomi, dan

memberantas bid’ah, faham – faham ynag bertentangan dengan alirannya dan

meningkatkan mutu pendidikan dan membela umat Islam terhadap permainan

politik negara – negara Barat.

e. Sultan Mahmud II dari Turki (1785 – 1839)

Ia lebih menitikberatkan pada pembinanaan di bidang militer. Melihat

kerajaan dalam kelemahan, maka perlu membentuk korps baru yang dilatih oleh

pelatih dari Eropa. Ia lebih bersikap demokratis dan menghapus adat – istiadat

yang mengganggu serta mengurangi hak – hak kaum bangsawan. Kelanjutan

pembaharuan Sultan Muhammad II, muncul usaha untuk mengatur, menyusun

dan memperbaiki peraturan dan perundang – undangan sesuai dengan tuntutan

pembaharuan. Usaha ini dipelopori oleh Mustafa Rasyid Pasya kelahiran Istambul

pada tahun 1800. Tahun 1839 menjabat Menteri Luar Negeri dan selanjutnya

Perdana Menteri.

Menurut pendapatnya, kemajuan Eropa itu disebabkan karena tidak terlalu

terikat dengan adat – istiadat agama. Tokoh pembaharu lainnya ialah Memed

Shadik Ri’at (1807 – 1856). Ia diangkat menjadi pembantu Menteri Luar Negeri,

menjadi Menteri keuangan dan akhirnya menjadi Dewan Tandhimat yaitu yang

Page 16: Gerakan Pemikiran Modern

mengatur dan menyusun serta memperbaiki peraturan dan perundang – undangan

yang sesuai dengan tuntutan pembaharuan.

f. Sayyid Akhmad Khan (1817 – 1898)

Ia lahir di Delhi tahun 1817 sebagai putera seorang bangsawan tinngi.

Sayyid Akhmad Khan sebagai pelopor gerakan modemisme dalam islam, yaitu

sebagai kelanjutan gerakan Mujahidin yang didirikan oleh Syekh Waliyullah ad

Dahlawi. Bangsa Inggris memberi gelar “ Sir “ karena jasanya menyelamatkan

orang – orang Inggris ketika terjadi pemberontakan pada tahun 1857.

Pola pemikirannya, umat Islam India harus bekerja sama dengan Inggris

yang saat itu masih memegang kekuasaan penuh untuk memperoleh kedudukan

yang lebih tinggi. Umat Islam India menentang pemerintah Inggris yang akan

membuat kehancuran dan kemunduran dan akhirnya akan ketinggalan dari

masyarakat Hindu. Umat Islam harus mampu mengejar kelemahan –

kelemahannya dengan mempelajari ilmu – ilmu tehnologi dari barat termasuk

Inggris.

Siasat Sayyid Ahmad Khan terhadap Inggris, ia berusaha menghilangkan

kecurigaan Inggris terhadap Inggris terhadap umat Islam India. Dianjurkannya

kepada Inggris tidak ikut mencampuri urusan agama rakyat India dan agar

membendung misi kristen.

Sayyid Ahmad khan mendirikan sekolah “Muhammaden Anglo Oriental

College (MAOC)” pada tahun 1878. Berdirinya sekolah tersebut membangkitkan

umat Islam India dan Pakistan di saat sekarang. Mendirikan juga Muhammaden

Educational Conference pada tahun 1886.

Sikapnya yang radikal membuat kawan – kawannya atau tokoh pembaharu

lainnya yang banyak menentang.

Jamaluddin Al – Afghani menentang dalam bukunya berjudul “ Ar – Radd

alad Dahriyyin” (jawaban bagi kaum materialis). Sekolahnya MAOC yang

berbaur Inggris mendapat tantangan dari sana – sini. Lawan – lawannya telah

menganggap kafir. Tetapi semua itu tidak dihiraukan oleh Sayyid Ahmad Khan.

Page 17: Gerakan Pemikiran Modern

Sayyid Ahmad beserta kawan – kawannya mendirikan sebuah Universitas Islam

Aligarh sebagai pusat gerakan pembaharu Islam India.

Gerakan Aligarh ini menjadi penggerak utama terwujudnya pembaharuan

di kalangan umat Islam India, yang meningkatkan umat Islam India bangkit

menuju kemajuan. Pengaruhnya sangat besar pada golongan Intelek Islam India.

g. Muhammad Iqbal (1896 – 1938)

Seseorang tokoh kelahiran Punjab memperoleh gelar MA di Lahore. Ia

melanjutkan studinya ke Universitas Cambrige Inggris tahun 1905

memperdalami filsafat.

Memperoleh gelar PhD (Philosofi Doctor) dalam tasawwuf dari

Universitas Munich Jerman dengan disertasinya “The Development of

Metaphysics in Persia” (Perkembangan Metapisika di Persia). Akhirnya pulang ke

Lahore tahun 1908 sebagai pengacara dan dosen filsafat.

Hasil – hasil ceramahnya di berbagai universitas di India dibukukan

dengan judul “The Reconstruction of Religius Thougth in Islam” (Membangun

kembali pikiran – pikiran agama dalam Islam).

Pada tahun 1938 menjabat sebagai Presiden Liga Muslimin. Menurut

pendapatnya, kemunduran umat Islam dikarenakan beku dalam berfikir yang

semata – mata mementingkan urusan agama tidak menghiraukan urusan dunia.

Di samping sebagai pembaharu, ia seorang filosuf dan penyair Islam

terbesar.

Page 18: Gerakan Pemikiran Modern

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan, bahwa periode pemikiran

pembahruan Islam terbagi menjadi dua, yaitu; periode pra modern dan periode

modern. Timbulnya pemikiran pembaharuan lebih disebabkan kekalahan umat

Islam dengan Negara Barat, baik militer, ekonomi, pendidikan dan politik. Hal

inilah yang membuat para pemikir muslim gerah dan berusaha berfikir dengan

menggunakan metode Barat.

Pembagian periode pemikiran pembaharuan Islam yang kita bahas pada

makalah ini berbeda dengan pembagian periode menurut Fazlur Rahman. Ia

membagi periode pemikiran pembaharuan Islam menjadi empat bagian, yaitu;

revivalisme pra-modernis, modernisme klasik, neo-revivalisme dan neo-

modernisme.

Ada (empat) faktor bagi kebangkitan Islam, yakni :

1. Ibadah haji (pilgrimage) yang dilakukan kaum muslimin tiap tahun.

2. Khalifah (The Modern Question of the Caliphate) : ajaran khalifah

yang menetapkan kedaulatan bagi masing – masing negara dan bagi

dunia seluruhnya.

3. Adanya kota suci Mekkah (The Holy Mecca) yang setiap tahun

dikunjungi oleh beratus – ratus ribu kaum muslimin dari berbagai

penjuru dunia.

4. Reformasi menimbulkan kebangkitan Islam.

Tokoh – tokoh pembaharuan umat islam seperti Al – Tahtawi, Jamaluddin

Al – Afghani, Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid Ridha, Sultan Mahmud II,

Sayyid Akhmad Khan, dan Muhammad Iqbal.