geometri peledakan
DESCRIPTION
geometri peledakanTRANSCRIPT
Geometri PeledakanFaktor-Faktor yang mempengaruhi kemampuan pemboran dan peledakan:
1.Arah Pemboran
2.Pola pemboran dan Peledakan
3.Waktu daur dan jam kerja efektif alat bor
4.Geometri Peledakan
Arah Pemboran:
Arah lubang bor vertikal:
Keuntungan:
1. Pada ketinggian jenjang yang sama, maka kedalaman lubang bor vertikal lebih pendek dari pada lubang bor miring, sehingga waktu pemboran yangdiperoleh lebih cepat.
2. Untuk menempatkan alat pada titik atau posisi batuan yang akan dibor tidak memerlukan ketelitian yang cermat sehingga waktu untuk melakukan manuver lebih cepat.
3. Kecepatan penetrasi alat bor akan lebih cepat karena kurangnya gesekan yang timbul dari dinding lubang bor terhadap batang bor.
4. Pelemparan batuan hasil peledakan lebih dekat.
Kerugian:
1. Mudah terjadi kelongsoran pada jenjang
2. Kemungkinan adanya bongkahan yang besar
3. Kemungkinan terjadi tonjolan pada lantai jenjang.
– Arah lubang bor miring:
Keuntungan:
1. Memperkecil bahaya longsor pada jenjang
2. Memperbaiki fragmentasi batuan
3. Hasil peledakan mempunyai permukaan yang lebih rata
Kerugian:
1.Kemungkinan terjadinya pelemparan batuan yang lebih jauh.
2. Pada ketinggian jenjang yang sama maka kedalaman lubang bor yang dibuat
lebih panjang dari pada lubang bor vertikal, sehingga membutuhkan waktu
pemboran yang lebih lama.
3. Membutuhkan ketelitian yang cermat untuk menempatkan alat bor pada titik
atau posisi dengan kemiringan tertentu, sehingga membutuhkan waktu
manuver yang agak lama.
Pola Pemboran
Pola Bujur Sangkar
-Keuntungan:
1. Untuk menentukan lubang yang akan dibor lebih mudah karena ukuran
burden sama dengan ukuran spasing ( B = S ). Pada`baris yang sama
dan baris yang berlainan dibuat sejajar dengan lubang yang akan dibor
sehingga waktu untuk menempatkan alat bor lebih cepat.
2. Pengaturan waktu tunda (delay) peledakan pada pola ini adalah berbentuk
V, sehingga hasil peledakannya terkumpul pada tempat tertentu.
– Kerugian:
1. Volume batuan yang tak terkena pengaruh penyebaran energi bahan
peledak lebih banyak sehingga memungkinkan terjadinya bongkahan
( boulder ) pada batuan hasil peledakan.
2. Secara teoritis, makin banyak lubang ledak yang dibuat makin banyak pula
nomor delay.
Pola Zig-Zag
– Keuntungan:
1. Dapat memberikan keseimbangan tekanan yang baik, sehingga
volume batuan yang tak terkena pengaruh penyebaran energi bahan
peledak lebih kecil
2. Secara teoritis, delay yang digunakan pada pola ini tidak terlalu
banyak, karena dalam satu baris lubang ledak nomor delay yang
digunakan sama.
-Kerugian:
1.Waktu untuk menempatkan alat bor pada titik yang akan dibor lebih
lama, karena ukuran burden tidak sama dengan ukuran spacing dan
lubang bor yang akan dibuat tidak sejajar dengan baris yang berlainan.
2. Batuan hasil peledakan akan menyebar karena peledakannya serentak pada baris yang
sama dan beruntun pada baris berikutnya
Waktu daur dan jam kerja efektif alat bor:
Jam kerja efektif alat bor adalah jumlah waktu atau jam yang benar
benar digunakan untuk berproduksi. Jam kerja efektif dapat ditingkatkan
dengan cara menghindari waktu kelambatan-kelambatan yang mungkin
dapat dihindari.
Untuk menentukan jam kerja efektif dari suatu alat bor dapat ditentukan
dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
EU = W/T x 100%
Dimana: EU = Efektive Utilization/ waktu efektif
W = Jam kerja terpakai per hari
T = Total jam kerja per hari
1.Physical Avaibility (Efisiensi operasional):
Tingkat kemampuan alat untuk berproduksi yang dipengaruhi oleh operator.
PA = W + S/T x 100%
2. Mechanical Avaibility (Efisiensi mekanis):
Tingkat kemampuan alat untuk berproduksi yang dipengaruhi oleh faktor mekanis
seperti pengisian bahan bakar dan perbaikan suku cadang.
MA = W/W + R x 100%
3. Use of Avaibility (Efisiensi waktu):
Tingkat penggunaan alat atau pemakaian alat dalam kondisi siap pakai atau
dapat digunakan.
UA = W/W + S x 100%
4. Efektivitas utilization (Efisiensi kerja):
Tingkat produktivitas alat (jam kerja yang produktif) atau waktu yang digunakan
alat-alat mekanis untuk beroperasi dari waktu kerja yang telah disediakan.
EU = W/T x 100%
Perhitungan kemampuan pemboran dan peledakan:
Produksi pemboran dan peledakan ditentukan oleh beberapa hal, antara lain:
1. Kecepatan pemboran
Kecepatan pemboran di lapangan dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus:
Vt = Hrt/Ctrt (meter/menit)
Dimana:
Vt = kecepatan pemboran (meter/menit)
Hrt = Rata-rata kedalaman pemboran (meter)
Ctrt = Cycle time pemboran rata-rata
2. Volume equivalen (volume setara)
Merupakan suatu angka yang menyatakan setiap meter atau feet
pemboran setara dengan jumlah volume atau berat tertentu material
atau batuan yang diledakkan, dinyatakan dalam m3 per meter.
Volume equivalen dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Veq = B x S x L/H (m3/meter)
Dimana:
Veq = Volume equivalen (m3/meter)
B = Burden (meter)
S = Spasing (meter)
L = Tinggi jenjang à Dimana tinggi jenjang diperoleh dari: H – J
H = Kedalaman lubang bor (meter)
3. Kemampuan produksi per lubang bor:
Merupakan kemampuan produksi dari alat bor yang dioperasikan
berdasarkan volume equivalen pada kedalaman pemboran tertentu.
Kemampuan produksi lubang bor dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus:
P = Veq x H x D
Dimana:
P = Kemampuan produksi per lubang bor
H = Kedalaman lubang bor
Veq = Volume equivalen
D = Berat jenis batu gamping insitu (2,2 ton/m3)
4. Kemampuan produksi lubang bor berdasarkan geometri peledakan
Dapat ditentukan sebagai berikut:
x = Kecepatan pemboran x 60 menit x effisiensin kerja/kedalaman lubang bor
x = Jumlah lubang bor yang dihasilkan per jam
Untuk menentukan produksi satu lubang bor berdasarkan geometri peledakan adalah:
P = B x S x L x D
Dimana: P = Produksi satu lubang bor (ton)
B = Burden (m)
S = Spacing (m)
L = Tinggi jenjang (m)
D = Density batu gamping (ton/m3)