genetika tumbuhan acara v

18

Click here to load reader

Upload: fachri-sani-haris

Post on 05-Jul-2015

511 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Uploaded from Google Docs

TRANSCRIPT

Page 1: Genetika Tumbuhan acara V

1

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA TUMBUHAN

ACARA V

PERSILANGAN DIHIBRID

Semester:

Genap 2008/2009

Oleh :

Nama : Fachri Sani Haris

NIM : A1C008054

Rombongan : F2

LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO 2009

Page 2: Genetika Tumbuhan acara V

2

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuh dan berkembang adalah suatu proses kehidupan yang dialami

oleh seluruh makhluk hidup,bagaimana suatu organisme mempertahankan

jenisnya adalah dengan menghasilkan keturunan agar jenisnya tidak punah, pada

hakekatnya setiap organisme menurunkan sifatnya kepada individu yang baru

dilahirkan, pewarisan sifat dari.induk kepada keturunannya adalah hal yang

dipelajari dalam genetika. Gregor Johan Mendel adalah orang yang pertama

melakukan percobaan tentang pewarisan sifat pada percobaannya ia menyatakan

adanya dua persilangan yaitu persilangan monohibrid dan dihibrid.

Mendel dalam hasil karyanya telah menjelaskan bahwa persilangan

monohibrida atau persilangan sederhana yang hanya memperhatikan satu sifat

beda menghasilkan F2 dengan perbandingan dominan : resesif = 3 : 1, sedangkan

dihibrid merupakan perkawinan individu dengan dua tanda beda akan

menghasilkan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.

B. Tujuan

1. Memahami Hukum Mendel baik pada persilangan monohibrid ataupun

persilangan dihibrid.

2. Mengetahui bagaimana terjadinya penurunan sifat pada suatu

organisme.

3. Mengenal lalat Drosophila melanogaster.

4. Melakukan percobaan dengan menggunakan benih kacang kedelai dan

lalat Drosophila melanogaster.

Page 3: Genetika Tumbuhan acara V

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Makhluk hidup tersusun atas sel, didalam sel itulah informasi genetika

terdapat, tepatnya didalam gen yang terletak dalam kromososm, Mendel dalam

percobaannya telah mengemukakan bahwa ada suatu bagian dari sel yang

mengatur pewarisan individu tapi Mendel tidak mengetahui bagian sel yang

dimaksud itu apa.

Mendel melakukan penyilangan dengan menggunakan kacang kapri

(Pisum sativum), alasan Mendel menggunakan kacang kapri antara lain adalah

kacang kapri memiliki pasangan sifat beda yang mencolok, mudah dilakukan

penyilangan dan keturunan yang dihasilkan banyak. Genotipe adalah sifat atau

karakter yang ditentukan oleh gen. Ada yang menyebut genotipe sebagai faktor

bawaan atau bakat. Genotipe bersifat menurun dan diwariskan kepada

keturunannya. Akan tetapi pengaruh genotipe tidak selalu tampak sebab sangat

tergantung pada lingkungannya. Sifat yang tampak dari luar disebut fenotipe.

Fenotipe merupakan paduan antara genotipe dan lingkungannya. Hukum Mendel I

dikenal sebagai Hukum segregasi bebas dimana selama proses meiosis

berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak

berpasangan lagi dan Hukum Mendel II dikenal sebagai Hukum asortasi atau

Hukum berpasangan secara bebas. Menurut hukum ini, setiap gen atau sifat dapat

berpasangan secara bebas dengan gen atau sifat lainnya. Meskipun demikian, gen

untuk satu sifat tidak berpengaruh pada gen untuk sifat yang lain yang bukan

alelnya (Yatim,1980).

Penggunaan lalat drosophila dalam banyak percobaan dikarenakan karena

lalat drosophila mudah didapat, pemeliharaannya mudah dan murah, siklus hidup

pendek, mudah dibedakan antara lalat berkelamin betina dan lalat berkelamin

jantan, jumlah keturunan yang dihasilkan dalam satu siklus hidupnya sangat

banyak, memiliki banyak mutan, jumlahn kromosomnya sedikit, memiliki

kromosom raksaksa dan Drosophila jantan tidak mengalami pindah silang.

Page 4: Genetika Tumbuhan acara V

4

III. BAHAN DAN ALAT

A. Persilangan Monohibrid

1. Bahan

a. Benih Kacang kedelai

b. tanah yang digemburkan

c. Air

2. Alat

a. Seedbox

b. Gayung

c. Kertas

d. Alat tulis

B. Persilangan dihibrid

1. Bahan

a. Lalat Drosophila

b. Kroroform

c. Makanan lalat

2. Alat

a. Pinset

b. Luv

c. Gelas petridish

d. Alat tulis

e. Kertas

C. Pengenalan Lalat Drosophila

1. Bahan

Page 5: Genetika Tumbuhan acara V

5

a. Lalat Drsophila

b. kroroform

c. Makanan lalat

2. Alat

a. Pinset

b. Plastik

c. Luv

d. Gelas petridis

e. Botol

f. Kapas

g. Alat tulis

h. Kertas

IV. PROSEDUR KERJA

A. Persilangan Monohibrid

1. Tanam biji populasi p1, p2, p3, f1 dan f2 pada seedbox berisi tanah.

Page 6: Genetika Tumbuhan acara V

6

2. Biarkan biji kedelai tumbuh dan berkecambah.

3. Amati warna batang yang muncul (Putih atau ungu).

4. Tabulasikan warna batang biji.

5. Lakukan uji Chi-square.

B. Persilangan Dihibrid

1. Pilihlah 10-20 pasang lalat Drosophila dengan dua tanda beda tertentu

untuk dikawinkan.

2. Setelah nampak terbentuk pupa (6-7 hari setelah dikawinkan), semua

induk persilangan harus dibuang sebelum pupa-pupa tersebut menjadi

imago.

3. Lakukan pengamatan pada keturunana pertamanya (F1). Apabila

terdapat lebih dari satu macam fenotip, persilangan ini tidak dapat

diteruskan hingga F1 karena hasil seperti ini menunjukkan bahwa

betina yang digunakan ada yang tidak virgin. Jika hanya terdapat satu

macam fenotip, maka dilanjutkan sampai diperoleh generasi F2.

4. Lakukan pengamatan pada keturunan F2. Bedakan dan hitung sesuai

dengan fenotipnya.

5. Lakukan Uji Chi-square.

C. Pengenalan Lalat Drosophila

1. Persiapkan botol atau plastik

2. Teteskan 3 sampai 4 kloroform kekapas

3. Kapas dimasukkan keplastik

4. Botol dimasukkan kedalam plastik tersebut

5. Lalat yang sudah terbius ditaruh dicawan petridish

Page 7: Genetika Tumbuhan acara V

7

V. HASIL PENGAMATAN

A. Monohibrid

Hasil monohibrid pada tanaman kedelai

Ungu = 43 Putih = 15

Perbandingan = 3 : 1 2x tabel = 3.84 Ungu Putih ∑

Page 8: Genetika Tumbuhan acara V

8

O 43 15 58

E 4

58 .3 = 43,5 4

58 .1 = 14,5 58

EO 5,4343 = 0,5 5,1415 = 0,5 1

21EO

215,0 = 0

215,0 = 0 0

EEO2

21

5,430 2 = 0 5,140 2 = 0 0

2X 0 0, 0

Keterangan: 2x pengambilan < 2x tabel

0 < 3,84

Ho diterima, maka keturunan hasil persilangan sesuai dengan perbandingan 3 : 1.

B. Dihibrid

Normal = 22 Eboni = 13 Putih = 4 Eboni mata putih = 2

Pebandingan 9 : 3 : 3 : 1 2X tabel = 7,82

Normal Eboni Putih

Eboni +

Putih ∑

O 22 13 4 2 41

E 1641 .9 =

23,0625

1641 .3 =

7,6875

1641 .3 =

7,6875

1641 .1 =

2,5625 41

Page 9: Genetika Tumbuhan acara V

9

O-E

22 –

23,0625 =

-1,0625

13 – 7,6875

= 5,3125

4 – 7,6875 =

-3,6875

2- 2,55625

= -0,5625 0

2EO 21,0625-

= 1,1289

25,3125 =

28,2226

2 3,6875- =

13,5796

20,5625- =

0,3164

43,265

5

E

EO 2 0625,231289,1 =

0,0489

6875,72226,28 =

3,6712

6875,75796,13 =

1,7687

5625,23164,0 =

0,1234

5,6122

2X 0,0489 3,6712 1,7687 0,1234 5,6122

Keterangan: 2x pengambilan < 2x tabel

5,6122 < 7,82

Ho diterima, Maka keturunan hasil persilangan sesuai dengan perbandingan 9 : 3 :

3 : 1.

Dihibrid (lalat drosophila).

Meja Normal Eboni Putih Campuran

1

2

3

7

8

7

5

3

5

2

1

1

0

0

2

Total 22 13 4 2

Page 10: Genetika Tumbuhan acara V

10

C. Pengenalan Lalat Drosophila

1. Lalat jantan

2. Lalat Betina

Page 11: Genetika Tumbuhan acara V

11

Keterangan : Lalat betina memiliki ukuran yang lebih besar daripada lalat jantan

dan

Pada lalat jantan segmen hitam pada ujung abdomen lebih besar

dibanding betinanya.

VI. PEMBAHASAN

A. Persilangan Monohibrid

Hukum Mendel ada dua yaitu Hukum Mendel I dan hukum Mendel II,

Pada monohibrid berlaku hukum Mendel I. Hukum Mendel I dikenal sebagai

Hukum segregasi bebas dimana selama proses meiosis berlangsung, pasangan-

pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi. Setiap

set kromosom itu terkandung didalam satu sel gamet. Misal induk Aa akan

menghasilkan gamet A dan a. Prinsip ini dikenal dengan prinsip segregasi bebas.

Dengan demikian setiap sel gamet hanya mengandung satu gen dari alelnya. Pada

waktu fertilisasi sperma bersatu secara acak dengan ovum untuk membentuk

Individu baru. Hukum Mendel satu merupakan kajian dari persilangan

monohibrida yaitu perkawinan dengan satu sifat beda. Dimana persilangan

monohibrida menghasilkan F2 dengan perbandingan dominan : resesif = 3 : 1 (

Andi 2009 ).

Monohibrid merupakan persilangan yang hanya memperhatikan satu sifat

beda. Misalnya perbedaan warna batang pada tanaman kedelai yang telah

Page 12: Genetika Tumbuhan acara V

12

dilakukan dalam percobaan ini. Percobaan ini dilakukan melalui tahapan-tahapan,

tahapan pertama kita siapkan seedbox yang telah diisi dengan tanah yang telah

delembabkan, kemudian tabur secara merata biji kedelai yang telah disediakan,

tunggu kurang lebih dua minggu hingga kecambah mulai tumbuh dan terlihat jelas

warna batang yang dihasilkan.

Hasil yang didapatkan percobaan kali ini adalah 43 batang kedelai

berwarna ungu dan 15 batang berwarna putih dari data yang ada dilakukan uji

square dan didapatkan hasil 2x pengambilan lebih kecil dari 2x table hal ini

menyatakkan bahwa Ho diterima, maka keturunan hasil persilangan sesuai dengan

perbandingan 3 : 1 atau sesuai dengan hukum Mendel I.

B. Persilangan dihibrid

Pada Persilangan dihibrid berlaku Hukum Mendel II. Hukum Mendel II

dikenal sebagai Hukum asortasi atau Hukum berpasangan secara bebas. Menurut

hukum ini, setiap gen atau sifat dapat berpasangan secara bebas dengan gen atau

sifat lainnya. Meskipun demikian, gen untuk satu sifat tidak berpengaruh pada gen

untuk sifat yang lain yang bukan alelnya. Hukum Mendal II merupakan kajian

dari persilanganan dihibrida, yaitu persilangan menggunakan dua sifat beda.

Misalnya pada persilangan antara tanaman biji bulat warna kuning dengan biji

keriput warna hijau diperoleh keturunan biji bulat warna kuning. Dari hasil

persilangan tersebut dapat diduga bahwa sifat bulat dan kuning merupakan sifat

dominan sedangkan sifat keriput dan hijau merupakan sifat resesif. Oleh karena

setiap gen dapat berpasangan secara bebas maka hasil persilangan antar sesama F1

memperoleh hasil tanaman bulat kuning, keriput kuning, bulat hijau, dan keriput

hijau. Pada persilangan menghasilkan F2 dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1 (

Crowder,1993).

Pada percobaan ini kita melakukan persilangan dihibrid menggunakan

lalat Drosophila melanogaster. Lalat drosophila normal adalah lalat yang

memiliki warna mata merah, badan kelabu dan sayap lurus panjang. Lalat

drsophila memiliki banyak mutan diantaranya adalah :

Page 13: Genetika Tumbuhan acara V

13

1. Lalat tak bermata

2. Lalat bermata kuning

3. Lalat bersayap pendek

4. Lalat yang memiliki kaki dikepala

5. Lalat Eboni

6. Lalat bermata putih

7. Lalat bersayap gelombang

8. Lalat bermata oranye

Dibawah ini adlah contoh gambar lalat-lalat Mutan :

(V.A. Shevchenko)

Diatas adalah contoh lalat-lat yang bermutasi pada bagian sayapnya. Lalat

pertama dan kedua adalah lalat normal, lalat ketiga adalah lalat bersayap pendek,

lalat keempat adalah lalat bersayap pendek sebelah, lalat kelima adalah lalat

bersayap gelombang dan lalat terhir adalah lalat tidak bersayap.

Page 14: Genetika Tumbuhan acara V

14

Pada percobaan yang dilakukan yang diamati adalah lalat dengan sifat :

1. Lalat Normal

2. Lalat Eboni

3. Lalat bermata Putih

4. Lalat eboni bermata Putih

Dari percobaan yang dilakukan didapat 22 lalat normal, 13 lalat eboni, 4

lalat bermat putih dan 2 lalat eboni bermata putih kemudian Data tersebut

diujidengan chi square dan didapatkan 2x pengambilan lebih kecil dari 2x tabel

yang artinya Ho diterima, Maka keturunan hasil persilangan sesuai dengan

perbandingan 9 : 3 : 3 : 1 sesuai dengan hukum mendel II.

Page 15: Genetika Tumbuhan acara V

15

C. Pengenalan Lalat drosophila

Praktikum kali ini terutama praktikum persilangan dihibrid menggunakan

lalat drosophila oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mengenal dan

mengetahui bagaimana ciri-ciri lalat Drosophila melanogaster. Siklus hidup lalat

drosophila sangat pendek yaitu sekitar 10 hingga 15 hari tergantung suhu

lingkungan. Semakin tinggi suhu lingkungan semakin pendek siklus yang dapat

dicapai,suhu diatas 30 C dapat menyebabkan lalat steril atau bahkan dapat

menyebabkan kematian.

Hal yang paling penting adalah membedakan antara lalat jantan dan lalat

betina, perhatikan gambar dibawah ini :

Keterangan : Lalat bagian atas adalah lalat jantan dan lalat bagian bawah adalah

Page 16: Genetika Tumbuhan acara V

16

lalat betina

Dari gambar diatas kita dapat mengetahui apa saja yang membedakan lalat

jantan dengan lalat betina. Dilihat dari ukuran tubuhnya Drosophila betina

biasanya sedikit lebih besar dibandingkan dengan jantannya. Abdomen posterior

betina berakhir lancip dan memiliki segmen garis tipis yang relatif sama pada

dorsalnya dari tengah hingga ujung, sedangkan abdomen posterior jantan berujung

berujung tumpul dan segmen bagian hitam dibagian ujungnya jauh lebih besar dan

lebih pekat dibandingkan dengan segmen bagian hitam diatasnya, hal ini

mengakibatkan ujung ventral abdomen jantan terlihat berpigmen sedangkan yang

betina tidak namapak berpigmen.

Page 17: Genetika Tumbuhan acara V

17

VII. KESIMPULAN

1. Hukum Mendel I merupakan kajian dari persilangan monohibrid dan

Hukum Mendel II merupakan kajian dari persilangan dihibrid.

2. Drosophila melanogaster merupakan lalat yang memiliki banyak mutan.

3. Drosophila jantan relatif lebih kecil dibandingkan drosophila betina.

4. Pada tanaman kedelai perbandingan antara batang berwarna ungu dan

batang berwarna putih adalah 3:1.

5. Pada lalat drosophila perbandingan antara lalat normal, lalat eboni, lalat

bermata putih dan lalat eboni bermata putih adalah 9 : 3 : 3 : 1.

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: Genetika Tumbuhan acara V

18

Andi. 29 april 2009. Monohibrid dan Dihibrid. http://biologi-

community.blogspot.com/2009/04/.diakses pada tangga 10 Juni 2009.

Crowder, L.V. 1993. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

V.A. Shevchenko. Drosophila melanogaster.

http://qspace.library.queensu.ca/html/1974/136/bithorax.htm. diakses

pada tanggal 10 Juni 2009.

Yatim, Wildan. 1980.Genetika. Bandung: Tarsito.