gas bumi
DESCRIPTION
Gas BumiTRANSCRIPT
TUGAS PENGGANTI KUIS
SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI
GAS BUMI
DISUSUN OLEH:
Denny Wijaya
03021281419073
A
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2016
A. Definisi Gas Bumi
Gas alam sering juga disebut sebagai gas Bumi atau gas rawa, adalah bahan bakar
fosil berbentuk gas yang terutama terdiri darimetana C H 4). Ia dapat ditemukan di ladang
minyak, ladang gas Bumi dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang kaya dengan metana
diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari
fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat
pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan.
Bahan utama dalam gas alam adalah metana, gas (atau senyawa) yang terdiri dari satu
atom karbon dan empat atom hidrogen. Jutaan tahun lalu, sisa-sisa tanaman dan binatang
(diatom) membusuk dan tertutup dalam lapisan tebal. Sisa tanaman dan hewan yang disebut
bahan organik itu kemudian membusuk. Seiring waktu, pasir dan lumpur berubah menjadi
batu, menutupi bahan organik yang terjebak di bawah bebatuan. Tekanan dan panas
mengubah sebagian bahan organik menjadi batubara, sebagian menjadi minyak (petroleum),
dan sebagian menjadi gas alam - gelembung kecil gas tidak berbau.
B. Komposisi Kimia
Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang
merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung
molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8)
dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang). Gas alam juga
merupakan sumber utama untuk sumber gas helium.
Metana adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global ketika terlepas
ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang sumber energi yang
berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer bereaksi dengan ozon, memproduksi karbon
dioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari metana yang terlepas ke udara relatif hanya
berlangsung sesaat. Sumber metana yang berasal dari makhluk hidup kebanyakan berasal dari
rayap, ternak (mamalia) dan pertanian (diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100
juta ton per tahun secara berturut-turut).
Komponen %
Metana (CH4) 80-95
Etana (C2H6) 5-15
Propana (C3H8) and Butana (C4H10) < 5
Nitrogen, helium, karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), dan air dapat juga
terkandung di dalam gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam jumlah kecil.
Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya.
Campuran organosulfur dan hidrogen sulfida adalah kontaminan (pengotor) utama
dari gas yang harus dipisahkan. Gas dengan jumlah pengotor sulfur yang signifikan
dinamakan sour gas dan sering disebut juga sebagai "acid gas (gas asam)". Gas alam yang
telah diproses dan akan dijual bersifat tidak berasa dan tidak berbau. Akan tetapi, sebelum
gas tersebut didistribusikan ke pengguna akhir, biasanya gas tersebut diberi bau dengan
menambahkan thiol, agar dapat terdeteksi bila terjadi kebocoran gas. Gas alam yang telah
diproses itu sendiri sebenarnya tidak berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat
menyebabkan tercekiknya pernapasan karena ia dapat mengurangi kandungan oksigen di
udara pada level yang dapat membahayakan.
Gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan
menimbulkan ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung mudah tersebar
di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup, seperti dalam rumah, konsentrasi
gas dapat mencapai titik campuran yang mudah meledak, yang jika tersulut api, dapat
menyebabkan ledakan yang dapat menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang
berbahaya di udara adalah antara 5% hingga 15%.
Ledakan untuk gas alam terkompresi di kendaraan, umumnya tidak mengkhawatirkan
karena sifatnya yang lebih ringan, dan konsentrasi yang di luar rentang 5 - 15% yang dapat
menimbulkan ledakan.
C. Cara Mendapatkan Gas Bumi
Pencarian gas alam dimulai oleh ahli geologi, yang mempelajari struktur dan proses-
proses di Bumi. Mereka menemukan jenis batu yang mungkin mengandung gas dan deposit
minyak. Dewasa ini, alat ahli geologis termasuk diantaranya adalah survei seismik yang
digunakan untuk menemukan tempat yang tepat untuk mengebor sumur. Survei seismik
menggunakan gema dari sumber getaran di permukaan bumi (biasanya pad yang bergetar
dibawah mobil yang dibuat untuk tujuan ini) untuk mengumpulkan informasi tentang
bebatuan di bawahnya. Kadang-kadang diperlulukan sejumlah kecil dinamit untuk
memberikan getaran yang diinginkan.
Para ilmuwan dan insinyur mengeksplorasi area yang dipilih dengan mempelajari
sampel bebatuan dari bumi dan melakukan pengukuran. Jika situs tersebut tampak
menjanjikan, pengeboran dimulai. Beberapa daerah ini terdapat di darat, tetapi banyak juga
yang berada di lepas pantai, jauh di dalam laut. Setelah gas ditemukan, maka gas dialirkan ke
atas melalui sumur ke permukaan tanah dan masuk ke pipa besar.
Beberapa jenis gas juga didapatkan bersamaan dengan metana, seperti butana dan
propana (juga dikenal sebagai "produk antara"), dipisahkan dan dibersihkan di pabrik
pengolahan gas. Produk-antaranya, setelah dipisahkan, digunakan dalam berbagai cara.
Sebagai contoh, propana dapat digunakan untuk memasak di atas panggangan gas.
Gas alam yang dihasilkan dari sumur mungkin berisi hidrokarbon cair dan gas non-
hidrokarbon. Gas ini disebut gas alam "basah". Gas alam dipisahkan dari komponen ini di
lokasi dekat sumur atau di pabrik pengolahan gas alam. Hasilnya adalah gas yang kemudian
dianggap "kering" dan dikirim melalui jaringan pipa ke perusahaan distribusi lokal, dan,
selanjutnya, kepada konsumen.
Kita juga dapat menggunakan alat yang disebut "digester" yang dapat mengubah bahan
organik saat ini (tanaman, limbah hewan, dll yang baru mati) menjadi gas alam. Proses ini
menggantikan lama menunggu jutaan tahun untuk gas yang terbentuk secara alami.
Gas alam mentah terutama berasal dari salah satu dari tiga jenis sumur :
1. Sumur minyak mentah ;
2. Sumur gas ;
3. Sumur kondensat.
Gas alam yang keluar dari sumur minyak mentah biasanya disebut associated gas.
Gas ini ada sebagai gas di atas minyak mentah yang terbentuk didalam tanah, atau bisa
saja larut dalam minyak mentah.
Gas alam yang keluar dari sumur gas dan sumur kondensat, di mana ada sedikit atau
bahkan tidak ada kandungan minyak mentah disebut non-associated gas. Sumur gas
biasanya hanya memproduksi gas alam mentah, sedangkan sumur kondensat
menghasilkan gas alam mentah bersama dengan hidrokarbon berat molekul rendah. Gas
ini pada fase cair pada kondisi ambien contoh; pentana disebut sebagai gas alam kondensat
(kadang-kadang juga disebut bensin alami atau hanya kondensat).
Gas alam bisa disebut sweet gas ketika relatif bebas dari hidrogen sulfida, namun, gas
yang mengandung hidrogen sulfida disebut sour gas.
Gas alam mentah juga dapat berasal dari cadangan metana dalam pori-pori lapisan
batubara, dan terutama teradsorpsi ke permukaan batubara itu sendiri. Gas tersebut disebut
sebagai coalbed gas atau coalbed methane. Coalbed gas telah menjadi sumber energi
penting di akhir akhir ini.
D. Cara Pengolahan Gas Bumi
Proses Pengolahan Gas Alam adalah proses industri yang kompleks dirancang untuk
membersihkan gas alam mentah dengan memisahkan kotoran dan berbagai non-metana
hidrokarbon dan cairan untuk menghasilkan apa yang dikenal sebagai dry natural
gas. Pengolahan Gas alam dimulai sumur bor. Komposisi gas alam mentah yg diekstrak
dari sumur bor tergantung pada jenis, kedalaman, dan kondisi geologi daerah. Minyak dan
gas alam sering ditemukan bersama-sama dalam yang sama reservoir.
Gas alam yang dihasilkan dari sumur minyak umumnya diklasifikasikan
sebagai associated-dissolved, yang berarti bahwa gas alam dilarutkan dalam minyak mentah.
Kebanyakan gas alam mengandung senyawa hidro karbon, contoh seperti gas metana (CH4),
benzena (C6H6), dan butana (C4H10). Meskipun mereka berada dalam fase cair pada
tekanan bawah tanah, molekul-molekul akan menjadi gas pada saat tekanan atmosfer normal.
Secara kolektif, mereka disebut kondensat atau cairan gas alam (NGLs). Gas alam yang
diambil dari tambang batu bara dan tambang (coalbed methane) merupakan pengecualian
utama, yang pada dasarnya campuran dari sebagian besar metana dan karbon dioksida
(sekitar 10 persen).
Pabrik pengolahan gas alam memurnikan gas alam mentah yang diproduksi dari
ladang gas bawah tanah. Sebuah pabrik mensuplai gas alam lewat pipa-pipa yang
dapat digunakan sebagai bahan bakar oleh perumahan, komersial dan industri konsumen.
Pada proses pengolahan, kontaminan akan dihilangkan dan hidrokarbon yg lebih berat akan
diolah lagi untuk keperluan komersial lainnya.
Untuk alasan ekonomi, beberapa pabrik pengolahan mungkin harus dirancang untuk
menghasilkan produk setengah jadi. Biasanya mengandung lebih dari 90 persen metana
murni dan lebih kecil jumlah etana nitrogen, karbon dioksida, dan kadang-kadang. Hal ini
dapat diproses lebih lanjut di pabrik hilir atau digunakan sebagai bahan baku untuk
pembuatan bahan kimia.
E. Penyimpanan dan Penyaluran
Metode penyimpanan gas alam dilakukan dengan "Natural Gas Underground
Storage", yakni suatu ruangan raksasa di bawah tanah yang lazim disebut sebagai "salt dome"
yakni kubah-kubah di bawah tanah yang terjadi dari reservoir sumber-sumber gas alam yang
telah depleted. Hal ini sangat tepat untuk negeri 4 musim. Pada musim panas saat pemakaian
gas untuk pemanas jauh berkurang (low demand), gas alam diinjeksikan melalui kompresor-
kompresor gas kedalam kubah di dalam tanah tersebut. Pada musim dingin, di mana terjadi
kebutuhan yang sangat signifikan, gas alam yang disimpan di dalam kubah bawah tanah
dikeluarkan untuk disalurkan kepada konsumen yang membutuhkan. Bagi perusahaan
(operator) penyedia gas alam, cara ini sangat membantu untuk menjaga stabilitas operasional
pasokan gas alam melalui jaringan pipa gas alam.
Pada dasarnya sistem transportasi gas alam meliputi :
Transportasi melalui pipa salur.
Transportasi dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG) dengan kapal tanker LNG
untuk pengangkutan jarak jauh.
Transportasi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG), baik di daratan dengan
road tanker maupun dengan kapal tanker CNG di laut, untuk jarak dekat dan
menengah (antar pulau).
Di Indonesia, Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Hilir Migas) telah menyusun Master
Plan "Sistem Jaringan Induk Transmisi Gas Nasional Terpadu". Dalam waktu yang tidak
lama lagi sistem jaringan pipa gas alam akan membentang sambung menyambung dari Aceh-
Sumatera Utara-Sumatera Tengah-Sumatera Selatan-Jawa-Sulawesi dan Kalimantan. Saat ini
jaringan pipa gas di Indonesia dimiliki oleh PERTAMINA dan PGN dan masih terlokalisir
terpisah-pisah pada daerah-daerah tertentu, misalnya di Sumatera Utara, Sumatera Tengah,
Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Timur.
Carrier LNG dapat digunakan untuk mentransportasi gas alam cair (liquefied natural gas,
LNG) menyebrangi samudra, sedangkan truk tangki dapat membawa gasa alam cair atau gas
alam terkompresi (compressed natural gas, CNG) dalam jarak dekat. Mereka dapat
mentransportasi gas alam secara langsung ke pengguna-akhir atau ke titik distribusi, seperti
jalur pipa untuk transportasi lebih lanjut. Hal ini masih membutuhkan biaya yang besar untuk
fasilitas tambahan untuk pencairan gas atau kompresi di titik produksi, dan penggasan atau
dekompresi di titik pengguna-akhir atau ke jalur pipa.
F. Pemanfaatan
Secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi atas 3 kelompok yaitu :
Gas alam sebagai bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga
Gas/Uap, bahan bakar industri ringan, menengah dan berat, bahan bakar kendaraan bermotor
(BBG/NGV), sebagai gas kota untuk kebutuhan rumah tangga hotel, restoran dan sebagainya.
Gas alam sebagai bahan baku, antara lain bahan baku pabrik pupuk, petrokimia, metanol,
bahan baku plastik (LDPE = low density polyethylene, LLDPE = linear low density
polyethylene, HDPE = high density polyethylen, PE= poly ethylene, PVC=poly vinyl
chloride, C3 dan C4-nya untuk LPG, CO2-nya untuk soft drink, dry ice pengawet makanan,
hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan dan bahan pemadam api ringan.
Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor, yakni Liquefied Natural Gas (LNG.
Teknologi mutakhir juga telah dapat memanfaatkan gas alam untuk air conditioner
(AC=penyejuk udara), seperti yang digunakan di bandara Bangkok, Thailand dan beberapa
bangunan gedung perguruan tinggi di Australia.
Adapun Aplikasi penggunaan gas bumi adalah sebagai berikut:
1. Bahan bakar untuk industrial heating dan proses pengeringan
2. Bahan bakar untuk pengoperasian pembangkit listrik dan industri
3. Bahan bakar rumah tangga untuk memasak, memanaskan dan menyediakan air panas
4. Bahan bakar untuk kendaraan ramah lingkungan (gas alam cair)
5. Bahan baku untuk sintesis kimia
6. Bahan baku untuk produksi skala besar , misalnya gas-to-liquid (GTL) proses
(misalnya untuk menghasilkan sulfur-dan aromatik dengan emisi pembakaran yang rendah)
G. Gas alam di Indonesia
Pemanfaatan gas alam di Indonesia dimulai pada tahun 1960-an di mana produksi gas
alam dari ladang gas alam PT Stanvac Indonesia di Pendopo, Sumatera Selatan dikirim
melalui pipa gas ke pabrik pupuk Pusri IA, PT Pupuk Sriwidjaja di Palembang.
Perkembangan pemanfaatan gas alam di Indonesia meningkat pesat sejak tahun 1974, di
mana PERTAMINA mulai memasok gas alam melalui pipa gas dari ladang gas alam di
Prabumulih, Sumatera Selatan ke pabrik pupuk Pusri II, Pusri III dan Pusri IV di Palembang.
Karena sudah terlalu tua dan tidak efisien, pada tahun 1993 Pusri IA ditutup,dan digantikan
oleh Pusri IB yang dibangun oleh putera-puteri bangsa Indonesia sendiri. Pada masa itu Pusri
IB merupakan pabrik pupuk paling modern di kawasan Asia, karena menggunakan teknologi
tinggi. Di Jawa Barat, pada waktu yang bersamaan, 1974, PERTAMINA juga memasok gas
alam melalui pipa gas dari ladang gas alam di lepas pantai (off shore) laut Jawa dan kawasan
Cirebon untuk pabrik pupuk dan industri menengah dan berat di kawasan Jawa Barat dan
Cilegon Banten. Pipa gas alam yang membentang dari kawasan Cirebon menuju Cilegon,
Banten memasok gas alam antara lain ke pabrik semen, pabrik pupuk, pabrik keramik, pabrik
baja dan pembangkit listrik tenaga gas dan uap.
Salah satu daerah penghasil gas alam terbesar di Indonesia adalah Aceh. Sumber gas alam
yang terdapat di daerah Kota Lhokseumawe dikelola oleh PT Arun NGL Company. Gas alam
telah diproduksikan sejak tahun 1979 dan diekspor ke Jepang dan Korea Selatan. Selain itu di
Krueng Geukuh, Nanggröe Aceh Barôh (kabupaten Aceh Utara) juga terdapat PT Pupuk
Iskandar Muda pabrik pupuk urea, dengan bahan baku dari gas alam.