gangguan pendengaran

5
GANGGUAN PENDENGARAN Gangguan pendengaran bisa: I. Otitis Eksterna II. Otitis Media Akut III. Serumen Prop Penjelasan 1. Otitis media akut a. Anamnesis i. Onset: kurang dari 3 minggu ii. Lokasi: sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, antrum mastoid, sel mastoid iii. Nyeri demam batuk pilek, keluhan tidur iv. Stadium oklusi dan hiperemis: telinga terasa penuh, nyeri, pendengaran menurun v. Stadium supurasi: nyeri makin hebat, demam, gelisah vi. Stadium perforasi: demam turun, tenang, sekret mengalir ke liang telinga (otorea) vii. Stadium resolusi: otorea berkurang viii. Faktor resiko: sering pada bayi dan anak, ISPA berulang, tidak mendapat ASI eksklusif b. Px i. Suhu: demam (hingga 39,5 C) ii. Garpu tala: tuli konduktif iii. Otoskopi: 1. Stadium oklusi: retraksi membran timpani, warna membran suram, cone of light hilang 2. Stadium hiperemis: membran timpani(MT) bengkak edema 3. Stadium supurasi: MT menonjol ke lateral warna kekuningan 4. Stadium perforasi: ruptur MT nanah keluar mengalir ke telinga luar 5. Stadium resolusi: MT bisa utuh, perlahan normal kembali, sekret berkurang dan mongering c. Diagnosis banding Otitis media serosa akut, otitis eksterna (Dari PPK) + meningitis, tumor ganas faring/laring (dari kapita selekta kedokteran) d. Pemeriksaan penunjang Kalau dari PPK tidak ada pemeriksaan penunjang Dari selekta: Darah perifer lengkap (leukositosis pada OM berat)

Upload: raka-kurnia-ramadhan

Post on 18-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pemeriksaan telinga

TRANSCRIPT

GANGGUAN PENDENGARANGangguan pendengaran bisa:I. Otitis EksternaII. Otitis Media AkutIII. Serumen PropPenjelasan1. Otitis media akuta. Anamnesisi. Onset: kurang dari 3 mingguii. Lokasi: sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, antrum mastoid, sel mastoidiii. Nyeri demam batuk pilek, keluhan tiduriv. Stadium oklusi dan hiperemis: telinga terasa penuh, nyeri, pendengaran menurunv. Stadium supurasi: nyeri makin hebat, demam, gelisahvi. Stadium perforasi: demam turun, tenang, sekret mengalir ke liang telinga (otorea)vii. Stadium resolusi: otorea berkurangviii. Faktor resiko: sering pada bayi dan anak, ISPA berulang, tidak mendapat ASI eksklusifb. Pxi. Suhu: demam (hingga 39,5 C)ii. Garpu tala: tuli konduktifiii. Otoskopi:1. Stadium oklusi: retraksi membran timpani, warna membran suram, cone of light hilang2. Stadium hiperemis: membran timpani(MT) bengkak edema3. Stadium supurasi: MT menonjol ke lateral warna kekuningan4. Stadium perforasi: ruptur MT nanah keluar mengalir ke telinga luar5. Stadium resolusi: MT bisa utuh, perlahan normal kembali, sekret berkurang dan mongeringc. Diagnosis bandingOtitis media serosa akut, otitis eksterna (Dari PPK) + meningitis, tumor ganas faring/laring (dari kapita selekta kedokteran)d. Pemeriksaan penunjangKalau dari PPK tidak ada pemeriksaan penunjangDari selekta: Darah perifer lengkap (leukositosis pada OM berat)Kultur darah (bakteremia saat demam tinggi)Kultur sekret telinga (mengetahui bakteri etiologi) e. EdukasiMenangani ISPA dengan pengobatan adekuatPengobatan adekuat agar MT kembali normalASI minimal 6 bulan sampai 2 tahun

2. Otitis EksternaOtitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur (otomikosis), dan virus.a. Anamnesisi. Rasa sakit pada telinga, terutama waktu mengunyahii. Apabila otomikosis: disertai rasa gatal yang luar biasa dan rasa penuh pada liang telingaiii. Gangguan pendengaran karena liang telinga tersumbativ. Faktor risiko: lingkungan panas, lembab, habis berenang, membersihkan dg cotton bud secara berlebihan, kebiasaan memasukkan air ke telinga, penyakit sistemik diabetes.b. Diagnosis Bandingi. Otitis eksterna nekrotikii. Perikondritis yang berulangiii. Kondritisiv. Dermatitis, seperti psoriasis dan dermatitis seboroika.c. Pemeriksaan fisiki. Nyeri tekan pada tragusii. Nyeri tarik daun telingaiii. Kelenjar getah bening regional dapat membesar dan nyeriiv. Pada pemeriksaan liang telinga:1. Pada otitis eksterna sirkumskripta dapat terlihat furunkel atau bisul serta liang telinga sempit;2. Pada otitis eksterna difusa liang telinga sempit, kulit liang telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas serta sekret yang sedikit.3. Pada otomikosis dapat terlihat jamur seperti serabut kapas dengan warna yang bervariasi (putih kekuningan)4. Pada herpes zoster otikus tampak lesi kulit vesikuler di sekitar liang telinga.v. Pada pemeriksaan penala kadang didapatkan tuli konduktif.d. Pemeriksaan penunjangPemeriksaan sediaan langsung jamur dengan KOH untuk otomikosise. Klasifikasi Otitis Eksterna:i. Otitis Eksterna Akut1. Otitis eksterna sirkumskripta: Infeksi bermula dari folikel rambut di liang telinga yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan furunkel di liang telinga di 1/3 luar.2. Otitis eksterna difus: Infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri. Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphylococcus albus, Escherichia coli, Enterobacter aerogenes. Danau, laut dan kolam renang merupakan sumber potensial untuk infeksi ini.3. Otomikosis: Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah tersebut. Yang tersering ialah jamur Pityrosporum, Aspergillus. Kadang-kadang ditemukan juga kandida albikans atau jamur lain.4. Herpes Zoster Otikus: Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Varicella zoster. Virus ini menyerang satu atau lebih dermatom saraf kranial.f. Edukasii. Tidak mengorek telinga baik dengan cotton bud atau lainnya.ii. Selama pengobatan pasien tidak boleh berenang.iii. Penyakit dapat berulang sehingga harus menjaga liang telinga agar dalam kondisi kering dan tidak lembab.g. Sarana Prasaranai. Lampu kepalaii. Corong telingaiii. Aplikator kapasiv. Otoskop

3. Serumen PropSerumen adalah sekret kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu yang terdapat pada bagian kartilaginosa liang telinga. Bila serumen ini berlebihan maka dapat membentuk gumpalan yang menumpuk di liang telinga, dikenal dengan serumen prop.a. Anamnesisi. Pendengaran berkurangii. Rasa penuh pada telingaiii. Beberapa pasien mengeluhkan adanya vertigo atau tinitus.iv. Rasa nyeri timbul apabila serumen keras membatu dan menekan dinding liang telinga.b. Faktor Risikoi. Dermatitis kronik liang telinga luarii. Liang telinga sempitiii. Produksi serumen banyak dan keringiv. Adanya benda asing di liang telingav. Kebiasaan mengorek telingac. Pemeriksaan Fisiki. Otoskopi: dapat terlihat adanya obstruksi liang telinga oleh material berwarna kuning kecoklatan atau kehitaman. Konsistensi dari serumen dapat bervariasi.ii. Pada pemeriksaan penala dapat ditemukan tuli konduktif akibat sumbatan serumen.d. Pemeriksaan PenunjangTidak ada pemeriksaan penunjang yang khase. Penatalaksanaani. Menghindari membersihkan telinga secara berlebihanii. Menghindari memasukkan air atau apapun ke dalam telingaiii. Tatalaksana farmakoterapi:1. Serumen yang lembek, dibersihkan dengan kapas yang dililitkan pada pelilit kapas.2. Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengait atau kuret. Apabila dengan cara ini serumen tidak dapat dikeluarkan, maka serumen harus dilunakkan lebih dahulu dengan tetes karbogliserin 10% selama 3 hari.3. Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong kedalam liang telinga sehingga dikuatirkan menimbulkan trauma pada membran timpani sewaktu mengeluarkannya, dikeluarkan dengan mengalirkan (irigasi) air hangat yang suhunya disesuaikan dengan suhu tubuh.4. Indikasi untukmengeluarkan serumen adalah sulituntuk melakukan evaluasi membrane timpani, otitis eksterna, oklusi serumen dan bagiandari terapi tuli konduktif. Kontraindikasi dilakukannya irigasi adalah adanya perforasi membran timpani. Bila terdapat keluhan tinitus, serumen yang sangat keras dan pasien yang tidak kooperatif merupakan kontraindikasi dari suction.f. Edukasii. Memberitahu pasien dan keluarga untuk tidak mengorek telinga baik dengan cotton bud atau lainnya.ii. Memberitahu keluarga dan pasien untuk menghindari memasukkan air atau apapun ke dalam telingag. Sarana Prasaranai. Lampu kepalaii. Spekulum telingaiii. Otoskopiv. Serumen hookv. Aplikator kapasvi. Cairan irigasi telingavii. Irigator telinga (Spoit 20 - 50 cc + cateter wing needle)