gangguan pada sistem respirasi.docx
TRANSCRIPT
I. Gangguan Pada Sistem Respirasi
Sistem pernapasan manusia yang terdiri atas beberapa organ dapat
mengalami gangguan. Gangguan ini biasanya berupa kelainan atau penyakit.
Penyakit atau kelainan yang menyerang sistem pernapasan ini dapat
menyebabkannya proses pernapasan. Berikut adalah beberapa contoh gangguan pada
system pernapasan manusia.
Emfisema, merupakan penyakit pada paru-paru. Paru-paru mengalami
pembengkakan karena pembuluh darah nya kemasukan udara.
Asma, merupakan kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan
oleh alergi, seperti debu,bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat
diturunkan.Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan.
Tuberkulosis (TBC), merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada dinding
alveolus. Jika penyakit ini menyerang dan dibiarkan semakin luas,dapat
menyebabkan sel-sel paru-paru mati. Akibatnya paru-paru akan kuncup atau
mengecil. Hal tersebut menyebabkan para penderita TBC napasnya sering
terengah-engah.
Infuenza (fu), merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus infuenza.
Penyakit ini timbul dengan gejala bersin-bersin, demam, dan pilek.
Kanker paru-paru. Penyakit ini merupakan salah satu paling berbahaya. Sel-
sel kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini lama-
kelamaan dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu kanker paru-paru
adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu terjadinya kanker paru-paru
dan kerusakan paru-paru.
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan
jaringan paru-paru. Misalnya, sel mukosa membesar (disebut hipertrofi) dan kelenjar
mukus bertambah banyak (disebut hiperplasia). Dapat pula terjadi radang ringan,
penyempitan saluran pernapasan akibat bertambahnya sel sel dan penumpikan
lendir, dan kerusakan alveoli. Perubahan anatomi saluran pernapasan menyebabkan
fungsi paru-paru terganggu.
Pengukuran Respirasi
Pengukuran respirasi bertujuan untuk menentukan kecepatan pernafasan untuk
menilai integritas dan fungsi kardiopulmonar dan neurologik. Kecepatan respirasi yang
normal adalah 12-18 siklus/menit pada orang dewasa muda dan orang setengah baya yang
sehat dan agak lebih cepat pada orang berumur tua yang sehat. Kecepatan respirasi yang
normal tidak berarti bahwa oksigenasinya memadai. Penyakit paru obstruksi kronik dan
obat narkotik dapat memperlambat respon respirasi. Beberapa keadaan yang dapat
menyebabkan distres (mempercepat) pernafasan yaitu disfungsi jantung, terutama sisi kiri
jantung (ventrikel kiri); penyakit paru; masalah respirasi ekstrapulmonar (kelainan pada
hidung, nasofaring, laring, trakea); asidosis; anxietas dan stimulus psikologik seperti
panik dan cemas.
Pemeriksaan Respirasi
1. Pasien dalam keadaan duduk/berbaring
2. Lengan dalam keadaan bebas dan relaks, bebaskan dari tekanan karena pakaian
3. Berdiri di belakang pasien dan tanpa sepengetahuannya observasi rongga dadanya
4. Teknik alternatif adalah dengan melakukan auskulasi pada daerah atas sternum
(tidak pada trakea), atau pasien diminta meletakkan tangannya di daerah atas
sternum, jelaskan kepada pasien bahwa anda sedang menghitung denyut
pernafasannya.
5. Amati selama beberapa saat untuk menilai kecepatan, keteraturan baik waktu,
intensitas, karakter maupun kekuatannya.
6. Setelah itu mulailah menghitung denyut respirasi tersebut selama 1 menit atau
apabila denyut respirasi konstan lakukan per 15 detik (dikalikan 4 untuk mencapai
1 menit)
7. Lakukan penghitungan dalam waktu yang lebih lama jika denyut respirasi
abnormal.
8. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali, kemudian dirata-rata untuk menentukan
jumlah denyut respirasinya.
1. Pernapasan
Pernapasan adalah mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara antara atmosfir
dengan darah serta darah dengan sel. Pernapasan termasuk ventilasi (pergerakan udara
masuk dan keluar dari paru), difusi (pergerakan oksigen dan karbondioksida antar alveoli
dan sel darah merah) dan perfusi (distribusi sel darah merah ke dan dari kapiler paru)
(Fatma, 2006)..
Usia Frekuensi (x/menit)
Bayi baru lahir 35-40
Bayi (6 bulan) 30-50
Toddler (2 tahun) 25-32
Anak-anak 20-30
Remaja 16-19
Dewasa 12-20
Faktor yang mempengaruhi :
a. Olahraga, meningkatkan ferkuensi dan kedalaman untuk memenuhi kebutuhan tubuh
menambah oksigen.
b. Nyeri akut, menigkatkan frekuensi dan kedalaman sebagai akibat dari stimulasi
simpatik.
c. Ansietas, menigkatkan frekuensi dan kedalaman sebagai akibat stimulasi simpatik.
d. Anemia, penurunan kadar hemoglobin menurunkan jumlah pembawa O2 dalam darah.
e. Merokok kronik, mengubah jalan arus udara paru, mengakibatkan peningkatan
frekuensi.
f. Posisi tubuh, postur tubuh yang lurus dan tegak meningkatkan ekspansi penuh paru
(Fatma, 2006)..
g. Gangguan dalam sistem kardiovaskuler antara lain arteriosklerosis, penyakit jantung,
infark miokard atau serangan jantung, dan penyakit katup. Selain itu gangguan lain yang
dapat terjadi adalah syok. Kata “syok” digunakan untuk menunjukkan berbagai kondisi,
termasuk respon terhadap lewatnya arus listrik melalui tubuh.Dalam konteks di sini,
syok merujuk pada kelainan sistem sirkulasi ketika perfusi jaringan menjadi kurang
memadai karena kurang adekuatnya curah jantung secara relatif atau absolut (Mcphee,
2011).
h. Pasien yang datang ke tempat praktek dokter gigi dapat mengalami syok sebelum dokter
melakukan tindakan penanganan karena pasien terlebih dulu takut pada peralatan
dokter gigi, dari macam-macam jenis syok, pasien mengalami syok hipovolemik. Syok ini
disebabkan karena adanya perfusi jaringan, perfusi jaringan yang kurang memadai
menyebabkan peningkatan glikolisis anaerob, disertai pembentukan sejumlah besar
asam laktat. Pada kasus berat, kadar laktat darah meningkat dari nilai normal sekitar 1
mmol/L menjadi 9 mmol/L atau lebih. Asidosis laktat yang terjadi menekan miokardium,
menurunkan responsivitas pembuluh darah perifer terhadap katelakolamin, dan dapat
cukup berat hingga menyebabkan koma. Penurunan nadi atau tekanan arteri rerata akan
menurunkan jumlah impuls yang naik ke otak dari baroreseptor arteri sehingga terjadi
peningkatan pelepasan impuls vasomotorik. Vasokontriksi yang kemudian terjadi
bersifat generalisata dan hanya pembuluh-pembuluh otak dan jantung yang tidak
terkena. Pembuluh koroner melebar karena meningkat frekuensi denyut
jantung.Vasokontriksi di kulit merupakan penyebab kulit menjadi dingin dan pucat, dan
vasokontriksi di ginjal menyebabkan berhentinya fungsi ginjal.Respon cepat jantung
terhadap hipovolemia adalah takikardia.Jika cairan yang hilang terlalu banyak, takikardia
dapat digantikan oleh brakikardia, sementara pada hipovolemia yang sangat parah
takikardia kembali muncul (Mcphee, 2011).
i. Apabila pasien dengan hipotensi tetap dilakukan tindakan medis dengan melakukan
anastesi, akan semakin memperburuk sistem kardiovaskulernya, karena kandungan abat
yang terkadung dalam obat anastesi (seperti lidokain) dapat menurunkan kerja jantung
dan memperlambat aliran impuls ke otak. Sehingga pasien dapat mengalami pingsan
(Departemen Farmakologi dan Terapeuitik UI, 2009).
Sistem sirkulasi adalah sistem transportasi yang mensuplai zat-zat yang diabsorbsi
dari saluran pencernaan dan oksigen ke jaringan, mengembalikan karbondioksida ke paru-
paru dari produk metabolisme lainnya ke ginjal, berfungsi dalam pengaturan temperatur
tubuh dan mendistribusikan hormon-hormon dan zat lain yang mengatur fungsi utama
(Ganong, 1990). Sirkulasi utama sistemik, dari ventrikel kiri, darah dipompakan melalui
arteri dan arteriol ke kapiler-kapiler dimana darah berada dalam keadaan seimbang dengan
cairan intersitial kapiler-kapiler mengalirkan darah melalui venula ke dalam vena kembali ke
atrium kanan, dari atrium kanan darah mengalir ke ventrikel kanan yang memompa melalui
pembuluh darah paru-paru (sirkulasi kecil) dari atrium kiri ke ventrikel kiri (Ganong,
1990).Sistem kardiovaskuler adalah bagian dari sistem sirkulasi. Sistem ini terdiri dari
jantung, pembuluh darah (arteri, kapiler, dan vena), dan darah yang mengalir di dalamnya
(Sloane, 2004).
Di dalam tubuh manusia, darah mengalir keseluruh bagian (organ-organ) tubuh secara
terus-menerus untuk menjamin suplai oksigen dan zat-zat nutrien lainnya agar organ-organ
tubuh tetap dapat berfungsi dengan baik.Aliran darah keseluruh tubuh dapat berjalan berkat
adanya pemompa utama yaitu jantung dan sistem pembuluh darah sebagai alat pengalir atau
distribusi.Pembagian sistem sirkulasi secara umum sistem sirkulasi darah dalam tubuh
manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu sistem sirkulasi umum (sistemik), sirkulasi
darah yang mengalir dari jantung kirikeseluruh tubuh dankembali ke jantung kanan.Sistem
sirkulasi paru-paru (pulmoner), sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kanan ke paru-
paru lalu kembali ke jantung kiri (Warianto, 2011).
Gangguan dalam sistem kardiovaskuler antara lain arteriosklerosis, penyakit jantung,
infark miokard atau serangan jantung, dan penyakit katup. Selain itu gangguan lain yang
dapat terjadi adalah syok. Kata “syok” digunakan untuk menunjukkan berbagai kondisi,
termasuk respon terhadap lewatnya arus listrik melalui tubuh.Dalam konteks di sini, syok
merujuk pada kelainan sistem sirkulasi ketika perfusi jaringan menjadi kurang memadai
karena kurang adekuatnya curah jantung secara relatif atau absolut (Mcphee, 2011).
Sistem sirkulasi merupakan sitem yang kaitannya dengan kesehatan manusia,
gangguan yang terjadi pada sistem sirkulasi berpengaruh juga terhadap proses penanganan
kesehatan gigi dan mulut. Soerang dokter gigi harus dapat membuat diagnosa terhadap
kesehatan sistem kardiovaskuler pasien sebelum melakukan tindakan medis. Bahkan pasien
yang takut terhadap peralatan kedokteran gigi sebelum dilakukan tidakan medis dapat
mempengaruhi tekanan darahnya, hal ini mengakibatkan terkendalanya pemberian tindakan
medis. Berdasarkan alasan tersebut maka kami menyusun makalah learning issue 2 ini
dengan judul “Sistem Kardiovaskuler”.
Sistem sirkulasi adalah sistem transportasi yang mensuplai zat-zat yang diabsorbsi
dari saluran pencernaan dan oksigen ke jaringan, mengembalikan karbondioksida ke paru-
paru dari produk metabolisme lainnya ke ginjal, berfungsi dalam pengaturan temperatur
tubuh dan mendistribusikan hormon-hormon dan zat lain yang mengatur fungsi utama
(Ganong, 1990).
Sirkulasi utama sistemik, dari ventrikel kiri, darah dipompakan melalui arteri dan
arteriol ke kapiler-kapiler dimana darah berada dalam keadaan seimbang dengan cairan
intersitial kapiler-kapiler mengalirkan darah melalui venula ke dalam vena kembali ke atrium
kanan, dari atrium kanan darah mengalir ke ventrikel kanan yang memompa melalui
pembuluh darah paru-paru (sirkulasi kecil) dari atrium kiri ke ventrikel kiri (Ganong, 1990).
Gangguan Pada Pernapasan
Gangguan pada sistem pernapasan adalah terganggunya
pengangkutan O2 ke sel-sel atau jaringan tubuh; disebut asfiksi.
Asfiksi ada bermacam-macam misalnya terisinya alveolus dengan
cairan limfa karena infeksi Diplokokus pneumonia atau Pneumokokus
yang menyebabkan penyakit pneumonia.
Pada orang yang tenggelam, alveolusnya terisi air sehingga difusi
oksigen sangat sedikit bahkan tidak ada sama sekali sehingga
mengakibatkan orang tersebut shock dan pernapasannya dapat terhenti.
Orang seperti itu dapat ditolong dengan mengeluarkan air dari saluran
pernapasannya dan melakukan pernapasan buatan tanpa alat dengan
cara dari mulut ke mulut dengan irama tertentu dan menggunakan
metode Silvester dan Hilger Neelsen.
Asfiksi dapat pula disebabkan karena penyumbatan saluran
pernapasan oleh kelenjar limfa, misalnya polip, amandel, dan adenoid.
Peradangan dapat terjadi pada rongga hidung bagian atas dan
disebut sinusitis, peradangan pada bronkus disebut bronkitis, serta
radang pada pleura disebut pleuritis.
Paru-paru juga dapat mengalami kerusakan karena terinfeksi
Mycobacterium tuber culosis penyebab penyakit TBC.
Pengangkutan O2 dapat pula terhambat karena tingginya kadar
karbon monoksida dalam alveolus sedangkan daya ikat (afinitas)
hemoglobin jauh lebih besar terhadap CO daripada O2 dan CO2.
Keracunan asam sianida, debu, batu bara dan racun lain dapat pula
menyebabkan terganggunya pengikatan O2 oleh hemoglobin dalam
pembuluh darah, karena daya afinitas hemoglobin juga lebih besar
terhadap racun dibanding terhadap O2.
Gejala alergi terutama asma dapat pula menghinggapi sistem
pernapasan begitu juga kanker dapat menyerang paru-paru terutama
para perokok berat.
Penyakit pernapasan yang sering terjadi adalah emfisema berupa
penyakit yang terjadi karena susunan dan fungsi alveolus yang abnormal.