gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif
TRANSCRIPT
STATUS PASIEN PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. MRM
JenisKelamin : Laki-laki
Umur : 4 tahun
Alamat : Ulee Kareng
Status Pernikahan : -
Pekerjaan : -
PendidikanTerakhir : -
Agama : Islam
Suku : Aceh
Nomor Catatan Medik : 996827
Tanggal Masuk RumahSakit : 2 April 2014
Tanggal Pemeriksaan : 2 April 2014
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Data diperoleh dari
Autoanamnesis : 2 April 2014
Alloanamnesis : 2 April 2014
Nama : Suryati
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 35 tahun
Alamat : Ulee Kareng
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan pasien : Ibu pasien
1. Keluhan Utama
Suka mencium bau bensin.
1
2
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli RSJ bersama ibunya pada tanggal 2 April 2014
dengan keluhan suka mencium bau bensin. Ibu pasien mengaku bahwa pasien
melakukan hal itu dalam 1 bulan terakhir ini. Untuk sebelumnya ibu pasien tidak
mengetahui apakah sebelum 1 bulan ini sudah pernah mencium bau bensin apa
tidak. Menurut pengakuan ibu pasien, pasien mencium bensin tersebut dalam
waktu ±15 menit dan ±3 kali dalam sehari. Hal ini diakui sering dilakukan pasien
dalam 1 bulan terakhir ini. Pasien mengaku suka mencium bensin karena baunya
harum dan enak aromanya. Pasien juga mengaku setelah mencium bensin tersebut
perasaannya nyaman dan tenang. Dalam beberapa hari terakhir ini, pasien sudah
semakin sering melakukan aktivitas tersebut jika dilarang oleh orangtuanya untuk
tidak mencium bensin maka pasien akan marah dan mengamuk. Jika marah,
pasien akan loncat-loncat dan membanting barang yang ada di depannya. Menurut
pengakuan ibu pasien, dalam 1 bulan terakhir ini pasien sering mengalami hal ini.
Diakui oleh ibu pasien pula bahwa pasien sering mencari-cari bensin agar bisa
diciumnya. Bensin yang diciumnya adalah bensin yang terdapat di kereta milik
ayahnya.
Ibu pasien juga mengaku bahwa pasien juga pernah makan tanah. Hal ini
berawal pada saat pasien bermain dengan teman-teman perempuannya. Pada saat
itu temannya menyuruh untuk memakan tanah itu pada saat mereka bermain
masak-masakan. Temannya hanya berpura-pura saja untuk menyuruhnya akan
tetapi pasien menganggapnya sungguh-sungguh dan langsung memakannya. Ibu
pasien mangaku hal ini jarang dilakukan oleh pasien. Jika bermain dengan teman-
teman perempuannya saja hal itu terjadi. Ibu pasien juga mengaku bahwa dalam
beberapa bulan terakhir ini pasien sering memukul teman-temannya sehingga
temannya menangis dan tingkah laku pasien sudah berubah dari biasanya yaitu
suka marah dan mengamuk. Orang tua pasien juga mengaku bahwa pasien suka
mengganggu adiknya sampai-sampai adiknya menangis. Pasien juga sering
membantah apa yang orang tuanya suruh, tidak mau mengerjakannya dan marah
jika disuruh.
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien selama ini bicaranya belum jelas dan
sulit untuk dimengerti bahasanya karena berbicara seperti orang cadel. Hal ini
2
3
diketahui oleh ibu pasien pada saat anaknya berumur 2 tahun. Ibunya merasa
bahwa anaknya telat untuk bisa berbicara seperti anak-anak tetangganya yang lain.
Sampai sekarang saat pasien berusia 4 tahun pun, pasien sulit untuk berbicara
dengan jelas seperti anak lainnya. Ibu pasien juga mengaku bahwa pasien sering
menghisap jempol tangannya pada saat pasien sedang lalai.
Sulit tidur malam disangkal oleh ibu pasien. Pasien dapat tidur dengan lelap
pada malam hari dan tidak pernah terbangun tiba-tiba. Nafsu makan pasien
menurun. Riwayat pernah kejang trauma sebelumnya disangkal oleh pasien dan
ibunya.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mempunyai penyakit yang sama.
5. Riwayat Pengobatan
Pasien tidak pernah berobat sebelumnya.
6. Riwayat Kehidupan Pribadi Pasien
1. Riwayat kehidupan prenatal
Menurut pasien dan keluarga pasien tidak ada gangguan pada masa
prenatal.
2. Riwayat masa bayi
Pasien lahir tidak segera menangis, cukup bulan, berat badan lahir 2700
gr dan sempat dirawat di NICU lv 2 RSUDZA selama 1 minggu.
III. Pemeriksaan Diagnostik Lebih Lanjut
1. Status Internus
a. Status Present
o Penampakan umum : Baik
o Kesadaran : Compos mentis
3
4
o Tekanan Darah : -
o Frekwensi Nafas : 26 x/i
o Frekwensi Nadi : 90x/i
o Temperatur : 36,5ºC
o Tinggi badan : 95 cm
o Berat badan : 15 kg
o Status gizi : Gizi baik
b. Pemeriksaan Fisik
o Kepala : Dalam Batas Normal
o Mata/Telinga/Hidung/Mulut : Mata anemis (+/+)
o Leher : Dalam Batas Normal
o Thorax : Dalam Batas Normal
o Paru : Dalam Batas Normal
o Jantung : Dalam Batas Normal
o Abdomen
Hepar, Splen , Renal : Tidak Teraba
Turgor : kembali cepat
Nyeri tekan : negatif
o Extremitas
Superior-Inferior : Edema (-), sianosis (-)
o Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Status Neurologis
o GCS : E4M6V5 = 15
o Tanda Rangsang Meningeal : -
o Peningkatan Tekanan Intra Kranial : -
o Nervus kranialis
Kelompok Optik : Kanan Kiri
Fungsi visual (N.II)
Visus Kesan normal Kesan normal
Lapang pandang Kesan normal Kesan normal
Bentuk pupil Bulat Bulat
4
5
Ukuran Pupil 3 mm 3 mm
Refleks cahaya langsung + +
Refleks cahaya tidak langsung + +
Nistagmus - -
Strabismus - -
Gerakan Okuler (N. III, IV, VI)
Pergerakan bola mata:
Lateral + +
Atas + +
Bawah + +
Medial + +
Diplopia - -
Kelompok Motorik :
Nervus V (fungsi motorik)
Membuka mulut Dalam batas normal
Menggigit dan mengunyah Dalam batas normal
Nervus VII (fungsi motorik)
Mengerutkan dahi Dalam batas normal
Menutup mata Dalam batas normal
Menggembungkan pipi Simetris
Memperlihatkan gigi Dalam batas normal
Sudut bibir Simetris
Nervus IX & X (fungsi motorik)
Bicara Dalam batas normal
Menelan Dalam batas normal
Nervus XI (fungsi motorik)
Mengangkat bahu Dalam batas normal
Memutar Kepala Dalam batas normal
Nervus XII (fungsi motorik)
Artikulasi lingualis Dalam batas normal
Menjulurkan lidah Dalam batas normal
Kelompok Sensoris :
5
6
Nervus I (fungsi penciuman) : Kesan normal
Nervus V (fungsi sensasi wilayah) : Kesan normal
NervusVII (fungsi pengecapan) : Kesan normal
NervusVIII (fungsi pendengaran) : Kesan normal
o Anggota Gerak Atas
Motorik
Pergerakan : +/+
Kekuatan otot : 5555/5555
Reflek
Biseps : +/+
Triseps : +/+
Sensibilitas
Rasa Suhu : Dalam batas normal
Rasa nyeri : Dalam batas normal
Rasa Raba : Dalam batas normal
o Anggota Gerak Bawah
Motorik
Pergerakan : Dalam batas normal
Kekuatan otot : 5555/5555
Reflek
Patella : ++/++
Achilles : ++/++
Babinsky : -/-
Chaddock : -/-
Gordon : -/-
Oppenheim : -/-
Sensibilitas
Rasa Suhu : Dalam batas normal
Rasa nyeri : Dalam batas normal
Rasa Raba : Dalam batas normal
o Fungsi Vegetatif
Miksi dan defekasi : Dalam batas normal
6
7
IV. Pemeriksaan Status Mental pada 4 April 2014
1. Deskripsi UmumPenampilan : laki-laki sesuai usia
Kebersihan : Baik
Kerapian : Cukup rapi
Kesadaran : Jernih
Perilaku : Hiperaktif
Sikap terhadap pemeriksa : Tidak Kooperatif
2. Keadaan Afektif
Afek : Terbatas
Mood : Sulit dinilai
Emosi
Arus : Sulit dinilai
Dalam/Dangkal : Sulit dinilai
Pengendalian : Sulit dinilai
Stabilitas : Sulit dinilai
Ech/Unech : Sulit dinilai
Empati : Sulit dinilai
3. Fungsi Intelektual (kognitif)
Intelektual : Sulit dinilai
Daya konsentrasi : Sulit dinilai
Orientasi
Diri : sulit dinilai
Waktu : sulit dinilai
Tempat : sulit dinilai
Daya Ingat
Seketika : Sulit dinilai
Jangka Pendek : Sulit dinilai
Jangka Panjang : Sulit dinilai
Pikiran Abstrak : Sulit dinilai
Bakat Kreatif : Sulit dinilai
4. Proses Pikir
7
8
Arus Pikir
Produktivitas : Sulit dinilai
Kontinuitas : Sulit dinilai
Hendaya bahasa : Sulit dinilai
Isi pikir
Preokupasi : (-)
Waham/Delusi
Waham kebesaran : (-)
Waham nihilistic : (-)
Waham kejar : (-)
Waham bizarre : (-)
Waham ketidaksetiaan : (-)
Waham referensi : (-)
Waham kontrol : (-)
Delusion of influence : (-)
Delusion of passivity : (-)
Thought echo : (-)
Thought insertion : (-)
Thought broadcasting : (-)
Thought withdrawal : (-)
Gangguan Persepsi
Halusinasi Auditorik : (-)
Halusinasi Visual : (-)
Halusinasi Olfaktori : (-)
Halusinasi Taktil : (-)
Ilusi : (-)
Depersonalisasi : (-)
Derealisasi : (-)
5. Daya Nilai
8
9
Norma sosial : Terganggu
Uji daya nilai : Sulit dinilai
Penilaian realitas : Sulit dinilai
6. Insight : Sulit dinilai
7. Judgment : Sulit dinilai
V. Resume
Pasien anak laki-laki usia 4 tahun datang ke Poli RSJ diantar oleh ibu
kandungnya pada tanggal 2 April 2014 dengan keluhan suka mencium
bensin. Hal ini diketahui oleh ibu pasien dalam 1 bulan terakhir ini. Pasien
merasa nyaman dan tenang setelah mencium bensin tersebut. Pasien juga
pernah makan tanah pada saat bermain dengan temanya. Orang tua pasien
juga mengaku bahwa pasien sering marah-marah dan membantah apa yang
orang tuanya suruh dalam satu bulan terakhir ini. Ibu pasien juga mengakui
bahwa sekarang pasien suka memukul teman dan adiknya dan membanting
barang yang ada di depannya jika pasien marah. Mata anemis (+/+), prilaku
hiperaktif, sikap tidak kooperatif, afek terbatas dan norma sosial terganggu.
VI. Diagnosis Banding
a. Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan pelarut yang mudah
menguap ( F18) + Gangguan sikap menentang (membangkang) (F91.3)
+ Pika masa bayi dan kanak (F98.3)
b. Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan pelarut yang mudah
menguap ( F18) + Gangguan campuran tingkah laku dan emosi lainnya
(F92.8) + Pika masa bayi dan kanak (F98.3)
VII. Diagnosa Sementara
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan pelarut yang mudah menguap
(F18) + Gangguan sikap menentang (membangkang) (F91.3) + Pika masa bayi
dan kanak (F98.3)
VIII. Evaluasi Multiaksial
9
10
Axis I : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan pelarut
yang mudah menguap (F18) + Pika masa bayi dan kanak
(F98.3)
Axis II : Gangguan sikap menentang (membangkang) (F91.3)
Axis III : Tidak ada diagnosis
Axis IV : Masalah dengan orang tuanya
Axis V : GAF Scale 90-81 gejala minimal, berfungsi baik, cukup
puas, tidak lebih dari masa harian yang biasa.
IX. Tatalaksana
Terapi Psikofarmaka :
Haloperidol 0.5 mg
Diazepam 0.5 mg
Vit. B Compleks tab I
As. folat tab I
Terapi Psikososial.
Psikoedukasi terhadap keluarga:
Menjauhkan pasien dari miyak bensin. Lebih banyak meluangkan
waktu bersama pasien agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang apa yang dialami
pasien saat ini agar keluarga ikut berperan aktif dalam tata laksana
pasien.
Psikoedukasi terhadap pasien :
Memberikan pengetahuan dan penjelasan kepada pasien bahwa apa
yang dilakukannya tidak baik dan dapat merusak otaknya dan
meyakinkan pasien agar minum obat dan menjelaskan dampak jika
pasien tidak teratur minum obat.
X. Prognosis
10
11
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : Dubia ad malam
11