gambaran tingkat kecemasan terhadap beban kerja di ptpn x pg.takalar

7
PENDAHULUAN Sebuah organisasi atau perusahaan dapat dianalogikan sebagai tubuh manusia. Jika salah satu dari anggota tubuh itu terganggu, maka akan menghambat keseluruhan gerak, menyebabkan seluruh tubuh merasa sakit dan menyebabkan individunya tidak dapat berfungsi secara normal. Salah satu komponen yang pasti ada disetiap perusahaan adalah karyawan. Karyawan yang merupakan tenaga kerja atau tenaga penggerak roda organisasi / perusahaan tentunya merupakan salah satu komponen penentu berhasil atau tidaknya sebuah perusahaan maka sangat jelas bahwa menurunnya kinerja karyawan akan berdampak negative bagi perusahaan.(Ridwan Harianto, 2013) Analisa beban kerja (Workload analysis) cukup mendapat perhatian yang serius karena pada prinsipnya bertujuan untuk membuat proses organisasi lebih efektif dan efisien. Dengan diterapkannya metode analisa beban kerja (Workload Analysis) diharapkan dapat terjadi peningkatan beban kerja karyawan perusahaan pada umumnya dan peningkatan kualitas pelayanan pada khususnya sehingga akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.(Dhyah septiana : 2012). Beban kerja adalah tanggapan individu (pekerja) terhadap lama dan banyaknya pekerjaan serta banyaknya tugas yang merupakan sumber kecemasan yang penting dalam lingkup pekerjaan. Jurnal Kesehatan GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KARYAWAN BAGIAN TANAMAN TERHADAP BEBAN KERJA DI PTPN X PERSERO PABRIK GULA TAKALAR Andi Vivi Febry Elfira*) Masdiana.AR**) Muhammad Ilyas**) Rosita Genggeng**) *) Mahasiswi Prodi D-III Keperawatan Politeknik kesehatan Makassar **) Dosen Prodi D-III Keperawatan Politeknik kesehatan Makassar The workload is the response of individuals (workers) against the old and the number of jobs and the number of tasks is an important source of gold in the scope of works. In a study in Sweden in three health centre found that work stress causes 33% of cases the symptoms of mental disorders emotional tendencies due to excessive workload. This studi to describe about anxiety level of the employees of the plant in the workload in PTPN X PERSERO Pabrik Gula Takalar.this research is descriptive study with cross sectional disigns that is the design of the study by measuring and securing the same time (all while).samples werw selected by purposive sampling with the number of sample used 40 people. Data were collected through a interview technique with the help of questyionnaire HRS-A .the Results showed revealed that most responden male sex 90% (36 people) as many work in the hands of the position as foreman garden 37.5% (15 people). As many as 23 people of the elderly into the early (57.5%) . and has a secondary education (SMP-SMA)have the 67.5% (27 people). Of the 40 respondents, there were 15 people have mild anxiety (37.5), 18 people have mild anxiety (45%) and 7 people have severe anxiety (17.5%).as a result of this study is expected to be a picture as input material in order to prevent the occurrence of emergency employees in the face of the workload in an enterprise. Key words : Workload, Gender, Age, Education, Type Of Work.

Upload: vivi

Post on 15-Sep-2015

20 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Jurnal Kesehatan

TRANSCRIPT

  • PENDAHULUAN

    Sebuah organisasi atau perusahaan dapat

    dianalogikan sebagai tubuh manusia. Jika

    salah satu dari anggota tubuh itu terganggu,

    maka akan menghambat keseluruhan gerak,

    menyebabkan seluruh tubuh merasa sakit dan

    menyebabkan individunya tidak dapat

    berfungsi secara normal. Salah satu komponen

    yang pasti ada disetiap perusahaan adalah

    karyawan. Karyawan yang merupakan tenaga

    kerja atau tenaga penggerak roda organisasi /

    perusahaan tentunya merupakan salah satu

    komponen penentu berhasil atau tidaknya

    sebuah perusahaan maka sangat jelas bahwa

    menurunnya kinerja karyawan akan

    berdampak negative bagi perusahaan.(Ridwan

    Harianto, 2013)

    Analisa beban kerja (Workload analysis)

    cukup mendapat perhatian yang serius karena

    pada prinsipnya bertujuan untuk membuat

    proses organisasi lebih efektif dan efisien.

    Dengan diterapkannya metode analisa beban

    kerja (Workload Analysis) diharapkan dapat

    terjadi peningkatan beban kerja karyawan

    perusahaan pada umumnya dan peningkatan

    kualitas pelayanan pada khususnya sehingga

    akhirnya tujuan perusahaan akan

    tercapai.(Dhyah septiana : 2012).

    Beban kerja adalah tanggapan individu

    (pekerja) terhadap lama dan banyaknya

    pekerjaan serta banyaknya tugas yang

    merupakan sumber kecemasan yang penting

    dalam lingkup pekerjaan.

    Jurnal Kesehatan

    GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KARYAWAN BAGIAN TANAMAN

    TERHADAP BEBAN KERJA DI PTPN X PERSERO PABRIK GULA TAKALAR

    Andi Vivi Febry Elfira*)

    Masdiana.AR**) Muhammad Ilyas**) Rosita Genggeng**)

    *) Mahasiswi Prodi D-III Keperawatan Politeknik kesehatan Makassar

    **) Dosen Prodi D-III Keperawatan Politeknik kesehatan Makassar

    The workload is the response of individuals (workers) against the old and the number of jobs and the number

    of tasks is an important source of gold in the scope of works. In a study in Sweden in three health centre found that

    work stress causes 33% of cases the symptoms of mental disorders emotional tendencies due to excessive workload.

    This studi to describe about anxiety level of the employees of the plant in the workload in PTPN X PERSERO

    Pabrik Gula Takalar.this research is descriptive study with cross sectional disigns that is the design of the study by

    measuring and securing the same time (all while).samples werw selected by purposive sampling with the number of

    sample used 40 people. Data were collected through a interview technique with the help of questyionnaire HRS-A .the

    Results showed revealed that most responden male sex 90% (36 people) as many work in the hands of the position as

    foreman garden 37.5% (15 people). As many as 23 people of the elderly into the early (57.5%) . and has a secondary

    education (SMP-SMA)have the 67.5% (27 people). Of the 40 respondents, there were 15 people have mild anxiety

    (37.5), 18 people have mild anxiety (45%) and 7 people have severe anxiety (17.5%).as a result of this study is expected

    to be a picture as input material in order to prevent the occurrence of emergency employees in the face of the workload

    in an enterprise.

    Key words : Workload, Gender, Age, Education, Type Of Work.

  • (http://www.sanglahhospitalbali.com: 2011.

    Diakses 21 april 2014).

    Kecemasan adalah suatu keadaan yang

    menggoncangkan karena adanya ancaman

    terhadap kesehatan. Individu-individu yang

    tergolong normal kadang kala mengalami

    kecemasan yang manampak, sehingga dapat

    disaksikan pada penampilan yang berupa

    gejala fisik maupun mental. Lebih jelas lagi

    bagi individu yang mengidap penyakit mental

    yang parah.

    Pada penelitian di Swedia di tiga Pusat

    Kesehatan Kerja dengan menggunakan

    Hopkins Symptom Check List (HSCL-\ 25)

    didapatkan bahwa stres kerja menyebabkan

    33% kasus kecenderungan gejala gangguan

    mental emosional (KGGME) akibat

    kecemasan akan beban kerja berlebih.

    Penelitian pada karyawan pengawas

    perbankan sebuah bank di Jakarta pada 1996

    mendapatkan prevalens gejala gangguan

    mental emosional (KGGME) sebesar 27,6%.2

    Prevalens pada perawat suatu rumah sakit di

    Jakarta, sebesar 17,7%.3, dan pada pilot dan

    co-pilot penerbangan sipil di Jakarta tahun

    1999 sebesar 39,4%.4. Hasil Plant Survey

    peserta program studi magister kedokteran

    kerja, Fakultas Kedokteran Universitas

    Indonesia pada suatu perusahaan media cetak

    di Jakarta menemukan bahwa 39% karyawan

    redaksi mengalami gangguan stres kerja.

    Salah satu faktor risiko yang berhubungan

    dengan stres kerja di perusahaan ini antara lain

    adalah deadline kerja yang sangat ketat dan

    jam kerja yang lebih dari 40 jam per minggu.

    (IDI : 2008)

    Setalah melakukan penjelajahan umum

    dengan mengumpulkan informasi dari

    berbagai industri khususnya di kota Makassar,

    maka situasi sosial yang ditetapkan sebagai

    penelitian adalah salah satu perusahaan yang

    berada di Kabupaten Takalar yaitu PTPN X

    PERSERO PG. TAKALAR. Sebagai situasi

    sosial, pada industri/ perusahaan ini (place)

    terdapat orang orang (actor) yang terlibat

    (activity) dalam proses penanaman tebu

    dilapangan sebagai tahap awal dalam

    menghasilkan gula pasir . Pada perusahaan ini,

    proses penanaman tebu dilapangan banyak

    menggunakan peralatan-peralatan berat seperti

    rangkaian mesin penggiling tebu sehingga

    tebu tersebut bisa di produksi, bukan hanya itu

    terdapat beberapa penyebab yang mempu

    mengganggu konsentrasi para pekerja salah

    satunya adalah banyaknya binatang ternak liar

    yang mampu merusak tanaman tanaman

    sehingga mampu menyebabkan terjadinya

    gagal produksi. Penggunaan peptisida (bahan

    yang digunakan untuk membasmi organism

    pengganggu) yang kiranya berguna

    membunuh tanaman liar (gulma) mampu

    menjadi faktor risiko terjadinya gangguan

    kesehatan akibat kerja.

    METODE PENELITIAN

    Jenis penilitian ini adalah studi

    deskriptif dengan rancangan cross sectional

    yaitu rancangan penelitian dengan melakukan

    pengukuran dan pengamatan pada saat

    bersamaan (sekali sewaktu). Sampel dipilih

    dengan teknik purposive sampling dengan

    jumlah sampel yang digunakan adalah 40

    orang. Menggunakan teknik wawancara

    dengan bantuan kuesioner HRS-A untuk

    menetukan derajat kecemasan yang terdiri dari

    14 gejala dengan 5 alternatif jawaban sesuai

    gejala gejala kecemasan. Populasi dalam

    penelitian ini adalah seluruh jumlah karyawan

    yang terdaftar bagian tanaman yang aktif

    bekerja di perusahaan PTPN X PERSERO

    PG.Takalar. selain itu ada criteria inklusi yang

    harus dipenuhi adalah responden merupakan

    karyawan bagian tanaman di perusahaan

    tersebut. Berdasarrkan hasil penghitungan

    besar sampel diperoleh sampel sebanyak 40

    responden dari 339 orang populasi

  • disebabkan responden yang tidak kooperatif

    dan selenihnya tidak hadir saat penelitian.

    Variabel yang akan diukur dalam

    penelitian ini adalah tingkat kecemasan

    karyawan terhadap beban kerja yang meliputi

    kecemasan ringan, sedang dan berat. Yang

    akan dinilai berdasarkan jenis kelamin yaitu

    perbandingan antara laki laki dan

    perempuan, umur yaitu antara dewasa awal

    (usia 26 35 tahun), dewasa akhir (usia 36

    45 tahun) dan Lansia Awal (usia 46 55

    tahun). Tingkat kecemasan juga dilihat dari

    segi pendidikan yaitu Pendidikan rendah,

    pendidikan sedang dan pendidikan tinggi. Dan

    terakhir yang akan di ukur berdarkan jenis

    pekerjaan yaitu sinder kebun, mandor kebun,

    keamanan kebun dan pengawas pupuk.

    HASIL PENELITIAN

    Karakteristik Responden

    Adapun karekteristik responden

    meliputi jenis kelamin, umur, tingkat

    pendidikan, jenis pekerjaan dan Lama kerja.

    Yang dimana berdasarkan jenis kelamin

    menunjukkan bahwa jenis kelamin dengan

    distribusi tertinggi adalah laki laki yaitu

    sebanyak 36 responden (90%) . beradasarkan

    umur sebagian besar responden termaksud

    dalam kategori lansia awal (46 55 tahun)

    yaitu 23 responden (57.5%). Berdasarkan

    tingkat pendidikan responden sebagain besar

    memiliki pendidikan menengah yaitu 27 orang

    (67.5%). Berdasarkan jenis pekerjaan

    sebagian besar responden bekerja sebagai

    mandor kebun yaitu 15 orang (37.5%). Dan

    berdasarkan lama kerja sebagian besar

    responden merupakan karyawan lama dengan

    lama kerja 10 tahun yaitu sebanyak 22

    responden

    Tabel 1. Karakteristik Responden berdasarkan

    Jenis Kelamin, Umur, Tingkat Pendidikan,

    Jenis pekerjaan dan Lama Kerja.

    No karakteristik Frekuensi Persentase

    (%)

    1 Jenis kelamin:

    a. Laki laki

    b. perempuan

    36

    4

    90

    10

    Jumlah 40 100

    2 Umur :

    a. dewasa awal

    b. dewasa akhir

    c. lansia awal

    3

    16

    23

    7.50

    40

    57.5

    jumlah 40 100

    3 Tingkat Pendidikan:

    a. SD

    b. SMP SMA

    13

    27

    32.5

    67.5

    Jumlah 40 100

    4 Jenis Pekerjaan

    a. Sinder kebun

    b. Mandor Kebun

    c. Keamanan

    d. Pengawas

    pupuk

    10

    15

    9

    6

    25

    37.5

    22.5

    15

    Jumlah 40 100

    5 Lama Kerja

    a. 0 10 tahun

    b. 10 tahun

    18

    22

    45

    55

    Jumlah 40 100

    Tabel 2. Distribusi frekuensi responden

    berdasarkan tingkat kecemasan , tingkat

    kecemasan berdarakan jenis kelamin, tingkat

    cemas berdasarkan kelompok umur tingkat

    cemas berdasarkan pendidikan terakhir dan

    tingkat cemas berdasarkan jenis pendidikan.

    no karakteristik

    Cemas

    ringan

    (%)

    Cemas

    sedang

    (%)

    Cemas

    berat

    (%)

    1 kecemasan 37,5 45 17.5

    2

    Jenis kelamin:

    a. Laki laki

    b. perempuan

    35

    2.5

    40

    5

    15

    2.5

    3

    Kelompok umur:

    a. dewasa

    awal

    b. dewasa

    akhir

    c. lansia awal

    5

    20

    12.5

    0

    17.5

    27.5

    2.5

    5

    10

    4 Pendidikan

    terakhir:

  • a. SD

    b. SMP-SMA

    17.5

    19.3

    10

    35

    5

    12.5

    5

    Jenis Pekerjaan:

    a. Sinder

    b. Mandor

    c. Keamanan

    d. pengawas

    5

    17.5

    7.5

    7.5

    15

    12.5

    10

    7.5

    5

    7.5

    5

    0

    Dari tabel 2 didapatkan bahwa tingkat

    kecemasan yang paling dialami karyawan

    bagian tanaman di PTPN X PERSERO PG

    Takalar, berada di kecemasan sedang dengan

    persentase 45% yaitu sekitar 18 0rang dari 40

    responden. Dilihat dari jenis kelamin

    kecemasan yang sering dialami pada jenis

    kelamin laki laki dan perempuan yaitu

    kecemasan sedang dgn frekuensi 16 responden

    (40%) dan 2 responden (5%) untuk jenis

    kelamin perempuan. Pada kelompok umur

    sebagian besar mengalami kecemasan sedang

    dan termaksud lansia awal dengan frekuensi

    11 orang dengan persentase 27.5%.

    berdasarkan tingkat pendidikan ssebagian

    besar responden memiliki pendidikan terakhir

    di tingkat menengah dan mengalami

    kecemasan sedang dengan dengan responden

    sebanyak 14 orang (35%). Dan berdasarkan

    jenis pekerjaan tingkat cemas responden

    sebagian besar terdapat pada karyawan yang

    bekerja sebagai mandor kebun dengan tingkat

    kecemasan ringan yaitu sebanyak 7 orang

    (17.5%).

    Pembahasan

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah

    di gambarkan pada tabel 1 dan 2. maka

    berdasarkan kajian teori yang mendasari dari

    asumsi penelitian dengan observasi dan

    wawancara terhadap tingkat kecemasan

    karyawan bagian tanaman terhadap beban

    kerja di PTPN X PG Takalar.Yaitu secara

    umum kecemasan merupakan suatu perasaan

    subjektif mengenai ketegangan mental yang

    menggelisakan sebagai reaksi umum dan

    ketidakmampuan mengatasi suatu masalah

    atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang

    tidak menentu tersebut pada umumnya yang

    tidak menyenangkan yang nantinya akan

    menimbulkan atau disertai perubahan

    fisiologis dan psikologis (Kholil Lur

    Rochman, 2010:104).

    Pada kecemasan ringan atau ansietas

    ringan dapat dihubungkan dengan ketegangan

    dalam kehidupan sehari-hari yang

    menyebabkan seseorang menjadi waspada dan

    meningkatkan lahan persepsinya. Dimana

    kecemasan dapat memotivasi belajar serta

    menghasilkan kreatifitas (Stuart dan sudden,

    Fauziah 2009) oleh karena itu kecemasan

    ringan dapat terjadi dikarenakan mekanisme

    koping seseorang yang lebih baik. Maka

    ditemukan pada karyawan bagian tanaman

    yang mengalami kecemasan ringan yaitu

    sebanyak 15 orang (37.5%).

    Pada kecemasan sedang atau ansietas

    sedang memungkinkan individu untuk

    berfokus pada hal yang penting dan

    mengesampingkan yang lain. Ansietas ini

    mempersempit lapang persepsi individu.

  • Dengan demikian, individu mengalami tidak

    perhatian yang selektif namun dapat berfokus

    pada lebih banyak area jika diarahkan untuk

    melakukannya. Dan karayawan yang

    mengalami kecemasan sedang terdapat 18

    orang dengan persentase 42%.

    Pada kecemasan berat atau ansietas

    berat merupakan kecemasan yang sangat

    mengurangi lapang persepsi individu. Individu

    cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci

    dan spesifik tentang hal lain. Semua perilaku

    ditujukan untuk mengurangi ketegangan.

    Individu tersebut memerlukan banyak arahan

    untuk berfokus pada area lain (stuart, Gail

    W,2006).

    Kecemasan berat ini dapat terjadi

    dikarenakan kurangnya pengetahuan para

    karyawan dalam meningkatkan koping diri

    sehingga dihantui dengan pikiran dan perasaan

    tekut tentang hal-hal yang dapat

    membahayakan keselamatan dirinya, kondisi

    pemasukan yang tidak sesuai dengan

    pengeluaran akan kebutuhan keluarga

    sehingga menjadi salah satu penyebab

    timbulnya stress, cemas bahkan bisa menjadi

    panic jika tidak dibantu dengan arahan atau

    dukungan keluarga. Secara subjektif klien

    akan merasa jantung berdebar-debar, tegang,

    gemetaran, kaki dingin, kaku otot leher, bahu

    dan punggung, bahkan nafas menjadi sesak

    dan cepat. Inilah yang akan membuat

    seseorang sulit untuk berkonsentrasi meski

    diarahkan, sulit untuk tidur dan sering

    terbangun pada malam hari hingga selalu

    bermimpi buruk. Pada kecemasan berat

    ditemukan 7 orang (17.5%).

    Kecemasan yang paling berat yaitu

    Panik dimana berhubungan dengan ketakutan

    dan terror, karena mengalami kehilangan

    kendali orang yang mengalami panic tidak

    mampu melakukan sesuatu walaupun dengan

    pengarahan. Panic melibatkan disorganisasi

    kepribadian, peningkatan aktivitas motorik,

    menurunnya kemampuan untuk berhubungan

    dengan orang lain, persepsi menyimpang dan

    kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat

    kecemasan tidak sebagian sejalan dengan

    kehidupan dan jika berlangsung terus dalam

    waktu yang lama dapat terjadi kelelahan.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian dan

    pembahasan yang telah diuraikan maka

    penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai

    berikut:

    1. Karyawan bagian tanaman yang

    mengalami kecemasan ringan

    sebanyak 15 orang (37,5%), yang

    mengalami kecemasan sedang

    sebanyak 18 orang (45%) dan yang

    mengalami kecemasan berat sebanyak

    7 orang (17,5%).

    2. Berdasarkan jenis kelamin karyawan

    bagian tanaman berjenis kelamin laki

    laki yang mengalami kecemasan

    ringan sebanyak 14 orang

    (35%),kecemasan sedang 16 orang

    (40%), dan 6 orang (15 %) yang

    mengalami cemas berat. Sedangkan

    untuk berjenis kelamin perempuan

  • terdapat 1 orang (2.5%) cemas ringan,

    2 orang (5%) yang mengalami cemas

    sedang, 1 orang (2.5%) yang

    mengalami cemas berat.

    3. Berdasarkan kelompok umur terdapat

    2 orang (5%) dewasa awal hanya

    mengalami cemas ringan dan 1 orang

    (2.5%) mengalami cemas berat,.

    Dewasa akhir dimana 8 orang (20%)

    mengalami cemas ringan. 7 orang

    (17.5%) mengalami cemas sedang,

    dan 2 orang (5%) mengalami cemas

    berat. Dan terakhir pada lansia awal

    terdapat 5 orang (12,5%) mengalami

    cemas ringan, 11 orang (27.5%)

    mengalami cemas sedang, dan

    selebihnya 4 orang (10%) mengalami

    cemas berat.

    4. Berdasarkan tingkat pendidikan

    terakhir ditemukan karyawan yang

    berpendidikan terakhir rendah (SD)

    ada 7 orang (17.5%) mengalami

    cemas ringan. 4 orang (10%)

    mengalami cemas sedang dan 2 orang

    (5%) mengalami cemas berat.

    Sedangkan yang berpendidikan

    terakhir SMP/SMA 8 orang (19.3%)

    mengalami cemas ringan, 14 orang

    (13%) mengalami cemas sedang dan

    5 orang (12.5%) mengalami cemas

    berat.

    5. Berdasarkan Jenis Pekerjaan yang

    menjabat sebagai sinder kebun

    terdapat 2 orang ( 5%) mengalami

    cemas ringan, 60 rang (15%)

    mengalami cemas sedang, dan 2

    orang (5%) mengalami cemas berat.

    Yang bekerja sebagai mandor kebun

    ditemukan bahwa 7 orang (17.5%)

    mengalami cemas ringan, 5 orang

    (12.5%) mengalami cemas sedang,

    dan 2 orang (7.5% ) mengalami

    cemas berat. Dari 9 orang (22.5%)

    yang bekerja menjadi keamanan

    kebun ditemukan bahwa 3 orang

    (7.5%) mengalami cemas ringan, 4

    orang (10%) mengalami semas

    sedang, dan 2 orang

    SARAN

    Berdasarkan hasil penelitian yang

    dilakukan dapat diberikan beberapa saran

    yang berhubungan dengan kejadian Reumatik:

    1. Disarankan kepada karyawan bagian

    tanaman yang mengalami kecemasan

    untuk mengatasi hal-hal yang

    membuatnya cemas dengan selalu

    berkonsultasi atau bertanya kepada

    petugas kesehatan

    2. Disarankan kepada petugas kesehatan

    untuk memperhatikan aspek psikologi

    klien dalam memberikan pengobatan

    dan perawatan serta memberikan

    penyuluhan kepada penderita tentang

    dampak kecemasan

    3. Bagi keluarga diharapkan, senantiasa

    meningkatkan partisipasi dan perannya

    untuk senantiasa membantu responden

    dalam mengatasi kecemasannya

    4. Disarankan kepada peneliti lain untuk

    memperdalam hasil penelitian ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    Bungin, Burhan. 2008. Metologi Penelitian

    Kuantitatif. Jakarta : Kencana

    Gemilang, Jingga. 2013. Manajemen Stres

    dan Emosi. Yogyakarta: Mantra Books.

    Harrianto, R. 2013. Buku Ajar Kesehatan

    Kerja. Jakarta: EGC, 2009.

    Lestari, A. Ayu. 2013. Skripsi : Faktor-Faktor

    yang Mempengaruhi Kecemasan

    Terhadap Mahasiswa Yang Sementara

  • Menyusun Skripsi di Prodi Keperawatan

    Fakultas Kesehatan Universitas Islam

    Alauddin Makassar. Makassar. Fakultas

    Ilmu Kesehatan : UIN.

    Novera, Windry.2010. Skripsi : Analisis

    Beban Kerja dan Kebutuhan Karyawan

    Bagian Administrasi Akademik dan

    Kemahasiswaan Bogor: ITB.

    Nursalam, 2011. Konsep dan Penerapan

    Metodologi Penelitian Ilmu

    Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

    Pracinasari, Ira. 2013. Beban Kerja Fisik VS

    Beban Kerja Mental. Surakarta :

    Fakultas Kedokteran Universitas

    Sebelas Maret.

    Sabban, A. Ihsan. 2010. Skripsi : Gambaran

    Stres Kerja Pada Karyawan Bank BRI

    Syariah Cabang Makassar Tahun 2010.

    Makassar : Fakultas Ilmu Kesehatan

    UIN.

    Savitri, Dr. Ramaiah. 2004. Kecemasan:

    Bagaimana Mengatasi Penyebabnya.

    Jakarta :Pustaka Populer Obor.

    Setyawan, Zackya yahya, dkk. 2008. Artikel

    Penelitian : Stres Kerja dan

    Kecenderungan Gejala Gangguan

    Mental Emosional pada Karyawan

    Redaksi Surat Kabar X di Jakarta.

    Jakarta : Maj Kedok Indon. Volum 58,

    No.8 Agustus.

    Soenaryo, I & Jann Hidayat. 2012. Catatan

    Kuliah : TI2251 Psikologi Industri. ITB.

    Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar

    Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :

    EGC.

    Susilo, Wilhelmus Hary, DR.Ir,MM,IAI.

    2012. Statistika dan Aplikasi : Untuk

    Penelitian Ilmu Kesehatan. Jakarta:

    Trans Info Media.

    Umar, Dr.H. 2010. Desain Penelitian MSDM

    dan Perilaku Karyawan: Paradigma

    Positivistik dan Berbasis Pemecahan

    Masalah. Jakarta: PT. Rajagrafido

    Persada.

    Widhiayastuti, Wardhani. 2002. Jurnal

    Psikologi: Studi Meta-analitis Tentang

    Hubungan Antara Stres Kerja dengan

    Prestasi Kerja. Universitas Semarang.

    Wijono, S., 2011. Psikologi Industri dan

    Organisasi: Dalam Suatu Bidang Gerak

    Psikologi Sumber Daya Manusia.

    Jakarta: Kencana, 2010.0271.

    Daryastiti. (2013) Hubungan antara Beban

    Kerja Dengan Tingkat Keluhan

    Muskuloskeletal pada Perawat di Ruang

    Ratna dan Ruang Medical Surgical

    RSUP Sanglah Denpasar.From

    http://www.sanglahhospitalbali.com/v1/

    penelitian.php?ID=90. Diakses 21 april

    2014).