gambaran sialografi normal
TRANSCRIPT
GAMBARAN SIALOGRAFI NORMAL
1. KELENJAR PAROTIS
• Duktus utama berdiameter rata (1-2mm) dan harus terisi sepenuhnya (filled
completely) dan uniform
• Struktur duktus kelenjar bercabang teratur, dan meruncing/mengecil secara
bertahap menuju perifer kelenjar, disebut gambaran “tree in winter”
2. KELENJAR SUBMANDIBULA
Duktus utama berdiameter sama (3-4mm), dan harus terisi penuh dan
uniform.
Kelenjar ini lebih kecil dari parotis tetapi kenampakan secara keseluruhan
sama dengan struktur duktus bercabang yang meruncing/mengecil secara
bertahap menuju perifer, disebut gambaran “bush in winter”
Sialografi menunjukkan kelenjar parotis kiri yang normal, penampakan tree in
winter
Sialografi menunjukkan kelenjar submandibula kanan yang normal,
penampakan bush in winter
GAMBARAN SIALOGRAFI ABNORMAL
1. SIALODOCHITIS
Disebut juga ductal sialadenitis. Sialodochitis merupakan inflamasi pada
sistem duktus kelenjar saliva. Umum terjadi pada kelenjar submandibula, namun
sering juga ditemukan pada kelenjar parotis.
Sakulasi atau dilatasi tersegmentasi dan penyempitan duktus utama
merupakan presentasi sialografi yang paling menonjol, disebut dengan gambaran
“sausage link”. Selain itu, terdapat kalkuli terasosiasi (associated calculi) atau
stenosis duktus (ductal stenosis).
Perubahan – perubahan tersebut dapat dilihat dengan menggunakan MRI,
ultranonografi, atau sialografi. Scientigrafi dan CT tidak menunjukan diagnosis
inflammatory ductal diseases of salivary gland. Mereka membutuhkan biaya yang
besar dan tidak spesifik serta tidak menujukkan informasi yang berguna seperti
jika dilakukan sialografi.
Sialograf kelenjar submandibula, menunjukkan duktus utama yang normal, kalkulus besar (panah tebal) pada ujung posterior duktus utama dan berhubungan dengan sakulasi atau dilatasi segmental. Didalam kelenjar (panah tipis) gambaran “sausage-link” disebabkan sialodochitis.
2. SJOGREN SYNDROME
Dots atau blobs media kontras tersebar luas di dalam kelenjar, dan
gambaran tersebut disebut “punctuate sialectasis atau snowstorm”. Hal ini
disebabkan oleh melemahnya membran epitel pada duktus intercalatus sehingga
medium kontras keluar dari duktus. Duktus utama biasanya normal.
Ultrasonografi lebih sensitive daripada sialografi untuk menginvestigasi
Sjogren Syndrome ini. Namun akurasinya akan meningkat jika dikombinasikan
dengan sialografi.
Sialograf Kelenjar parotis kiri menunjukkan dilatasi besar duktus utama disebabkan sialodochitis sekunder karena stenosis orifis (panah).
Sialograf kelenjar parotis kanan pada pasien dengan Sjogrens Syndrome.Duktus utama normal dan tampak ada penyebaran luas dots atau blobs medium kontras meliputi seluruh kelenjar, gambaran snowstorm atau punctuate sialectasis.
3. SIALADENITIS
Disebut juga parotitis dan submandibulitis. Sialadentitis merupakan infeksi
bakteri yang bersifat akut atau kronis yang terjadi pada acinus terminal atau
parenkim kelenjar saliva. Lebih umum terjadi pada kelenjar parotis.
Gambaran sialograf sialadentitis, terlihat dots atau blobs medium kontras
di dalam kelenjar disebut sebagai sialectasis. Hal ini disebabkan oleh inflamasi
jaringan kelenjar yang menyebabkan dilatasi saccular dari asinus. Duktus utama
biasanya normal.
Plain film dan ultrasonografi merupakan pemeriksaan paling tepat ketika
dugaan klinis terdapat obstruksi kalkuli (kronik). Sialografi membantu
menemukan lokasi obstruksi yang tidak dapat dideteksi dengan plain radiografi.
Sialografi kontraindikasi pada infeksi akut karena mengganggu atau
merusak epitel duktus yang dapat menyebabkan medium kontras keluar.
Sialografi lebih tepat dilakukan pada kasus yang diduga sebagai infeksi kronis.
Namun demikian, MRI adalah alternatif terbaik jika sialografi tidak
memungkinkan untuk dilakukan.
Sialograf kelenjar parotis kanan menunjukkan dots atau blobs medium kontras dalam kelenjar (sialectasis), disebabkan sialadenitis. Perhatikan duktus utama normal.
Diagram di bawah ini menunjukan sebuah intercalated ductule dan acinus,
menjelaskan mengapa gambaran sialograf sialadenitis dan sjogren syndrome (2
kondisi yg benar-benar berbeda) menjadi mirip.
A. Pada kelenjar normal.
B. Pada Sjogren’s syndrome, lapisan epitel pada intercalated ductule menjadi
lemah sehingga zat kontras keluar dari duktus dan menghasilkan bintik-
bintik atau gumpalan-gumpalan.
C. Pada Sialadenitis, acinus melebar/dilatasi sehingga terjadi pengumpulan zat
kontras menjadi bintik atau gumpalan