galvanizing
DESCRIPTION
Merupakan makalah yang menjelaskan tentang salah satu teknik pelapisan bahan, yaitu galvanizing.TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelapisan logam adalah suatu cara yang dilakukan untuk memberikan
sifat tertentu pada suatu permukaan benda kerja, dimana diharapkan
benda tersebut akan mengalami perbaikan baik dalam hal struktur mikro
maupun ketahanannya, dan tidak menutup kemungkinan pula terjadi
perbaikan terhadap sifat fisiknya. Pelapisan logam merupakan bagian akhir
dari proses produksi dari suatu produk. Proses tersebut dilakukan setelah
benda kerja mencapai bentuk akhir atau setelah proses pengerjaan mesin
serta penghalusan terhadap permukaan benda kerja yang dilakukan.
Dengan demikian, proses pelapisan termasuk dalam kategori pekerjaan
finishing atau sering juga disebut tahap penyelesaian dari suatu produksi
benda kerja. Salah satu teknik pelapisan logam adalah galvanizing.
1.2 Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun guna memenuhi tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat
bagi para pembaca dalam pemahaman tentang salah satu metode pelapisan
logam yaitu galvanizing. Secara terperinci, tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi tugas matakuliah Teknik Pelapisan Bahan.
2. Mengetahui metode pelapisan logam, yaitu galvanizing.
3. Memahami mekanisme proses galvanizing.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah “Galvanizing” ini
antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan metode galvanizing dan jenis-jenisnya?
2. Bagaimana proses galvanizing?
2
3. Apa saja aplikasi dari galvanizing serta hal-hal yang menjadi keuntungan
dan kerugiannya?
1.4 Batasan Masalah
Penulis membatasi masalah hanya pada proses hot-dip galvanizing.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Galvanizing
Galvanizing adalah proses penerapan protective zinc coating pada baja
atau besi, untuk mencegah berkarat. Istilah ini berasal dari nama ilmuwan
Italia Luigi Galvani. Meskipun galvanisasi dapat dilakukan dengan
elektrokimia dan proses elektrodeposisi, metode yang paling umum
digunakan saat ini adalah hot-dip galvanisasi, di mana bahan baja di rendam
didalambak zinc cair (molten zinc). Galvanis punya tingkat ketebalan
beragam, mulai dari 1 mikron (seperseribu milimeter) sampai 9 mikron
bahkan lebih. Untuk ketebalan 1 mikron biasanya produsen member jaminan
3 tahun anti karat (3years rustfree) dan untuk ketebalan 7 mikron produsen
bias member jaminan hingga 30 tahun.
Proses galvanisasi banyak digunakan dikarenakan efisien, dapat dikerjakan
dalam kondisi cuaca apapun. Lapisan galvanis memberikan perlindungan
penghalang (barrier protection), lapisan galvanis memberikan perlindungan
katoda dengan cara mengorbankan lapisan seng sebelum lapisan logam yang
dilindungi, lapisan galvanis memberikan perlindungan.
2.2 Proses Galvanizing
Galvanisasi merupakan salah satu cara untuk mengurangi/menghindari
proses korosi dengan melapisi logam yang kita ingin lindungi dengan logam
lain yang lebih mudah terkorosi. Ide galvanisasi sendiri berawal dari proses
sel galvani dan korosi galvani. Sel galvani atau disebut juga sebagai sel volta
adalah sel elektrokimia yang dapat menyebabkan terjadinya energi listrik dari
reaksi reduksi dan oksidasi (redoks) yang spontan. Reaksi redoks spontan
yang dapat mengakibatkan terjadinya energi listrik ini ditemukan oleh Luigi
Galvani dan Alessandro Guiseppevolta.
4
Gambar 1. Rangkaian Sel Galvanis
Sel galvani terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1. Voltmeter, untuk menentukan besarnya potensial sel.
2. Jembatan garam (satlt bridge), untuk menjaga kenetralan muatan listrik pada
larutan.
3. Anoda, elektroda negatif tempat terjadinya reaksi oksidasi.
4. Katoda, elektroda positif tempatterja dinya reaksi reduksi .
Pada anoda, logam Zn melepaskan electron dan menjadi Zn2+terlarut.
Zn(s) Zn2+(aq) + 2e-
Pada katoda, ion Cu2+ menangkap electron dan mengendap menjadi logam Cu.
Cu2+(aq) + 2e Cu(s)
Hal ini dapat diketahui dari berkurangnya massa logam Zn setelah reaksi,
sedangkan massa logam Cu bertambah. Reaksi total yang terjadi pada sel galvani
adalah:
Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+
(aq) + Cu(s)
Pelapisan dengan metode hot-dip galvanizing sering juga disebut dengan proses
pelapisan logam dengan logam lain yang lebih anodik sesuai dengan deret
galvanik.
5
Gambar 2. Deret Galvanik
Pada gambar 2 dapat diketahui bahwa seng bersifat lebih aktif (anodik) dari
logam baja ataupun logam lain seperti Al, Cd, Sn dsb. Oleh karena itu, seng dapat
melindungi logam lain terhadap serangan korosi. Karat (oksida) dibiarkan tanpa
perlindungan di hampir setiap lingkungan. Menerapkan lapisan tipis seng baja
adalah cara yang efektif dan ekonomis untuk melindunginya dari korosi. Pelapis
seng melindungi dengan menyediakan penghalang fisik dan proteksi katodik
logam yang akan dilindunginya. Mekanisme utamanya yakni dimana lapisan
galvanis melindungi logam utamanya dengan memberikan penghalang untuk
mencegah uap air kontak langsung dengan logam. Tanpa kelembaban (elektrolit)
tidak ada korosi. Sifat dari proses galvanizing tidak hanya memastikan bahwa
lapisan seng yang tahan terhadap kelembaban, tetapi melekat dengan baik untuk
logam dengan abrasi yang sangat baik dan ketahanan korosi.
Lapisan galvanis tidak akan retak dari waktu ke waktu dengan cara pelapis
penghalang lainnya seperti cat. Namun, lapisan galvanis bersifat reaktif,
menimbulkan korosi dan mengikis lapisan logam secara perlahan, tapi memiliki
6
masa kerja yang berbanding lurus dengan ketebalan lapisan. Juga, kemampuan
seng pelapis untuk melindungi baja dengan bertindak sebagai penghalang
tergantung pada laju korosi seng dalam suatu lingkungan tertentu. Oleh karena itu
penting untuk memahami mekanisme korosi seng dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi laju korosinya.
Logam hasil galvanisasi bereaksi dengan lingkungan sekitarnya untuk
membentuk serangkaian produk korosi. Di udara, seng segera bereaksi dengan
oksigen membentuk lapisan seng oksida yang sangat tipis. Ketika muncul uap air,,
seng dan oksida akan bereaksi dengan air, sehingga pembentukan seng hidroksida.
Produk korosi akhir seng karbonat, yang dihasilkan dari seng hidroksida bereaksi
dengan karbon dioksida di udara. Zinc karbonat adalah lapisan tipis yang stabil,
ulet, dan memberikan perlindungan terhadap seng yang mendasari, dan
menghasilkan laju korosi rendah pada kebanyakan lingkungan. Karena lapisan
pelindung ini yang terbentuk pada seng di atmosfer, laju korosi adalah 7 sampai
10 kali lebih lambat dibandingkan besi.
Laju korosi seng berkorelasi dengan dua faktor utama yaitu waktu
kelembababan dan konsentrasi polutan udara. Korosi hanya terjadi ketika
permukaan basah. Pengaruh pembasahan pada laju korosi seng tergantung pada
jenis kelembaban. Misalnya, ketikauap air dari curah hujan menempel pada
logam,korosi akan dibentuk oleh kondensasi uap air tersebut dan membentuk
korosi.
pH larutan air yang kontak dengan seng memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat korosi. Pada pH di bawah 6 dan di atas 12 akan terjadi
pengingkatan laju korosi secara substansial. Kebanyakan atmosfer di industri
mengandung sulfur dalam bentuk sulfur dioksida dan asam sulfat, dan
berkontribusi terhadap hujan asam yang dapat memiliki pH kurang dari 6. Gambar
3 menggambarkan pengaruh pH air pada laju korosi seng.
7
Gambar 3. Pengaruh pH pada Laju Korosi
Lingkungan klorida (yaitu laut) memiliki jauh lebih sedikit efek pada laju
korosi seng dari senyawa belerang, tetapi karena klorida dapat terjadi di
lingkungan biasa, mungkin akan menjadi masalah lingkungan yang paling sering
memerlukan perlindungan korosi ekstra. Meskipun demikian, bagian galvanis
terkena luar bisa tetap bebas karat selama bertahun-tahun dan dua alasan dasar
film seng karbonat relatif stabil yang terbentuk pada permukaan seng dan
perlindungan korban yang disediakan oleh seng.
Gambar 4. Umur Pakai Produk Hasil Galvanizing
Pada Berbagai Lingkungan
8
2.3 Jenis- Jenis Galvanizing
Zinc memiliki sejumlah karakteristik yang membuatnya korosi cocok
lapisan pelindung untuk produk besi dan baja di sebagian besar lingkungan.
Kinerja lapangan yang sangat baik dari seng pelapis hasil dari
kemampuannya untuk membentuk padat, patuh film produk korosi dan laju
korosi jauh di bawah bahan besi (sekitar 10 sampai 100 kali lebih lambat
tergantung pada lingkungan). Sementara permukaan seng segar cukup reaktif
saat terkena atmosfer, lapisan tipis produk korosi berkembang pesat, sangat
mengurangi laju korosi lebih lanjut. Banyak jenis galvanizing yang tersedia
secara komersial, antara lain hot-dip galvanizing, electrogalvanizing, zinc
plating, mechanical plating, zinc spraying, dan zinc painting.
2.3.1 Hot-Dip Galvanizing
Pelapisan secara hot dip galvanizing (pelapisan secara celup panas)
adalah suatu proses pelapisan dimana logam pelapisnya dipanaskan terlebih
dahulu hingga mencair, kemudian logam yang akan dilapisi yang biasa
disebut logam dasar dicelupkan kedalam bak galvanis yang telah berisi seng
cair, sehingga dalam beberapa saat logam tersebut akan terlapisi oleh lapisan
berupa lapisan paduan antara logam pelapis (seng) dengan logam dasar dalam
bentuk ikatan metalurgi yang kuat dan tersusun secara berlapis-lapis yang
disebut fasa. Proses pelapisan dengan metode hot dip galvanizing dapat
dibagi menjadi tiga proses, yaitu :
a) Tahap persiapan
Tahap persiapan berfungsi untuk menghilangkan asam atau basa yang
merupakan bahan pengotor yang menempel pada spesimen, hal ini
dimaksudkan agar diperoleh kondisi permukaan yang bersih dan diperoleh
hasil lapisan yang baik. Proses pembersihan permukaan yang akan dilapisi
dapat dilakukan sesuai dengan jenis pengotor yang menempel pada
permukaan spesimen, namun proses pembersihan ini dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu proses pembersihan secara fisik (mekanik) dan proses
pembersihan secara kimiawi.
9
Pembersihan secara fisik dapat berupa pengamplasan dengan
menggunakan mesin gerinda, yang meliputi menghaluskan permukaan yang
tidak rata dan penghilangan goresan-goresan serta kotoran yang
menempel pada permukaan spesimen.
Gambar 5. Surface Preparation
Proses pembersihan secara kimiawi merupakan proses pembersihan pengotor
yang menempel pada permukaan specimen dengan menggunakan bahan-
bahan kimia. Proses pembersihan ini meliputi:
1. Degreasing
Proses degreasing merupakan proses yang bertujuan untuk
menghilangkan kotoran, minyak, lemak, cat dan kotoran padat lainnya
yang menempel pada permukaan spesimen. Proses pembersihan
dilakukan dengan menggunakan larutan NaOH (soda kaustik) dengan
konsentrasi 5% – 10% pada suhu 70oC – 90oC selama kurang lebih 10
menit.
2. Rinsing I
Proses rinsing I bertujuan untuk membersihkan soda kaustik pada proses
degreasing yang masih menempel pada permukaan spesimen dalam
dengan menggunakan air bersih pada temperatur kamar.
3. Pickling
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan karat yang melekat pada
permukaan spesimen dengan cara dicelupkan kedalam larutan HCl (asam
10
klorida) atau larutan H2SO4 (asam sulfat) dengan konsentrasi 10% – 15%
selama 15 – 20 menit.
4. Rinsing II
Proses ini bertujuan untuk membersihkan larutan HCl atau H2SO4 yang
menempel pada specimen saat proses pickling dengan menggunakan air
bersih pada temperatur kamar.
5. Fluxing
Proses fluxing merupakan proses pelapisan awal dengan menggunakan
Zinc Amonium Chloride (ZAC) dengan konsentrasi 20% – 30% dengan
waktu selama 5 – 8 menit. Proses fluxing dilakukan dengan tujuan sebagai
lapisan dasar untuk memperkuat lapisan seng pada saat dilakukan proses
pelapisan, sebagai katalisator reaksi terjadinya pelapisan Fe-Zn serta untuk
menghindari terjadinya proses oksidasi sebelum proses galvanizing
dilakukan. Proses fluxing berlangsung pada temperatur 60oC – 80oC, hal
ini dimaksudkan agar perpindahan panas pada spesimen berlangsung
secara perlahan dan bertahap sehingga dapat menghindari terjadinya
deformasi plastis yang dapat mengganggu proses pelekatan seng pada
benda kerja saat proses galvanizing berlangsung.
6. Drying
Proses drying merupakan proses pengeringan dan pemanasan awal dengan
menggunakan gas panas yang suhunya kurang lebih 150oC, tujuannya
untuk menghilangkan cairan yang mungkin terdapat pada permukaan
spesimen yang dapat menyebabkan terjadinya ledakan uap saat proses
galvanizing berlangsung.
b) Tahap Pencelupan (galvanizing)
Spesimen yang telah mengalami tahap persiapan (pre-treatment) dan telah
bersih dari segala pengotor kemudian langkah berikutnya yaitu dilakukan
proses pencelupan (galvanizing). Selama proses galvanizing berlangsung,
cairan seng akan melapisi baja dengan membentuk lapisan baja seng kemudian
barulah terbentuk lapisan yang sepenuhnya berupa unsur seng pada permukaan
11
terluar baja, larutan yang digunakan minimal adalah 98% murni unsur seng.
Tahap pencelupan dilakukan selama kurang lebih 1,5 menit pada suhu 440oC –
460oC. Ketebalan lapisan seng pada pelapisan dengan metode hot dip
galvanizing dipengaruhi oleh kondisi permukaan, lamanya pencelupan dan
temperatur pencelupan.
Gambar 6. Wet and Dry Galvanizing
Dalam proses galvanizing, umumnya terdapat dua tipe, yakni tipe galvanisasi
basah dan galvanisasi kering. Perbedaan keduanya, terletak pada proses
fluxing. Pada proses kering, fluxing dilakukan dengan larutan amonium
klorida sedangkan pada proses basah, fluxing menggunakan molten flux
blanketpada zinc bath surface.
c) Tahap pendinginan dan tahap akhir
Tahap pendinginan dilakukan dengan mencelupkan spesimen ke dalam
larutan sodium chromate dengan konsentrasi 0,015% pada suhu kamar
ataupun dengan menggunakan air. Proses ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya white rust. Bagian akhir dari proses pelapisan berupa
12
menghaluskan permukaan yang runcing yang disebabkan oleh cairan seng
yang hendak menetes namun telah mongering terlebih dahulu.
2.3.2 Electro-galvanizing
Elektro coating galvanis diterapkan untuk baja lembaran atau strip
oleh elektrodeposisi. Electrogalvanizing adalah operasi kontinyu di mana baja
lembaran atau strip dimasukkan melalui peralatan entri yang sesuai, diikuti
oleh serangkaian pembesihan dan bilasan dan akhirnya ke dalam zinc plating
bath. Rangkaian seng yang paling umum digunakan adalah elektrolit-anoda
menggunakan timbal-perak, atau anoda larut lainnya dan elektrolit seng
sulfat. Anoda larut seng murni juga digunakan. Dalam proses ini, lembar
katoda logam berkembang sebagai ion seng dalam larutan elektrik dan
berubah menjadi seng logam dan diendapkan pada katoda. Penghalus butir
dapat ditambahkan untuk membantu menghasilkan permukaan yang halus.
Lapisan deposit seng terdiri dari seng murni yang melekat ke logam.
Lapisan ini sangat ulet bahkan setelah dilakukan proses deformasi. Berat
lapisan yang dihasilkan berkisar hingga 0,2 oz/ft2 (60 g / m2), atau ketebalan
hingga 0,36 mil (9,1 m) per sisi. Sedangkan pada kawat, berat lapisan dapat
mencapai hingga 3 oz/ft2 (915 g/m2). Lapisan seng murni lebih tipis dari
lembar galvanis. Proses perlakuan pada kawat dan pelapisannya
dapatmereduksi sampai 95%tergantung pada komposisi kimia dari kawat,
perlakuan panas, dan diameter.
Gambar 7. Electro-galvanizing Wire
13
Pelapisan electro-galvanizing umumnya diterapkan untuk baja lembaran dan
kawat. Aplikasi yang paling umum adalah pada automobile, badan alat dan
fasteners. Selanjutnya, untuk memperpanjang umur pakai, pelapis elektro galvanis
dapat dilakukan treatment untuk membuatnya dapat diproses pada tahap
selanjutnya yaitu painting dan ini sering direkomendasikan karena lapisan seng
yang sangat tipis.
2.3.3 Zinc Painting
Zinc painting, sering keliru disebut cold galvanizing adalah aplikasi
dengan kuas atau semprot debu dari seng dicampur dengan bahan pengikat
organik atau anorganik. Debu seng harus dicampur dengan polimer untuk
menghasilkan campuran homogen dan adhesi yang tepat. Cat kaya seng biasanya
berisi 92-95% logam seng dalam film kering. Ketika disemprotkan , garis pakan
harus dijaga sesingkat mungkin untuk mencegah pengendapan debu seng dan
mantel film yang tidak merata. Zinc painting dapat diterapkan baik dalam ruangan
atau lapangan.
Seperti semua lapisan cat, cat kaya seng adalah pelapisan permukaan.
Cat seng kaya bahan organik yang terdiri dari epoxies, hidrokarbon diklorinasi,
dan polimer lainnya atau anorganik berdasarkan silikat alkil organik. Cat organik
atau anorganik yang diterapkan pada ketebalan film kering dari 2.5 sampai 3.5
mils. Jika diterapkan terlalu tebal, retak dapat terjadi.
Gambar 8. Lapisan Zinc Painting
14
Salah satu kesamaan dari semua pelapisan seng adalah perlindungan katodik
yang diberikan. Pelapisan cat seng berbeda dari pelapisan lain karena ada bahan
mengikat digunakan untuk membentuk partikel seng.Untuk perlindungan katodik
debu seng harus berada pada konsentrasi yang cukup tinggi untuk menyediakan
konduktivitas antara partikel seng dan baja. Ini adalah alasan lain agitasi konstan
dan campuran yang homogen penting selama aplikasi.
Cat kaya seng organik dan anorganik sedikit berbeda dalam kinerja mereka.
Cat anorganik yang melekat pada logam dengan reaktivitas kimia ringan memiliki
ketahanan pelarut yang baik dan dapat menahan suhu sampai sekitar 700 F (375
Celcius). Densitas cat anorganik sekitar setengah densitas seng per mil batch hot-
dip coating galvanis.
Sifat-sifat cat organik tergantung pada sistem pelarut. Beberapa mantel dapat
diterapkan dalam waktu 24 jam tanpa retak. Cat organik tidak memiliki ketahanan
suhu yang sama dengan anorganikkarena mereka terbatas pada suhu 200-300 F.
Seng kaya cat dapat diterapkan untuk baja dari berbagai ukuran dan bentuk,
meskipun aplikasi yang sulit di fabrikasi yang lebih kompleks. Cat kaya seng
banyak digunakan untuk proses yang membutuhkan kinerja yang tinggi, dua dan
tiga sistem mantel dan untuk touch-up dan perbaikan batch hot-dip coating
galvanis. Dalam lingkungan ringan, cat anorganik seng dapat digunakan secara
terpisah untuk perlindungan korosi, tetapi harus dilapisi dengan baik agar
memperpanjang umur pakainya.
2.3.5 Zinc Spray Metallizing
Penyemprotan zinc, atau Metallizing, dilakukan dengan makan bubuk
seng atau kawat menjadi senjata dipanaskan, di mana ia mencair dan
disemprotkan ke bagian menggunakan gas pembakaran dan / atau tambahan udara
terkompresi untuk memberikan kecepatan yang diperlukan Sebelum Metallizing,
baja harus dibersihkan abrasively. Lapisan seng 100% dapat diterapkan di toko
atau lapangan, namun lebih sering dilakukan di toko mana panas untuk mencair
lebih mudah tersedia. Panas disuplai oleh pembakaran api gas oksigen-bahan
bakar atau dengan busur listrik.
15
Proses telah dikembangkan untuk makan seng cair langsung ke nosel
semprot, tapi hanya untuk di aplikasi toko. Berikutaplikasi seng, lapisan biasanya
ditutup dengan viskositas rendah poliuretan, epoxy-fenolik, epoksi, atau resin
vinyl. Lapisan seng metalisasi kasar dan sedikit berpori, dengan kepadatan sekitar
80% yang batch hot-dip galvanizing. Sebagai lapisan metalisasi terkena atmosfer,
produk seng korosi cenderung untuk mengisi pori-pori memberikan perlindungan
katodik konsisten. Metallizing mencakup lasan, jahitan, berakhir, dan paku keling
dengan baik dan dapat diterapkan lebih dari 10 mils (254 m). Namun, lapisan seng
murni mekanis-terikat dapat menjadi tidak konsisten dan memerlukan operator
yang terampil untuk aplikasi terbaik. Coatings cenderung tipis di sudut-sudut dan
tepi, dan tidak ada lapisan diterapkan pada permukaan interior atau sulit relung
akses dan gigi berlubang.
2.4 Aplikasi Galvanizing
Beberapa aplikasi pada galvanizing adalah :
Bridges and Highways.
Power Generation.
Alat transportasi
Water and Waste Water Treatment.
Pulp and Paper.
Agriculture and Food Processing.
Petrochemical and Chemical.
Original Equipment Manufacturing.
Telecomunication.
2.5 Keuntungan dan Kerugian Galvanizing
Pada proses galvanizing memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungan yang
didapatkan antara lain :
1. Melindungi besi atau baja terhadap karat dalam jangka waktu yang lama.
2. Tidak memerlukan biaya pemeliharaan.
3. Tidak memerlukan pengecatan.
16
4. Melindungi permukaan besi atau baja terhadap goresan.
5. Proses cepat, praktis dan ekonomis.
6. Dapat memproteksi bentuk yang rumit dan kompleks.
7. Dengan sekali pencelupan, dapat melapisi permukaan luar dan dalam
secara bersamaan.
8. Dapat dilakukan dalam keadaan cuaca apapun
Sedangkan, untuk kerugiannya antara lain :
1. Besar struktur yang akan dilapisi dibatasi dengan ukuran penampung
(bath).
2. Warna dari lapisan seng hanya dapat diubah dengan cara pengecatan.
3. Ketebalan lapisan dari permukaan hot dipped galvanizing kurang merata.
4. Rawan terjadi distorsi.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan :
a. Galvanizing adalah proses penerapan protective zinc coating pada baja
atau besi, untuk mencegah berkarat.
b. Jenis jenis galvanizing yaitu hot-dip galvanizing, zinc painting, zinc spray
metallizing, dan electro-galvanizing
c. Aplikasi pada galvanizing dapat digunakan untuk mencegah terjadinya
korosi benda-benda dengan ukuran yang besa, seperti pada konstruksi
bangunan, hollow-beam, pagar rumah dan sebagainya.
d. Keuntungan dari proses galvanizing, yaitu melindungi besi atau baja
terhadap karat dalam jangka waktu yang lama, tidak memerlukan biaya
pemeliharaan serta pengecatan, melindungi permukaan besi atau baja
terhadap goresan, proses cepat, praktis dan ekonomis, dapat memproteksi
bentuk yang rumit dan kompleks dan dapat dilakukan dalam keadaan
cuaca apapun.
e. Kerugian dari proses galvanizing, yaitu besar struktur yang akan dilapisi
dibatasi dengan ukuran penampung (bath), warna dari lapisan seng hanya
dapat diubah dengan cara pengecatan, ketebalan lapisan dari permukaan
hot dipped galvanizing kurang merata, rawan terjadi distorsi.
18
DAFTAR PUSTAKA
ASM Handbook Vol.13A. Corrosion:Fundamentals,Testing and Protection.
X.G. Zhang, Corrosion and Electrochemistry of Zinc, Plenum Press, New York,
1996.
http://galvanizeit.org
http://lib.unnes.ac.id/hot-dipgalvanizing
19
“GALVANIZING”
Disusun Guna Memenuhi Tugas Matakuliah Teknik Pelapisan Bahan
Kelompok V
No Nama NPM1 Aziz Anwar Rakhman 33341206272 Hana Rochman 33341212073 Hany Kusumawati 33341313034 Maulia Angraeni 33341303085 Robby Dwiwandono 33341315756 Torang Aritonang 3334132150
JURUSAN TEKNIK METALURGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON – BANTEN
2015
20
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan.................................................................... 1
1.3 Perumusan Masalah................................................................ 1
1.4 Batasan Masalah..................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Galvanizing........................................................... 2
2.2 Proses Galvanizing................................................................. 2
2.3 Jenis-Jenis Galvanizing.......................................................... 8
2.4 Aplikasi Galvanizing.............................................................. 15
2.5 Keuntungan dan Kerugian Proses Galvanizing...................... 15
BAB III KESIMPULAN................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 18