galvanizing

27
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelapisan logam adalah suatu cara yang dilakukan untuk memberikan sifat tertentu pada suatu permukaan benda kerja, dimana diharapkan benda tersebut akan mengalami perbaikan baik dalam hal struktur mikro maupun ketahanannya, dan tidak menutup kemungkinan pula terjadi perbaikan terhadap sifat fisiknya. Pelapisan logam merupakan bagian akhir dari proses produksi dari suatu produk. Proses tersebut dilakukan setelah benda kerja mencapai bentuk akhir atau setelah proses pengerjaan mesin serta penghalusan terhadap permukaan benda kerja yang dilakukan. Dengan demikian, proses pelapisan termasuk dalam kategori pekerjaan finishing atau sering juga disebut tahap penyelesaian dari suatu produksi benda kerja. Salah satu teknik pelapisan logam adalah galvanizing. 1.2 Tujuan Penulisan Makalah ini disusun guna memenuhi tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam pemahaman tentang salah satu metode pelapisan logam

Upload: hany-kusumawati

Post on 21-Feb-2016

281 views

Category:

Documents


101 download

DESCRIPTION

Merupakan makalah yang menjelaskan tentang salah satu teknik pelapisan bahan, yaitu galvanizing.

TRANSCRIPT

Page 1: Galvanizing

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelapisan logam adalah suatu cara yang dilakukan untuk memberikan

sifat tertentu pada suatu permukaan benda kerja, dimana diharapkan

benda tersebut akan mengalami perbaikan baik dalam hal struktur mikro

maupun ketahanannya, dan tidak menutup kemungkinan pula terjadi

perbaikan terhadap sifat fisiknya. Pelapisan logam merupakan bagian akhir

dari proses produksi dari suatu produk. Proses tersebut dilakukan setelah

benda kerja mencapai bentuk akhir atau setelah proses pengerjaan mesin

serta penghalusan terhadap permukaan benda kerja yang dilakukan.

Dengan demikian, proses pelapisan termasuk dalam kategori pekerjaan

finishing atau sering juga disebut tahap penyelesaian dari suatu produksi

benda kerja. Salah satu teknik pelapisan logam adalah galvanizing.

1.2 Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun guna memenuhi tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat

bagi para pembaca dalam pemahaman tentang salah satu metode pelapisan

logam yaitu galvanizing. Secara terperinci, tujuan penulisan makalah ini

adalah sebagai berikut :

1. Memenuhi tugas matakuliah Teknik Pelapisan Bahan.

2. Mengetahui metode pelapisan logam, yaitu galvanizing.

3. Memahami mekanisme proses galvanizing.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah “Galvanizing” ini

antara lain :

1. Apa yang dimaksud dengan metode galvanizing dan jenis-jenisnya?

2. Bagaimana proses galvanizing?

Page 2: Galvanizing

2

3. Apa saja aplikasi dari galvanizing serta hal-hal yang menjadi keuntungan

dan kerugiannya?

1.4 Batasan Masalah

Penulis membatasi masalah hanya pada proses hot-dip galvanizing.

Page 3: Galvanizing

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Galvanizing

Galvanizing adalah proses penerapan protective zinc coating pada baja

atau besi, untuk mencegah berkarat. Istilah ini berasal dari nama ilmuwan

Italia Luigi Galvani. Meskipun galvanisasi dapat dilakukan dengan

elektrokimia dan proses elektrodeposisi, metode yang paling umum

digunakan saat ini adalah hot-dip galvanisasi, di mana bahan baja di rendam

didalambak zinc cair (molten zinc). Galvanis punya tingkat ketebalan

beragam, mulai dari 1 mikron (seperseribu milimeter) sampai 9 mikron

bahkan lebih. Untuk ketebalan 1 mikron biasanya produsen member jaminan

3 tahun anti karat (3years rustfree) dan untuk ketebalan 7 mikron produsen

bias member jaminan hingga 30 tahun.

Proses galvanisasi banyak digunakan dikarenakan efisien, dapat dikerjakan

dalam kondisi cuaca apapun. Lapisan galvanis memberikan perlindungan

penghalang (barrier protection), lapisan galvanis memberikan perlindungan

katoda dengan cara mengorbankan lapisan seng sebelum lapisan logam yang

dilindungi, lapisan galvanis memberikan perlindungan.

2.2 Proses Galvanizing

Galvanisasi merupakan salah satu cara untuk mengurangi/menghindari

proses korosi dengan melapisi logam yang kita ingin lindungi dengan logam

lain yang lebih mudah terkorosi. Ide galvanisasi sendiri berawal dari proses

sel galvani dan korosi galvani. Sel galvani atau disebut juga sebagai sel volta

adalah sel elektrokimia yang dapat menyebabkan terjadinya energi listrik dari

reaksi reduksi dan oksidasi (redoks) yang spontan. Reaksi redoks spontan

yang dapat mengakibatkan terjadinya energi listrik ini ditemukan oleh Luigi

Galvani dan Alessandro Guiseppevolta.

Page 4: Galvanizing

4

Gambar 1. Rangkaian Sel Galvanis

Sel galvani terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

1. Voltmeter, untuk menentukan besarnya potensial sel.

2. Jembatan garam (satlt bridge), untuk menjaga kenetralan muatan listrik pada

larutan.

3. Anoda, elektroda negatif tempat terjadinya reaksi oksidasi.

4. Katoda, elektroda positif tempatterja dinya reaksi reduksi .

Pada anoda, logam Zn melepaskan electron dan menjadi Zn2+terlarut.

Zn(s) Zn2+(aq) + 2e-

Pada katoda, ion Cu2+ menangkap electron dan mengendap menjadi logam Cu.

Cu2+(aq) + 2e Cu(s)

Hal ini dapat diketahui dari berkurangnya massa logam Zn setelah reaksi,

sedangkan massa logam Cu bertambah. Reaksi total yang terjadi pada sel galvani

adalah:

Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+

(aq) + Cu(s)

Pelapisan dengan metode hot-dip galvanizing sering juga disebut dengan proses

pelapisan logam dengan logam lain yang lebih anodik sesuai dengan deret

galvanik.

Page 5: Galvanizing

5

Gambar 2. Deret Galvanik

Pada gambar 2 dapat diketahui bahwa seng bersifat lebih aktif (anodik) dari

logam baja ataupun logam lain seperti Al, Cd, Sn dsb. Oleh karena itu, seng dapat

melindungi logam lain terhadap serangan korosi. Karat (oksida) dibiarkan tanpa

perlindungan di hampir setiap lingkungan. Menerapkan lapisan tipis seng baja

adalah cara yang efektif dan ekonomis untuk melindunginya dari korosi. Pelapis

seng melindungi dengan menyediakan penghalang fisik dan proteksi katodik

logam yang akan dilindunginya. Mekanisme utamanya yakni dimana lapisan

galvanis melindungi logam utamanya dengan memberikan penghalang untuk

mencegah uap air kontak langsung dengan logam. Tanpa kelembaban (elektrolit)

tidak ada korosi. Sifat dari proses galvanizing tidak hanya memastikan bahwa

lapisan seng yang tahan terhadap kelembaban, tetapi melekat dengan baik untuk

logam dengan abrasi yang sangat baik dan ketahanan korosi.

Lapisan galvanis tidak akan retak dari waktu ke waktu dengan cara pelapis

penghalang lainnya seperti cat. Namun, lapisan galvanis bersifat reaktif,

menimbulkan korosi dan mengikis lapisan logam secara perlahan, tapi memiliki

Page 6: Galvanizing

6

masa kerja yang berbanding lurus dengan ketebalan lapisan. Juga, kemampuan

seng pelapis untuk melindungi baja dengan bertindak sebagai penghalang

tergantung pada laju korosi seng dalam suatu lingkungan tertentu. Oleh karena itu

penting untuk memahami mekanisme korosi seng dan faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi laju korosinya.

Logam hasil galvanisasi bereaksi dengan lingkungan sekitarnya untuk

membentuk serangkaian produk korosi. Di udara, seng segera bereaksi dengan

oksigen membentuk lapisan seng oksida yang sangat tipis. Ketika muncul uap air,,

seng dan oksida akan bereaksi dengan air, sehingga pembentukan seng hidroksida.

Produk korosi akhir seng karbonat, yang dihasilkan dari seng hidroksida bereaksi

dengan karbon dioksida di udara. Zinc karbonat adalah lapisan tipis yang stabil,

ulet, dan memberikan perlindungan terhadap seng yang mendasari, dan

menghasilkan laju korosi rendah pada kebanyakan lingkungan. Karena lapisan

pelindung ini yang terbentuk pada seng di atmosfer, laju korosi adalah 7 sampai

10 kali lebih lambat dibandingkan besi.

Laju korosi seng berkorelasi dengan dua faktor utama yaitu waktu

kelembababan dan konsentrasi polutan udara. Korosi hanya terjadi ketika

permukaan basah. Pengaruh pembasahan pada laju korosi seng tergantung pada

jenis kelembaban. Misalnya, ketikauap air dari curah hujan menempel pada

logam,korosi akan dibentuk oleh kondensasi uap air tersebut dan membentuk

korosi.

pH larutan air yang kontak dengan seng memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap tingkat korosi. Pada pH di bawah 6 dan di atas 12 akan terjadi

pengingkatan laju korosi secara substansial. Kebanyakan atmosfer di industri

mengandung sulfur dalam bentuk sulfur dioksida dan asam sulfat, dan

berkontribusi terhadap hujan asam yang dapat memiliki pH kurang dari 6. Gambar

3 menggambarkan pengaruh pH air pada laju korosi seng.

Page 7: Galvanizing

7

Gambar 3. Pengaruh pH pada Laju Korosi

Lingkungan klorida (yaitu laut) memiliki jauh lebih sedikit efek pada laju

korosi seng dari senyawa belerang, tetapi karena klorida dapat terjadi di

lingkungan biasa, mungkin akan menjadi masalah lingkungan yang paling sering

memerlukan perlindungan korosi ekstra. Meskipun demikian, bagian galvanis

terkena luar bisa tetap bebas karat selama bertahun-tahun dan dua alasan dasar

film seng karbonat relatif stabil yang terbentuk pada permukaan seng dan

perlindungan korban yang disediakan oleh seng.

Gambar 4. Umur Pakai Produk Hasil Galvanizing

Pada Berbagai Lingkungan

Page 8: Galvanizing

8

2.3 Jenis- Jenis Galvanizing

Zinc memiliki sejumlah karakteristik yang membuatnya korosi cocok

lapisan pelindung untuk produk besi dan baja di sebagian besar lingkungan.

Kinerja lapangan yang sangat baik dari seng pelapis hasil dari

kemampuannya untuk membentuk padat, patuh film produk korosi dan laju

korosi jauh di bawah bahan besi (sekitar 10 sampai 100 kali lebih lambat

tergantung pada lingkungan). Sementara permukaan seng segar cukup reaktif

saat terkena atmosfer, lapisan tipis produk korosi berkembang pesat, sangat

mengurangi laju korosi lebih lanjut. Banyak jenis galvanizing yang tersedia

secara komersial, antara lain hot-dip galvanizing, electrogalvanizing, zinc

plating, mechanical plating, zinc spraying, dan zinc painting.

2.3.1 Hot-Dip Galvanizing

Pelapisan secara hot dip galvanizing (pelapisan secara celup panas)

adalah suatu proses pelapisan dimana logam pelapisnya dipanaskan terlebih

dahulu hingga mencair, kemudian logam yang akan dilapisi yang biasa

disebut logam dasar dicelupkan kedalam bak galvanis yang telah berisi seng

cair, sehingga dalam beberapa saat logam tersebut akan terlapisi oleh lapisan

berupa lapisan paduan antara logam pelapis (seng) dengan logam dasar dalam

bentuk ikatan metalurgi yang kuat dan tersusun secara berlapis-lapis yang

disebut fasa. Proses pelapisan dengan metode hot dip galvanizing dapat

dibagi menjadi tiga proses, yaitu :

a) Tahap persiapan

Tahap persiapan berfungsi untuk menghilangkan asam atau basa yang

merupakan bahan pengotor yang menempel pada spesimen, hal ini

dimaksudkan agar diperoleh kondisi permukaan yang bersih dan diperoleh

hasil lapisan yang baik. Proses pembersihan permukaan yang akan dilapisi

dapat dilakukan sesuai dengan jenis pengotor yang menempel pada

permukaan spesimen, namun proses pembersihan ini dapat dikelompokkan

menjadi dua yaitu proses pembersihan secara fisik (mekanik) dan proses

pembersihan secara kimiawi.

Page 9: Galvanizing

9

Pembersihan secara fisik dapat berupa pengamplasan dengan

menggunakan mesin gerinda, yang meliputi menghaluskan permukaan yang

tidak rata dan penghilangan goresan-goresan serta kotoran yang

menempel pada permukaan spesimen.

Gambar 5. Surface Preparation

Proses pembersihan secara kimiawi merupakan proses pembersihan pengotor

yang menempel pada permukaan specimen dengan menggunakan bahan-

bahan kimia. Proses pembersihan ini meliputi:

1. Degreasing

Proses degreasing merupakan proses yang bertujuan untuk

menghilangkan kotoran, minyak, lemak, cat dan kotoran padat lainnya

yang menempel pada permukaan spesimen. Proses pembersihan

dilakukan dengan menggunakan larutan NaOH (soda kaustik) dengan

konsentrasi 5% – 10% pada suhu 70oC – 90oC selama kurang lebih 10

menit.

2. Rinsing I

Proses rinsing I bertujuan untuk membersihkan soda kaustik pada proses

degreasing yang masih menempel pada permukaan spesimen dalam

dengan menggunakan air bersih pada temperatur kamar.

3. Pickling

Proses ini bertujuan untuk menghilangkan karat yang melekat pada

permukaan spesimen dengan cara dicelupkan kedalam larutan HCl (asam

Page 10: Galvanizing

10

klorida) atau larutan H2SO4 (asam sulfat) dengan konsentrasi 10% – 15%

selama 15 – 20 menit.

4. Rinsing II

Proses ini bertujuan untuk membersihkan larutan HCl atau H2SO4 yang

menempel pada specimen saat proses pickling dengan menggunakan air

bersih pada temperatur kamar.

5. Fluxing

Proses fluxing merupakan proses pelapisan awal dengan menggunakan

Zinc Amonium Chloride (ZAC) dengan konsentrasi 20% – 30% dengan

waktu selama 5 – 8 menit. Proses fluxing dilakukan dengan tujuan sebagai

lapisan dasar untuk memperkuat lapisan seng pada saat dilakukan proses

pelapisan, sebagai katalisator reaksi terjadinya pelapisan Fe-Zn serta untuk

menghindari terjadinya proses oksidasi sebelum proses galvanizing

dilakukan. Proses fluxing berlangsung pada temperatur 60oC – 80oC, hal

ini dimaksudkan agar perpindahan panas pada spesimen berlangsung

secara perlahan dan bertahap sehingga dapat menghindari terjadinya

deformasi plastis yang dapat mengganggu proses pelekatan seng pada

benda kerja saat proses galvanizing berlangsung.

6. Drying

Proses drying merupakan proses pengeringan dan pemanasan awal dengan

menggunakan gas panas yang suhunya kurang lebih 150oC, tujuannya

untuk menghilangkan cairan yang mungkin terdapat pada permukaan

spesimen yang dapat menyebabkan terjadinya ledakan uap saat proses

galvanizing berlangsung.

b) Tahap Pencelupan (galvanizing)

Spesimen yang telah mengalami tahap persiapan (pre-treatment) dan telah

bersih dari segala pengotor kemudian langkah berikutnya yaitu dilakukan

proses pencelupan (galvanizing). Selama proses galvanizing berlangsung,

cairan seng akan melapisi baja dengan membentuk lapisan baja seng kemudian

barulah terbentuk lapisan yang sepenuhnya berupa unsur seng pada permukaan

Page 11: Galvanizing

11

terluar baja, larutan yang digunakan minimal adalah 98% murni unsur seng.

Tahap pencelupan dilakukan selama kurang lebih 1,5 menit pada suhu 440oC –

460oC. Ketebalan lapisan seng pada pelapisan dengan metode hot dip

galvanizing dipengaruhi oleh kondisi permukaan, lamanya pencelupan dan

temperatur pencelupan.

Gambar 6. Wet and Dry Galvanizing

Dalam proses galvanizing, umumnya terdapat dua tipe, yakni tipe galvanisasi

basah dan galvanisasi kering. Perbedaan keduanya, terletak pada proses

fluxing. Pada proses kering, fluxing dilakukan dengan larutan amonium

klorida sedangkan pada proses basah, fluxing menggunakan molten flux

blanketpada zinc bath surface.

c) Tahap pendinginan dan tahap akhir

Tahap pendinginan dilakukan dengan mencelupkan spesimen ke dalam

larutan sodium chromate dengan konsentrasi 0,015% pada suhu kamar

ataupun dengan menggunakan air. Proses ini bertujuan untuk mencegah

terjadinya white rust. Bagian akhir dari proses pelapisan berupa

Page 12: Galvanizing

12

menghaluskan permukaan yang runcing yang disebabkan oleh cairan seng

yang hendak menetes namun telah mongering terlebih dahulu.

2.3.2 Electro-galvanizing

Elektro coating galvanis diterapkan untuk baja lembaran atau strip

oleh elektrodeposisi. Electrogalvanizing adalah operasi kontinyu di mana baja

lembaran atau strip dimasukkan melalui peralatan entri yang sesuai, diikuti

oleh serangkaian pembesihan dan bilasan dan akhirnya ke dalam zinc plating

bath. Rangkaian seng yang paling umum digunakan adalah elektrolit-anoda

menggunakan timbal-perak, atau anoda larut lainnya dan elektrolit seng

sulfat. Anoda larut seng murni juga digunakan. Dalam proses ini, lembar

katoda logam berkembang sebagai ion seng dalam larutan elektrik dan

berubah menjadi seng logam dan diendapkan pada katoda. Penghalus butir

dapat ditambahkan untuk membantu menghasilkan permukaan yang halus.

Lapisan deposit seng terdiri dari seng murni yang melekat ke logam.

Lapisan ini sangat ulet bahkan setelah dilakukan proses deformasi. Berat

lapisan yang dihasilkan berkisar hingga 0,2 oz/ft2 (60 g / m2), atau ketebalan

hingga 0,36 mil (9,1 m) per sisi. Sedangkan pada kawat, berat lapisan dapat

mencapai hingga 3 oz/ft2 (915 g/m2). Lapisan seng murni lebih tipis dari

lembar galvanis. Proses perlakuan pada kawat dan pelapisannya

dapatmereduksi sampai 95%tergantung pada komposisi kimia dari kawat,

perlakuan panas, dan diameter.

Gambar 7. Electro-galvanizing Wire

Page 13: Galvanizing

13

Pelapisan electro-galvanizing umumnya diterapkan untuk baja lembaran dan

kawat. Aplikasi yang paling umum adalah pada automobile, badan alat dan

fasteners. Selanjutnya, untuk memperpanjang umur pakai, pelapis elektro galvanis

dapat dilakukan treatment untuk membuatnya dapat diproses pada tahap

selanjutnya yaitu painting dan ini sering direkomendasikan karena lapisan seng

yang sangat tipis.

2.3.3 Zinc Painting

Zinc painting, sering keliru disebut cold galvanizing adalah aplikasi

dengan kuas atau semprot debu dari seng dicampur dengan bahan pengikat

organik atau anorganik. Debu seng harus dicampur dengan polimer untuk

menghasilkan campuran homogen dan adhesi yang tepat. Cat kaya seng biasanya

berisi 92-95% logam seng dalam film kering. Ketika disemprotkan , garis pakan

harus dijaga sesingkat mungkin untuk mencegah pengendapan debu seng dan

mantel film yang tidak merata. Zinc painting dapat diterapkan baik dalam ruangan

atau lapangan.

Seperti semua lapisan cat, cat kaya seng adalah pelapisan permukaan.

Cat seng kaya bahan organik yang terdiri dari epoxies, hidrokarbon diklorinasi,

dan polimer lainnya atau anorganik berdasarkan silikat alkil organik. Cat organik

atau anorganik yang diterapkan pada ketebalan film kering dari 2.5 sampai 3.5

mils. Jika diterapkan terlalu tebal, retak dapat terjadi.

Gambar 8. Lapisan Zinc Painting

Page 14: Galvanizing

14

Salah satu kesamaan dari semua pelapisan seng adalah perlindungan katodik

yang diberikan. Pelapisan cat seng berbeda dari pelapisan lain karena ada bahan

mengikat digunakan untuk membentuk partikel seng.Untuk perlindungan katodik

debu seng harus berada pada konsentrasi yang cukup tinggi untuk menyediakan

konduktivitas antara partikel seng dan baja. Ini adalah alasan lain agitasi konstan

dan campuran yang homogen penting selama aplikasi.

Cat kaya seng organik dan anorganik sedikit berbeda dalam kinerja mereka.

Cat anorganik yang melekat pada logam dengan reaktivitas kimia ringan memiliki

ketahanan pelarut yang baik dan dapat menahan suhu sampai sekitar 700 F (375

Celcius). Densitas cat anorganik sekitar setengah densitas seng per mil batch hot-

dip coating galvanis.

Sifat-sifat cat organik tergantung pada sistem pelarut. Beberapa mantel dapat

diterapkan dalam waktu 24 jam tanpa retak. Cat organik tidak memiliki ketahanan

suhu yang sama dengan anorganikkarena mereka terbatas pada suhu 200-300 F.

Seng kaya cat dapat diterapkan untuk baja dari berbagai ukuran dan bentuk,

meskipun aplikasi yang sulit di fabrikasi yang lebih kompleks. Cat kaya seng

banyak digunakan untuk proses yang membutuhkan kinerja yang tinggi, dua dan

tiga sistem mantel dan untuk touch-up dan perbaikan batch hot-dip coating

galvanis. Dalam lingkungan ringan, cat anorganik seng dapat digunakan secara

terpisah untuk perlindungan korosi, tetapi harus dilapisi dengan baik agar

memperpanjang umur pakainya.

2.3.5 Zinc Spray Metallizing

Penyemprotan zinc, atau Metallizing, dilakukan dengan makan bubuk

seng atau kawat menjadi senjata dipanaskan, di mana ia mencair dan

disemprotkan ke bagian menggunakan gas pembakaran dan / atau tambahan udara

terkompresi untuk memberikan kecepatan yang diperlukan Sebelum Metallizing,

baja harus dibersihkan abrasively. Lapisan seng 100% dapat diterapkan di toko

atau lapangan, namun lebih sering dilakukan di toko mana panas untuk mencair

lebih mudah tersedia. Panas disuplai oleh pembakaran api gas oksigen-bahan

bakar atau dengan busur listrik.

Page 15: Galvanizing

15

Proses telah dikembangkan untuk makan seng cair langsung ke nosel

semprot, tapi hanya untuk di aplikasi toko. Berikutaplikasi seng, lapisan biasanya

ditutup dengan viskositas rendah poliuretan, epoxy-fenolik, epoksi, atau resin

vinyl. Lapisan seng metalisasi kasar dan sedikit berpori, dengan kepadatan sekitar

80% yang batch hot-dip galvanizing. Sebagai lapisan metalisasi terkena atmosfer,

produk seng korosi cenderung untuk mengisi pori-pori memberikan perlindungan

katodik konsisten. Metallizing mencakup lasan, jahitan, berakhir, dan paku keling

dengan baik dan dapat diterapkan lebih dari 10 mils (254 m). Namun, lapisan seng

murni mekanis-terikat dapat menjadi tidak konsisten dan memerlukan operator

yang terampil untuk aplikasi terbaik. Coatings cenderung tipis di sudut-sudut dan

tepi, dan tidak ada lapisan diterapkan pada permukaan interior atau sulit relung

akses dan gigi berlubang.

2.4 Aplikasi Galvanizing

Beberapa aplikasi pada galvanizing adalah :

Bridges and Highways. 

Power Generation.

Alat transportasi

Water and Waste Water Treatment. 

Pulp and Paper. 

Agriculture and Food Processing. 

Petrochemical and Chemical. 

Original Equipment Manufacturing.

Telecomunication.

2.5 Keuntungan dan Kerugian Galvanizing

Pada proses galvanizing memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungan yang

didapatkan antara lain :

1. Melindungi besi atau baja terhadap karat dalam jangka waktu yang lama. 

2. Tidak memerlukan biaya pemeliharaan. 

3. Tidak memerlukan pengecatan. 

Page 16: Galvanizing

16

4. Melindungi permukaan besi atau baja terhadap goresan. 

5. Proses cepat, praktis dan ekonomis.

6. Dapat memproteksi bentuk yang rumit dan kompleks.

7. Dengan sekali pencelupan, dapat melapisi permukaan luar dan dalam

secara bersamaan.

8. Dapat dilakukan dalam keadaan cuaca apapun

Sedangkan, untuk kerugiannya antara lain :

1. Besar struktur yang akan dilapisi dibatasi dengan ukuran penampung

(bath).

2. Warna dari lapisan seng hanya dapat diubah dengan cara pengecatan.

3. Ketebalan lapisan dari permukaan hot dipped galvanizing kurang merata.

4. Rawan terjadi distorsi.

Page 17: Galvanizing

17

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan :

a. Galvanizing adalah proses penerapan protective zinc coating pada baja

atau besi, untuk mencegah berkarat.

b. Jenis jenis galvanizing yaitu hot-dip galvanizing, zinc painting, zinc spray

metallizing, dan electro-galvanizing

c. Aplikasi pada galvanizing dapat digunakan untuk mencegah terjadinya

korosi benda-benda dengan ukuran yang besa, seperti pada konstruksi

bangunan, hollow-beam, pagar rumah dan sebagainya.

d. Keuntungan dari proses galvanizing, yaitu melindungi besi atau baja

terhadap karat dalam jangka waktu yang lama, tidak memerlukan biaya

pemeliharaan serta pengecatan, melindungi permukaan besi atau baja

terhadap goresan, proses cepat, praktis dan ekonomis, dapat memproteksi

bentuk yang rumit dan kompleks dan dapat dilakukan dalam keadaan

cuaca apapun.

e. Kerugian dari proses galvanizing, yaitu besar struktur yang akan dilapisi

dibatasi dengan ukuran penampung (bath), warna dari lapisan seng hanya

dapat diubah dengan cara pengecatan, ketebalan lapisan dari permukaan

hot dipped galvanizing kurang merata, rawan terjadi distorsi.

Page 18: Galvanizing

18

DAFTAR PUSTAKA

ASM Handbook Vol.13A. Corrosion:Fundamentals,Testing and Protection.

X.G. Zhang, Corrosion and Electrochemistry of Zinc, Plenum Press, New York,

1996.

http://galvanizeit.org

http://lib.unnes.ac.id/hot-dipgalvanizing

Page 19: Galvanizing

19

“GALVANIZING”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Matakuliah Teknik Pelapisan Bahan

Kelompok V

No Nama NPM1 Aziz Anwar Rakhman 33341206272 Hana Rochman 33341212073 Hany Kusumawati 33341313034 Maulia Angraeni 33341303085 Robby Dwiwandono 33341315756 Torang Aritonang 3334132150

JURUSAN TEKNIK METALURGI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

CILEGON – BANTEN

2015

Page 20: Galvanizing

20

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................ 1

1.2 Tujuan Penulisan.................................................................... 1

1.3 Perumusan Masalah................................................................ 1

1.4 Batasan Masalah..................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Galvanizing........................................................... 2

2.2 Proses Galvanizing................................................................. 2

2.3 Jenis-Jenis Galvanizing.......................................................... 8

2.4 Aplikasi Galvanizing.............................................................. 15

2.5 Keuntungan dan Kerugian Proses Galvanizing...................... 15

BAB III KESIMPULAN................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 18