galerisen! rupa modern di yogyakarta

79
TUGAS AKHIR GALERI SEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA INTERPRETASI SENI RUPA MODERN KE DALAM BENTIK ARSITEKTIJR ,K "'j * Disusun Oleh yWI SUKMARAGA 97 512 074 JURUSAN ARSITEKTIJR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSn AS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2001

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR

GALERI SEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTAINTERPRETASI SENI RUPA MODERN KE DALAM BENTIK ARSITEKTIJR

,K "'j *

Disusun Oleh

yWI SUKMARAGA

97 512 074

JURUSAN ARSITEKTIJRFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSn AS ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

2001

Page 2: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

LE M BA R PENG E SA HA IN

TUGAS AKHIR

Judul :

GALERI SENI RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

INTERPRETASI SENI RUPA MODERN KE DALAM BENTl K ARSITEKTIJR

PemWrnMn" i

Disusun OJeh

LAVI SUKMARAGAiC,.j-^S^'^:^'^m7'w^^m

>12

Yo5>yakdrl/» - JaQs-ust 2002

.v!;eHV=;cunn

Pembirabing II

If. kini Darmawatif MT

Mengetsliui

Ketua Jurusan Teknik Arsitektur

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

jrsitas Islam Indonesia

M&3S.f MJifd)

Page 3: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

KATA PENGANTAR

Assaiamuallaikum Wr.Wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan hidayahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas

Akhir dengan Judul:

GALERI SENI RUPA MODERN DI YOGYAKARTAInterpretasi Seni Rupa Modern Ke Dalam Bentuk Arsitektur

Tugas Akhir ini menandai sempurnanya sebuah perjuangan kecil dari fase

kehidupan yang bernama mahasiswa.

Selama proses penulisan ini banyak pihak-pihak yang membantu

memberikan inspirasi baik secara material maupun moril. Untuk itu dalam

kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besamya

kepada:

1. Allah SWT, atas anugerahNya melapangkan pikiran dan rahmatNya.

2. Mama dan Papa, atas doa-doanya, semangat dan restunya, kudoakan semoga

mendapatkan Haji Mabrur.

3. Bapak Ir. Revianto B.S. M.Arch, selaku KetuaJurusan Arsitektur.

4. Bapak Ir. Agoes Soediamhadi, selaku Dosen Pembimbing Utama.

5. Ibu Ir. Rini Darmawati, MT , selaku Dosen Pembimbing kedua , atas saran

dan pelajaran tambahannya.

6. Kepala dan segenap karyawan BAPPEDA Sleman, atas bantuan data-

datanya.

7. Papa Tulus Warsito, selaku senirnan Seni Rupa Modern atas diskusi dan

sketsanya.

8. Kedua ade'ku yang selalu membuat suasana menjadi lebih hidup.

9. Iwan Darmawan, ST, yang selalu cerewet memberi semangat untuk terus maju

berjuang, memberi cinta dan kasihnya setiap saat.

10. Yuyun, Dama, Mas Adit, Bremi yang memberi inspirasi, kritik dan

harapan.

IV

Page 4: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

11. Kedua sahabatku Dhani & Santi yang memberi sedikit arti hidup.

12. Dan semua temen-temen, saudara-saudara, yang telah berdoa dan

mendukungku (thanks for every think)

Wassaianmaiaih^yi Wr.wk

Yogyakarta, 31 Januari 2002

Lavi Sukmaraga

Page 5: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

GALERI SEM RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

(Interpretasi Seni Rupa Modern Ke Dalam Bentuk Arsitektur)

MODERN ART GALLERY IN YOGYAKARTA

(A Modern Fine Art Interpretation into Architectural Construction)

ABSTRAK

Yogyakarta adalah pusat seni budaya di Indonesia. Pasar seni rupa dikuasaioleh seniman-seniman yang berada di Yogyakarta. Di Indonesia seni ada beberapakomponen antara lain seniman, konsumen/penikmat seni dan galeri yang mulaimenjamur. Melihat Potensi yang begitu besar senirupawan Yogyakarta membutuhkantempat untuk berpameran. Kebanyakan wadah-wadah seni yang ada hanya bersifatpribadi dan kecil, masih jarang sebuali wadah seni rupa yang merupakan komplekterpadu ruang seni rupa yang bisa digunakan untuk berbagai fungsi, mulai daripembuatan, ajang pameran maupun tempat berkumpulnya para seniman.

Galeri seni rupa modern yang dimaksud adalah suatu bangunan seni sebagaimedia interaksi antara seniman dan penikmat seni rupa yang mampu mewadahikegiatan pameran dan workshop dengan konsep perencanaan dan perancanganinterpretasi seni rupa modern kedalam bentuk arsitektur melalui penampilanbangunan.

Penerapan Interpretasi seni rupa modern ke penampilan bangunan yang terdiridari fasade, struktur, bentuk massa dan interior ruang. Fasade bangunan merupakaninterpretasi dari ciri seni rupa modem yaitu karya seni yang tidak terikat pada masalampau. Struktur interpretasi dari karya seni yang didukung ilmu pengetahuan danteknologi, bentuk massa interpretasi dari kebebasan berekspresi dan interiormerupakan interpretasi dan komposisi garis, bentuk dan warna yang tidakmengikatkan pada bentuk alam.

Konsep galeri seni rupa modern ini adalah menampilkan bangunan yangkontekstual dengan lingkungan Yogyakarta melalui interpretasi seni rupa modemkedalam penampilan bangunan , berupa fasade bangunan, struktur, bentuk massa daninterior ruang. Penataan massa bangunan diatur mengikuti organisasi ruang.

VI

Page 6: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

HALAMAN PERSEMBAHAN iii

KATA PENGANTAR iv

ABSTRAK vt

DAFTAR ISI vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL 1X

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Permasalahan 3

1.2.1. Umum 3

1.2.2. Khusus 3

1.3. Tujuan Pembahasan 3

1.4. Sasaran Pembahasan 3

1.5. Keaslian Penulisan 3

1.6. Lingkup Pembahasan 4

1.7. Metode Pembahasan 4

1.8. Sistematika Penulisan 5

1.9. PolaPikir

BAB II TINJAUAN UMUM SENT RUPA MODERN dan GALERI SENT

RUPA

2.1. Pengertian Seni 7

2.2. Pengertian Seni Rupa Modem 8

2.3. Periodesasi Seni Rupa Modem di Indonesia 8

2.4. Kepeloporan Seni Rupa Modem 9

2.5. Sifat-sifat Dari Komponen-Komponen Pembentuk Komposisi

Seni Rupa Modem 12

VII

Page 7: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

2.6. Pengertian Galeri Seni Rupa 15

2.7. Lingkup Kegiatan Galeri Seni Rupa 16

2.8. Fungsi Galeri Seni Rupa 16

2.9. Kedudukan Galeri Seni Rupa 17

2.10. Pengelompokan Seni dalam Seni Rupa 17

2.11. Tinjauan Tentang Ruang Pamer 18

2.11.1. Tata Letak Benda Pamer 18

2.11.2. Jenis Ruang Pamer 19

2.12. Faktor-faktor kondisi fisik Seni Rupa 22

2.13. Interpretasi Dalam Arsitektur 23

2.14. Studi Kasus Galeri Seni Rupa di Yogyakarta 24

BAB III ANALISA PENERAPAN INTERPRETASI SENI RUPA

MODERN PADA GALERI SENT RUPA

3.1. Analisa Perencanaan

3.1.1. Analisa Pemilihan Lokasi 27

3.1.2. Analisa Pemilihan Site 28

3.1.3. Analisa Site 30

3.1.4. Penzoningan Tapak 31

3.2. Analisa Perancangan

3.2.1. Karakter Pelaku Kegiatan 32

3.2.2. Alur Kegiatan 33

3.2.3. Analisa Besaran Ruang 34

3.2.4. Analisa Organisasi Ruang 36

3.2.5. Analisa Hubungan Ruang 38

3.2.5.1.HubunganRuang dalam KelompokRuang...38

3.2.5.2.HubunganRuang antar Kelompok Ruang... 40

3.2.6. Analisa Sirkulasi 41

3.2.7. Tata Letak Massa 43

3.2.8. Analisa Kuahtas Ruang 45

3.2.9. Analisa Struktur 48

3.3. Interpretasi Seni Rupa Modem dalam Arsitektur... 50

vm

Page 8: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

3.4. Analisa Penerapan Interpretasi Seni Rupa Modem ke

Penampilan Bangunan yang Terdiri dari Fasade, Struktur,

Bentuk Massa dan Interior 52

3.5. Analisa Utilitas 53

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

4.1. Konsep Pengolahan Site 58

4.2. Konsep Tata Massa 59

4.3. Konsep Gubahan Massa dan Pola Sirkulasi 60

4.4. Konsep Penampilan Bangunan 61

4.5. Konsep Struktur 62

4.6. Konsep Utilitas 62

DAFTAR PUSTAKA

IX

Page 9: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Karakter Pelaku 32

Tabel 3.2. Besaran Ruang 34

Tabel 3.3. Struktur 48

Page 10: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Gambar 2. La.

Gambar 2.Lb.

Gambar 2.2.a.

Gambar 2.2.b.

Gambar 2.3.a.

Gambar 2.3.b.

Gambar 2.4.a.

Gambar 2.4.b.

Gambar 2.5.

Gambar 2.6.

Gambar 2.7.

Gambar 2.8.

Gambar 2.9.

Gambar 2.10.

Gambar 2.11.

Gambar 2.12.

Gambar 2.13.a

Gambar 2.13.b

Gambar 2.14.

Gambar 2.15.

Gambar 2.16.

Gambar 3.1.

Gambar 3.2.

Gambar 3.3.

Gambar 3.4.

Gambar 3.5.

Gambar 3.6.

Gambar 3.7.

DAFTAR GAMBAR

Karya Seni Pada Masa Baroque 9

Karya Seni Yang Tidak Terikat Pada Masa Lampau 9

Aliran Kubisme Karya Picasso 10

Aliran Kubisme Karya Leger 10

Alam Sebagai Obyek Karya Seni 10

Karya Seni Yang Tidak Terikat Pada Alam 10

Karya Seni Dengan Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Dan Teknologi 11

Karya Seni Dengan Bahan Tradisional 11

Komposisi Garis, Bentuk Dan Wania 11

Garis Dan Karakteristiknya 13

Bentuk Dan Karakteristiknya 14

Komposisi Wama 15

Struktur Organisasi Kelembagaan Galeri Seni Rupa 17

Tata Letak Ruang Pamer 19

Koridor Sebagai Ruang 20

Standar Metode Penyajian Obyek 21

Interpretasi Bentuk Aslinya 24

Interpretasi Hanya Kesannya Saja 24

Denah Galeri Sapto Hudoyo 25

Denah Galeri Arnri Yahya 25

Denah Dirix Art Gallery 26

Peta Pemilihan Lokasi 28

Peta Pemilihan Site 29

Analisa Site 30

Penzoningan Pencapaian ke Dalam Tapak 31

Penzoningan Tapak Berdasarkan Tingkat Kebisingan 31

Alur Kegiatan Pengunjung 33

Alur Kegiatan Seniman 33

XI

Page 11: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Gambar 3.8.

Gambar 3.9.

Gambar 3.10

Gambar 3.11

Gambar 3.12

Gambar 3.13

Gambar 3.14

Gambar 3.15

Gambar 3.16.

Gambar 3.17.

Gambar 3.18.

Gambar 3.19.

Gambar 3.20.

Gambar 3.21.

Gambar 3.22.

Gambar 3.23.

Gambar 3.24.

Gambar 3.25

Gambar 3.26

Gambar 3.27

Gambar 3.28

Gambar 3.29

Gambar 3.30

Gambar 3.31

Gambar 3.32

Gambar 4.1.

Gambar 4.2.

Gambar 4.3.

Gambar 4.4.

Alur Kegiatan Pengelola 33

Orgamsasi Ruang 37

Hubungan Ruang Kelompok Pameran 38

Hubungan Ruang Kelompok Umum 38

Hubungan Ruang Kelompok Administrasi 39

Hubungan Ruang Kelompok Kuratorial 39

Hubungan Ruang Kelompok Perpustakaan 40

Hubungan Ruang Antar Kelompok Ruang 40

Sketsa Sirkulasi Pada Ruang Pameran 2 Dimensi 41

Sketsa Sirkulasi Pada Ruang Pameran 3 Dimensi 42

Sketsa Sirkulasi Antar Ruang dan Massa 43

Kondisi Site 43

Pengelompokan Kegiatan Pada Site 44

Sketsa Tata Massa 45

Sketsa Sistem Penghawaan Pada Ruang Pameran 46

Sketsa Sistem Pencahayaan Buatan Pada Ruang Pameran

2 Dimensi 47

Sketsa Pencahayaan Buatan Pada Ruang Pameran

3 Dimensi 47

Sketsa Sistem Pencahayaan Pada Ruang Perpustakaan 48

Sketsa Fasade Masa Lampau dan Masa Modem 50

Sketsa Bangunan Dengan Kebebasan Berekspresi 51

Sketsa Struktur Bangunan Modem 51

Sketsa Interior Ruang 52

Sketsa Bentuk Massa 52

Sketsa Fasade dan Struktur Bangunan 53

Sketsa Interior Ruang 53

Kondisi Site Dan Perletakan Kegiatan Pada Site 58

Perletakan Kegiatan Pada Site 59

Tata Massa 59

Sirkulasi Antar Massa 60

xn

Page 12: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Gambar 4.5. Pola Gubahan Massa

Gambar 4.6. Fasade Bangunan

Gambar 4.7. Interior Ruang Pameran

Gambar 4.8. Interior Ruang Pameran 3 dimensi

Gambar 4.9. Interior Ruang Kerja

Gambar 4.10. Bentuk Massa

60

61

61

62

62

62

XII!

Page 13: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Sen; Rum b\ YogyakartaInterpret^ Seni Rup Modem Kcaalam Bentuk Arsitektur

BAB I

TENDAHULUANI. LatarBelakang

Dan awal perkembangan sen,, Yogyakarta adalah pusat seni budava diIndonesia. Pasar sen, rupa d,kuasa, oleh seniman-seniman vane berada diYogyakarta.Sumber sen, rupa adalah Yogyakarta. Yogyakarta sangat pentmg dan saneatdomman sekali dalam sem.D, Indonesia sen, ada beberapa komponen antara lainseniman, konsumen/penikmat seni dan galeri yang mulai menjamur.

Di Yogyakarta perkembangan duma seni rupa sangat pesat karena ditanda,dengan adanya berbaga, jurusan pendidikan dan ketrampilan sen, rupa vang bersifatformal maupun mformal.Pendidikan formal dapat ditemukan pada sekolah ting-nInstitut Sen, Indonesia, berbagai sekolah seni rupa juga sudah mulaibermuneulan.Sedangkan pendidikan informal didapat dari galeri-galeri sen, yangdikelola seniman dan pemerhati seni.Melihat potens, vang begitu besar senirupawanYogyakarta membutuhkan tempat untuk berpameran.Untuk memasarkan pariwisata danseni memerlukan tempat yang tepat dan menetap.Dari pameran-pameran seni rupa yangpernah diadakan pesertanya semakin bertambah sehingga kapasitasnya tidakmencukupi. Kebanyakan wadah-wadah seni yang ada hanyalah bersifat .ndividu dankecil, masih jarang sebuah wadah sen, ruPa yang merupakan komplek terpadu ruangseni rupa yang bisa digunakan untuk berbagai fungsi, mulai dari pembuatan, ajangpameran (display) maupun tempat berkumpulnya para seniman.Untuk itu sangatlahpenting apabila pemenuhan ruang-ruang tersebut berupa galeri seni yang terpadiiyangdapat menampung berbagai keperluan seni rupa di Yogyakarta.

Galen seni menurut pengertiannya adalah suatu ruang atau bangunan tempatkontak fungsi seni antara seniman dan masyarakat yang dipergunakan bag, wadahkegiatan kerja visualisasi ungkapan daya cipta manusia.Berbeda dari museum seni rupayang sasarannya mengungkapkan sejarah perkembangan seni rupa suatu bangsa maupuninternasional dan hanya untuk mengumpulkan, memelihara dan memamerkan hasilkarya seni, sedangkan Galen seni rupa sebagai media untuk memberi kesempatan padapublik untuk pemkmatan hasil karya seni rupa dan ada koleksi yang dijual. Karya senirupa modern yang merupakan karya seni yang dicoba untuk divisualisasikan,diekspresikan melalui suatu media komunikasi.Karya-karya sen, ruPa yang ada meliputi

LAVI SUaMARAGA 07 512 074

Page 14: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Seni Rh?m bi Yoax!akart£__Interprets Seni Ru/M MrieTiTiefcS^i^^

Seni Lukis, Seni Patung, Seni Grails dan Seni Kerajman.Suatu karya sen, selalumerupakan merupakan hasil interpretasi si seniman dalam menaggap, obveknva.baikmerupakan karya yang realistis maupun abstrak.

Galen sen, vang sudah ada di Yogyakarta belum b,sa maksimal mewadah,kegiatan dan seni rupa serta fasilitas yang ada hanya ruang pameran (display) GaleriSen, Rupa sebagai tempat untuk mengadakan pameran para seniman yan, ada diYogyakarta sepert. Seni Sono, Puma Budaya, Karta Pustaka dan Bentara Budava masihbersifat serbaguna, belum memenuhi svarat sebaga, ruang pamer bag, karya sen, rupaSedangkan Galen yang bersifat pr.badi sepert, Galen Sapto Hudovo. Galeri AmriYahya dan Museum Affand, hanya memikirkan fungs, dan kebutuhan ruansnva sajaDelum adanya interpretasi seni rupa kedalam bentuk bangunan galeri mereka. Fungsidan seni rupa yang dimaksud adalah menservice publik/pengunjung dibidang sen, rupa.Fasihtas yang mewadahi antara lain ruang pameran, ruang produksi, shopping arcade,cafe, lobi dan perpustakaan.

Galen seni rupa modern yang dimaksud adalah suatu bangunan seni sebasaimedia interaksi antara seniman dan penikmat sen, rupa yang mampu mewadahikegiatan pameran dan workshop dengan konsep perencanaan dan perancaneanInterpretasi Seni Rupa Modem kedalam bentuk arsitektur. Diambilnva Seni RupaModern karena karya seni yang tidak mengikatkan pada tradisi seni yang lampau, karyaseni yang didukimg oleh kebebasan berekspresi dan perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi serta kreasi seni yang terdm dan gans, bentuk geometns dan warna yangtidak mengikatkan kepada bentuk alam.Perbedaannya dengan Seni Rupa Purba yangkecenderungan gaya ekspresinya didasan oleh dorongan spntualitas dan kepentinganmagis. Seni Rupa Klasik yang bergaya peniruan terhadap alam yang selalu ditampilkansecara sempurna. Perkembangan Seni Rupa Modem mendukung munculnya senimanangkatan muda yang terus memperbaharui dm yang menggambarkan aspirasi danpemikiran angkatan muda. Pada akhirnya akan dilahirkan babak perkembangan barusebagai mashab bam dengan tokoh-tokoh baru, dalam pemikiran seni berbeda darisebelumnya. Dan penjelasan di atas maka dibutuhkannva suatu tempat yang mampumewadahi kegiatan pameran dan workshop yang tidak hanya pemenuhan fungsi utamatetapi mampu menggambarkan secara simbolik karva-karya seni rupa modem yangselalu berbeda antar seniman angkatan muda dalam Penampilan Bangunan. "

LAVI SUKMARAGA 97 512 074

Page 15: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Seni Rum ci Yogvakartn_Interprets SeniRum Modern KeJalam Be~m^k7^ku7~ ' "

II. Permasalahan

2.1. Permasalahan umum

Bagaimana konsep perencanaan sebuah Galen Sen, Rupa yang dapat mewadahikegiatan pameran dan workshop di Yogyakarta.

2.2. Permasalahan Khusus

Bagaimana konsep Galen Seni Rupa melalui penampilan bangunan sebagaimedia mteraks, antara seniman, karya sen, dan pemkmat seni dengan mtepretasi sen,rupa modern.

III. Tujuan dan Sasaran

3.1. Tujuan

Menyusun konsep sebuah Galen Sen, Rupa yang mampu sebagai mediainteraksi antara seniman, karya seni dan penikmat seni yang mewadahi kegiatanpameran dan workshop.

3.2. Sasaran

Mengungkapkan bahasa sen, rupa modem sehmgga didapat sebuah konseprancangan berupa tata massa, sirkulasi, hubungan ruang, penataan interior dan ekstenorserta eksistmg bangunan yang baik sehmgga para seniman dan pengunjung dapatberinteraksi dengan baik melalui karya-karyanya.

IV. Keaslian Penulisan

1) Robby Wahyu Widodo, No Mhs. 96 340 061 / FTSP / TA / UII / 2001Judul : Galeri Seni Rupa Kontemporer

Permasalahan : Bagaimana konsep perencanaan sebuah galeri seni rupakontemporer yang mempresentasikan kontradiksi konstruksi waktu dankeragaman obyek seni rupa dan kedalam ekspresi ruang.

2) Joni Harsono, No Mhs. 89 340 072 / Ftsp / TA / UII /1995Judul : Gallery Seni Rupa di Yogyakarta

LAVI SUK.MARAGA gv 312 OJi

Page 16: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Gflferi Seni Rum pj YogyakartaInterprets Seni Rupa Modern Kebalam Bentuk ArsiteW"

Sebaga, wadah pameran dengan Tinjauan Keterbukaan terhadap alamdengan unsur alam sebagai faktor penentu perancangan

Pennasalahan:

1. Bagaimana membenkan fasilitas kota sebaga, alternatif untukmemenuhi kebutuhan seniman dan masyarakat d, bidang senirupa.

2. Bagaimana menciptakan galeri seni rupa sebagai wadah pamerankarya seni rupa dengan memasukan unsur alam sebagai faktorpenentu perancangan sehingga mampu mewujudkan suasanaalami komunikatif dan rekreatif.

3) Arief Budiarto, No Mhs. 89 340 055 / FTSP / TA / UII / 1994Judul :Museum Seni Rupa Modem di YogyakartaPermasalahan: Museum seni rupa modem dapat berfungsi sebagai wadahkegiatan museum yaitu Preservasi; sumber ilmu pengetahuan, informasirekreasi dan meningkatkan pengetahuan masyarakat.

Dari beberapa penekanan permasalahan diatas maka permasalahan yangditekankan pada penulisan TA mi berbeda yaitu: Bagaimana konsep sebuah Galeri SeniRupa yang mampu sebagai media rnteraksi antara seniman, karya sen, dan penikmatseni dengan mtepretasi seni rupa modem melalui tata ruang dalam, tata ruang luar,sirkulasi dan pola hubungan ruang.

V. Lingkup Pembahasan

1. Analisis mengenai pengertian Seni Rupa Modem

2. Analisis mengenai bahasa-bahasa di dalam seni rupa modern3. Analisis mengenai ruang pamer dan galeri seni rupa

4. Analisis bahasa arsitektur yang akan dibentuk melalui ungkapan interpretasitersebut.

VI. Metode Pengumpulan Data dan Metode Pembahasan

6.1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode sebaeai berikut:

LAVI SUKMAR.AGA gy 512 074

Page 17: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Seni Riqn di YoamkartnInterpTetS Seni Rupa Modern Kcbalam Bentuk Aritefe^T

1• Kajian Pustaka :mempelajari tentang sen, rupa, perkembangan seni rupa, ruangpamer dan galeri seni rupa.

2. Studi lapangan : Untuk mengetahu, keadaan galeri-galeri yang sudahberkembang dan mengenai penentuan tapak serta mengetahu, potens, danlingkungan yang ada (berkaitan dengan penentuan site).

3. Wawancara : dilakukan kepada pihak-pihak terkait, antara lain senimanpemkmat sen,, pejabat pemerintah dan pengamat-pengamat sen, untukmendapatkan data tambahan

4. Studi perbandingan :Membandingkan beberapa Galer, Seni Rupa yang sudahbaik diambil sebaga, contoh dan menjadi bahan pertimbangan untukmendapatkan konsep yang lebih baik.

6.2. Metode Pembahasan

Metode pembahasan yang digunakan adalah analisis non statistik. Untukpenganalisaan data kualitatif digunakan beberapa pendekatan berflkir, yaitu :

1. Metode deskriptif analitik, yakm metode dengan mengumpulkan data,menyusunnya, dan menafsirkan data yang sudah terkumpul.

2. Metode penalaran, yaitu metode berflkir dengan menerangkan beberapa datayang bersifat umum dalam suatu generalisasi berdasarkan hubunganpersamaan.

3. Metode s.ntes.s, yakm metode meramu dan beberapa pendapat dan teori yangdidapat kemudian untuk mendapatkan hasil vang lebih kuat dan memilikivaliditas untuk diterapkan kedalam konsep perancangan.

VII. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penyusunan dan pemahaman tugas akhir mi- dibuatsistematika penulisan sebagai berikut:

1 Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, lmgkuppembahasan, metode pembahasan dan sistematika penulisan.

LAVI SUKMARAGA 97 51a 074

Page 18: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Seni Rum di YoardartnlMt^f^e^ L

0 Menmjao secara umum perkembangan sen, rupa Indoncsia.Meninj.u tentang.eon-teor, sen, rupa modern, Jems sen, rupa serta ciri-ciri seni rupa .nodern vansberkembang teres menerus dan digunakan pada masa kit

,ni.

Menganahsa peruangan pada galeri sen, rupa sebaga, media mteraksi senimandan pemkmat sen, serta menganahsa tentang penghavatan bahasa-bahasa <enimpa modem yang diaplikasikan kedalam konsep lokasi dan s.te, kebutuhan danpersyaratan ruang, Po!a hubungan ruang dan organisas, ruang, tata ruang danpenampilan bangunan.

Menyusun konsep perencanaan dan perancangan adalah hasil akhir danpenulisan sebaga, kesimpulan dar, analisa peruangan yang dilakukan.Konsepdasar ini selanjutnya menjadi landasan dalam melakukan perencanaan danperancangan Galeri Seni Rupa.

LAVI SURMARAGA 0797 ?2. 074

Page 19: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

jGgkrjSeijj Rum bj YoamkartaInterprets Seni Rn?M Modern Kebalam Bentuk ArsitiJ^r

BAB II

Tinjauan Umum Seni Rupa Modern dan Galeri Seni Rumpa

2.1. Pengertian Seni Secara Umum

Kata Seni tidak begin, jelas atau berbeda-beda, banyak oran« mendeilnisikankata sen, secara berbeda-beda menurut kepentmgan yang berbeda-beda pula.Benkut ini beberapa pengertian seni :

1. Menurut Akhd'at Knrtomiharfa :

Seni adalah kegiatan rohani manusia yang merefleksi realitet (kenvataanl dalamsesuatu karya yang bentuk dan ismva mempunyai daya untuk pengalamantertentu dalam alam rohani si penerima.

2. Menurut Ki Hajar Devvantara:

Seni yaitu perbuatan manusia yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifatindah sehingga menggerakan jiwa perasaan manusia.

Dari pengertian-pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Seni adalahkreat,yitas manusia dalam suatu karya yang mempunyai daya cipta indah dalam alamrohani si penikmat seni.

Sedangkan untuk Seni Rupa ada beberapa pengertian antara lam :1. Menurut Jim Supangkat

Seni rupa harusnya d.pandang sebagai suatu elemen dan suatu totalitas secarakeseluruhan, dimana elemen-elemen itu saling berkaitan dengan elemen-elemen lam seperti :ruang, gerakan, waktu, lingkungan termasuk lingkungansosial

2. Menurut Graham Hop-wood

Seni Rupa adalah ekspres, emosi vang ditujukan pada mdera penglihatan(dalam bahasa Inggns Art atau Fine Art yang dibedakan dengan dance, senitari atau sen, drama, yang dalam batas tertentu juga mengandalkan visualsenses) maka termasuk didalamnya adalah seni luk,s, seni patung dan senikerajinan.

LAVI SURMARAGA 97 six 074

Page 20: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Seni Rum di Yoo.mkartaInterprets, Seni Rum Modem Redden Bentv^ Arsiteku

Kesimpulan yang dapat diambil bahwa seni rupa adalah ekspresi jiwa manusiayang dipandang secara totalitas dari elemen-elemen yang saling berkaitan danmengandalkan indera penglihatan.

2.2. Pengertian Seni Rupa Modern1

Modern art tidak dibatasi tempat dan waktu, semua pencapaian dan masa kemasa memberikan andilnya bagi pembentuk seni modem dan ditentukan oleh sikapbathin senimannya. Seorang seniman modem akan melihat obyek scolah-olah sepertibam saja diciptakan. Sikap batin yang membedakan seniman modern dengan goloneanlam, maka jelaslah kreativitas mempunyai unsur-unsur kelancaran, originality,kemampuan melengkapi dan sensitif.

Penggunaan istilah modern tidak dalam hubungannya dengan kronologi sejarahmelainkan ditujukan untuk menamai sesuatu kelompok karya seni yang memiliki sifat-sifat tertentu. Kata modern secara umum dapat diartikan sebagai sikap atau cara berpikirserta bertindak sesuai dengan tuntutan zaman. Cara berpikir modem adalah pemikirantentang sesuatu yang baru dan biasanya dipertentangkan dengan yang lama. Makadalam bidang seni, khususnya seni rupa, pengertian modem bisa juga diartikan sebagaisuatu seni yang baru, yang didasari pola penciptaan yang baru dengan sikap dan watakyang kreatif.

2.3. Periodesasi Seni Rupa Modern di Indonesia2

Perkembangan seni rupa di Indonesia menurut periodesasinya :1. MasaRaden Saleh Syarif Bustaman (1807-1900)

2. Masa Hindia Jelita (1900-1945)

3. Masa Persatuan Ahli Gambar Indonesia (PERSAGI) dan Revolusi (1945-1950)4. Masa Lahirnya Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI)

5. Masa PergolakanPolitik (1955-1965)

6. Masa Mutakhir / Masa Sekarang (1965-2000)

'Ncmang Ganda Prawira.Drs. 2000, Sejarah Seni Rupa Modern ha! 1-2

LAVI SURMARAGA 97 siX 074

Page 21: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Seni Rupa di YogyakartaiKterpretasi Seni Rum Modern Kedalam Bentni> Arsitektur

2.4. Kepeloporan Seni Rupa Modern3

Perkembangan akhir seni rupa impresionisme ditandai oleh kecenderungan para

seniman dalam mengekspresikan gagasannya secara individual.Keregangan atau bahkan

keingkaran terhadap tradisi seni masa lalu semakin ditajamkan. Ciri-cin seni modem ini

akan nampak pada perkembangan seni Impresionisme akhir (dmamakan pula Post

Impresionisme atau Pasca Impresionisme atau Modern). Seni Modern memiliki ciri-ciri

yaitu :

1. Karya seni yang tidak mengikatkan pada tradisi seni yang lampau atau yang

berlaku. Obyek dalam seni rupa modern seolah-olah baru saja diciptakan,

seakan-akan seniman baru sekali melihat, menghayati misalnya seekor kucing

yang akan dibuat karya seni oleh seniman seni rupa modem benar-benar bentuk

kucing menurut imaji si seniman. Karya seni yang ada merupakan karya seni

kemudian hari.

dm*•?

(a) (b)

Gambar 2.1. a. Karya seni pada masa Baroque2.1. b. Karya seni yang tidak terikat pada masa lampau

Sumber : Hand book of art

2. Karya seni yang didukung oleh kebebasan berekspresi meskipun berdasarkan

konsep impresionistis. Dalam berkarya seni para seniman cenderung

mengekspresikan gagasannya secara individual dan pengalaman pribadi si

seniman. Individual dapat bersifat berkelompok maksudnya bahwa dalam seni

rupa modem ada kelompok seniman yang memiliki aliran yang berbeda.

Soedarmadji & Abdul Rahman. 1979

LAM SUKMARAGA c,j 512074

Page 22: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Gflieri Seni Rum di YogyakartaInterpretasi Sen? Rmjm Modern Kedalam Bentuk Arsitektur

%

to-

10

<a> (b)Gambar2.2. a. Aliran Kubisme karya Picasso

2.2.b. Aliran Kubisme karya LegerSumber: Hand book of Art

3. Cita rasa seni yang tidak mengikatkan kepada bentuk alam. Tradisi seni klasik

yang terikat pada bentuk yang ada dialam diubah dengan pengolahan bentukalam.Seni bukanlah tiruan alam. Berkarya seni bukanlah meniru alam secaravisual-realistis tetapi mengubah alam menjadi karya seni.

Gambar 2.3.a. Alam sebagai obyek karya seni2.3.b. Karya seni yang tidak terikat pada bentuk alam

Sumber : Hand book of art

4. Karya seni yang didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi. Seni rupa modem merefleksikan jamannya misalnya pemakaianteknologi baru dan bahan baru. Mengacu pada sesuatu yang baru sebagai

'Nanang Ganda ProMira.Drs.SejaraJi Seni Rupa Modern.hal 21

LAVI SUKMARAGA 97 512 074

Page 23: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Seni Rum di Yogyakartalnter]iretasi Seni Rupa Modem Kedalam Bentuk Arsitektur 11

temuan baru sehingga bersifat spesifik dan individualists maka kreativitasmenjadi bagian penting.

... ^.^^~ . Hfrfi

(a) (b)

Gambar 2.4. a. Karya seni dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan2.4.b. Karya seni dengan bahan tradisional

5. Komposisi seni yang terdiri dari garis, bentuk geometris dan warna yang tidakmengikatkan kepada bentuk alam .

F3$

#:###;#

mm;:®:®:®

Gambar 2.5. Komposisi garis, bentuk dan warnaSumber : Hand book of art

Para seniman post Impresionisme memperlihatkan tanda-tanda yang berbeda danpara seniman impresionisme yang lain. Mereka melihat kebenaran yang ada dialam

LAVI SUKMARAGA gy51a 074

Page 24: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Seni Ruva di YcviWftutdlH!er,7re^:.si Seni Rupa Modern Kedalam Ben!Hi? A.r.sii.e/eiMT

Para seniman post Impresionisme memperlihatkan tanda-tanda yana berbeda danpara seniman impresionisme yang lam. Mereka melihat kebenaran vane ada dialamtidak sama dengan kebenaran seni.Seni bukanlah tiruan alam. Berkarya senibukanlan meniru alam secara visual-realistis, tetapi mengubah alam menjadi karyaseni. Maka untuk mengungkapkan ketidakpuasan itu mereka mencoba memberikan

bobot seni dengan tekanan yang berlaman. Dan beberapa ciri-ciri diatas dapatdigunakan sebagai pcrtimbangan dalam perencanaan galeri seni rupa.

2.5. Sifat-sifat dari komponen-komponen pembentuk komposisi dalam Seni Ru pa

Moriuern

Di bidang sen, rupa komposisi memegang peranan yang sangat penting gunamwujudkan karya-karya seni rupa yang indah, menarik dan mengagumkan. Hal-halyang perlu diingat dalam pembuatan komposisi yaitu variasi, kesatuan, irama. titikpusat perhatian, dosriinasi (bagian yang menonjol), keseimbangan dan harmoni.Dengan karakter seni kita akan memperoleh suatu tatanan/tata letak harmonis.Adapun karakter seni dalam seni rupa modem terdiri dan komponen-komponen:

Dalam suatu susunan garis merupakan unsur atau bagian yana pentine.Dengan garis kita akan memperoleh bidang yang serasi dengan keineinankita. Orientasi atau arah sebuah garis dapat mempengaruhi perannya didalam konstruksi sesuatu vane visuil.

a. Garis lurus menunjukkan tarikan antara dua buah titik. Karakter

penting sebuah garis lurus adalah arahnya.Garis vertikal dapatmenunjukan keadaan yang haius, diam dan tenang dengan cava-uayatarik bumi yang kuat atau si fat manusia atau menunjukkan posisididalam ruang. Garis Horisonta! dapat menggambarkan siabililas,bidang tanah horison atau orang vang sedanstidur

b. Garis yang miring (diagonal) merupakan deviasi dari garis vertikalmaupun horisontal semuanya dinamis dan secara visuil aktif Padakeadaan tanpa keseimbansan.

Jo Sin !ierasiaii <£ Iriaii. 1998

.AVI SlT\MARAGA 07 six 07

Page 25: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Seni Rupa di YogyakanaTnJerpeu-.s; Sen; Rupa Modern K.eiWuin Benlui? Ar.sii.e/?iwr

c. Cans lengkung dapat menggambarkan lunak dan luwes. Canslengkung menunjukan gerak yang dibelokkan oleh gava-gayalateral.Tergantung orientasinya, gans lengkung mi dapat terdorongkeatas atau menunjukkan soliditas dan keterkaitan dengan tanah.Lengkungan kecil dapat mengekspresikan kemginan bermain, energiatau pertumbuhan biologis.

Unsur-unsur bcrbentuk gans dapat dipcrgunakan untuk membcnluk suatuvolume abstrak didalam sebuah ruang. Gans adalah elemen penting dalampembentukan konstruksi visual.Garis-garis menunjukan batas tepi suatuujud dan mcinisahkan dan ruana diseklilinanva

-vjaris vertika! menunjukan keadaan

yang halus, diarn dan tenana denaan

manusia alau menunjukan posisi I

didalam ruang. j

i

-Garis honsontal menggambarkan I

stabihtas, bidang tanah horison atau j

orang yang sedans tidur. !

-Bersifat dinamis dan OVWUl Li. VJ^L

iKtit paua Keadaan seimbana.

-Menggambarkan lunak, luwes. \

mengekspresikan kemgman bermain, I

' atau pertumbuhan bioloais. IPTlPTO'i

Gambar 2.6. Garis dan karakterisfiknv:

LAVI SUrMARAGA 07 six 07.

Page 26: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

akri Seni Ritua di Yoavakarta' 1-**- •— / i

';"'""- "~ ' ••'l!'>- •- - ii-'i-'i-1 n i\t;i«:f/.:rf; ix;f;:H:? r,;'Migj?'H}'

2. Bentuk

Suatu bentuk dapat kita peroleh dan beberapa unsur gans yang kita buat.Bentuk geometris yang palina jelas :

a. Lingkaran

Lingkaran adalah bentuk yang kompak, eaosentns danmempunyai fokus vang berada pada titik pusatnya. Lingkaranmenggambarkan kesatuan. kontmuitas dan keteraturan bentuk.Bentuk lingkaran biasanya stabil dan tcrpusat secara tersendindalam lingkungannva.

b. Segitiga

Bentuk segitiga menunjukkan stabiiitas. Bentuk segitiga danpolanya sering digunakan dalam sistem struktur karenakonngurasmya tidak dapat diubah tanpa hams membengkokanatau mematahkan salah satu sisinva

c. Bujursangkar

Bentuk bujursangkar menunjukkan kejernihan dan rasionalitas.Keempat sisinva yang sama panjang dan keempat sudutnya yangsaling tegak lurus menghasilkan keteraturan dan kejernihan visual.Bujursangkar bersifat stabil, menjadi tenang jika berdin padasalah satu sisinva, tetapi menjadi dmamis jika berdin pada salahsatu sisinva.

-Bentuk yang kompak, egosentris.

kesatuan, kontmuitas, keteraturan

bentuk dan stabil

Bentuk van a menunjukan

stan; utac

Menunjukan kejerninan,

asionalitas.

lVI SUKMARAGA 97 512 074

Page 27: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

aleri Seni Rupa di Yogyakartai!erp7-e'ii.s7 Seni R.uik; Modern KeA-/, in; i.'ieni.HJ? Ai'Mle)?!nr

-nqsursangkar bersifat stabil dan

dmamis menjadi tenang jika

Deiuin pada saia satu sisinva.

Gambar 2.7. Bentuk dan karakteristiknya3. Warna

Yang dimaksud komposisi warna adalah suatu susunan warna-warnapada bidang. Menank tidaknya suatu susunan warna teraantung kemampuankita menyusun warna tersebut disamping rata tidaknya cara kita menyapukanwarna pada bidang vang kita warnai.Selain mengeni bagaimana warna-warnabennteraksi dan mempengaruhi sifat yang satu dengan yang lam. Kesanhangat atau dingin dan suatu warna, se,aian dengan pencahayaan dan tingkatkepekatannya. Warna hangat dan mtensitas tmggi dikatakan secara visual danmerangsang, sedangkan warna dingin dan mtensitas rendah lebih tenang dansantai. Pencahayaan yang terang cenderung menah. pencahayaan deneankadar sedang cenderung datar dan pencahayaan gelap cenderuna suram.

Gambar 2.8. Komposisi wa rn a

LAVI SURMARAGA 97 zjx 074

Page 28: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

~ •—' -—- :*-—;—^ __ _ ___ r^

Lnterpeiii.si Sen: Rupa Modern Kedalam Re>:!iii? Arsiieklur ' — ~

2.6. Pengertian Galeri Seni Rupa

Ada beberapa pengertian Galen Seni (Art Galen) antara lain :/. Menurut Amn Ycihva

Galeri seni adalah suatu tempat pemanjangan benda-benda seniatau benda-benda kebudayaan lamnya (termasuk benda-bendabersejarah) yang diseleksi secara ketat oleh suatu team atau seorangahli yang memang memiliki kualitas.

2. Menurut Suro\a

Art Galen adalah suatu ruang atau bangunan tempat kontakfungsi seni antara seniman dan masyarakat yang dipcrgunakan baaiwadah kegiatan kerja visualisasi ungkapan daya cipta manusia.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka arti Art Galeri adalah suatu tempatyang dapat mewadahi kegiatan pameran dan workshop serta dijadikan sebaaaimedia mteraksi antara seniman dan penikmat seni.

i>t> Lingkup Kegiatan Gaieri Senl?

' . is-caiatan non name-ran

Mencakup kegiatan pengelolaan dan kegiatan apresiasi (workshop)melalui media perpustakaan, ceramah, diskusi, kursus.

z.. Kegiatan Pameran

Merupakan aktivitas apresiasi seni melalui kontak komunikasi visual,antara obyek pamer dan pengunjung sebagai penikmat seni.

2,8, Fungsi Galeri Seni Rupa6

Fungsi awalnya adalah memamerkan hasil seni agar dikenal oleh masyarakat ArtGalen sebagai wadah penampung kegiatan seni rupa secara tak sadar merupakan

^....vataan vvdjai Tne collecting Tnstinc" masyarakat, dan nadaperkembaneannva memiliki fupoci ham TpH^oi,™ ^r; a • i • ,-•-•••'-•'" - '̂•chi uaia. lenenianan dan tunasi bam yana tenadiadalah :

lulus V/orsi:o,2001

LAVI SURMARAGA 07 SI2 074

Page 29: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

1. Sebagai wadah mengumpulkan hasil karya seni2. Sebagai tempat memamerkan hasil karya sen, rupa agar tidak rusak-v Sebagai tempat memelihara hasil karya seni agar tidak rusak4. Sebagai tempat menaaiak / mendorong / meningkatkan apresiasi

masyarakat

5. Sebagai tempat pendidikan para seniman

6. Sebagai tempat jual beli untuk merangsana kelanasum^an hidup seni

2.9. Kcdudukan Galeri Seni Rupa di Yogyakarta

Kedudukan dan Galeri Seni Rupa adalah dibawah Pemerintah Daerah Daerahistimewa Yogyakarta yang dikelola oleh Direktorat Pembinaan Kesemaan.Pendidikan dan Kebudayaan, Propinsi Daerah Istimewa Yoavakarta.

rr.iviurt

Pv.'_^l.j.„_.

i'emp'"-••'''"

i^c^ciiia;)

j rSiididlkQTi dar

j Kebudayaan! DIY

AK I

Galen Seni RupaDi Yoiivakarta

2SL

i erguruan

Tinggi JumsanSeni Rupa :

-ISI

- SMSR

Pemilikan

Pcnuclolii'dnPenggunaanPembinaan

j isxiompok Seni

- Sail°onr

Gambar 2.9. Slrukiur Organisasi Kelci.ibagaan Gaicri Seni RuM

LAVI SUrMARAGA qysix 07

Page 30: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Gaicri Seni Rupa di Yogyakarta

2.10. Pengelompokan Seni dalam Seni Rupa7

Mengingat banyaknya keragaman bentuk, sifat, volume, aliran sen, rupa takterhingga maka Sen, dikelompokan dengan urutan sebagai berikut :

I. Menurut fungsinya :

a. Fine Art

b. Applied Art

c Industrial Art

2. Karya Seni Rupa meliputi :

a. Seni lukis (2 dimensi)

b. Seni patung (3 dimensi)

c. Seni Gratis (5 dimensi)

d. Seni Kerajinan (3 dimensi 1

2.11. Tinjauan Tcntang Ruang Pamer82.11.1. Tata letak benda pamer

a. Sistem ruang terbuka

Obyek diletakan ditengah-tengah ruangan, dalam bentuk dan obyek dimensiuntuk obyek besar.

b. Sistem Diorama

Untuk obyek sederhana bisa diletakan ditepi ruangan, menggambarkandengan suatu cerita dimana lingkungannya dicermmkan dengan suasana buatan.c. Sistem vitrin

Disajikan dalam bentuk 3dimensi yang ditutup kotak. Sistem mi cocokuntuk penyajian benda pamer brupa patung dan hasil kerajinan.d. Sistem pane!

Ditempel didindmg sangat cocok untuk benda pamer berupa lukisan.e. Sistem slide atau film

Menonjolkan obyek disertai denaan penjelasan

Rasjoyo. Op.Cil.ha!5-7

LAVI SURMARAGA 97six 07

Page 31: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

M i-eni Rum di YoayakarUi•1'few.si &m Kujm Mortem Keoalam Bentuk Arsitektur

Gambar 2.10. Tata Letak Ruang Panfiler

2.11.2. Jem's ruang pamer

Ruang namer menurut Coleman, LV, Museum Buildina 1950:a. Ruang pamer berupa kamar-kamar

Susunan ruana namer vam> tr-rriin ^„,-,ui„„ i,-w„ i , ,• - - »-i~'"* 'v.i.^^,^11 r-vaiiidr-,-vamar tcrouKa van°

saling bersebelahan. Banyak digunakan Pada museum-museum kecil, masma-masing ruang mempunyai gayanva sendiri sehingga mampu memberikankepuasan tersendiri.

b. Hall dengan balkon

Merupakan susunan ruang vang cukuo ramah, salah satu bentuk tertua danbanyak dijumpai Pada museum-museum vang bercorak lama misalnyaxvenaiSSanr.p Rnmawi Hin U-- i,.-•,- n ic, .^Miawi aan lam-iam. Pencahayaan yang diperoleh melaluibukaan jendela yang terletak diatas maupun dibawah balkon.

c. Kondor sebagai ruang pamer

Merupakan bentuk lam dan ruang pamer, fungsinya seperti ruang meskipuntidak bisa disebut ruang. Pada awalnya kondor hanya sebagai sirkulasi antar

1'-'anning Snidv meAmerican Associanon OfMuseum Washington DC.hai 138-140

.AVI SUrMARAGA 07 six 07.

Page 32: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Tn'erare'ii.si Sen; R.ujk! iviooern KeOiiiinn Bentuk Ar.sii.e/?!iirz-j

ruang tapi sekarang banyak dmianfaatkan sebaaai baaian dari ruana oameran

besai

Gambar 2.11. Koridor Sebagai RuangSumber : White. 1990

11.3. Metode Penvajian Obvek'

a. Penyajian terbuka untuk 2 dan 3 dimensi

b. Supaya Komumkasi benda pamer dapat dimengcrti oleh pengamat maka

perlu adanya label, foto, penjelasan / sketsa tentang benda vana

bersangkutan.

c. Agar benda pamer tidak mengalami ganaguan fisik dari dari penikmat sens

maka perlu pengaman dengan kotak kaca untuk 3 dimensi dan

memberikan iarak dari obyek .

d. Untuk pernakaian standar di Indonesia perlu diadakan penyesuaianICriiuCtsiO LiHbitii iiiiiilQilci

1). Tinggi badan manusia Indonesia (rata-rata) diasumsikan 160

cm, sehingga dengan lebar dahi 10 cm tinggi titik mata manusia

Indonesia (rata-rata) 150 cm.

2). Tmggi minimal lukisan dari lantai denaan standar

Internasional 95 cm, diadakan penyesuaian denaan tineai badan

rata-rata tersebut. Dengan demikian juga dapat direduksi sebesar

10 cm, yaitu 95 cm - 10 cm = 85 cm.

Anef Hudsann, Tugas Akhir, (:!!, -994"Dendy Rmanio, Tugas Akhir, COM 1990

T A\r- CT "KMARAGA 97 six O"

Page 33: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Seni Rupa oi YoanakartaInter;;rcUisi Seni Rupa Modern KeiWfim Lentuk Arvteku 21

KVur

3). untuk kaiya sem 3 dimensi dibutuhkan ukuran maksimal

benda 90 x 120 cm, dengan ukuran jangkauan tanaan maksimal1.00 m(Neufert) dan jarak pengamatan teiiti benda yaitu 0.90 m.

-A-

x.^o (I)

\ - \ ^ '^Pj /I /

4.66(6)(A) 2-00

•rt-

(*)1

i rt:~(0 «!•;

\ \ i ' /'-',!//

A',:/

\^>

(i>) i°.9f

Gnmbar 2.12. Standar Metode Penyajian Obyek

Keterangan :A. Area pengamatan vertikalB. Area pengamatan vertikal diatas garis normalC. Area pengamatan vertikal dibawah garis normalD. Jarak tepi bawah lukisan ke lantaiE. Area pengamatan detailF. Area gerak horizontalG. Jarak lukisan terhadap mata pengamatH. Tinggi mata pengamat terhadap lantaiI. Area pengamatan horizontal.

LAVi SUkMARAGA 97 51a O74

Page 34: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

.Galeri Seni Fyum di YoomkartaInterpretasi Seni Rupa Miodern Kedalam Bentuk Arsitektur 22

2.12. Faktor-faktor Kondisi Fisik Seni Rupa112.12.1. Faktor Kerusakan

a. Faktor kerusakan dari dalam

Faktor dari dalam ini tergantung dari kualitas bahan-bahan padakarya sem itu sendin. Bahan karya sem yang berkualitas baik akanmenghambat proses kerusakan dan sebaliknya jika berkualitas rendah akanmempercepat proses kerusakan dari dalam.

b. Faktor kerusakan dari luar

1. Faktor iklim

Karya seni akan tetap baik jika kondisi sekirarnya dalam keadaannormal. Kondisi ruangan yang ideal untuk menempatkan karya senidengan kelembaban udara antara lain : 45% - 60 % dan suhu udaraantara 20 °c- 24 °c. Proses kerusakan terjadi secara perlahan-lahan.

2. Faktor Cahaya

Sumber cahaya alami dan buatan mempunyai kekuatan radiasiultraviolet yang dapat merusak keindahan karya seni. Proseskerusakan tergantung pada :

a. Intensitas penerangan lukisan

b. Lama penyinaran cahaya

c. Kepekaan bahan karya seni terhadap cahaya

3. Faktor Serangga

Serangga atau insekta merupakan binatang yang gemar makan

benda-benda yang mengandung cellulose dan protein. Karya seni akan

rusak dengan material bantalan dan kanvas, kertas, bagor, pandan, kulitkayu dan hardboard.

'Aris Bitdi Susanto, Ti/gas Akhir,UII, 1996

LAVI SURMARAGA gy vx 074

Page 35: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

^•••-iien ^-m h,um Ci Yoav^.^arta

rpreaisi Seni Rupa Modem Kedalam Sent:^ Arsitektur

4. Faktor mikro organisme

Viikro organisme adalah se,enis tumbuh-tumbuhan yang keeil,yang hidupnya pada tempat-tempat lembab. Jenis rnikro organismevang senng merusak karya seni rupa adalah jamur, milden dan lumut.Mikro organisme tersebut akan berkembang biak jika tempat yangditumbuhi mencapai kelembaban 65 %keatas.

4. Faktor getaran atau vibrasi

Faktor getaran yang berasal dari lalu lintas kendaraan, kereta apidan pesawat. Selain itu dapat juga disebabkan dan sistem rnembawakarya seni rupa dan satu tempat ke tempat lain.

5. Faktor polusi udara

Karya seni rupa dengan bahan dari kanvas, kertas, kulit dan bagorsebaiknya disimpan pada tempat-tempat yang tidak tembus udara.Sebab bahan tersebut akan mudah sekali dihinggapi debu yangsebagian besar mengandung acid sehingga akan menimbulkan noda-noda pada lukisan.

2.12.2. Faktor Pencurian

Untuk menghindari pencurian tersebut memerlukan sistem bangunanyang benar-benar dapat melindungi karya seni rupa. Dan beberapa faktor-faktor diatasdapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam perencanaan galeri seni rupa.

2.13. Interpretasi dalam Arsitektur

Interpretasi ,2 adalah pembenan kesan, pendapat atau pandangan teontisterhadap sesuatu, tafsiran. Dalam arsitektur interpretasi sudah banyak terwujud kedalamfisik misalnya rumah seorang arkeolog karya arsitek Boulle yang terlihat seperti kolomyang rusak, bangunan perusahaan telephone di jepang mengambil interpretasi teleponterlihat dari bentuk massa yang menempelkan telepon pada massanya. Interpretasi dapat

;Poem-odarmimo, WJS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1984.

LAVI SURMARAGA 07 e

Page 36: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Oner; V".ii Ruva di Yoayaaarta .\nt£rrn-etasi Seni Rupa Mortem Kedalam Benii'J? Av5i>.ei?:ur

nva saiseperti asli bentuk yang akan dnnterpretasikan tetapi dapat Pula hanya kesannseperti bentuk tersebut.

Gambar 2.13. Bangunan dengan interpretasi bentuk aslinya

Gambar 2.14. Bangunan dengan Interpretasi hanya kesannya saja

2.14. Studi Kasus Galeri Seni Rupa di Yogyakarta

1. Galeri Sapto Hudoyo

Site pada Galen Sapto Hudoyo hampir tiga perempatnya dipenuhibangunan sedangkan sisanya digunakan untuk tempat parkir, sirkulasidan tempat untuk meletakkan patung-patung. Unsur alam sepertitanaman, air dan tanah hanya digunakan sebagai elemen taman.Suasana ruang luar yang sangat rekreatif dan komumkatif dengansirkulasi yang dibatasi oleh patung-patung dekoratif sehinggaberkesan mengundang untuk melihat apa yang ada didalamnya. Tataruang dalam banyak dibatasi oleh pembatas-pembatas yang tcgas dan

LAVI SURMARAGA 07 six 074

Page 37: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

•aleri Seni Rum Si YoamkariaTnf.emre'ii.si Sen! Vouria Mortem heoaiam Ben'MR Av.sil.detin

kuat seperti dinding batu bata, papan dan sebagamya. Sehingga

masing-masing ruang mempunyai privacy yang tinggi dan berkesan

tertutup.

Gambar 2.15. Denah Galeri Sapto Hudoyo

2 Galen Amri Yahya

Site pada Galeri Amri Yahya adalah mernanjang lebih kurang

setengahnya digunakan untuk bangunan sedangkan sisanya untuk tempat

parkir dan tempat melukis. Unsur alam terdapal pohon dan tanah sebagai

perindang. Ruang dalam galeri terkesan sangat luas dan hanya sedikit

menggunakan pembatas. Suasana yang dilimbulkan sangat komunikatif

dan rekreatif dengan permainan tinggi rendah pada lantai.

Gambar 2.16. Denah Galeri Amri Yahva

dlasii Survey

,AVI SURMAKA.GA 07 six 074

Page 38: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Guleri Seni R;nw oi YOiiW-:flrUi-. - ! i.l

iCf.^iciiiM ocrn i\>-if .-t: ,vnnn;?fi :\t;wi/.n.:i»; hcn:t"j< n'.^it'vi"'

5. Dirix An Gallery

Site hampir sepenuhnya digunakan untuk bangunan, sisanya

untuk tempat parkir. Unsur alam terdapat tanaman yang berfungsi

sebagai pembatas antara trotoar dengan halaman. Tata ruang dalam

semuanva dibatasi oleh dincling batu bata sehingga mempunyai kesan

tertutup. Suasana tenang dengan hubungan ruang yang sangat erat

sehingga menimbulkan kesan nvaman bagi pengunjung.

Gambar 2.17. Denah Dirix Art Galeri

. j^ *—^ ^^

Gambar 2.18. Tamoak Deoan Dirix Art Ga'eri

AVI SURMARAGA 07 six 07-

Page 39: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Seni Ruva 5? YogyakartaI)i!.er)7re'iiM Sem Rupa Modern isebalam Ben-ii;? Ar.sit.e)?i.nr

BAB III

Analisa Penerapan Interpretasi Seni Rupa Modern

Pada Galeri Seni Rupa

3.1. Analisa Perencanaan

3.1.1. Analisa Pemilihan Lokasi

Dalam menentukan lokasi site yang dipertimbangkan :

a. Aksesibilitas / kemudahan pencapaian.

Lokasi site mudah pencapaiannya didukung dengan adanya jaringan

transportasi kota / kendaraan umum sehingga memberi rangsangan pada

masyarakat untuk sering memanfaatkan waktu luangnya untuk mengunjungi

Galeri serta terletak pada jalur utama karena Galeri merupakan pelayanan

umum.

b. Adanya fasilitas lain seperti tempat pendidikan, hotel/penginapan,

jasa/perdagangan, perkantoran, pendidikan seni mpa dan museum/galeri yang

mendukung dan meinperinudah masyarakat dengan jarak kurang lebih 2 Km.

c. Mengacu pada rencana detail Tata Ruang Kota mengenai tata guna lahan, maka

daerah tersebut merupakan daerah perdagangan / jasa pelayanan dan daerah

pariwisata.

Dari kriteria-kriteria diatas maka muncul 2 alternatif lokasi di Yogyakarta :

1. Daerah Jl. Paranatritis dan sekitarnva

2. Daerah Jl. Solo dan sekitarnva

.AVI SURMARAGA 07 six 074-

Page 40: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Seni Rupa di Yogyakarta 28

Interpretasi Seni Rupa Mortem Kedalam Bentuk Arsitektur

Gambar 3.1. Peta Pemilihan Lokasi

3.1.2. Analisa Pemilihan Site

Lokasi terpilih yang sesuai dengan kriteria diatas pada daerah selatan kota

Yogyakarta. Untuk pemilihan site diperlukan kriteria-kriteria sebagai berikut:

a. Kecukupan lahan untuk galeri dengan luas kurang lebih 9800 ml.

b. Jalur lalu lintas yang tidak terlalu padat agar para pengunjung tidak terganggu

dalam menikmati karya-karya seni.

LAVI SURMARAGA gy >ix 074

Page 41: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Seni Rum Q' Yoayakarta 29

Interp-ekisi Seni Rupa Modern Kedalam Bentuk ArsiteWr

c. Adanya jaringan utilitas seperti saluran air bersih, air kotor, listrik dan

telepon.

Ada 2 alternatif site yang akan menjadi pertimbangan yaitu :

1. Jalan Bantul, tepatnya 100 m selatan lampu merah pojok beteng wetan.

2. Jalan Parangtritis, sebelah 50 m selatan ST1E Kerjasama.

Gambar 3.2. Peta Pemilihan Site

Dari penilaian kriteria diatas maka site yang terpilih adalah Jalan Parangtritis,

50m sebelah selatan STEE Kerjasama.Tepatnya terdapat lahan kosong yang

pada sisi timur dibatasi persawahan, sebelah selatan dibatasi jalan setapak dan

sebelah utara dibatasi pemukiman penduduk. Dengan persyaratan bangunan

yaitu BCR : 40 % - 60 %, tinggi bangunan : 4 lantai dan sepadan bangunan : 4m.

LAVI SURMARAGA gy 512 074

Page 42: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Seni Rum di YovryakartaInterpretasi Seni Rujm Modern RedaLwi Bentuk ArsiteKtwr

3.1.3. Analisa Site

^

a

0 z Jz z UJ< •» a0 K Ui3 U ss0 *

ke RS Patmasun

^IuEntt

Pfe TAL-A fv * Pa l a w

LTT-J

-n^6KAT k: IS'-ilN.'^NJ %AN^

Pa£^<*j& Turn's4Mj; Mt^iaHftpAp

yuevT

IgOm

30

0

MATAHAE1

1J0m

Gambar 3.3. Analisa Site

Site dianalisa berdasarkan :

1. Pergerakan matahari

Matahari bergerak dari arah belakang site. Cahaya matahari yang

langsung masuk ke site pada pagi hari sedangkan cahaya matahari sore tidak langsung

masuk karena pada sebelah barat site adalah gudang / pabrik kerajinan mebel.

2. View

Pada site view sebelah timur dan utara adalah pemukiman penduduk.

Pada sisi barat adalah jalan Parangtritis. View yang diambil adalah yang menghadap

jalan Parangtritis karena view yang paling bagus dan dapat dijadikan orientasi

bangunan yang mengarah ke jalan Parangtritis untuk menarik penikmat seni agar

berdatanaan.

LAVI SURMARAGA gy 512074

Page 43: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

^jtltCl I .Xrli i\m;n i'i ^.L-uvnnul U.1 __ __ taJ—

iH'erpretaM Sem Rupa Morterv! Kedalain Beniufe Ai'.si'£)?tr-ir

3. Kebisingan

Tinakat kebismaan site vang paling tinggi sisi barat site yaitu jalan

Parangtritis karena merupakan jalan utam.a yang dilewati jalur lalulintas padat. Sehingga

dibutuhkan penvaring kebisingan atau perletakan massa sesuai dengan tinakat

kebisinaan.

3.1.4. Penzoningan Tapak

Dasar pcrtimbangannya adalah :

1). Pcncapaian utama kedalam tapak

eg

Gambar 3.4. Penzoningan pencapaian kedalam tapakSumber : Pemikiran

2j. Tinakat kebisinaan vang berpengaruh pada tuntutan persyaratan masim

masina keaiatan

-e

/

i i -^j

: 11 j•J -l

\ /; am rtn U i •

\rJfi(iH ) ! GO1 1 \ / \

/1 CiD

/ / n_;,..r \ \ oq // i *n wnu I \ /f \ t. / WVi_LXI IL_ / \ /

\' "0 / v_^

Gambar 3.5. Penzoningan Tapak Berdasarkan tingkat kebisingan

AVI SURMAB.AGA 07 six Q~~

Page 44: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

G'ueri Seni Rum di YoM»riKdrtd:—*". T7R" 7~71 7 7~T~. ~1~.

In'ei'HTe'ii.M Sem \i.uy>a iviorjern iverwiiiin nemuK ArMi-ei?iur

3.2. Analisa Perancangan

3.2.1. karakter Pelaku kegiatan

Tabe! 3.1. Karakter Pelaku

! No Pelaku Karakter pelaku Ruang

\ i Seniman • Sebagai pembicara pada

acara sarasenan / sernmar

- Rg. Seminar

» Menciptakan karya sem - Rg. Studio

9 Memberikan arahan pada

iatihan mencipta karya

seni

- Rg. Studio

• Memberikan oemelasan - Kg. r'ameran

S

pCAWtA ptIlII*-ltA!l

: ~) Pen°uniun° 13^.1 Lilli tilvilluiluiiij Kvil \ IA - Rg. Pameran

seni

• Menikmati karya dengan

gerakan maju mundur

- Rg. Pameran

* Duduk mendengarkan

sarasenan

- Kg. Seminar

V Jonakok menaikuti Iatihan

berkarya seni

- Rg. Studio

9 Iviembaca buku tentang

seni rupa

Rg. Perpustakaan

9 Membeii karya seni Rg. Jual beli

| - Pengelola S rvl^rn^^rikan iniormasi

pacta pengunj ung

R.a. .Adrninistrasi

# Duduk menjaga

perpustakaan

Rg.Perpustakaan

- ivjcngalur aoministrasi

galeri

Ra. Adrninistrasi

5 Kerdin menaamati

r-\Asn m tr.i!!~ rr nomprQnMV11AUUI U11A U'U11I\.1UJ!

- s\k. i aiiiCiau

-Rg. Jual beli

LAVI SUkMArAGA 97 512 074

Page 45: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galen Sem Rupa ui yoi^iiiaurui

InierjjreuiM Seni Rupa Modern KerXikini Beni.nK Ar.sitei?iuv

Mengatur jual

seni

3.2.2. Alur Kegiatan \ Meiiha! proses

a. renguiijung

Datanq !_

O^lllll Jcti 1

Ontario

Mcnikmati obyekDumeran

Jf_

Moimikuli

i srivriscnriivuiSK1,!*!

J^L| Mcncari infonnasi di perpuslakaai

Gambar 3.6. Alur Kegiatan Pengunjung

ivietigiNiui

;nra<;chaa'd!Skusi

Gambar 3.7. Alur keutatan Seniman

Proses kegiatan pengelola merupakan kegiatan yang meyebar, bisa

masuk kedalam kegiatan seniman dan pengunjung.

Qarnbsr 3.8.Alur K.eoiatan I'cnselola

LAVI SUkJ\1ARAGA Q7 512 074

Page 46: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

: in r. t i it c;iiAi ociii !\iu;u :\ii,'wcn; ^ci«.tu.itf! : .)£ m i"~\ r\ f .iji.ck: n J

3.2.3. Analisa Besaran Ruang

VI seam KiiSino

A.Kelompok Pameran

a. Ra. Pameran 1etap

si ix^y ± a.ii?eran ieim'Orer

c. Hall

e. Ra. Satparn

h. Lavatory

+ sirkulasi 20 %

T> V„l ..1. 1 I ~rs IS.CAOiii''1 'is. l : ill • *iii

a. Parkir peneunjunt

b. Parkir pengelola

c. Kafetaria

Tabel 3.2. Besaran Ruang

K.anasitas Standar Luasan I Besaran Ruang

z i\ 1 1 — l --JO KOiCKSl

dimensi

_iAn ko* eksi 3

dimensi

JUU orana

2 orana

20 mobil

~\C\ mr\fr\r,' V* ISIV/IVJ

- 5 mobii

/1 ! rn/^tr^T-

- jiJ orana

- KcuutUfiuIi tiup

obyek (3,6+1,2]

0,75 = 3,6 irf

_ I Ir-iTnL' nm;OL- -,

dimensi 3.14 x

2,85 = 8,95m'

T>„A„ A„ -..„„,. '" IVd'-d-i did i Lldilbl ^

dimensi dan 3

0,34 nr

|-2,16 m2i; "in ..."i

i - z.u friz

: - \J. O i i 11 i

I -8m2

_ 0 0 ^\ i-v-» ^

11<

- 22.5 m2

i .:> m2

8 m2

3S^ SA m?

ziziJO 1TL

112.5 m2

75 m2

LAVI SURMARAGA 07 SI2 07

Page 47: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

yjr.ai i ^^tn x\yitJ^ v l u! ut'-'M-l' if.

i ni-cr rjJCiii.ii *x:n i i\iittLi ; v nn/c : »; Aci/lii*.', t n iicm tut r\ r /•> j: c;< j h ;

! e. Rs. .Auditorium ; - 200 oran.Q 1 n /"\/ ... "\'. - U VO H!Z

> i /^^ ... n! V Z 11! Z

! f. Rg Audio Visual : - 50 orang \ - 0,96 m2 48 m2

! g. Lavatory1

t> ... -1

I' " 0 lllA O iiiZ

i 2;nt % Po

\ + Sirkulasi 20 % i \ 260 v nv

| 1 ^h-N .'1 )-ii9

C.Kelompok A.dministrasi

a. Rg. Direktur j - 36 m2 1 36 m2

1 b. Rii. Tamu ! - 5 oranti - 5 m2 "1 c -i

j c. Rg. Rapat - 25 orang j- 3,5 m2 87,5 m2

A Tj ,~ C + ..a"-Tj u. iVl:. Jiiin - z.w uiaiiK ; - y nid.1 V M .« ~)

; i ou mi

i ^ Lavato1"*' - 8 m2 8 m,2

336,5 m2

403,8 ml

\ D. Kelompok Kuratonal

1 O tv' i"T i.' d »"\^1 lo Ini t"0 ,t"'~v i-l i~i1: ex. i\^. ivLuaid Miiduniai 1 ,^,-^^r, 1 A OC .«1 in o-i ,v,t

-A w , / -r 11 1 A.

j b. Rg. Kepala edukator - 3 orang | - 6,98 m2 20,94 m2

! j"1 N. t-i i j-t i .-^ i-vj^ii-pyi «-> o i-vri o 1-1 tP.TP. ! _ /W"| t-*-j'7 A_() i-v-i /

letak / desain pameran

I d. Rg. Penerbit I - 40 m2 40 m2

• c vjULitiris sciTicntiir3. :"i , 1 ~IA —-~! ,1 A "v

^r '•J ! 11 a!

| f Rg. Proses kerja j - 3 ruang x 20

orang

! - 5 m2 300 m2

g. Lavatory j i . 8 ml i; v.- i j.! a. ;

S ml

| 469,88 m2• i i " --%r\ n / i

1 563,856 m.2

E. Kelompok Perpustakaan j

- a. V uiaii^.lis ,„•)

b. Rg. Buku - 3000 buku j - 32,5 m2 92,30 m2

r- Da Dianjtinn^ i - Z v.7ialiii ! 1 1A iv->7 1 ~~i i%i1

LAVI SURMAKAGA 07 six 074

Page 48: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Gtiieri Sen: Ruiv. di Yogyakarta ^TiiIerirreiAisi Seni Rupa Modern Kedalam Beniul? Ar.Mitfcjur

A So Ppi-k

Lavalor-

rw-1-i.lo.-i ~>t\ "-.-

a. Gudang penyiinpanan

b. Gudang aiai

„ r> .. t,"~„L. IXbl. IVC'dHld! !dii

d. Rg. MEE

i T gwjtnn."

] otai i^uas nanuunan

Luas I otal

_*> ruang

3 ruanii

^ A O .-."!A m .\ I n /

8 m:

20 m.2

20 m2

Q T

30 m2

0 JT-l")

S rr.9

13.96 m.

8 m2

196.296 ml

60 rrP

ou m^

50 m2

/5 m2

iS mO

210 m2

5060,/!2 m2

3,2.4, Analisa Organisasi Ruang

Oraanisasi ruang van° digunakan untuk mengatur ruana-ruang yang ada pada

Galeri Seni Rupa Modern adalah pola organisasi radial. Pemilihan organisasi ruang

tersebut karena mempunvai kelebihan seperti bentuk organisasinya dapat memadukan

bentuk organisasi terpusat maupun organisasi linier, ruang pusat pada organisasi ini

biasanva teratur. ^o!a balina-balina dimana lenaan-lengan linier organisasi tersebut

berkembane dan sisi suatu segiempat atau ruang pusat segipanjang. Secara visual

menehasilkan pola vang dinamis mengarah pada gerak berputar mengelilingi ruang

pusat.

LAVI SURMARAGA 07 six oy~

Page 49: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Seni Rv.m di Yogyakartain'emre'asi Seni R.i-:r«n Modern Kedalam Ben!Vm Arsi'cfciuv

D ., T.-vfX.t\L. JlWV'l

1

. ^;- . ............ -

dimensi "^ Hal! j/""

Rg.Pcriitipan

1

i i Laval

i'">' j

Rg.i

I

1i

i ,Rg- 1 Ra Baca

\< i. ^atnam

Lift

I Re P^neraiiIV.

_l\j LillliCIiSi

\Gudang j

Gambar 3.9. Organisasi RuangSumber. Pemikiran

LA,VI SURMARAGA 07 six 07J

Page 50: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Iniervretasi Seni Rupa Modern RerViuiiH Bentuk Ai'Mteferur

3.2.5. Analisa Hubungan Ruang

3.2.5.1. Hubungan ruang dalam kelompok ruang

a. Hubungan ruang kelompok ruang pameran

?y

Gambar 3.10. Hubungan ruang kelompok pameran

Ruang-ruang pameran tetap dan temporer berdekatan dengan gudang agar

mempermudah untuk penyimpanan peralatan, Hall diupayakan berdekatan dengan

semua ruang.

b. Hubungan ruang kelompok umum

K ^TPT51-1

7?*-=~/

ParkirKg. Auaio visual

I Mush oil

Gambar.3.1!. Hubungan ruang kelompok umum

Pada dasamya ruang-ruang umum tidak mempunyai keterkaitan secara langsung

sehinasa hubungan ruangnya jauh dan sedang. Untuk kafetaria dan inusholia

mempunvai hubungan dekat karena diharapkan ketika para pengunjung atau pengelola

benstirahat siang dapat langsung ke musholla. Ruang-ruang umum diletakan secara

bebas menurut kebutuhan atau bisa inenyatu dengan kelompok ruang lam.

LAVI SURMARAGA 97 >li 074

Page 51: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

I • - ' 1-, ^ -c- I *'ilcri sen; r-.viifci 01 iogyaxuyu

erpretasi Sen; Rhjk; Mooen-i RecLiLi-t! BeniuJ? ArMie!?!nr

c. Hubungan ruang kelompok adrninistrasi

aeKat

sedang]IiUii

Gambar 3.12. Hubungan ruang kelompok adrninistrasi

Ruang-ruang adrninistrasi mempunyai hubungan erat satu sarna lam. Ruang

rapat iauh dengan ruang tarnu agar tidak terlalu bising. Ruang tamu berdekatan dengan

semua ruang untuk mempermudah pengunjung yang datang.

d. Hubungan ruang kelompok kuratoria!

kc peneroif

btuclio perencanaan

desain Dameran

♦" ~"""^.l I?,-. D.-.-mt^q i-"^,.;n

Gambar 3.13. Hubungan niang kelompok kuratoria!

Ruang proses kerja digunakan untuk pelatihan atau melihat secara langsung

proses pembuatan karya seni oleh para seniman maka ruang ini berdekatan dengan

ruang kepala kuratonai, kepala edukator dan gudang agar mudah menyimpan peralatan.

.AVI SURMARAGA gy six 074

Page 52: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Seni Rupa di Yo^yyakartal!:!er;!reu!M Seni Rupa Modern K.erWt'.Hi ReniK^ Arsitefclur

Hubungan ruang kelompok perpustakaan

ARiz. Baca

Rg. penitipan

Rg. pengelola

Rii. Buku

: aekat

: iauh

Gambar 3.14. Hubungan ruang kelompok perpuslakaan

Ruang pada kelompok ini saling berhubungan erat kecuah ruang penitipan

hubungannva jauh dari ruang buku agar tidak terlalu bising dan terganggu ketika

pengunjung sedang melihat-lihat buku.

f. Hubungan ruang kelompok ruang service

Hubungan ruang pada kelompok mi pada dasamya sama dengan

kelompok umum tidak mempunyai hubungan secara langsung. Ruang-ruang ini

diletakkan secara bebas menurut kebutuhan atau menyatu dengan kelompok lam.

3.2.5.2. Hubungan Ruang antar Kelompok Ruang

aeKat i

secian l; i

iauh I

«.] KeiompoK

Adrninistrasi

/

I

*{

iii

TZ a2\ ,-M-i-8t-\r-,L-lS-Liui ii p'OtS.

is.eiompok

kuraton'al

Gambar 3. 15. Hubunaan ruan° antar keloroook ruang

.AVI SURMARAGA gj 512 07.

Page 53: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Ai Vn i.vin-irf/in -i\v 11-1,-1-t-tL'H !/Li;\tAf I.

• -"- ; } / . ;

iHlerurelzi.M Seni Ruvm Mortem ReiV-l^n ReviiuJ? Ar.M^iir

Hubungan ruang antar kelompok ruang terlihat adanya hubungan yang dekat.

Kelompok pameran berdekatan dengan kelompok kuratoria! hal mi karena kctcrkaitan

kegiatan melihat pameran dan melihat secara langsung nembuatan karya seni yang

diwadahi pada ruang-ruang tersebut. Kelompok perpustakaan jauh dari entrance karena

berada tidak langsung terlihat dari entrance (dibelakang kelompok pameran). Kelompok

adrninistrasi dan kelompok perpustakaan saling berdekatan hal mi karena keterkaitan

kegiatan yang saling mendukung.

3.2.6. Analisa Sirkulasi

Berdasarkan cara pengamatan terhadap arah obyek maka sirkulasi pada Galen

Seni Rupa dibagi 2 berdasarkan obyek pengamatan :

a. Sirkulasi ruang pamer untuk obyek 2 dimensi

Sesuai dengan tata letak benda pamer 2 dimensi yaitu ditempel pada

dmding atau menggunakan sistem pane! maka sirkulasi yang digunakan

sirkulasi searah dengan dinding. Sirkulasi pada ruang pameran 2 dimensi

merupakan interpretasi dan karakter garis Lurus yaitu halus, tenang, stabil. Jadi

ketika pengunjung sedang menikmati karya sem mempunyai karakter yang

sama yaitu diam, tenang dan mengamati dengan gerakan maju mundur yang

stabil.

—} S€kl,y\rW

—? ?Rtmer>

Gambar 3.16. Sketsa Sirkulasi pada ruang pameran 2 dimensi

b. Sirkulasi ruang pamer untuk obyek 3 dimensi

Dan obvek vang akan diamati seperti patung, kerajinan dari pandan dan

Iain-lain maka perlunva sirkulasi yang sederhana tanpa mengorbankan efisiensi ruang.

Sirkulasi vang cocok untuk obyek 3 dimensi adalah sirkulasi sekunder. Sirkulasi

sekunder adalah sirkulasi yang mengelilmgi obveknya. Untuk sirkulasi ruang pameran 3

LAVI SURMARAGA 07 six Q/.

Page 54: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

^".iini-i C:-.m" "Diiii-i /ii V,-. jv-i, 1i-».i-j-r ,| l~>

Tn'.emre!avl Sen: Rurw Mortem Ker^'-ldm Ben'ui? Arsi!ei?!ur

dimensi sangat berbeda dengan 2 dimensi karena dari penam.pakan karya seninya yang

berbeda. Untuk 3 dimensi dapat dilihat dari beberapa sisi sedangkan 2 dimensi hanya

satu sisi. Jadi sirkulasinya berbentuk garis lengkung yang pada seni rupa modern

mempunyai karakter lunak, luwes, energi untuk bermain. Karakter tersebut sangat

cocok dengan sirkulasi sekunder (mengelilingi obyek). Jadi ketika pengunjung

mengamati obvek 3 dimensi akan mengelilingi obyek tersebut tanpa mereka sadari

sehingga sirkulasi yang berbentuk garis lengkung sangat cocok pada ruang pameran 3

dimensi.

k'ptprrmcmni

A lillJk.1

Qpi-imnorjcnuilULl

Gambar 3.17. Sketsa Sirkulasi pada ruang Pameran 3 dimensi

c. Sirkulasi antar ruang-ruang dan massa

Sirkulasi vang dipcrgunakan dengan pertimbangan hubungan antar ruang

vang erat dan saling terkait maka sikulasi linier. Jalan yang lurus menjadi unsur

pembentuk utama untuk satu deretan ruang. Seiain itu dibentuknya ruang-ruang

sirkulasi vang terbuka pada kedua sisinva sehingga dapat menjadi perluasan tisik dan

mans vang ditembusnya. Sirkulasi antar ruang ataupun sirkulasi antar massa bangunan

hukan sirkulasi vang monoton. Bentuk sirkulasi mengambi! 'dari interpretasi gans

diagonal. Karakter dan garis diagonal yaitu dinamis dan aktif. Dan dua karakter

tersebut memberikan kesan oergerakan yang tidak monoton. Jadi dalam sirkulasi dibuat

adanva r.erbedaan ketineeian sehingga membedakan antar fungsi ruang dan antar fungsi

massa.

LAVI SURMARAGA o~ six oy/,

Page 55: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Gmeri Seni Riiai di Yogyakaria]n'smre\a.s-i Seni Rhjm h-

Gambar 3.18. Sketsa Sirkulasi antar ruang dan massa

3.2.7. Tata Letak Massa

3.2.7.1. Kondisi Site

Setelah menaetahui total besaran ruang maka site ditentukan dengan ukuran

160m x 90m = 14400 m2, sehingga site cukup untuk menempatkan perletakan massa,

narkir. sirkulasi dan open space. Berikut ini kondisi site terhadap lingkungan dan

n L-iirQnn-i:oU1\U1 mill \ 1+

Gudanij

Kerajinanjvieubei

Ke RS Patmasuri

V

C

0

5fi

orrTrr/r,D

100:

180 ni

Gambar 3.19. Kondisi site

LAVI SURMARAGA. 07 six 07

Page 56: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

T.. J ^^•,-^.'

f, -,\-\,-,n,-ivt.;

3.2.7.2. Pengeiompokan Kegiatan pada site

Kelompok kegiatan dapat diletakan pada site berdasarkan :

a. Kelompok kegiatan yang mempunyai sifat umum (berhubungan langsung

dengan luar) ditempatkan pada area publik.

b. Kelompok kegiatan yang mempunyai hubungan tidak langsung dengan luar

ditempatkan pada area semi publik.

c. Kelompok kegiatan yang mempunyai tuntutan ketenangan ditempatkan pada

area onvat.

I

3

cs!•*•

ST

Rg.Pameran

Rg.Kuratoria!

I Wo

Perpustaka... A-,-, ^ .-•;

AnminKfrn

Gambar 3.20. Pengeiompokan kegiatan pada site

Susunan tata massa berdasarkan pengeiompokan kegiatan yang tersebut diatas.

Jurnlah massa terdiri dari 3 massa besar berdasarkan fungsinya masing-masing yang

saling terkait sesuai dengan sifat atau karakter seniman modem dalam berkarya yaitu

bersifat individual dan 2 massa kecil sebagai massa pendukung. Massa jamak

memnunvai keuntungan yaitu penataan suasana yang menyebar sehingga lebih terkesan

rekreatif. Gubahan massa yang digunakan adalah gubahan massa cluster. Gubahan

massa ini dapat menehubunekan satu massa dengan massa yang lam dan onentasi

massa dapat ke segala arah. Untuk memudahkan tata massa , bentuk ruang dan bentuk

massa. nada site dibentuk modul dengan ukuran 0.60 x 0.60 m.

LAVI SURMARAGA 07 six Q~.

Page 57: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Gcifcri Seni Rum di YogyakartaIn!.erm'e*j:Lsi Seni Rupa Mortem Ketialam Ren'MJ? Ar.siiel?!ur

Gambar 3.21. Sketsa Tata massa

3.2.8. Analisa Kualitas Ruang

3.2.8.1. Sistem Penghawaan

Sistem penghawaannya ada 2 yaitu penghawaan alami dan buatan. Untuk ruang-

ruang namer berdasarkan faktor-faktor kondisi fisik seni rupa menggunakan

penghawaan buatan karena ruangan pameran membutuhkan suhu udara yang ideal 22" cselain itu benda seni 2 dimensi tidak boleh terkena polusi udara yang dapat

menvebabkan tnnbulnya noda-noda pada karya tersebut. Selam itu digunakan juga

penghawaan alami pada ruang cafetaria, perpustakaan dan ruang-ruang pendukung

lainnva vang tidak begitu terpengaruh dengan kondisi lingkungan. Pendistribusian

penghawaan alami melalui bidang bukaan (pintu, jendela).

Gambar 3.22. Sketsa Sistem penghawaan pada ruang Pameran

LAVI SURMARAGA 07 six oy.

Page 58: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

laleri Seni Rusw oi YojMcwarU-Ini£r>5rei.Li.si Seni Rkik; Mnrtern RerViltiiti Renin)? ArMi-erflur

3.2.8.2. Sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaan alami disiang han memliki keuntungan yaitu cahaya yang

relatif lebih merata dan ekonomis. Namun kelemahannya yaitu arah datang smar

matahari vang berubah-ubah dan intensitasnya tidak selalu tetap. Dengan melihatpertimbangan pada tata massa yang menghadap ke arah barat maka pencahayaan alami

vang digunakan pada ruang-ruang pameran melalui jendela atas pada satu sisi padasebelah timur. Sistem pencahayaan alami pada ruang-ruang pcndukung incnggunakan

jendela atas dan samping. Untuk sistem pencahayaan buatan pada ruang-ruang pameran

dengan mempertimbangkan :

1 Mcnampilkan detail obyek baik tekstur maupun warna

2. Menampilkan karakter obyek seperti yang diharapkan

3. Memberikan penekanan yang merata pada obyek

Maka pencahayaan buatan yang digunakan :

1 Yang khusus digunakan untuk menerangi benda seni 2 dimensi. Penempatan

lampu pada laneit-lansit dan lantai yang mengarah langsung menuju obyek

menghasilkan cahaya yang cukup tajam dan membuat obyek menonjol.

Gambar 3.23. Sketsa sistem pencahayaan buatan pada ruang pameran 2 dimensi

2. Pencahayaan khusus untuk obyek 3 dimensi. Perletakan lampu tidak jauii

berbeda dengan pencahayaan obyek 2 dimensi yaitu diletakan pada langit-langit

dan lantai. vangmembedakan hanya penataan terhadap. obyek tersebut.

.AVI SURMARAGA 07 six 07.

Page 59: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

laleri Seni Rruw di YogyakartaIniemreUi.si Seni Ruvm Mooevn RerVilt'.Di Ren!K« ATSilewiUT

•'1'- IGambar 3.24. Sketsa sistem pencahayaan nada ruang pameran 3 dimensi

Pencahayaan buatan pada ruang-ruang pendukung. Pencahayaan mi untuk ruang

cafetaria. nemustakaan maka pencahayaan vang digunakan penerangan merata,

langit-langit sebagai lampu.

J?

0A

tr

_/=Y

Gambar 3.25. Sketsa sistem pencahayaan pada ruang perpustakaan

3.2.9 Analisa Struktur

Pengungkanan sistem stuktur pada bangunan Galeri Seni Rupa mi harus pula

didasarkan dengan konsep bangunan galeri ini, mengingat bahwa sistem struktur

mempunyai peran yang kuat dalam penampilan bangunan nantinya. Maka

nertimbangan-pertimbangan untuk sistem struktur bangunan ini sebagai berikut :

a. Mendukung bentang lebar

b Mudah pcrawatan dan nelaksanaan

LAVI SURMARAGA 07 six 07-

Page 60: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Seni Rnua di YogyakartaT}i!€nn'eli!.si Seni Rupa Mortem Kedalam Ben!life ArsifeWur

c. Mendukung distribusi daya secara merata

d. Elastisitas tinggi serta penvesuaian terhadap kebutuhan ruang.

Dan pertimbangan-pertimbangan diatas maka sistem struktur yang dipakai konstruksi

beton bertulang sebagai rangka utama bangunan. Dinding sebagian besar menggunakan

pasangan bata, beban yang tidak terlalu besar maka fondasi yang digunakan fondasi foot

plat dan beton bertulang. Atap menggunakan rangka baja dan beton. Kolom yang

digunakan terbuat dari beton bertulang yang merupakan bagian dan rangkaian rangka

beton bertulang.

Tabel 3.3. Struktur

Kelompok

Ruang

unci an

(2043,6 m")

Bentuk

Ryan'1

bujursangkar

Arlrmmctrnci

dar

Perpustakaar

\ \JW 111 }

aentuK

•Mil i lrrinai-'or

70mY30m

K PiTfiTonri t

(563.856 m-)

Konstruksi 1 Fondasi j Kolom j Atap Dindin"

r> i.~rvcuiiiiva

banan

ocion

F~ ~ A ! 11 ~ Auul riai

kaku dan ! dengani

baiok induk j perhitungan

j mampu

i menahan

Struktur j lantai

i>i.j.-.nii._^-ii- -iiiui iaai r\cit [

lantai I dan I

^stniVtnr Rrinl Wlnl

Deton

r-crtf r\i fit

DeriiiicuiAi

iVaimiva

n^rcpiTi;rs oaia. oeroagai

ukuran j Penutup \ pasangan ukuran

i m v i m : ru->1/iri

bentan°

persegi

kolom 6

bentang

10 in

oersegi

lijJiS

k m n i ] Lr'A

Deton

Ti ni c

t\ V\ Y\ CJk.fi

Dai a

Parti si

vjengan

norselain

iSvaiOPv

K f rami).'

dengan

pasangan ; oeroagai

ionic /ion1/1 ko-ro/2 ULllLL

Parti si

dengan

ukuran.

r\r\rca loin

A.,1-

lavatory

K prnmiir

aengan

LAVI SUKMA.RAGA 07 six 074

Page 61: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Seni B.uva di YognakiUiarrure'ifsi Seni Rupa Mrirtern KerVilaw Ben'wJ? Ar«!el?!i-:r

Bentuk i

buiursanekar j

Penunjang ! Beton

tsentuK

hnnircnnok'flr

(I. 5x15 nr)

{11. J>\IU 111 }

/TIT Kvf^ rr\ " \\ 1 II . ~'.AV 111 }

oenuiang

Foot plat

40 x 60

cm jarak

kolom 6

m

bentang

1 "^ Til1 ~- 111

Bentuk

persegi

30 x 30

cm iarak

dengan

penutup

beton

iinis

Dak

beton

V2 bata

Parti si

dengan

i~}as 2.11 i

Vi bate

49

jem's dan

ukuran,

11A1-CA 1O 111IJV.1I bl-lCIJ 11

untuk

l o i ;atnn;

Keramik

dengan

berbagai

ukuran

Uiii 1 jCiiiS

Untuk melengkapi tabe! diatas perlu ditambahkan keterangan sebagai berikut:

Ruana nameran dua dimensi sebagai tempat pameran karya seni lukisan yang

menggunakan panel membutuhkan naang yang bebas kolom dengan jarak kolom 6-8

m. Karena merupakan bentang lebar maka atap yang digunakan konstruksi rangka baja

(truss-metal).selain mudah dibentuk juga merupakan konstruksi yang baik untuk

bentang lebar. Pada ruangan ini pencahayaan alami dan penghawaan alami harus

minimal karena akan merusak obyek jika terlalu banyak maka untuk menanggulangmya

dibuat bukaan pada atap. Dmding pada ruang ini dibutuhkan sebagai panel untuk

pemsangan obyek maka dibuat beberapa dmding menggantung ditcngah ruang dengan

rangka baja menggunakan penutup panel kayu. Lantai yang digunakan keramik.

Untuk mancan pameran 3 dimensi tidak jauh berbeda sistem stmkturnya hanya

pada ruangan ini tidak ada dinding ditengah ruang.

3.3. Interpretasi Seni Rupa Modern dalam Arsitektur

1 Tidak terikat pada masa vang lampau

Munculnya bentuk-bentuk baru dalam arsitektur tidak mengambi!

bentuk-bentuk nada masa sebelumnya. Bentuk yang terlihat pada bentuk

fasade dan komposisi fasade vang asimetris.

LAVI SURMARAGA, 97 six 074

Page 62: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

r-.A.-^AVJtU.^ f 1

TMfei"7}'c?i':.Sl St.HI Rlijld MOwc"?'}: Kcfjtiiili>j

)uiursan«kar

Penunjang

Bentuk

bu'ursangkar

(1. 5x15 irf)

( i 1. JA1U Ii1 )

Beton

bertulang

Foot plat

\ j ,M:-Crt: i-ir

40 x 60

cm jarak

i. _NO

in

bentang

15 m

Bentuk

persegi

30 x 30

cm iarak

nenutup ! '': bata

Dak

beton

Partisi

dengan

oasanga

1/, !-\n J n,-2 UU-llA

-#

herbagai

jenis dan

ukuran,

L.-V.11 ^V-lCll I 1

untuk

Keramik

dengan

ucruasai

ukuran

Li ci i i j C i t i i

Untuk melengkapi tabe! diatas perlu ditambahkan keterangan sebagai berikut:

Ruana nameran dua dimensi sebagai tempat pameran karya seni lukisan yang

menggunakan Dane! membutuhkan ruang yang bebas kolom dengan jarak kolom 6-8

m. Karena merupakan bentang lebar maka atap vang digunakan konstruksi rangka baja

(truss-metalj.selain mudah dibentuk juga merupakan konstruksi yang baik untuk

bentang lebar. Pada ruangan ini pencahayaan alami dan penghawaan alami hams

minimal karena akan merusak obyek jika terlalu banyak maka untuk menanggulangmya

dibuat bukaan pada atap. Dinding pada ruang ini dibutuhkan sebagai panel untuk

pemsangan obyek maka dibuat beberapa dmdmg menggantung ditengah ruang dengan

rangka baja menggunakan penutup pane! kayu. Lantai yangdigunakan keramik.

Untuk ruangan pameran 3 dimensi tidak iauh berbeda sistem strukmrnya hanya

pada ruangan ini tidak ada dinding ditengah ruang.

3.3. Interpretasi Seni Rupa Modern dalam Arsitektur

1 Tidak terikat nada masa vang lampau

Muneulnya bentuk-bentuk baru dalam arsitektur tidak mengambi!

bentuk-bentuk nada masa sebelumnva. Bentuk vang terlihat pada bentuk

fasade dan komposisi fasade vang asimetns.

.AVI SURMARAGA 07 six 074

Page 63: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

"- i!,-.i-i Ciiii Dun-i A-i "V*.-\ iv-i,iti,-i yf -1

In'erin'e'ti.si Seni Rupa Mortem RerV;L;»; Ben'iti? Ar.si!,ei?!nr

3qmpt.pij-

Gambar 3.26. Sketsa Fasade Bangunan Massa Lampau dan Modern

2. Kebebasan berekspresi

Interpretasi dalam arsitektur kebebasan berekspresi muncul pada

kebebasan arsitek dalam merancang bangunan tidak hanya memikirkan fungsmya saja

tetapi penataan ornamen pada fasade bangunan yang hanya mempcrindah tampilan

bangunan. Suatu bangunan yang sesuai dengan lingkungan tetapi mempunyai bentuk

vang berbeda dengan bangunan lainnva.

Gambar 3.27. Sketsa Fasade bangunan dengan kebebasan berekspresi

LAVI SURMARAGA 07 six 074

Page 64: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

'Uf\f. . ... ^ j

-> •* ' I.Iit'.: c r ;/r ciai.m aicki i\>".,vd ivjwwc'i jvcwawa: in net u n/<. /\ r .Sn C'(: nr

3. Didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Dalam kaitannya dengan interpretasi sem rupa modem ini maka muncul

pada penggunaan sistem struktur dan bahan struktur pada bangunan. Sistem struktur

yang digunakan pada bangunan modern adalah space frame dan beton bertulang.

Gambar 3.28. Struktur Bangunan Modern dan Tradisional

4. Komposisi garis, bentuk dan warna yang tidak terikat pada bentuk alam.

Dalam arsitektur modem muncul pada interior dengan komposisi garis,

bentuk dan warna yang harmonis. Sesuai dengan interpretasi dalam seni rupa modem

tidak terikat pada bentuk alam maka komposisi dalam interior yang muncul komposisi

garis, bentuk dan warna dasar yang tegas.

Gambar 3.29. Sketsa Interior dengan Komposisi RepetisiGaris. bentuk. warna dan Komposisi sederhana

.AVI SURMARAGA 07 six 07-

Page 65: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

\Tlrtvi y-ji.ii puti.i At "V r\ 'i\-».iC-i,i vt .i

T,Wo^ii».» .,.-i C^.i Di.vii> T. T,,A„-,,,.. T7 <,7s,.f ,.1... T) ^-..t-. .U \ v, -.) ..Wi,-.-j i:i c; ]/r Ciiioi Tntrii lynhu iviwwcn r\eitt.'.it:m pcrn.tw rt'.Mi-ciuur

3,4. Analisa Penerapan Interpretasi Seni Rupa Modern ke Penampilan Bangunan

vane terdiri dari Fasade. Struktur, Bentuk Massa dan Interior.

1. Fasade bangunan , Bentuk massa dan Struktur bangunan

Dan interpretasi seni mpa modern yaitu tidak terikat pada masa lampau

dan kebebasan berekspresi maka muncul pada fasade bangunan dan bentuk massa

dengan bentuk baru yang tidak sesuai dengan fasade dan massa bangunan sekitarnva.

Komposisi fasade yang asimetris memperjelas interpretasi seni rupa modern kedalam

bentuk arsitektur. Dan bentuk fasade dan massa tersebut maka sistem struktur pada

bangunan modem yang cocok adalah sistem struktur rangka baja sesuai dengan

interpretasi didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

inm

Gambar 3.30. Sketsa Bentuk Massa

Keterangan :

1. Rg. Rarheran

2. Rg. Ke!. Kuratorial

3.Rg. Kel. Perpustakaan

4 Rg Cafetaria dan Musholla

5. Re. MEE

Gambar 3.3!. Sketsa Fasade dan Struktur Bangunan

.AVI SURMARAGA 07 six 07-

Page 66: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

-.[(.Jl ^,1.f»l l\llf/ll L'l A L'll 1/Al/\A1' lAl

T..* .,-.....-.,..1 ., . .' C^..^ n , ..... T\ K.-.X,-..,. T7aA ., I ..... T> *...! . . [~ \ ... .'l ^W....i j;:.er fjr CJilni ocmi K.aijju Ivitn/CfM i\eu(Aium j;cnin/i,n'Ofic^ wi

2. Interior ruang

Interior dari komposisi repetisi garis dan bentuk serta warna yang tegas

pada ruang-ruang pameran, karena pada ruang-ruang tersebut merupakan ruang publik.

Interior dengan bentuk yang tidak terikat pada bentuk alam adalah interior ruang dengan

bentukan komposisi repetisi garis, bentuk dan warna.

Gambar 3.32. Sketsa Interior Ruang

3.5. Analisa Utiiitas

3.5.1. Jarinaan Air

a. Janngan air bersih

Air bersih diambil dari sumber dengan menggunakan sistem down feed

sehingga membutuhkan bak penampung khusus yang diletakan pada tempat yang tinggi.

Air didistnbusikan ke semua kelomnok kegiatan nada masmo-masing massa.

Kebutuhan air bersih dalam sehari dapat dihitung sebagai berikut:

!. Kebutuhan air massa kelompok pameran :

diketahui : - jumlah lantai : 2 lantai

LAVI SURMARAGA 97 six 074

Page 67: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Sen: Rupa di Yoayakarta 75J_Inierpretayi Sem Rui/ai i\\Ooern j\.erjiAtL:in j.)en;H/< r^rsi:e><,:ur

- jumlah orang : 100 orang

- tinggi per lantai : 5 meter

- peak hour (lama pemakaian): 1jam

- standar kebutuhan air : 3 liter/hari

- jam kerja (hri) : 6 jam

-jam kerja (hr;) : 3 jam

Kebutuhan air bangunanhari :

X = standar kebutuhan air x jumlah pcmakai

= 3 x 100 orang

- 300 liter/hari

Kebutuhan air pada jam sibuk :

a = X x peak hour

= 300 L/hari x 1 jam

= 300 liter

Debit air :

= 300 : 6 jam

= 50 L/jam

Volume tangki :

V = A x hr2

= 50 x 3 jam

= 150L

2 Kebutuhan air massa kelomnok adminitrasi dan kelompok perpustakaan

Hitf^lfirvm • _ inmlflh lantsii ' 1 lantni

- iumlah orang : 75 orang

- tinggi per lantai : 4 meter*

- neak hour : 1 'am

- standar kebutuhan air : 3 liter/hari

- 'am kerja : 6 jam

- jam kerja pompa : 3 jam

AVI SURMARAGA 07 six 074

Page 68: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

^.lit-iv! Coin Dmi,i Ai V r. ivi.Tli.i vf .1AtiiCfi L.-VH1 a\.imU VI AUilUuynf Lil

\n: c f IaI c:a'..>i *khi in.avi/aI ivi(n)crn .Kcui.iii.lin JK.ni nil. n'.Miaiin;

Kebutuhan air bangunan/hari :

X =3 liter/hari x 75 orang

= 225 liter/hari

Kebutuhan air pada jam sibuk :

a = 225 liter/hari x 1 jam

= 225 liter

Debit air :

A -~ 225 liter : 6 jam

= 37,5 L/jam

Volume tangki :

V = ^7 'S I /inm v "s mm

= 112,5 L

3. Kebutuhan air massa kelompok kuratoria!

diketahui : - mm!ah lantai : 1 lantai

-jumlah orang : 80 orang

- tinggi opt lantai : 4 meter

- peaK hour : 5.5 jam

- standar kebutuhan air: 3 liter/hari

- jam kerja : 8 jam

- jam kerja pompa : 3 jam

Kebutuhan air bangunan/hari :

X =3 liter/hari x 80 orang

= 240 liter/hari

Kebutuhan air pada jam sibuk :

a = 240 liter/hari x 1,5 jam

= 160 liter

Debit air :

A = 160 liter : 8 jam

= 20 L/jam

Volume tangki :

V = 20 L/jam x 3 jam

LAVI SURMARAGA 07 six 0~4

Page 69: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Seni Rv,ya r)i Yogyai<aria 26_IntemreUrM Seni Rhik Mortem Ke^iL-m Reniiii? Arsitektur

60 L

Jumlah total kebutuhan air adalah 300 L/hari + 225 L/han t 240 L/hari = 765

L/bari, sedangkan volume tangki yang diperlukan adalah 150 L t- 112,5 L * 60

L = 322,5 L

b. Jaringan air kotor

Jaringan air kotor dialirkan keperesapan melalui bak kontrol, sedangkan

kotoran dialirkan melalui scptictank terlebih dahulu kemudian ke bak kontrol

dan sclanjutnya mcnuju peresapan.

c. Dramase

Tumoahan air hujan akan disalurkan keselokan dalam site, kemudian

ditamnung pada bak peresapan air hujan dan sisanya dialirkan ke nol kotayang

sudah tersedia pada lokasi site.

3.5.2. Jaringan Penyegaran Udara

Penyegaran udara menggunakan sistem buatan (AC dan kipas angin) dan alami.

Sistem buatan digunakan pada ruang pameran, ruang perpustakaan, ruang

kuratorial, ruang adrninistrasi dan ruang auditorium dengan AC unit. Pada ruang

hall dan ruang-ruang service menggunakan sistem penghawaan alami.

3.5.3. Jaringan Listrik dan Telekomunikasi

Jaringan listrik diambil dari PLN yang sudah tersedia pada instalasi kota. Pada

kondisi darurat dan sebagai tcnaga listrik cadangan digunakan genset. Sistem

jaringan telepon dioeroleh dari jaringan telepon otomat Perumtel, yang

dihubungkan pada operator kemudian disalurkan kenuang-ruang yang

diinginkan. Untuk hubungan antar ruang digunakan intercom. Kedua sistem

telepon dan intercom dapat disatukan atau disebut PABX (Private Electronic

Branch ExchangeV

LAVI SURMARAGA ay six Q/-

Page 70: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

•il^.i-i C-jl-li puil-l An V/lrl\l,l l-]vt-l

— ; I i . i

In!en;retA-si Sem Rupa Mortem KerwiLiw Benin!? Ar.si!,e!?jur

3.5.4. Fire Protection

Pencegahan terhadap bahaya kebakaran dari dalam diupayakan dengan

menempatkan detektor kebakaran disetiap ruangan penting, sistem sprinkler,

tangga darurat pada masing-masing massa, menempatkan hose rack pada titik-

titik rawan kebakaran. Perhitungan kebutuhan air untuk fire protection adalah

20% dari kebutuhan air bersih yaitu 20% x 42250 = 8450 L. Luas volume tangki

jika ditambah dengan air fire protection adalah 8450 L + 22125 L = 30575 L.

Penccgahan dari luar dengan tersedianva instalasi jaringan pemadam kebakaran

kota. Merencanakan akses yang dapat dilewati inobil pemadam kebakaran.

LAVI SURMARAGA 97 six 074

Page 71: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

vju:'. !i ~^r;i ;M-UaI ci let, t/tuytil L-t-i—- _ " . / / . /

I}.i-c"'7T£;Z.M ScKl Rlipr'.. MOwcTH KGi-Vu^Im P>£H:!iJ? A"J'.Sl;£f(,: U7

BAB IV

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

4.1. Konsep Pengolahan Site

Kondisi site terletak di selatan kota Yogyakarta, tepatnya di Jl. Parangtritis 50 m

ke selatan dari STIE Kerjasama. Site yang memiliki ukuran 150m x 90m = 13500 m2

sedangkan luas ruang keseluruhan adalah 5060.712 m2. Dengan kctentuan Building

Coverage wilavah kota Yogyakarta bagian selatan (40%-60%) ditambah dengan luas

untuk sirkulasi maka perhitungan luas total yang dibutuhkan adalah 9612,952 m.2. Jadi

site sudah cukup untuk menampung perhitungan luas total ruangan.

Bentuk site dengan bentuk persegi panjang dengan inembujur ke Timur dan

Barat. Perletakan ruan°-ruang dapat diletakan sebagai berikut : kelompok ruang

pameran berada di sebelah barat site. Kelompok Pemustakaan dan kelompok kuratoria!

berada pada bagian sebelah timur site.

1<?0 rn

xh•H

fa

J

7

e;uuisA\i3

MASJi'D^

• h

g Z j2 •* •"=* Sm S3*

A. ~i £2q z m3 \ii S

i

[i

t 1 i

a fcke RS Paimasitim lfli-j ...

Gambar 4.1. Kondisi site dan perletakan kegiatan pada site

-AVI SURMARAGA 07 six 074

Page 72: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Griieri Seni Rvuw oi Yoavctlwrta,>,,(, w,;;„UlKt£n7reJiLsi Seni Rupa Mortem KerWtfiu Benin/? Ar.s

.

Pwi1)1A<Wtf) "B «ffft ijyft ft-flfc** ft !f Elfsl̂ ll*?^"^

Curatorial a

b —

59

Rctcranuan :

a. Rg. Cafetaria dan Mushoiia

b. Rg. MEE

Gambar 4.2. Perletakan kegiatan pada site

4.2. Konsep Tata Massa

Susunan tata massa berdasarkan pengeiompokan zona kegiatan. Jumlah massa

terdiri dari tiga massa berdasarkan fungsi yang berbeda-beda. Tata massa sesuai dengan

interpretasi sifat individual dalam berkarya seni. Tata massa juga merupakan

interpretasi dari komposisi bentuk geometris joada bentuk massa dan garis pada sirkulasi

yang menghubungkan tata massa. Gubahan massa yang digunakan gubahan massa

cluster. Open space digunakan sebagai sirkulasi, taman dan penguat interpretasi.

-y>,

Ke; era rig an

I. Rg. I'nmeran

2 Rg Ke! Kuralonal

?. Rg. Ke!. Peiyusukaan

Re Ca:e:ana dan Mnsholla

5 Ru Ml:.l':

"\ A \

Gambar 4.3. Tata massa

LAVI SURMARAGA gy six Qy.

Page 73: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

laleri Seni Ruva di YoayakartarnlemreiAi.si Seni Rupa Mortem Rerkilimi Bentui? Ar.sil.efe'ur

4.4. Konsep Gubahan Massa dan Poia Sirkulasi

a). Sirkulasi

Sistem sirkulasi diatur adanya pembagian jalur sirkulasi. Pola sirkulasi

vang diterapkan adalah sirkulasi Imier memungkinkan kejelasan sirkulasi antar massa

bangunan. Sirkulasi dibuat agar terkesan tidak monoton dengan penyelesaian penataan

elemen lansekap dan permainan ketmggian lantai.

Gambar 4.4. Konsep Sirkulasi

b). Pola Gubahan Massa

Pola gubahan massa yang radial dan linier. Pola gubahan massa ditata

sesuai dengan pengeiompokan kegiatan pada site, dapat memberikan kebebasan dan

keleluasaan gerak pengunjung dari satu kelompok kegiatan ke kelompok kegiatan lain.

Keterangan :!. Rg. Pameran2. Rg. Mel.Kuratoria'3. Ra Kei. Perpustakaan dan Adrninistrasi4. Re. Cafctaria dan Mushoiia

5. Re.MEEGambar 4.5. Pola Gubahan Massa

LAVI SURMARAGA 9~ Sii 074

Page 74: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

G,-iln-vi Cm-ii Diin.i Ai \7"/-\.i\i.-ir-i,-iv^<'J

Inierpreia.si Seni R.hha-: Mortem KertdLwi Benin)? Ar.sitefe.iur

4.5. Konsep Penampilan Bangunan

Galen Seni Rupa Modern dengan interpretasi seni rupa modern inenuntut

penampilan bangunan yang :

a. Fasade bangunan tidak mengikuti lingkungan sekitar disesuaikan interpretasi

sem rupa modem yang tidak mengikuti tradisi yang lampau dan kebebasan

berekspresi. Fasade bangunan yang terdiri dari bentuk dan komposisi fasade

vang asimetris memperjelas bangunan Galeri Seni Rupa Modem.

Gambar 4.6. Fasade Bangunan

b. Interior pada ruang -ruang merupakan interpretasi komposisi garis, bentuk

dan warna sehingga penyelesaian penataan interior disesuaikan dengan karakter

dan bentuk ruang masing-masing.

/VV^^V^W"/V\,A/V\ /WVV~

/VSA

/VV\AAA AA/V"v/*gs:/vw\

0

o

v>

Gambar 4.7. Interior Ruang Pameran

LAVI SURRLARAGA gy six 074

Page 75: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Galeri Seni Ruiyi di YogynkartaIfil.erj7reiii.si Seni Rupa Mortem Ker\il<:mi Ren!ul< Arsiiefeiur

62

Gambar 4.8. Interior Ruang Pameran 3 dimensi

Gambar 4.9. Interior Ruana Kerja

c. Bentuk massa menapakan komposisi bentuk geometris. Bentuk massa yang

berbeda dari bentuk massa lingkungan sekitar mempakan interpretasi kebebasan

berekspresi. Bentuk massa dibentuk sesuai dengan karakter kegiatan masing-

mn<;ina runrio

Gambar 4.10. Bentuk Massa

LAVI SURMARAGA 07 six 07-

Page 76: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Griieri Seni Rmim rti Ycaynikarta dA.Tnterpretesi Seni Rupa Mortem Kerslam Benlnfe, Aryitefejur

4.6. Konsep Struktur

Struktur yang dipakai konstruksi beton bertulang sebagai rangka utama.

Dmding sebagian besar menggunakan pasangan bata kecuali dinding tambahan pada

ruang pameran dua dimensi menggunakan rangka baja dengan penutup panil kayu.Fondasi yang digunakan fondasi foot plat dari beton bertulang. Lantai sebagian

menggunakan keramik, porselain. Kolom yang digunakan terbuat dari beton bertulang

vang merupakan bagian dari rangka beton bertulang. Atap menggunakan struktur

rangka baja pada ruang pameran dan kuratorial dengan penutup beton tipis. Struktur

yang digunakan mempunyai prinsip mendukung bentang lebar, mudah perawatan,

mudah pelaksanaan, mendukung distribusi gaya secara merata dan elastisitas tinggi

serta penyesuaian terhadap kebutuhan ruang.

4.7. Konsep Utilitas

4.7.1. Jaringan Air

a. Jaringan air bersih

Air bersih diambil dari sumber dengan menggunakan sistem down feed

sehingga membutuhkan bak penampung khusus yang diletakan pada tempat

vang tinggi. Air didistnbusikan ke semua kelompok kegiatan pada masing-

masmg massa. Jumlah total kebutuhan air adalah 300 L/hari + 225 L/hari + 240

L/hari = 765 L/hari. sedangkan volume tangki yang diperlukan adalah 150 L +

112,5 L + 60 L = 322,5 L.

b. Jaringan air kotor

Jaringan air kotor dialirkan keperesapan melalui bak kontrol, sedangkan

kotoran dialirkan melalui septictank terlebih dahulu kemudian ke bak kontrol

dan selanjutnya menuju peresapan.

c. Drainase

Tiimnphnn nir Vmisin akan Hknlurkan keselokan dalam site, kemudianA ^*. j 1 i -j Lbl AW*. ± A WWA A A A W* | WWA A WWA I. WWA A W^-A l/ WWA WW*. * WW~-4 #. mfc ^- * ^ ,

ditampung pada bak peresapan air hujan dan sisanya dialirkan ke no! kota yang

sudah tersedia riada lokasi site.

.AVI SURMARAGA 07 six O74

Page 77: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

rwifevjyf/i 64Gfifcri Seni Rum di YoayaRartalKt.er)jre'4i.si Seni Rupa Mortem RerWimi Bentwi? Arsitektur

4.7.2. Jaringan Penyegaran Udara

Penyegaran udara menggunakan sistem buatan (AC dan kipas angm) dan alami.Sistem buatan digunakan pada ruang pameran, ruang perpustakaan, ruang

kuratorial, ruang administrasi dan ruang auditorium dengan AC unit. Pada ruang

hall dan ruang-ruang service menggunakan sistem penghawaan alami.

4.7.3. Jaringan Listrik dan Telekomunikasi

Jaringan listrik diambil dari PLN yang sudah tersedia pada instalasi kota. Pada

kondisi darurat dan sebagai tcnaga listrik cadangan digunakan genset. Sistem

jaringan telepon diperoleh dari jaringan telepon otomat Perumtel, yang

dihubungkan pada operator kemudian disalurkan keruang-ruang yang

diinginkan. Untuk hubungan antar ruang digunakan intercom. Kedua sistem

telepon dan intercom dapat disatukan atau disebut PABX (Private Electronic

Branch Exchange).

&

4.7.4. Fire Protection

Pencegahan terhadap bahaya kebakaran dari dalam diupayakan dengan

menempatkan detektor kebakaran disetiap ruangan penting, sistem sprinkler,

tangga darurat pada masing-masing massa, menempatkan hose rack pada titik-

titik rawan kebakaran. Perhitungan kebutuhan air untuk fire protection adalah

20% dari kebutuhan air bersihyaitu 20% x 42250 = 8450 L. Luas volume tangki

jika ditambah dengan air fire protection adalah 8450 L -t- 22125 L = 30575 L.

Pencegahan dan luar dengan tersedianva instalasi jaringan pemadam kebakaran

kota. Merencanakan akses vang dapat dilewati mobil pemadam kebakaran.

LAVI SURMARAGA 07 5*- °74

Page 78: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

DAFTARPLSTAKA

Sp. Soedarso, Sedjarah Perkembangan Seni Rupa Modem., Jiiid Kedua, SekolahTinggi Seni Rupa Indonesia " ASR1 "\ Yogyakarta, 1987.

Graham Ilopwood, Handbook OfArt, Graham Uopwood Victoria, Australia, 1974.

Clung. Francis DK, Ilustrasi Desain Interior, Eriangga. Jakarta, 1996.

Neuvert. Ernst, (Sjamsu Amri!), Data Arsitek, Jiiid 2, Erlangga, Jakarta, 1992.

Idhain, Noor Cholis, Teknologi Bahan, Diktat. Kuliah, Arsitektur UII, Yogyakarta,

1998.

Schodek. Daniel L, Struktur, PT Eresco, Bandung, 1991.

White,Edward T, Sumber Konsep, Intennatra, Bandung, 1992.

Seni Ruoa Indonesia dan Pembinaannya, Proyek Pembinaan Keseman

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1978.

Seiarah Seni Rupa Indonesia, Proyek Penelitian dan Pencatatan

Kebudayaan Daerah, 1975.

Pameran Seni Rupa FKYIX 1997, Ruedian Desain Gratis, Yogyakarta,

1 OQ~i / J i .

Pameran Seni Rupa FKY V1993, Bentang Desain Grafts, Yogyakarta,

1993.

Page 79: GALERISEN! RUPA MODERN DI YOGYAKARTA

Pameran Seni Rupa Yogyakarta, Festival Kesenian Yogyakarta,

Yogyakarta, 1990.