fungsi struktur teks dan membedah cerpen “sulaiman pergi ke tanjung cina”
DESCRIPTION
Fungsi Struktur Teks dan Membedah Cerpen “Sulaiman Pergi ke Tanjung Cina”TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana
telah memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam
menyelesaikan makalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang
berjudul: Fungsi Struktur Teks dan Membedah Cerpen “Sulaiman
Pergi ke Tanjung Cina”. dapat selesai seperti waktu yang telah kami
rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari
bantuan Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, yang telah
memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun,
makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia . Makalah ini membahas tentang Fungsi Struktur
Teks dan Membedah Cerpen “Sulaiman Pergi ke Tanjung Cina”.
Tak ada gading yang tak retak Penyusun menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah
selanjutnya. Semoga karya ini berguna dan bermanfaat. Amiin.
Tangerang , September 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………………….….… i
DAFTAR ISI …………..…….
……………………………………………………………….….. ii
BAB I MEMBEDAH FUNGSI STRUKTUR
………………………………………..…. 1
BAB II MEMBEDAH CERPEN “ SULAIMAN PERGI KE TANJUNG
CINA”
A. Membedah struktur cerpen ………………..
………………………………….….. 3
B. Tokoh dan karakteristik cerpen …………….
…………………………………… 6
C. Latar yang membangun cerpen ……………………....
……………….….……. 7
D. Alur …………………………………………………….
………………………………….. 7
Plausibilitas
Suspense
Surprise
Unity
BAB IMEMBEDAH FUNGSI STRUKTUR
NO. Struktur Teks Fungsi Tiap Struktur Teks
1. Abstrak
Bagian yang mengandung inti atau ringkasan cerita. Bagian ini bersifat opsional, sehingga bisa saja suatu cerpen tidak melalui tahapan ini. Namun alangkah baiknya suatu cerpen jika memiliki tahap Abstrak ini. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik yang akan ada di dalam teks.
2. Orientasi
Bagian struktur yang menceritakan struktur yang menceritakan latar yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana di dalam cerpen. Latar digunakan oleh pengarang untuk menghidupkan ceritanya sehingga lebih berkesan kepada pembaca. Selain itu tokoh dan penokohan juga mulai
tergambar pada tahap ini. Biasanya penulis bercerita dengan detil di bagian ini.
3. Komplikasi
Urutan kejadian yang saling berhubungan dan berkaitan secara sebab-akibat. Pada tahap ini kerumitan dan masalah mulai bermunculan, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan peristiwa lainnya. Selain itu, tahap ini akan mengungkit karakter atau watak pelaku yang ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu dan hal itu diekspresikan dalam tndakan dan ucapan tokoh.Berbagai konflik akan bermunculan dan mengarah pada sebuah klimaks, yaitu konflik mencapai tingkat intensitas tertinggi. Klimaks merupakan keadaan yang akan mempertemukan berbagai konflik dan menentukan bagaimana konflik itu bisa terselesaikan.
4. Evaluasi
Tahapan setelah terjadi klimaks, yang menuntun pembaca menemukan pemecahan masalah dari konflik dalam cerita.
5. Resolusi
Tahap di mana pengarang akan mengungkapkan solusi dari berbagai konflik yang dialami tokoh. Hal ini biasa berisi kejutan-kejutan bagaimana masalah itu bisa terselesaikan.
6. Koda
Tahap terakhir yang berupa opsional, yang mengandung nilai-nilai atau pelajaran yang dapat dipetik oleh pembaca dari sebuah teks. Karena sifatnya yang opsional sehingga bisa saja pada suatu cerpen tidak terdapat tahap ini.
BAB IIMEMBEDAH CERPEN
“ SULAIMAN PERGI KE TANJUNG CINA”
A. Membedah struktur cerpen
NO. Struktur Teks Kalimat dalam Teks
1. Abstrak
(Kemilau emas - terkubur dan
pergi.)
Kemilau emas memancar saat Zhu membentangkan benang emas di sudut kain pelepai. Sinar perak jarum di tangannya menyulam satu kehidupan tajam yang menusuk. Udara Danau Menjukut berbau
bunga kopi, bertiup perlahan memasuki rongga hati, dan menghempas dada Zhu pada barisan awan di langit menuju ke arah lau, ke arah pantai, ke arah teluk Tanjung Cina. Di sanalah Sulaiman, lelaki yang telah menebas separuh umurnya, telah terkubur dan pergi.
2. Orientasi (Bukit Barisan Selatan - putih
awan.)
Bukit Barisan Selatan yang memanjang bergelombang seperti hidup, karang-karang yang menjorok runcing dan tegak menuju ke arah perih laut Hindia, dari Krui hingga Pulau Betuah. Dan bunga-bunga kopi, dan pucuk-pucuk damar, dan awan awan biru-semua jelmaan tanah Tuhan ini, semata tercipta untuk kesetiaan cinta pada Sulaiman.
Kegembiraan separuh umur, dan kesedihan pada ujung hidupnya, menciptakan runcing jari-jari Zhu pandai menari. Menari dan bernyanyi di atas hamparan kain sulaman. Menyerut seluruh jiwa yang sedih, yang gembira, yang mabuk, dan putus asa. Lautan asmara, nyanyian cinta, kerinduan perih, dan pujian kepada tanah tempat lelakinya terkubur. Ia menyeru di atas sehelai kain pelepai, menggambar pola-pola yang rumit, dan membayangkan seluruh dirinya masuk. Menjadi naga yangmenggerakkan seluruh gelombang tanah, bukit, gunung-gunung,
menjadi liukan benang-benang emas dan rajutan benang-benang perak yang berkelit dan berkelindan dalam gulungan warna aroma ombak, hijau daun, putih awan.
3. Komplikasi (Setiap puncak Krakatau - ayahnya
ditembak mati.)
4. Evaluasi
(Adakah yang gentar - menjadi purnama.)
Adakah yang gentar menolak takdir? Saat cahaya langit terus berganti,maka cahaya hati juga bisa berganti. Setiap kali Zhu memandang di kejauhan kamar, tempat lelaki itu membuka jendela, ia selalu melihat bayangan ribuan kunang-kunang yang melesat memnuhi hatinya. Ia tiba-tiba saja merasakan bagaiman angin yang bertiup dari kamar Sulaiman, adala tiupan harum seribu bunga. Ia benci jatuh cinta, tapi ia juga tak bisa menolak jatuh cinta. Berhari, berminggu, kekaguman pada lelaki itu semakin tumbuh. Wawasanya yang luas, cara bicaranya yang sopan, dan terutama; tindakan-tindakan berbahaya yang terus ia lakukan meskipun ia dalam persembunyian. Ia terus menggalang kontak dengan para petani, mencatat data, mencari bukti-bukti. Berkali sulaiman tak pulang dan Zhu menjadi cemas. Maka berkali ketika akhirnya Sulaiman muncul, rona wajah Zhu menjadi purnama.
5. Resolusi ("Zhu Ni Xia, perempuan - parasnya
yang jelita.)
Zhu Ni Xia, perempuan matang yang kini telah memilih takdirnya. Pada malam ketika barang singgah dibandar, ia menitipkan pesan untuk ayahnya.
“Aku telah menemukan lelaki,Ayah! Dan aku jatuh cinta kepadanya. Datanglah segera untuk menjadi wali putrimu tercinta.”
Ada purnama, ada cahaya, tapi ada lautan yang mengirimkan badai.
“Sampaikan pada Sulaiman, aku bersedia menjadi istrinya,” begitu ia meminta kepada Nyiwar, dan begitulah Nyiwar mengatakan pada Sulaiman. Lalu bulan berganti.
Ketika madu tumpah dilautan, ketika ia telah resmi memanggil Ibu kepada Nyiwar, dan begitulah Nyiwar –perempuan lembut sekokoh karang-dan ia resmi memanggil Abang kepada suami; angin ibukota tiba-tiba mengirimkan badai lebih besar pada parasnya yang jelita.
6. Koda (Dari teluk Jakarta - tatapan penuh cinta.)
Dari Teluk Jakarta sebuah kapal perang berpenumpang ratusan prajurit merapat di Bandar, mengendap di subuh hari. Mengepung kota, menyisir gunung. Berita pemberontakan petani kopi kembali pecah menjadi prahara.
Segerombolan lelaki garang
mendobrak gerbang pintu rumah pengantin jelita, membakar gudang dan memporakporandakan segala.
Teriakkan kata penghianat dan penadah, mengawali letusan tembakkan dipagi buta. Sulaiman digelandang paksa meninggalkan ceceran darah, dan tatapan penu cinta.
B.Tokoh dan karakteristik cerpen
NO. Tokoh Karakteristik Tokoh
1. Sulaiman Berani, pantang menyerah, rela berkorban, gigih.
2. Zhu Ni Xia Cerdas, ulet, penolong, rendah hati.
3. Made Sukari Berani, baik.
4. Nyiwar Baik, sabar, lemah lembut.
5. Sutinah - (tokoh tambahan)
C.Latar yang membangun cerpen
Latar tempat : Bandar Lampung, Kualakambas, Ladang, Hutan, Kebun, Pelabuhan, Pantau, Balai kampung, Rumah Zhu.
Latar waktu : Pagi hari, malam hari, petang, subuh.
Latar suasana : Sedih, haru, tegang
D.Alur
1. Plausibilitas (kemasukakalan)
Merupakan sisi suatu alur cerita yang masuk akal dalam
penyelesaian masalahnya, dengan kata lain suatu cerita
mesti memiliki kelogisan untuk memenuhi kaidah ini.
Contoh:
Di sini memang logis bukan memanggil ibu kepada
mertua dan memanggil abang kepada sang suami
Dalam cerita ayah Zhu memang mati demi membela
hutan negara yang telah menjadi tempat tinggalnya.
Sulaiman dan Zhu pun menjalankan hubungan, pada
akhirnya Sulaiman mati Karena tertembak oleh
tawanan lelaki garang.
2. Suspense (rasa ingin tahu)
Suspense memacu rasa ingin tahu pembaca terhadap
peristiwa yang terjadi pada tokoh atau peristiwa
lainnya.
Contoh :
Karena alur ceritanya adalah alur campuran sehingga
mendorong pembaca untuk maju mengetahui awal
“... ketika ia resmi memanggil ibu kepada Nyiwar dan memanggil abang kepada
suami ...”
mula cerita dan akhir cerita yang disebabkan dengan
pengaruh atau kelanjutan yang diberikan oleh penulis
yaitu sebab apa ayah Sulaiman meninggal, awal mula
Sulaiman dan Zhu menjalin hubungan dan akhir
ceritanya yang meninggal dibunuh oleh lelaki garang.
3. Surprise (kejutan)
Di dalam cerita ada-ada saja hal yang tak disangka-
sangka terjadi, hal inilah yang dinamakan dengan
suspense. Penyelesaian masalah yang tak disangka-
sangka sebelumnya oleh pembaca akan membuat
pembaca semakin tertarik meneruskan membaca
cerpen. Selain itu akan membangun sebuah kesan
tersendiri pada pembaca.
Contoh :
Ini merupakan peristiwa yang tidak dikira-kira
sebelumnya, itulah yang disebut suspense.
Tidak terduga jika Sulaiman meninggal dibunuh oleh
gerombolan lelaki saat ia telah memiliki kehidupan
baru bersama Zhu.
4. Unity (kesatuan)
Tentunya sebuah cerita memiliki kesatuan dan
hubungan yang sangat erat antar peristiwa satu dengan
peristiwa lainnya. Begitu juga dengan cerpen "Sulaiman
Pergi ke Tanjung Cina", peristiwa satu ke peristiwa
lainnya saling mengikat dan koheren.
“Zhu yang tiba-tiba jatuh cinta pada Sulaiman
setelah melihat hasil sulaman Nyiwar.”