fungsi sistem pelumasan

Upload: mahreza-mah-retta

Post on 12-Jul-2015

359 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BANTALANBantalan adalah suatu elemen mesin yang digunakan untuk menumpu poros atau beban yang bekerja pada suatu mesin.Pada bantalan luncur terjadi gesekan luncur yaitu gesekan antara poros dengan bantalan dimana poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantara lapisan pelumas.Bantalan luncur mampu menumpu poros pada putaran yang tinggi dengan beban besar, konstruksinya sederhana, dan cepat dipasang dengan mudah. Karena gesekannya besar pada waktu beroperasi, maka bantalan luncur ini panas. Panas dapat timbul oleh gesekan yang besar terutama pada beban besar yang memerlukan pendinginan khusus. Bantalan luncur mempunyai keuntungan dibandingkan gelinding yaitu mampu menumpu poros putaran tinggi dan beban besar, konstruksinya sederhana dan mudah dipasang. Bantalan luncur lebih disukai karena :

Tidak bising dan tenang dalam beroperasi Cocok untuk putaran tinggi Tahan terhadap goncangan dan getaran yang kuat.

Klasifikasi bantalan menurut bentuk dan letak bagian poros yang ditumpu dengan bantalan, Maka bantalan dapat dibagi atas :

Bantalan radial, yang dapat berbentuk silinder, belahan silinder Bantalan aksial, yang berbentuk engsel Bantalan khusus, yang berbentuk khusus misalnya bola

Klasifikasi berdasarkan pelumasan Bantalan tanpa pelumasan terdapat dalam bentuk bantalan plastik, bantalan yang mengandung minyak dan bantalan pelumas zat padat. a. Bantalan plastik Plastik adalah suatu bahan yang mempunyai sifat dapat melumasi sendiri dengan baik, sifatnya tahan korosi yang memungkinkan bahan-bahan ini dapat bekerja dengan baik di dalam air. b. Bantalan yang dilumasi minyak Contoh khas dari bantalan ini adalah besi cor dan logam sinter yang diserapi minyak dipakai besi cor yang beroperasi dengan perlakukan panas yang berulang kali. c. Bantalan pelumas zat padat Bantalan pelumas ini dipakai untuk keadaan khusus diluar batas pemakaian tertentu. Bahan pelumas dapat dipakai sebagai batas dasar, dimana digunakan pada temperatur tertentu.

Klasifikasi bantalan menurut gesekan bantalan terhadap poros 1. Bantalan luncur, terjadinya gesekan luncur antara poros dengan bantalan karena adanya lapisan pelumas antara kedua permukaan 2. Bantalan gelinding, terjadinya gesekan menggelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol, rol jarum. 3. Kelebihan dan kekurangan bantalan luncur dan gelinding

1. Bantalan luncur a. Kelebihan

Mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar Konstruksinya sederhana dan dapat dibuat serta dipasang dengan mudah Dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir tidak bersuara Tidak memerlukan ketelitian tinggi sehingga harga lebih murah

b. Kekurangan

Gesekan besar pada waktu mulai jalan Memerlukan momen awal yang besar Pelumasannya tidak begitu sederhana Panas yang timbul dari gesekan besar sehingga memerlukan pendinginan khusus

2. Bantalan gelinding a. Kelebihan

Cocok untuk beban kecil Gesekannya rendah Pelumasannya sederhana

b. Kekurangan

Harganya lebih mahal karena ketelitiannya tinggi Pada putaran tinggi bantalan ini agak gadu

Petunjuk pelumasan Bantalan yang dilumasi secar betul tidak akan aus, karena pelumas mencegah terjadinya kontaak langsung antara komponen bantalan yang satu dengan yang lain yang terbuat dari logam.Bantalan gelinding dapat dilumasi dengan oli atau gemuk/grease. Bantala rol sferis-aksial biasanya harus dilumasi dengan oli, dan hanya boleh dilumasi dengan gemuk jika angka putarannya

rendah. Bantalan yang ber sil atau berperapat logam suadh dilumasi untuk seumur hidup dari pabriknya. Pemilihan jenis pelumas pada dasarnya berdasarkan temperatur dan angka putaran kerja dari bantalan. Gemuk digunakan bila kondisi kerjanya dibawah normal, dan gemuk juga berfungsi untuk melindunngi bantalan dari kotoran yang masuk. Pelumasan dengan oli dianjurkan untuk angka putaran yang tinggi. Pelumas harus selalu disimpandi tempat yang bersih dan tertutup, serta ditempatkan di dalam gudang yang kering. Jenis pelumasan bantalan Pelumasan oli Oli meneral yang tidak mengandung bahan pelarut harus digunakan untuk melumasi bantalan gelinding. Pada temperatur diatas +125C didianjurkan menggunakan oli sintetis, misalnya poyglycol. Bahan-bahan yang ditambahkan untuk mempertinggi kemampuan pelumas hanya bila kondisi kerjanya sangat istimewa. Sebagai pelumas biasanya digunakan oli yang memiliki indeks viskositas dari yang menengah sampai tinggi. Bagaimanapun juga, pada angka putaran yang tinggi boleh digunakan oli berviskositas rendah, agar tempratur bantalan tetap rendah. Kontrol rutin bantalan gelinding Kontrol rutin bantalan gelinding : 1. Mendengarkan Letakkanlah sepatang kayu atu obeng atau benda lain yang sejenis menempel pada rumah bantalan, sedekat mungkin pada lokasi dekat bantalan. Letakkanlah telinga anda pada ujung batang yang lain dan dengarkan. Jika bantalan masih bagus maka akan terdengar suara yang lembut, tapi jika rusak makaa akan terdengar suara berisik. 2. Merasakan (meraba) Kontrol ini suhu bantalan gelinding dilakukan ddengan termometer, atu dengan cara sederhana dengan menempelkan tangan pada rumah bantalan. Jika suhu naik tidak seperti biasanya, maka hal tersebut merupakan indikasi ketidakberesan, seperti: kotoran, kelonggaran, kelebihan beban, keausan, dan gesekan pada bantalan 3. Melihat Periksalah kondisi sil yang yang berada didekat bantalan untuk memastikan cairan panas atau kotoran maupun pengkarat tidak dapat memasuki bantalan. 4. Melumasi Pelumasan dengan gemuk : bersihkan dulu nipel dan rumah bantalan dengan lap, kemudian buka cover rumah bantalan dan bersihkan dari gemuk yang lama hingga bersih, lalu masukkan grease yang baru. Pelumasan dengan minyak (oli) : periksalah kembali ketinggian oli dan isi kembali bila kurang, jika oli harus diganti maka oli lama harus di tap dan dibersihkan dengan oli yang sejenis sebelum diisi kembali. Oli yang terdapat dalam bak pelumas cukup diganti sekali saja dalam setahun asalkan temperatur tidak lebih dari 50C dan tidak terjadi pencemaran oli selama itu.

Bantala Gelinding ( Bearing )Bantalan gelinding merupakan salah satu komponen mesin yang kuat/tegar yang akan memberikan umur pakai yang panjang kepada mesin/peralatan yang mempergunakannya, lebih-lebih bilamana bantalan gelinding tersebut dipasang dan dirawat betul. Penanganan secara betul dalam pemasangan maupun pelepasan bantalan bukan merupakan masalah yang sulit, karena hanya diperlukan kebersihan, ketelitian maupun keseksamaan. Penyimpanan bantalan gelindingSebelum dibungkus atau dipak, bantalan gelinding dilapisi dengan bahan anti karat, sehingga bantalan tersebut dapat disimpan dalam bungkus/pak aslinya selama bertahun-tahun. Dianjurkan bahwa penyimpanan bantalan gelinding dilakukan digudang yang kelembapan udaranya tidak lebih dari 60% dan temperaturnya konstan. Bantalan gelinding bertutup (kode tambahannya : -2Z ) tidak boleh disimpan lebih dari 2 tahun, sedangkan bantalan gelindinng- berperapat ( kode tambahannya : 2RS ) tidak boleh lebih dari 3 tahun. Bantalan gelinding semacam itu telah diberi pelumas untuk seumur hidup, namun gemuk/grease yang dimasukkan kedalamnya akan menua (menjadi tua) dan keras (kaku) bila disimpan terlalu lama. Bantalan gelinding yang tidak terbungkus dalam bungkus aslinya harus dijaga kebersihannya, diberi minyak/gemuk dengan baik dan dibungkkus dengan kertas minyak untuk mencegah karat.Acuan normatif SNI 03-4816-1998, Spesifikasi bantalan karet untuk perletakan jembatan AASHTO M. 251 1997, Standard specification for plain and laminated elastomeric bridge bearing AASHTO R. 11, Indicating which places of figures are to be considered significant in specified limiting values AASHTO T. 67, Standard practices for force-verification of testing machines AASHTO 1992, Standard specifications for highway bridges ANSI B46.1, Surfaces and surfacing ASTM A 36/A. A 36 M, Specification for carbon structural steel. ASTM D 412, Test method for vulcanized rubber and thermoplastic rubbers and thermoplastic elastomers tension ASTM D 395, Rubber property, compression set ASTM D 573, Rubber, deterioration in air oven ASTM D 746, Test method for brittleness temperature of plastics and elastomerics by impact ASTM A 1011M, Specification for steel, sheet and strip ASTM D 2240, Test method for rubber property, durometer hardness ASTM D 4014, Specification for plain and steel-laminated elastomeric bearings for bridges

Istilah dan definisi bantalan berlapis (laminasi) bantalan elastomer yang terdiri dari karet dan menggunakan lapisan pelat baja atau lapisan anyaman (fabric) bantalan elastomer suatu elemen jembatan yang terbuat dari karet alam atau karet sintetis (neoprene) yang berfungsi untuk meneruskan beban dari bangunan atas ke bangunan bawah bantalan polos bantalan elastomer yang hanya terdiri dari karet saja duro kelompok nilai kekerasan karet yang diuji dengan alat durometer kompon bahan mentah yang diperoleh dari campuran bahan baku karet ditambah bahanbahan lainnya untuk meningkatkan kekuatan dan keawetan dari karet lot kumpulan dari 100 buah bantalan karet atau kurang yang diproduksi dengan cara terusmenerus dari campuran karet yang sama, dirawat di bawah kondisi yang sama, dan semuanya terdiri dari ukuran dan tipe yang sama penuaan (aging) proses mempercepat kerusakan untuk mengetahui ketahanan bahan terhadap pengaruh lingkungan

Persyaratan umum a) Semua bantalan harus dirancang sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam standar ini. b) Ukuran bantalan elastomer yang dibuat harus sesuai dengan ukuran yang terdapat pada dokumen rancangan dengan toleransi yang terdapat pada pasal 7 dalam spesifikasi ini. Bantalan harus terbuat dari bahan yang disyaratkan; harus diuji pada tingkat yang dapat diterima; dan harus memenuhi semua persyaratan khusus yang ditentukan. c) Pihak penyedia jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada pengguna jasa 30 hari sebelum memulai produksi bantalan. Pemberitahuan ini harus memuat nomor kontrak, jumlah, jenis kompon dan ukuran bantalan yang diproduksi, nama pembuat, lokasi, dan perwakilan yang akan mengkoordinasi kegiatan produksi, pemeriksaan, pengambilan contoh, dan pengujian dengan pihak pengguna jasa. d) Pengujian sifat-sifat fisik bantalan elastomer dapat berupa pengujian yang merusak terhadap satu atau lebih bantalan elastomer dari suatu lot. Dalam hal ini biaya penyediaan tambahan bantalan elastomer untuk keperluan pengujian ditanggung olehpenyedia jasa.

e) Apabila dalam satu rangkaian produksi dihasilkan bantalan untuk lebih dari satu pengguna jasa, maka pihak penyedia jasa harus menyediakan sertifikat yang berbeda untuk masing-masing pengguna jasa. f) Sebagai tambahan persyaratan bahan dalam komponen satuan bantalan, spesifikasi ini menyediakan persyaratan penerimaan untuk bantalan yang telah jadi. Bahan a) Bahan-bahan campuran karet yang digunakan dalam pembuatan bantalan ini harus berupa polycholoprene asli (neoprene) tahan kristalisasi atau polyisoprene asli (karet alam) saja sebagai polimer mentah. Bantalan elastomer yang terbuat dari gabungan polycholoprene dan polyisoprene atau bahan lain, yang digabung dalam bentuk kompon, bentuk lapisan penyusun atau bentuk lainnya tidak diperkenankan. Seluruh bahan harus baru dan bukan daur ulang yang diambil dari bantalan yang telah jadi. b) Karet yang telah jadi harus memenuhi persyaratan minimum pada Tabel 1. Sifat kompon karet yang tercantum pada Tabel 1 harus ditentukan berdasarkan pengambilan contoh dari bantalan yang akan digunakan. c) Seluruh pengujian bahan harus dilakukan pada temperatur 23oC 2oC, jika temperatur lain tidak ditetapkan. d) Untuk keperluan penentuan kesesuaian dengan spesifikasi ini, nilai yang diamati atau dihitung, harus dibulatkan ke 100 kPa terdekat untuk kuat tarik, ke 10% terdekat untuk perpanjangan. e) Minimum satu buah bantalan contoh dari setiap lot, harus diuji terhadap kesesuaian dengan Tabel 1. f) Lapisan baja yang digunakan untuk penguat harus dibuat dari baja lembut gulungan sesuai dengan ASTM A 36/A. A 36M, ASTM A 1011 M, atau yang setara, kecuali disyaratkan lain oleh pengguna jasa. Lapisan baja harus memiliki ketebalan yang ditetapkan oleh pengguna jasa atau, apabila tidak ditentukan, harus memiliki ketebalan nominal minimum 1,52 mm. Lubang atau celah pada pelat akibat proses pembuatan tidak diperbolehkan, kecuali dipertimbangkan dalam perancangannya. g) Pelat beban bantalan yang berada di luar harus sesuai dengan persyaratan ASTM A 36/A A 36M, ASTM A 1011M, atau yang setara, kecuali disyaratkan lain dalam dokumen

kontrak. Selain dari yang telah tertulis, seluruh lapisan permukaan pelat beban pada bantalan harus diratakan dengan mesin sampai 0,25 mm. Permukaan bagian bawah (pelat pasangan) yang dirancang untuk dudukan pada perletakan tidak boleh melewati kerataan yang lebih dari 1,59 mm. Pelat beban bantalan yang berada di luar harus terlindung dari karat sampai seluruh permukaan yang terlihat dilapis cat di lapangan. Semua penyebab dan gejala karat harus dibuang dari permukaan bagian yang akan di las sebelum mulai di las. h) Lapisan anyaman (fabric) - Lapisan anyaman harus dijalin dari 100% serat kaca (fibre glass) tipe E dengan anyaman menerus. Banyaknya alur minimum pada masingmasing arah adalah 10 alur per cm. Anyaman tersebut harus memiliki kerisut atau suatu jalinan satin 8 ikatan (harness). Setiap lapisan anyaman harus memiliki kuat putus minimum 140 kN/m lebar untuk setiap arah. 7 Toleransi Bantalan tipe polos dan bantalan tipe berlapis harus dibuat berdasarkan ukuran rancangan dan toleransi yang tercantum pada Tabel 2, kecuali toleransi lain tercantum pada gambar rancangan. Gunakan rumus berikut untuk menghitung batas toleransi kelurusan lapisan baja bila toleransi #3. ( 3 mm) terlampaui: 7,50 + v/hr 0,35 dengan syarat 0,02 ............................................................................(1) dengan pengertian: hr adalah ketebalan lapisan karet pelapis yang disyaratkan; adalah nilai mutlak perputaran sudut lapisan baja, dinyatakan dalam radian; v adalah perpindahan tegak lurus, dinyatakan dalam mm. v = [ hr 0,5 (H1 + H2) ] ..........................................................................................................(2) untuk lapisan dalam = [ (H1 - H2) / 2L ] ................................................................................................................(3) untuk lapisan atas dan bawah selama ketebalan lapisan karet minimum H2 5 mm; = [ (H1 - H2) / L ] ..................................................................................................................(4) dengan pengertian: L adalah panjang bantalan; H1 adalah ketebalan maksimum yang terukur pada tepi lapisan; H2 adalah ketebalan minimum yang terukur pada tepi lapisan. Bantalan yang memenuhi batas toleransi berdasarkan rumus tadi juga harus memenuhi ujiregangan tekan atau uji tekan inklinasi.

PELUMAS1. Fungsi sistem pelumasan Sistem pelumasan dalam kendaraan meliputi semua sistem yang memerlukan fluida pelumas sebagai media pelumas ataupun penerus tekanan/gaya yaitu pelumasan mesin, pelumasan gear/roda gigi (transmisi/differensial). Sedangkan pelumasan yang sekaligus sebagai media perantara tenaga/gaya tekan meliputi pelumasan transmisi otomatis (ATF), pelumasan power steering, pelumasan rem hydrolis. Sistem pelumasan adalah salah satu sistem yang sangat penting dalam kendaraan, dalam pembahasan modul kegiatan belajar 1 ini dibatasi hanya pada sistem pelumasan mesin. Sistem pelumasan dalam mesin berfungsi untuk : a). Pelumas (Lubricant) Salah satu fungsi minyak pelumas adalah untuk melumasi bagianbagian mesin yang bergerak untuk mencegah keausan akibat dua benda yang bergesekan.

Gambar 1. Minyak pelumas sebagai pelumasMinyak pelumas membentuk Oil film di dalam dua benda yang bergerak sehingga dapat mencegah gesekan/kontak langsung diantara dua benda yang bergesekan tersebut.

Oil film terbentuk diantara 2 benda yang bergerak Gambar 2. Oil film

b). Pendingin (Cooling) Minyak pelumas mengalir di sekeliling komponen yang bergerak, sehingga panas yang timbul dari gesekan dua benda tersebut akan terbawa/merambat secara konveksi ke minyak pelumas, sehingga minyak pelumas pada kondisi seperti ini berfungsi sebagai pendingin mesin.

Gambar 3. Minyak pelumas sebagai pendinginc). Pembersih (cleaning) Kotoran atau bram-bram yang timbul akibat gesekan, akan terbawa oleh minyak pelumas menuju karter yang selanjutnya akan mengendap di bagian bawah carter dan ditangkap oleh magnet pada dasar carter. Kotoran atau bram yang ikut aliran minyak pelumas akan di saring di filter oli agar tidak terbawa dan terdistribusi kebagian-bagian mesin yang dapat mengakibatkan kerusakan/ mengganggu kinerja mesin.

Gambar 4. Minyak pelumas sebagai pembersihd). Perapat (sealing) Minyak pelumas yang terbentuk di bagian-bagian yang presisi dari mesin kendaraan berfungsi sebagai perapat, yaitu mencegah

terjadinya kebocoran gas (blow by gas) misal antara piston dan dinding silinder

Gambar 5. Minyak pelumas sebagai perapat.1. Macam-macam sistem pelumasan a). Sistem pelumasan campur (mix) Sistem pelumasan campur adalah salah satu sistem pelumasan mesin dengan cara mencampur langsung minyak pelumas (oli campur/samping) dengan bahan bakar (bensin) sehingga antara minyak pelumas dan bahan bakar bercampur di tangki bahan bakar. Sifat-sifat sistem pelumasan campur : - Tangki bahan bakar berada diatas mesin/ lebih tinggi dari mesin (pengaliran bahan bakar dengan gaya gravitasi). - Sistem pelumasan jenis oli yang paling sederhana - Pemakaian oli boros, timbul polusi udara tinggi - Dipergunakan pada motor 2 Tak dengan kapasitas kecil. - Menggunakan oli khusus 2 Tak yang bersifat mencampur baik dengan bensin dengan campuran 2% 4% oli samping. 1

2 3

4

Gambar 6. Sistem pelumasan campur

Keterangan : 1. Campuran bensin dan oli samping 3. Karburator

2. Kran bensin 4. Ruang engkol

Cara kerja : Pada saat kran bensin (2) dibuka, maka campuran bensin dan oli samping (1) akan mengalir menuju karburator (3) di karburator bensin, oli samping dan udara bercampur membentuk campuran yang homogen dan masuk kedalam ruang engkol dan selanjutnya campuran baensin dan oli samping akan melumasi bagian mesin yang berada di ruang engkol dan didinding silinder. Contoh kendaraan/mesin yang menggunakan sistem pelumasan jenis ini adalah motor stasioner, vespa. b). Sistem pelumasan autolube

Kabel gas

Karburator

Tanki oli samping

Di campur dg bensinPompa oli

Gambar 7. Sistem pelumasan autolubeSistem pelumasan autolube, oli samping/campur masuk kedalam ruang engkol dipompakan oleh pompa oli. Sehingga penggunaan oli samping/campur ini lebih efektif sesuai kebutuhan mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 2 tak. Oli samping/campur yang masuk ke dalam ruang engkol tergantung dari jumlah putaran dan pembukaan katup masuk (Reet Valve).

Cara kerja: Saat mesin hidup handle gas ditarik, maka bensin mengalir ke karburator, seiring dengan tarikan handle gas, pompa oli berputar yang menyebabkan oli samping/campur ditangki terhisap dan ditekan menuju ruang engkol melalui saluran dibelakang karburator. Bensin dan oli samping/campur menjadi satu di belakang karburator yang selanjutnya masuk kedalam ruang engkol dan melumasi bagian-bagian yang bergerak. c). Sistem pelumasan percik Sistem pelumasan percik adalah sistem pelumasan dengan memanfaatkan gerakan dari bagian yang bergerak untuk memercikan minyak pelumas ke bagian-bagian yang memerlukan pelumasan, misal: poros engkol berputar sambil memercikan minyak pelumas untuk melumasi dinding silinder. Sistem pelumasan ini biasanya digunakan pada mesin dengan katup samping (side valve) dan kapasitas kecil.

Gambar 8. Sistem pelumasan percikCara kerja : Saat mesin hidup, poros engkol berputar, bagian poros engkol yang menyerupai sendok membawa minyak pelumas dan akhirnya minyak pelumas memercik ke atas melumasi dinding silinder. d). Sistem pelumasan tekan. Minyak pelumas di dalam karter dihisap dan ditekan ke dalam bagian-bagian yang dilumasi dengan menggunakan pompa oli. Sistem pelumasan ini sangat cocok untuk melumasi bagian-bagian mesin yang sangat presisi. Aliran minyak pelumas tergantung pada jumlah putaran mesin, hal ini dikarenakan pompa oli diputarkan oleh mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 4 tak dan

memiliki kelebihan pelumasan merata dan teratur. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian mesin akan kembali ke karter kembali.

Cara kerja : Minyak pelumas di karter dihisap melalui strainer dan dipompakan dilumasi yang sebelumnya disaring yang telah melumasi bagian-bagian karter. b.

Gambar 9. Sistem pelumasan tekandan ditekan oleh pompa oli menuju bagian-bagian yang oleh filter oli. Minyak pelumas yang dilumasi akan kembali ke

Rangkuman 1 1. Sistem pelumasan adalah salah satu sistem penting dalam kendaraan, dikarenakan sistem ini berfungsi sebagai: Pelumas (lubricant) Pendingin (Cooling) Pembersih (cleaning) Perapat (sealing) 2. Sistem pelumasan campur digunakan pada mesin 2 tak dengan cara oli samping/campur dicampurkan langsung ke dalam bahan bakar bensin dengan perbandingan 2 % - 4 % oli samping. 3. Sistem pelumasan autolube proses pencampuran oli samping dan bahan bakar bensin dilakukan setelah karburator, dimana tangki bahan bakar bensin dan tangki oli samping/campur sendirisendiri. 4. Sistem pelumasan percik bekerja berdasarkan gerakan poros engkol berputar sambil mengambil minyak pelumas dari karter dan dipercikan de dinding silinder. 5. Sistem pelumasan tekan sangat efektif untuk melumasi bagian-bagian mesin dengan presisi yang sangat tinggi. Sistem pelumasan ini memberikan dampak pelumasan yang teratur dan merata.

d.

Tugas 1 1. Carilah contoh lain komponen-komponen kendaraan yang memerlukan pelumasan (lubricant), pendinginan (cooling), pembersihan (cleaning), dan perapat (sealing) oleh minyak pelumas! 2. Carilah contoh kendaraan (merek) yang menggunakan sistem pelumasan campur, pelumasan autolube, pelumasan percik dan pelumasan tekan ! Tes Formatif 1 1.Apakah fungsi sistem pelumasan dalam mesin ? Jelaskan ! 2.Jelaskan cara kerja sistem pelumasan dibawah ini disertai dengan gambar ilustrasi ! a. Sistem pelumasan campur b. Sistem pelumasan autolube c. Sistem pelumasan percik d. Sistem pelumasan tekan

e.

Perhatian :

Sebelum melanjutkan pada kegiatan selanjutnya, cocokan jawaban anda kunci jawaban pada halaman berikut ini.f. Kunci jawaban tes formatif 1 1. Fungsi sistem pelumasan adalah : a. Pelumas (lubricant), minyak pelumas membentuk oil film diantara dua benda yang bergerak, sehingga mengurangi gesekan/kontak langsung. b. Pendingin (Cooling), pembakaran mesin mengkibatkan panas yang tinggi, minyak pelumas mengalir disekeliling bagianbagian mesin yang panas, panas mesin mengalir secara konveksi ke dalam minyak pelumas. c. Pembersih (Cleaning), bram-bram, endapan kotoran yang menempel pada bagian-bagian yang dilumasi terbawa oleh aliran minyak pelumas dan dibawa ke karter untuk diendakan di bagian bawah karter untuk dibersihkan secara periodik. d. Perapat (sealing), minyak pelumas merapatkan bagianbagian mesin yang memerlukan tingkat presisi dan kerapatan tinggi agar tidak terjadi kebocoran. Misal merapatkan dinding silinder dengan piston. 2. Cara kerja macam-macam sistem pelumasan. a. Sistem pelumasan campur

1

2

3

4 Cara kerja : Pada saat kran bensin (2) dibuka, maka campuran bensin dan oli samping (1) akan mengalir menuju karburator (3) di karburator bensin, oli samping dan udara bercampur membentuk campuran yang homogen dan masuk kedalam ruang engkol dan selanjutnya campuran baensin dan oli samping akan melumasi bagian mesin yang berada di ruang engkol dan didinding silinder. b. Sistem pelumasan autolube

Kabel gas

Karburator

Tanki oli samping

Di campur dg bensinPompa oli

Cara kerja: Saat mesin hidup handle gas ditarik, maka bensin mengalir ke karburator, seiring dengan tarikan handle gas, pompa oli berputar yang menyebabkan oli samping/campur ditangki terhisap dan

ditekan menuju ruang engkol melalui saluran dibelakang karburator. Bensin dan oli samping/campur menjadi satu di belakang karburator yang selanjutnya masuk kedalam ruang engkol dan melumasi bagian-bagian yang bergerak. c. Sistem pelumasan percik

Cara kerja : Saat mesin hidup, poros engkol berputar, bagian poros engkol yang menyerupai sendok membawa minyak pelumas dan akhirnya minyak pelumas memercik ke atas melumasi dinding silinder. d. Sistem pelumasan tekan

Cara kerja : Minyak pelumas di karter dihisap melalui strainer dan dipompakan dilumasi yang sebelumnya disaring yang telah melumasi bagian-bagian karter.

dan ditekan oleh pompa oli menuju bagian-bagian yang oleh filter oli. Minyak pelumas yang dilumasi akan kembali ke