fungsi nilai tambah pada mineral

4
Fungsi Nilai Tambah Kekayaan alam khususnya sumber daya mineral sesungguhnya adalah anugerah Tuhan yang menjadi keuntungan bagi bangsa ini. Keuntungan dalam konteks pemanfaatan aset strategis secara optimal . Bagaimana bangsa ini dapat mentransformasi kekayaan alam yang belum termanfaatkan menjadi kekayaan alam yang dapat memberikan kesejateraan dalam konversi peningkatan infrastruktur, pendidikan, kontribusi ekonomi dan pemerataan keadilan. Ada pula pandangan yang menyatakan bahwa kekayaan alam justru menjadi kutukan (curse) karena ketidakmampuan pengelolaan sehinga menimbulkan kerusakan dan bencana. John Tilton (2002) menyatakan bahwa muncul persepsi global dalam 4 dasawarsa terakhir yang menyatakan industry pertambangan adalah industry ekstraktif yang merusak lingkungan serta minim kontribusi terhadap kesejahteraan amsyarakat alias hanya memikirkan profit (bukan benefit). Pandangan ini juga muncul di Indonesia terlebih masih adanya persepsi tambang dekat dengan system kolonialisme. Ada banyak nilai tambah yang sebenarnya dihasilkan dari hadirnya industry tambang. Nilai tambah ini bergulis layaknya bola salju, dapat makin besar ke arah hulunya. Multiplier effect atau efek berganda adalah istilah yang cocok untuk mengisyaratkan hal ini. Multiplier effect ini Adbel Yuki Edwar 1010024427001

Upload: abel-yuki-edwar

Post on 28-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

fungsi dan perlunya nilai tambah pada mineral sehingga adanya peningkatan nilai jual

TRANSCRIPT

Page 1: Fungsi Nilai Tambah pada mineral

Fungsi Nilai Tambah

Kekayaan alam khususnya sumber daya mineral sesungguhnya

adalah anugerah Tuhan yang menjadi keuntungan bagi bangsa ini.

Keuntungan dalam konteks pemanfaatan aset strategis secara

optimal . Bagaimana bangsa ini dapat mentransformasi kekayaan

alam yang belum termanfaatkan menjadi kekayaan alam yang dapat

memberikan kesejateraan dalam konversi peningkatan infrastruktur,

pendidikan, kontribusi ekonomi dan pemerataan keadilan.

Ada pula pandangan yang menyatakan bahwa kekayaan alam justru

menjadi kutukan (curse) karena ketidakmampuan pengelolaan

sehinga menimbulkan kerusakan dan bencana. John Tilton (2002)

menyatakan bahwa muncul persepsi global dalam 4 dasawarsa

terakhir yang menyatakan industry pertambangan adalah industry

ekstraktif yang merusak lingkungan serta minim kontribusi terhadap

kesejahteraan amsyarakat alias hanya memikirkan profit (bukan

benefit). Pandangan ini juga muncul di Indonesia terlebih masih

adanya persepsi tambang dekat dengan system kolonialisme.

Ada banyak nilai tambah yang sebenarnya dihasilkan dari hadirnya

industry tambang. Nilai tambah ini bergulis layaknya bola salju, dapat

makin besar ke arah hulunya. Multiplier effect atau efek berganda

adalah istilah yang cocok untuk mengisyaratkan hal ini. Multiplier

effect ini mutlak untuk diusahakan terlebih bila mengacu pada

masyarakat di sekitar tambang.

Nilai tambah yang dihasilkan seperti:

a. Pengembangan inovasi dan pengembangan teknologi (baca

transfer teknologi). Tambang identik dengan teknoloig modern dan

saintik, yang kebanyakan untuk memenuhi kebutuhan ini, awalnya

Adbel Yuki Edwar1010024427001

Page 2: Fungsi Nilai Tambah pada mineral

mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri. Dengan bergulirnya

waktu, harus terjadi konversi ilmu dan transfer teknologi antara

tenaga ahli asing kepada tenaga ahli Indonesia. Telah banyak transfer

teknologi yang berhasil dilakukan di Indonesia, sehinga jumlah tenaga

ahli asing dapat dikurangi. Perencanaan tambang bawah tanah,

perencanaan open pit, penggunaan alat berat non konvensional atau

bahkan konsultan tambang. Bahkan secara ekstrem, apabila tidak

terjadi transfer teknologi di suau perusahaan, maka kita mampu

untuk “mencuri” dan “mengadopsi” teknologi tersebut.

b. Peningkatan penggunaan produk domestic. Dapat betapa besarnya

pengeluaran tambang untuk menggunakan produk luar negeri. Untuk

produk yang dapat dibuat dan disupply domestic, maka saat ini

pemerintah telah menyusun kebijakan penggunaan produk domestic

(local content) dalam indsutri tambang. Kebijakan ini juga untuk

mensinkronisasikan arah industry hilir dengan industry hulu untuk

peningkatan local content dan nilai tambah.

c. Upaya untuk mengptimalkan pengolahan mineral dan batubara di

dalam negeri. Selama ini Indonesia mengekspor beberapa jenis

mineral dalam bentuk bahan mentah atau setengah jadi. Tentunya

produk ini kurang memiliki nilai tambah, untuk meningkatkan peran

maka mineral dan batubara tersebut harus diolah di dalam negeri

karena akan menciptakan perputaran ekonomi dari industry

pengolahannya.

Adbel Yuki Edwar1010024427001

Page 3: Fungsi Nilai Tambah pada mineral

Smelter, memberikan nilai tambah pengolahan mineral

Contoh, jika bijih bauksit hanya diekspor, maka nilai jualnya rendah.

Namun jika diolah di dalam negeri menjadi alumina bahkan

alumunium dan produk ikutannya, akan ada efek ekonomi dari

pembangunan pabrik pengolahan, penyerapan tenaga kerja atau nilai

jual produk lanjutan yang lebih tinggi. Begitu pula untuk mineral

lainnya. Dengan good mining practice, Indonesia harus mampu

menghapuskan penjualan bahan tambang mentah, jangan sampai

kita menjual “tanah air” saja. Kita harapkan sesuai yang diamanatkan

UU Mineral No. 4 than 2009, di akhir tahun 2014, Indonesia mampu

menghapuskan penjualan produk mentah pertambangan.

d. Pengembangan pertumbuhan ekonomi, khususnya ekonomi local.

Hadirnya perusahaan tambang yang bersinggungan dengan

masyarakat local tentunya akan memanfaatkan tenaga local, artinya

perusahaan telah membangun system kerjasama untuk

mengoptimalkan peran putra daerah. Selain itu, banyak aktivitas

ekonomi local yang bsia dibangkitkan, misalnya supply makanan dan

penyewaan akomodasi untuk tenaga kerjanya. Penyediaan sarana

transportasi penunjang dan tvale agent. Supply daging dari peternak

local maupun buah-buahan.

Masih banyak nilai tambah yang dapat dihasilkan dari hadirnya

aktivitas pertambangan di suatu daerah. Optimalkanlah peran

pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mampu

mensinergiskan peran dan merangkul industry pertambangan untuk

melaksanakan peningkatan nilai tambah seperti yang diamanatkan

dalam UU Minerba No. 4/99 ini.

Adbel Yuki Edwar1010024427001