fungsi luhur
DESCRIPTION
f luhurTRANSCRIPT
Fungsi LuhurFungsi Luhur
dr. R. A. Neilan Amroisa, dr. R. A. Neilan Amroisa, M.Kes., M.Kes., Sp.Sp.SS
Bagian Saraf RSAMBagian Saraf RSAM
Fungsi luhur adalah kemampuan manusia dari hasil kerja asosiasi dan integrasi tingkat tinggi sel-sel otak dari kortikal pertama, kedua, asosiatif dengan bagian2 otak lainnya.
Fungsi luhur merupakan fungsi asosiasi dan integrasi tingkat tinggi terbagi sesuai spesialisasi otak.
Pada perkembangan ontogenetik (individual) otak, khususnya hemisferium terdapat spesialisasi otak yang berbeda, yaitu perbedaan fungsi luhur otak belahan kiri (hemisfer kiri) dan kanan (hemisfer kanan).
Belahan Otak Kiri
•Merupakan pusat otak yang dominan untuk berbahasa lisan dan tulisan. •Berperan dalam proses berpikir yang logis, analitis, linier dan bertindak yang rasional. •Diperlukan untuk kemampuan akademik di sekolah formal .
Belahan Otak Kanan
Berperan dalam pengamatan diri, pengamatan ruang, dan pengamatan lingkungan (Visuospatial). Berbahasa non verbal, gaya bahasa, menyanyikan lagu yang dikenal & mengenal nada lagu. Fungsi emosi yang berhubungan dengan visuospatial. Berperan dalam proses berpikir yang holistik, dimana berkaitan juga dengan fungsi emosi dan intuisi. Pusat berimajinasi ,penting untuk kreatifitas seseorang untuk berkarya. Berkembang dengan pengalaman formal dan non formal (pengalaman diluar sekolah).
Gangguan Fungsi Luhur :
Afasia (gangguan fungsi bahasa) Amnesia (gangguan memori) Apraksia (gangguan ketrampilan) Agnosia (gangguan pengenalan benda dari stimuli sensorik) Akalkulia (gangguan menghitung) Aleksia (gangguan membaca) Agrafia (gangguan menulis) Perubahan emosi serta perilaku, dari spektrum gangguan
kognitif ringan sampai Demensia (pikun).
AfasiaAfasiaGangguan dalam memproduksi atau memahami Gangguan dalam memproduksi atau memahami bahasabahasa
AgnosiaAgnosia
Gangguan mengenali suatu obyek namun Gangguan mengenali suatu obyek namun sensasi primer (indera) berfungsi baiksensasi primer (indera) berfungsi baik
Gangguan persepsi sensasiGangguan persepsi sensasi
Terutama melibatkan kelainan di lobus Terutama melibatkan kelainan di lobus parietalparietal
Astereognosis : tdk dpt mengenali suatu Astereognosis : tdk dpt mengenali suatu obyek melalui perabaanobyek melalui perabaan
Anosognosia : tidak menyadari adanya Anosognosia : tidak menyadari adanya gangguan fungsi pada sebagian tubuhgangguan fungsi pada sebagian tubuh
ApraksiaApraksia
Gangguan didapat pada gerakan motorik Gangguan didapat pada gerakan motorik yang dipelajari dan berurutan yang bukan yang dipelajari dan berurutan yang bukan disebabkan gangguan pd tenaga, disebabkan gangguan pd tenaga, koordinasi, sensorik, kurangnya koordinasi, sensorik, kurangnya pemahaman & atensipemahaman & atensiApraksia ideomotor : tdk dpt melakukan Apraksia ideomotor : tdk dpt melakukan gerakan motorik yg sebelumnya telah gerakan motorik yg sebelumnya telah dipelajari.dipelajari.Ex. Tdk dpt minum dgn sedotanEx. Tdk dpt minum dgn sedotanAparaksia ideasional : kegagalan Aparaksia ideasional : kegagalan melaksanakan tugas yg mempunyai melaksanakan tugas yg mempunyai berbagai komponen yg berurutanberbagai komponen yg berurutan
MemoriMemori
Tidak semua gangguan memori Tidak semua gangguan memori disebabkan lesi organikdisebabkan lesi organik
Memori segera : rentang waktu beberapa Memori segera : rentang waktu beberapa detikdetik
Memori baru (recent) : kejadian yg baru Memori baru (recent) : kejadian yg baru terjadi, sehari-hari.terjadi, sehari-hari.
Memori jangka panjang (remote) : Memori jangka panjang (remote) : kejadian yg terjadi bertahun-tahun kejadian yg terjadi bertahun-tahun sebelumnyasebelumnya
Amnesia : gangguan memori namun fungsi Amnesia : gangguan memori namun fungsi intelektual terpelihara intelektual terpelihara
Status Mental : MMSE
DemensiaDemensia
Suatu sindroma penurunan Suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan deteriorasi yang menyebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional sehingga kognisi dan fungsional sehingga mengakibatkan gangguan fungsi mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan & aktifitas sehari-sosial, pekerjaan & aktifitas sehari-harihari
Kriteria Diagnosis menurut DSM IVKriteria Diagnosis menurut DSM IV
Defisit neurologis multipel, meliputi :Defisit neurologis multipel, meliputi :1.1. Daya ingat (gangguan memori) : Daya ingat (gangguan memori) :
ketidakmampuan belajar utk hal-hal baru atau ketidakmampuan belajar utk hal-hal baru atau lupa akan hal-hal yang baru saja dipelajarilupa akan hal-hal yang baru saja dipelajari
2.2. Paling sedikit satu dari kognisi lain :Paling sedikit satu dari kognisi lain :a) Afasiab) Apraksiac) Agnosiad) Gangguan fungsi eksekutif yg cukup berat
sehingga terjadi gangguan fungsi okupasi, sosial & terjadi penurunan fungsi
Demensia AlzheimerDemensia Alzheimer
Sindroma demensia dengan awitan Sindroma demensia dengan awitan (onset) gradual & penurunan kognisi (onset) gradual & penurunan kognisi yg berlanjut. yg berlanjut.
Tidak ditemukan gangguan neurologi Tidak ditemukan gangguan neurologi lain, kondisi sistemik lain atau lain, kondisi sistemik lain atau pemakaian obat-obatan yang dapat pemakaian obat-obatan yang dapat menyebabkan demensia. menyebabkan demensia.
Possible demensia AlzheimerPossible demensia Alzheimer(NINCDS-ADRDA)(NINCDS-ADRDA)
Sindrom demensia tanpa gangguan neurologis, psikiatris & ggn sistemik lain yg dpt menyebabkan demensia & awitan, presentasi atau perjalanan penyakit yg bervariasiPasien dengan gangguan sistemik atau ggn otak sekunder yg dpt menyebabkan demensia ttp dipertimbangkan bukan sbg penyebab demensia
Probable Demensia AlzheimerProbable Demensia Alzheimer (NINCDS-ADRDA)(NINCDS-ADRDA)
Demensia yg ditegakkan berdasarkan px klinik, terdokumentasi dgn px MMSE, Blessed Dementia Scale atau px lain yg setara & dikonfirmasi dgn tes neuropsikologiDefisit meliputi dua/lebih area kognisiPerburukan memori & fx kognisi lain yg progresifTidak terdapat gangguan kesadaranAwitan usia 40-90 thn, sering stlh 65 thnTdk ditemukan ggn sistemik atau penyakit otak sbg penyebab ggn memori & fx kognisi yg progresif tsb
Tidak menyokong dx probable demensiaTidak menyokong dx probable demensia
Awitan penyakit yg mendadakAwitan penyakit yg mendadak
Ditemukan defisit neurologik fokal Ditemukan defisit neurologik fokal seperti hemiparese, ggn sensorik, seperti hemiparese, ggn sensorik, ggn lapang pandang ggn lapang pandang
Adanya kejang atau gait pada awal Adanya kejang atau gait pada awal perjalanan penyakitperjalanan penyakit
Diagnosis Pasti Demensia AlzheimerDiagnosis Pasti Demensia Alzheimer (NINCDS-ADRDA)(NINCDS-ADRDA)
Pasien memenuhi kriteria Probable Pasien memenuhi kriteria Probable Demensia Alzheimer ketika masih Demensia Alzheimer ketika masih hidup dan konfirmasi histopatologis hidup dan konfirmasi histopatologis pada biopsi atau otopsi saat pada biopsi atau otopsi saat meninggalmeninggal
NINCDS-ADRDA : the National Institute of Neurological & Communicative Disorders & Stroke-Alzheimer`s Disease & Related Disorders association Work
Group
Vascular DementiaVascular Dementia
Meliputi semua kasus dimensia yang Meliputi semua kasus dimensia yang disebabkan oleh gangguan disebabkan oleh gangguan serebrovaskuler dengan penurunan serebrovaskuler dengan penurunan kognisi mulai dari yang ringan kognisi mulai dari yang ringan sampai yang berat dan meliputi sampai yang berat dan meliputi semua domain, tidak harus prominen semua domain, tidak harus prominen gangguan memorigangguan memori
Probable VaD Pasca StrokeProbable VaD Pasca Stroke1.1. Adanya demensia secara klinis & tes neuropsikologisAdanya demensia secara klinis & tes neuropsikologis2.2. Adanya penyakit serebrovaskuler yang ditandai Adanya penyakit serebrovaskuler yang ditandai
dengandengan : : Defisit neurologik fokal pd pemeriksaan fisik sesuai Defisit neurologik fokal pd pemeriksaan fisik sesuai
gejala strokegejala stroke CT Scan/MRI : ada tanda-tanda gangguan CT Scan/MRI : ada tanda-tanda gangguan
serebrovaskulerserebrovaskuler3.3. Terdpt hubungan antara kedua gangguan diatas (1 Terdpt hubungan antara kedua gangguan diatas (1
atau lebih keadaan di bawah ini)atau lebih keadaan di bawah ini) Awitan demensia dlm kurun waktu 3 bln pasca strokeAwitan demensia dlm kurun waktu 3 bln pasca stroke Deteriorasi fungsi kognisi yang mendadak atau Deteriorasi fungsi kognisi yang mendadak atau
berfluktuasi, defisit kognisi yang progresif & bersifat berfluktuasi, defisit kognisi yang progresif & bersifat stepwise.stepwise.
Dalam pembagian klinis Dalam pembagian klinis dibedakan atasdibedakan atas
I.I. VaD pasca stroke/Post stroke demensiaVaD pasca stroke/Post stroke demensiaDemensia infark strategikDemensia infark strategikMultiple Infark DemensiaMultiple Infark DemensiaPerdarahan IntraserebralPerdarahan Intraserebral
II.II. VaD SubkortikalVaD SubkortikalLesi iskemik substansia albaLesi iskemik substansia albaInfark lakuner subkortikalInfark lakuner subkortikalInfark non lakuner subkortikalInfark non lakuner subkortikal
III.III. AD + CVD (VaD tipe campuran)AD + CVD (VaD tipe campuran)
Demensia Lewy BodyDemensia Lewy Body
Ditemukan Lewy Body di dalam otakDitemukan Lewy Body di dalam otakPenurunan fungsi kognisi progresif yg Penurunan fungsi kognisi progresif yg fluktuatif dan gangguan atensi dari hari ke fluktuatif dan gangguan atensi dari hari ke harihariSering ditemukan episode deliriumSering ditemukan episode deliriumGejala ParkinsonismGejala ParkinsonismHalusinasi visual Halusinasi visual Gejala ekstrapiramidal ringan (gangguan Gejala ekstrapiramidal ringan (gangguan gait)gait)Durasi simptom klinik yang lamaDurasi simptom klinik yang lamaIntoleran terhadap neuroleptikIntoleran terhadap neuroleptik
Kriteria DiagnostikKriteria DiagnostikDemensia Lewy BodyDemensia Lewy Body
Penurunan kognisi progresif yg Penurunan kognisi progresif yg mengganggu fungsi sosial & okupasimengganggu fungsi sosial & okupasi
Satu gejala : Possible DLBSatu gejala : Possible DLB
Dua gejala : Probable DLBDua gejala : Probable DLB
Fluktuasi fungsi kognisi yang jelasFluktuasi fungsi kognisi yang jelas
Halusinasi visual berulangHalusinasi visual berulang
Gambaran motorik seperti ParkinsonGambaran motorik seperti Parkinson