fungsi lembaga adat dayak sebagai ruang publik

14
Fungsi Lembaga Adat Dayak Sebagai Ruang Publik (Studi Terhadap Fungsi Lembaga Adat Dayak Sebagai Ruang publik dan Penggunaannya Oleh Masyarakat Dayak Dalam Menolak Kehadiran FPI di Kalimantan Tengah) Oleh Lussua (352006002) SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013 i

Upload: others

Post on 26-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Fungsi Lembaga Adat Dayak Sebagai Ruang Publik (Studi Terhadap Fungsi Lembaga Adat Dayak Sebagai Ruang publik

dan Penggunaannya Oleh Masyarakat Dayak Dalam Menolak Kehadiran FPI di Kalimantan Tengah)

Oleh Lussua

(352006002)   

SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

  

   

   

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

2013

 

i  

 

ii  

iii  

iv  

KATA PENGANTAR

Terima kasih dan segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Y esus

Kristus untuk segala penyertaan dan perkenaannya, sehingga penuli dapat

menyelesaikan Skripsi ini, yang merupakan tugas akhir yang disusun guna memenuhi

persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Satya Wacana.

Penulis juga tidak lupa bahwa skripsi ini berhasil disusun hingga selesai, tidak

terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan

ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Keluarga besar penulis (Bapak, ibu dan kakak-kakakku tercinta Umai Apang,

Cici, Kak Ogen Teneng, Atit, Ari Brodaz dan keponakan-keponakanku

tersayang) yang sudah memberikan dukungan moril dan finansial yang telah

dicurahkan selama ini..

2. Ibu Dr.Ir. Sri Suwartiningsih, M.Si dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu pikiran dan tenaga untuk membimbing dan membantu saya

dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Dekan Dr. Pamerdi Giri Wiloso, M.Si, Ph.D beserta seluruh Staff dan

Dosen FISKOM.

4. Kepada Fredy Guty, Martin Majangga, Angel, Great Erick Kaumbur,

Mahendra, Papin, kak Gusti Menoh, kak Viola

5. Teman-teman Ko’Jago yang selalu menghibur dengan keunikan mereka

6. Teman-teman organisasi ekstra, GMKI dan PERKKASA

7. Kepada Kak Kaji dan LMMD-KT, yang telah memberikan banyak masukan

dan info selama pengambilan data.

8. Dan seluruh pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu

Akhir kata, penulis berharap bahwa apapun yang penulis tuangkan dalam skripsi

ini, dapat berguna untuk perkembangan keilmuan, khususnya sosiologi

kedepannya.

Salatiga, 7 Mei 2013 Penulis

 

v  

 

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Narai ati rima kapintar tuntang kaharati amun belum jia ulih tutu

jadi kalunen”

(Apalah artinya memiliki kecerdasan, kepintaran dan kebijaksanaan apabila belum bisa hidup benar-benar menjadi

manusia)

Riman Dayak te pambelum kalunen, ela sampai jadi jipen

masmur ilagu masmur panarung sansana tampakan riman lahap lawung

(Dayak berarti hidup manusiawi

menolak diri jadi budak masmur di senandungkan masmur panarung

sansana inti tafsir lahap dan lawung)

-J.J.Kusni-

 

Karya ini saya persembahkan untuk :

Borneo tercinta Umai dan Apang tercinta

Ketiga orang kakak terbaik yang saya miliki

vi  

SARIPATI

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana fungsi Lembaga Adat Dayak, terutama Dewan Adat Dayak DAD, sebagai ruang publik, dan kemudian bagaimana penggunaan serta pelaksanaan fungsi ruang publik tersebut dimanfaatkan masyarakat Dayak dalam menolak kehadiran FPI di Kalimantan Tengah pada tahun 2012. Studi ini sendiri secara khas mendasarkan diri pada pendekatan Teori Kritis, terutama Teori Tindakan Komunikatif dan ruang pulik Jurgen Habermas, dibantu dengan tafsiran pemikiran dari Habermas oleh F. Budi Hardiman.

Untuk menjawab masalah penelitian itu, peneliti berusaha menyusun langkah-langkah metodologis dan analitis yang secara umum masih berhubungan dengan tradisi penelitian Teori Kritis, yang sifatnya interpretatif dan kualitatif dalam menganalisa kondisi diskursus dalam proses berlangsungnya ruang publik. Demikian pula, maka peneliti dituntut dapat melihat berbagai gejala dan fenomena berlangsungnya diskursus praktis dan menyampaikannya sebagai sebuah tulisan deskripsi mendalam.

Setelah melewati semua proses penelitian, maka dapat disampaikan secara singkat temuan penelitian yang ditemukanoleh peneliti. Pertama, Masyarakat Dayak semenjak dahulu kala sudah menganut sistem dan budaya musyawarah yang demokratis dalam menghadapi masalah bersama. Kedua, budaya demokratis dalam musyawarah ini yang dipertahankan dan dikembangkan dalam konteks demokrasi modern oleh DAD. Yang ketiga, pada pelaksanaan musyawarah yang diselenggarakan DAD yang berujung pada kesepakatan menolak FPI, aturan-aturan diskursus yang tercakup dalam prosedur komunikasi dan muyawarah yang berdasarkan standar-standar demokrasi sudah terpenuhi. Yang keempat, terpenuhinya prosedur komunikasi dan standar-standar demokrasi dalam musyawarah yang disebutkan di atas, ternyata belum memenuhi esensi dan tujuan dari diskursus sendiri. Argumen-argumen dalam musyawarah tersebut hanya bersifat afirmatif, dan tidak terdapat pengujian klaim-klaim kesahihan terdapat argumen yang muncul. Yang kelima, tercapainya prosedur komunikasi dan standar-standar demokrasi dalam musyawarah yang dilaksanakan DAD ternyata belum menjamin munculnya berbagai argumen lain yang berbeda dengan argumen yang sifatnya afirmatif. Pada tataran individu terdapat pemikiran dan argumen yang berbeda, namun pada akhirnya terbungkam karena adanya rasa kecemasan, ketakutan dan pikiran bahwa argumen mereka (peserta dengan argumen yang berbeda) tidak akan diterima dan diperhitungkan dalam msuyawarah.

Kata-kata Kunci : Tindakan Komunikatif, Diskursus praktis, prosedur komunikasi, standar-standar demokrasi

vii  

 

ABSTRACT

The main objective of this study is to see how the function of Dayak Custom

Institution,especially Dewan Adat Dayak, as public sphere, and then how to use the publik sphere as well as the implementation of the functions used in the Dayak people reject the presence of FPI in 2012. This study itself is typically base themselves on the approach of Critical Theory, espesially Theory of Communicative Action dan Public Sphere By Jurgen Habermas, assisted with interpretation of Habermas's thinking by F. Budi Hardiman.

To answer the research problem, researchers have tried to make the methodological and analytical steps, which in general is still in touch with the research tradition of Critical Theory, interpretive and qualitative in nature in the process of analyzing the conditions in the ongoing discourse of public sphere. Likewise, then, researchers are required to see a variety of ongoing phenomenon incations and practical discourse and passed it off as an in-depth description writing.

After passing all of the research process, then it can be submitted briefly research findings were found by researchers. The first, Dayak communities since time immemorial has embraced the system and culture of democratic deliberation in dealing with the problem. The second, democratic culture in this deliberation is maintained and developed in the context of modern democracy by DAD. The third, on the implementation of the deliberations held DAD that result the deal to reject presence of the FPI, discourse rules are included in the communication procedure and deliberations were based on democratic standards have already fulfilled. The fourth, fulfillment of communication procedures and standards of democracy in the above-mentioned meetings, hasn’t yet to fulfill the essence and purpose of the discourse itself. Arguments in the deliberations only affirmative, and there are no claims of testing the validity of arguments that appear there. The fifth, achievement of communication procedures and standards of democracy in the deliberations that held by DAD, hasn’t yet to ensure the emergence of a variety of other different arguments with arguments that are affirmative. At the individual level there are different ideas and arguments, but ultimately silenced because of the sense of anxiety, fear and thought that their (participants with different arguments) arguments will not be accepted and taken into account in deliberation.

Key words : Communicative action, practical discourse, communication procedures, standards of democracy

 

viii  

DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL…..................................................................................... I

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................. II

LEMBAR ANTI PLAGIAT........................................................................... III LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI............................................................... IV

KATA PENGANTAR........................................................................................... V

MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. VI

SARIPATI........................................................................................................ VII

ABSTRAK…................................................................................................... VIII

DAFTAR ISI…................................................................................................. IX

DAFTAR TABEL…......................................................................................... XI

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... XII BAB I PENDAHULUAN...……………………………................................ 1 1.1 Latar BelakangMasalah....………………….........................……... 1 1.2 Perumusan Masalah……...................……………………………... 9 1.3 Tujuan Penelitian…………………………........................……... 9 1.4 Manfaat Penelitian……………………..………….......................... 10 1.5 Batasan Konsep......................................................................... ..... 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA..…................…………………................... 11 2.1. Ruang Publik.......................................…….…....................….. ..... 11 2.1.1 Teori Komunikasi…………………….................................... ..... 14 2.1.1.1 Tindakan Komunikatif....................... ......................................... 14 2.1.1.1.1 Lebenswelt Atau Dunia Kehidupan............................................ ..... 17 2.1.2 Etika Diskursus…......…..............…………….…............................. 19 2.1.2.1 Diskursus..............……………………..................................... 19 2.1.2.2 Diskursus Praktis...................................................................... 20 2.1.2.2.1 Prosedur Komunikasi............................................................... 21 2.1.2.3 Prinsip Universalitas dan Prins Etika Diskursus.......................... 23 2.2 Ruang Publik Dalam Ranah Demokrasi........................................ 25 2.3 Lembaga Adat Dayak Sebagai Ruang Publik............................... 28 2.4 Kerangka Pikir................................................................................. 30 BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 32 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................ 32

ix  

3.2 Lokasi Penelitian............................................................................... 32 3.3 Unit Amatan dan Unit Analisa................................................. .... 33 3.4 Teknik Pengumpulan Data....................................................... .... 33 3.5 Teknik Analisis Data........................................................................ 34 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN....................... 36 4.1 Gambaran Umum Kota Palangka Raya........................................ 36 4.2 Dewan Adat Dayak (DAD)......................................................... 38 4.3 Musyawarah Penolakan FPI........................................................... 41 BAB V FUNGSI LEMBAGA-LEMBAGA ADAT DAYAK SEBAGAI RUANG

PUBLIK DAN PROSES PELAKSANAAN RUANG PUBLIK PADA MUSYAWARAH PENOLAKAN FPI DI KALIMANTAN TENGAH.......................................................................................... 50

5.1 Lembaga Adat Sebagai Ruang Publik....................................... ... 50 5.1.2 Bentuk Musyawarah Masyarakat Dayak Tradisional….......... ... 50 5.1.3 Fungsi DAD Sebaga Media Ruang Publik.....…………............. 55 5.2 Proses Pelaksanaan Ruang Publik : Etika Diskursus Dalam Musyawarah Penolakan FPI...................…………………............. 60 5.2.1 Musyawarah dalam Konteks Pemenuhan Prosedur Komunikasi................................................................................. ..... 60 5.2.2 Tidak tercapainya Esensi Dari Diskursus Dalam Musyawarah..................................................................................... 65 5.2.3 Keterbungkaman Argumen Lainnya Dalam Musyawarah..................................................................................... 68 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...............………………………..... 69 6.1 Kesimpulan...................................................................................... 69 6.2 Saran................................................................................................. 75 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 76 LAMPIRAN………………………………………………………………….......... 81  

x  

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1 Data Jumlah Penduduk Palangka Raya.............................................. 37

xi  

xii  

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 Kerangka Pikir................................................................... 30

Gambar 2 Struktur Lembaga Adat Dayak........................................ 41

Gambar 3 Situasi pada saat massa datang ke Kesekretariatan

MADN/DAD (1).................................................................. 43

Gambar 4 Situasi pada saat massa datang ke Kesekretariatan

MADN/DAD (2)................................................................... 44

Gambar 5 Kondisi di luar Betang pada saat musyawarah dimulai... 45

Gambar 6 Pihak DAD sedang memberikan sambutan kepada

masyarakat yang hadi dalam musyawarah....................... 45

Gambar 7 Pihak DAD sedang membacakan Surat Pernyataan

hasil musyawarah................................................................. 47

Gambar 8 Surat Pernyataan Sikap Menolak Kehadiran FPI di

Kalimantan Tengah (1)....................................................... 48

Gambar 9 Surat Pernyataan Sikap Menolak Kehadiran FPI di

Kalimantan Tengah (2)....................................................... 48

Gambar 10 Surat Pernyataan Sikap Menolak Kehadiran FPI di

Kalimantan Tengah (3)....................................................... 49

Gambar 11 Proses Kemunculan dan Pelaksanaan Ruang Publik

Masyarakat Dayak Dalam Penolakan kehadiran FPI.... 59