fungsi dan tujuan hukum pajak

21

Click here to load reader

Upload: syaifoer

Post on 26-May-2015

2.134 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fungsi dan tujuan hukum pajak

MAKALAH

“Fungsi dan Tujuan Hukum Pajak”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah“Hukum Pajak”

Dosen Pengampu :Budi Hariyanto, S.H, M.M

Di susun Oleh :

Muhammad Saifur Rohman11.441.0041

Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUNIVERSITAS PANCA MARGA

PROBOLINGGO2014

Page 2: Fungsi dan tujuan hukum pajak

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kekuatan dan kemampuan, sehingga makalah yang berjudul “Fungsi dan Tujuan Hukum

Pajak” ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan

kepada Nabi Muhammad Saw, para sahabatnya, keluarganya, dan sekalian umatnya hingga

akhir zaman.

Dengan segala kemampuan penulis yang terbatas, makalah ini mencoba

menguraikan tentang tema, topik, dan judul. Dan dengan adanya mekalah ini Penulis

berharap sedikit membantu para pembaca dan Penulis sendiri dalam memahami cara

menentukan tema, topik, dan judul yang baik dan benar.

Penulis menyadari bahwa dalam Penulisan Makalah ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, Penulis mohon saran dan kritiknya yang bersifat membangun

untuk menyempurnakan Makalah ini dengan harapan untuk memperbaiki kualitas

Makalah.

Mudah-mudahan Makalah ini dapat berguna khususnya bagi penulis dan umumnya

bagi kita semua yang membacanya.

Probolinggo, 30 April 2014

Penulis

Page 3: Fungsi dan tujuan hukum pajak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Baru-baru ini pemerintah sedang berbenah diri dalam hal pengurusan perpajakan.

Saat ini  dikenal istilah self assignment. Setiap wajib pajak dipercayakan untuk

melaporkan kekayaannya sendiri, menghitung sendiri pajak yang dikenakan dan

membayar sendiri pajak tersebut ke Bank. Dalam hal ini bisa kita lihat bahwa

pemerintah mempercayakan segala sesuatu tentang pengrusan pembayaran pajak

kepada wajib paajak itu sendiri, dan merupakan kewajiban kita untuk menjawab

kepercayaan yang telah diberikan pemerintah dengan menyelesaikan pembayaran

pajak dengan bersih, jujur, dan adil.

Namun, tetap saja terjadi kekisruhan dalam pelaksanaannya. Karena itulah diperlukan

suatu tata cara yang bisa mengatur proses pemungutan pajak itu sendiri. Suatu hukum

pajak yang memberikan batasan-batasan dan sanksi yang jelas dalam proses

pemungutan pajak.

Page 4: Fungsi dan tujuan hukum pajak

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI HUKUM PAJAK

Hukum pajak merupakan hukum yang telah disusun dalam undang-undang yang

memiliki tujuan dan fungsi sebagaimana telah dirancang dalam undang-undang itu

sendiri. Adapun hukum pajak terbagi menjadi dua yaitu :

1. Hukum pajak materiil : memuat norma-norma yang menerangkan antara lain

keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenal pajak (objek pajak), siapa yang

dikenakan pajak (subjek), berapa besar pajak yang dikenakan (tarif), segala sesuatu

tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah

dan wajib pajak. Contoh : UU PPh

2. Hukum pajak formil : memuat bentuk / tata cara untuk mewujudkan hukum

materiil menjadi kenyataan (cara melaksanakan hukum pajak materiil). Hukum ini

memuat antara lain :

a. Tata cara penyelenggaraan (prosedur) penetapan hutang pajak.

b. Hak-hak fiscus untuk mengadakan pengawasan terhadap para wajib pajak

mengenai keadaan, perbuatan, dan peristiwa yang menimbulkan hutang pajak.

c. Kewjaiban wajib pajak misalnya menyelenggarakan pembukuan/pencatatan

dan hak-hak wajib pajak misalnya mengajukan keberatan dan banding. Contoh:

ketentuan umum dan tata cara perpajakan.

B. FUNGSI PAJAK

Fungsi pajak tidak terlepas dari tujuan pajak, sementara tujuan pajak tidak terlepas

dari tujuan negara. Dengan demikian tujuan pajak harus diselaraskan dengan tujuan

negara yang menjadi landasan tujuan pemerintah. Baik tujuan pajak maupun tujuan

negara semuanya berakar pada tujuan masyarakat. Tujuan masyarakat inilah yang

menjadi falsafah bangsa dan negara. Oleh karena itu tujuan dan fungsi pajak tidak

mungkin lepas dari tujuan dan fungsi yang mendasarinya. Sehingga pajak yang

dipungut dari masyarakat hendaknya dipergunakan untuk keperluan masyarakat itu

sendiri.

Masalah pajak itu sendiri adalah masalah masyarakat dan negara. Dan setiap orang

yang hidup dalam suatu negara pasti atau harus berurusan dengan masalah pajak. Oleh

karena itu masalah pajak juga menjadi masalah seluruh rakyat dalam negara tersebut.

Page 5: Fungsi dan tujuan hukum pajak

Dengan demikian setiap orang sebagai anggota masyarakat harus mengetahui segala

permasalahan yang berhubungan dengan pajak, baik fungsinya, asas-asasnya, jenis-

jenis pajak yang berlaku dinegaranya, tata cara pembayarannya serta hak dan

kewajiban sebagai wajib pajak.

Selain memiliki tujuan keadilan, hukum pajak juga memiliki berbagai fungsi yang

berdasar pada azas-azas yang bertujuan utama menyejahterakan penduduknya. Fungsi

yang pertama dalam hukum pajak yaitu sebagai acuan dalam menciptakan sistem

pemungutan pajak yang harus memenuhi syarat keadilan, efisien, dan sederhana

sejelas-jelasnya dalam undang-undang hukum pajak itu sendiri.

Fungsi selanjutnya adalah sebagai sumber yang menerangkan tentang mana dan

siapa subjek maupun objek yang perlu dan tidak perlu dijadikan sumber pemungutan

pajak yang berfungsi untuk meningkatkan potensi pajak di negara ini. Adapun hukum

pajak berfungsi sebagai acuan dalam pembagian beban pajak kepada rakyat yang

didasarkan pada kepentingan masing-masing orang.

Lebih lanjut hukum pajak pun memiliki fungsi sebagai penjelas tentang

penggunaan/pemanfaatan dari hasil pemungutan pajak, baik dalam memenuhi

anggaran APBN serta APBD maupun memenuhi target perolehan pajak yang akan

digunakan untuk kepentingan sosial dan kesejahteraan umum. Selanjutnya, hukum

pajak juga memiliki fungsi dalam menetapkan kepastian yang berupa sanksi

administrasi ataupun sanksi tata usaha, maupun sanksi pidana berupa penjara ataupun

kurungan. Adapun sanksi administrasi berupa:

a. Denda: Sanksi administrasi yang dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan

dengan kewajiban pelaporan berupa denda berupa uang (harta) yang telah

ditetapkan dalam undang-undang.

b. Bunga: Sanksi administrasi yang dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan

dengan kewajiban pembayaran/penyetoran pajak, yang terdiri dari bunga

pembayaran, bunga ketetapan, dan bunga penagihan.

c. Kenaikan: Sanksi administrasi yang berupa kenaikan jumlah pajak yang harus

dibayar, terhadap pelanggaran berkaitan dengan kewajiban yang diatur dalam

ketentuan material.

Page 6: Fungsi dan tujuan hukum pajak

Penetapan hak dan kewajiban bagi seorang fiskus maupun wajib pajak juga

menjadi salah satu fungsi dari hukum pajak. Hak dan kewajiban wajib pajak, yaitu:

1. Kewajiban wajib pajak

a) Mendaftarkan diri menjadi wajib pajak dan pengusaha kena pajak

b) Mengambil surat pemberitahuan sendiri ke kantor pajak atau tenpat-tempat lain

yang telah ditentukan oleh Dirjen Pajak

c) Mengisi surat pemberitahuandengan benar, lengkap, dan jelas serta

menandatanganinya dan melaporkannya.

d) Membayar pajak yang terhutang yang telah dihitung sendiri tanpa menunggu

adanya surat ketetapan pajak atau tagihan pajak

e) Menyelenggarakan pembukuan dan memperlihatkan pembukuan serta

memberikan keterangan apabila dilakukan pemeriksaan

f) Menyimpan dokumen-dokumen sebagai dasar perhitungan pajak

2. Hak-hak wajib pajak

a) menghitung pajak sendiri

b) Mengajukan perpanjangan jangka waktu penyampaian surat pemberitahuan

tahunan

c) Melakukan pembetulan surat pemberitahuan

d) Mengajukan permohonan restitusi atas kelebihan pembayaran pajak atau

kelebihan karena dipotong oleh pihak ketiga

e) Mengajukan permohonan untuk mengansur pembayaran pajak

f) Mengajukan permohonan penghapusan sanksi administrasi, bunga atau

kenaikan yang dikenakan

g) Mengajukan pembetulan atas kesalahan SKP, STP, Surat Keberatan, SK

Pengurangan au Penghapusan sanksi administrasi dan sebagainya

h) Mengajukan keberatan apabila ditetapkan pajaknya lebih tinggi

i) Mengajukan banding atas keputusan keberatan kepada badan peradilan pajak

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara,

khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber

pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran

pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

Page 7: Fungsi dan tujuan hukum pajak

a. Fungsi anggaran (budgetair)

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara

dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat

diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk

pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan

lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari

tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran

rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai

kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini

terutama diharapkan dari sektor pajak.

b. Fungsi mengatur (regulerend)

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak.

Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai

tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam

negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan

pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah

menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

c. Fungsi stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan

yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan,

Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di

masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

d. Fungsi redistribusi pendapatan

Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai

semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan

sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat.

Page 8: Fungsi dan tujuan hukum pajak

Sedangkan fiskus mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut;

1. Kewajiban fiskus :

a. Melayani pendaftaran wajib pajak untuk meminta nomor pokok wajib pajak

b. Melayani wajib pajak dalam pemberian formulir-formulir yang dibutuhkan

untuk laporan-laporan

c. Melayani untuk menerima laporan dari wajib pajak baik SPT Masa atau SPT

Tahunan

d. Memberikan persetujuan perpanjangan jangka waktu peyampaian SPT

e. Memberikan persetujuan penundaan atau angsuran pmbayaran pajak yang

diminta oleh wajib pajak

f. Membetulkan SKP, STP, Surat Keberatan, SKP Pengurangan atau

Penghapusan, sanksi administrasi apabila terjadi kesalahan

g. Menerima keberatan wajib pajak termasuk yang mengajukan banding

2. Hak-hak fiskus

a. Menerbitkan NPWP dan NPPKP baik diminta oleh wajib pajak atau tidak

(secara jabatan)

b. Menerbitkan SKP atau STP

c. Melakukan penagihan pajak

d. Menerbitkan surat paksa dalam hal wajib pajak tidak membayar pajak

sebagaimana dimaksud dalam SKP atau STP

e. Melakukan pemeriksaan

f. Meminjam dokumen-dokumen  pembukuan wajib pajak yang menjadi dasar

perhitungan besranya pajak yang dibayar

g. Melakukan penyegelan tempat atau ruangan tertentu

h. Melakukan penyidikan pajak

Fungsi lain yang terkandung dalam hukum pajak yaitu untuk menghindari timbulnya

hambatan-hambatan atau perlawanan dari pembayar pajak yang dapat merugikan

negara (pemerintah). Adapun hambatan-hambatan dalam pemungutan pajak dapat

dikelompokkan menjadi :

1. Perlawanan Pasif

Yaitu perlawanan yang timbul dikarenakan masyarakat enggan (pasif) membayar

pajak. Yang menjadi penyebab perlawanan itu antara lain :

Page 9: Fungsi dan tujuan hukum pajak

a. Perkembangan intelektual dan moral masyarakat.

b. Sistem perpajakan yang mungkin sulit dipahami masyarakat.

c. Sistem kontrol tidak dapat dilaksanakan dengan baik.

2. Perlawanan Aktif

Perlawanan aktif meliputi usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan

kepada fiskus dengan tujuan menghindari pajak.Bentuk-bentuk perlawanan aktif

antara lain:

a. Tax avoidance, usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar

undang-undang.

b. Tax evasion, yaitu usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar

undang-undang ataupun dapat disebut dengan penggelapan pajak.

Fungsi hukum pajak selanjutnya adalah sebagai acuan dalam pemungutan pajak

sehinggga tidak mengganggu kegiatan atau kelancaran perekonomian dalam segala

bidang. Adapun tata cara pemungutan pajak terbagi dalam 3 stelsel pajak antara lain :

1. Stelsel nyata (Riil Stelsel)

Pengenaan pajak berdasarkan pada objek (penghasilan yang nyata), sehingga

pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah

penghasilan yang sesungguhnya diketahui. Stelsel nyata mempunyai kelebihan atau

kebaikan dan kekurangan. Kebaikan stelsel ini adalha pajak yang dikenakan lebih

realistis. Sdangkan kelemahannya adalah pajak baru dapat dikenakan pada

akhirperiode (setelah penghasil real diketahui).

2. Stelsel anggapan (Flectieve Stelsel)

Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang.

Misalnya, panghasil suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya,

sehingga pada awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya pajak yang

terhutang untuk tahun pajak berjalan. Kebaikan stelsel ini adalah pajak dapat

dibayar selam tahun berjalan, tanpa harus menunggu pada akhir tahun. Sedangkan

kelemahannya adalah pajak yang dibayar tidaj berdasarkan paada keadaan yang

sesungguhnya

3. Stelsel campuran

Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pada

awal tahun, besranya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada

Page 10: Fungsi dan tujuan hukum pajak

akhir tahun besarnya pajak disesuaikan denga keadaan yang sebenarnya. Bila

besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar daripada besar pajak menurut

anggapan, maka wajib pajak harus menambah. Sebaliknya, jika lebih kecil

kelebihannya dapat diminta kembali.

Fungsi lain dari hukum pajak adalah sebagai sumber bahan pertimbangan dalam

menerapkan kebijakan-kebijakan pajak yang dapat digunakan seagai alat pengatur

keadaan sosial maupun ekonomi serta untuk mencapai tujuan berlainan. Adapun

kebijakan-kebijakan tersebut meliputi asas pemungutan pajak yang terbagi dalam :

a. Asas domisili (Asas tempat tinggal)

Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang

bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun

dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri.

b. Asas Sumber

Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya

tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.

c. Asas Kebangsaan

Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. Misalnya pajak

bangsa asing di Indonesia dikenakan pada setiap orang yang bukan berkebangsan

Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia. Asas ini berlaku untuk wajib pajak

luar negeri.

Kebijakan-kebijakan lainnya juga meliputi timbul dan hapusnya utang pajak. Ada dua

ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak :

1. Ajaran formil

Utang pajak timbul karena dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus.

Ajaran ini ditetapkan pada official asesment system.

2. Ajaran materiil

Utang pajak timbul karena belakunya undang-undang. Seseorang dikenai pajak

karena suatu keadaan dan perbuatan. Ajaran ini ditetapkan pada self assesment

system.

dihapusnya utang pajak dapat disebabkan beberapa hal :

a. Pembayaran.

Page 11: Fungsi dan tujuan hukum pajak

b. Kompensasi.

c. Daluwarsa.

d. Pembebasan dan penghapusan.

Penetapan tarif pajakpun mengambil acuan dari hukum pajak.Tarif pajak itu sendiri

terbagi dalam 4 macam :

1. Tarif sebanding/proposional.

Tarif berupa presentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah ang dikenal pajak

sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang

dikenai pajak.

Contoh:

Untuk penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean akan dikenakan

Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10%.

2. Tarif tetap

Tarif berupa jumlah yang tetap terhadap jumlah berapapun jumlah yang dikenai

pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.

Contoh:

Besarnya tarif bea materai untuk cek dan bilyet giro dengan nilai nominal

berapapun adalah Rp 1.000,00

3. Tarif progresif

Presentase tarif yang digunakan semakin besar apabila jumlah yang dikenal pajak

semakin besar.

Contoh:

Lapisan penghasilan kena pajak bagi wajib Pajak Badan dan BUT.

Tarif :

Sampai dengan Rp 50.000.000,00            10%

Di atas RP 50.000.000,00 s.d RP 100.000.000,00    15%

Di atas RP 100.000.000,00                30%

Menurut kenaikan prosentase tarifnya, tarif progresif dibagi,

Tarif progresif progresif: kenaikan persentase semakin besar.

Tarif progresif tetap: kenaikan persentase tetap.

Tarif progresif degresif:kenaikan persentase semakin kecil.

Page 12: Fungsi dan tujuan hukum pajak

Dengan demikian, tarif pajak menurut pasal 17 UU PPh tersebut di atas termasuk

tarif progresif progresif.

4. Tarif degresif

Persentase tarif yang digunakan semakin kecil jika jumlah yang dikenai pajak

semakin besar.

C. TUJUAN HUKUM PAJAK

Tujuan utama dari sebuah hukum pajak adalah menegakkan keadilan yang terdiri

dari keadilan dalam pembuatan peraturan-peraturan yang telah tertuang di dalam

undang-undang maupun dari segi peraturan yang digunakan dalam pelaksanaan

pemungutan pajak itu sendiri. Adapun sistem pemungutan pajak yaitu :

a. Official assessment system

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada

pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib

pajak dan menagihnya. Dalam system ini kedudukan fiscus (aparat pajak) sangat

dominan. System ini juga memiliki beberapa kekurangan yang pertama adalah

kurang mendidik atau kurang mendewasakan wajiib pajak dan juga memungkinkan

timbulnya kesewenang-wenangan dari pihak fiscus. Ciri-ciri dari system official

assessment adalah sebagai berikut :

Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada fiscus.

1. Wajib pajak (pembayar) bersifat pasif. 

2. Hutang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiscus.

b. Self assessment system

Adalah suatu system pemungutan pajak  yang memberi wewenang kepada wajib

pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Cirri-ciri dari

system self assessment adalah sebagai berikut :

1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak

sendiri.

2. Wajib pajak aktif mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri

pajak yang terutang.

3. Fiscus tidak ikut campur dan hanya mengawai.

c.  With holding system

Adalah suatu system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak

ketiga (bukan fiscus ataupun wajib pajak) untuk menentukan besarnya pajak yang

Page 13: Fungsi dan tujuan hukum pajak

terutang oleh wajib pajak. Cirri-ciri dari system ini adalah sebagai berikut :

wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak

selain fiscus dan wajib pajak.

Hukum pajak pun bertujuan atas dasar keadilan pajak yang terletak pada hubungan

penduduk dengan negaranya. Dasar keadilan selanjutnya adalah keadilan yang terletak

pada akibat yang muncul dari pemungutan pajak, yang berarti memungut pajak akan

menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga negara.

Selanjutnya negara akan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk

pemeliharaan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai subsidi serta jasa dan barang

yang bertujuan untuk melayani masyarakat umum. Dengan demikian kepentingan

seluruh masyarakat lebuh diutamakan.

Tujuan hukum pajak selanjutnya yaitu memberikan jaminan dalam bentuk

perlindungan keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyat yang lainnya. Selain

itu, untuk mendidik dan mendewasakan wajib pajak serta meningkatkan kesadaran

wajib pajak untuk memahami pentingnya pajak bagi negara maupun bagi masyarakat /

penduduk itu sendiri. Maka hukum pajak pun memiliki peran penting dalam aspek

sosial.

Page 14: Fungsi dan tujuan hukum pajak

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari Uraian di atas, maka dapat kami ambil kesimpulan bahwa Hukum pajak

merupakan hukum yang telah disusun dalam undang-undang yang memiliki tujuan dan

fungsi sebagaimana telah dirancang dalam undang-undang itu sendiri. Hukum Pajak

dibagi menjadi 2, yaitu hukum pajak materiil dan hukum pajak formil.

B. SARAN

Demikian Makalah ini kami susun, kami menyadari banyaknya kekurangan dalam

Makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangatlah kami

perlukan. Semoga dengan makalah ini, kami dapat memberikan gambaran tentang

FUNGSI DAN TUJUAN HUKUM PAJAK. Akhirnya dengan mengucap syukur

Alhamdulillah, semoga apa yang kami kerjakan bermanfaat dan diridhoi oleh Allah

S.W.T. Amin.

Page 15: Fungsi dan tujuan hukum pajak

DAFTAR PUSTAKA

Erly Suandy. 2000. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat. Imam Wahyutomo. 1994. Pajak. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Yustinus Prastowo. 2009. Panduan Lengkap Pajak. Jakarta: Raih Asa Sukses. Zain, Mohammad, Manajemen Perpajakan, Salemba Empat, Jakarta, 2007 http://www.slide.net/SangkeYriezpleyyboy/perpajakan-29492049