full version

31
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Direktorat Metrologi salah satu perusahaan milik negara yang berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri diberi tugas untuk mengamankan ketentuan-ketentuan dimaksud dengan sebaik - baiknya yaitu dengan jalan memberikan pelayanan dibidang kemetrologian kepada masyarakat luas dalam rangka tertib UTTP di dalam perdagangan yang berhubungan dengan satuan - satuan, cara - cara, atau metode - metode pengukuran alat - alat ukur, timbangan dan perlengkapannya (UTTP), serta peraturan - peraturan pelengkap yang ditetapkan dalam pengawasan dan kebenaran pengukuran. Selain itu, Direktorat Metrologi selaku salah satu perusahan milik negara memiliki tugas untuk mengelola asset - asset perusahaan berupa Barang Milik Negara (BMN). Tata cara pengelolaan BMN dapat berupa Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan. Penghapusan sebagai salah satu bentuk pengelolaan BMN sangatlah perlu dilakukan, karena untuk menindaklanjuti keadaan BMN yang sudah mulai berkurang umur ekonomisnya. Selain itu juga sebab-sebab lain yang diperkirakan

Upload: iambtwiam03

Post on 03-Jul-2015

257 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Full Version

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Direktorat Metrologi salah satu perusahaan milik negara yang berada di

bawah pengawasan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri diberi tugas untuk

mengamankan ketentuan-ketentuan dimaksud dengan sebaik - baiknya yaitu dengan

jalan memberikan pelayanan dibidang kemetrologian kepada masyarakat luas dalam

rangka tertib UTTP di dalam perdagangan yang berhubungan dengan satuan - satuan,

cara - cara, atau metode - metode pengukuran alat - alat ukur, timbangan dan

perlengkapannya (UTTP), serta peraturan - peraturan pelengkap yang ditetapkan

dalam pengawasan dan kebenaran pengukuran.

Selain itu, Direktorat Metrologi selaku salah satu perusahan milik negara

memiliki tugas untuk mengelola asset - asset perusahaan berupa Barang Milik Negara

(BMN). Tata cara pengelolaan BMN dapat berupa Penggunaan, Pemanfaatan,

Penghapusan, dan Pemindahtanganan. Penghapusan sebagai salah satu bentuk

pengelolaan BMN sangatlah perlu dilakukan, karena untuk menindaklanjuti keadaan

BMN yang sudah mulai berkurang umur ekonomisnya. Selain itu juga sebab-sebab

lain yang diperkirakan menjadi penyebab dilakukannya penghapusan, antara lain

misalnya hilang, kecurian, terbakar, susut, menguap, mencair, terkena bencana alam,

rusak berat, dan cacat berat serta terkena dampak dari terjadinya force majeure.

Peraturan mengenai tata cara pengelolaan BMN disebutkan di dalam PMK 96 tahun

2007, akan tetapi masih saja terjadi penyimpangan – penyimpangan yang terjadi

dalam pengelolaan BMN. Misalnya saja sekarang masih ada Barang Milik Negara

yang penghapusannya tidak ada prosedur yang jelas.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui mengenai Tata

Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara. Maka penulis mengambil judul

Page 2: Full Version

2

”TATA CARA PELAKSANAAN PENGHAPUSAN BARANG MILIK

NEGARA PADA DIREKTORAT METROLOGI BANDUNG”.

1.2 Ruang Lingkup Kerja Praktek

Adapun ruang lingkup Kerja Praktek yang dilakukan berhubungan dengan

Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara adalah :

1. Merekapitulasi Laporan Barang Milik Negara/Laporan Kebutuhan Barang

berdasarkan surat permintaan dari dinas yang membutuhkan Barang Milik

Negara tersebut.

2. Membuat form standar persediaan.

3. Menginput keadaan barang ke dalam Sistem Informasi Manajemen dan

Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK - BMN).

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Tujuan dari Kerja Praktek ini adalah :

1. Mengetahui prosedur Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang

Milik Negara pada Direktorat Metrologi.

2. Mengetahui pengendalian internal (internal control) yang dilakukan

oleh Metrologi terhadap sistem penghapusan Barang Milik Negara

(BMN).

1.3.2 Manfaat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak yang membutuhkan, antara lain :

1. Bagi Penulis

Mengetahui bagaimana prosedur Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan

Barang Milik Negara pada Direktorat Metrologi.

Page 3: Full Version

3

Menambah pengetahuan penulis mengenai ketentuan - ketentuan

Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara pada Direktorat

Metrologi.

Menambah pengalaman dan wawasan penulis mengenai dunia kerja yang

sesungguhnya.

2. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan

untuk dapat memperbaiki dan mengoptimalkan pada prosedur Tata Cara

Penghapusan Barang Milik Negara.

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah

pengetahuan kepada masyarakat dan pihak lain yang membutuhkan akan

prosedur Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dan

informasi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dalam

bidang kajian yang sama.

1.4 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :

1. Studi lapangan

Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan

langsung terhadap objek penelitian. Dalam hal ini, penulis ikut langsung

dalam jam kerja penuh (full time) mengerjakan pekerjaan yang berhubungan

dengan prosedur Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara.

Page 4: Full Version

4

Adapun teknik dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah

sebagai berikut :

a.Observasi

Penulis melakukan pengamatan langsung kepada bagian kepegawaian

khususnya bagian rumah tangga serta perlengkapan atas Barang Milik

Negara pada Direktorat Metrologi.

b. Wawancara

Penulis melakukan wawancara dan tanya jawab secara lisan kepada bagian

- bagian yang dianggap relevan untuk kepentingan penulisan.

2. Studi Literatur

Merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh

data secara teoritis dengan mempelajari buku-buku dan buku referensi lain

yang dianggap perlu dan berkaitan dengan materi laporan.

1.5 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Perusahaan

1.5.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Direktorat Metrologi adalah institusi yang menangani kegiatan metrologi

legal di bawah Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Departemen

Perdagangan. Metrologi Legal ( Legal Metrology atau Metrologie Legale )

adalah metrologi yang berhubungan dengan satuan-satuan, cara-cara, atau

metode-metode pengukuran alat-alat ukur, timbangan dan perlengkapannya

(UTTP), serta peraturan-peraturan pelengkap yang ditetapkan dalam

pengawasan dan kebenaran pengukuran.

Kegiatan metrologi legal di Indonesia secara resmi dimulai sejak tahun

1923 yaitu mulai diberlakukannya Ordonansi Tera 1923, tanggal 2 Februari

1923, yang kemudian setelah mengalami beberapa kali perubahan dan

Page 5: Full Version

5

terakhir adalah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi

Legal, tanggal 1 April 1981.

Secara kronologis sejarah perkembangan Direktorat Metrologi dapat

digambarkan sebagai berikut:

1. Tanggal 23 Februari 1923, Ordinansi Tera 1923 Stbl No. 57 berlaku,

bersamaan dengan dibentuknya Diesnt Van Het Ijkwesen ( Jawatan Tera ),

masa transisi pelaksanaan undang-undang adalah 10 tahun.

2. Tanggal 1 Januari 1928, Ordonansi Tera 1928 Stbl No. 255 berlaku antara

lain merubah masa transisi pelaksanaan Ordonansi Tera 1923 menjadi 15

tahun.

3. Tanggal 1 Januari 1938, dilenyapkannya secara hukum sistem ukuran-

ukuran lama (kuno) di Indonesia.

4. Tanggal 12 Juli 1949, Ordonansi Tera 1949 Stbl No. 175 berlaku sebagai

ganti undang-undang tera sebelumnya yang perlu disempurnakan sesuai

perkembangan zaman.

5. Tanggal 21 Desember 1954, nama Jawatan Tera diganti menjadi Jawatan

Metrologi dengan pertimbangan antara lain tugas Jawatan Tera tidak

hanya pekerjaan menera dan menera ulang ukuran-ukuran dan timbangan

yang digunakan dunia perniagaan, tetapi pekerjaannya meluas sampai

lapangan pekerjaan penyelidikan mengenai teknik mengukur atas dasar

pengetahuan dan perniagaan.

6. Tanggal 12 November 1962, nama Jawatan Metrologi diganti menjadi

Direktorat Metrologi.

7. Tanggal 11 September 1968, nama Direktorat Metrologi diganti menjadi

Direktorat Metrologi, Standarisasi, dan Normalisasi.

8. Tanggal 29 Mei 1975, nama Direktorat Metrologi, Standarisasi, dan

Normalisasi diganti kembali menjadi Direktorat Metrologi.

Page 6: Full Version

6

9. Tanggal 1 April 1981, Ordonansi Tera 1949 diganti dengan Undang-

Undang No. 2 tahun 1981 dengan pertimbangan perkembangan Sistem

Internasional.

Indonesia menjadi anggota Organisasi Internasional do Metrologie

Legale (OIML) sejak tahun 1960 dan menjadi anggota Asia Pasific Legal

Metrologi Forum (APLMF) sejak pembentukannya pada tahun 1994.

1.5.2 Visi, Misi, Motto dan Tujuan Perusahaan

1.5.2.1 Visi

Visi Direktorat Metrologi Bandung yaitu “Terwujudnya system

metrologi legal yang efektif guna meningkatnya daya saing barang dan

jasa serta perlindungan produsen dan konsumen di era pasar global”.

1.5.2.2 Misi

Pada dasarnya misi merupakan penjabaran dari visi yang lebih

aplikabel sifatnya, yaitu sebagai pedoman untuk implementasi secara

pragmatis dari kebijakan yang akan diambil dalam rangka pencapaian

tujuan dan sasaran pelaksanaan program.

Dalam proses mewujudkan visi tersebut di atas maka misi

Direktorat Metrologi Bandung adalah:

1. Mengembangkan sarana, kelembagaan, dan pelayanan serta

meningkatkan kerjasama kemetrologian.

2. Mengembangkan dan membina sarana dan prasarana standar ukuran

dan laboratorium kemetrologian.

3. Mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana teknik

kemetrologian.

4. Meningkatkan dan mengembangkan jumlah dan mutu SDM

kemetrologian berbasis kompetensi.

Page 7: Full Version

7

5. Meningkatkan dan mengembangkan pengawasan dan penyuluhan

kemetrologian.

1.5.2.3 Motto

Motto Direktorat Metrologi Bandung yaitu “Bancana Prakarana

Pralaya Kapradana”, yang berarti “Mengurangi Takaran/Ukuran

Menghilangkan Kepercayaan”.

1.5.2.4 Tujuan

Tujuan Direktorat Metrologi Bandung dalam periode 2004 sampai

dengan 2009 adalah sebagai berikut:

1. Memberdayakan laboratorium, tenaga fungsional teknis dan non teknis

di seluruh Indonesia untuk pelaksanaan Undang-Undang Metrologi

Legal.

2. Membentuk lembaga metrologi nasional.

3. Melakukan kerjasama baik nasional maupun internasional.

4. Mengembangkan SDM yang berbasis kompetensi.

5. Mengembangkan sarana dan prasarana metrologi legal.

6. Menyusun dan mengimplementasikan peraturan di bidang metrologi

legal.

7. Melaksanakan pelayanan kemetrologian.

1.5.3 Aktivitas Utama Perusahaan

Kelembagaan Direktorat Metrologi sebagai institusi penanggung jawab

dalam penyelenggaraan kemetrologian yang sebagaimana diatur dalam

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 01/M-DAG/PER/3/2005, tanggal 5

Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perdagangan.

Disebutkan dalam peraturan tersebut tugas Direktorat Metrologi adalah

“melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, standarisasi dan

Page 8: Full Version

8

bimbingan teknis, pengawasan serta evaluasi di bidang kemetrologian” (Pasal

197).

Selain itu dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal

197, Direktorat Metrologi menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang sarana dan kerjasama

kemetrologian, standar ukuran dan laboratorium kemetrologian, teknik

kemetrologian, sumber daya manusia kemetrologian, serta pengawasan dan

penyuluhan kemetrologian;

b. Penyiapan perumusan standar, norma, kriteria dan prosedur di bidang

sarana dan kerjasama kemetrologian, standar ukuran dan laboratorium

kemetrologian, teknik kemetrologian, sumber daya manusia kemetrologian,

serta pengawasan dan penyuluhan kemetrologian;

c. Pelaksanaan bimbingan dan pelaksanaan teknis di bidang sarana dan

kerjasama kemetrologian, standar ukuran dan laboratorium kemetrologian,

teknik kemetrologian, sumber daya manusia kemetrologian, serta

pengawasan dan penyuluhan kemetrologian;

d. Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan di bidang sarana dan kerjasama

kemetrologian, standar ukuran dan laboratorium kemetrologian, teknik

kemetrologian, sumber daya manusia kemetrologian, serta pengawasan dan

penyuluhan kemetrologian;

e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat. (Pasal 198).

Dalam melaksanakan dan mengoptimalisasikan tugas pokok dan

fungsinya, Direktorat Metrologi dibantu oleh :

a. Sub Direktorat Sarana dan Kerjasama Kemetrologian

b. Sub Direktorat Standar Ukuran dan Laboratorium Kemetrologian

c. Sub Direktorat Teknik Kemetrologian

d. Sub Direktorat Sumber Daya Manusia Kemetrologian

e. Sub Direktorat Pengawasan dan Penyuluhan Kemetrologian

Page 9: Full Version

9

f. Sub Bagian Tata Usaha

g. Unit Pelaksana Teknis yang terdiri dari :

1) Balai Pengujian UTTP berdasarkan Permendag No :

28/M-Dag/Per/12/2005;

2) Balai Laboratorium Standardisasi Nasional Satuan Ukuran berdasarkan

Permendag No : 27/M-Dag/Per/12/2005;

3) Balai Standardisasi Metrologi Legal di Medan berdasarkan Permendag

No : 29/M-Dag/Per/12/2005 sebagaimana diubah dengan Permendag

No : 44/M-Dag/Per/12/2006;

4) Balai Standardisasi Metrologi Legal di Makassar berdasarkan Permendag

No : 29/M-Dag/Per/12/2005 sebagaimana diubah dengan Permendag

No : 44/M-Dag/Per/12/2006;

5) Balai Standardisasi Metrologi Legal di Banjarmasin berdasarkan

Permendag No : 44/M-Dag/Per/12/2006;

6) Balai Standardisasi Metrologi Legal di Yogyakarta berdasarkan

Permendag No : 44/M-Dag/Per/12/2006;

1.6 Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan

1.6.1 Struktur Organisasi

Struktur organisasi Direktorat Metrologi menganut sistem lini. Hal ini

disebabkan karena hubungan antar bagian melalui garis lurus. Garis lurus

tampak dari kebijaksanaan dan kekuasaan yang langsung dari atas ke bawah

dan garis pertanggungjawaban dari bawah ke atas, sehingga dengan tegas dapat

diketahui apa tugasnya dan kepada siapa seseorang itu bertanggung jawab,

maka kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dalam struktur organisasi Direktorat Metrologi pada

Lampiran 1.

Page 10: Full Version

10

Struktur organisasi Direktorat Metrologi terdiri dari:

a. Sub Direktorat Sarana dan Kerjasama Kemetrologian

Kepala Seksi Piranti Kemetrologian

Kepala Seksi Kerjasama Kemetrologian

b. Sub Direktorat Standar Ukuran dan Laboratorium Kemetrologian

Kepala Seksi Standar Alat Ukur Massa, Listrik, Tekanan dan Suhu

Kepala Seksi Standar Alat Ukur Arus, Panjang dan Volume

c. Sub Direktorat Teknik Kemetrologian

Kepala Seksi Massa, Alat Ukur Listrik, Tekanan dan Suhu

Kepala Seksi Alat Ukur Arus, Panjang dan Volume

d. Sub Direktorat Sumber Daya Manusia Kemetrologian

Kepala Seksi Fasilitasi Tenaga Fungsional dan Pegawai Berhak

Kepala Seksi Fasilitasi Tenaga Non Fungsional Kemetrologian

e. Sub Direktorat Pengawasan dan Penyuluhan Kemetrologian

Kepala Seksi Pengawasan dan Penyuluhan Alat Ukur, Takar, Timbang

dan Perlengkapannya (UTTP)

Kepala Seksi Pengawasan dan Penyuluhan Barang Dalam Keadaan

Terbungkus (BDKT)

f. Sub Bagian Tata Usaha

1.6.2 Deskripsi Jabatan

Tugas pokok dan fungsi serta uraian tugas adalah sebagai berikut :

1. Direktur Metrologi

Mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, standarisasi dan bimbingan teknis, pengawasan serta

evaluasi di bidang kemetrologian.

Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, Direktur Metrologi

mempunyai fungsi :

Page 11: Full Version

11

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang sarana dan kerjasama

kemetrologian, standar ukuran dan laboratorium kemetrologian,

teknik kemetrologian, sumber daya manusia kemetrologian serta

pengawasan dan penyuluhan kemetrologian;

b. Penyiapan perumusan standar, norma, kriteria dan prosedur di

bidang sarana dan kerjasama kemetrologian, standar ukuran dan

laboratorium kemetrologian, teknik kemetrologian, sumber daya

manusia kemetrologian serta pengawasan dan penyuluhan

kemetrologian;

c. Penyiapan bimbingan dan pelaksanaan teknis di bidang sarana dan

kerjasama kemetrologian, standar ukuran dan laboratorium

kemetrologian, teknik kemetrologian, sumber daya manusia

kemetrologian serta pengawasan dan penyuluhan kemetrologian;

d. Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan di bidang sarana dan

kerjasama kemetrologian, standar ukuran dan laboratorium

kemetrologian, teknik kemetrologian, sumber daya manusia

kemetrologian serta pengawasan dan penyuluhan kemetrologian;

e. Pelaksanaan urusan tata usaha rumah tangga Direktorat.

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan,

rumah tangga, perlengkapan, surat menyurat serta kearsipan Direktorat

Metrologi.

Dalam rangka menjalankan tugas tersebut diatas, Kepala Sub Bagian

Tata Usaha Mempunyai Uraian tugas sebagai berikut :

1. Menghimpun dan memahami peraturan perundang – undangan dan

ketentuan lainnya yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan

tugas;

Page 12: Full Version

12

2. Mengkoordinasikan penyusunan rencana, program kepegawaian, dan

mengumpulkan serta mengolah data kepegawaian untuk penyusunan

Daftar Unit Kepangkatan (DUK), Daftar Susunan Pegawai (DSP),

Data Kekuatan Pegawai Kenaikan Pangkat, Ujian Dinas Pegawai,

Daftar Riwayat Hidup (DRH), Pensiun Pegawai, dan Data

Kepegawaian lainnya;

3. Mengkoordinasikan persiapan surat – surat usulan Kenaikan

Pangkat, Kenaikan Gaji Berkala (GKB), Cuti Pelaksanaan Tugas,

Ujian Dinas, KARIS, KARSU, KARPEG, SATYA LENCANA,

Diklat, Mutasi/Pindah, Hukuman Disiplin, Pensiun dan surat – surat

lainnya;

4. Mengkoordinasikan pelaksanaan urusan keuangan, gaji pegawai

meliputi Daftar Gaji, Kenaikan Gaji, Membayar Gaji, Pemberhentian

Pembayaran Gaji, Taspen, Transport, dan urusan keuangan lainnya;

5. Mengkoordinasikan persiapn dan penyusunan perhitungan anggaran

belanja per bulan, per kode kegiatan / MAK dan menyusun laporan

pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan DIPA dan RKAKL;

6. Mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program kegiatan di

bidang anggaran pada Direktorat;

7. Mengkoordinasikan pelaksanaan urusan perlengkapan dan inventaris

kantor yang meliputi pengadaan dan pendistribusian serta

pemeliharaan peralatan inventaris kantor pada Direktorat, pencatatan

barang inventaris (DIR / KIB), serta Laporan Inventaris Perawatan

dan Pemeliharaan barang inventaris / gedung;

8. Mengkoordinasikan pelaksanaan urusan administrasi surat menyurat;

9. Mengkoordinasikan penghimpunan dan pemeliharaan arsip surat

kepegawaian, keuangan, perlengkapan / inventaris dan surat lainnya;

Page 13: Full Version

13

10. Memantau pelaksanaan tugas bawahan urusan administrasi

kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat

menyurat serta kearsipan Direktorat Metrologi;

11. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan

urusan ketatausahaan / kepegawaian, keuangan, perlengkapan /

inventaris / rumah tangga / surat menyurat dan kearsipan Direktorat;

12. Membantu Direktur Metrologi untuk kelancaran dalam membina,

melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi penyelenggaraan

Keuangan Negara Direktorat;

13. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh

atasan.

Page 14: Full Version

14

BAB II

HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK DAN

PEMBAHASAN

2.1 Hasil Kerja Praktek

2.1.1 Prosedur Penghapusan Barang Milik Negara di Direktorat Jenderal

Perdagangan Dalam Negeri Direktorat Metrologi Bandung

Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik Negara dari daftar

barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk

membebaskan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang dan/atau

Pengelola Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada

dalam penguasaannya. Jenis – jenis penghapusannya sendiri ada berbagai macam

cara, diantaranya adalah dengan Tindak Lanjut Penjualan dan Tindak Lanjut Selain

Penjualan. Sedangkan untuk prosedur penghapusan BMN yang dilaksanakan di

Direktorat Metrologi Bandung adalah Penghapusan dengan Tindak Lanjut Penjualan.

Penjualan adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara kepada pihak

lain dengan menerima penggantian dalam bentuk uang. Untuk dilakukan Penjualan

diperlukan adanya pertimbangan – pertimbangan yang menjadi alasan Barang Milik

Negara tersebut akan dijual, yaitu :

1. Dalam rangka optimalisasi Barang Milik Negara yang berlebih atau idle;

2. Karena secara ekonomis lebih menguntungkan bagi Negara.

Ada dua jenis cara Penjualan Barang Milik Negara, yaitu :

a. Melalui Lelang;

b. Tanpa Melalui Lelang.

Sedangkan yang dilakukan oleh Metrologi Bandung adalah dengan melalui

lelang. Berikut ini adalah tata cara pelaksanaan penghapusan BMN pada Direktorat

Metrologi Bandung :

Page 15: Full Version

15

1. Pendataan barang – barang yang akan dihapuskan, lalu dibuat rekapitulasinya

oleh Bagian Umum Subbag TU.

2. Setiap Unit/Satker Es. I, II, dan III mengajukan usulan penghapusan BMN

secara berjenjang kepada Sekretariat Jendral Perdagangan Dalam Negeri Cq.

Biro Keuangan.

3. Usulan Penghapusan yang telah lengkap disampaikan ke Biro Keuangan

untuk diproses lebih lanjut.

4. Biro Keuangan membuat surat Sekretaris Jenderal tentang Permohonan

Usulan Penghapusan kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN).

5. Apabila usulan disetujui maka dikeluarkan surat persetujuan dari Menteri

Keuangan Cq. Dirjen Kekayaan Negara Departemen Keuangan.

6. Dengan dasar surat persetujuan tersebut, maka biro keuangan menerbitkan

konsep Surat Keputusan Menteri Perdagangan.

7. Surat Keputusan Menteri Perdagangan yang telah ditandatangani Sekretaris

Jenderal a.n. Menteri Perdagangan disampaikan kepada unit yang

mengusulkan penghapusan untuk ditindaklanjuti ke kantor lelang.

8. Tindak lanjut penghapusan tersebut dijual dengan cara lelang melalui kantor

lelang negara.

9. Copy Risalah Lelang dan SSBP disampaikan kepada Sekjen Cq. Biro

Keuangan.

2.1.2 Unit Organisasi Yang Terlibat dalam Aktivitas Penghapusan BMN

Dalam hal ini dikarenakan di dalam metrologi unit yang terkaitnya hanya satu

yaitu Subbag TU (bagian umum), terutama bagian yang bertanggung jawab atas

pengelolaan BMN, bagian ini bertugas :

Melakukan pendataan BMN yang akan dihapuskan dan membuat

rekapitulasinya.

Membuat surat pengajuan usulan penghapusan BMN kepada Sekretariat Jendral

Perdagangan Dalam Negeri Cq. Biro Keuangan.

Page 16: Full Version

16

2.1.3 Dokumen Catatan dan Laporan Yang Digunakan

1. Surat Keputusan Panitia Keputusan (Asli);

2. Berita Acara (BA) penilaian / penelitian panitia penghapusan dan lampiran

BA kendaraan tersebut yang ditandatangani oleh panitia penghapusan;

3. Foto copy STNK / BPKB dileggalisir oleh kepala bagian tata usaha unit yang

bersangkutan;

4. Foto copy Daftar Inventaris Ruangan (DIR) yang dilegalisir oleh pimpinan

unit/satker;

5. Surat Rekomendasi kondisi kendaraan yang kan dihapus dari DLLAJ

setempat dan dilegalisir oleh kepala bagian tata usaha unit yang bersangkutan

(Asli);

6. Foto copy Kartu Inventaris Barang (KIB) yang dilegalisir oleh pimpinan unit

/ satker;

7. Foto copy Laporan Tahunan (LT) Kendaraan yang akan dihapus;

8. Foto kendaraan yang akan dihapuskan (tampak depan, belakang, samping

kanan dan kiri);

9. Surat Pernyataan pimpinan unit / satker yang menyatakan dengan dihapuskan

kendaraan operasional tersebut tidak mengganggu kelancaran tugas

operasional sehari-hari;

2.1.4 Aktivitas Kerja Praktek

Penulis melaksanakan kerja praktek di Direktorat Metrologi Bandung dimulai

pada tanggal 20 April sampai dengan tanggal 22 May 2009. Penulis melaksanakan

kerja praktek sesuai dengan waktu operasional perusahaan yaitu dari hari Senin

sampai Jumat, dimulai pada pukul 07.30 WIB sampai 16.00 WIB dengan waktu

istirahat pada pukul 12.00 WIB sampai 13.00 WIB. Selama melaksanakan kerja

praktek, penulis ditempatkan di Subbag TU. Adapun pekerjaan – pekerjaan yang

penulis lakukan selama kerja praktek ialah sebagai berikut :

Page 17: Full Version

17

1. Merekapitulasi daftar kehadiran karyawan.

2. Mengarsipkan surat – surat pegawai ke dalam foldernya masing – masing.

3. Merekapitulasi Laporan Barang Milik Negara/Laporan Kebutuhan Barang.

4. Membuat form standar persediaan.

5. Menginput keadaan barang ke dalam Sistem Informasi Manajemen dan

Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK - BMN).

6. Memverifikasi data pembebanan belanja dengan melihat SPM – SP2D tahun

2008.

7. Menyusun folder – folder karyawan secara alfabetis.

8. Merekapitulasi daftar kehadiran (cuti) pegawai untuk tahun 2009.

9. Membuat daftar kehadiran (cuti) pegawai tahun 2009.

10. Membuat Daftar Urut Kepangkatan (DUK) berdasarkan keadaan selama bulan

April.

11. Memperbanyak bukti – bukti perjalanan dinas.

2.2 Pembahasan

Berikut ini adalah Dasar – Dasar Hukum yang melandasi tindakan

Penghapusan Barang Milik Negara :

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara;

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4335);

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia 4609);

Page 18: Full Version

18

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan

Barang Milik Negara;

Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor

01/M-DAG/PER/3/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen

Perdagangan Republik Indonesia sebagaimana telah diubah beberapa kali

terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor

34/M-DAG/PER/8/2007;

Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor

211/M-DAG/KEP/4/2006 tentang Penunjukan Pejabat Yang Diberi

Wewenang Untuk Dan Atas Nama Menteri Perdagangan Menandatangani

Keputusan Mengenai Penghapusan Barang-Barang Milik/Kekayaan Negara

Dari Daftar Inventaris Departemen Perdagangan;

Menurut UU No 1 Tahun 2004 pasal 1 butir 10 BMN adalah semua barang

yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang

sah. BMN dimaksud dapat berada di semua tempat, tidak terbatas hanya yang ada

pada kementerian/lembaga, namun juga yang berada pada Perusahaan Negara dan

BHMN atau bentuk-bentuk kelembagaan lainnya yang belum ditetapkanstatusnya

menjadi kekayaan negara yang dipisahkan. Sedangkan terhadap BMN yang statusnya

sudah ditetapkan menjadi kekayaan Negara yang dipisahkan diatur secara terpisah

dari ketentuan ini.

PP Nomor 6 tahun 2006 pada dasarnya merupakan penyatuan peraturan -

peraturan mengenai pengelolaan BMN yang telah ada sebelumnya, mengatur hal-hal

yang belum tertampung dalam peraturan-peraturan yang ada sebelumnya, dan

memberikan landasan hukum yang lebih kuat agar tertib administrasi dan tertib

pengelolaan BMN dimaksud dapat diwujudkan. Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Barang

milik negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau

Page 19: Full Version

19

berasal dari perolehan lainnya yang sah. Sedangkan pada pasal 2 ayat (2) BMN

dirinci dalam 4 bagian, yaitu :

a) barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan/sejenisnya;

b) diperoleh sebagai pelaksanaan perjanjian/kontrak;

c) diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang;

d) diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan

hukum tetap.

Untuk barang-barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN dapat lebih

mudah identifikasinya sebagai bagian dari BMN. Sedangkan untuk barang-barang

yang berasal dari perolehan yang sah perlu adanya batasan yang lebih jelas, mana

yang termasuk sebagai BMN. Dalam hal ini, batasan pengertian barang-barang yang

berasal dari perolehan yang sah adalah barang-barang yang menurut ketentuan

perundangundangan, ketetapan pengadilan, dan / atau perikatan yang sah ditetapkan

sebagai Barang Milik Negara.

Page 20: Full Version

20

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas

beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Untuk itu diperlukan

adanya pengelolaan BMN. Penghapusan sebagai salah satu bentuk pengelolaan BMN

sangatlah perlu dilakukan, karena untuk menindaklanjuti keadaan BMN yang sudah

mulai berkurang umur ekonomisnya.

Berikut ini adalah tata cara pelaksanaan penghapusan BMN pada Direktorat

Metrologi Bandung :

1. Pendataan barang – barang yang akan dihapuskan.

2. Membuat rekapitulasi barang – barang yang akan dihapuskan.

3. Menyusun Surat mengenai Usulan Penghapusan BMN disertai hasil dari

pendataan BMN kepada Sekretaris Direktorat Jendral Perdagangan Dalam

Negeri.

4. Jika disetujui, maka surat tersebut akan diberikan kepada Direktur Jendral

Perdagangan Dalam Negeri.

5. Melakukan koordinasi dengan Direktorat Jendral Kekayaan Negara. Cq Kantor

Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang untuk menentukan apakah barang

tersebut akan dijual melalui pelelangan atau tidak.

3.2 Saran

Berdasarkan hasil kerja praktek yang dilakukan penulis di Direktorat Metrologi

Bandung, ada beberapa saran yang dapat penulis berikan dan diharapkan dapat

memberikan masukan yang bermanfaat terutama bagi perusahaan :

a. Menambang jumlah pegawai untuk lebih mengevisienkan tugasnya terutama

dalam bagian yang mengurusi BMN.

Page 21: Full Version

21

b. Perusahaan harus mengevaluasi setiap prosedur penghapusan BMN dari mulai

pemerikasaan kondisi BMN hingga pada saat akan dilaksanakannya penghapusan

BMN tersebut.