full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/skripsi paulus poka bokol 2.pdf ·...

75

Upload: others

Post on 05-Mar-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,
Page 2: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,
Page 3: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,
Page 4: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

iv

MOTTO

Jangan pernah meragukan kemampuanmu

(penulis)

Wujud kesuksesan adalah imajinasi yang dituangkan dalam pekerjaan

(penulis)

Di depanmu saya bisa bohong tapi tidak sedikitpun yang tersembunyi bagi Tuhan

(penulis)

Terlalu cepat kalau kamu menyerah saat ini

(Norman Vincent Peale)

Manusia hidup dengan tindakan, bukan dengan gagasan

( Anatole France)

Page 5: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

v

PERSEMBAHAN

Bersyukur karena Tuhan menciptakan manusia yang berhati mulia sehingga saya

lahir ditengah keluarga yang sederhana hingga pada akhirnya menjadi bagian dari

Mahasiswa STPMD “APMD” Yogyakarta.

Kepada kedua orangtua Bapak Rehi Teko dan Bunda Billa Gheda yang tercinta

yang selalu mendoakan saya sejak lahir hingga saat ini dan dengan sabar serta

penuh pengorbanan untuk masa depan saya.

Terimakasih buat kaka Riku dan adik-adik saya Agus, Risna, Katrin, Ria, Mahgu,

Mike, dan Bungsu Alexander dan semua keluarga dan tetangga yang menjadi

kekuatan jiwa dan raga saya untuk berjuang hingga memperoleh Gelar Sarjan

Strata 1 (S1)..

Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa

dalam hidup saya, kalian adalah bagian dari perjuangan saya.

Trimakasih buat Bunda Imung dan keluarga Hambapraing yang selalu mendoakan

saya dalam proses perjuangan.

Trimakasih juga buat adik-adik perantau yang menjadi teman perjuangan ditempat

rantau serta semua orang yang pernah membantu.

Page 6: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

vi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah

melimpahkan berkatNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Proposal ini

yang berjudul Peran Pemerintah Desa dalam Pengembangan Wisata Water Byur

Desa Ponjong, Kecamatan Ponjong, Kabupaten GunungKidul dalam penyusunan

penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dalam penyusunan kata-kata,

penggunaan bahasa, namun atas tanggungjawab dan segala keterbatasan penulis

maka menyelesaikan Proposal dengan baik.

Proposal ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi jenjang

pendidikan strata S1 pada Program Studi Ilmu Pemerintahan di Sekolah Tinggi

Pembagunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta pada tahun 2018.

Dalam penyusunan Proposal ini penyusun telah mendapatkan bantuan dari

berbagai macam pihak, baik langsung maupun tidak langsung.

Maka pada kesempatan ini saya sebagai penyusun mengucapkan limapah

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Habib Mushin, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Sekolah Tinggi

Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta dan Bapak/Ibu

karyawan yang tidak disebut satu persatu yang telah memberikan layanan

terbaik dalam proses penyusunan tugas akhir.

2. Bapak Drs. Suharyanto, M.M. selaku Dosen pembimbing yang selalu sabar

menghadapi kesulitan mahasiswa serta bimbingan untuk memberi

pengetahuan tampa pamrih kepada mahasiswa.

Page 7: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

vii

3. Kepala Desa Ponjong Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul, serta

perangakat Desa dan masyarakat yang membantu memberi informasi pada

peneliti.

4. Sahabat seperjuangan di STPMD “APMD” Yogyakarta.

5. Semua pihak yang telah membantu selama proses penyusunan skripsi.

Penulis mengucapkan limpah terimakasih yang tak terhingga atas bantuan

dukungan serta doa yang mulia hingga dapat menyelesaikan tugas akhir untuk

mendapat Gelar Sarjana Strata 1.

Yogyakarta 23 Oktober 2018

Penulis

( Paulus Poka Bokol )

Page 8: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

ABSTRAK ................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 9

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ............................................... 9

D. Kerangka Konseptual .............................................................. 10

1. Pengembangan ................................................................... 10

2. Pengembangan Obyek Wisata Desa .................................. 14

E. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 16

F. Metode Penelitian ................................................................... 17

1. Jenis Penelitian ................................................................. 17

2. Obyek Penelitian ................................................................ 18

3. Subyek Penelitian .............................................................. 18

4. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 18

5. Teknik Analisis Data ......................................................... 20

Page 9: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

ix

BAB II PROFIL DESA PONJONG DAN BUM DESA HANYUKUPI ..... 23

A. Profil Desa Ponjong ................................................................. 23

1. Sejarah Desa ...................................................................... 23

2. Kondisi Geografis ............................................................. 27

3. Letak Geografis dan Administratif ..................................... 28

4. Keadaan Demografi ........................................................... 30

5. Keadaan Ekonomi ............................................................. 34

6. Kondisi Sarana Dan Prasarana ........................................... 40

7. Kondisi Pemerintahan Desa ............................................... 44

8. Pembagian Wilayah Desa ................................................... 46

9. Struktur Pemerintahan Desa ............................................... 47

B. Profil BUM Desa Hanyukupi ................................................... 51

1. Sejarah BUM Desa ............................................................ 51

2. Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa ) .............................. 54

3. Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) ........... 57

4. Peningkatan Perekonomian Masyarakat ............................. 61

BAB III ANALISIS DATA ......................................................................... 63

A. Pengembangan Sarana dan Prasarana Wisata Water Byur ........ 63

B. Promosi Obyek Wisata Water Byur ........................................ 72

C. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat ................................... 75

D. Kendala Pengembangan Obyek Wisata Water Byur ................ 78

Page 10: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

x

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 83

A. Kesimpulan ............................................................................. 83

B. Saran ...................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

xi

DAFTAR TABEL

Tabel II-1 Nama-Nama Lurah/Kepala Desa sebelum dan sesudah

berdirinya Desa Ponjong ............................................................ 24

Tabel II-2 Pamong Pembantu Kepala Desa................................................. 24

Tabel II-3 Luas wilayah masing-masing Pedukuhan ................................... 28

Tabel II-3 Jumlah Penduduk Masing-Masing Pedukuhan ........................... 30

Tabel II-4 Kepadatan Penduduk Masing-Masing Pedukuhan ...................... 32

Tabel II-5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan agama Islam

mencapai 99%, kemudian Kristen dan Katholik. ........................ 33

Tabel II-6 Jumlah Penduduk Berdasrkan Mata Pencaharian ....................... 34

Tabel II-8 Komoditas Peternakan Tiap Padukuhan ..................................... 37

Tabel II-9 Komoditas Budidaya Ikan Air Tawar Tiap Padukuhan ............... 38

Tabel II-10 Industri Rumah Tangga ............................................................. 39

Tabel II-11 Sarana dan Prasarana Pendidikan ............................................... 40

Tabel II-12 Sarana dan Prasarana Kesehatan ................................................ 41

Tabel II-13 Sarana dan Prasarana Olaraga .................................................... 42

Tabel II-14 Prasarana Peribadatan (Muslim) ................................................ 42

Tabel II-15 Prasarana Peribadatan ................................................................ 43

Tabel II-16 Sarana dan Prasarana Lembaga Perekonomian/Usaha Desa ....... 43

Tabel II-17 Sarana dan Prasarana Perdagangan ............................................ 44

Tabel 2.17 Pembagian Wilayah Desa .......................................................... 47

Tabel 2.18 Data Aparat Pemerintah Desa .................................................... 49

Page 12: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar II-6 Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Dan

Kepercayaan .......................................................................... 33

Gambar II-19 Struktur Pemerintahan Desa Ponjong Kecamatan Ponjong

Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta .......... 48

Page 13: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

xiii

INTISARI

Pengembangan Obyek Wisata adalah salah satu sektor yang sangat

strategis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Namun Desa

memiliki kendala dalam pengembangan maupun pengelolaan seperti keadaan

wilayah saat ini yang berada pada daerah paling timur yang membuat orang-orang

atau parawisatawan sulit dikunjungi. Kendala selanjutnya kekurangan fasilitas,

terbatasnya lahan untuk mengembangkan oyek Wisata Water Byur, adanya

kecemburuan sosial, terjadinya kepanikan masyarakat akan kehilangan sawah

karena dengan adanya Obyek Wisata Water Byur akan kekurangan air untuk

persawahan warga, harga tiket cukup murah, menurut warga belut mati karena

adanya penggunaan Obat Anti Kuman (OAK), lahan persawahan tidak

diperbolehkan untuk dikelola karena untuk menjaga ketahanan pangan nasional,

dan terbatasnya kreativitas dan inovasi pengelola BUM Desa serta hilangnya

budaya gotong royong, penulis mengambil judul tentang Pengembangan Obyek

Wisata Water Byur Badan Usaha Milik Desa Hanyukupi di Desa Ponjong

Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul.

Skripsi ini memiliki tujuan tersendiri sesuai judul dan fokus penelitian,

yaitu untuk mengentahui kendala Obyek Wisata Water Byur serta bagaiman

meningkat pendapatan masyarakat melalui obyek wisata, karena penelitian ini

difokuskan untuk pembangunan sarana dan prasarana terutama yang menjadi

fokus penelitian maka perlu adanya peran pemerintah dalam pengembangan

Obyek Wisata Water Byur. Setelah melakukan penelitian banyak hal yang yang

ditemui di luar kajian penelitian, artinya untuk melakukan penelitian tidak cukup

hanya dengan satu titik tertentu.

Metode penelitian yang diambil adalah menggunakan pendekatan

deskriptif kualitatif, yaitu peneliti medeskripsikan atau mengambarkan tentang

suatu hal secara sistematis terhadap obyek penelitian, seperti yang ada di Desa

Ponjong Kecamatan Ponjong baik itu sosial budaya, pendidikan maupun hal-hal

lain yang berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan yang melekat pada setiap

individu masyarakat dengan cara masing-masing.

Subyek penelitian terdiri dari Pemerintah Desa bersama perangkat Desa,

Sekretaris Desa, Direktur BUM Desa bersama anggota BUM Desa 5-7 orang dan

pengunjung yang ikut meramaikan dan informan yang dapat memberikan data

penelitian sesuai fokus peneliti.

Metode menggunakan teknik pengumpulan data yang terdiri dari

Observasi, Interview, serta dokumentasi dan teknik analisis data tersebut, yaitu

kualitatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti merangkum dari awal hingga

pada penarikan kesimpulan, meningkatkan partisipasi masyarakat serta dapat

mengurangi pengangguran melalui jenis-jenis usaha yang saat ini dikelola oleh

BUM Desa bersama masyarakat dan pemerintah Desa.

Kata kunci : Pengembangan Obyek Wisata Water Byur

Page 14: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang dapat melakukan

pembangunan diberbagai sektor yang berkaitan dengan kepentingan rakyatnya

terutama kekayaan alam bisa dikelola untuk mengembangkan sesuai potensi

dari masing-masing daerah. Pariwisata Indonesia saat ini merupakan sektor

ekonomi terpenting karena pada tahun 2009 pariwisata menempati urutan

ketiga dalam penerimaan Devisa setelah Komoditi Minyak dan Gas Bumi

serta minyak kelapa sawit. Berdasarkan data tahun 2016 jumlah Wisatawan

Manca Negara yang datang ke Indonesia 11.525.963 juta lebih artinya

wisatawan tersebut megalami pertumbuhan yang begitu besar dari tahun

sebelumnya.

Kekayaan alam Indonesia merupakan komponen penting di bidang

pariwisata, tambah lagi alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis serta

memiliki garis pantai terpanjang ketiga di dunia Uni Eropa. Indonesia juga

merupakan kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia. Tempat-

tempat wisata Indonesia itu selalu didukung dengan warisan kekayaan budaya

yang dapat mencerminkan sejarah dan keberagaman etnis Indonesia yang

dinamis. Candi Borobudur, Prambanan, dan Yogyakarta dan Bali merupakan

contoh tujuan wisata budaya Indonesia bahkan menjadikan inspirasi untuk

membawa perubahan dalam hal ini pembangunan nasional di sektor pariwisata.

Page 15: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

2

Begitu juga dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun

2009 pada Pasal 1 Ayat 1 Tentang Kepariwisataan, menegaskan bahwa wisata

adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok

orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik wisata yang dikunjungi

dalam jangka waktu sementara.

Jika kita mengalih pada sumber daya manusia maka tentu di Indonesia

sangatlah banyak yang lulusan doctor dan sarjana-sarjana muda namun yang

menjadi persoalan adalah belum tentu semua orang tersebut memiliki

ketertarikan untuk mengelola potensi wisata disekitarnya. Salah satu contoh

adalah Indonesia Timur sangat luas dan kaya dengan potensi namun tempat

yang dikategorikan sebagai Destinasi wisata belum dikelola secara baik

terutama yang jauh dari pusat pemerintahan tentu kaya akan keidahannya.

Artinya secara intelektual penghuni sekitarnya belum memiliki kemampuan

untuk mengelola dan mengembangkan secara mandiri.

Desentralisasi juga membantu Negara dalam hal ini kemandirian.

Semua orang paham bahwa Desentralisasi merupakan penyerahan urusan

pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom berdasarkan asas

otonom. Pengertian diatas jelas sesuai pada Undang-Udang nomor 23 Tahun

2014. Otonomi merupakan kewenangan suatu daerah untuk menyusun,

mengatur, dan mengurus daerahnya sendiri tampa campur tangan serta

bantuan pemerintah pusat.

Page 16: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

3

Adanya Desentralisasi akan berdampak positif bagi daerah-daerah

tertinggal dalam suatu Negara terutama daerah timur saat ini yang masi sangat

tertinggal dalam hal pembangunan. Dari paparan pengertian desentralisasi

diatas sangat membantu penulis untuk menegaskan bahwa dari pusat sampai

pada daerah memiliki kewenangan masing-masing untuk mengatur,

mengelola, dan mengembangkan potensi sesuai kebutuhan masyarakatnya

terutama dalam hal ini pengembangan pariwisata sesuai fokus penelitian

penulis. Artinya daerah bisa mandiri dalam hal apapun bukan hanya di bidang

pariwisata melainkan pada bidang lain juga bisa mengelola dan

mengembangkan sesuai kemampuan dari setiap tingkat pemerintahan.

Desentralisasi akan menjadi pedoman atau menjadi acuan untuk

mengembangkan pariwisata baik itu yang ada di daerah hingga sampai pada

tingkat paling terendah yang disebut Desa.

Penulis menegaskan secara struktur dan fungsi pembangunan, tadinya

dari tingkat paling atas atau dari pemerintah pusat dan tingkat otonom

sekarang kita memaparparkan pada tingkat pemerintahan paling bawah atau

biasa disebut pemerintahan Desa. Untuk memperkuat latar belekang masalah

dalam pengembangan wisata Water Byur penulis mengutip buku karangan

Mentri Dalam Negeri H.Moh.Ma”Ruf, S.E. dalam Undang-Undang Desa No 6

Tahun 2014. Dalam buku tersebut menjelaskan tentang Kewenangan

Pemerintah Desa pada Pasal 19, Meliputi; kewenangan berdasarkan hak asal

usul; kewenangan lokal berskala Desa; kewenangan yang di tugaskan oleh

pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, atau pemerintah Daerah

Page 17: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

4

Kabupaten/kota; dan Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah

Daerah Propinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/kota sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pada Pasal 22 kewenangan pemerintah Desa meliputi,

penguasaan dari pemerintah Daerah kepada Desa meliputi penyelengggaraan

pemerintah Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan

kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. Dari paparan

undang-undang Desa sesuai kewenangan pemerintah Desa maka penulis

memberikan pengertian tersendiri bahwa pemerintah Desa memiliki

kewenangan pula dalam pengelolaan untuk mengembangkan potensi terutama

pada bidang pariwisata. Wisata Water Byur belum dikatakan dinasti wisata

yang mampu menarik perhatian para wisatawan terutama dalam penyediaan

air bersih, kolam pemandian, layanan kesehatan, serta belum dilengkapi hal-

hal yang menunjukan kreatifitas seperti karya buatan yang menjadi daya tarik

wisatawan, begitu pula dengan layanan kesehatan pemerintah Desa yang

memilki peran pengembangan di bidang sumber daya manusia (SDM) untuk

mengantipasi hal-hal yang tidak terduga sehingga para wisatawan tidak ragu

untuk mengunjungi obyek wisata, hal tersebut belum tersedia karena faktor

utamanya adalah Rendahnya sumber daya manusia (SDM).

Wisata sangat menyenangkan diera modern karena saat ini pada gencar

nya wisata alam bahkan menjadi pusat perhatian bagi setiap lembaga

Pemerintahan. wisata merupakan kegiatan bersenang-senang secara bersama-

sama atau sekelompok orang dan bisa juga melalui kegiatan besenang-senang

Page 18: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

5

tersebut akan menambah pengetahuan atau bisa diartikan keluar dari

lingkungan kerja yang lebih menyenangkan.Peran penting yang dilakukan

oleh pemerintah desa adalah mengembangkan potensi yang ada diwilayan

pedesaan, untuk memperkuat peran pemerintah desa maka ada Desentralisasi

merupakan bagian dari pengembangan wisata Water Byur karena dengan jelas

semua tingkat kelembagaan pemerintahan suda diberi kewenangan untuk

mengatur rumah tangganya sendiri sesuai potensi yang dimiliki setiap daerah,

artinya desa juga punyai kewenangan untuk mengembangkan pariwisata yang

ada dengan harapan dapat membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat

sekitarnya. Setiap Desa perlu mengembangkan secara mandiri upaya

menghindari intervensi pemerintah daerah karena pemerintah ditingkat Desa

merupakan perwakilan rakyat yang dipercaya untuk menjadi fasilitator dalam

gerakan pembangunan secara mandiri.

Setiap program pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah tentu

ada satu hal yang tidak terlepas atau menjadi pedoman dalam pengembangan

pariwisata, yaitu otonomi yang merupakan wewenang dan kewajiban otonom

untuk mengatur serta mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan undang-undangan. Dengan

adanya otonomi daerah maka Wisata Water Byur perlu peran Pemerintah Desa

untuk diperhatikan dalam pengembangan untuk memenuhi harapan

masyarakat sekitanya, pengembangan dalam hal ini pengolahan Water Byur

bukan hanya untuk budidaya ikan tapi bisa juga di manfaatkan selain dari ikan

seperti pembuatan waduk lomba pancing, lomba renang, dan banyak hal

Page 19: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

6

kreatif yang dilakukan untuk pengembangan wisata tersebut tergantung pada

potensi wisata. Jika dilihat dari luas Wisata Water Byur sudah sangat

mendukung jika diadakan lomba renang antar Desa karena sesuai data yang

ditemui penulis di Water Byur memiliki kedalaman 1,5 Meter sehingga hal ini

menjadi acuan untuk mengembangkan serta menarik perhatian para

wisatawan. Saat ini memiliki kendala, Keadaan Water Byur yang begitu indah

namun pendapatan tersebut tidak sesuai keindahan yang dinikmati para

pengunjung, awalnya Water Byur masi kurang dapat perhatian dari

pemerintah setempat tentunnya bukan karena tidak berpotensi tapi karena

kurangnya pengetahuan dalam pengembangan. Setelah munculnya desa-desa

tetangga yang maju bahkan meberikan inspirasi bagi masyarakat sekitarnya

sehingga desa-desa pun termasuk Ponjong ikut bersaing dalam kemajuan

pariwisata.

Peran pemerintah Desa jelas dalam undang-undang no 6 tahun 2014,

yaitu menyediakan fasilitas sarana dan prasaran yang memadai, akses promosi

dan pemasaran yang luas serta pendanaan yang dapat mendukung, penyediaan

lahan parkir,dan pengelolaan Obyek Wisata yang berkelanjutan upaya

menambah kesejahteraan masyarakat. Untuk menjadi Obyek Wisata Water

Byur membutuhkan Peran Pemerintah Desa untuk membangun potensi

menjadi desa wisata indaman para wisatawan. Dengan adanya pengembangan

maka dinas-dinas terkait, perangkat-perangkat berupa regulasi, perijinan,

pajak dan sebagainya sampai secara hirarkir atau terstruktur akan menjadi

tanggung jawab pemerintah Desa. Model pengembangan yang dilakukan

Page 20: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

7

adalah pariwisata yang sejalan dengan dengan pola kehidupan masyarakat

yang mampu memberikan keuntungan secara ekonomi dan menjadi bagian

dari pelestarian lingkungan, pelestarian budaya lokalnya yang mengarah pada

pemeberdayaan masyarakat. Untuk memudahkan dalam pemeberdayaan

masyarakat maka dalam proses pengembangan obyek wisata perlu melibatkan

masyarakat sehingga dapat mempertanggung jawabkan secara aspek sosial,

budaya dan lingkungan hidup dengan menggunakan kerja sama antar

pemerintah dan lembaga penelitian seperti perguruan tinggi.

Wisata petani selatan memang sudah menjadi primadona yang sangat

menarik perhatian para wisatawan Gunungkidul. Namun jika bosan bermain

dengan air laut tidak ada salahnya untuk mampir kesalah satu wahana bermain

air, yaitu Water Byur di Ponjong Gunungkidul. Dari namanya aja sudah bisa

bayangkan segarnya bermain air di daerah yang bisa dibilang minim air.

Sumber Ponjong sendiri awalnya merupakan mata air yang bisa digunakan

warga untuk kebutuhan sehari-hari seperti minum, mandi, cuci maupun untuk

mengairi sawah. Namun kini kesegaran mata air Ponjong mampu mendorong

manusia untuk kreatif sehingga saat ini menjadi destinasi wisata permainan air

yang tentunya menjadi menarik perhatian para wisatawan baik itu dewasa

maupun anak-anak. Water Byur memilki dua kolam dengan spesifikasi yang

berbeda. Kolam pertama diperuntukan orang dewasa dengan kedalaman

mencapai 1,5 meter. Sedangkan kolam kedua memiliki kedalaman mencapai

50 cm untuk anak-anak.

Page 21: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

8

Sebuah sorotan terlihat di tengah kolam untuk menambah keseruan

anak-anak bermain begitupun di kolam dewasa yang memiliki pesorotan yang

lebih menantang para wisatawan. Mungkin pengujung akan kwatir akan

keamanan-nya tapi tidak perlu khawatir karena fasilitas sudah Standar

Keamanan. Jika suda lelah bermain atau ingin duduk santai sambil mengawasi

anak-anak bermain, di pinggir-pinggir kolam ada beberapa saung bambu yang

disediakan oleh pengelola untuk sekedar bersanatai dan untuk beristerahat.

Selain kolam renang ada juga wahanan becak air dengan biaya Rp.5000 satu

kali menggunakan. Pengelola juga menyediakan fasilitas outhbond seperti

flyng fox. Ada juga terapi ikan bagi yang ingin memberikan pakan ikan bisa

sambil bersantai-santai sambil relaksasi.

Lokasi Water Byur yang berada di area persawahan sehingga menjadi

bagian dari nilai jual. Sembari menikmati segarnya air Pegunungan,

pengunjung bisa skaligus menyegarkan mata dengan hijaunya pemandangan

persawahan. Mungkin bagi yang belum pernah berkunjung ketempat tersebut

anda akan semakin penasaran, Water Byur berada di Desa Ponjong Kecamatan

Ponjong Kabupaten Gunungkidul.

Yang menjadi tantangan Wisata Water Byur adalah selalu mengalami

penurunan pengunjung artinya pendapatan juga akan ikut turun. Sarto, sebagai

penjaga loket Wisata Water Byur mengatakan setiap tahun baru pengunjung

selalu mengalami penurunan drastis. Awalnya pengunjung suda mencapai

2300 perbulan namun saat ini turun drastis sampai pada angka 80% atau

sekitar 200 pengunjung. Menurut penjaga loket pengunjung didominasi oleh

Page 22: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

9

anak-anak dan remaja. mereka bukan hanya dari Gunungkidul saja namun

banyak pengunjung juga dari daerah Wonogiri, Nnglipar, Paliyan, dan

Panggang “lanjutnya”. Terjadinya penurunan pengunjung pun bukan karena

cuaca yang tidak mendukung. Masalah ini yang belum bisa di atasi

Pemerintah Desa, maka penulis meliti tentang bagaimana melakukan

“Pengembangan Obyek Wisata Water Byur” upaya meningkatkan pendapatan

obyek tersebut. Selain persoalan penurunan tingkat pengunjung juga ada

kendala lain yang dihadapi oleh pemerintah Desa dan masyarakat sekitarnya

seperti keterlibatan orang asing dalam pengelolaan Wisata Water Byur, yang

menjadi pertanyaan nya adalah yang memiliki konsep pengembangan Wisata

Water Byur apakah dari pihak orang asing atau dari putera daerah

Gunungkidul.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah-nya sebagai berikut:

Bagaimana Peran Pemerintah Desa dalam Pengembangan Obyek

Wisata Water Byur, di Desa Ponjong, Kecamatan Ponjong, Kebupaten

Gunungkidul ?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mendeskripsikan Peran Pemerintah Desa dalam Pengembangan

Wisata Water Byur.

Page 23: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

10

b. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pengembangan wisata

Water Byur.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Bagi Penulis

Manfaat bagi penulis adalah sebagai sumber pembelajaran untuk

memperluas pengetahuan serta pengalaman yang diperoleh dari proses

penelitian sehingga dapat menambah wawasan dalam berpikir.

b. Manfaat Bagi Pemerintah Desa

Manfaat penelitian ini bagi pemangku kepentingan terutama

Pemerintah Desa adalah menjadikan penelitian ini sebagai salah satu

sumber untuk mengambil langkah yang lebih baik serta proses yang

tepat untuk pengembangan Wisata Water Byur, Desa Ponjong,

Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul.

c. Manfaat bagi STPMD “APMD”

Secara praktis dalam proses penelitian dapat memberikan gambaran

kepada masyarakat tentang pengembangan Wisata Water Byur

sehingga penelitian ini dapat di jadikan refrensi selanjutnya.

D. Kerangka Konseptual

1. Pengembangan

Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan

teknis, teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan pekerjaan

atau jabatan melalui pendidikan. Jika dikaitkan dengan pendidikan maka

akan mengarah pada keahlian teoritis, konseptual yang bertujuan untuk

Page 24: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

11

meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan serta dapat meningkatkan

pengetahuan lebih di luar perusahaan atau luar lembaga. Pengembangan

secara umum adalah suatu proses atau langka-langkah untuk

mengembangkan sesuatu. Menurut seels dan Richey pengembangan

berarti proses menterjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan

kedalam bentuk fitur fisik dan pengembangan secara khusus berarti proses

menghasilkan bahan-bahan pembelajaran.(Alim Sumamo, 2012).

Sedangkan menurut AETCT pengembangan adalah proses penterjemahan

spesifikasi desin ke dalam bentuk fisik, yang di dalam nya meliputi : (1)

teknologi cetak; (2) teknologi audio-visual; (3) teknologi berbasis

computer; (4) teknologi terpadu.

Pendapat para Ahli datang dari Gay pada tahun (1990) menurut Nya

pengembangan merupakan usaha yang dilakukan untuk mengembangkan

suatu produk atau sistem, agar menjadi paling efektif untuk dipakai dalam

suatu lembaga, sekolah dan bukan hanya menguji teori. Selain itu menurut

Borg and Gall pada tahun (1983:772) pemgembangan merupaka suatu

proses yang dapat dipakai untuk mengembangkan dan juga memvalidasi

suatu produk dari pendidikan yang lebih tinggi. Menurut undang-undang

Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 pengembana=gan adalah

kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan yang telah

terbukti kebenaranya untuk meningkatakan fungsi, manfaat, dan aplikasi

ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenaranya untuk meningkatkan

fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu.

Page 25: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

12

Dari sekian banyak pendapat para ahli tentang pengembangan maka

dapat disimpulkan bahwa pengemgembangan penelitian merupakan suatu

proses yang digunakan untuk mengembangkan serta memvalidasi suatu

produk tertentu yang dapat dipakai dalam sebuah lembaga atau perusahaan

dan sebagainya.

Menurut Edwin B. Flipp, pengembangan merupakan hubungan

untuk meningkatkan pengetahuan umum dan pemahaman atas lingkungan

kita secra menyeluruh, dan jika di definisikan dalam latihan menjadi suatu

usaha peningkatan pengetahuan. Sedangkan Andrew F. Shkula

mendefinisikan pengembangan adalah mengacu pada staf atau personil

dalam suatu prsedur yang sistematis dan terorganisasi dengan pengetahuan

teoritis.

Menurut Nyoman S. Pendit (1999: 42-48) pengembangan di bidang

pariwisata menjadi beberapa jenis yaitu: (1) pengembangan wisata budaya

merupakan perjalanan wisata atas dasar keinginan untuk memperluas

pandangan seseorang dengan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke

tempat lain atau ke luar negeri sert untuk memppelajari kehidupan

masyarakat sesuai kebiasaan dan adat istiadat mereka; (2) pengembangan

wisata kesehatan hal ini dimaksudkan dengan peerjalanan wisatawan

dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan setempat sehari-

hari di mana ia tinggal demi kepentingan kepentingan beristirahat baginya

dalam arti jasmani dan rohani dengan mengunjungi tempat peristrahatan,

seperti mata air panas mengandung mineral yang dapat menyembuhkan,

tempat yang memiliki iklim udara menyehatkan atau tempat yang

Page 26: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

13

memiliki fasilitas kesehatan lain nya; (3) Pengembangan Wisata Olah

Raga yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau

memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam perserta olah

raga; (4) Pengembangan wisata komersial jenis ini termasuk perjalanan

untuk mengunjungi pameran-pameran dan pecan raya yang bersifat

komersial, seperti pameran industry, pameran dagang lainya; (5)

Pengembangan Wisata Industri perjalanan yang dilakukan oleh rombongan

atau oranag –orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindustrian

yang terdapat pabrik-pabrik atau bengkel-bengkel besar dengan maksud

tujuan untuk mengadakan penelitian; (6) Wisata politik perjalanan yang

dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian aktif dalam

peristiwa kegiatan polotik; (7) Wisata konvensi perjalanan yang di lakukan

untuk melakukan konvensi atau konferensi; (8) Wisata Sosial merupakan

pengorgasasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk memberi

kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah untuk

mengadakan perjalanan seperti kaum buruh, pemuda, pelajar, atau

mahasiswa, petani dan sebagainya; (9) Wisata Pertanian merupakan

pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian,

dan perkebunan. 11) Wisata Cagar Alam Wisata ini biasanya

diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan

usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar

alam, tanaman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya. 12)

Wisata Buru Wisata untuk buru, ditempat atau hutan yang telah ditetapkan

pemerintah Negara yang bersangkutan sebagai daerah perburuan, seperti di

Page 27: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

14

Baluran, Jawa Timur untuk menembak babi hutan atau banteng. 13)

Wisata Pilgrim Jenis wisata ini dikaitkan dengan agama, sejarah, adat-

istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat Ini

banyak dilakukan oleh rombongan atau perorangan ketempat-tempat suci,

ke makam-makam orang besar, bukit atau gunung yang dianggap keramat,

tempat pemakaman tokoh atau pimpinan yang dianggap legenda. Contoh

makam Bung Karno di Blitar, Makam Wali Songo, tempat ibadah seperti

di Candi Borobudur, Pura Besakih di Bali, Sendang Sono di Jawa Tengah

dan sebagainya. 14) Wisata Bulan Madu Suatu penyelenggaraan

perjalanan bagi pasangan-pasangan, pengantin baru, yang sedang berbulan

madu dengan fasilitasfasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan

perjalanan dan kunjungan mereka.

2. Pengembangan Obyek Wisata Desa

Definisi pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan

kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai

dengan kebutuhan pekerjaan melalui pendidikan dan pelatihan-pelatihan

yang dapat menunjang perkembangan wisata. Pengembangan merupakan

kegiatan yang mengarah pada perubahan wisata sesuai manfaat yang dapat

nikmati banyak orang terutama bagi pengunjung dan masyarakat

sekitarnya. Dalam pengembangan wisata perlu di lihat prospek wisata atau

daya tarik wisata seperti nilai-nilai yang mengandung makna juga menjadi

bagian dari pengembangan wisata. Adapun arah pengembangan adalah

untuk memacu pengembangan ekonomi yang berkelanjutan yang hasilnya

dapat dinikmati oleh masyarakat sekitar.

Page 28: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

15

Payung hukum yang menjadi acuan pengembangan parwisata ada

pada Undang-Undang Republic Indonesia No. 10 Tahun 2009 pada Pasal

3 menjelaskan bahwa kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan

jasmani, rohani dengan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan

perjalanan serta meningkatkan pendapatan Negara untuk mewujudkan

kesejahteraan rakyat. Begitupun pada pasal 3 memaparkan point penting

dari fungsi pariwisata, yaitu: meningkatkan pertumbuhan ekonomi;

meningkatkan kesejahteraan rakyat; menghapus kemiskinan; melestarikan

alam, lingkungan, dan sumber daya; memajukan kebudayaan; mengangkat

citra bangsa; dan memupuk rasa cinta tanah air.

Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat maka Peran

Pemerintah Desa Ponjong juga menjadi tolak ukur untuk meningkatkan

Perkembangan Wisata Water Byur. Obyek tersebut yang dapat menarik

perhatian bagi wisatawan serta yang dapat mendukung obyek wisata

adalah : a) Unsur lingkungan hidup yang dapat dikembangkan oleh

pemerintah Desa, seperti sumber daya manusia, sumber daya alam, dan

juga sumber daya buatan sesuai kemampuan manusia yang menjadi daya

tarik para wisatawan; b) Penyediaan layanan kesehatan; c) Menyediakan

sumber air bersih serta kebersihan lingkungan untuk menjaga kenyamanan

pengujung; d) Menyediakan pusat perbelanjaan; e) Subyek dari wisata

mampu memberikan layanan yang memuaskan bagi pengunjung

wisatawan; f) Pembuatan kolam renang pada semua kalangan; g)

Pengadaan lomba memancing; h) Pengadaan lomba renang yang

Page 29: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

16

diadaakan oleh masyarakat sekitar obyek wisata; i) Lomba jalan di atas tali

atau lomba antar tetangga Desa; j) Spot selfi dalam air; k) Lomba tangkap

ikan; l) Penyediaan tempat karaoke; m) Penyediaan fasilitas atau panggung

konser; n) Penyediaan infrastruktur olah raga seperti, voli, futsal, basket,

dan jenis olaraga lainnya yang menjadi daya tarik wisatawan; Perpustakan

yang menyediakan berbagai sumber buku; Layanan jaringan yang cukup;

Keterjangkauan Bank atau tempat penarikan uang; Budaya atau kebiasaan

masyarakat untuk memberi kesan kepada wisatawan; jalan raya dalam hal

ini infrastruktur yang hal penting untuk dapat menjangkau obyek wisata

oleh pengunjung; Sumber listrik; pembuangan kotoran yang mudah

dijangkau; obyek wisata perlu dikendalikan secara hukum sepergti

penyediaan ruang keamanan serta tersedianya tempat Penginapan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penentuan ruang lingkup penelitian menjadi sangat penting bagi penulis

kerena menjadi acuan atau pedoman agar fokus pada masalah dan data yang

dikumpulkan sehingga peneliti menjadi terarah pada data atau informasi yang

dibutuhkan penulis untuk mengambil ruang lingkup:

1. Pembangunan sarana dan prasarana Obyek Wisata Water Byur.

2. Promosi Obyek Wisata Water Byur.

3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar Wisata Water Byur.

4. Kendala Pengembangan Wisata Water Byur.

Page 30: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

17

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian

deskriptif (descriptriptive). Penelitian deskriptif menurut Wardiyanta

(2006 : 5 ), yaitu membuat deskripsi atas suatu fenomena sosial/alam

secara sistematis, faktual dan akurat. Penelitian yang digunakan tersebut

juga untuk menjawab pertanyaan mengenai pengembangan wisata yang

sedang direncanakan pemerintah. Selain Wardiyanta, Usman (2009 : 4 )

juga menjelaskan penelitian deskriptif bermaksud untuk membuat

deksriptif secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan

sifat-sifat populasi tentetu. Selanjutnya masi menurut Usman (2009 : 129 )

mengemukakan bahwa penelitian deskpritif bersifat menggambarkan atau

melukiskan tetang suatu hal yang berkaitan dengan fenomena yang diteliti.

Berdasarkan gambaran para ahli diatas maka penulis

menyimpulkan bahwa penelitiaan deskriptif adalah memberikan gambaran

secara sistematis terhadap lembaga pemerintahan terutama di tingkat desa

dan juga lembaga studi serta generasi senjutnya, tentang fenomena yang

diteliti sesuai fakta yang bisa dipertangung jawabkan. Dalam penelitian ini

yang akan dideskripsikan adalah Peran Pemerintah Desa dalam

Pengembangan Obyek Wisata Water Byur Desa Ponjong, Kecamatan

Ponjong, Kabupaten Gunungkidul.

Page 31: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

18

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah pengelolaan Obyek Wisata Water Byur;

Kendala pengelolaan Obyek Wisata Water Byur di Desa Ponjong

Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkindul.

3. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini untuk menentukan informan menggunakan

purposive sampling technique. Purposive sampling technique adalah

penentuan jumlah informan sebelum penelitian dilaksanakan dengan

menyebut secara jelas siapa yang di jadikan informan serta informasi apa

saja yang diinginkan atau diketahui oleh masing-masing informan.

Adapun subyek penelitian(informan) sebagai berikut :

Tabel I-1

Daftar Informan

No. Nama Umur Tingkat

pendidikan Pekerjaan

Lama

jabatan

1. Arif Alfausi 51 SMA Kades 3 tahun

2. Pak Wahid 42 S1 Sekdes 1 tahun

3. Pak Nurudin 40 S1 Derektur BUM Desa 2 bulan

4. Pak Pujhiman 61 SMP Anggota BUM desa -

5. Pak Legiman 54 PNS Toko masyarakat -

6. Ibu Etik 45 SMP Pelaku usaha -

7. Dwi Artanta 57 Tdk sekolah - -

8. Pengunjung 21 SMA - -

Sumber: Hasil wawancara Oktober 2018

Dari beberapa informan di atas telah memberikan pelayanan

kepada peneliti selama penelitian berlangsung sesuai fokus penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi,

interview, atau wawancara, dokumentasi. Berikutnya adalah penjabaran

teknik pengumpulan data pada penetian ini :

Page 32: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

19

a. Observasi

Observasi adalah cara mengumpulkan data berdasarkan pada

pengamatan langsung terhadap gejala fisik obyek penelitian.

Pengamatan terhadap beberapa tindakan terhadap responden yang jauh

lebih efektif dan akurat dari pada menggunakan survei. Dalam

menggunakan teknik observasi yang terpenting adalah mengandalkan

pengamatan dan ingatan tentang suatu fenomena yang dapat dilihat

melalui observasi.

b. Interview atau Wawancara

Interview atau wawancara, yaitu teknik pengumpulan data

melalui wawancara atau percakapan tanya jawab secara lisan yang

dilakukan peneliti antara dua orang atau lebih yang duduk terhadap

secara fisik dan difokukan pada suatu masalah yang ingin diteliti.

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara menanyakan secara langsung. Bertanya dilakukan oleh

peneliti kepada informan yang berkopeten seperti perangkat desa yang

paham tentang masalah yang ingin diteliti.Wawancara sangat berguna

untuk mendapatkan data dari tangan pertama, sehingga mengurangi

kasalahan informasi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu pola untuk mengumpulkan data

dari berbagai tempat baik berupa dokumentasi kegistan, yang diberi

table, gambar, serta sumber-sumber lain yang relevan dan terkait

Page 33: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

20

dengan permasalan yang di teliti. Data tersebut meliputi yang berkaitan

dengan Peran Pemerintah Desa Dalam Pengembangan Wisata Water

Byur.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis data kualitatif. Analisis data dalam penelitian kualitatif

dilakukan sejak belum memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah

dilapangan. Pada tahap sebelum memasuki lapangan (pra lapangan ),

analisis data kualitatif telah dilakukan peneliti dengan menetukan fokus

penelitian. Fokus penelitian yang dilakukan adalah mendeskripsikan peran

Pemerintah Desa dalam Pengembangan Wisata Water Byur.

Setelah peneliti menetukan fokus penelitian, maka tahap

selanjutnya adalah analisis selama dilapangan. Analisis selama dilapangan

ini, peneliti menggunakan model analisis data kualitatif. Selama terjun ke

lapangan peneliti menggunakan 3 alur kegiatan yang berjalan secara

bersamaan, yaitu reduksi data, display data, dan verifikasi data.

Penjelasan ketiga alur sebagai berikut :

a. Reduksi data

Data yang diperoleh peneliti dilapangan, seperti obsevasi,

wawancara, dan dokumentasi yang dicatat secara akurat, terperinci dan

sistematis yang berkaitan dengan Peran Pemerintah Desa dalam

Pengembangan Oyek Wisata Water Byur. Setiap kali terjun

kelapangan tentu data semakin banyak yang terkumpul, untuk itu maka

Page 34: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

21

perlu direduksi, yaitu dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai

dengan subyek penelitian dan mencari fokus penelitian serta

membuang data yang tidak berkaitan dengan Peran Pemerintah Desa

dalam Pengembangan Wisata Water Byur. Data yang sudah direduksi

dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hasil observasi

dan sangat mempermudah peneliti untuk mengupulkan data pada inti

sari penelitian.

b. Display data atau penyajian data

Display data adalah pendiskripsian sekumpulan informasi yang

tersusun untuk memberikan kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data-data penting hasil reduksi

kemudian disajikan dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Penyajian

data juga dapat terbentuk matrik, grafik dan bagan. Dengan display

data ini peneliti mudah untuk memahami apa yang terjadi dan dapat

merencanakan kerja selanjutnya.

c. Verifikasi data

Verifikasi data merupakan tahapan dalam proses analisis data

selama dilapangan. Dalam tahapan ini peneliti sampai pada verifikasi

data selama dilapangan, baik dari segi makna maupun kebenaran

kesimpulan yang disepakati oleh obyek dalam penelitian ini. Dalam

verifikasi ini kesimpulan masi bersifat sementara karena bisa berubah

apa bila ditemukan bukti-bukti yang kuat. Dalam verifikasi data dapat

digunakan teknik triangulasi yang dapat menggabungkan hasil

Page 35: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

22

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Jenis triangulasi yang

digunakan adalah triagulasi sumber, yaitu data dapat dari informan

yang berbeda-beda.

Tahap terakhir peneliti kualitatif adalah menyimpulkan data

dari keseluruhan tahap (anasis data), dalam tahap ini peneliti sampai

pada kesimpulan akhir. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif berupa

deskriptif atau gambaran suatu obyek yang menjadi fokus penelitian

yang awalnya belum jelas sehingga setelah peneliti melakukan

penelitian menjadi jelas.

Page 36: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

23

BAB II

PROFIL DESA PONJONG DAN BUM DESA HANYUKUPI

A. Profil Desa Ponjong

1. Sejarah Desa

Sekilas sejarah Desa Ponjong yang dimulai pada tahun 1912

bernama Kademangan dan pada tahun itu juga terjadi peralihan dari

Kademangan berubah nama menjadi Kelurahan Ponjong

Kapenewon/Asisten Ponjong. Adapun pimpinan pada saat itu disebut

dengan sebut Lurah yang dijabat oleh beliau bapak Iro Taruno sampai

pada tahun 1925. Sebagai gantinya pada tahun 1925 sampai tahun 1935

Lurah Desa Ponjong dijabat oleh bapak Projo Atmojo yang kemudian oleh

masyarakat sekitar disebut dengan Bendoro Lurah atau Ndoro Lurah. Pada

tahun 1935 bapak Harjo Atmojo menjadi Lurah Desa Ponjong

menggantikan bapak Projo Atmojo sampai dengan tahun 1946 dan

mendapat gelar Ndoro Dongkol.

Setelah bapak Harjo Atmojo pada tahun 1946 Lurah Desa Ponjong

dijabat oleh bapak Pawiro Yahyo sampai pada tahun 1948 yang kemudian

pada tahun 1949 Lurah Desa Ponjong di jabat oleh bapak Pawiro Suwito

yang dibantu oleh pamong lainnya. Adapun nama-nama Kepala Desa yang

pernah memimpin Desa Ponjong pada table di bawah ini:

Page 37: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

24

Tabe II-1

Nama-Nama Lurah/Kepala Desa sebelum

dan sesudah berdidrinya Desa Ponjong

No Periode Nama Lurah/kepala Desa

1. 1912-1925 Iro Taruno

2. 1925-1935 Projo Atmo

3. 1935-1946 Harjo Atmo

4. 1946-1948 Pawiro Yahyo

5. Sd/1949 Pawiro Suwito

Sumber : Profil Desa Ponjong 2018

Kepemimpinan kepala desa Ponjong sangat bervariasi, ada yang 6

tahun,10 tahun atau setara dengan 1 periode dan 2 periode bahakan ada

yang hanya menjabat 2 tahun lalu di ganti. Jika dianalisis secara akademis

maka banyak hal yang membuat terjadinya pergantian kepemimpinan,

salah satunya adalah kualitas kepemimpinan dan loyalitas dalam

pelayanan.

Tabel II-2

Pamong Pembantu Kepala Desa

No. Nama Jabatan

1. Pawio Suwito Lurah

2. Noto Disastro Carik

3. Muh Syahidi Sosial

4. Suro Atmojo Kemakmuran

5. Muh Dasuki Keamanan

6. Muh,Kholil Kaum

Sumber : Profil Desa Ponjong 2018

Masing-masing pamong tersebut diatas pada waktu itu

mempunyai 1 orang pembantu dalam melaksanakan tugasnya. Pembantu

Carik pada waktu itu dijabat oleh bapak Siswo Taruno, pembantu Sosial

dijabat Bapak Pawiro Karto Rukiyo, pembantu Kemakmuran dijabat

bapak Karso Suwarno, pembantu Keamanan Bapak Pawiro Sumariyo

Page 38: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

25

sedangkan pembantu Kaum pada saat itu dijabat oleh bapak Muh. Ahlan

yang semua itu adalah sebagai unsur tehnik administrasi sedangkan unsur

kewilayahan diatur sendiri.

Pada tahun 1958 Bapak Noto Disastro yang menjabat carik Desa

Ponjong diangkat menjadi Upas sebutan untuk juru tulis di Kecamatan

Karangmojo, kemudian jabatan Carik Desa ponjong diganti oleh Bapak

Karto Dinomo hingga tahun 1984. Adapun pada tahun 1965 bapak Muh.

Syahidi diangkat sebagai Karateker Lurah hingga tahun 1973, yang

kemudian ditetapkan menjadi Lurah Desa Ponjong hingga tahun 1984.

Dan pada tahun tersebut hingga tahun 1985 Lurah Desa dijabat sementara

(PJS) oleh bapak Hadi Nur Hasyim hingga ditetapkan Lurah Desa Terpilih

Bapak Drs. Sugijono, Bapak Pujo Atmojo menggantikan jabatan Sosial

hingga tahun 1978 dan pada tahun 1978 hingga tahun 1990 untuk Sosial

Desa Ponjong dijabat oleh bapak Hadi Nur Hasyim dan kemudian diganti

oleh bapak Tukiman hingga sekarang.

Bapak Suro Atmojo menjabat Kemakmuran sampai dengan tahun

1973 dan digantikan oleh bapak Noto Sucipto hingga tahun 1993

selanjutnya dijabat oleh saudara Parja hingga sekarang, sedangkan pada

tahun 1990 Bapak Muhamad Dasuki yang menjabat Keamanan digantikan

oleh bapak Hadi Nur Hasyim sampai dengan tahun 2004, kemudian beliau

dilantik menjadi Lurah Desa Ponjong menggantikan bapak Drs.Sugijono

yang telah berakhir masa jabatannya. Bapak Muh. Kholil menjabat Kaum

hingga tahun 1991 kemudian digantikan oleh bapak Jahidi hingga saat ini.

Page 39: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

26

Pemerintahan Iro Taruno sampai dengan era Raden Somoatmojo /

Ndoro dongkol berstatus Pangeran Projo. Unsur kewilayahan belum jelas

yang selanjutnya berubah-ubah mengenai batas-batas wilayah dan

jumlahnya.Kemudian sejak era Lurah Pawiro Yahyo mengenai status

berubah dari Pangreh Projo menjadi Pamong Desa / Pamong Kalurahan

yang wilayahnya menjadi 11 wilayah yang dipimpin oleh Pamong

tersebut.

Adapun struktur / pembagian wilayah sebagai berikut :

1. Lurah disampiri wilayah duren di anthekkan kepada bapak Muslim.

2. Carik disampiri wilayah Tembesi di anthekkan kepada bapak Atmo

Pawiro.

3. Sosial disampiri wilayah Serut di anthekkan kepada bapak Cipto Rejo

dan pada tahun 1965 digantikan oleh bapak Wiryono.

4. Kemakmuran bapak Suro Atmojo langsung membawahi sendiri

wilayah Karangijo Kulon.

5. Keamanan disampiri wilayah Kuwon tidak menganthekan hingga

tahun 1965 yang kemudian pada tahun itu dianthekkan kepada bapak

Mustar.

6. Kaum disampiri wilayah Padangan dianthekkan Trisno Wiyono

sampai dengan tahun 1965 dan digantikan oleh bapak Muhkri.

7. Pembantu Carik dasampiri wilayah Karangijo Wetan.

8. Pembantu Sosial disampiri wilayah Ponjong.

9. Pembantu Kemakmuran disampiri wilayah Jaten.

Page 40: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

27

10. Pembantu Keamanan disampiri wilayah Sumber Kidul.

11. Pembantu Kaum disampiri wilayah Sumber Lor.

Upah anthek-anthek tersebut yang menanggung adalah pajabat

yang menganthekkan dan tidak ada SK dari Pemerintah Kabupaten

sehingga upah/ bengkok 6 orang anthek tersebut jauh berbeda dengan 5

orang pembantu Kabag. Pada era Pemerintahan Camat bapak Kadiran

dengan Bupati Ir. Darmakun Darmo Kusumo anthek-anthek tersebut

diberi SK Bupati sebagai Pembantu Pamong dan berlaku diseluruh Desa

se Kabupaten Gunungkidul, dengan imbalan upah seperti yang ada / yang

telah diterima.

2. Kondisi Geografis

Desa Ponjong yang merupakan Ibu Kota Kecamatan Ponjong, dan

salah satu desa yang menjadi Kawasan perencanaan Ibu Kota Kecamatan

(IKK) adalah Ponjong. Dengan potensi yang dimiliki, baik secara

geografis maupun secara kewilayahan, Desa Ponjong mempunyai daya

dukung untuk berkembang. Pontesi Sumber Daya Air, lokasi Densitas

Wisata (DW), pusat aktivitas komersial dan kedekatannya dengan jalur

transportasi Semanu-Karamojo, memberikan dampak untuk percepatan

perkembangan Desa Ponjong.

Dilihat dari tata guna lahan yang ada, secara umum dapat

digambarkan bahwa fungsi wilayah perencanaan masih didominasi ruang

terbuka berupa lahan kering dan lahan pertanian yang dilayani irigasi.

Lahan pertanian ini didukung oleh jaringan irigasi yang sumber airnya

Page 41: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

28

diambil dari Sumber Ponjong yang letaknya, berdekatan dengan kantor

Kepala Desa.

3. Letak Geografis dan administratif

Secara geografis Desa ponjong terletak di 3o 52’ 44” dan 7

o 52’

11” atau sebelah Timur Laut Kota Wonosari dengan jarak + 14 KM.

Secara administratif batas wilayah Desa Ponjong adalah :

a) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Genjahan dan Desa

Sumbergiri

b) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Sumbergiri dan Desa Karang

Asem

c) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Sidorejo dan Desa Bedoyo

d) Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Sidorejo

Desa Ponjong, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul,

mempunyai luas 628,0420 ha, yang terdiri atas 11 Pedukuhan, dengan luas

wilayah masing-masing sesuai tabel dibawah ini :

Tabel II-3

Luas wilayah masing-masing Pedukuhan

No. Pedukuhan Luas (M2)

1. Karangijo Kulon 484.930

2. Karangijo wetan 517.229

3. Sumber lor 729.337

4. Sumberkidul 538.125

5. Ponjong 520.405

6. Duren 647.910

7. Kuwon 650.355

8. Serut 568.170

9. Jaten 532.130

10. Tembesi 452.369

11. Padangan 639.460

Jumlah 6.280.420

Sumber : Profil Desa Ponjong Tahun 2018

Page 42: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

29

Ketinggian tempat atau elevasi ditentukan berdasarkan elevasi

lahan daratan dari permukaan air laut, karena permukaan air laut dianggap

mempunyai elevasi 0 meter. Kecamatan Ponjong terletak pada ketinggian

antara 200-400 M dari permukaan air laut (dpal) dan Topografi Wilayah

dengan kategori datar sampai dengan bergunung. Kondisi berbukit terlihat

pada bagian Timur Laut, Timur, dan Selatan. Dimana Desa Ponjong

terletak di wilayah bagian selatan pada daerah Cekungan Wonosari

dengan ketinggian 200 M dpal.

a. Geomorfologi, Geologi dan Jenis Tanah

Bentuk lahan wilayah Desa Ponjong secara umum berupa

dataran, sebagian kecil bergelombang. Bentang lahan dari utara ke

selatan meliputi : lahan pertanian lahan kering, persawahan dan

permukiman berselang-seling

b. Klimatologi dan Hidrologi

Iklim merupakan keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah.

Komponen pembentuk iklim terdiri dari curah hujan dan temperatur.

Seperti kondisi di Kabupaten Gunung Kidul pada umumnya, Desa

Ponjong mengalami dua musim yaitu musim kemarau (April-Oktober)

dan musim penghujan (Oktober-April).

Berdasarkan data statistik Kabupaten Gunung Kidul, curah

hujan Kabupaten Gunung Kidul dalam tiga tahun terakhir berkisar

1.523-3.827 mm/tahun. Curah Hujan tinggi terjadi pada bulan-bulan

Desember-Januari. Data curah hujan bulanan tertinggi selama tiga

tahun terakhir tercatat 484 mm, pada bulan desember 2007 (sumber :

Page 43: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

30

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Gunung Kidul). Kondisi

hidrologi di suatu wilayah dapat ditinjau dari air permukaan dan air

tanah (ground water).

Keberadaan air permukaan di wilayah perencanaan terdistribusi

di Sungai, danau di sebelah utara kantor desa dan kolam-kolam

penduduk. Danau tersebut tidak mengalami kekeringan pada musim

kemarau, airnya dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, baik untuk

rumah tangga maupun pertanian. Wilayah Desa Ponjong dilalui

sungai, mengalir dari utara (Desa Genjahan) ke arah selatan.

4. Keadaan Demografi

a. Jumlah dan Perkembangan Penduduk

Jumlah penduduk dan distribusinya pada tiap-tiap padukuhan

dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel II-3

Jumlah Penduduk Masing-Masing Pedukuhan

No. Pedukuhan Laki-Laki Perempuan

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

1. Karangijo Kulon 330 350 680

2. Karangijo wetan 271 308 579

3. Sumber lor 330 340 670

4. Sumberkidul 226 213 439

5. Ponjong 219 225 444

6. Duren 230 242 472

7. Kuwon 228 249 477

8. Serut 132 134 266

9. Jaten 234 233 467

10. Tembesi 204 205 409

11. Padangan 235 265 500

Jumlah 2639 2764 5403

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2018

Page 44: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

31

Jumlah dan perkembangan penduduk pada kawasan

perencanaan dapat berpengaruh terhadap perencanaan tata bangunan

dan lingkungan, karena dengan perkembangan penduduk dapat

berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan atau

perkembangan area terbangun akan bertambah pada kawasan

perencanaan dan juga untuk kebutuhan sarana dan prasarana juga akan

bertambah. Untuk itu diperlukan arahan mengenai tata lingkungan dan

permukiman pada kawasan perencanaan agar nantinya pertumbuhan

pembangunan pada kawasan perencanaan dapat tertata dan tetap

memperhatikan keseimbangan lingkungan.

b. Jumlah Keluarga

Berdasarkan data kependudukan pada kawasan perencanaan

diketahui jumlah keluarga yang tertinggi pada Pedukuhan Karangijo

Kulon yaitu mencapai 230 keluarga dengan rata-rata penduduk per

Km2 13,02 jiwa, dan jumlah keluarga terendah pada Padukuhan

Sumberkidul, yaitu 53 keluarga dengan rata-rata penduduk per Km2

5,68 jiwa.

Secara rincian jumlah keluarga dan kepadatan penduduk per

Km2 dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 45: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

32

Tabel II-4

Kepadatan Penduduk Masing-Masing Pedukuhan

No. Pedukuhan

Jumlah

Keluarga

(KK)

Luas

Pedukuhan

(KM2)

Kepadatan

(Jiwa/KM2)

1. Karangijo Kulon 230 48,4700 13,02

2. Karangijo wetan 192 51,8680 10,78

3. Sumber lor 177 72,9100 8,53

4. Sumberkidul 53 53,7245 7,71

5. Ponjong 130 51,6925 7,82

6. Duren 131 64,2840 6,56

7. Kuwon 141 65,0390 7,35

8. Serut 67 56,8170 5,68

9. Jaten 120 54,8170 8,43

10. Tembesi 125 45,1915 8,76

11. Padangan 156 63,8865 8,05

Jumlah 1522 628,7000 8,31

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2018

c. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk Desa Ponjong, mulai dari tingkat

pendidikan dasar sampai Pasca Sarjana. Penduduk yang tidak sekolah

juga cukup tinggi. Berdasarkan tingkat pendidikannya, tingkat

pendidikan penduduk Desa Ponjong terbanyak adalah Sekolah dasar

(SD) dengan jumlah 1.202 Jiwa dan yang paling sedikit adalah

Akadesi dengan jumlah 3 Jiwa. Untuk lebih rincinya dapat dilihat dari

tabel dan grafik dibawah ini.

Page 46: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

33

Tabel II-5

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1. Tidak Sekolah 865

2. TK 283

3. SD 1202

4. SMP 952

5. SMA 1012

6. Akademi 3

7. D2 62

8. D3 129

9. S1 112

10. S2 43

Sumber : Profil Desa Ponjong Tahun 2018

d. Penduduk Berdasarkan Agama dan Kepercayaan

Berdasarkan data kependudukan, pemeluk agama Islam

mencapai 99%, kemudian Kristen dan Katholik.

Gambar II-6

Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Dan Kepercayaan

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2018

e. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Penduduk Desa Ponjong, 80% bermata pencaharian petani.

Dan untuk angka pengganguran yang mencapai 543 Jiwa, ini

merupakan pengangguran tidakmutlak. Dimana pengangguran yang

Page 47: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

34

dimaksud adalah cacah jiwa yang masuk dalam kategori usia tidak

produktif.

Tabel II-6

Jumlah Penduduk Berdasrkan Mata Pencaharian

No. Mata pencaharian Jumlah

1. PNS 166

2. Pensiunan 81

3. POLRI 6

4. Petani 941

5. Buruh Tani 490

6. Pegawai Swasta 363

7. Wiraswasta 302

8. Jasa 71

9. Peternakan 111

10. Pengangguran 543

11. TNI 1

Jumlah 3075

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2018

Berdasarkan data kependudukan diatas, kendala utama adalah

masih tingginya angka pengangguran, maka dari masalah tersesbut

harus di atasi melalui berbagai sektor salah-satunya adalah

pengembangan Obyek Wisata Water Byur upaya menyerap tenaga

kerja.

5. Keadaan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang dimaksud adalah melihat gambaran

sektor pendorong perkembangan ekonomi, kegiatan usaha dan

perkembangan penggunaan tanah, dan produktivitas kawasan.

Sektor pendorong kegiatan ekonomi pada wilayah Desa Ponjong

dapat dilihat dari perkembangan ekonomi dengan melihat potensi

perekonomian di kawasan Desa Ponjong. Dimana potensi tersebut dapat

Page 48: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

35

dilihat dari usaha yang dikembangkan di masyarakat dan hasil produksi

dari kegiatan usaha yang berkembang tersebut. Dari grafik data

kependudukan di ketahui jumlah penduduk sebagian besar berprofesi

sebagai petani, sehingga dapat disimpulkan usaha pertanian menjadi salah

satu usaha yang berkembang di kawasan Desa Ponjong. Tetapi selain

usaha pertanian, usaha nonpertanian juga sudah menampakkan embrio

perkembangannya. Potensi perekonomian yang berkembang di kawasan

perencanaan adalah bergerak di bidang usaha pertanian, perikanan dan

peternakan, perdagangan, jasa dan industri rumah tangga.

a. Pertanian dan Perkebunan

Penyokong ekonomi utama di Desa Ponjong adalah produk hasil

pertanian, terutama produk tanaman pangan. Desa Ponjong merupakan

salah satu lumbung padinya Kabupaten Gunungkidul. Selain produk

tanaman pangan, hasil pertanian lainnya adalah; holtikultura dan

tanaman lahan kering. Meskipun merupakan lumbung padi Kabupaten

Gunungkidul, namun hasil pertanian terutama dari sawah (beras)

umumnya masih untuk konsumsi sendiri, sedangkan yang dijual masih

relatif sedikit.

Namun hal tersebut tidak terlepas dari berbagai permasalahan

yang menyangkut kegiatan pertanian di Desa Ponjong selama ini,

antara lain:

1. Lahan Basah

Beberapa saluran irigasi belum permanen

Page 49: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

36

Sistem Pertaniaan yang masih boros air

Kebocoran saluran irigasi

Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) belum bekerja dengan

maksimal

2. Lahan Kering

Jalan usaha Tani (JALUT) sebagian berupa jalan tanah dan

jalan setapak

Sarana budidaya dan komoditas belum optimal

Masih banyak bukit/ gunung yang tidak terurus (Serut, Kuwon,

Duren)

Dan binatang kera yang ada di bukit Padukuhan Serut, menjadi

hama pengrusak tanaman.

b. Peternakan

Seperti kebanyakan masyarakat Gunungkidul lainnya,

mempunyai hewan ternak dianggap sebagai tabungan dan belum

menjadi usaha utama. Beberapa pedukuhan di Desa ponjong, seperti

Padukuhan Serut, Jaten, Tembesi dan Padangan hampir semua Kepala

Keluarga mempunyai hewan ternak.

Dengan kisaran jumlah hewan ternak; untuk sapi antara 1 ekor

sampai 3 ekor setiap Kepala Keluarga. Untuk kambing 2 ekor sampai

5 ekor setiap Kepala Keluarga. Selain itu, ada jenis ternak lainnya,

jenis ternak yang dipelihara biasanya adalah:

Page 50: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

37

Tabel II-8

Komoditas Peternakan Tiap Padukuhan

No Pedukuhan Jenis ternak

Sapi Kerbau Kambing Domba Kelinci

1. Karangijo Kulon 36 - 97 9 -

2. Karangijo wetan 16 - 29 - -

3. Sumber lor 38 - 96 - -

4. Sumberkidul 24 - 36 19 28

5. Ponjong 46 - 69 9 -

6. Duren 49 3 42 18 -

7. Kuwon 50 - 59 - 10

8. Serut 70 - 176 - 9

9. Jaten 46 - 99 12 -

10. Tembesi 56 - 80 10 5

11. Padangan 48 - 117 31 11

Jumlah 479 3 900 108 63

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2018

Dengan menjadikan hewan ternak sebagai tabungan di masa

depan oleh masyarakat desa, hal tersebut menunjukan semangat untuk

memiliki hewan cukup tinggi hal ini dapat di lihat dalam Tabel II-8

diatas dimana secara keseluruhan dari pedukuhan yang ada telah

memiliki ternak. Berdasarkan tabel tersebut, jenis ternak kambing (900

ekor) dan sapi (479 ekor) menjadi hewan yang lebih banyak di

pelihara sedangkan jenis ternak kerbau sangat sedikit jumlahnya.

c. Perikanan

Perikanan air tawar di desa Ponjong, menjadi potensi tersendiri

untuk dikembangkan. Selain potensi yang dimiliki masyarakat, desa

Ponjong juga memanfaatkan Sumber air Ponjong untuk dikelola dalam

usaha peningkatan perikanan.

Berdasarkan hasil pemetaan swadaya, hasil budidaya ikan di

Desa Ponjong, belum dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk

Page 51: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

38

hasil produksinya pada tiap-tiap padukuhan dapat dilihat pada Tabel 2

II-8 di Desa Ponjong ada dua sistem budidaya ikan air tawar yang

dikembangkan, yaitu sistem kolam biasa dan sistem kolam terpal.

Tabel II-9

Komoditas Budidaya Ikan Air Tawar Tiap Padukuhan

No Padukuhan Produksi (Per-3 Bulan)

Gurameh Tawes Nila Mujair Lele Bawal

1. Karangijo Kulon - - 190 33 31 47

2. Karangijo wetan 112.5 100 540 15 1050 50

3. Sumber lor - - - - 40 -

4. Sumberkidul 974 25 1995.5 942.5 1108 3895

5. Ponjong - 100 60 106 510 -

6. Duren - - - - 12.5 -

7. Kuwon - - - - 35 -

8. Serut - - - - 250 -

9. Jaten - - - - 10 -

10. Tembesi - - 40 - 499 -

11. Padangan 432.5 162.5 7432.5 413 109 3702.5

Jumlah 1519 387,5 10258 1509,5 3654,5 7694,5

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2018

Dari tabel II-9 masyarakat desa yang tersebar dalam 11

padukuhan tersebut lebih banyak menghasilkan ikan bawal dengan

jumlah 7694,5 kg dan ikan lele 3654,5 kg berdasarkan jumlah tersebut

menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat padukuhan adalah

pembudidaya ikan bawal dan lele.

d. Industri Rumah Tangga

Industri rumah tangga yang berkembang di Desa Ponjong,

sebagian besar adalah industri makanan. Selain itu terdapat juga

mebel, bambu dan kayu. Hasil produksi Industri Rumah Tangga

terutama makanan, menjadi produk unggulan dan oleh-oleh khas dari

Desa Ponjong.

Page 52: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

39

Tabel II-10

Industri Rumah Tangga

No. Komuditas Jumlah

1. Emping (Jagung dan Mlinjo) 6

2. Kacang Bawang 2

3. Kripik (Tempe, Pisang, Telo) 6

4. Rempeyek kacang dan kedelai 2

5. Krupuk 11

6. Makanan Ringan (Roti) 3

7. Tempe 8

8. Tahu 4

9. Jamu 1

10. Kerajinan Bambu 1

11. Kerajinan Kayu 6

12. Kerajinan Gerabah 1

13. Kerajinan Batu 3

Jumlah 54

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2018

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat potensi yang ada di

Desa Ponjong, produk-produk industri rumah tangga ini secara

kualitas dapat menjadi produk unggulan yang dapat di kembangkan

guna meningkatkan kesejateraan masyarakat. Dari tabel 2 II-10

tersebut diatas kerupuk menjadi komuditas yang lebih banyak

diproduksi dengan memiliki jumlah 11.

e. Perdagangan dan Jasa

Aktivitas perdagangan Desa Ponjong terutama ditopang oleh

Pasar Ponjong. Pasar Ponjong akan terlihat sangat ramai pada hari

pasaran yaitu hari pasaran Pon dan Legi. Selain itu, untuk mendukung

keberadaan pasar, disekitar pasar terdapat toko, kios dan warung.

Pasar umum yang dikelola oleh Pemda ini, menyediakan

kebutuhan sehari-hari, dari kebutuhan pokok samapai kebutuhan

Page 53: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

40

sekunder. Selain itu juga sebagai pusat perdagangan palawija. Desa

Ponjong merupakan salah satu desa pusat perdagangan palawija atau

yang lebih dikenal sebagai pengepul. Dan pengepul ini mempunyai

andil yang cukup besar dalam peningkatan perekonomian di Desa

Ponjong.

6. Kondisi Sarana Dan Prasarana

a. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Keberadaan sarana dan prasarana menjadi instrument penting

dalam ikut menentukan mutu pendidikan serta mencapai sebuah tujuan

yang di kehendaki dalam hal mengejar prestasi. Keberadaan sarana

dan prasarana yang di miliki oleh Desa Ponjong antra lain; 4 buah

gedung Sekolah Dasar (SD), 2 buah gedung SMP, 1 buah gedung

SMA, serta 6 buah gedung taman kanak-kanak (TK) dan 1 buah

gedung perpustakaan desa. Selengkapnya dapat di lihat dalam tabel

berikut.

Tabel II-II

Sarana dan Prasarana Pendidikan

No. Prasarana Jumlah

1. Gedung SD/ sederajat 4

2. Gedung SMP/ sederajat 2

3. Gedung SMA/ sederajat 1

4. Gedung Taman Kanak-kanak 6

5. Gedung Perpustakaan Desa 1

Total 14

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2018

Page 54: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

41

b. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Penyediaan sarana dan prasarana menjadi sebuah instrument

penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat setempat,

selain itu juga masyarakat akan semakin muda untuk menjangkau dan

mendapatkan pelayanan dalam meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat. Keberadaan sarana dan prasarana yang di miliki oleh desa

ponjong dapat di lihat dalam tabel berikut.

Tabel II-12

Sarana dan Prasarana Kesehatan

No. Sarana dan Prasarana Jumlah

1. Puskesmas Pembantu 1

2. Apotik 1

3. Posyandu 22

4. Rumah Praktek Dokter 1

5. Rumah Bersalin 3

6. Balai Kesehatan ibu dan anak 1

7. Dokter umum 2

8. Dokter spesialis 1

9. Para medis 24

10. Bidan 3

11. Perawat 11

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2018

c. Sarana dan Prasarana Olaraga

Menjadi salah satu bagian penting yang tidak terlepas dari

aktifitas keseharian masyarakat pada umumnya, menjaga stamina

tubuh agar tetap sehat dan fit menjadi tujuan utama dalam

melaksanakan rutinitas olaraga dapat dijadikan sebagai wadah untuk

dapat berkumpul bersama. Adapun sarana olaraga yang di miliki oleh

desa ponjong hingga saat ini antara lain : 5 lapangan voli, 5 meja

Page 55: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

42

pimpong, 5 lapangan bulu tangkis, 1 lapangan sepok bola dan 1

lapangan basket. Berikut rincian lengkap dalam bentuk tabel.

Tabel II-13

Sarana dan Prasarana Olaraga

No Sarana Jumlah

1. Lapangan sepak bola 1

2. Lapangan Bulu Tangkis 5

3. Lapangan Voli 5

4. Meja pimpong 5

5. Lapangan Basket 1

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 201

d. Sarana dan Prasarana Peribadatan

Berdasarkan data kependudukan mayoritas masyarakat desa

Ponjong beragama Muslim atau sebanyak 99%. Dengan memiliki

sarana dan prasarana berupa Masjid yang berjumlah 17 buah dan

Mushola 15 buah. Adapun rincian selengkapnya dapat di lihat pada

tabel berikut.

Tabel II-14

Prasarana Peribadatan (Muslim)

No. Prasarana Jumlah

1. Masjid 17

2. Mushola 15

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2018

e. Sarana dan Prasarana Transportasi

Membantu memperlancar aktifitas masyarakat dalam

membangun kehidupan sosial serta menghubungkan antara masyarakat

yang satu dengan masyarakat yang lain di suatu daerah yang berbeda

menjadi tujuan penting dari sebuah alat transportasi. Adapun sarana

Page 56: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

43

dan prasarana yang dimiliki oleh desa Ponjong dalam meningkatkan

pembangunan, antara lain ; jembatan beton 39 buah, jembatan kayu 2

buah, pangkalan ojek 1 buah, terminal bus 1 bauh, truk umum 23 buah,

dan memiliki ojek 6 orang. Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel

berikut.

Tabel II-15

Prasarana Peribadatan

No. Prasarana Jumlah

1. Jembatan beton 39

2. Jembatan kayu 2

3. Pangkalan ojek 1

4. Terminal bis/ angkutan 1

5. Truck umum 23

6. Ojek 6

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 20

f. Sarana dan Prasarana Lembaga Perekonomian/Usaha Desa

Keberadaan lembaga perekonomian menjadi wadah yang

penting dalam meningkatkan kesejateraan masyarakat desa. Adapun

lembaga perekonomian yang berada di desa Ponjong antara lain; 1

buah Koperasi Unit Desa, 1 buah koperasi simpan pinjam, 1 BUM

Desa, 4 buah Bank Perkreditan Rakyat, dan 2 buah bank pemerintah.

Selengkapnya dapat terlampir dalam tabel berikut.

Tabel II-16

Sarana dan Prasarana Lembaga Perekonomian/Usaha Desa

No. Sarana Jumlah

1. Koperasi Unit Desa 1

2. koperasi simpan pinjam 1

3. BUM Desa 1

4. Bank Perkreditan Rakyat 4

Bank pemerintah 2

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2018

Page 57: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

44

g. Sarana dan Prasarana Perdagangan

Fasilitas perdagangan merupakan sebuah wadah dimana orang

akan saling melakukan transaksi dalam perdangangan antara penjual

dan pembeli dengan keberdaan fasilitas tersebut dapat meningkatkan

aktifitas perdagangan. Adapun jumlah fasilitas perdangan yang

dimiliki oleh desa Ponjong antara lain adanya. Pasar 1 buah dan juga

toko yang berjumlah 125 serta warung 57 buah menunjukan bahwa

aktifitas perdagangan yang terjadi antara masyarakat dalam upayanya

untuk memenuhi kebutuhan hidup sangat di jamin oleh Pemerintah

setempat. Selengkapnya dapat di lihat pada tabel berikut.

Tabel II-17

Sarana dan Prasarana Perdagangan

No. Jenis Jumlah

1. Pasar 1

2. Toko 125

3. Warung 57

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2018

7. Kondisi Pemerintahan Desa

a. Pengertian Umum

Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan urusan

pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan BPD dalam mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan

adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kepala Desa

adalah sebagai pemimpin desa yang dipilih langsung oleh penduduk

desa dan berwenang untuk menyelenggarakan urusan yang berkaitan

Page 58: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

45

dengan pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan

pemberdayaan masyarakat dan dibantu oleh pembantunya yang terdiri

dari unsur staf, unsur pelaksana dan unsur wilayah.

Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD

adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang

anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan

keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

Di samping itu, Kepala Desa sebagai penyelenggara dan

penanggung jawab di bidang pemerintahan, keuangan, pembangunan

dan kemasyarakatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku serta mengembang tumbuhkan jiwa kegotong royongan dalam

melaksanakan pembangunan Pemerintahan Desa.

b. Dasar Hukum Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2004 tentang Desa;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan

Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

3. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 21 Tahun 2000

tentang Kewenangan Daerah;

4. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 16 Tahun 2006

tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Kecamatan;

Page 59: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

46

5. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 17 Tahun 2006

tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja

Pemerintahan Desa;

6. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 18 Tahun 2006

tentang Pedoman Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 10 Tahun 2013

tentang Keuangan Desa;

c. Urusan Pemerintahan Desa

Urusan yang menjadi kewenangan Pemerintahan Desa meliputi:

1. Bidang Pemerintahan

2. Bidang Penyelenggaraan Pembangunan

3. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan

4. Bidang Pemberdayaan Kemasyarakatan.

d. Lembaga Desa dan Lembaga Desa Lainnya.

Lembaga Desa yang ada di Desa Ponjong antara lain :

1. LPMD; PKK; Karang Taruna; LPMP; RW; RT; BKM Mandiri;

Orsos. NGUDI RUKUN; Gapoktan; P3A; Poskesdes; Forum

Anak; KSM Peduli Kasih;dan Lembaga Pelestari Budaya.

8. Pembagian Wilayah Desa

Desa Ponjong dibagi menjadi 11 wilayah Padukuhan 11 RW dan

46 RT.

Page 60: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

47

Tabel 2.17

Pembagian Wilayah Desa

No Padukuhan Jumlah. RW Jumlah. RT

1. Karangijokulon 1 5

2. Karangijowetan 1 4

3. Sumber Lor 1 5

4. Sumber Kidul 1 4

5. Ponjong 1 4

6. Duren 1 4

7. Kuwon 1 4

8. Serut 1 4

9. Jaten 1 4

10. Tembesi 1 4

11. Padangan 1 4

Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2018

Setiap padukuhan dipimpin oleh seorang Dukuh sebagai kepala

wilayah dipadukuhan setempat. Dan setiap RW dan RT. Dipimpin oleh

seorang Ketua RW dan RT. Sebagai mitra Dukuh dalam melaksanakan

tugasnya.

9. Struktur Pemerintahan Desa

Desa Ponjong di pimpin oleh seorang Kepala Desa yang di bantu

oleh beberapa orang Pamong desa yang bertanggungjawab terhadap

jalannya pemerintahan di desa, secara umum kondisi struktur

pemerintahan di desa Ponjong dapat di uraikan sebagai berikut:

Page 61: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

48

Gambar II-19

Struktur Pemerintahan Desa Ponjong Kecamatan Ponjong

Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Sumber Data : Profil Desa Ponjong 2018

Kepala Desa

Sekretaris Desa

Kepala

Urusan

Tata

Usaha dan

Umum

Kepala Urusan

Perencanaan

Kepala Seksi

Kesejahteraan

Kepala Seksi

Pemerintahan

Kepala Urusan

Keuangan

Kepala Seksi

Pelayanan

Dukuh

Page 62: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

49

Page 63: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

50

Page 64: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

51

B. Profil BUM Desa Hanyukupi

1. Sejarah BUM Desa

BUM Desa terbentuk pada tahun 2010 ada program dari

Kabupaten untuk pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa)

karena pada waktu itu salah satu Desa percontohan dalam pembentukan

BUM Desa adalah Desa Ponjong dan lurah yang menjabat pada waktu itu

atas nama Pak Azim dan Kepala Desa tersebut yang dapat Mandat dari

Kabupaten untuk bentuk pertama skali BUM Desa terbentuk dan sekarang

dilanjutkan oleh Kepala Desa yang Baru atas nama Pak Jaiz.

Pada waktu proses awal pembentukan BUM Desa ada modal awal

yang diberikan kepada Desa Ponjong dari Kabupaten jumlah

RP.40.000.000,00, lalu dari modal tersebut Pak Jaiz sebagai Kepala Desa

Ponjong bentuklah pemuda pada saat itu kerena aturan untuk menjalankan

BUM Desa belum terarah karena hampir semua Masyarakat Desa belum

terlalu paham proses dan cara menjalankan BUM Desa, dan anggota

pertama skali berjumlah 5-7 orang sehingga yang di percaya sebagai

direktur utamanya atau ketuanya adalah Mas Anang Sutrisno,

Adiministrasi yang saat ini menjadi direktur BUM Desa atas nama Pak

Nurudin, dan bagian keuangan atas nama Pak Tumio yang saat ini

menjabat sebagai kepala Pedukuhan Kuwon, dan anggota BUMB Desa

Pak Manto sekaligus jadi PNS, kemudian selanjutnya ada yang namanya

Pak Phujiman yang saat ini jadi RT di Pedukuhan Kowon, kemudian ada

Surahman.

Page 65: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

52

Sebelum Pembentukan BUM Desa Pemerintah Desa mengadakan

rapat dengan perencanaan untuk menentukan mau usaha apa dan usaha

awal saat itu adalah jasa Foto Copy dari modal awal dari kabupaten

dipergunakan untuk beli mesin foto copy serta perlengkapan yang

berhungan dengan alat foto copy dan alat tulis serta sewa ruang usaha dan

usaha tersebut berjalan sampai 1-2 tahun dan pendapatan tidak bisa

menutupi kebutuhan usaha bahkan untuk gaji karyawan tidak cukup dalam

1 bulan sementara anggota yang lain tidak mengurus kerena usaha tersebut

tidak menghasilakan uang. Suda 2 tahun berjalan akhirnya usaha foto copy

itu fakum. Setelah itu ada lomba Desa Nasional dan salah satu Desa yang

mewakili Daerah Isti Mewa Yogyakarta adalah Desa Ponjong dan pada

akhirnya uang yang sisa dari 40 juta di pinjamkan untuk sukseskan Lomba

Nasional dan pada akhirnya memperoleh juara 3 sehingga dari prestasi

tersebut Desa Ponjong mendapatkan 1 Miliar dari Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM) Perkotaan, tapi

yang kelola uang 1 Miliar itu belum BUM Desa yang mengelola tapi ada

Badan Swadaya Masyarakat (BKM) kemudia dari Program 1 Miliar

tersebut di kelola dan akhirnya jadi kolam renang itu bahkan kurang.

Tenaga ahli yang mengelola Water Byur atas nama Mas Anang

yang mencari sponsor tambahan untuk mengembangkan Water Byur

sehingga kolam tersebut sampai benar-benar layak di pake untuk mandi,

ternyata sesuai aturan Lembaga Swadaya Masyarakat tidak mencari profit

atau tidak diperbolehkan usaha dan akhirnya Pemerintah Desa

Page 66: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

53

mengadakan rapat dengan tujuan untuk pengelolaan di serahkan sepenuh

nya kepada BUM Desa .dari tahun 2012 BUM Desa mengelo Water Byur

di renovasi secara menerus sehingga Obyek Wisata Water Byur terutama

tetangga Desa, dan jembatan besi yang melewati jalur Desa itu adalah

pembangunan nya digunakan Dana Desa (DD) dan Peran Pemerintah Desa

dalam pengembangan Obyek Wisata Water Byur adalah Proses legalisasi

seperti pengajuan proposal, administrasi Pemerintah Desa selalu support

kerena yang sebenarnya Obyek Wisata Water Byur adalah milik Desa dan

BUM Desa hanya di percayakan untuk mengelolanya. Jika di bandingkan

dengan Wisata alam maka Obyek Wisata Water Byur memiliki tantangan

untuk mengembangkan karena Oyek tersebut bukan potensi alamiah

sehingga benar-benar merangkai dari nol, sehingga dari pihak pengelola

BUM Desa benar-benar berusaha untuk kreatif dan inovasi untuk

membawa Obyek Wisata Water Byur kearah yang lebik baik, dan

tantangan yang berikutnya Ponjong itu adalah daerah paling ujung dan

paling Timur, artinya tempat tersebut bukan daerah persinggahan jadi

orang datang ke tempat tesebut ketika benar-benar ada tujuannya.

Nama BUM Desa adalah HANYUKUPI artinya memiliki harapan

untuk mencukupi terutama untuk masyarakat dan jenis-jenis usaha BUM

Desa HANYUKUPI dalalah:

a. Obyek Wisata Water Byur (Wisata Air )

b. Kandang Sapi Komunal (Ternak )

c. Gedung serba Guna

Page 67: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

54

d. Burung Berkicau

e. Mobil pinjam pake dan truck sampah

2. Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa )

Badan usah milik Desa adalah Lembaga Usaha Milik Desa yang

dikelola oleh masyarakat dan Pemerintah Desa dalam upaya memperkuat

perekonomia Desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi Desa.

Menurut Peraturan Mentri Desa, pembangunan daerah tertinggal

dan Transportasi Republik Indonesia pada Nomor 4 Tahun 2015, bahwa :

“Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa adalah

Badan Usaha yang seluruh atau sebagian besar modal nya dimiliki

oleh Desa melalui peryertaan secara langsung yang berasal dari

kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola asset, jasa,

pelayanan, dan usaha lainya untuk sebesar-besarnya kesejateraan

masyarakat Desa.”

Jadi Badan Usaha Milik Desa atau BUM Desa adalah lembaga

yang di kelola oleh masyarakat dan pemrintah Desa dengan kepemilikan

modal sebagian besar atau seluruhnya merupakan kekayaan Desa yang

dipisahkan dan di tetapkan berdasrkan peraturan Desa yang memperkuat

dan meningkatkan pendapatan asli Desa (PADEsa) dan dibentuk

berdasarkan kebutuhan dan potensi Desa.

a. Maksud dan Tujuan BUM Desa

Program BUM Desa dimaksudkan untuk lembaga ekonomi

desa yang bersumber dari program pemerintah atau sumber lain yang

dikelola oleh masyarakat menjadi Unit Usaha Milik BUM Desa dan

juga sebagai sarana pintu masuk program-program pemerintah/non

Pemerintah. Sedangkan tujuannya adalah sebagai berikut:

Page 68: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

55

1) Meningkatkan ekonomi Desa

2) Meningkatkan pendapatan asli Desa

3) Meningkatkan pengelolaan potensi Desa sesuai dengan kebutuhan

masyarakat.

4) Menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi

Desa

Pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa adalah

perwujudan dari pengelolaan ekonomi produktif Desa yang dilakukan

secara kooperatif, partisipatif, Emantisipatif, Trans paransi, Akuntabel,

dan asaustsniabel. Oleh karena itu perlu upaya serius untuk

menjadikan Badan Usaha Milik Desa dapat berjalan secara mandiri

dan efektif, efisien dan professional.

Guna mencapai tujuan BUM Desa dilakukan dengan cara

memenuhi kebutuhan Produktif dan Konsumtif kepada masyarakat

melalui pelayanan barang dan jasa yang dikelola oleh masyarakat dan

pemerintah Desa. Lembaga ini juga di tuntut untuk mampu

memberikan pelayanan kepda non anggota (pihak luar Desa) dengan

menempatkan harga dan pelayanan sesuai standar pasar. Artinya

terdapat mekanisme kelembagaan yang disepakati bersama, sehingga

tidak menimbulkan distorsi ekonomi pedesaan yang di sebabkan oleh

BUM Desa.

Page 69: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

56

Dari paparan di atas BADAN USAHA MILIK DESA

HANYUKUPI memiliki unit-unit usha diantaranya:

a) Program pembuatan Kandang Sapi Komunal

Warga dibelikan sepasang ternak sapi dengan catatan di pinjamkan

lalu di kembangkan, selanjutnya ketika ternak sapi tersebut

berkembang maka dibagikan ke warga yang belum dapat sapi

sampai ternak tersebut berkembang ke seluruh Pedukuhan,

program tersebut menjadi salah satu unit usaha dari BUM Desa.

b) Gedung Serba Guna

Gedung serba guna ini dibantu oleh yayan Korea juga tapi

dipercayakan kepada BUM Desa Hanyukupi untuk megelolanya

c) Water Byur

Water Byur menjadi salah satu Unit usaha dari Hanyukupi yang

dapat membantu meningkatkan PADes dan juga sangat membantu

meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar obyek

wisata.

d) Burung berkicau

Jenis usaha ini tidak memiliki keuntungan tetapi jenis usaha

tersebut hanya untuk membatu memperkenalkan Obyek Wisata

Water Byur atau hanya untuk memancing keramaian

e) Foto Copy

Jenis usaha ini tidak memperoleh keuntungan karena tidak sesuai

potensi atau kurang membutuhkan sehingga saat ini tutup.

Page 70: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

57

3. Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa)

Pengeloaan BUM Desa harus dijalankan dengan menggunakan

prinsip koopratif, partisipatif, tranparatif, akuntable, dan sustaniabel

dengan mekanisme member-base dan self help yang dijalankan secara

professional, dan mandiri. Berkenaan dengan hal itu untuk membangun

BUM Desa di perlukan informasi yang akurat dan tepat tentang

karakteristik kelokalan, termasuk sosial budaya masyarakatnya dan

peluang pasar dari produk (barang dan jasa ) yang dihasilkan.

BUM Desa sebagai Badan Usaha yang dibangun atas inisiatif

masyarakat dan menganut asas mandiri, harus mengutamakan perolehan

modal seperti dari pemerintah Kabupaten atau pihak lain, bahkan dapat

pula melakukan pinjaman kepada pihak ke tiga sesuia Peraturan

Perundang-Undangan. Peraturan lebih lanjut mengenai BUM Desa

tentunya akan diatur melalui Peratuaran Daerah(Perda).

BUM Desa didirikan atas tujuan tersebut akan direalisir dengan

cara memberikan pelayanan kebutuhan untuk usaha produktif terutama

bagi kelompok miskin di pedesaan, mengurangi praktek ijon(rente)dan

pelepasan uang, menciptakan pemerataan kesempatan berusaha, dan

meningkatkan pendapatan masyarakat Desa. Hal penting lainnya adalah

BUM Desa harus bisa mendidik masyarakat membiasakan menabung,

dengan cara demikian akan dapat mendorong pembangunan ekonomi

masyarakat Desa secara mandiri. Pengelolaan BUM Desa diprediksi akan

tetap melibatkan pihak ke tiga yang tidak saja berdapak pada masyarakat

Page 71: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

58

Desa itu sendiri, tapi juga masyarakat dalam cakupan yang lebih luas

(Kabupaten). Oleh karena itu pendirian BUM Desa yang diisiasi oleh

masyarakat harus mempertibangkan keberadaan potensi ekonomi desa

yang mendukung, dan kepatuhan masyarakat Desa dan kewajibannya,

kesemua ini menuntut keterlibatan pemerintah kabupaten.

Karakteristik masyarakat dan perlu menadapat pelayanan utama

BUM Desa adalala :

1) Masyarakat desa yang dalam mencukupi hidupnya berupa pangan,

sandang, papan, sebagian besar memiliki sektor pertanian di bidang

pertanian dan melakukan kegiatan ekonomi yang bersifat usaha

informal.

2) Masyarakat desa yang menghasilannya tergolong sangat rendah, dan

sulit menyisihkan sebagian penghasilan nya untuk modal dan

mengebangkan usaha selanjutnya.

3) Masyarakat desa yang dalam hal ini tidak dapat mencukupi

kebutuhannya sendiri sehingga banyak jatuh ke tangan pengusaha

yang memilki modal lebih kuat.

4) Masyarakat desa yang dalam kegiatan usahanya yang cenderung di

perburuk oleh sistem pemasaran yang memberi kesempatan kepda

pemilik untuk dapat menekan harga, sehingga mereka cenderung

memeras dan menikmati sebagian besar dari hasil masyarakat desa.

Berdasarkan penjelasan diatas adalah maka dapat disimpulkan

bahwa BUM Desa sangat bermanfaat bagi masyarakat Desa baik yang

Page 72: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

59

memikiki usaha produktif maupun yang belum memilki untuk

mengebangkan ekonomi masyarakat desa secara bersama-sama, karakter

BUM Desa sesuai dengan ciri Utamanya, prinsip yang mendasari,

mekanisme dan sistem pengelolaanya :

a) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat (standar Pelayanan

Minimal)

b) Memberdayakan desa sebagai wilayah yang otonom berkenaan bagi

usaha-usaha produktif upaya mengentaskan kemiskinan, pengangguran

dan peningkatan PADes.

c) Meningakatkan kemandirian dan kapasitas desa serta masyarakat

dalam melakukan penguatan ekonomi di desa.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

BUM Desa memilki peran yang penting dalan memberikan pelayanan

kepada masyarakat dan sebagai pengelola untuk meningkatkan

Pendapatan Asli Desa sehingga menunjang Program pembangunan di

desa.

Prinsip-prinsip pengelolaan BUM Desa penting untuk dikaloborasi

atau di uraikan agar di pahami atau di persepsikan dengan cara yang sama

oleh pemerintah Desa, anggota atau penyerta modal, BPD, Pemerintah

Kabupaten, dan masyarakat desa, terhadap 6 prinsip Pengelolaan BUM

Desa yaitu :

Page 73: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

60

1. Kooperatif

Semua komponen yang terlibat dalam BUM Desa harus mampu

melakukan kerja sama yang baik demi pengembangan dan kelanjutan

hidup usahanya.

2. Semua komponen yang terlibat didalam BUM Desa harus bersedia

secara sukarela atau diminta untuk memberikan dukungan dan

kontribusi yang dapat mendorong kemajuan usaha BUM Desa.

3. Emansipatif

Semua komponen yang terlibat di dalam BUM Desa harus di

perlakukan sama tanpa memandang golongan, suku, dan agama.

4. Tranparansi

Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat umum

harus di ketahui oleh segenap lapisan masyarakat dengan mudah dan

terbuka.

5. Akuntabel

Seluruh kegiatan usaha harus dapat di pertangung jawabkan secara

teknik maupun administratif.

6. Sustainable

Kegiatan usaha harus dapat dikebangkan dan dapat di lestarikan oleh

masyarakat dari wadah BUM Desa.

Berdasarkan uraian diatas penulis dapat di simpulkan bahwa hal

yang penting dalam upaya penguatan ekonomi desa adalah memperkuat

kerja sama, membangun kebersamaan atau menjalin kebersamaan atau

Page 74: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

61

menjalin kedekatan di semua lapisan masyarakat desa, sehingga hal

tersebut menjadi daya dorong dalam upaya pengentasan kemiskinan,

pengangguran dan membuka akses pasar.

4. Peningkatan Perekonomian Masyarakat

Peningkatan ekonomi masyarakat bisa di artikan sebagai

peningkatan daya beli masyarakat dan juga peningkatan pendapatan

masyarakat. Untuk dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, perlu

diketahui terlebih dahulu kondisi perekonomian yang rill dengan segala

aspeknya. Artinya harus di ketahui pendapatan perkapita masyarakat,

sumber pendapatan, perilaku budaya, kemampuan usaha, tingkat dan jenis

keterampilan yang disukai, jenis usaha suda ada menjadi keinginan

masyarakat.

Dengan demikian bisa di perkirakan jenis-jenis usaha yang sesuai

untuk diterapkan guna peningkatan ekonomi masyarakat. Pemetaan posisi

dan kondisi ini harus dilakukan jujur dan obyekitif. Sikap suka dan tidak

suka harus benar-benar tinggalkan, tapi sebaliknya juga tidak semua

keinginan masyarakat di turuti. Oleh karena itu yang suda lebih dulu

menguasai pasar atau punya data kebutuhan dan daya serap pasar serta

proses produksi (penigkatan jumlah Produsen, kemampuan pasokan ke

Pasar dan lahan baku) sebaiknya menyarankan dengan pemahaman yang

bemanfaat kepada masyarakat mengenai apa yang sebaiknya di produksi.

Dengan demikian apapun nantinya yang diusahakan oleh masyarakat akan

benar-benar bisa terpasarkan dengan baik.

Page 75: Full page photo - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/579/1/SKRIPSI PAULUS POKA BOKOL 2.pdf · Trimakasih buat Bunda Ety dan semua keluarga ranggaroko yang sangat berjasa dalam hidup saya,

62

Dari beberpa konsep di atas profil atau sejarah Desa mampu

menunjukan tingkat kesejahteraan masyarakat, sehingga dapat membantu

penulis untuk menyusun pada teknik selanjutnya.