frankenstein.docx

19
Frankenstein Indonesian Cover Detail buku: Judul asli: Frankenstein Penulis: Mary Shelley Penerjemah: Maria Lubis Tebal: 312 halaman Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama Cetakan I, 2011 ISBN: 978-979-22-5096-1 Sinopsis: Dokter Victor Frankenstein ingin menciptakan makhluk sempurna dengan menggabungkan ilmu pengetahuan dan ilmu gaib. Dari sisa-sisa tubuh orang mati, ia membuat makhluk raksasa dengan kekuatan luar biasa… dan menghidupkannya. Tetapi ketika makhluk itu membuka mata, Frankenstein melarikan diri dengan rasa takut yang amat sangat. Makhluk itu pun keluar ke dunia ramai, berusaha mencari teman dan cinta, namun yang diperolehnya justru kebencian dan ketakutan. maka ia pun bersumpah akan membalas dendam pada sang pencipta yang telah memberikan napas hidup baginya. Dengan kekuatannya yang luar biasa, ia berkelana hingga ke ujung dunia… untuk menghancurkan semua orang yang dicintai Frankenstein

Upload: anisa-khoiriyani

Post on 26-Oct-2015

125 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

resensi novel

TRANSCRIPT

Page 1: Frankenstein.docx

Frankenstein

Indonesian Cover

Detail buku:Judul asli: FrankensteinPenulis: Mary ShelleyPenerjemah: Maria LubisTebal: 312 halamanPenerbit: PT. Gramedia Pustaka UtamaCetakan I, 2011ISBN: 978-979-22-5096-1

Sinopsis:Dokter Victor Frankenstein ingin menciptakan makhluk sempurna dengan menggabungkan ilmu pengetahuan dan ilmu gaib. Dari sisa-sisa tubuh orang mati, ia membuat makhluk raksasa dengan kekuatan luar biasa… dan menghidupkannya. Tetapi ketika makhluk itu membuka mata, Frankenstein melarikan diri dengan rasa takut yang amat sangat.

Makhluk itu pun keluar ke dunia ramai, berusaha mencari teman dan cinta, namun yang diperolehnya justru kebencian dan ketakutan. maka ia pun bersumpah akan membalas dendam pada sang pencipta yang telah memberikan napas hidup baginya. Dengan kekuatannya yang luar biasa, ia berkelana hingga ke ujung dunia… untuk menghancurkan semua orang yang dicintai Frankenstein

Resensi:SPOILER ALERT!

“Sadarilah betapa berbahaya orang memiliki ilmu pengetahuan. Dan juga yakinlah betapa lebih bahagia orang yang menganggap kota kediamannya sebagai dunianya, daripada orang yang ingin menjadi lebih besar daripada yang diizinkan kondratnya.” p. 63

Seberapa jauh ilmu pengetahuan dapat menjawab semua pertanyaan, rasa ingin tahu, dan obsesi seorang manusia, bahkan yang melebihi akal sehat sekalipun? Seberapa jauh ilmu

Page 2: Frankenstein.docx

pengetahuan dapat menyamai kekuasaan Sang Pencipta, seperti menciptakan makhluk hidup misalnya? Hal itulah yang menjadi inti cerita Frankenstein karya Mary Shelley ini.

Cerita dibuka dengan sebuah surat dari seorang pria, Robert Walton, kepada sang adik, Margaret Saville, tentang perjalanannya dengan kapal pada abad 17. Pria ini menceritakan bagaimana dia haus pengetahuan dan membutuhkan sahabat untuk berbagi obsesinya tersebut. Selang beberapa waktu kemudian, dalam suratnya Robet Walton mengungkapkan bahwa dia menemukan seorang pria dengan kondisi mengenaskan yang akhirnya dia rasa mampu menjadi tempatnya berbagi impian dan obsesinya selama ini akan ilmu pengetahuan.

Pria yang kemudian diketahui bernama Victor Frankenstein itu segera memberi peringatan kepada Walton agar tidak terjebak dalam pemikiran terlalu mendalam dan menggebu-gebu tentang penciptaan makhluk baru karena hasilnya tidak akan terduga dan bahkan membawa bencana. Kemudian Frankenstein menceritakan sebuah kisah yang membawanya terdampar ke tempat Walton menemukannya, kisah menggemparkan tentang penciptaan makhluk yang terasa tidak mungkin terjadi karena menyalahi kekuasaan Tuhan.

Frankenstein kecil hidup bahagia bersama kedua orang tua, seorang adik angkat-yang kemudian dia cintai, Elizabeth, dan dua orang adik kandung, William dan Ernest, serta seorang sahabat dekat, Clerval. Perkenalannya dengan ilmu pengetahuan kuno terjadi secara tidak sengaja yang berlanjut pada keinginannya untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara lebih mendalam di universitas. Kematian sang ibu menjelang kepergiannya ke universitas membawa dampak cukup dalam bagi Frankenstein yang kemudian mempertanyakan sebuah pertanyaan yang dianggap lancang karena mempertanyakan kuasa-Nya.

“Darimana sebenarnya asal nyawa setiap makhluk hidup?” p. 60

Dari ketekunannya mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan, terutama fisika, kimia, biologi, dan matematika, Frankenstein berhasil menemukan cara unutk menghidupkan benda tak bernyawa. Semakin terbawa oleh kesuksesan tersebut, dia mengembangkan penelitiannya untuk menciptakan manusia tiruan dalam skala yang lebih besar, berukuran dua setengah meter yang akhirnya berhasil dilakukannya.

“Sungguh aneh hakikat ilmu pengetahuan! Sekali masuk ke otak, ilmu pengetahuan akan terus berpegangan erat-erat seperti kancing-kancingan melekat pada batu.” p.163

Namun dasar manusia tak pernah puas, saat keinginannya terpenuhi, mendadak Frankenstein merasakan ketakutan luar biasa melihat betapa buruknya makhluk ciptaannya itu yang memang bagian-bagian tubuhnya diambil Frankenstein dari mayat yang diambil dari kuburan yang dijahitnya satu persatu untuk menjadikannya sebagai tubuh utuh manusia. Frankenstein menolak menghadapi makhluk ciptaannya, membencinya, dan bahkan meninggalkannya begitu saja.

“Semua orang membenci apa saja yang punya buruk rupa. Tapi mengapa aku harus dibenci kalau keadaanku paling penyedihkan di antara semua makhluk hidup. Bahkan kau, penciptaku, membenciku dan mencelaku, ciptaanmu?” p.131

Dampak dari perbuatan Frankenstein tersebut rupanya sangat fatal. Sang makhluk ciptaan awalnya tidak tahu apa-apa seperti layaknya bayi baru lahir, namun sejalan dengan kebutuhan untuk berjuang hidup di dunia yang masih sangat baru baginya, Sang Makhluk Ciptaan mulai

Page 3: Frankenstein.docx

belajar dari alam, beradaptasi dengan lingkungn, dan juga mempelajari keseharian manusia dengan sembunyi-sembunyi. Ya, keburukan rupa fisik Sang Makhluk Ciptaan membuatnya ditakuti oleh setiap manusia yang ditemuinya, bahkan orang-orang yang selama ini dianggapnya teman. Dari perlakuan yang diterimanya itulah, Sang Makhluk Ciptaan kemudian memupuk dendam kepada Sang Penciptanya, Frankenstein. Maka dimulailah teror kepada Frankenstein melalui orang-orang terdekatnya.

Ketika bertemu muka dengan Frankenstein, Sang Makhluk Ciptaan memohon padanya untuk memberinya pasangan agar mereka berdua bisa hidup di pedalaman sehingga tidak perlu bertemu dengan para manusia yang tidak tahan melihat rupa fisiknya. Dengan segala macam pertimbangan akhirnya Frankenstein mau menuruti permintaan tersebut. Namun kemudian pada detik terakhir penciptaan makhluk baru itu Frankenstein mengurungkan niat dan menambah murka Sang Makhluk Ciptaan. Yang terjadi kemudian adalah tragedi. Semua orang terdekat Frankenstein mengalami nasib buruk dan tinggallah Sang Pencipta itu sendirian, merana kehilangan semua orang terdekatnya. Dalam kondisi itulah Frankenstein bertemu dengan Robert Walton dan menceritakan kisah mengerikan yang terjadi akibat obsesi dan keingintahuannya yang sangat besar untuk memecahkan misteri dengan ilmu pengetahuan.

Walton masih meragukan kebenaran cerita Frankenstein sebelum akhirnya bertemu langsung dengan Sang Makhluk Ciptaan sebelum ajal menjemput Sang Pencipta tersebut. Kematian Frankenstein membuat makhluk tersebut meradang dan memutuskan untuk menghilang dari kehidupan manusia. Masih hidup atau tidakkah makhluk itu di kemudian hari tiada yang tahu, karena keberadaannya sendiri dapat dikatakan telah menyalahi kodrat alam.

Membaca buku ini akan membawa kita pada dunia masa lampau dimana ilmu pengetahuan diagung-agungkan dan dipercaya menjadi jawaban untuk segala pertanyaan yang kemudian bermunculan seiring dengan perkembangan zaman. Di sisi lain kita akan belajar bahwa sebuah obsesi yang terlalu tinggi seringkali tidak membawa kebahagiaan hidup. Penyangkalan terhadap hasil ciptaannya membuat Frankenstein malah menciptakan monster, padahal di awal penciptaannya, walaupun secara fisik rupanya  sangat buruk, makhluk tersebut sama polosnya seperti bayi dan membutuhkan bimbingan untuk bertahan hidup di dunia yang kejam ini.

Untuk kover buku, buku terbitan GPU ini sangat sederhana, keseluruhan berwarna hitam dengan sedikit corak abu-abu gelap dan warna merah pada judul, pengarang, dan logo penerbit di sudut kanan atas. Pilihan warna hitam ini mampu mewakili suasana muram, suram, kelam, dan misterius yang tersaji sepanjang cerita.

Quotations:

“Kita beristirahat, tetapi impian mampu meracuni tidur lelap.Kita bangun; satu pikiran akan mengeruhkan perasaan.Kita merasakan, membayangkan, mempertimbangkan; tertawa atau menangis.Memeluk kesedihan, atau melemparkan kemalangan.Semua sama saja: sebab sbaik kegembiraan maupun kesedihan akan lenyap dengan mudah.Kemarin takkan sama dengan esok.Semua akan selalu berubah-ubah!” p. 129

Page 4: Frankenstein.docx

“Dalam masyarakat manusia kekayaan selalu dijunjung tinggi dan keturunan orang berbangsa selalu bertalian dengan harta kekayaan.” p.162

Sensasi rasa untuk buku ini: 4/5

Sekilas kata:

Frankenstein (1994)

Selama membaca buku ini yang ada di bayanganku adalah film Frankenstein (1994) yang pernah kutonton beberapa tahun lalu di televisi. Ingatanku tentang jalan cerita film tersebut hanya tersisa samar-samar, namun dengan membaca buku ini memberiku penjelasan tentang awal mula pembuatan Sang Makhluk Ciptaan.

Frankenstein – Mary ShelleyPosted on 29 June 2012 | 22 Comments

Review in both Bahasa Indonesia and English.

Judul buku : FrankensteinPenulis : Mary Shelley (1818)Penerjemah : Anton AdiwiyotoPenerbit : Gramedia Pustaka Utama, November 2009 (cetakan ketiga)Tebal buku : 312 halaman

Page 5: Frankenstein.docx

Konstruksi jiwa kita memang sangat aneh. Kita hanya dihubungkan oleh ikatan yang sangat tipis menuju kebahagiaan atau kehancuran. (p.45)

Robert Walton memiliki sebuah mimpi, menjelajahi Kutub Utara, wilayah yang belum terjamah oleh manusia. Dia percaya bahwa jika berhasil, usahanya akan bermanfaat bagi umat manusia. Akan tetapi, Victor Frankenstein tidak sependapat dengannya. Walton menemukan Frankenstein hampir tenggelam di lautan beku, dia menolongnya, menjadikannya sahabat, dan sebagai gantinya dia mendapatkan sebuah kisah luar biasa, yang nyaris tidak akan bisa dipercaya oleh manusia di mana pun juga.

Victor kecil adalah anak yang cerdas dan selalu ingin tahu. Dia banyak belajar dan membaca dari buku. Hasratnya akan ilmu pengetahuan begitu besar. Saat menginjak dewasa, dia pergi dari rumah demi menuntut ilmu yang lebih luas dan dalam. Sampai pada suatu ketika, perenungannya menghasilkan sebuah penemuan luar biasa, tentang rahasia kehidupan.

Berbekal rahasia itu, dia bekerja siang malam selama berbulan-bulan untuk menciptakan kehidupan. Setelah berhasil, bukannya lega dan bangga dengan hasil kerjanya, Frankenstein justru merasa ngeri. Dia baru menyadari betapa buruk makhluk ciptaannya, sampai-sampai dia sendiri lari meninggalkan makhluk yang tak tahu apa-apa itu.

Selama berbulan-bulan Frankenstein dihantui oleh pikirannya sendiri akan makhluk itu. Dan setelahnya, hanya mimpi buruk dan kemalangan yang mengikuti Frankenstein ke mana pun dia pergi. Makhluk yang berwujud mengerikan itu bereaksi terhadap penolakannya. Dia menjadi makhluk pendendam yang penuh kebencian. Satu per satu, orang-orang yang disayangi oleh Frankenstein menjadi korbannya.

Saya rasa kisah ini sudah banyak didengar dan diadaptasi dalam berbagai macam bentuknya. Nama Frankenstein sudah tidak asing lagi, meski beberapa orang masih keliru menganggap bahwa Frankenstein adalah makhluk yang diciptakan oleh Victor. Beberapa adaptasi juga tentunya tidak sama persis dengan versi buku aslinya. Jadi setelah membaca sendiri buku versi lengkapnya, saya rasa banyak detail yang sayang untuk dilewatkan.

Kesan yang saya dapatkan sejak halaman-halaman awal adalah bahasa yang digunakan, indah dan sentimental. Setidaknya itu saya rasakan dalam edisi terjemahan ini. Bahasa yang khas Eropa abad pertengahan. Kemudian saya berusaha menyelami masing-masing karakter, serta alasan atas tindakan-tindakannya. Saat Frankenstein berhasil menghidupkan ciptaannya, saya bisa memaklumi jika dia terkejut, kondisi fisik dan mentalnya terlalu lemah karena bekerja keras. Namun setelah itu, mengapa dia bisa menghakimi makhluk itu sebagai iblis, padahal dia sendiri telah menceritakan riwayat hidupnya.

Saya juga sebenarnya agak terganggu dengan logika yang digunakan Shelley. Dia menggambarkan makhluk itu sebagai sosok yang berhati lembut, penuh cinta dan kasih, akan tetapi dengan sebuah penolakan yang dia sendiri sudah tahu alasannya, dia dengan mudahnya dipenuhi oleh dendam dan kebencian. Begitu pula dengan Frankenstein yang tak memberi kesempatan sedikit pun untuk makhluk itu memperbaiki diri. Entah apakah saya yang salah atau terlalu terpengaruh oleh kata-kata manis, tapi saya lebih bisa bersimpati pada ‘monster’ Frankenstein dibandingkan penciptanya.

Alasan-alasan itu tidak menjadikan saya kehilangan minat pada buku ini. Salah satu alasannya mungkin karena ini adalah buku klasik yang sudah dibaca dan diakui secara turun-

Page 6: Frankenstein.docx

temurun. Tetapi, ada satu alasan dari saya pribadi, bahwa buku ini berasal dari zaman yang jauh sebelum saya. Pemikiran saat itu tentu jauh berbeda dengan saat ini. Mungkin juga ada suatu pesan yang tak tersampaikan kepada saya dari kalimat-kalimat Shelley yang kubaca di sela-sela pekerjaan. Yang jelas, saya mengakui bahwa ide ini, cara penulisan, alur kisah, dan pesan moral buku ini luar biasa.

Saya suka perpindahan sudut pandang dari Kapten Walton, Dokter Frankenstein, dan juga ‘monster’ Frankenstein yang halus dan disesuaikan dengan kebutuhan kisah. Pembaca diajak untuk selalu menjadi ‘orang pertama’ dalam bagian-bagian kisah tersebut. Kisah ini juga menyiratkan pentingnya suatu penerimaan yang apa adanya, bahwa penampakan luar bukanlah sesuatu yang penting dan bisa jadi menyesatkan. Lebih jauh lagi, Mary Shelley mengajak kita untuk lebih rendah hati sebagai manusia, agar jangan melangkahi kodrat sebagai makhluk, bukannya pencipta. Bahwa ilmu pengetahuan memang wajib dikembangkan, akan tetapi ada suatu area ‘terlarang’ yang tidak boleh dilangkahi, sebuah daerah berbahaya yang selamanya tetap berada di luar kekuasaan manusia.

4/5 untuk rahasia yang belum terkuak.

I think, I don’t completely understand what did Shelley want to tell about the monster and Frankenstein himself. I can not relate that the ‘pure’ creature could suddenly become devil because of one rejection. Note that he (or should I say it?) was learning about love before the moment that changed him.

But above those all, I can’t say that I dislike this book. I do love this book, it was really an extraordinary idea that Shelley wrote at that time. I felt that it was me who can’t digest it as it should. For I love the story, the plot, the changes of point of view, and, of course, the moral. Human aren’t unlimited, we should learn and learn, study and study more, but there are dangerous and forbidden area that we should not pass, because we aren’t perfect enough to do so.

Maybe, this book is meant to be read several times

Posting bareng BBI tema gothic

Review #5 of Classics Club Project

Entered to The Classic Bribe 2012 Challenge & Giveaway

EDITED (May 2013)   : Beberapa minggu yang lalu saya sempat berdiskusi dengan seseorang tentang buku ini, dari beliau saya mendapatkan pencerahan. Di awal saya mengatakan bahwa saya belum bisa mengerti bagaimana makhluk itu bisa menjadi ‘monster’ secara tiba-tiba, dengan hanya satu penolakan, padahal awalnya dia digambarkan berhati lembut. Ternyata, selama membaca kisah ini saya lupa bahwa makhluk yang diciptakan Frankenstein ini adalah buatan manusia, tak sempurna, baik secara wujud maupun emosional. Di balik tubuh raksasanya, makhluk itu sama sekali bukan manusia dewasa. Dia baru saja ‘dilahirkan’, dengan tubuh yang begitu raksasa. Jika seorang anak balita mengalami sesuatu yang tak disukainya, tak dipenuhi keinginannya, mereka bisa marah, bisa merusak benda-benda di sekitarnya. Tapi itu anak-anak, dengan tubuh dan tenaga yang tak seberapa. Bagaimana jika balita itu berukuran raksasa, seperti makhluk Frankenstein? Itulah salah satu alasan mengapa kita bisa mudah merasa kasihan padanya, ketimbang Frankenstein yang lari terus-menerus.

Page 7: Frankenstein.docx

Frankenstein: Kala Rasa Ingin Tahu Menjadi Teror Menakutkan Pengarang    : Mary ShelleyAlih Bahasa : Anton AdiwiyotoHalaman      : 312Penerbit       : Gramedia Pustaka Utama

*Thx buat Vera yang sudah rela meminjamkan buku baru ini*

Frankenstein yang kukenal pertama kali adalah melalui film kartun jaman anak-anak. Diperlihatkan sebagai sosok yang tinggi besar, bodoh, memiliki kuping dari gabus tutup botol, berpakaian hitam serta memiliki wajah yang buruk. Karakter yang diperlihatkan adalah jahat. 

Namun, membaca buku ini, imageku tentang Frankenstein berubah total. Frankenstein justru adalah nama pembuat mahluk yang sering digambarkan dalam film kartun yang ku tonton. Sedangkan yang sering disebut sebagai Frankenstein justru malah tidak memiliki nama. 

Rasa keinginantahuan serta haus akan ilmu pengetahuan terutama keingintahuan akan susunan tubuh manusia, membuat Frankenstein mengaduk-aduk tanah kuburan yang lembab, mengumpulkan tulang dari tempat penyimpanan mayat dan menciptakan sosok makhluk yang menakutkan. Belakangan ia sendiri justru mengalami ketakutan yang sangat akan ciptaannya itu 

Makhluk ciptaannya memiliki tinggi sekitar 2 meter dengan bagian tubuh yang serba besar. Kulit tubuhnya berwarna kuning yang hampir-hampir tak bisa menyembunyikan jaringan otot dan pembuluh darah di bawahnya. Rambutnya sehitam beledu panjang dan lebat, giginya seputih mutiara, mayanya berkaca-kaca. Wajahnya berkeriput dan bibirnya yang lurus berwarna hitam. 

Ciptaannya itu terus mengikuti dirinya bagai bayangan demi menuntut kebahagian, serta sikap protes akan rasa sakit yang dideritanya akibat diciptakan." Terkutuklah saat aku menerima kehidupan! Penciptaterkutuk! Mengapa kau ciptakan makhluk yang begini mengerikan sehingga kau sendiri membuang muka karena jijik?" 

Kehilangan keluarga dan sahabat, menambah rasa bersalah dalam diri Frankenstein. Frankenstein hingga akhir hayatnya harus hidup dalam penyesalan menciptakan mahluk yang menakutkan. Sisa hidupnya dihabiskan dalam amarah serta dendam dalam perburuan mengakhiri ciptaannya itu. 

Ilmu pengetahuan memang luas tiada batasnya, namun ditangan yang benar, ilmu pengetahuan bisa bermanfaat. Sementara di tangan yang salah bisa menjadi bencana. 

Buku ini ditulis tahun 1816, lalu dua tahun kemudian 11 Maret 1818 beredar secara resmi. Ini merupakan salah satu karya yang abadi. Isinya buku ini justru sedikit menampilkan kekerasan seperti yang sering ditampilkan tokoh Frankenstein pada film  kartun, namun lebih banyak pada pergulatan bathin Frankenstein serta mahluk ciptaannya. Kata-kata indah dan bijak dengan makna dalam banyak terdapat dalam buku ini dan mengalir dengan apiknya.Berbagai versi buku ini sudah beredar di seluruh penjuru dunia. 

Page 8: Frankenstein.docx

Rincian Buku

FRANKENSTEIN

By Mary Shelley

Alih Bahasa: Anton Adiwiyoto

Desain Cover dan Ilustrasi: Satya Utama Jadi

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Cetakan Ketiga: November 2009

312 hlm; 20 cm

ISBN-13: 978 – 979 – 22 – 5096 – 1

Sinopsis

Dokter Victor Frankenstein ingin menciptakan makhluk sempurna dengan menggabungkan ilmu pengetahuan dan ilmu gaib. Dari sisa-sisa tubuh orang mati, ia membuat makhluk raksasa dengan kekuatan luar biasa… dan menghidupkannya. Tetapi ketika makhluk itu membuka mata, Frankenstein melarikan diri dengan rasa takut yang amat sangat.

Makhluk itu pun keluar ke dunia ramai, berusaha mencari teman dan cinta, namun yang diperolehnya justru kebencian dan ketakutan. maka ia pun bersumpah akan membalas dendam pada sang pencipta yang telah memberikan napas hidup baginya. Dengan kekuatannya yang luar biasa, ia berkelana hingga ke ujung dunia… untuk menghancurkan semua orang yang dicintai Frankenstein.

Resensi

Desain cover buku ini hitam dengan tulisan merah menggambarkan bahwa cerita didalamnya memang kelam dan berdarah dengan adegan yang sangat menyakitkan bagi tokoh didalamnya.

Page 9: Frankenstein.docx

Victor Frankenstein adalah anak biasa yang berkeinginan untuk menjadi seorang yang ahli di bidang sains. Dia sangat menekuni setiap pelajaran terutama sains. Tapi belajar sains saja tidak cukup. Kisah klasik ini menceritakan bagaimana Frankenstein menciptakan seorang makhluk yang tadinya tak bernyawa menjadi bernyawa. Hidup tanpa dukungan sang penciptanya, Victor Frankenstein.

Victor menyadari makhluk ciptaannya itu tidak layak dia ciptakan. Menyesal telah melepas makhluk itu berkeliaran. Makhluk buruk rupa bahkan Victor pun sangat ketakutan melihatnya. Tinggi besar, menyeramkan, wajah buruk rupa layaknya bukan seorang manusia.

Makhluk ciptaan Frankenstein itu sangat membenci penciptanya. Bahkan dia membunuh saudara Frankenstein disekitarnya, bahkan keluarga Frankenstein.

Cerita kehidupan Frankenstein diceritakan oleh dirinya sendiri saat bertemu dengan seorang pelayar yang menuju daerah kutub yang dingin. Mereka bertemu saat Frankenstein mengejar makhluk buasa mengerikan dengan kendaraan selancar yang di tarik oleh anjing kuat menarik makhluk buas tersebut.

Seri klasik yang sangat terkenal ini mungkin masih belum semua tahu cerita asli dari bukunya, tidak seperti yang ada di film-film terdahulu yang menceritakan nama Frankenstein didalamnya. Cerita ini banyak orang untuk diambil referensinya. Sehingga menjadi sebuah cerita yang menakutkan tentang makhluk tak bernyawa menjadi bernyawa dan tidak berbentuk seperti manusia normal.

Slametprasetio's BlogJust another WordPress.com weblog

« Hello      world!   

Tulisan      Berikutnya    »

SINOPSIS II

A.  IDENTITAS BUKU

1. Judul Buku                           : Frankenstein

2. Pengarang                            : Mary Shelley

Diterjemahkan dan diceritakan kembali oleh

Olenka Munif.

3. Penerbit/Kota Terbit : Narasi / Yogyakarta

4. Tahun Terbit/Cetakan ke      : 2004/cetakan 1

Cetakan pertama tahun 1816

Page 10: Frankenstein.docx

5. Jumlah Halaman                    : iv + 104

6. Ilustrasi Gambar Sampul       :Gambar monster yang membuka mulutnya dengan

Depan                                      dominasi warna hitam.

B. UNSUR INTRINSIK

1.  Tema

Novel ”Frankenstein” karya Mary Sheley ini, menceritakan tentang kisah seorang ilmuan yang mencoba menciptakan manusia. Namun, ciptaanya gagal dan berubah menjadi monster yang jahat.

2.  Penokohan

Victor Frankenstein      : selalu tertarik pada fakta dan panasaran ingin mengetahui apa saja yang ada di jagad raya ini.

Monster                     :makhluk yang diciptakan oleh Frankenstein. Selalu ingin melihat Frankenstein sedih karena telah menciptakannya tanpa memberi kebahagiaan.

Elizabeth Lavenza        : anak seorang petani miskin yang dirawat dari kecil dan  dianggap anak oleh kedua orangtua Frankenstein; hangat,baik, manis, penuh kasih sayang

Henry Clerval             : sahabat Frankenstein, tinggal di Jenawa

Ayah Frankenstein       : sabar, penyayang

3.  Setting

Setting Waktu     : pagi, siang sore, malam

Setting Tempat : Jenawa, Swis, penjara, Skotlandia

4.  Alur

Alur yang digunakan adalah alur bebas.

5.  Amanat

Hanya Tuhan Yang Maha Esa yang dapat membuat manusia dengan sempurna. Manusia hanya bisa mempelajari proses terciptanya manusia, karena daya fikir manusia tidak mungkin mampu menyamai Tuhan.

6.  Sinopsis

FRANKeNSTEIN

Page 11: Frankenstein.docx

Ibu Frankenstein adalah seorang yang baik dia suka mengunjungi keluaga-keluarga miskin. Saat ia berkunjung ke sebuah rumah petani miskin yang mempunyai 4 anak laki-laki dan yang termuda adalh seorang anak perempuan yang manis, ibu frankenstein memutuskan untuk merawatnya sebagai anaknya sendiri. Anak itu bernama Elizabeth Lavenza. Lalu orangtua Frankenstein memiliki seorang anak laki-laki bernama Ernest yang usianya 7 tahun lebih tua dari Frankenstein. Lalu, memiliki anak laki-laki lagi bernama William.

Victor Frankenstein sangat ingin tahu tentang rahasia kehidupandia selalu senang mempelajari fakta-fakta yang ada di jagad raya ini. Pertama ia tertarik pada petir, lalu listrik dan lain sebagainya. Dia pun tumbuh menjadi seorang laki-laki yang pandai.

Saat usianya menginjak 17 tahun orangtuanya  memutuskan mengirim Frankenstein untuk melanjutkan sekolahnya ke Universitas Ingoldstadt. Namun sebelum keberangkatannya, sebuah peristiwa menyedihkan terjadi. Elizabeth sakit parah dan hidupnya dalam bahaya. Ibunya selalu berada di sebelah ranjangnya untuk merawat Elizabeth siang dan malam. Tiga hari kemudian, Elizabeth membaik. Namun sekarang ibu yang sakit parah. Selama beberapa hari, Frankenstein sekeluarga merawatnya. Dan pada akhir hayatnya, ia berkata pada ayah, Frenkenstein dan Elizabeth bahwa ia ingin kelak Elizabeth dan Frankenstein akan menikah.

Akhinya, Frankenstein pun pergi untuk menuntut ilmu di Ingoldstad yang dulu sempat tertunda. Di sana ia belajar tentang banyak hal. Dia pun hampir setiap hari melakukan percobaan-percobaan di laboraturium. Terkadang dia menghabiskan malamnya di sana. Kini dia tertarik pada rahasia kehidupan. Frankenstein melihat bagaimana kematian selalu berhasil mengalahkan kehidupan. Ia hendak memutar logika yang telah sejak lama diakui sebagai kebenaran mutlak ini, yakni kematian juga bisa menciptakan kehidupan. Diapun mencoba menciptakan makhluk hidup dari potongan-potongan mayat ditambah dengan rumus-rumus rumitnya. Dia mengerjakan pekerjaan kerasnya kamar lantai atas rumah kontrakannya yang tak jauh dari Ingoldstadt. Dia menyelesaikan pekerjaannya seorang diri tanpa adas yang tahu.

Dari usaha kerasnya yang tanpa batas inilah kemudian tercipta sesosok makhluk baru yang mengerikan. Makhluk itu bertubuh tinggi, besar, kulit kuning yang hampir tidak dapat menyembunyikan jaringan otot dan pembuluh darah di bawahnya, rambut sehitam beledu panjang dan lebat, mata sewarna dengan lekuk mata, wajah keriput dan bibir lurus berwarna hitam.

Apa yang terjadi kemudian pada diri Frankenstein adalah kekecewaan mendalam. Setelah makhluk ciptaannya hidup, ia membayangkan kengerian yang menyesakkan napas serta rasa jijik yang mencekik, apalagi di kemudian hari makhluk ciptaannya yang kekuatannya berpuluh-puluh kali kekuatan manusia biasa itu menunjukkan sifat-sifat jahat dan pendendam. Makhluk itu pernah berkata bahwa ia akan membuat Frankenstein terus menderita dan tidak akan memiliki kebahagiaan seperti dirinya.

Karena terlalu kaget akhirnya Frankenstein pun jatuh sakit selama berbulan-bulan, ia pun selalu memikirkan ucapan-ucapan monster tersebut. Setelah mendengar kabar bahwa dia sakit, Clerval pun datng menjenguk dan merawatnya hingga ia sehat. Lalu, Frangkenstein pun menulis surat untuk keluarganya di Jenawa, ia menjelaskan bahwa ia di sana baik-baik saja.

Beberapa bulan setelahnya, keadaan menjadi membaik. Sepucuk surat dari ayahnya diterimanya. Dalam surat itu ayahnya berkata bahwa adiknya William yang sangat manis meninggal dunia. Setelah 6 tahun tidak pulang ke Jenawa, Frankenstein pun pulang. Ternyata

Page 12: Frankenstein.docx

polisi telah menemukan pembunuhnya, Justine Moritz. Semua orang tidak memercayainya. Dia adalah anak yang baik, dia pun tidak memiliki alasan untuk membunuhnya. Namun, hukuman tetap harus dijalani walau semua anggota keluarga korban tak satu pun memercayainya. Akhirnya Justin Moritz pun divonis hukuman mati.

Frankenstein menyadari bahwa tidak mungkin itu perbuatan Justine, dia mengira itu adalah perbuatan si Monster! Dia mengira monster itu membuat seolah-olah Justine lah pembunuhnya. Frankenstein pun sangat merasa bersalah.

Dua bulan setelah kematian Justine, Frankenstein memutuskan pergi ke pegunungan Chamonix. Setelah tiba di sana ia pun langsung tidur karena kelelahan. Keesokan harinya ia mendaki puncak Montavert. Di sana ia bertemu dengan si monster. Frankenstein pun meluapkan semua amarahnya saat itu dengan  mencacimaki si monster. Monster itu pun juga meluapkan rasa marahnya di sana, rasa marah ke pada Frankenstein yang telah menciptakannya tanpa memberi kebahagiaan.

Monster itu bercerita bahwa selama dua bulan ini dia hidup di sebuah rumah kosong. Tak jauh dari rumah itu ada sebuah rumah kecil dengan penghuni yang hidup bahagia. Monster ingin hidup bahagia seperti mereka. Di sana ada seorang perempuan yang cantik dan baik hati, Monster pun jatuh hati terhadap perempuan itu. Namun, si Monster sadar jika ia menunjukkan dirinya di hadapan mereka, mereka emu pasti lari ketakutan.

Lalu si Monster pun berjanji pada Frankenstein tidak akan mengganggu hidupnya, tidak akan membuat hidupnya menderita lagi. Namun dengan satu syarat. Dia ingin dibuatkan satu monster wanita untuk menjadi pasangan hidupnya dan membuatnya bahagia.

Frenkenstein pun menyanggupinya. Lalu dia pun mulai membuat seorang monster wanita di Skotlandia di sebuah tempat yang tenang dan sendiri.

Saat pembuatan monster wanita setengah jadi, tiba-tiba Frankenstein kebingungan menghampirinya. Dia berfikir dengan adanya dua monster maka akan ada dua kekacauan pula. Lalu dia menghentikan pekerjaannya itu.  Tetapi monster itu tahu apa yang dilakukan oleh Frankenstein. Monster mengerikan itu pun marah besar lalu menghampiri Frankenstein dan Monster it mengancamnya.

Lalu Frankenstein pergi ke London untuk menemui sahabatnya, Clerval. Sudah berhari-hari ia ada di kapal kecil yang membawa dirinya seorang diri menuju London. Karena kelelahan Frankenstein pun tertidur, namun saat ia bangun dia berada di tempat yang ia tidak kenal.

Lantas ia menanyakan hal yang membuatnya bingung itu ke pada orang-orang yang ada di sana. Saat ia bertanya, ia malah dituduh dengan tuduhan sebagai pembunuh. Karena sebelumnya di sana terjadi pembunuhan dan pembunuhnya diketahui memakai perahu seperti Frankenstein. Dia pun terkejut karena tidak tahu apa-apa. Ia pun dijebloskan dalam penjara sambil menunggu persidangan.

Saat ayahnya mendengar berita tersebut ayahnya langsung datang menengok sambil membawakannya seorang pengacara. Dan akhirnya Frankenstein tidak terbukti bersalah dan dibebaskan. Kemudian ayahnya memberinya berita duka yang datang dari sahabatnya, Clerval. Ia sudah tewas. Fgrankenstein terkejut.

Page 13: Frankenstein.docx

Namun kehidupan tetap berjalan, Frankenstein yang sudah lama tidak pulang ke Jenawa, pulang ke Jenawa bersama ayahnya. Saat tiba di sana ia bertemu dengan Elizabeth. Ayahnya pun ingin ia lekas-lekas menikahi Elizabeth.

Tak lama setelahnya, Frankenstein menikah. Setelah menikah ia dan istrinya, Elizabeth pergi berlibur. Namun saat malam pertama ia menikmati liburannya itu, Elizabeth tewas terbunuh monster, dengan cara dicekik dan digantung.

Beberapa bulan setelah kematian Elizabeth, ayahnya pergi menyusulnya. Ayahnya meninggal karena sakit. Sakitnya disebabkan oleh kesedihannya ditinggal Elizabeth.

Frankenstein pun marah besar. Ia memutuskan untuk mencari Monster itu ke mana-mana. Ia berhasil menemukannya namun Monster itu selalu bisa kabur dan membuatnya lebih marah lagi. Saat pencariannya itulah, ia Frankenstein bertemu dengan sekelompok orang dengan pemimpin bernama Robert Walton yang melakukan perjalanan ke kutub utara.

Walton menemukan Frankenstein dalam keadaan kurus, lemah dan sakit. Waton pun mengajaknya turut berlayar bersamanya. Dalam perjalanan menuju ujung paling utara bumi, Frankenstein menceritakan kisahnya dengan Monster tersebut.

Malangnya, dalam perjalanan mereka terjebak badai dahsyat yang menyebabkan hampir seluruh awak kapal meninggal. Frankenstein sakit parah dan sangat lemah saat itu. Dia tidak mampu berdiri dari ranjangnya.

Saat genting itulah ia bertemu dengan monster. Walton pun menyaksikan pertemuan keduanya dan mendengarkan percakapannya. Sebelum Frakenstein berbicara banyak,ajal menjemputnya. Dan saat itu pula lah Monster itu menyatakan penyesalannya yang mendalam karena telah menyakiti penciptanya ke pada Walton yang saat itu sangat ketakutan. Lalu dengan cepat Monster itu loncat dari kapal dan tak terlihat lagi. Itu lah akhir dari kisah mengerikan ini.

Penilaian

Novel berjudul Frankenstein karya Mary Shelley ini sangat menarik karena novel ini menceritakan seorang manusia yang mencoba melawan hakikat tentang kehidupan. Manusia boleh saja bereksperimen namun, sehebat apapu barang ciptaan manusia tentu tidak akan seperti Tuhan yang menciptakan. Novel ini juga menceritakan tentang kegagalan seorang ilmuan. Kegagalannya itu membuatnya sangat menderita dan sedih. Novel ini sangat bagus.