frame work

11
Theory : Theory Planned of Behavior Theory of Reasoned Action (TRA) yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzein pada tahun 1967 dan terus dikembangkan sehingga pada tahun 1980, muncullah teori derivatifnya yang dikenal dengan teori “Planned of behavior (TPB)”. Fishbein dan Ajzein menambahkkan Perceived behavior control pada model teorinya sehingga pada model TPB memiliki dua predictor utama dan satu predictor tambahan (attitude toward, subjective norm dan perceived behavioral control). TPB merupkan Teori yang bertujuan untuk meramalkan dan memahami pengaruh-pengaruh motivasional terhadap perilaku yang bukan dibawah kendali atau kemauan individu sendiri. Berdasarkan teori tersebut, penentu terpenting perilaku seseorang adalah intensi untuk berperilaku. Sikap individu terhadap perilaku meliputi kepercayaan mengenai suatu perilaku, evaluasi terhadap hasil perilaku, norma subjektif, kepercayaan-kepercayaan normatif dan motivasi untuk patuh. Perbedaan utama antara TRA dan TPB adalah tambahan penentu intensi berperilaku, yaitu perceived behavioral control. PBC ditentukan oleh dua faktor yaitu control beliefs (kepercayaan mengenai kemampuan dalam mengendalikan) dan perceived power (persepsi mengenai kekuasaan yang dimiliki untuk melakukan suatu perilaku). Jika teori tersebut dihubungkan dengan whistle-blowing (WB) yang dijadikan variabel dependen pada penelitian ini, maka teori tersebut diharapkan dapat mengawal sejauh mana predictor variable dapat digunakan, dengan mengambil responden yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil (PNS), yang mana diketahui seorang PNS memiliki aturan-aturan yang berlaku dalam pekerjaan sehari-harinya, selain itu PNS juga diikat dengan kode etik yang mengharuskan seorang PNS berperilaku sesuai dengan kode etik yang digunakan oleh instansi tempat mereka bekerja (PP RI Nomor 42 tahun 2004 tentang Pembinaan jiwa korps dan kode etik PNS). Sikap seperti apa yang akan

Upload: tri-hartono

Post on 12-Feb-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Thesis

TRANSCRIPT

Page 1: Frame work

Theory :

Theory Planned of Behavior

Theory of Reasoned Action (TRA) yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzein pada tahun 1967 dan terus dikembangkan sehingga pada tahun 1980, muncullah teori derivatifnya yang dikenal dengan teori “Planned of behavior (TPB)”.

Fishbein dan Ajzein menambahkkan Perceived behavior control pada model teorinya sehingga pada model TPB memiliki dua predictor utama dan satu predictor tambahan (attitude toward, subjective norm dan perceived behavioral control). TPB merupkan Teori yang bertujuan untuk meramalkan dan memahami pengaruh-pengaruh motivasional terhadap perilaku yang bukan dibawah kendali atau kemauan individu sendiri. Berdasarkan teori tersebut, penentu terpenting perilaku seseorang adalah intensi untuk berperilaku. Sikap individu terhadap perilaku meliputi kepercayaan mengenai suatu perilaku, evaluasi terhadap hasil perilaku, norma subjektif, kepercayaan-kepercayaan normatif dan motivasi untuk patuh.

Perbedaan utama antara TRA dan TPB adalah tambahan penentu intensi berperilaku, yaitu perceived behavioral control. PBC ditentukan oleh dua faktor yaitu control beliefs (kepercayaan mengenai kemampuan dalam mengendalikan) dan perceived power (persepsi mengenai kekuasaan yang dimiliki untuk melakukan suatu perilaku).

Jika teori tersebut dihubungkan dengan whistle-blowing (WB) yang dijadikan variabel dependen pada penelitian ini, maka teori tersebut diharapkan dapat mengawal sejauh mana predictor variable dapat digunakan, dengan mengambil responden yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil (PNS), yang mana diketahui seorang PNS memiliki aturan-aturan yang berlaku dalam pekerjaan sehari-harinya, selain itu PNS juga diikat dengan kode etik yang mengharuskan seorang PNS berperilaku sesuai dengan kode etik yang digunakan oleh instansi tempat mereka bekerja (PP RI Nomor 42 tahun 2004 tentang Pembinaan jiwa korps dan kode etik PNS). Sikap seperti apa yang akan dilakukan oleh responden (PNS) untuk menjadi seorang WB sesuai dengan teori TPB yang menyebutkan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh tiga variabel anteseden (Attitude, Subjective Norm dan Perceived Behavioral Control) jika dimediasi oleh CSR (Transparency).

Page 2: Frame work

Theory :

Theory Planned of Behavior

Var ( a ) diadopsi dari Julia Zhang, Randy Chiu dan Li-Qun (2008)Var ( b ) dan ( c ) diadopsi dari Rijadh Djatu (2012)Var ( d ) diadopsi dari Brent dan Reginald (2007)

Self Efficacy ( d )

Whistle Blowing Judgment ( a )

Understanding of

Good governance Situational

factors ( c )

Individual Factors ( b )

Whistle Blowing

Page 3: Frame work

- Variabel “Understanding of Good governance concept” diadopsi dari artikel berikut :Author / s Title Results

Ahmadi F. and Homauni G. (2011)

The Role of Good Governance in Fighting Against Corruption and Financial Crimes.

Good governance digunakan untuk melawan korupsi. Perlawanan terhadap korupsi diperlukan gabungan yang baik dari beberapa unsur seperti Sektor keuangan; transparansi dari instansi; jasa pelayanan publik yang baik; dan civil society.

- Hasil dari jurnal ini memberikan penjelasan bahwa dengan pemahaman dari individu dan kelompok yang baik terkait Good governance, akan membantu instansi pemerintah atau organisasi publik dalam memerangi korupsi.

Uzzaman W. (2009)

Value of people’s participation for good governance in developing countries.

Bangladesh sedang mengalami perkembangan, oleh karena itu dibutuhkan orang-orang yang memang memiliki kemampuan yang efektif dalam mengelola jalannya pemerintahan. Terutama untuk menuju Good government, mereka membutuhkan partisipasi orang yang mampu membangun kepemerintahan yang akuntabel, legitimate dan pemerintah yang transparant.

- Individu yang benar-benar memiliki kemampuan dan loyalitas terhadap perwujudan good government lah yang mampu menjadikan sebuah kepemerintahan suatu negara dapat terwujud. Sebuah gambaran yang sangat jelas yang diberikan oleh penelitian tersebut untuk diimplikasikan pada penelitian yang akan dilakukan, karena dengan pengetahuan dan kesadaran terhadap good government yang dimiliki oleh setiap individu yang terlibatlah

Page 4: Frame work

menjadi pendukung akan meningkatnya whistleblowing.

Mohamad M. H et. al. (2014)

Prediction of transformational leadership on employees’ Good governance in malaysian local government authorities: A pilot study.

Tantangan yang terjadi pada lingkungan kerja ialah salah satunya kepemilikan karakteristik individu yang benar-benar memahami tentang good governance. Tidak jarang juga evaluasi yang menentukan apakah individu tersebut benar-benar memiliki karakteristik yang bernilai, dengan melihat pemahaman terhadap transparansi, akuntabilitas, efektifitas dan intergritas.

- Pilot study test yang dilakukan menjelaskan bahwa penelitian tentang good governance ialah suatu penelitian penting dalam pembentukan budaya kerja yang transparansi, akuntabel, efektifitas dan berintergritas tinggi pemahaman ini mampu memberikan dampa yang positif terhadap perilaku individu yang terlibat didalam lingkungan kerja yang memahami konsep good governance dengan benar.

Page 5: Frame work

Whistle blowingVariable Dependent Whistle blowing diukur menggunakan kuisioner

dengan skala point 4 sebagai berikut :

Berikan tanda ( x ) yang anda anggap sesuai terhadap beberapa pernyataan berikut berkenaan dengan hal yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi Whistle blower :

e.g :

Sebagai pegawai negeri sipil, saya diharuskan menjadi whistleblower.

Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

1 2 3 4

1. Saya tidak takut untuk menjadi whistleblower walaupun mendapatkan ancaman.

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

2. Saya akan tetap menjadi whistleblower walaupun harus ada yang dikorbankan. Misalnya penundaan kenaikan jabatan ataupun pemberhentian.

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

3. Saya meminta untuk merahasiakan identitas saya jika saya menjadi whistleblower.

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

4. Segala informasi kecurangan yang saya ketahui, akan saya sampaikan kepada pihak yang seharusnya tau, karena merupakan tanggung jawab saya.

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

X

Page 6: Frame work

5. Saya memiliki tekad yang kuat terhadap perlawanan atas segala bentuk kecurangan seperti korupsi.

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

6. Setiap orang bisa menjadi whistleblower.

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

7. Setiap Pegawai Negeri Sipil memiliki sikap perlawanan terhadap korupsi dan kecurangan lainnya.

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

8. Perlawanan harus dilakukan oleh setiap PNS, meskipun terhadap atasan.

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

9. Posisi Jabatan tidak menghalangi seorang PNS untuk melakukan whistleblowing.

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

10. Informasi yang saya sampaikan kepada pihak yang seharusnya mengetahui, merupakan informasi yang berguna.

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

11. Saya sangat mengetahui bagaimana caranya untuk menyampaikan suatu informasi yang rahasia.

1 2 3 4Strongly Disagree Agree Strongly

Page 7: Frame work

disagree agree

12. Saya tidak mengharapkan pujian dan atau hadiah atas informasi yang saya sampaikan tersebut.

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

13. Kenaikan jabatan tidak dipengaruhi oleh informasi yang telah saya berikan.

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

14. Lingkungan tempat bekerja sangat mendukung dengan adanya whistleblower.

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

15. Saya berusaha mencegah terjadinya kecurangan yang terjadi dilingkungan saya bekerja.

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

16. Saya memiliki kepuasan secara moral setelah mengungkapkan informasi kecurangan.

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

17. Keluarga sangat mendukung saya untuk berkata jujur dan memberikan informasi yang benar terhadap pihak yang seharusnya mengetahui.

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

18. Rekan kerja sangat mendukung saya untuk berkata jujur dan memberikan informasi yang benar terhadap pihak yang seharusnya mengetahui.

Page 8: Frame work

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

19. Atasan langsung sangat mendukung saya untuk berkata jujur dan memberikan informasi yang benar terhadap pihak yang seharusnya mengetahui.

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

20. Teman diluar kantor sangat mendukung saya untuk berkata jujur dan memberikan informasi yang benar terhadap pihak yang seharusnya mengetahui.

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

21. Masyarakat sangat mendukung saya untuk berkata jujur dan memberikan informasi yang benar terhadap pihak yang seharusnya mengetahui.

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

22. Saya tidak perduli jika informasi yang saya berikan pada akhirnya tidak dijadikan informasi yang berguna oleh pihak yang seharusnya mengetahui.

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

23. Proses yang mahal dan berbelit-belit tidak menjadi masalah bagi saya untuk tetap menyampaikan informasi kecurangan yang saya ketahui.

1 2 3 4Strongly disagree

Disagree Agree Strongly agree

24. Saya tidak yakin jika institusi saya akan mengucilkan saya jika saya menjadi whistleblower.

1 2 3 4Strongly Disagree Agree Strongly

Page 9: Frame work

disagree agree